Anda di halaman 1dari 5

Penyebab Mual Saat Hamil

Penyebab pasti mual saat hamil masih belum diketahui dengan pasti. Namun, mual pada wanita
hamil kerap dihubungkan dengan beberapa faktor, di antaranya:

 Produksi hormon kehamilan. Ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel pada dinding
rahim, tubuh akan memproduksi hormon human chorionic gonadotropin (HCG). Hal
inilah yang diduga menyebabkan mual. Jadi, rasa mual yang muncul merupakan pertanda
bahwa tubuh sedang memproduksi hormon yang dibutuhkan untuk kehamilan.
 Adanya peningkatan kadar hormon estrogen.
 Sensitivitas terhadap aroma atau bau tertentu meningkat.
 Penelitian menemukan bahwa sebagian wanita mengalami mual saat stres.
 Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan mual dan muntah. Untuk itu, segera periksa
ke dokter jika nyeri atau keluar darah saat Anda buang air kecil.
 Sebagian wanita hamil cenderung lebih berisiko mengalami mual saat hamil terutama
jika sebelumnya mereka sudah sering mengalami mual dalam perjalanan, mual saat
menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen, sedang mengandung anak
pertama, mengandung bayi kembar, atau mengalami obesitas.
Apakah Berbahaya?

Mual pada ibu hamil sebenarnya wajar dan tidak membahayakan janin di dalam kandungan,
selama ibu masih cukup makan dan minum. Namun, apabila frekuensi mual dan muntahnya
berlebihan, tetap harus diwaspadai. Jika keluhan mual saat hamil mengganggu nafsu makan
sehingga asupan nutrisi yang dikonsumsi berkurang, ibu hamil mungkin akan memerlukan
asupan nutrisi dari suplemen tambahan.

Mual yang diikuti dengan muntah-muntah parah dapat menjadi pertanda adanya gangguan dalam
kehamilan. Misalnya pada hamil anggur, di mana plasenta berkembang menjadi sekelompok
jaringan abnormal. Kemungkinan lain adalah hyperemesis gravidarum, yaitu kondisi saat ibu
hamil kehilangan berat badan dan cairan tubuh dalam jumlah banyak sehingga perlu dirawat
dengan infus atau obat-obatan.

Bagaimana Mengatasi Mual Saat Hamil?

Mual saat hamil bisa ditangani secara mandiri dengan perubahan pola makan dan perubahan
beberapa kebiasaan seperti berikut:

 Jika mengalami mual di pagi hari, bangunlah secara perlahan dari tempat tidur. Kalau
memungkinkan makanlah sepotong roti atau biskuit sebelum berdiri.
 Kelelahan dapat menyebabkan mual. Pastikan Anda cukup beristirahat.
 Konsumsi makanan dalam porsi sedikit demi sedikit tapi sering. Hindari makan dalam
porsi besar dalam satu waktu. Batasi makanan yang terlalu pedas ataupun terlalu manis.
Demikian juga waktu minum, teguklah sedikit-sedikit dan lakukan secara perlahan.
 Hindari makanan atau bau-bauan yang dapat membuat Anda merasa mual.
 Mengonsumsi makanan atau minuman dingin dapat meringankan mual daripada santapan
panas atau hangat yang masih mengeluarkan aroma.
 Kenakan pakaian yang nyaman yang tidak ketat di pinggang.
 Mual tidak akan begitu terasa ketika Anda tidak terlalu memikirkannya.
 Mintalah bantuan orang lain jika Anda tidak dapat melakukan beberapa kegiatan yang
memicu mual, misalnya memasak.
 Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi jahe dapat meredakan gejala mual saat hamil.
Anda dapat mengonsumsi permen jahe atau minum air hangat dengan campuran jahe jika
memang dirasa membantu.
 Hindari berbaring setelah menyantap makanan.

 Hindari makanan berlemak yang membutuhkan waktu lama untuk dicerna.


 Gosok gigi dan berkumur setelah makan.
 Saat merasa mual, cobalah berjalan-jalan ke luar ruangan untuk mendapat udara segar.
 Anda dapat mencoba mengonsumsi suplemen vitamin untuk ibu hamil bersama makanan,
sebelum tidur.
 Zat besi dapat memperberat kerja sistem pencernaan. Jika Anda mengonsumsi vitamin
untuk ibu hamil dengan dosis zat besi tinggi, Anda bisa berkonsultasi ke dokter untuk
meminta dosis yang lebih rendah.
Jika mual diiringi muntah terasa sangat mengganggu, dokter biasanya akan memberikan obat
pereda mual. Namun, hindari mengonsumsi obat anti-mual tanpa konsultasi dengan dokter
karena berisiko membahayakan janin.

Kondisi yang Perlu Diwaspadai

Mual saat hamil harus segera diperiksakan ke dokter, terutama jika mual tidak tertahankan
hingga muntah berulang-ulang, dengan disertai ciri-ciri sebagai berikut:

 Nyeri pada perut.


 Urine berwarna kuning pekat atau bahkan tidak buang air sama sekali selama lebih dari 8
jam.
 Tidak dapat mengonsumsi makanan atau cairan apapun tanpa dimuntahkan kembali,
selama 24 jam.
 Merasa sangat lemas hingga tidak sanggup berdiri.
 Demam 38 derajat Celcius ke atas.
 Muntah darah.

rahim yang membesar turut mengganggu kinerja usus sehingga muncul beberapa keluhan lain, seperti
rasa penuh pada lambung hingga nyeri ulu hati.

5. Stres

Terakhir, penyebab mual pada ibu hamil adalah stres. Bagi Bunda yang sedang mengandung,
sangat dianjurkan untuk tidak terbebani oleh masalah di rumah maupun di tempat kerja.
Mengapa? Karena ibu hamil yang mengalami kondisi psikis yang buruk, seperti stres, cemas, dan
panik biasanya lebih sering merasa mual dan muntah.

Kegiatan Di MEJA 1

1. Pendaftaran Balita
a. Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita
b. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang.
Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan
di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat
penimbangan.
c. Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan atau
KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara lengkap,
nama anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di
KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempat
penimbangan.

2. Pendaftaran ibu hamil


 Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil.
 Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke meja 4
untuk mendapat pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh
petugas kesehatan di meja 5.
 Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik kertas,
dan ibu menyerahkan kertas itu langsung kepada petugas kesehatan di
meja 5.

Kegiatan di MEJA 2

 Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada
secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam KMS.
 Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menu meja 3, meja pencatatan.

Kegiatan di MEJA 3

 Buka KMS balita yang bersangkutan.


 Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
 Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS.
 Bila ada Kartu Kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.
 Bila tidak ada Kartu Kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai
ingatan ibunya.
 Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkirakan
bulan lahir anak dan catat.

Kegiatan di MEJA 4

 Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak, perhatikan umur
dan hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu balita diberi penyuluhan.
 Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar ibu memeriksakan
kehamilannya sebanyak minimal 5 kali selama kehamilan pada petugas
kesehatan atau bidan
 Penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai pentingnya ASI, kapsul
iodium/garam iodiumdan vitamin A.
 Penyuluhan KIA termasuk tumbuh kembang menggunakan buku KIA,Penyluhan gizi
termasukpemberian kapsul vitamin A, tablet tambah darah dan PMT (Pemberian Makanan
Tambahan ), Merujuk balita ke meja V

Kegiatan di MEJA 5
Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB, imunisasi
sertapemberian oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan oleh
petugas kesehatan dari Puskesmas.

Berikut contoh KMS

Anda mungkin juga menyukai