Anda di halaman 1dari 25

Penanganan Kecelakaan Kerja

KECELAKAAN KERJA

I. Pendahuluan

Perkembangan industri di Indonesia saat ini semakin maju tetapi perkembangan itu belum di
imbangi dengan kesadaran untuk memahami dan melaksanakan keselamatan kerja secara benar
supaya untuk mencegah kecelakaan yang sering terjadi di tempat kerja belum dilakukan dengan
baik.

Banyak jenis kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dari yang ringan sampai dengan
berat, tetapi hal ini tidak dilaporkan secara benar untuk ditindak lanjuti sebagai upaya
pencegahannya.

Pencegahan kecelakaan dapat dipelajari dari kecelakaan itu sendiri dan kecelakaan yang
hampir terjadi. Dengan menginvestigasi setiap kejadian, kita bisa mengetahui tentang penyebab
kecelakaan dan dapat menentukan langkah untuk pencegahannya atau memperkecil
kemungkinan terjadinya kecelakaan.

II. Pengertian dan teori kecelakaan kerja

Definisi dari kecelakaan kerja yaitu :

Situasi tidak terduga yang menimbulkan kerusakan materi, kegagalan, proses produksi, luka
bahkan kematian.

III. Analisa Sebab dan akibat kecelakaan

Ada tiga penyebab utama kecelakaan kerja yaitu :

1. Peralatan kerja dan perlengkapannya

Tidak tersedianya alat pengaman dan pelindung bagi tenaga kerja.

2. Tempat kerja

Keadaan tempat yang tidak memenuhi syarat, seperti faktor fisik dan faktor kimia yang tidak
sesuai dengan persyaratan yang tidak diperkenankan.
3. Pekerja

Kurangnya pengetahuan dan pengalaman tentang cara kerja dan keselamatan kerja serta kondisi
fisik dan mental pekerja yang kurang baik.

Kecelakaan ada penyebabnya dan dapat dicegah dengan mengurangi faktor bahaya yang bisa
mengakibatkan terjadinya kecelakaan, dengan demikian akar penyebabnya dapat diisolasi dan
dapat menentukan langkah untuk mencegah terjadinya kecelakaan kembali. Akar penyebab
kecelakaan dapat dibagi menjadi 2 kelompok :

1. Immediate causes

Kelompok ini terdiri dari 2 faktor yaitu :

a. Unsafe Acts ( pekerjaan yang tidak aman ) misalnya penggunaan alat pengaman yang
tidak sesuai atau tidak berfungsi, sikap dan cara kerja yang kurang baik, penggunaan peralatan
yang tidak aman, melakukan gerakan berbahaya.

b. Unsafe Condition ( lingkungan yang tidak aman ) misalnya tidak tersedianya


perlengkapan safety atau perlengkapan safety yang tidak efektif, keadaan tempat kerja yang
kotor dan berantakan, pakaian yang tidak sesuai untuk kerja, faktor fisik dan kimia dilingkungan
kerja tidak memenuhi syarat.

2. Contributing causes

a. Safety manajemen system, misalnya instruksi yang kurang jelas, tidak taat pada
peraturan, tidak ada perencanaan keselamatan, tidak ada sosialisasi tentang keselamatan kerja,
faktor bahaya tidak terpantau, tidak tersedianya alat pengaman dan lain-lain.

b. Kondisi mental pekerja, misalnya kesadaran tentang keselamatan kerja kurang, tidak
ada koordinasi, sikap yang buruk, bekerja lamban, perhatian terhadap keselamatan kurang, emosi
tidak stabil, pemarah dan lain-lain.

c. Kondisi fisik pekerja, misalnya sering kejang, kesehatan tidak memenuhi syarat, tuli,
mata rabun dan lain-lain.

IV. Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan kerja

Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan :

1. Pengamatan resiko bahaya di tempat kerja

Pengamatan resiko bahaya di tempat kerja merupakan basis informasi yang berhubungan dengan
banyaknya dan tingkat jenis kecelakaan yang terjadi ditempat kerja.
Ada 2 ( dua ) tipe data untuk mengamati resiko bahaya di tempat kerja

a. Pengukuran resiko kecelakaan, yaitu mengkalkulasi frekwensi kecelakaan dan mencatat


tingkat jenis kecelakaan yang terjadi sehingga dapat mengetahui hari kerja yang hilang atau
kejadian fatal pada setiap pekerja.

b. Penilaian resiko bahaya, yaitu mengindikasikan sumber pencemaraan, faktor bahaya yang
menyebabkan kecelakaan, tingkat kerusakaan dan kecelakaan yang terjadi. Misalnya bekerja di
ketinggian dengan resiko terjatuh dan luka yang diderita pekerja atau bekerja di pemotongan
dengan resiko terpotong karena kontak dengan benda tajam dan lain-lain.

