Anda di halaman 1dari 24

HALAMAN JUDUL

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM


ANALISIS JENIS TANAMAN MANGGA DI DESA BAE
KECAMATAN BAE KABUPATEN KUDUS
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keanekaragaman
Hayati
Dosen Pengampu : Drs. Hendy Hendro HS, M.Si

DISUSUN OLEH :
ARI NUR HIDAYAT

(2012-41-011)

MAYDAYANTI KUSUMANINGRUM

(2015-41-008)

RIFAN UBAIDILLAH A.

(2015-41-020)

M. IQBALUL FAJRI

(2015-41-021)

VERA ROSANDRA

(2015-41-022)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Pemberi
Rahmat karena atas kehendak-Nya kami dapat menyelesaikan
Laporan

Praktikum

ini,guna

memenuhi

tugan

mata

kuliah

keanekaragaman hayati.
Laporan praktikum ini tersusun oleh bantuan dari berbagai
pihak, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Hendy HS M,Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Keanekaragaman Hayati
2. Teman-teman yang telah banyak memberi masukan serta
saran-saran yang membangun.
3. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya
laporan praktikum mata kuliah ini.
Dengan segala kemampuan yang ada, penyusun berusaha
semaksimal mungkin untuk dapat menyusun laporan praktikum ini
dengan sebaik-baiknya. Namun bila ada kekurangan, semata-mata
hanyalah karena keterbatasan pengetahuan penyusun, untuk itulah
segala saran dan masukan dari berbagai pihak sangat kami
harapkan.
Akhirnya penyusun mengharap agar laporan praktikum
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca khusunya dan
masyarakat pada umumnya.

Kudus, Juni 2016

Penyusun
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I......................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Tujuan Praktikum..........................................................................3
BAB II........................................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 4
Keanekaragaman Hayati........................................................................4
BAB III....................................................................................................... 6
PEMBAHASAN.......................................................................................... 6
A. Deskripsi Mangga.........................................................................6
B. Klasifikasi, Manfaat dan Jenis Mangga.....................................7
C. Tabel Hasil Pengamatan.............................................................12
BAB IV..................................................................................................... 13
PENUTUP................................................................................................ 13
Kesimpulan......................................................................................... 13
Saran................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 14
LAMPIRAN.............................................................................................. 15

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa Bae merupakan desa yang berada di Kecamatan Bae
Kabupaten Kudus Jawa Tengah ,Indonesia. Desa Bae yang
terletak di lereng Gunung Muria Dari keadaan geografi tersebut
menjadikan desa ini sebagai salah satu daerah pertanian
hortikultura yang subur. Komoditas utama daerah ini adalah
mangga, aneka buah-buahan. Selain itu budi daya sayuran dan
tanaman hias juga banyak dikembangkan oleh masyarakat di
desa ini.
Keanekaragaman

hayati

(biodiversitas)

adalah

keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan


variasi

gen,

jenis,

dan

ekosistem

pada

suatu

daerah.

Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau


variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat
pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies,
maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya, keanekaragaman
hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup.
Keanekaragaman hayati merupakan varibilitas antar
mahluk hidup dari semua sumber daya, termasuk di daratan,
ekosistem

perairan

keanekaragaman

dan

dalam

kompleks
spesies

ekologis
di

antara

termasuk

juga

spesies

dan

ekosistemnya. Sepuluh persen (10%) dari ekosistem alam berupa


suaka alam, suaka marga satwa,taman nasional, hutan lindung
dan sebagian lagi untuk kepentingan budidaya plasma nutfah
yang

dialokasikan

sebagai

kawasan

yang

dapat

memberi

perlindungan bagi keanekaragaman hayati (Indriyanto 2006).


Diversitas atau keanekaragaman merupakan suatu keragaman
diantara anggota suatu komunitas (Supriatno, 2001 dalam Yulian
2010).
1

Berdasarkan

hal

keanekaragaman

hayati

keanekaragaman

gen,

tersebut
menjadi

para
tiga

membedakan

tingkatan,

keanekaragaman

jenis,

yaitu
dan

keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman gen
Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang
menentukan

sifat

keturunan

kromosom. Setiap individu

yang

terdapat

di

dalam

mempunyai kromosom yang

membawa sifat menurun (gen) dan terdapat di dalam inti sel.


