Anda di halaman 1dari 90

IDENTIFIKASI BAHAYA

DAN
PENILAIAN RESIKO

PEMBEKALAN dan UJI KOMPETENSI


PENGAWAS OPERASIONAL PERTAMA
Palembang, 25 Juli 2019
UNIT KOMPETENSI POP
NO KODE UNIT UNIT KOMPETENSI
1 PMB.PO02.001.01 Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan terkait
Keselamatan Pertambangan

2 PMB.PO02.002.01 Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab Keselamatan


Pertambangan pada Area yang Menjadi Tanggung
Jawabnya
3 PMB.PO02.003.01 Melaksanakan Pertemuan Keselamatan Pertambangan
Terencana
4 PMB.PO02.004.01 Melaksanakan Investigasi Kecelakaan

5 PMB.PO02.005.01 Melaksanakan Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko

6 PMB.PO02.006.01 Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan terkait


Perlindungan Lingkungan
7 PMB.PO02.007.01 Melaksanakan Inspeksi

8 PMB.PO02.008.01 Melaksanakan Analisis Keselamatan Pekerjaan


Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja
1. Mengidentifikasi potensi-potensi bahaya pada
kegiatan pertambangan mineral dan batubara

1.1 Pengertian bahaya dijelaskan sesuai dengan teori identifikasi bahaya.


1.2 Pengertian risiko dijelaskan sesuai dengan teori identifikasi bahaya.
1.3 Bahaya-bahaya keselamatan diidentifikasi sesuai dengan teori
identifikasi bahaya dan pengendalian risiko.
1.4 Bahaya-bahaya kesehatan diidentifikasi sesuai dengan teori
identifikasi bahaya dan pengendalian risiko.
1.5 Potensi-potensi bahaya di lingkungan kerjanya diidentifikasi sesuai
dengan Standard Operating Procedure (SOP).
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja
2. Melakukan penilaian resiko pada kegiatan
pertambangan mineral dan batubara

2.1 Pengertian kekerapan/keseringan dijelaskan sesuai dengan teori


penilaian risiko.
2.2 Pengertian tingkat keparahan dijelaskan sesuai dengan teori penilaian
risiko.
2.3 Pengertian tingkat kemungkinan dijelaskan sesuai dengan teori
penilaian risiko.
2.4 Nilai risiko dihitung sesuai dengan teori penilaian risiko.
2.5 Risiko sisa dan risiko yang bisa diterima dijelaskan sesuai dengan
teori penilaian risiko.
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja
3. Melakukan klasifikasi bahaya dan resiko
berdasarkan nilai resiko

3.1 Jenis bahaya dan tingkatan risiko ditentukan sesuai dengan


hasil penilaian risiko.
3.2 Bahaya dan risiko yang akan diprioritaskan pengendaliannya
ditentukan sesuai dengan hasil penilaian risiko
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja
4. Melakukan pengendalian resiko pada kegiatan
pertambangan mineral dan batubara

4.1 Hierarki pengendalian risiko dijelaskan sesuai dengan teori


pengendalian risiko.
4.2 Pengendalian risiko ditentukan sesuai dengan hierarki
pengendalian risiko.
Dasar Hukum Perundangan
3.1 UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3.2 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara
3.3 PP No. 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang
Pertambangan
3.4 Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan
Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral dan Batubara
3.5 Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan
Yang Baik (Lampiran III, IV)
Tujuan Pembelajaran Identifikasi
Bahaya dan Penilaian Resiko

menjelaskan dan mengimplementasikan


bagaimana :

 Mengidentifikasi bahaya,
 Menilai resiko dan
 Menentukan pengendalian resiko.
Lampiran
 Bagaimana mengindetifikasi BAHAYA dengan benar ….???

 Bagaimana melakukan PENGENDALIAN….???


• KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN
• DAPAT MENURUNKAN PRODUKTIVITAS
TENAGA KERJA DAN PERALATAN
• “near miss” atau “near accident”
• TIDAK ADA ORANG CIDERA / KERUSAKAN ALAT

• KEJADIAN YANG TIDAK DIRENCANAKAN


TIDAK DIKENDALIKAN, TIDAK DIINGINKAN
• MENGAKIBATKAN CIDERANYA SESEORANG
KERUSAKAN ALAT, PRODUKSI TERHENTI
ATAU KETIGANYA
• KONTAK LANGSUNG DGN SUATU BAHAN YANG MELEBIHI BATAS KEKUATAN
BODY / STRUKTUR
INSIDEN
Suatu kejadian yang dapat
mengakibatkan LOSS

ACCIDENT-
KECELAKAAN
Suatu kejadian yang telah
mengakibatkan cedera atau
kerusakan yang tidak
diharapkan.
KECELAKAAN

 Kejadian yang tidak direncanakan, tidak


diinginkan, tidak diduga, terjadi kapan saja,
terjadi dimana saja dan dapat menimpa siapa
saja.
 Berakibat cedera pada manusia, kerusakan
pada harta benda atau terhentinya dari suatu
proses produksi.
 Sebagai akibat dari kontak dengan bahan
kimia atau energi yang di atas daya tahan atau
ambang batas amannya.
INSIDEN

Tidak ada
LOSS Ada LOSS

ACCIDENT – KECELAKAAN
(Insiden yang menimbulkan
kerugian)
• Kecederaan (terpotong,
terbakar, abrasi, fraktur, dsb.)
HAMPIR CELAKA • Kerusakan harta benda
(NEARMISS) • Kebakaran
(Insiden yang tidak • Kerusakan
menimbulkan kerugian) • Distorsi
• Kerusakan Lingkungan
• Kekacauan Proses
• Gangguan Penyakit Akibat
Kerja
ILUSTRASI

PTC
RUMAH

KECELAKAAN
1. Diluar Hubungan Kerja
2. Dalam Hubungan Kerja
3. KECELAKAAN KERJA
Tempat kerja
SUMBER PENYEBAB
KECELAKAAN

Pada setiap kegiatan kerja di tempat


kerja terdapat 5 (lima) elemen yang
saling berinteraksi yang bisa
merupakan sumber penyebab
kecelakaan, yaitu :
MANUSIA
PERALATAN
METODE
MATERIAL
LINGKUNGAN
PENGAWASAN 4M + 1E

Manusi
a
Mesin Lingkunga
n kerja
Material aman
Metode

Tidak ada cedera

Tidak ada
kerugian
SUMBER PENYEBAB
KECELAKAAN
1. MANUSIA
Apabila kurang kontrol, kurang peduli terhadap
K3 bisa menimbulkan tindakan tidak aman
(UNSAFE ACT).
2. PERALATAN
Apabila digunakan peralatan yang tidak sesuai,
tidak benar dan tidak aman akan menyebabkan
kondisi tidak aman (UNSAFE CONDITION).
3. METODE
Apabila metoda kerja atau tata cara kerja yang
tidak sesuai, tidak benar dan tidak aman akan
menyebabkan kondisi tidak aman (UNSAFE
CONDITION).
SUMBER PENYEBAB
KECELAKAAN
4. MATERIAL
Material bisa mengakibatkan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja yaitu : material yang
panas, tajam, berat, beracun, bisa
mengakibatkan kondisi tidak aman (UNSAFE
CONDITION).
5. LINGKUNGAN
Lingkungan bisa menyebabkan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja atau
menyebabkan kondisi tidak aman (UNSAFE
CONDITION).
seperti : panas, kering, berdebu, gelap, licin,
bising dan sebagainya.
39 Kep.MPE 555.K 1995

KECELAKAAN
TAMBANG
 Benar-benar terjadi
 Mengakibatkan cidera
pekerja tambang atau
orang yang diberi izin
oleh KTT
 Akibat kegiatan usaha
pertambangan
 Terjadi pada jam kerja
 Terjadi didalam
wilayah kegiatan
usaha pertam-bangan
PRINSIP K 3
 Setiap pekerjaan pasti dapat dilakukan
dengan aman dan selamat
 Setiap kecelakaan pasti ada penyebabnya
 Penyebab kecelakaan harus
dicegah/ditiadakan

UPAYA BEKERJA
DENGAN AMAN DAN
SELAMAT
1. Mengetahui/memahami pekerjaan yang akan
dilakukan
2. Mengetahui langkah/tahapan pekerjaan
3. Mengetahui potensi bahaya yang mungkin
terjadi
4. Mengetahui cara mengendalikan potensi
bahaya yang mungkin terjadi.
PENTINGNYA K 3

 Menyelamatkan karyawan, dari :


sakit, penderitaan, kehilangan
gaji/nafkah
 Menyelamatkan keluarga, dari :
kesedihan, masa depan, kehilangan
pendapatan
 Menyelamatkan perusahaan, dari :
kehilangan tenaga kerja, pengeluaran
biaya akibat kecelakaan, kehilangan
waktu karena terhenti kegiatan,
melatih/mengganti karyawan yang
celaka, bahkan bisa sampai produksi
terhenti.
KESEHATAN
…… keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.