2. Pelaksanaan SOP secara benar di tempat kerja

Standar Opersional Prosedur adalah pedoman kerja yang harus dipatuhi dan dilakukan dengan
benar dan berurutan sesuai instruksi yang tercantum dalam SOP, perlakuan yang tidak benar
dapat menyebabkan kegagalan proses produksi, kerusakaan peralatan dan kecelakaan.

3. Pengendalian faktor bahaya di tempat kerja

Sumber pencemaran dan faktor bahaya di tempat kerja sangat ditentukan oleh proses produksi
yang ada, teknik/metode yang di pakai, produk yang dihasilkan dan peralatan yang digunakan.
Dengan mengukur tingkat resiko bahaya yang akan terjadi, maka dapat diperkirakan
pengendalian yang mungkin dapat mengurangi resiko bahaya kecelakaan.

Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan :

a. Eliminasi dan Substitusi, yaitu mengurangi pencemaran atau resiko bahaya yang terjadi
akibat proses produksi, mengganti bahan berbahaya yang digunakan dalam proses produksi
dengan bahan yang kurang berbahaya.

b. Engineering Control, yaitu memisahkan pekerja dengan faktor bahaya yang ada di tempat
kerja, membuat peredam untuk mengisolasi mesin supaya tingkat kebisingannya berkurang,
memasang pagar pengaman mesin agar pekerja tidak kontak langsung dengan mesin,
pemasangan ventilasi dan lain-lain.

c. Administrative control, yaitu pengaturan secara administrative untuk melindungi pekerja,


misalnya penempatan pekerja sesuai dengan kemampuan dan keahliannya, pengaturan shift
kerja, penyediaan alat pelindung diri yang sesuai dan lain-lain.

4. Peningkatan pengetahuan tenaga kerja terhadap keselamatan kerja

Tenaga kerja adalah sumber daya utama dalam proses produksi yang harus dilindungi, untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan perlu memberikan pengetahuan kepada tenaga
kerja tentang pentingnya pelaksanaan keselamatan kerja saat melakukan aktivitas kerja agar
mereka dapat melaksanakan budaya keselamatan kerja di tempat kerja. Peningkatan pengetahuan
tenaga kerja dapat dilakukan dengan memberi pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
awal bekerja dan secara berkala untuk penyegaran dan peningkatan wawasan. Pelatihan ini dapat
membantu tenaga kerja untuk melindungi dirinya sendiri dari faktor bahaya yang ada ditempat
kerjanya.

5. Pemasanngan peringatan bahaya kecelakaan di tempat kerja

Banyak sekali faktor bahaya yang ditemui di tempat kerja, pada kondisi tertentu tenaga kerja
atau pengunjung tidak menyadari adanya faktor bahaya yang ada ditempat kerja, untuk
menghindari terjadinya kecelakaan maka perlu dipasang rambu-rambu peringatan berupa papan
peringatan, poster, batas area aman dan lain sebagainya.

Selain upaya pencegahan juga perlu disediakan sarana untuk menanggulangi kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja yaitu :

1. Penyediaan P3K

Peralatan P3K yang ada sesuai dengan jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di tempat kerja
untuk mengantisipasi kondisi korban menjadi lebih parah apabila terjadi kecelakaan, peralatan
tersebut harus tersedia di tempat kerja dan mudah dijangkau, petugas yang bertanggung jawab
melaksanakan P3K harus kompeten dan selalu siap apabila terjadi kecelakaan di tempat kerja.

2. Penyediaan peralatan dan perlengkapan tanggap darurat

Kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja terkadang tanpa kita sadari seperti terkena bahan
kimia yang bersifat korosif yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit / mata atau terjadinya
kebakaran, untuk menanggulangi keadaan tersebut perencanaan dan penyediaan perlatan /
perlengkapan tanggap darurat di tempat kerja sangat diperlukan seperti pemadam kebakaran,
hidran, peralatan emergency shower, eye shower dengan penyediaan air yang cukup, semua
peralatan ini harus mudah dijangkau.