Perbedaan jumlah dan susunan faktor menurun tersebut akan
menyebabkan

terjadinya

keanekaragaman

gen.

Makhluk

hidup satu spesies (satu jenis) bisa memiliki bentuk, sifat,


atau ukuran yang berbeda. Bahkan pada anak kembar
sekalipun

terdapat

perbedaan.

Semua

perbedaan

yang

terdapat dalam satu spesies ini disebabkan karena perbedaan


gen.
Keanekaragaman gen adalah segala perbedaan yang
ditemui pada makhluk hidup dalam satu spesies. Contoh
keanekaragaman tingkat gen ini misalnya, tanaman bunga
mawar putih dengan bunga mawar merah yang memiliki
perbedaan, yaitu berbeda dari segi warna. Atau perbedaan
apa pun yang ditemui pada sesama ayam petelor dalam satu
kandang.
2. Keanekaragaman jenis
Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang
mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis
dan mampu saling kawin dengan sesamanya (interhibridisasi)
yang

menghasilkan

keturunan

yang

fertil

(subur)

untuk

melanjutkan generasinya. Kumpulan makhluk hidup satu


spesies atau satu jenis inilah yang disebut dengan populasi.
Sedangkan

Keanekaragaman

jenis

adalah

segala

perbedaan yang ditemui pada makhluk hidup antar jenis atau


antar spesies. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu
keluarga

lebih

mencolok

daripada

perbedaan

sehingga

antar

lebih

individu

mudah

dalam

satu

diamati
spesies

(keanekaragaman gen).
3. Keanekaragaman ekosistem
Ekosistem

dapat

diartikan

sebagai

hubungan

atau

interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan


makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu
jenis makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis
makhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada lingkungan
tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup berlainan jenis
yang hidup berdampingan. Perbedaan komponen abiotik (tidak
hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup
(biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut
berbeda-beda. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah
tersebut juga bervariasi baik mengenai kualitas maupun
kuantitasnya. Variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi ini
akan

menghasilkan

keanekaragaman

ekosistem.

Contoh

ekosistem adalah: hutan hujan tropis, hutan gugur, padang


rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar,
air payau, laut, dan lain-lain.
Jadi

keanekaragaman

ekosistem

adalah

segala

perbedaan yang terdapat antar ekosistem. Keanekaragaman

ekosistem ini terjadi karena adanya keanekaragaman gen dan


keanekaragaman jenis (spesies).
B. Tujuan Praktikum
Tujuan diadakannya praktikum Keanekaragaman hayati
(menganalisis

beberapa

jenis

varietas

mangga)

yang

di

laksanakan pada Hari Senin tanggal 30 Mei 2016 di lahan sekitar


warga Desa Bae adalah agar mahasiswa mengetahui beberapa
jenis varietas mangga di desa tersebut. Serta bisa mengetahui
manfaat tanaman mangga didesa tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman

hayati

merupakan

varibilitas

antar

mahluk hidup dari semua sumber daya, termasuk di daratan,


ekosistem

perairan

keanekaragaman

dan

dalam

kompleks
spesies

ekologis
di

antara

termasuk

juga

spesies

dan

ekosistemnya. Sepuluh persen (10%) dari ekosistem alam berupa


suaka alam, suaka marga satwa,taman nasional, hutan lindung
dan sebagian lagi untuk kepentingan budidaya plasma nutfah
yang

dialokasikan

sebagai

kawasan

yang

dapat

memberi

perlindungan bagi keanekaragaman hayati (Indriyanto 2006).


Diversitas atau keanekaragaman merupakan suatu keragaman
diantara anggota suatu komunitas (Supriatno, 2001 dalam Yulian
2010).
Menurut Resosoedarmo dkk (1984) dalam Yulian (2010),
keanekaragaman kecil terdapat pada komunitas yang ada di
daerah dengan lingkungan yang ekstrim, seperti daerah kering,
tanah

miskin,

dan

pegunungan

tinggi.

