Anda di halaman 1dari 33

KEGAWAT DARURATAN

DITEMPAT
KERJA
FK UNPRI
PENGERTIAN KEADAAN DARURAT
DITEMPAT KERJA
• Adalah keadaan yang merupakan hasil dari
beberapa kejadian yang tidak diperkirakan
sebelumnya dan memerlukan penanganan
segera.
• Kecelakaan kerja adalah keadaan darurat
yang paling sering terjadi ditempat keraja.
• Kecelakaan kerja terjadi disebabakan karena
segala situasi dan kondisi yang berpotensi
bahaya maupun aktifitasnya tidak mendapat
perhatian.
KECELAKAAN KERJA
• Terjadinya kecelakaan kerja perlu diketahui
dan dipahami dengan serius, mengingat
KECELAKAAN:
- Tidak bisa diperkirakan.
- Dapat terjadi disetiap saat.
- Dapat terjadi dimana saja.
- Dapat menimpa siapa saja.
- Dapat mengakibatkan permasalahan yang
serius
SEBAB KECELAKAAN KERJA

• Secara umum prosentase terjadinya


kecelakaan sesuai hasil survey ILO adalah:
1. 88 % karena manusia (tindakan tidak aman).
2. 10 % karena peralatan (keadaan tidak aman).
3. 2 % karena alam (lingkungan).
POTENSI KECELAKAAN KERJA

• Berhubungan dengan teknologi  Seperti


kegagalan sistem pendingin, kegagalan alarm
keselamatan.
• Berhubungan dengan kesalahan manusia 
Seperti : kurangnya pelatihan PPGD,
kurangnya pemeliharaan.
• Berhubungan secara fisik: Seperti: fasilitas
penyimpanan bahan mudah terbakar, jalur
keluar dan rute evakuasi.
POTENSI BAHAYA
• Adalah  Suatu keadaan yang memungkinkan
atau yang dapat menimbulkan
kecelakaan/cedera, penyakit, kerusakan,
kerugian atau menurunnya fungsi/unjuk kerja
dari suatu standart yang telah ditetapkan
sebelmnya.
• Ada 2 faktor utama yang dapat menimbulkan
potensi bahaya:
1. Tingkah laku berbahaya ( unsafe action).
2. Keadaan berbahaya ( unsafe condition)
I. TINGKAH LAKU BERBAHAYA
( UNSAFE ACTION)
• Yaitu perbuatan berbahaya dari manusia
(pekerja) yang dalam beberapa hal dilatar
belakangi oleh faktor-faktor :
1. Melaksanakan pekerjaan yang bukan
tugasnya.
2. Mengoperasikan (peralatan) dalam kecepatan
berbahaya.
3. Tidak memanfaatkan alat pengaman atau
APD.
4. Salah dalam penggunaan alat pengaman APD.
5. Pemuatan, penempatan barang/material
secara tidak aman.
6. Mengambil sikap dalam posisi yang tidak
aman.
7. Mengganggu , mengejek, mengejutkan orang
sedang bekerja.
8. Cara kerja yang gegabah/semberono.
9. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan.
KEADAAN BERBAHAYA
(UNSAFE CONDITION)
• Yaitu suatu keadaan/kondisi tidak aman dari:
1. Alat pengaman/APD yang kurang memadai.
2. Tidak menggunakan alat pengaman/APD.
3. Sifat pekerjaan, cara kerja, lingkungan kerja
dan proses kerja.
4. Peralatan/instalasi.
5. Kondisi tidak baik seperti: dari ketinggian,
licin, kasar, tajam, longgar, dll.
6. Rancangan/konstruksi yang tidak aman/tidak
baik.
7. Penyimpanan. Penimbunan barang/material
yang tidak pada tempatnya.
8. Keadaan penerangan yang kurang
memadai/kurang baik.
9. Peredaran udara yang kurang baik.
JENIS KECELAKAAN KERJA
• BENCANA
- Tingkat I : korban > 300 orang.
- Tingkat II : Korban 100 – 299 orang.
- Tingkat III : Korban 50 -99 orang.
- Tingkat IV : Korban 30 – 49 orang.
• KEADAAN DARURAT
- Kecelakaan kerja, keracunan, kebakaran,
ledakan, radioaktif, tumpahan bahan
berbahaya,peny menular, bencana alam.
• KECELAKAAN  Cedera.
• Kerugian yang timbul akibat kecelakaan kerja:
1. Kerugian yang bersifat non ekonomi 
Berupa penderitaan sikorban berupa
kematian, luka, cidera berat/ringan, maupun
penderitaan keluarga bila korban menderita
cacat atau meninggal.
2. Kerugian yang besifat ekonomi 
- Kerusakan peralatan, instalasi, bahan maupun
bangunan.
- Biaya perawatan dan perobatan sikorban.
- Tunjangan kecelakaan.
- Hilangnya waktu kerja.
- Menurunnya jumlah maupun mutu produksi,
( dalam hal ini pelayanan terhadap pelanggan).
• Akibat kecelakaan dapat
berdampak/mempengaruhi terhadap:
1. Yang bersangkutan (korban).
2. Keluarga korban.
3. Perusahaan.
4. Masyarakat umum.
PENGARUH KECELAKAAN KERJA
TERHADAP KORBAN
1. Penderitaan, sakit, meninggal.
2. Cacat badan/kehilangan sebagian anggota
badan.
3. Tidak mampu mengerjakan pekerjaan
semula,
4. Tidak mampu bekerja untuk selamanya.
5. Effek psycologis (karena adanya cacat badan).
6. Kehilangan pendapatan.
7. Tidak dapat/susah mengikuti kehidupan
sosial yang baik
• Pengaruh Kecelakaan Kerja terhadap keluarga
korban:
1. Kehilangan seorang pencari nafkah.
2. Kehilangan seorang yang dicintai.
PENGARUH KECELAKAAN KERJA
TERHADAP PERUSAHAAN
1. Kehilangan pegawai yang terampil dan
kekurangan tenaga terampil.
2. Turunnya produksi/kualitas.
3. Kehilangan jam kerja.
4. Kerja lembur mengejar kehilangan/turunnya
produksi.
5. Penggantian/perbaikan peralatan yang rusak.
6. Rehabilitasi pegawai yang mengalami
kecelakaan,
7. Timbulnya biaya ganti rugi.
8. Membayar upah sikorban selama korban
tidak masuk kerja.
9. Mengeluarkan biaya pelatihan
pegawai/pekerja yang baru.
10. Turunnya moral kerja pegawai.
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