V. Sistem Pelaporan dan Statistik data Kecelakaan Kerja

Pelaporan dan statistik data kecelakaan dilakukan dengan penilaian dan analisa kecelakaan yang
ditemukan di tempat kerja, hal ini di tujukan untuk upaya pencegahan kecelakaan, data ini juga
berguna untuk menilai besarnya biaya penggantian perawatan bagi korban kecelakaan, data ini
juga berguna untuk menilai besarnya biaya penggantian perawatan bagi korban kecelakaan.
Adapun tujuan utamanya yaitu :

1. Memperkirakan penyebab dan besarnya permasalahan kecelakaan yang terjadi.

2. Mengidentifkasi pencegahan utama yang dibutuhkan.

3. Mengevaluasi efektivitas pencegahan yang dilakukan.

4. Memonitor resiko bahaya, peringatan bahaya dan kampanye keselamatan kerja.

5. Mencari masukan informasi dari pencegahan yang dilakukan.

Informasi tentang kecelakaan kerja yang harus di catat sebagai berikut :

1. Identifikasi dimana kecelakaan terjadi.

2. Gambaran bagaimana kecelakaan itu terjadi.

3. Penentuan tingkat jenis kecelakaan yang terjadi.

Informasi ini harus didokumentasikan dengan benar untuk langkah-langkahpencegahan


selanjutnya. ( Lihat contoh formulir Laporan Kecelakaan Kerja . Hal. : 6 )

Pengumpulan informasi kecelakaan kerja mempunyai 3 fungsi yaitu :

1. Ditempat kerja, data kecelakaan kerja digunakan untuk peringatan bagi tenaga kerja agar
berhati-hati saat melakukan aktivitas.

2. Di bidang hukum, data ini digunakan untuk membuat peraturan tentang lingkungan kerja
dan ketentuan penerapan keselamatan di tempat kerja.

3. Di bidang asuransi kecelakaan, data ini berguna untuk menentukan tingkat kecelakaan
dan besarnya santunan yang harus diberikan sesuai tingkat kecelakaan yang terjadi.

Contoh Laporan Kecelakaan Kerja


Laporan Kecelakaan Kerja

No. Seri : ..............

Pekerja Terluka

Nama

Tempat dan tgl lahir

- Pekerja

- Pegawai Training

- Keluarga Pekerja

Alamat

Kode pos

Warga negara

Pekerjaan

Wkt Kec. Tgl Bln Thn Jam

Informasi Perusahaan

Nama Perusahaan

No. RegistrasiPerusahaan

Alamat

Kode Pos

Jumlah TK

Jenis Perusahaan

Masa Produksi Bln Thn

Tempat terjadinya Kec.

Alamat
Kode Pos

Jenis Pekerjaan danTempat Kerja

Jenis Pekerjaan apayang dilakukan korban saat kecelakaan terjadi ?

Dimana terjadinyaKecelakaan ?

Gambaran terjadinyakecelakaan

Apa yang sedang dilakukankorban saat kecelakaan terjadi dan alat apa yang digunakan ?

Apakah adakerusakan pada alat yang digunakan( berhubungan dengan kondisi peralatan )

Apa ada faktorpendukung yang menyebabkan kecelakaan ? ( berhubungan dengan kondisitempat


kerja )

Tingkat Kecelakaan Kerja

Jenis Kecelakaan

Bagian Organ Tubuh yangterluka

- Tergores

- Luka Terbuka

- Luka Tertutup

- Terpotong

- Meninggal

- Keracunan

- Terkena bahan kimia


- Terkena radiasi

- Tersengat listrik

- Lain-lain

- Kepala

- Mata

- Leher

- Punggung

- Perut

- Pundak

- Tangan

- Jari

- Kaki

- Lain-lain

Gambaran keseluruhantentang kondisi korban sehubungan dengan tingkat kecelakaan.

Tingkat kecelakaansehubungan dengan hilangnya waktu kerja.

Tidak Absen

Absen 1-3

Absen 4-14

Absen lebih 14 hr

Cacad

Meninggal
Tanggal : .....................................
......................................................................................

Tanda TanganPetugas

Beberapa Contoh Jenis Kecelakaan Kerja dan Penanganannya


1. GIGITAN ULAR

Ketika Anda digigit ular, penting untuk mengetahui apakah ular tersebut berbisa atau tidak.
Beberapa contoh ular berbisa antara lain ular derik ( rattle snake ), ular mulut kapas
(cottonmouth/water mocasin), copperhead, dan ular laut ( coral snake )

Penanganan :

1. Buka jalan pernafasan dan lakukan pernafasan buatan jika diperlukan.

2. Usahakan korban tenang ( diam ) untuk memperlambat aliran darah, hal ini akan
membantu menghentikan penyebaran bisa.

3. Apabila gigitan tersebut terdapat pada lengan atau kaki gunakan alat untuk
memperlambat peredaran darah (turkinet ), seperti ikat pinggang atau tali elastis. Ikatkan
5 – 10 cm di atas gigitan dan jangan terlalu kencang. Pastikan anda masih bisa merasakan
denyut nadi pada bagian bawah luka, atau selipkan jari anda diabawah ikatan. Darah akan
menetes keluar lewat luka gigitan.

