Anda di halaman 1dari 20

Kelompok : 006

Anggota Kelompok :
1. Abidah Ardelia Khairun Nisa’ (M0323002)
2. Allyshamanda Astri Azkarimanti (M0323010)
3. Cherin Tri Amanda (M0323024)
4. Patricia Indah Ratri (M0323070)
5. Winangsih Pramanajati (M0323088)

Pengantar K3 Laboratorium

Pengantar K3 Laboratorium
1. Dasar – Dasar K3 Laboratorium
a. Pendahuluan
• Keselamatan kerja dibutuhkan untuk meminimalisir terjadinya
kecelakaan atau bahaya besar saat bekerja di laboratorium.
• Keselamatan kerja memuat :
(1) Bahaya utama dan sering terjadi
1) Fisika
2) Kimia
3) Biologi
4) Ergonomi
5) Psikologi
6) B3
7) Listrik
8) Mekanikal
(2) Pencegahan
(3) Cara mengatasi
b. Pengertian K3
• Menurut Ridley, John
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan
yang sehat dan aman, baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan, maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut.
• Menurut Mangkunegara
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
• Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE)
Kesehatan dan keselamatan kerja diartikan sebagai bidang kegiatan
yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada.
• Secara umum
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja.

c. Tujuan
• Umum
1) Mencegah terjadinya kecelakaan
2) Mencegah agar kecelakaan serupa tidak terulang kembali (repeated
accident)
3) Menjamin pekerja dapat mengembangkan potensinya sesuai harkat
dan martabatnya sebagai manusia
• UU No. 1/1970
1) Agar setiap tenaga kerja terjamin keselamatannya untuk hidup dan
meningkatkan produksi kerja serta produktivitas nasional
2) Agar orang lain yang berada di tempat kerja terjamin
keselamatannya
3) Agar sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien.

d. Undang-Undang K3 di Indonesia
1) UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Mengatur kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam
melaksanakan keselamatan kerja.
2) UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental,
dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke
tempat kerja baru, sesuai sifat-sifat pekerjaan yang akan diberikan kepada
pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala.
3) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Mengatur semua hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, meliputi
upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti, serta keselamatan dan kesehatan
kerja.
4) UU No.1 Tahun 1970 pasal 12
Kewajiban utama tenaga kerja dalam penerapan K3 di tempat kerja,
meliputi:
(1) Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai atau
pengawas keselamatan kerja.
(2) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan.
(3) Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
(4) Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3
yang diwajibkan.
(5) Menyatakan keberatan kerja di mana syarat K3 dan APD yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan
lain oleh pegawai pengawas dalam batas yang dapa
dipertanggungjawabkan.

e. Insiden K3
• Pengertian
Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan di mana cedera, penyakit
akibat kerja (PAK), atau kefatalan (kematian) dapat terjadi (termasuk
insiden ialah keadaan darurat).
• Kecelakaan Kerja
Insiden yang menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK), atau
kefatalan (kematian).
• Nearmiss (hampir celaka)
Insiden yang tidak menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK),
atau kefatalan (kematian).