TUJUAN KESEHATAN KERJA


……. untuk melindungi karyawan dari sakit akibat
kerja ataupun akibat lingkungan kerja.

PERLU DILAKUKAN/DIPERHATIKAN
1. Pemeriksaan kesehatan
2. Kondisi lingkungan kerja
KONDISI LINGKUNGAN KERJA
YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN TENAGA KERJA

1. FISIK
2. KIMIA
3. BIOLOGIS
4. PSIKOLOGI
5. ERGONOMI
I. FAKTOR FISIK
1. Suhu/Iklim kerja
2. Kebisingan
3. Getaran
4. Penerangan
5. Radiasi
II. FAKTOR KIMIA
1. Gas
2. Uap
3. Asap
4. Debu

III. FAKTOR BIOLOGIS


1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Serangga
5. Cacing
6. Binatang
IV. FAKTOR PSIKOLOGIS
1. Kerja yang terpaksa/tidak
sesuai kemampuan
2. Suasana kerja yang tidak
menyenangkan
3. Hubungan kerja yang tidak
baik
4. Kerja yang tidak sesuai
keinginan
5. Pikiran yang senantiasa
tertekan
V. FAKTOR ERGONOMI
1. Sikap kerja yang tidak baik
2. Peralatan yang tidak sesuai
3. Proses, sikap dan cara kerja yang
monoton
4. Beban kerja yang melebihi kemampuan
BAHAYA
(HAZARD)
 Anything that cause harm; Cehmical,
heat, noise, moving machine part. (HSE-
UK)

 A something which may cause physical


harm (QUT-AST)

 A condition or practice with the


potensial for harm. (SHEQM-Germain-
dkk)

 SESUATU YANG BERPOTENSI


MENGAKIBATKAN KERUSAKAN / CIDERA
BAHAYA
………. adalah sumber atau kondisi atau tindakan
yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan /
kerugian seperti cidera / luka pada manusia, atau
kerusakan peralatan, atau kerusakan bahan /
material, kerusakan lingkungan atau
terganggunya proses.
Contoh :
Bekerja di ketinggian
Karyawan tidak memakai APD
Kebisingan atau suara bising
Adanya gas H2S
Lantai licin
RESIKO (RISK)

 The chance, great or small, that


someone may be harmed by a
hazard. (HSE-UK)

 Change of loss; A measure of the


probability and potensial severity of
harm. (SHEQM-Germain- dkk)

 KEMUNGKINAN CIDERA / KERUSAKAN YANG


DAPAT TERJADI DARI SUATU BAHAYA
RESIKO
………. adalah bertemunya manusia dengan sumber
bahaya atau energi, kemungkinan terjadinya cidera /
kerusakan dari suatu bahaya
Contoh :
 Gas H2S akan menjadi resiko bila manusia mulai
masuk ke area tersebut, misalnya waktu pemboran
sumur panas bumi
 Kebisingan akan menjadi resiko bila manusia masuk
atau bekerja di area bising tersebut
 Lantai licin akan menjadi resiko bila manusia
melewati atau menginjak permukaan lantai yang licin
tersebut
Bahaya
Resiko
Resiko dikelola
Resiko TIDAK dikelola

KECELAKAAN
………………... !!!
Kecelakaan atau cidera terjadi apabila
ada kontak atau persentuhan langsung

Risiko bukan akhir dari kejadian, juga


bukan apa yang terjadi.
Sebuah Lubang Besar pada lantai kerja di processing plant adalah
Suatu Bahaya. Apabila tidak ditutup atau diberi pagar pengaman akan
menjadi sebuah resiko.

Risiko bukan terletak pada lubang tetapi pada kemungkinan


pemaparan terhadap lubang tersebut.
Menghirup Gas H2S/Co/Co2, dampaknya thd manusia
tergantung pada konsentrasi dan durasi pemaparan.
Gas H2S tsb berpotensi mencelakakan namun belum
menjadi risiko bila tidak terpapar ke manusia.