4. Bila timbul pembengkakan pada daerah yang diikat, pindahkan ikatan 5 - 10 cm menjauh
ke atas dari ikatan sebelumnya.

5. Jangan melepaskan ikatan sampai pertolongan medis datang.

6. Cucilah luka gigitan dengan menggunnakan sabun dan air.

7. Usahakan tangan atau kaki yang tergigit tidak bergeser.

8. Keluarkan racun dengan cara melukai bagian yang tergigit sedalam 0,25 – 0,5 cm. Jika
tersedia perangkat P3K untuk gigitan ular (snake Kit) tersedia gunakan pisau didalamnya,
tetapi jika tidak ada gunakan pisau lain yang sebelumnya disterilkan dengan cara dibakar
di atas nyala api atau direndam dalam rebusan air mendidih. Buatlah sayatan vertikal
sepanjang + 1,25 cm di antara lubang gigitan mengikuti arah panjang lengan atau kaki (
jangan menyilang / menyerong ). Berhati-hatilah sewaktu membuat sayatan dan jangan
terlalu dalam, cukup di bawah kulit saja karena dapat merusak jaringan otot, saraf atau
tendon pada pergelangan tangan atau kaki.

9. Apabila tersedia alat penetralisir racun, keluarkan racun dengan alat tersebut. Jika alat
tidak tersedia, sedotlah dengan mulut untuk mengeluarkan racunnya. Jangan menelannya,
lanjutkan samapi 30 menit atau lebih. Berkumurlah setelah anda selesai.

PERINGATAN :

Tidak diperkenankan mengompres luka dengan air dingin atau es, karena akan memperparah
luka.

Perawatan Lanjutan :

1. Tutupi luka dengan perban steril atau kain basah.

2. Usahakan korban tetap tenang dan diam.

3. Bantu korban dari kemungkinan terjadinya syok.

4. Jangan biarkan korban berjalan sendiri kecuali memang sangat diperlukan, berjalanlah
pelan-pelan.

5. Berikan sedikit minuman pada korban bila ia tidak mengalami kesulitan dalam menelan.
Jangan diberi minum jika korban merasa pusing, mual, tidak stabil, dan tidak sadar.

6. Jangan memberikan minuman beralkohol pada korban.

7. Bawa korban ke rumah sakit, langsung dibawa ke unit gawat darurat. Bila anda
mengetahui jenis ular yang menggigit katakan pada paramedis agar dapat memberikan
obat atau serum anti racun yang tepat.

2. MEMAR

Memar adalah luka yang sering kita jumpai dan dialami oleh seseorang. Hal ini terjadi karena
beberapa hal seperti misalnya akibat terjatuh atau pukulan ke badan yang menyebabkan beberapa
pembuluh darah pecah di bawah permukaan kulit. Perubahan warna dan pembengkakan pada
kulit timbul karena adanya rembesan darah kedalam jaringan.

Gejala :

1. Terasa sakit.

2. Kulit memerah.

3. Selanjutnya berubah warnanya menjadi biru atau hijau.

4. Terkadang timbul bengkak/benjolan yang disebut dengan istilah hematoma pada bagian
tersebut.

5. Akhirnya warna kulit berubah coklat dan kekuningan sebelum sembuh dengan
sendirinya.

Penanganan :

1. Kompres menggunakan air dingin atau es pada daerah yang memar untuk mengurangi
perdarahan dan pembengkakan.

2. Bila memar terjadi pada lengan atau kaki, angkat bagian tersebut dengan posisi lebih
tinggi dari jantung untuk mengurangi aliran darah lokal.

3. Setelah 24 jam, gunakan kompres hangat untuk membantu penyembuhan luka.


Kompresan hangat akan membuka pembuluh darah sehingga memperlancar sirkulasi
pada area tersebut.

4. Bila memar bertambah parah atau bengkak dengan rasa sakit tak tertahankan, segera
bawa ke Rumah Sakit karena ada kemungkinan patah tulang atau luka lainnya.

3. LUKA BAKAR

Tujuan pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah untuk mengurangi rasa sakit,
mencegah terjadinya infeksi, mencegah dan mengatasi peristiwa syok yang mungkin dialami
oleh korban.
Pertolongan luka bakar adalah usaha untuk menurunkan suhu di sekitar luka bakar sehingga
dapat mencegah luka pada jaringan di bawahnya lebih parah lagi.

Sebagaimana luka serius pada umumnya, tindakan pertama yang dapat Anda lakukan adalah
menjaga jalan napas agar korban dapat bernafas dengan lancar.

LUKA BAKAR TINGKAT I

Luka bakar tingkat I adalah luka bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya dibagian luar
lapisan kulit. Sebagai contoh kulit terkena sengatan sinar matahari, kontak langsung dengan
objek yang panas seperti air panas atau uap panas. Untuk luka bakar seperti ini umumnya tidak
disertai dengan melepuh pada kulit.