Sementara

itu

keanekaragaman tinggi terdapat di daerah dengan lingkungan


optimum. Keanekaragaman hayati, baik secara langsung atau
tidak,

sangat

berperan

dalam

kehidupan

manusia

berupa

sandang, pangan, papan, obat-obatan, wisata, pengembangan


ilmu pengetahuan dll. Peran lain dari keanekaragaman hayati
yang tidak kalah pentingnya adalah dapat mengatur proses
ekologis sistem penyangga kehidupan termasuk menghasilkan
oksigen, mencegah pencemaran udara dan air, mencegah banjir,

erosi dan longsor, dan menunjang keseimbangan hubungan


pemangsa dan yang dimangsa dalam bentuk pengendalian hama
alami (Wardah, 2008) Suatu daerah yang didominansi oleh hanya
jenis-jenis

tertentu

saja,

maka

daerah

tersebut

dikatakan

memiliki keanekaragaman jenis yang rendah. Keanekaragaman


jenis yang tinggi menunjukan bahwa suatu komunitas memiliki
kompleksitas yang tinggi, karena di dalam komunitas itu terjadi
interaksi antara jenis yang tinggi. Lebih lanjut dikatakan,
keanekaragaman merupakan ciri dari suatu komunitas terutama
dikaitkan dengan jumlah individu tiap jenis pada komunitas
tersebut. Keanekaragaman jenis menyatakan suatu ukuran yang
menggambarkan variasi jenis tumbuhan dari suatu komunitas
yang dipengaruhi oleh jumlah jenis dan kelimpahan relatif dari
setiap jenis ( Latifah,2004 dalam Yulian 2010)

BAB III
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Mangga
Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah,
demikian pula nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam
marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota dan

suku

Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica. Pohon


mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur
batangnya

(habitus)

termasuk

kelompok

arboreus,

yaitu

tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5


m. Mangga bisa mencapai tinggi 1040 m.
Nama buah ini berasal dari Malayalam maanga. Kata ini
dipadankan dalam bahasa Indonesia menjadi mangga; dan pada
pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-orang Portugis
dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa
Inggris)

dan

lain-lain.

Nama

ilmiahnya

sendiri

kira-kira

mengandung arti: (pohon) yang berbuah mangga, berasal dari


India. Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma,
mangga

telah

menyebar

ke

Asia

Tenggara

sekurangnya

semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam
berbagai bahasa daerah, seperti pelem atau poh (Jw.).
Pohon mangga berperawakan besar, dapat mencapai
tinggi 40 m atau lebih, meski kebanyakan mangga peliharaan
hanya sekitar 10 m atau kurang. Batang mangga tegak,
bercabang agak kuat; dengan daun-daun lebat membentuk
tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang,
dengan diameter sampai 10 m. Kulit batangnya tebal dan kasar
7

dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai


daun. Warna pepagan (kulit batang) yang sudah tua biasanya
coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam.
Mangga

berakar

tunggang

yang

bercabang-cabang,

sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m. Akar cabang makin


ke bawah semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada
kedalaman lebih kurang 3060 cm.
Daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa

daun

penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm,


bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada
alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi
makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga
nampaknya

seperti

dalam

lingkaran

(roset).

Helai

daun

bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset,


2-10 840 cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap,
berpangkal melancip dengan tepi daun bergelombang dan
ujung

meluncip,

dengan

12-30

tulang

daun

sekunder.

Beberapa variasi bentuk daun mangga:

Lonjong dan ujungnya seperti mata tombak.

Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata


tombak.

Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.

Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.


Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan,

keunguan atau kekuningan; yang di kemudian hari akan

berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau


mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna
hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 tahun atau lebih.
B. Klasifikasi, Manfaat dan Jenis Mangga
Klasifikasi mangga
Buah mangga termasuk kelompok buah batu (drupa)
yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk yang sangat
berubah-ubah bergantung pada macamnya, mulai dari bulat
(misalnya mangga gedong), bulat telur (gadung, indramayu,
arumanis)

hingga

lonjong

memanjang

(mangga

golek).

Panjang buah kira-kira 2,530 cm. Pada bagian ujung buah,


ada bagian yang runcing yang disebut paruh. Di atas paruh
ada bagian yang membengkok yang disebut sinus, yang
dilanjutkan ke bagian perut. Kulit buah agak tebal berbintikbintik kelenjar; hijau, kekuningan atau kemerahan bila masak.
Daging buah jika masak berwarna merah jingga, kuning atau
krem, berserabut atau tidak, manis sampai masam dengan
banyak air dan berbau kuat sampai lemah. Biji berwarna putih,
gepeng memanjang tertutup endokarp yang tebal, mengayu
dan berserat. Biji ini terdiri dari dua keping; ada yang
monoembrional dan ada pula yang poliembrional
Kandungan Mangga
Kandungan