Dari contoh tersebut, Risiko adalah kemungkinan terpaparnya seseorang


terhadap Gas H2S/Co/Co2.
Puley Conveyor tdk dilengkapi pagar
pengaman adalah Suatu Bahaya.
Kondisi tsb baru berubah menjadi Risiko
apabila kita melakukan perawatan,
perbaikan, pembersihan, atau berada di
dekat puley tsb.
Sumber-sumber bahaya yang berpotensi menyebabkan cidera
manusia atau kerusakan pada lingkungan sekitar, permesinan/
peralatan, atau proses

Sumber-sumber bahaya yang berpotensi


menyebabkan sakit atau gangguan kesehatan
manusia

Pemaparan thd gas atau debu dpt berefek akut


(serius & langsung) atau kronis (jangka panjang)
pd kesehatan seseorang.
Risiko yang tertinggal atau masih ada
walaupun telah diupayakan untuk
Menghilangkan, meminimalkan, atau
mengendalikan

Misalnya : Suara bising, Debu, Getaran

ACCEPTABLE OR UNACCEPTABLE

TOLERABLE OR UN TOLERABLE
PENGAMATAN TOTAL

• Pengamatan Total adalah pengamatan yang


dilakukan dengan menggunakan secara
maksimal Indra penglihatan (Mata) untuk
tindakan atau kondisi tidak aman; Hidung
untuk bau yang tidak normal, Telinga untuk
suara yang tidak normal dan Peraba untuk
temperature yang tidak normal.
MENGETAHUI
IDENTIFIKASI BAHAYA PENGENDALIAN BAHAYA
TIPE BAHAYA

 BAHAYA KIMIA

- Melalui Pernafasan debu, asap,


- Kontak dengan kulit gas, uap, dll

 BAHAYA FISIK

- Suara Bising
- Getaran
- Radiasi, T, P

 BAHAYA BIOLOGI

- Mikro Biologi : bakteri, virus, dll


- Makro Biologi : serangga, parasit, dll
 BAHAYA ERGONOMI

Peralatan dan tempat kerja tidak dirancang dengan baik


- STRESS FISIK : sempit, terbatas, dll
- STRESS KEJIWAAN / MENTAL : bosan, overload, dll

 BAHAYA MEKANIS
 BAHAYA LINGKUNGAN SEKITAR
Kemiringan, tidak rata / licin, cuaca, dll
 BAHAYA PSIKOSOSIAL
Intimidasi, Trauma, Pola gilir kerja, Pola promosi, Pengorganisasian kerja
 BAHAYA TINGKAH LAKU
Ketidak patuhan, Kurang keahlian, Tugas baru/tidak rutin, Overconfident,
Sok jago/pintar, Tidak peduli
 BAHAYA KELISTRIKAN
Pemasangan kabel, grounding system, Panel dan peralatan listrik
 Pengkajian/Penilaian harus ditinjau ulang ketika
terjadi perubahan/penggantian yg signifikan dalam
Operasi, Personil, Peralatan dsb karena dapat timbul
bahaya dan resiko baru yang berbeda

 Pengkajian/Penilaian Ulang menjadi kebijakan yang


baik apabila dilakukan secara tetap, misal secara
setahun sekali.
 Pekerja dgn ketidak mampuan

 Pekerja dgn usia muda

 Pekerja Baru dan Ibu sedang


mengandung

 Pekerja tidak berpengalaman

 Personil yg immune-compromised, -
(Penderita HIV)

 Personil dgn kondisi kesehatan


khusus
(Penderita Asma)
 Personil Yg Dalam Pengobatan
Khusus
MANAGEMEN
RESIKO
………. adalah :
 Identifikasi bahaya yaitu mengidentifikasi atau
menentukan adanya bahaya dari suatu
kegiatan
 Penilaian resiko yaitu proses evaluasi resiko
yang di akibatkan adanya bahaya-bahaya
antara lain dengan menilai kemungkinan
terjadi (Probability), akibat-akibat yang
potensial (Potential Konsequences)
 Pengendalian resiko adalah suatu proses
tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan
agar kegiatan-kegiatan dari bahaya atau
resiko tersebut dapat dikendalikan
IDENTIFIKASI BAHAYA SETELAH KECELAKAAN : LEBIH MUDAH
SEBELUM KECELAKAAN: LEBIH SULIT