Gejala :

1. Kemerahan pada bagian yang terbakar.

2. Bengkak ringan.

3. Nyeri.

4. Kulit tidak terkoyak karena melepuh.

Penanganan :

1. Siram dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau kompres dengan air dingin
(saputangan yang dicelupkan ke air dingin). Lakukan sampai rasa sakit mengilang.

2. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.

3. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar.

4. Jangan memberikan obat-obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.


LUKA BAKAR TINGKAT II

Luka bakar yang menyebabkan kerusakan pada lapisan dibawah kulit dikategorikan sebagai luka
bakar tingkat II. Contoh luka bakar tingkat II adalah sengatan sinar matahari yang berlebihan,
cairan panas dan percikan api dari bensin atau substansi lain.

Gejala :

1. Kemerahan atau bintik-bintik/bergaris.

2. Melepuh.

3. Bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari.

4. Kulit terlihat lembab/becek.

Penanganan :

1. Siram air dingin atau air es pada daerah luka atau beri kompres dengan menggunakan
handuk kecil, saputangan yang sebelumnya dicelup kedalam air.

2. Keringkan luka menggunkan handuk bersih atau bahan lain yang lembut.

3. Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi.

4. Angkat bagian tangan atau kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung.

5. Segera cari pertolongan medis jika korban menngalami luka bakar disekitar bibir atau
kesulitan dalam bernafas. Jangan mencoba mengempiskan luka yang melepuh atau
mengoleskan minyak, semprotan atau ramuan lain tanpa sepengetahuan dokter.

LUKA BAKAR TINGKAT III

Luka bakar yang menghancurkan semua lapisan kulit dikategorikan sebagai luka bakar tingkat
III. Kontak terlalu lama dengan sumber panas dan luka bakar akibat tersengat listrik adalah
penyebab utama luka bakar tingkat III.

Gejala :

1. Daerah luka tampak berwarna putih.


2. Kulit hancur.

3. Sedikit nyeri karena ujung syaraf telah rusak.

PERINGATAN

1. Jangan melepaskan pakaian yang melekat pada luka.

2. Jangan memberi es atau air es pada luka karena hal ini dapat menyebabkan reaksi syok.

3. Jangan mengolesi minyak semprotan atau ramuan lainnya pada luka.

Penanganan :

1. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan menggunakan selimut ,
bed cover, karpet, jaket atau bahan lain.

2. Kesulitan bernapafas dapat terjadi pada korban , khususnya bila luka terdapat pada wajah,
leher dan sekitar mulut. Dikarenakan menghirup asap yang menyertai peristiwa
kebakaran . lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bisa bernafas.

3. Tempelkan kain basah atau air dingin, tetapi jangan menggunakan air es untuk luka
dibagian wajah, tangan dan kaki. Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan suhu daerah
luka.

4. Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, popok bersih,
atau bahan lain yang dapat anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah rontok
seperti kapas/kapuk.

5. Segera telepon ambulan, penting bagi korban untuk mendapatkan perawatan walaupun
lukanya tidak terlalu besar.

Perawatan lanjutan :

1. Angkat bagian tubuh yang luka lebih tinggi dari posisi organ jantung bila
memungkinkan.
2. Jangan membiarkan korban berjalan sendiri.

3. Apabila bagian yang terbakar adalah muka atau leher, beri bantal dibagian kepalanya,
kemudian periksa apakah ia punya masalah atau kesulitan dalam bernafas.

4. Tindakan untuk korban Syok :

a. Biarkan korban berbaring walaupun bagian yang terbakar adalah muka atau leher.

b. Naikan kaki korban setinggi 25 - 30 cm, kecuali bila korban tidak sadarkan diri atau terluka
pada bagian leher, kepala, dada, dan wajah. Korban yang pingsan dengan luka dibawah muka
(rahang) harus ditidurkan dalam posisi miring untuk mencegah korban tersedak jika sewaktu-
waktu ia mengalami muntah. Bila korban kesulitan dalam bernafas, tengadahkan kepalanya
untuk membantu melancarkan jalan nafas.

c. Bila rasa sakit bertambah, turunkan lagi kakinya.

d. Selimuti korban supaya lebih nyaman, tetapi jangan terlalu panas, bila mungkin taruhlah
selimut dibawahnya.

e. Bila pertolongan medis belum datang setelah 2 jam kemudian, berikan minuman atau
cairan dengan sedikit garam.

f. Jangan memberi minum korban jika ia pingsan

g. Usahakan korban setenang mungkin untuk menghindari syok.

