Anggota Kelompok :
1. Abidah Ardelia Khairun Nisa’ (M0323002)
2. Allyshamanda Astri Azkarimanti (M0323010)
3. Cherin Tri Amanda (M0323024)
4. Patricia Indah Ratri (M0323070)
5. Winangsih Pramanajati (M0323088)
Pengantar K3 Laboratorium
Pengantar K3 Laboratorium
1. Dasar – Dasar K3 Laboratorium
a. Pendahuluan
• Keselamatan kerja dibutuhkan untuk meminimalisir terjadinya
kecelakaan atau bahaya besar saat bekerja di laboratorium.
• Keselamatan kerja memuat :
(1) Bahaya utama dan sering terjadi
1) Fisika
2) Kimia
3) Biologi
4) Ergonomi
5) Psikologi
6) B3
7) Listrik
8) Mekanikal
(2) Pencegahan
(3) Cara mengatasi
b. Pengertian K3
• Menurut Ridley, John
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan
yang sehat dan aman, baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan, maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut.
• Menurut Mangkunegara
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
• Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE)
Kesehatan dan keselamatan kerja diartikan sebagai bidang kegiatan
yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada.
• Secara umum
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja.
c. Tujuan
• Umum
1) Mencegah terjadinya kecelakaan
2) Mencegah agar kecelakaan serupa tidak terulang kembali (repeated
accident)
3) Menjamin pekerja dapat mengembangkan potensinya sesuai harkat
dan martabatnya sebagai manusia
• UU No. 1/1970
1) Agar setiap tenaga kerja terjamin keselamatannya untuk hidup dan
meningkatkan produksi kerja serta produktivitas nasional
2) Agar orang lain yang berada di tempat kerja terjamin
keselamatannya
3) Agar sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien.
d. Undang-Undang K3 di Indonesia
1) UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Mengatur kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam
melaksanakan keselamatan kerja.
2) UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental,
dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke
tempat kerja baru, sesuai sifat-sifat pekerjaan yang akan diberikan kepada
pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala.
3) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Mengatur semua hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, meliputi
upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti, serta keselamatan dan kesehatan
kerja.
4) UU No.1 Tahun 1970 pasal 12
Kewajiban utama tenaga kerja dalam penerapan K3 di tempat kerja,
meliputi:
(1) Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai atau
pengawas keselamatan kerja.
(2) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan.
(3) Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
(4) Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3
yang diwajibkan.
(5) Menyatakan keberatan kerja di mana syarat K3 dan APD yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan
lain oleh pegawai pengawas dalam batas yang dapa
dipertanggungjawabkan.
e. Insiden K3
• Pengertian
Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan di mana cedera, penyakit
akibat kerja (PAK), atau kefatalan (kematian) dapat terjadi (termasuk
insiden ialah keadaan darurat).
• Kecelakaan Kerja
Insiden yang menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK), atau
kefatalan (kematian).
• Nearmiss (hampir celaka)
Insiden yang tidak menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK),
atau kefatalan (kematian).
2. Bahaya K3 Laboratorium
a. Pengertian
Semua sumber, situasi, ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera
dan atau penyakit akibat kerja (PAK).
b. Sumber
1) Manusia
2) Mesin
3) Material
4) Metode
5) Lingkungan.
c. Jenis
1) Tindakan
2) Kondisi
d. Faktor
1) Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman, Binatang).
2) Kimia (Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu Beracun, Reaktif,
Radioaktif, Mudah Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
3) Fisik atau Mekanik (Ketinggian, Konstruksi, Mesin/Alat/Kendaraan/Alat
Berat, Ruang Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya, Listrik,
Getaran, Radiasi).
4) Biomekanik (Gerakan Berulang, Postur/Posisi Kerja, Pengangkutan
Manual, Desain Tempat Kerja/Alat/Mesin).
5) Psikologi atau Sosial (Stress, Kekerasan, Pelecehan, Pengucilan,
Lingkungan, Emosi Negatif).
f. Danger
Merupakan tingkat bahaya dari suatu kondisi bilamana terjadi accident.
g. Safe
suatu kondisi sumber bahaya telah ter-identifikasi dan telah dikendalikan ke
tingkat yang memadai (Aman).
KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang
dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Kecelakaan yang terjadi
berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat
kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Akibat dari kecelakaan
kerja yaitu kerusakan dan atau bentuk kerugian berupa cidera, sakit fisik atau mental, kematian,
kerusakan properti, kerugian produksi, kerusakan lingkungan atau kombinasi dari kerugian-
kerugian tadi.
DEFINISI INCIDENT, NEAR MISS, DAN ACCIDENT
Incident adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit saja
ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya accident. Near miss adalah kondisi atau
situasi dimana kecelakaan hampir terjadi. Secara sederhana dapat diartikan menjadi “hampir
celaka”. Accident adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat cedera pada manusia,
kerusakan barang, gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran lingkungan.
SASARAN K3
• Melindungi pekerja dan orang lainnya di tempat kerja
• Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan lancar
PENYEBAB KECELAKAAN
Unsafe Action (tindakan tak aman) Unsafe Condition (kondisi tak aman)
• Operasi tanpa otorisasi • Pelindung tidak layak
• Gagal memperingatkan • APD kurang, tidak layak
• Pakai alat rusak • Peralatan rusak
• Pakai APD tidak layak • Sistem peringatan kurang
• Posisi tidak aman • Lingkungan tidak aman
• Bercanda
• Mabok alkohol
• Gagal mengikuti prosedur
KELAS-KELAS API
• Api kelas A
Semua benda padat yang terbakar (bukan
metal)
• Api kelas B
Semua bahan cair dan gas yang terbakar
• Api kelas C
Semua benda yang terbakar dan masih
memiliki aliran listrik
• Api kelas D
Semua benda logam yang mudah terbakar
TEORI PEMADAMAN
• Mendinginkan
• Menurunkan atau memisahkan persentase oksigen
• Mengurangi atau menjauhkan bahan bakar
• Memutuskan reaksi pembakaran
3. Starvation/menstop suplay bahan bakar, yaitiu menutup kerangan pada tangki yang
terbakar.