f. Piramida Kecelakaan Kerja

g. Penyebab Kecelakaan Kerja


• Penyebab dasar
1) Kurangnya prosedur/aturan.
2) Kurangnya sarana.
3) Kurangnya kesadaran.
4) Kurangnya kepatuhan.
• Penyebab tidak langsung
1) Faktor pekerjaan.
2) Faktor pribadi
• Penyebab langsung
1) Tindakan tidak aman
2) Kondisi tidak aman
• Kecelakaan kerja
1) Kontak dengan bahaya
2) Kegagalan fungsi
• Kerugian
1) Manusia : cedera, keracunan,cacat, kematian dan PAK
2) Mesin/alat : kerusakan mesin atau alat
3) Material/bahan : tercemar, rusak dan produk gagal
4) Lingkungan : tercemar, rusak dan bencana alam
h. Kerugian kecelakaan kerja
• Biaya langsung
1) Biaya pengobatan dan perawatan
2) Biaya kompensasi atau asuransi
• Biaya tidak langsung
1) Kerusakan Bangunan.
2) Kerusakan Alat dan Mesin.
3) Kerusakan Produk dan Bahan atau Material.
4) Gangguan atau terhentinya Produksi.
5) Biaya Administrasi.
6) Pengeluaran Sarana dan Prasarana Darurat.
7) Waktu untuk Investigasi.
8) Pembayaran gaji untuk waktu hilang.
9) Biaya Perekrutan dan Pelatihan.
10) Biaya Lembur.
11) Biaya Ekstra Pengawas.
12) Waktu untuk Administrasi.
13) Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja Yang Kembali karena
Cedera.
14) Kerugian Bisnis dan Nama Baik.

i. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Laboratorium


• Identifikasi dan pengendalian bahaya di tempat kerja
1) Pemantauan kondisi tidak aman
2) Pemantauan tindakan tidak aman
• Pembinaan dan pengawasan
1) Pelatihan dan pendidikan
2) Konseling dan konsultasi
3) Pengembangan sumber daya
• Sistem manajemen
1) Prosedur dan aturan
2) Penyediaan sarana dan prasarana
3) Penghargaan dan sanksi

2. Bahaya K3 Laboratorium
a. Pengertian
Semua sumber, situasi, ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera
dan atau penyakit akibat kerja (PAK).
b. Sumber
1) Manusia
2) Mesin
3) Material
4) Metode
5) Lingkungan.
c. Jenis
1) Tindakan
2) Kondisi
d. Faktor
1) Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman, Binatang).
2) Kimia (Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu Beracun, Reaktif,
Radioaktif, Mudah Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
3) Fisik atau Mekanik (Ketinggian, Konstruksi, Mesin/Alat/Kendaraan/Alat
Berat, Ruang Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya, Listrik,
Getaran, Radiasi).
4) Biomekanik (Gerakan Berulang, Postur/Posisi Kerja, Pengangkutan
Manual, Desain Tempat Kerja/Alat/Mesin).
5) Psikologi atau Sosial (Stress, Kekerasan, Pelecehan, Pengucilan,
Lingkungan, Emosi Negatif).

e. Hazard atau Bahaya


• Pengertian
Sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau
sakit penyakit atau kombinasi dari semuanya.
• Berupa
1) Bahan-bahan
2) Bagian-bagian mesin
3) Bentuk energi
4) Metode kerja
5) Situasi kerja.

f. Danger
Merupakan tingkat bahaya dari suatu kondisi bilamana terjadi accident.

g. Safe
suatu kondisi sumber bahaya telah ter-identifikasi dan telah dikendalikan ke
tingkat yang memadai (Aman).

KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang
dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Kecelakaan yang terjadi
berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat
kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Akibat dari kecelakaan
kerja yaitu kerusakan dan atau bentuk kerugian berupa cidera, sakit fisik atau mental, kematian,
kerusakan properti, kerugian produksi, kerusakan lingkungan atau kombinasi dari kerugian-
kerugian tadi.
DEFINISI INCIDENT, NEAR MISS, DAN ACCIDENT
Incident adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit saja
ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya accident. Near miss adalah kondisi atau
situasi dimana kecelakaan hampir terjadi. Secara sederhana dapat diartikan menjadi “hampir
celaka”. Accident adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat cedera pada manusia,
kerusakan barang, gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran lingkungan.