LUKA BAKAR KARENA BAHAN KIMIA

Penanganan :

1. Cuci area yang terkena bahan kimia dengan air mengalir paling tidak selama 5 menit.
Kecepatan dan banyaknya air yang mengucur sangatlah penting dalam mencegah
perluasan luka, gunakan air kran, shower atau air mnegucur lainnya.(jangan terlalu deras
tekanan airnya)

2. Bersihkan pakaian di daerah luka sambil tetap dikucuri air.

3. Lihat label pada bahan kimia dan perhatikan apakah ada petunjuk yang tertera untuk
penanggulangan luka bakar akibat bahan kimia tersebut.

4. Tutupi luka dengan menggunakan perban steril atau kain bersih.


5. Bawa korban segera ke Rumah Sakit, jangan mengoleskan minyak, semprotan, anti
septik, atau ramuan lainnya. Memberi balutan kain basah dan dingin adalah yang terbaik
untuk mengurangi rasa sakit.

5. TERSENGAT LISTRIK

Apabila anda adalah orang pertama kali melihat korban, penting bagi anda untuk bersikap
waspada dan tenang. Jangan menyentuh korban pada saat listrik masih menyala karena anda
beresiko tersengat juga.

Penanganan :

1. Jika mungkin matikan sumber listrik atau susruhlah orang lain untuk mematikannya.

2. Sangat penting untuk memindahkan korban dengan hati-hati. Pakailah alas kaki kering
seperti koran, papan, selimut, matras karet atau baju kering.

3. Angkat korban dengan menggunakan papan kering, kayu atau tariklah korban dengan
papan yang disodorkan pada bagian lengan atau kaki. Jangan gunakan bahan-bahan dari
besi dan bahan yang basah. Jangan menyentuh korban hingga ia terbebas dari sengatan.

1. Pastikan korban tidak diletakan pada permukaan yang rata. Bersihkan mulut dan jalan
napas dari muntahan atau cairan.

2. Tengadahkan kepala korban dengan meletakan telapak tangan pada dahi dan jari tangan
lain mendorong ke atas bagian dagu korban.

3. Pencet hidung korban dengan menggunakan ibu jari anda, kemudian ambil napas dalam-
dalam, letakkan mulut anda pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali.

4. Hentikan tiupan bila dada korban sudah mengembang. Lepaskan mulut anda dari mulut
korban, kemudian dekatkan telinga anda kehidung korban untuk mendengarkan embusan
napasnya.

5. Perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik turun pertanda ia bernapas.
6. Ulangi prosedur pemberian napas buatan ini sampai kkorban benar-benar dapat bernapas
sendiri.

6. LUKA PADA MATA

LUKA KARENA BAHAN KIMIA

Peringatan

Luka bakar pada mata yang disebabkan oleh zat kimia adalah hal yang sangat serius dan dapat
menyebabkan kebutaan bila penanganan tidak segera dilakukan. Kecepatan membersihkan bahan
kimia menentukan tingkat kerusakan. Kerusakan mata akibat terkena bahan kimia terjadi 1 – 5
menit setelah kejadian.

Penanganan :

1. Sebelum dibawa ke dokter, bersihkan mata dengan menyiram air dingin atau air yang
mengalir selama 10 menit untuk membersihkan bahan kimia yang menempel pada mata.
Gunakan susu bila tidak tersedia air. Letakkan kepala korban di bawah air kran, kucuran
kran usahakan sampai menyentuh mata sehingga bahan kimia tadi tidak sampai
memengaruhi mata.

2. Metode lain adalah dengan mencelupkan mata ke wadah yang berisi air, mata dikedip-
kedipkan supaya terbebas dari bahan kimia.

3. Setelah tahap pembersihan denmgan air selesai, tutupi mata menggunakan perban atau
kain bersih.

4. Jangan biarkan korban menggosok mata.

5. Bawa korban ke unit gawat darurat dengan segera.

LUKA TERKENA BENDA TUMPUL

Luka pada mata yang disebabkan karena hantaman benda tumpul dapat terjadi dapat sewaktu-
waktu. Misalnya saja terkena tendangan bola atau terkena tinju pada saat berolahraga. Kondisi
seperti ini membutuhkan pertolongan medis walaupun kelihatannyatidak begitu membahayakan
tetapi ada kemungkinan terjadi perdarahan dalam pada mata.
Penanganan :

1. Kompres dengan air dingin atau es pada mata yang terluka.

2. Sarankan korban untuk tiduran dengan mata tertutup.

3. Bawa ke dokter.

BENDA ASING MASUK KE MATA

PERHATIAN

Jangan sekali kali mengeluarkan benda tumpul yang menancap pada mata, perhatikan
segera dibawah ini. Benda –benda asing seperti bulu mata, debu, arang atau kotoran yang
menempel pada bola mata dapat dikeluarkan dengan cara hati-hati.