IDENTIFIKASI BAHAYA, memahami :


- Pekerjaan dan tempat kerja
- Peraturan
- Sifat bahaya
- Perlindungan peralatan
- Proses produksi
Identifikasi Bahaya pada area kerja

Lima obyek yang harus diamati :


 Reaksi sesorang
 Posisi seseorang
 Alat Pelindung Diri
 Perkakas dan alat yang digunakan
 Prosedur kerja
UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI :
Inspection
Observation
Diskusi dengan para pekerja
Investigasi kecelakaan
literatur-literatur
Brainstorming serta menganalisis

1. OBSERVASI / INSPEKSI TERENCANA

2. BRAIN STORMING
JSA, Safety Committee, MSDS,
Peraturan - peraturan
Pendekatan yang logis dan sistimatis untuk mengidentifikasi bahaya,menilai resiko
dan melaksanakan serta mempertahankan kendali agar dapat mengurangi resiko
ketingkat yang dapat diterima

FREKUENSI PAPARAN

FREKUENSI PAPARAN
1. Identifikasi Seluruh Operasi

2. Identifikasi Bahaya /Resiko


Masing-Masing Operasi

3. Identifikasi
Bahaya/Resiko
Masing-Masing Tugas
4. Identifikasi Pengaruh Potensial Personil/Pribadi
5. Identifikasi Tindakan Existing Control.

6. Tentukan Apakah Existing Control Memadai

7. Tentukan Tindakan Further Control yg


tepat
8. Kembangkan Action Plan
untuk Implementasi Tindakan
Kontrol
Analisa & Penilaian Risiko dilakukan dengan
menggunakan parameter seperti peluang, akibat &
paparan.

A. PELUANG (PROBABILITY):
adalah kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan/
kerugian ketika terpapar dengan suatu bahaya.

BEBERAPA JENIS PELUANG:


• Peluang org jatuh ketika melewati lantai licin;
• Peluang pekerja terhisap uap B3;
• Peluang terpukul jarinya ketika menggunakan palu;
• Peluang tersengat listrik ketika pegang kabel yg
terkelupas isolasinya;
• Peluang sopir tabrakan ketika mengendarai mobil.
B. AKIBAT (CONSEQUENCES):
Adalah tingkat keparahan / kerugian yg mungkin
terjadi dari suatu kecelakaan / loss akibat bahaya
yg ada.
Hal ini dapat terkait dgn manusia, properties,
lingkungan dll.
Contoh tingkat keparahan / kerugian pada
manusia:
- Fatality atau kematian;
- Cacat;
- Perawatan medis;
- First aid.
C. PAPARAN (EXPOSURE):
adalah frekuensi atau durasi seseorang terpapar dgn
suatu sumber bahaya.
Parameter paparan ini biasanya dinyatakan dalam
jangka waktu atau periode tertentu, misalnya :
- Terus menerus / kontinyu (beberapa kali dalam
sehari);
- Seringkali (sekali dalam sehari);
- Kadang-kadang (sekali seminggu / sekali dalam
sebulan);
- Jarang (sekali dalam setahun atau beberapa
tahun).
ACUAN DALAM PENILAIAN RISIKO

Agar penilaian yg kita lakukan seobyektif mungkin, maka perlu


mengumpulkan informasi sebelum menilai risiko dari suatu aktifitas.
Informasi tsb adalah sbb:
 Informasi tentang suatu aktifitas (durasi,frekuensi, lokasi dan
siapa yang melakukan?);
 Tindakan pengendalian risiko yang telah ada;
 Peralatan / mesin yg digunakan utk melakukan aktifitas;
 Bahan yg dipakai serta sifat-sifatnya (MSDS);
 Data statistik kecelakaan / penyakit akibat kerja (internal &
ekternal);
 Hasil studi, survey / pemantauan;
 Literatur / referensi;
 Benchmark pada industri sejenis;
 Pengkajian oleh spesialis / tenaga ahli.
CARA PENILAIAN RISIKO

Ada 3 cara Penilaian Risiko, yaitu:

 Kualitatif;
 Semikuantitatif;
 Kuantitatif.
A. PENILAIAN RISIKO SECARA KUALITATIF

Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dengan cara


membandingkan terhadap suatu deskripsi / uraian dari parameter
(peluang dan akibat) yang digunakan.