SASARAN K3
• Melindungi pekerja dan orang lainnya di tempat kerja
• Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan lancar

TEORI KECELAKAAN KERJA


• Teori Gunung Es
Kerugian yang timbul ada yang terlihat jelas dan tidak jelas terlihat
• Teori Domino (William W. Heinrich 1930)
a. Diluar Perusahaan : lingkungan sosial dan sifat individu
b. Didalam Perusahaan : perbuatan atau kondisi berbahaya, kecelakaan, cidera
atau rusak

KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA


Kerugian langsung:
• Penderitaan pribadi
• Rasa kehilangan keluarga korban
Kerugian tak langsung:
• Kerusakan material
• Hilangnya peralatan
• Biaya akibat berhentinya produksi

PENYEBAB KECELAKAAN
Unsafe Action (tindakan tak aman) Unsafe Condition (kondisi tak aman)
• Operasi tanpa otorisasi • Pelindung tidak layak
• Gagal memperingatkan • APD kurang, tidak layak
• Pakai alat rusak • Peralatan rusak
• Pakai APD tidak layak • Sistem peringatan kurang
• Posisi tidak aman • Lingkungan tidak aman
• Bercanda
• Mabok alkohol
• Gagal mengikuti prosedur

BASIC FIRE FIGHTING LABORATORIUM


1) TEORI SEGITIGA API (triangle of fire)
2) TEORI BIDANG EMPAT API (tetrahedron of fire)

KELAS-KELAS API
• Api kelas A
Semua benda padat yang terbakar (bukan
metal)
• Api kelas B
Semua bahan cair dan gas yang terbakar
• Api kelas C
Semua benda yang terbakar dan masih
memiliki aliran listrik
• Api kelas D
Semua benda logam yang mudah terbakar

TEORI PEMADAMAN
• Mendinginkan
• Menurunkan atau memisahkan persentase oksigen
• Mengurangi atau menjauhkan bahan bakar
• Memutuskan reaksi pembakaran

METODE PEMADAMAN KEBAKARAN


Metode pemadaman kebakaran terbagi menjadi:
1. Cooling/Pendinginan, yaitu memadamkan api dengan air.
2. Smothering/mengisolasi oksigen, yaitu menutup drum yang terbakar.

3. Starvation/menstop suplay bahan bakar, yaitiu menutup kerangan pada tangki yang
terbakar.

4. Breaking Chain Reaction/memecahkan rantai reaksi kimia, yaitu memadamkan api


dengan APAR.

KLASIFIKASI KEBAKARAN (Permenaker No. 4/1980)


Tujuan : untuk memudahkan pemilihan media pemadam yang tepat dari
berbagal tipe bahan bakar.
Klasifikasi :

1. Kelas A : Bahan padat (kertas, kayu, plastik, dll.)


2. Kelas B : Bahan cair atau gas mudah terbakar
3. Kelas : Instalasi listrik
4. Kelas D : Bahan logam
PENGELOLAAN MANRISK K3 LABORATORIUM
Resiko K3 Laboratorium
Pengertian : Potensi kerugian yang bisa diakibatkan apabila terdapat kontak dengan
suatu bahaya (contoh : luka bakar, patah tulang, kram, asbetosis, dsb).
Penilaian & Kategori : Perkalian antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan suatu resiko.

Resiko K3 Lanjutan
Kemungkinan
1. Kemungkinan rendah

2. Kemungkinan rendah dan sedang

3. Kemungkinan rendah, sedang dan tinggi


Konsekuensi
1. Konsekuensi tingkat rendah

2. Konsekuensi tingkat sedang

3. Konsekuensi tingkat tinggi


Semakin tinggi sebuah resiko, maka konsekuensi dan kemungkinan yang terjadi
terjadi juga semakin tinggi.

HIERARKI PENGENDALIAN LABORATORIUM


1) Eliminasi
• Memindahkan Hazard yang bisa menyebabkan
tersandung
• Membuang bahan kimia yang tidak diperlukan
• Menghilangkan proses-proses yang berbahaya
2) Subtitusi
• Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk
pasta
• Proses menyapu diganti dengan vakum
• Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
• Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
3) Rekayasa Teknis
• Pemasangan alat pelindung mesin
• Pemasangan general dan local ventilation
• Pemasangan alat sensor otomatis
4) Rekayasa Administrasi
• Pemisahan lokasi
• Pergantian shift kerja
• Pembentukan sistem kerja
• Pelatihan karyawan