Gejala :

1. Sakit

2. Rasa terbakar

3. Air mata keluar

4. Mata memerah

5. Sensitif terhadap cahaya

Bila benda asing tadi masih menancap pada bola mata

Penganan :

1. Jangan biarkan korban menggosok mata

2. Cuci tangan anda dengan sabun dan air sebelum menolong korban.

3. Bila benda asing tersebut menancap pada bola mata jangan berusaha mengeluarkannya.

4. Pelan-pelan tutup kedua mata untuk mencegah bola mata bergerak yaitu dengan
menutupnya memakai kasa / perban steril atau kain basah.

5. Bawa ke dokter dengan segera terutama dokter spesialis mata atau rumah sakit bagian
gawat darurat.
Bila benda asing tersebut menempel/melayang pada bola mata atau pada sisi dalam kelopak
mata.

Penanganan :

1. Jangan biarkan korban menggosok mata.

2. Cuci tangan anda dengan menggunakan sabun dan air sebelum melakukan pertolongan.

3. Secara perlahan tarik kelopak mata sebelah atas menuju ke arah bawah, diamkan
beberapa saat sampai keluar air mata.

4. Bila partikel benda tersebut tidak dapat dikeluarkan, gunakan semprotan air yang
sebelumnya diisi air hangat, kemudian semprotkan pada mata untuk mengeluarkan benda
asing.

5. Bila tidak berhasil juga, tarik lagi kelopak mata bagian atas perlahan-lahan, bila benda
asing tersebut terlihat di bawah kelopak mata, angkat dengan menggunakan air bersih,
sapu tangan atau tisu.

6. Jika partikel masih tertinggal juga, tutup mata dengan kain bersih dan bawa korban ke
dokter atau paramedis dengan segera.

7. LUKA

LUKA TERBUKA

Luka terbuka adalah luka dimana bagian kulit tubuh terjadi sobekan. Pertolongan untuk korban
luka terbuka meliputi tindakan seperti berikut ini :

1. Menghentikan pendarahan.

2. Mencegah kontaminasi dan infeksi.

3. Mencegah atau penanganan bila terjadi syok.

4. Hubungi petugas medis bila luka semakin bertambah parah atau bila korban belum
mendapatkan suntikan tetanus selama 5 – 7 tahun terakhir
LUKA PADA DADA

Luka pada daerah dada dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya kerusakan pada organ paru-
paru. Dimana akan terjadi kebocoran aliran udara yang keluar masuk pada paru-paru saat
bernapas. Hal ini dapat menjadi masalah yang serius dan membutuhkan tindakan gawat darurat.

Penanganan :

1. Pastikan korban diletakan pada permukaan yang rata. Bersihkan mulut dan
jalan napas dari muntahan atau cairan.

2. Tengadahkan kepala korban dengan meletakkan telapak tangan pada dahi


dan jari tangan yang lain mendorong ke atas bagian dagu korban.

3. Pencet hidung korban dengan menggunakan ibu jari anda, kemudian ambil
napas dalam-dalam, letakkan mulut anda pada mulut korban yang terbuka, tiup
dengan cepat 2 kali.

4. Hentikan tiupan bila dada korban sudah mengembang. Lepaskan mulut anda
dari mulut korban, kemudian dekatkan telinga anda ke hidung korban untuk mendengarkan
embusan napasnya.

5. Perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik turun pertanda ia bernapas.

6. Ulangi prosedur pemberian napas buatan ini sampai korban benar-benar dapat bernapas
sendiri.

LUKA TERSAYAT

Bila perdarahan tidak parah

Penaganan :

1. Cuci tangan anda dengan sabun dan air sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah
kontaminasi pada luka.

2. bila luka masih mengeluarkan darah, lakukan teknik tekanan langsung pada daerah luka
menggunakan oerban steril atau kain bersih.

3. Ketika perdarahan sudah berhenti, basuhlah luka dengan air dan sabun untuk
membersihkan kotoran yang menempel.
4. Jangan mengeluarkan kotoran yang masuk ke jaringan otot dalam karena dapat
menyebabkan perdarahan lebih serius. Biarkan dokter yang melakukannya.

5. Bilas luka dengan air mengalir.

6. Keringkan luka dengan air perban steril atau kain bersih.

7. Jangan mengoleskan salep, obat-obatan anti septic atau ramuan obat lain sebelum
berkonsultasi dengan dokter.

8. Tutupi luka dengan pembalut steril, bila luka sayatan terbuka lebar ( menganga ), gunakan
pembalut bentuk kupu-kupu atau pita untuk menyatukan luka.