Jumlah

Energy
Karbohidrat
Gula
Serat pangan
Lemak
Protein

250 kl
15 g
13,7
1,6 g
0,38 g
0,82 g

Vitamin A equiv.
- beta-karotena
- lutein dan zeaxanthin
Tiamina (Vit. B1)
Riboflavin (Vit. B2)
Niasin (Vit. B3)
Asam Pantotenat (B5)
Vitamin B6
Folat (Vit. B9)
Vitamin C
Vitamin E
Vitamin K
Kalsium
Besi
Magnesium
Mangan
Fosfor
Kalium
Natrium
Zink

54 g (6%)
640 g (6%)
23 g
0.028 mg (2%)
0.038 mg (3%)
0.669 mg (4%)
0.197 mg (4%)
0.119 mg (9%)
43 g (11%)
36.4 mg (61%)
0.9 mg (6%)
4.2 g (4%)
11 mg (1%)
0.16 mg (1%)
10 mg (3%)
0.063 mg (3%)
14 mg (2%)
168 mg (4%)
1 mg (0%)
0.09 mg (1%)

Manfaat Mangga
a. Mengurangi Diabetes
Buah mangga memiliki indeks glikemik rendah (41-60)
sehingga

mengkonsumsinya

dalam

jumlah

yang

agak

banyak, tidak akan meningkatkan kadar gula. Tidak hanya


buah, tetapi daun mangga sehat juga. Untuk orang yang
menderita diabetes, hanya dengan merebus 5-6 daun
mangga rendam sepanjang malam dan minum rebusan
airnya

setelah

disaring

di

pagi

hari.

Ramuan

akan membantu dalam mengatur kadar insulin.


b. Pencegahan Degenerasi Makula
Zat antioksidan zeaxanthin ditemukan
mangga

yang

diperkirakan

menyaring

akan

sinar

memainkan
10

cahaya

peran

di
biru,

protektif

ini

dalam
yang
dalam

kesehatan mata dan mungkin menangkal kerusakan dari


degenerasi makula. Asupan buah-buahan yang tinggi (3
porsi atau lebih dalam sehari), telah terbukti menurunkan
risiko dan perkembangan degenerasi makula terkait usia.
c. Mencegah Penyakit Jantung
Serat, kalium dan vitamin merupakan kandungan di
dalam

mangga

yang

keseluruhannya

akan

membantu

menangkal penyakit jantung. Peningkatan asupan kalium


bersamaan dengan penurunan asupan natrium adalah
perubahan pola makan yang paling penting pada seseorang,
yang akan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
d. Pencegahan Kanker
Penelitian telah menunjukkan senyawa antioksidan
dalam buah mangga telah ditemukan untuk melindungi
terhadap usus besar, payudara, leukemia dan kanker
prostat. Senyawa ini termasuk quercetin, isoquercitrin,
astragalin, fisetin, asam galat dan methylgallat, serta enzim
yang melimpah.
e. Menyehatkan Tulang
Tidak hanya kalsium pada manfaat susu saja yang
mempengaruhi kesehatan tulang, namun asupan vitamin K
yang

rendah

sering

dikaitkan

dengan

peningkatan

resiko terjadinya patah tulang. Konsumsi asupan yang tepat


dari manfaat buah-buahan dan sayuran, penting untuk
meningkatkan penyerapan kalsium yang optimal termasuk
buah mangga ini.
f. Membantu Pencernaan
Mango
memiliki enzim
menghancurkan

kandungan

lemak

yang
dan

membantu
protein

pada

makanan yang kita makan. Kemudian kandungan serat pada


mangga membantu dalam pencernaan secara alami, yang
memudahkan pembuangan sisa pencernaan.
g. Zat Besi Tinggi Untuk Wanita

11

Mangga

kaya

akan

zat

besi,

sehingga

dapat

menjadi solusi alami bagi orang yang menderita anemia.