5) APD (Alat Pelindung Diri)


• Helmet
• Safety shoes
• Ear plug/muff
• Safety goggles

PERATURAN LABORATORIUM
1. Dilarang menyentuh binatang
2. Pakai kacamata pelindung
3. Pakai jas laboratorium
4. Pakai sarung tangan jika diperlukan
5. Dilarang makan di area meja
6. Bersihkan area kerja Anda
PENGELOLAAN LABORATORIUM DI PERGURUAN TINGGI

LABORATORIUM
Unit penunjang kegiatan (akademik) pada lembaga pendidikan/penelitian berupa
ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk
kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan
peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

KLASIFIKASI LABORATORIUM DI PT
1. Dipergunakan oleh banyak pengguna (umunya mahasiswa) yang berasal dari berbagai
fakultas. Lab ini bertujuan sebagai sarana pembelajaran praktikum.
2. Pengguna yang berasal dari berbagai fakultas, atau prodi yang sejenis Sarana
pembelajaran (pratikum) meskipun dipakai juga untuk kegiatan penelitian dan PKM.
3. Dipergunakan untuk pengguna yang lebih sedikit bertujuan mendukung kegiatan
penelitian meskipun ada juga tujuan pembejaran dan PKM.

FUNGSI LABORATORIUM
Fungsi laboratorium adalah digunakan untuk kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode
keilmuan tertentu.

PENGELOLAAN LABORATORIUM
Praktik Laboratorium yang Baik (GLP/ Good Laboratorium Practices) adalah
seperangkat prinsip yang memandu bagaimana kegiatan/penelitian di laboratorium
direncanakan, dilakukan, dipantau, dicatat, dilaporkan, dan diarsipkan. Penting untuk disadari
bahwa GLP membantu memastikan kredibilitas dan ketertelusuran data yang diserahkan. Hal
ini juga membantu meningkatkan akuntabilitas dan ketepatan data melalui dokumentasi yang
transparan dan rinci.
Beberapa Praktik Laboratorium Terbaik untuk Menjaga Kualitas Data:
1. Penjaminan Mutu / Quality Assurance (QA)
Tujuan penjaminan mutu :
• Memverifikasi dan memantau mutu hasil uji/pengukuran.
• Memberikan hasil pengujian yang relevan, andal, dan tepat waktu serta dapat
diinterpretasikan dengan benar.
2. Menerapkan dan Mematuhi Prosedur Operasi Standar (SOP)
SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang menjelaskan secara rinci bagaimana
melakukan proses atau eksperimen laboratorium dengan aman dan efektif.
Tujuan:
Mencapai efisiensi, kualitas output dan keseragaman kinerja sekaligus mengurangi
miskomunikasi dan kegagalan untuk mematuhi peraturan institusi/industri.

3. Pemeliharaan Peralatan
Setiap peralatan harus ada:
• Nomor untuk identifikasi peralatan.
• Pemeriksaan kalibrasi
• Validasi peralatan sesuai untuk tujuan.
• Pengoperasian dan parameter.
• Peralatan bersih.
• Pencatatan dan pelacakan data.

4. Kalibrasi
Kalibrasi adalah perbandingan antara pengukuran yang diketahui, standar, dan
pengukuran menggunakan instrumen yang dimiliki.
Tujuan:
Memeriksa keakuratan alat atau instrumen dan kemudian menentukan ketertelusuran
pengukuran.

5. Sertifikasi
Sertifikat kalibrasi harus berisi informasi tertentu untuk memastikan kepatuhan
terhadap suatu standard contohnya ISO 17025.

6. Pastikan semua teknik dan instrumen memenuhi validitas


• Validitas adalah sejauh mana suatu instrumen mengukur apa yang seharusnya
diukur dan berfungsi sebagaimana yang dirancang untuk dilakukan.
• Validasi adalah proses yang melibatkan pengumpulan dan analisis data untuk
menilai keakuratan suatu instrument.