9. Hubungi pertolongan medis bila terjadi :

- Luka semakin parah

- Perdarahan tidak berhenti

- Luka disebabkan oleh objek benda kotor

- Ada kotoran yang masu k ke dalam luka

- Ada tanda-tanda infeksi seperti korban merasa demam, kemerahan, pembengkakkan,


bernanah, dan daerah sekitar luka terlihat merah

- Korban tidak mendapatkan suntikan tetanus selama beberapa tahun terakhir

10. Bila pertolongan medis belum datang dan terlihat ada tanda-tanda infeksi. Rebahkan korban
dan bagian yang luka jangan digerakkan. Tutup luka dengan kain basah hangat, sampai
pertolongan datang.

LUKA TERTUSUK

Luka tertusuk umumnya terjadi karena tertusuk banda-banda tajam. Luka biasanya kecil dan
dalam dengan sedikit perdarahan. Namun hal ini justru meningkatkan resiko infeksi karena
kuman yang ada sulit dibersihkan.

Penanganan :

1. Cuci tangan anda dengan air dan sabun sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah
kontaminasi pada luka.

2. Periksa kembali apakah ada sebagian benda yang menusuk korban tertinggal dalam
jaringan kulit.
3. Jangan mengeluarkan kotoran yang masuk ke jaringan otot lebih dalam karena dapat
menyebabkan perdarahan lebih serius dan biarkan dokter yang melakukannya.

4. Luka tusukan yang tidak terlalu parah dengan objek benda tertinggal pada permukaan kulit
dapat dikeluarkan menggunakan penjepit yang sebelumnya disterilkan dengan merebusnya atau
dipanaskan di atas api selama beberapa menit.

5. Untuk menghindari kontaminasi kuman yang ikut masuk pada jaringan kulit, pencet secara
perlahan pinggir luka sampai darah keluar.

6. Bila luka tusukan kecil, cucilah luka dengan sabun dan air yang mengalir.

7. Tutup luka dengan perban steril atau kain bersih.

8. Lakukan pertolongan untuk korban syok bila diperlukan.

9. Bila pertolongan medis belum datang dan terlihat ada tanda-tanda infeksi. Rebahkan
korban dan bagian yang luka jangan digerakkan. Tutup luka dengan kain basah hangat, sampai
pertolongan datang.

LUKA GORESAN ATAU TERGARUK

Luka goresan dapat dengan mudah menjadi infeksi bila permukaan kulit bagian luar terbuka dan
mengalami kerusakan.

Penanganan :

1. Cuci tangan anda dengan air dan sabun sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah
kontaminasi pada luka.

2. Cuci bagian luka dengan sabun untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada luka,
gosok secara perlahan.

3. Jangan mengobati luka sendiri tanpa persetujuan dokter.

4. Luka goresan kecil tidak perlu ditutup, tetapi jika luka terlihat lebar tutup dengan kain
bersih.

5. Periksa kembali jika terjadi tanda-tanda infeksi seperti warna kemerahan, pembengkakan,
dan bernanah. Usahakan korban dalam posisi tidur dan tidak banyak bergerak. Tutup luka
dengan kain basah hangat, sampai pertolongan datang.
6. Hubungi petugas medis atau dokter apabila luka yang terjadi lebar dan dalam. Ada
kemungkinan perlu mendapat suntikan tetanus.

LUKA TERTUTUP

Luka seperti ini tidak dapat dilihat dari luar permukaan kulit dan tidak terlihat adanya goresan
pada kulit.

Gejala :

1. Terasa sakit pada bagian yang terluka.

2. Korban muntah berwarna merah kehitaman seperti kopi.

3. Batuk-batuk disertai darah keluar berwarna merah terang.

4. Tinja berwarna gelap atau ada bercak darah berwarna merah terang.

5. Pada urin yang keluar mengandung sel-sel darah merah.

6. kulit terlihat pucat.

7. Kulit tubuh lembap dan terasa dingin.

8. Denyut nadi cepat tetapi susah diraba.

9. Napas cepat.

10. Pusing.

11. Bengkak.

12. Tidak dapat beristirahat.

13. Merasa haus.

Penanganan :

1. Buka jalan perbapasan dan lakukan pernapasan buatan bila diperlukan.

2. Hubungi segera petugas medis.


Perawatan Lanjutan :

1. Usahakan korban dalam posisi tidur dan tenang.

2. Bila korban muntah, miringkan kepala untuk mencegah tersedak.

3. Bila korban kesulitan dalam bernapas, letakkan bantal dibawah bahu.

4. Perioksa bila ada luka seperti luka patah tulang misalnya.

5. Usahakan korban sehangat mungkin.

6. Jangan memberi sesuatu pada korban seperti makan atau minum.

7. Pastikan korban untu bersikap tenang, karena hal ini berperan penting dalam kelancaran
pada pertolongan.

8. Bila korban terpaksa dipindahkan, lakukan dengan didampingi oleh asisten medis yang
sudah berpengalaman. Bawa korban hati-hati dengan posisi tidur.

Anda mungkin juga menyukai