Selain itu, mangga juga baik untuk wanita menopause atau
sedang hamil, karena mangga akan meningkatkan kadar zat
besi mereka dan kalsium pada waktu yang sama.
h. Menjaga Kadar Kolesterol
Buah mangga memiliki sejumlah manfaat jambu biji,
yang mengandung vitamin C tingkat tinggi, pektin dan serat
akan membantu
segar

menurunkan

merupakan

sumber

kadar
yang

kolesterol.
kaya

Mangga

kalium,

yang

merupakan komponen penting dari sel dan cairan tubuh


yang membantu mengontrol detak jantung dan tekanan
darah.
i. Menyehatkan Mata
Mata merupakan indra yang penting bagi manusia.
Satu cangkir irisan mangga memasok 25% vitamin A, dari
asupan harian yang diperlukan. Hal ini mampu menjauhkan
dari berbagai penyakit mata seperti rabun senja, kekeringan
pada mata dan mata yang gatal.
j. Pencegahan Asma
Buah mangga dapat mempengaruhi pengembangan
reiko asma menjadi lebih rendah. Hal ini juga terjadi pada
orang yang mengkonsumsi jumlah tinggi nutrisi tertentu,
salah satu nutrisi ini adalah betakaroten yang ditemukan
dalam manfaat buah papaya, apricot, brokoli, melon, labu,
dan wortel.
Jenis Tanaman Mangga
o Buah Mangga Gedong Gincu. Mangga yang satu ini
dikenal karena warna kulit buahnya yang cerah serupa
warna-warna gincu wanita.
o Buah Mangga Arumanis. Sama seperti namanya, buah ini
memang harum dan juga manis.

12

o Buah Mangga Manalagi. Buah mangga yang satu ini


memiliki rasa yang lezat makanya dinamai manalagi, yang
berarti sekali mencoba akan minta lagi.
o Buah Mangga Madu. Buah yang satu ini manisnya
kabarnya serupa manis madu.
o Buah Mangga Kemang. Buah ini dikenal dengan kulit
buahnya yang kuning kecoklatan
o Buah Mangga Lalijiwo. mangga yang satu ini kabarnya
memiliki

rasa

yang

nikmat

sampai

lali

jiwa

saat

menyantapnya.
o Buah Mangga Endog. Mangga ini memiliki ukuran buah
yang mini serupa telur.
o Buah Mangga Golek. Mangga yang satu ini memiliki
daging yang kurang berserat dan rasa yang nikmat.
o Dsb.

C. Tabel Hasil Pengamatan

No

JENIS MANGGA

JUMLAH

KEPERLUAN
Dijual

13

Dikonsum

si Sendiri
1.

Manalagi

15

2.

Golek

10

3.

Gadung

35

4.

Lali Jiwo

12

5.

Arum Manis

17

Kopyor

34

Krasak

30

Pembahasan :
Dari tabel di atas dapat kita ketahui banyaknya pohon
mangga yang ada di Desa Bae Kecamatan Bae Kabupaten Kudus
adalah 153 pohon mangga yang terdiri dari berbagai jenis yaitu
Manalagi, Golek, Gadung, Lali Jiwo, Arum Manis, Kopyor, dan
Krasak. Dari jenis tersebut yang paling banyak dijumpai yaitu
jenis Gadung sebanyak 35 pohon, Kopyor sebanyak 34 pohon
dan Krasak sebanyak 30 pohon. Pohon mangga yang paling
jarang dijumpai yaitu Golek sebanyak 10 pohon. Dan dari yang
kita peroleh dari semua jenis mangga tersebut semuanya
dikonsumsi sendiri.

14

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat kita simpulkan dari data diatas bahwa pohon
mangga yang ada di Desa Bae Kecamatan Bae Kabupaten Kudus,
sebanyak 153 pohon mangga. Jenis

pohon mangga terbanyak

yaitu Gadung, sedangkan jenis pohon mangga paling sedikit


yaitu Golek. Dan semua jenis mangga hanya dikonsumsi sendiri.

Saran
Diharapkan agar masyarakat Desa Bae untuk menambah
atau menanam jenis mangga Golek, karena dari data yang kami
peroleh populasi mangga golek sangatlah terbatas.

15

DAFTAR PUSTAKA

http://forester-untad.blogspot.co.id/2013/12/tinjauan-pustakakeaneka-ragaman-hayati.html diakses 16 Juni 2016 12.09.


http://biologimediacentre.com/keanekaragaman-hayatibiodiversitas/ diakses 16 Juni 2016 13.01
http://id.wikipedia.org/wiki/Mangga diakses 16 Juni 2016 13.22

16

LAMPIRAN
Dokumentasi Praktikum

17

18

19

Anda mungkin juga menyukai