7. Dokumentasi dan Catatan


Mendokumentasikan dan memelihara catatan yang baik harus disertakan ke dalam
setiap aspek analisis. Pelaporan hasil dan penyimpanan catatan dan berkas laporan
sangat penting dalam pemeliharaan kualitas dan ketersediaan data.

PENGELOLAAN BAHAN LABORATORIUM


Bahan laboratorium adalah segala sesuatu yang diolah atau digunakan untuk pengujian,
kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas.
2 macam bahan lab berdasarkan cara penanganannya:
• Bahan umum tidak memerlukan perlakukan atau persyaratan khusus
• Bahan khusus memerlukan perlakukan atau persyaratan khusus

CARA MEMBEDAKAN BAHAN UMUM DENGAN BAHAN KHUSUS


Yang menetapkan suatu bahan laboratorium termasuk pada kelompok umum atau
khusus adalah laboratoriumnya sendiri. Pembedaan macam bahan tersebut, terkait dengan
kebutuhan keterampilan, pengalaman, dan risiko. Karenanya akan memberikan besaran angka
kredit yang berbeda.
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
(Kepmenaker No. KEP.187/MEN/1999)
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan industri yang mengolah, menyimpan, mengedarkan, mengangkut, dan
mempergunakan bahan-bahan kimia berbahaya akan terus meningkat sejalan dengan
perkembangan. Pembangunan sehingga berpotensi untuk menimbulkan bahaya besar
bagi industri, tenaga kerja, lingkungan, maupun sumber daya lainnya.

B. PERSENTASE TINGKAT PELANGGARAN TERHADAP KRITERIA


ELEMEN 9 DALAM AUDIT SMK3

C. DEFINISI BAHAN KIMIA BERBAHAYA


Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia
atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi, dan
lingkungan. Pengurus yang menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi,
mengangkut bahan kimia berbahaya, wajib melakukan pengendalian (Pasal 2) yang
dilengkapi dengan LDKB dan label (Pasal 3 Point a) dan diletakkan di tempat yang
mudah diketahui oleh tenaga kerja dan pegawai pengawas ketenagakerjaan (Pasal 6).

D. LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB)


Berdasarkan pasal 4 LDKB berisikan keterangan:
1. Identitas Bahan dan Perusahaan
2. Komposisi Bahan
3. Identifikasi Bahaya
4. Tindakan P3K
5. Tindakan Penanggulangan Kebakaran
6. Tindakan Mengatasi Kebocoran & Tumpahan
7. Penyimpanan & Penanganan Bahan
8. Pengendalian Pemajanan & APD
9. Sifat Fisika dan Kimia
10. Stabilitas dan Reaktifitas Bahan
11. Informasi Toksikologi
12. Informasi Ekologi
13. Pembuangan Limbah
14. Pengangkutan Bahan
15. Informasi Peraturan Per-UU-an yang Berlaku
16. Informasi Lain yang Diperlukan

E. LABEL
Berdasarkan pasal 5, Label berisikan tentang:
1. Nama produk
2. Identifikasi bahaya
3. Tanda bahaya dan artinya
4. Uraian risiko dan penanggulangannya
5. Tindakan pencegahan
6. Instruksi apabila terkena atau terpapar
7. Instruksi kebakaran
8. Instruksi tumpahan atau bocoran
9. Instruksi pengisian dan penyimpanan
10. Referensi
11. Nama, alamat dan Nomor telepon pabrik pembuat atau distributor

F. GHS PICTOGRAMS

G. KRITERIA BAHAN KIMIA BERBAHAYA


1. Bahan beracun
2. Bahan sangat beracun
3. Cairan mudah terbakar
4. Cairan sangat mudah terbakar
5. Gas mudah terbakar
6. Bahan mudah meledak
7. Bahan reaktif
8. Bahan oksidator

H. BAHAN KIMIA BERACUN


Bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya kesehatan atau kematian bila terserap
oleh tubuh melalui 3 cara, yaitu:
1. Mengganggu organ tubuh / bahaya
2. Langsung
3. Akumulasi (tulang, darah, cairan limfa)