Umumnya pada metode ini menggunakan bentuk matriks risiko


dengan 2 parameter, yaitu: peluang dan akibat. Berikut ini adalah
contoh sistem penilaian yang ada pada:

Australian Standard 4360:1995, tentang Risk Management.


MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS / NZS 4360 : 1995
Tabel-1: Peluang / Kemungkinan
TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN
A Almost certain / Hampir pasti Suatu kejadian pasti akan terjadi pada semua kondisi / setiap
kegiatan yang dilakukan.
B Likely / Mungkin terjadi Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua kondisi.
C Moderate / Sedang Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi tertentu.

D Unlikely / Kecil Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa kondisi


tertentu, namun kecil kemungkinan terjadinya.
kemungkinannya

E Rare / Jarang sekali Suatu insiden mungkin dpt terjadi pada suatu kondisi yang khusus / luar
biasa / setelah bertahun-tahun.

Tabel-2: Akibat
TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN
1 Insignificant / Tidak signifikan Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil.

2 Minor / Minor Memerlukan perawatan P3K, kerugian materi sedang.

Moderate / sedang Memerlukan perawatan medis dan mengakibatkan hilangnya hari kerja
3 / hilangnya fungsi anggota tubuh utk sementara waktu, kerugian materi
cukup besar.

Major / Mayor Cidera yg mengakibatkan cacat / hilangnya fungsi tubuh secara total,
4 tidak berjalannya proses produksi, kerugian materi besar.

5 Catastrophe / Bencana Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat besar.


MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS / NZS 4360 : 1995 (lanjutan)

Tabel-3: Matriks Penilaian Risiko

AKIBAT
Peluang 1 2 3 4 5

A S S T T T
B M S S T T
C R M S T T
D R R M S T
E R R M S S

Keterangan:
T : Tinggi, memerlukan perencanaan khusus di tingkat manajemen puncak, dan penanganan dengan segera / kondisi darurat.
S : Signifikan, memerlukan perhatian dari pihak manajemen dan melakukan tindakan perbaikan secepat mungkin.
M : Moderat, tidak melibatkan manajemen puncak, namun sebaiknya segera diambil tindakan penanganan / kondisi bukan
darurat.
R : Rendah, risiko cukup ditangani dengan prosedur rutin yang berlaku.
Perhatian !: Acuan di atas hanya berupa panduan / guidance dan dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan masing-masing.
P Probable
(Pr)
T U U U
R
0 Possible
(Po)
A T U U
B
A Unlikely
(Un)
A A T U
B
Very Unlikely
I
(Vu) A A A T
L
I Minor (Mi) Moderate Serious Major
(Mo) (Se) (Hi)
T
Y S E V E R I T Y
B. ANALISA SEMI KUANTITATIF

 Metode ini pada prisipnya hampir sama dengan analisa kualitatif, perbedaannya pada
metode ini uraian / deskripsi dari parameter yang ada dinyatakan dengan nilai / score
tertentu.

 Parameter yang dipakai dapat lebih banyak, misalnya parameter pemaparan / exposure.
Tingkat risiko dinyatakan sebagai hasil penjumlahan atau perkalian dari angka / score
tersebut.
 Berikut ini ditujukkan contoh analisa semikuantitatif.
KRITERIA PENILAIAN RISIKO (Metode Semikuantitatif)

KRITERIA KETERANGAN NILA


I
Peluang
Almost certain / Hampir pasti Sangat mungkin akan terjadi / hampir dipastikan akan terjadi pada semua 10
kesempatan.
Quite possible / Mungkin Mungkin akan terjadi atau bukan sesuatu hal yang aneh utk terjadi (50 – 50 6
terjadi kesempatan.)
Unusual but possible / Tidak Biasanya tidak terjadi namun masih ada kemungkinan untuk dapat terjadi tiap saat 3
biasa namun dpt terjadi
Remotely possible / Kecil Kecil kemungkinannya untuk terjadi / sesuatu yang kebetulan terjadi 1
kemung-kinannya
Conceivable / Sangat kecil Belum pernah terjadi sebelumnya setelah bertahun-tahun terpapar bahaya / kecil 0.5
kemungkinannya sekali kemungkinannya untuk terjadi
Practically impossible / Secara Belum pernah terjadi sebelumnya di manapun / merupakan sesuatu yang tidak 0.1
praktek tidak mungkin terjadi mungkin untuk terjadi
KRITERIA PENILAIAN RISIKO – Metode Semikuantitatif
(Lanjutan)