Resiko K3 Lanjutan
Kemungkinan
1. Kemungkinan rendah
PERATURAN LABORATORIUM
1. Dilarang menyentuh binatang
2. Pakai kacamata pelindung
3. Pakai jas laboratorium
4. Pakai sarung tangan jika diperlukan
5. Dilarang makan di area meja
6. Bersihkan area kerja Anda
PENGELOLAAN LABORATORIUM DI PERGURUAN TINGGI
LABORATORIUM
Unit penunjang kegiatan (akademik) pada lembaga pendidikan/penelitian berupa
ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk
kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan
peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
KLASIFIKASI LABORATORIUM DI PT
1. Dipergunakan oleh banyak pengguna (umunya mahasiswa) yang berasal dari berbagai
fakultas. Lab ini bertujuan sebagai sarana pembelajaran praktikum.
2. Pengguna yang berasal dari berbagai fakultas, atau prodi yang sejenis Sarana
pembelajaran (pratikum) meskipun dipakai juga untuk kegiatan penelitian dan PKM.
3. Dipergunakan untuk pengguna yang lebih sedikit bertujuan mendukung kegiatan
penelitian meskipun ada juga tujuan pembejaran dan PKM.
FUNGSI LABORATORIUM
Fungsi laboratorium adalah digunakan untuk kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode
keilmuan tertentu.
PENGELOLAAN LABORATORIUM
Praktik Laboratorium yang Baik (GLP/ Good Laboratorium Practices) adalah
seperangkat prinsip yang memandu bagaimana kegiatan/penelitian di laboratorium
direncanakan, dilakukan, dipantau, dicatat, dilaporkan, dan diarsipkan. Penting untuk disadari
bahwa GLP membantu memastikan kredibilitas dan ketertelusuran data yang diserahkan. Hal
ini juga membantu meningkatkan akuntabilitas dan ketepatan data melalui dokumentasi yang
transparan dan rinci.
Beberapa Praktik Laboratorium Terbaik untuk Menjaga Kualitas Data:
1. Penjaminan Mutu / Quality Assurance (QA)
Tujuan penjaminan mutu :
• Memverifikasi dan memantau mutu hasil uji/pengukuran.
• Memberikan hasil pengujian yang relevan, andal, dan tepat waktu serta dapat
diinterpretasikan dengan benar.
2. Menerapkan dan Mematuhi Prosedur Operasi Standar (SOP)
SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang menjelaskan secara rinci bagaimana
melakukan proses atau eksperimen laboratorium dengan aman dan efektif.
Tujuan:
Mencapai efisiensi, kualitas output dan keseragaman kinerja sekaligus mengurangi
miskomunikasi dan kegagalan untuk mematuhi peraturan institusi/industri.
3. Pemeliharaan Peralatan
Setiap peralatan harus ada:
• Nomor untuk identifikasi peralatan.
• Pemeriksaan kalibrasi
• Validasi peralatan sesuai untuk tujuan.
• Pengoperasian dan parameter.
• Peralatan bersih.
• Pencatatan dan pelacakan data.
4. Kalibrasi
Kalibrasi adalah perbandingan antara pengukuran yang diketahui, standar, dan
pengukuran menggunakan instrumen yang dimiliki.
Tujuan:
Memeriksa keakuratan alat atau instrumen dan kemudian menentukan ketertelusuran
pengukuran.
5. Sertifikasi
Sertifikat kalibrasi harus berisi informasi tertentu untuk memastikan kepatuhan
terhadap suatu standard contohnya ISO 17025.
E. LABEL
Berdasarkan pasal 5, Label berisikan tentang:
1. Nama produk
2. Identifikasi bahaya
3. Tanda bahaya dan artinya
4. Uraian risiko dan penanggulangannya
5. Tindakan pencegahan
6. Instruksi apabila terkena atau terpapar
7. Instruksi kebakaran
8. Instruksi tumpahan atau bocoran
9. Instruksi pengisian dan penyimpanan
10. Referensi
11. Nama, alamat dan Nomor telepon pabrik pembuat atau distributor
F. GHS PICTOGRAMS
N. KRITERIA REAKTIF
Apabila bahan tersebut bereaksi dengan:
• Air mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar
Contoh: Alkali, alkalitana, logam halida, oksida anhidrat, oksida non logam halida
(Lithium, Sodium, Potasium, Calcium, Cobalt, Nitrat, Sulfid, Carbid, Asam pekat,
dll)
• Asam mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar atau beracun atau korosif
Seperti: kalium klorat, kalium permanganat, asam kromat, Lithium, Sodium,
Potasium, Calcium Sulfida, Cyanida, Asam pekat
O. KRITERIA OKSIDATOR
• Apabila reaksi kimia atau penguraiannya menghasilkan Oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran, terdiri dari:
a. Oksidator anorganik: permanganat, perklorat dikromat
b. Peroksida organik: bensil peroksida, eter oksida, asam perasetat organik dan
anorganik nitrat, Bromat, Dicromat.