I. KRITERIA BAHAN BERACUN


Ditetapkan dengan memperhatikan sifat toksikologi sebagai berikut (Pasal 10):
1. Mulut:
LD50: > 25 dan < 200 mg/kg berat badan
2. Kulit:
LD50: > 25 dan < 400 mg/kg berat badan
3. Pernafasan:
LC50: > 0.5 dan < 2 mg/l

J. KLASIFIKASI BAHAN-BAHAN BERACUN DALAM INDUSTRI


• Senyawa logam dan metaloid : Pb, Hg, kadmium, krom arsen dan fosfor
• Bahan pelarut organic : kloroform, etanol, methanol
• Gas-gas beracun : N2, CO2, HCN, H2s
• Bahan karsinogenik : Benzena, benzidin, vinil klorida
• Pestisida : organoklorin, organo fosfat

K. KRITERIA SANGAT BERACUN


Ditetapkan dengan memperhatikan sifat toksikologi sebagai berikut:
1. Mulut:
LD50: < 25 mg/kg berat badan
2. Kulit:
LD50: < 25 mg/kg berat badan
3. Pernafasan:
LC50: < 0.5 mg/l
Contoh:
• Bahan A mempunyai LD50 mulut : 30 mg/kg bb
• Bahan B mempunyai LD50 mulut : 250 mg/kg bb
• Bahan C mempunyai LD50 mulut : 20 mg/kg bb

Kriteria bahan A B C secara berurutan sebagai berikut:


Cairan Mudah Terbakar Cairan Sangat Mudah Gas Mudah Terbakar
Terbakar
Berdasarkan sifat fisika : Berdasarkan sifat fisika : Berdasarkan sifat fisika :
Titik nyala: >21◦C dan Titik nyala : <21◦C Titik didih : <20◦C pada tek.
<55◦C pada tekanan 1 atm Titik didih : >20◦C pada tek. 1 atm
1 atm

L. KLASIFIKASI BAHAN MUDAH TERBAKAR


• Zat padat mudah terbakar : Belerang, fosfor, kertas/rayon, kapas
• Zat cair mudah terbakar : eter, alkohol, aseton, benzena, formaldehyde
• Gas mudah terbakar : hidrogen, asetilen, etilen oksida, ammonia

M. KRITERIA MUDAH MELEDAK


Apabila reaksi kimia bahan tersebut menghasilkan:
• Gas dalam jumlah yang besar
• Tekanan yang besar
• Suhu yang tinggi
• Menimbulkan kerusakan disekelilingnya
Contoh bahan mudah meledak:
• Bahan kimia eksplosif/sifat peka terhadap panas dan terhadap pengaruh mekanis:
Trinitrotoluen (TNT), nitrogliserin
• Debu eksplosif: debu karbon, zat warna diazo, magnesium
• Campuran eksplosif: Campuran bahan oksidator dan reduktor (as.nitrat + etanol +
KCLO3+ Al nitrat + K. Permanganat)

N. KRITERIA REAKTIF
Apabila bahan tersebut bereaksi dengan:
• Air mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar
Contoh: Alkali, alkalitana, logam halida, oksida anhidrat, oksida non logam halida
(Lithium, Sodium, Potasium, Calcium, Cobalt, Nitrat, Sulfid, Carbid, Asam pekat,
dll)
• Asam mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar atau beracun atau korosif
Seperti: kalium klorat, kalium permanganat, asam kromat, Lithium, Sodium,
Potasium, Calcium Sulfida, Cyanida, Asam pekat

O. KRITERIA OKSIDATOR
• Apabila reaksi kimia atau penguraiannya menghasilkan Oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran, terdiri dari:
a. Oksidator anorganik: permanganat, perklorat dikromat
b. Peroksida organik: bensil peroksida, eter oksida, asam perasetat organik dan
anorganik nitrat, Bromat, Dicromat.

Anda mungkin juga menyukai