KRITERIA KETERANGAN NILAI

Pemaparan
Continue / Terus-menerus Pemaparan terjadi beberapa kali dalam sehari. 10

Frequent / Sering Pemaparan terjadi harian / minimal sekali dalam sehari. 6


Occasional / Kadang-kadang Pemaparan terjadi seminggu sekali. 3
Infrequent / Tidak sering Pemaparan terjadi antara seminggu sampai sekali dalam sebulan. 2
Rare / Jarang Pemaparan terjadi beberapa kali dalam setahun. 1
Very rare / Sangat jarang Pemaparan terjadi sekalli dalam setahun. 0.5
No exposure / Tidak terpapar Pemaparan tidak pernah terjadi. 0
Akibat
Catastrophe / Malapetaka Banyak kematian, kerugian sangat besar / berhenti total. 100
Disaster / Bencana Beberapa kematian, kerugian besar / sebagian proses berhenti. 40
Very serious / Sangat serius Menyebabkan satu kematian, kerugian cukup besar. 15
Serious / Serius Menyebabkan cidera serius seperti cacat atau kehilangan anggota tubuh 7
secara permanen.
Casualty treatment / Perawatan Menyebabkan cidera yang memerlukan perawatan medis atau tidak dapat 3
medis masuk bekerja.
First aid treatment / P3K Cidera tidak serius / minor seperti lecet, luka kecil dan hanya perlu 1
penanganan P3K.
RISIKO = PELUANG X PEMAPARAN X AKIBAT

 Di atas 400 : Sangat tinggi; hentikan kegiatan dan perlu


perhatian manajemen puncak.
 200 – 400 : Tinggi; perlu mendapat perhatian dari
manjemen puncak dan tindakan perbaikan segera
dilakukan.
 70 – 200 : Substantial; lakukan perbaikan secepatnya
dan tidak diperlukan keterlibatan pihak manajemen
puncak.
 20 – 70 : Menengah; tindakan perbaikan dapat
dijadwalkan kemudian, dan penanganan cukup dilakukan
dgn prosedur yg ada.
 Di bawah 20 : Rendah; risiko dapat diterima.

Sumber: - Mathematical Evaluation for controlling Hazards by


William T, Naval Ordinance Laboratory, Maryland.
- Practical Risk Analysis for Safety Management by G.F. Kinney
& A.D. Wiruth, Naval Weapon Center, China Lake, California
KRITERIA PENILAIAN RISIKO
– Metode Grafik

 Metode ini pada prinsipnya sama dgn


metode semikuantitatif dimana
parameter-parameter yg ada tetap
dinyatakan dlm angka /score.

 Untuk menetapkan nilai / tingkat


risiko digunakan alat bantu berupa
grafik. Nilai risiko didapatkan dengan
menarik garis dan menemukan titik
potong dari garis tersebut dalam daerah
/range tingkat risiko tertentu.
NSCA RISK SCORE CALCULATOR

Probability Tie Line Risk Score

Almost Very High


Certain Exposure 500
Risk
Consequences 400

300 High Risk


Quite 200
Possible
Very Rare Numerous Catastrophe
Fatalities
Unusual 100 Substantial
Rare Multiple 90
But Possible Disaster 80
Risk
Fatalities
Infrequent 70
60
Occasional Fatality Very Serious 50
Remotely
Possible Frequent Serious
40

Injury Serious Moderate


30
Continuous Risk
Conceivable Casualty
(but very Treatment Important 20

unlikely) First Aid


Treatment Noticeable 10 Low Risk
Practically
5
Impossible
C. PENILAIAN RISIKO METODE
KUANTITATIF

 Metode penilaian ini dilakukan dgn


menentukan nilai dari masing-masing
parameter yg didapat dari hasil analisa
data yg representatif.
 Analisa terhadap nilai peluang atau akibat
dilakukan dgn beberapa metode, seperti:
analisa statistik, model komputer,
simulasi, Fault Tree Analysis (FTA),
Failure Mode & Effects Analysis (FMEA),
Hazard Operability Study (HAZOPS), dll.
PENANGANAN RISIKO

 Berdasarkan penilaian risiko, kemudian ditentukan


apakah risiko tersebut masih dapat diterima
(acceptable risk) atau tidak (unacceptable risk).
 Apabila risiko tersebut tidak dapat diterima maka
organisasi harus menetapkan bagaimana risiko tersebut
ditangani hingga tingkat dimana risikonya paling
minimum / sekecil mungkin – ALARP.
 Bila risiko masih dapat diterima / tolerir maka
organisasi perlu memastikan bahwa monitoring terus
dilakukan terhadap risiko tersebut.
a. RISIKO YANG DITERIMA

Menentukan suatu risiko dapat diterima akan tergantung


kepada penilaian / pertimbangan dari suatu organisasi
berdasarkan:
 Tindakan pengendalian yang telah ada;
 Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll);
 Regulasi / standar yang berlaku;
 Rencana keadaan darurat;
 Catatan / data kecelakaan terdahulu, dll.
Catatan: Walaupun suatu risiko masih dapat diterima
akan tetapi harus tetap selalu dipantau / dimonitor.
b. RISIKO YANG TIDAK
DITERIMA
Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus
dilakukan upaya penanganan risiko agar tidak
menim-bulkan kecelakaan/ kerugian. Bentuk
tindakan penga-manan risiko dapat dilakukan
sebagai berikut:
 Hindari risiko;
 Kurangi / Minimalkan risiko;
 Transfer risiko;
 Terima resiko.
1. Primary Control Methods
Engineering Control

2. Secondary Control Methods


Administrative Control

3. Tertiary Control Methods


Work Practices, ….

4. Personal Protective Equipment (


PPE)
APD
1. Metode Pengendalian Utama (Primary Control Methods)
Pengendalian Secara Teknik (Engineering Control)
Meliputi prosedur Lock Out, Perubahan proses atau peralatan,
mengurangi
penggunaan zat berbahaya, alat peringatan, dsb.

2. Secondary(Administrative Control Methods)


Variasi proses manajemen untuk mengendalikan pengaruh bahaya
seperti: Pemilihan staff, Pembatasan jam kerja, program
pemeliharaan, prosedur pembelian.
1. Mensubstitusi dgn proses yg kurang bahaya
2. Mengganti proses utk mengurangi pemaparan
3. Menutupi/melindungi proses sehingga efek bahaya tdk tertranformasi ke
pekerja.
4. Menggunakan ventilasi isap (exhaust) secara lokal atau umum utk
mengurangi konsentrasi agent yg berbahaya di udara.
5. Mengatur banyaknya getaran yg timbul sehingga kebisingan dan trauma
ke badan dpt dikurangi.
 Memasang peredam suara di sekeling peralatan yg bising
 Memasang pelindung (guards) di sekeliling pinch point & rotating
couplings.
 Merelokasi katup (valves) switches and shutdown devices dari area
yg berbahaya.
 Memasang pelindung lampu pada mesin-mesin di tempat-tempat
pemuatan.
Metode Pengendalian Kedua (Secondary Control Methods)
Pengendalian Secara Administratif (Administratif Control)

 Mengendalikan jalan masuk dari peninjau/ pengamat dan orang


lainnya ke area kerja
 Mengontrakan pekerjaan kepada kontraktor yang
ahli/berpengalaman dengan bukti-bukti kesuksesan.
 Mendaftar ulang pelepasan bahaya ke suatu waktu/masa ketika
lebih sedikit pekerja di lapangan dengan demikian mengurangi
potensi untuk pekerja terpapar.
Metode Pengendalian Ketiga (Tertiary Control Methods)
Praktek Kerja,… (Work Practices,…)

 Merevisi langkah-langkah kerja pada prosedur kerja


 Mengurangi penggunaan tenaga fisik dalam setiap langkah kerja.
 Mengubah syarat-syarat kepegawaian/ ketenaga kerjaan
 Mengidentifikasi dan memberikan/menyediakan peralatan baru
yang lebih baik.
 Membuat tempat kerja yang lebih aman.
PPE tidak pernah menjadi kebijakan yang
pertama atau kedua dalam kontrol bahaya di
tempat kerja
Bahaya harus dihilangkan dengan kebijakan
kontrol pertama, kedua, dan ketiga sedangkan
PPE digunakan sebagai suatu
kemungkinan/kebetulan dari metode kontrol
langkah terakhir.
Don’t Give
Up !!
TERIMA
KASIH...

Anda mungkin juga menyukai