• Dalam upaya pencegahan terjadinya


kecelakaan kerja perlu dilkukan hal-hal:
1. Melatih keterampilan pegawai secara tepat.
2. Belajar untuk mengantisipasi kecelakaan.
3. Turunnya produksi/kualitas.
4. Bekerja sama apabila tidak dapat
melakukannya sendiri.
5. Inspeksi peralatan-peralatan.
6. Jangan paksakan bekerja apabila kondisi
tidak memungkinkan.
7. Mengadakan investigasi kecelakaan secara
teliti agar tidak terulang lagi.
8. Membuat/menentukan standar-standar
peralatan dan SOP (Standing Operation
Prosedure).
PERALATAN KESELAMATAN KERJA

1. Sepatu kerja.
2. Jacket.
3. Sarung tangan kerja.
4. Kacamata pengaman.
5. Topi keselamatan (helm).
6. Helm pengelasan.
7. Alat pemadam kebakaran.
8. Tabir pengelasan.
9. Pelindung muka.
10. Penutup telinga (earplug).
11. Peralatan perlindungan pernafasan.
12. Breathing Apparatus.
13. Alat bantu nafas.
14. Abbrasive blasting.
MANAJEMEN PENANGANAN KEADAAN
DARURAT DITEMPAT KERJA

I. Langkah persiapan (pre-emergency planing).


- Pembentukan tim perencana.
- Analisa kemampuan dan bahaya.
- Pengembangan rencana .
- Implementasi rencana.
II. Langkah pelaksanaan.
- Penanggulangan penderita gawat darurat.
- Antisipasi dan kontrol terhadap bahaya yang
timbul.
- Evakuasi dan penanganan korban.
- Pemulihan.
I. LANGKAH PERSIAPAN IMPLEMENTASI
PEKERJA
1. Pengorganisasian komando darurat.
2. Pengorganisasian personil darurat.
3. Pengorganisasian sarana dan prasarana.
4. Pengorganisasian komunikasi darurat.
5. Pengorganisasian transportasi darurat.
6. Manajemen risiko darurat.
7. Pengorganisasian pelatihan.
8. Pengorganisasian pembiayaan.
9. Pengorganisasian keamanan
PELAKSANAAN PENAGGULANGAN
PENDERITA GAWAT DARURAT
• TUJUAN.
1. Mencegah kematian dan cacat.
2. Rujukan kepelayanan memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.
• Prinsip penanggulangan penderita gawat
darurat, serta keberhasilan dalam mencegah
kematian dan cacat, lebih ditentukan pada:
1. Kecepatan menemukan penderita.
2. Kecepatan meminta pertolongan.
3. Kecepatan memberi dan kualitas pertolongan.
• Kematian dan kecacatan dapat terjadi bila
seseorang mengalami kerusakan atau
kegagalan salah satu sistem organ:
1. SSP.
2. Pernafasan.
3. Kardiovaskuler.
4. Hati.
5. Ginjal.
6. Pankreas
• Kegagalan/kerusakan sistem organ dapat
terjadi oleh karena:
1. Infeksi.
2. Keracunan.
3. Degenerasi.
4. Asfiksia.
5. Dehidrasi.
• Pelaksanaan untuk antisipasi dan kontrol
terhadap bahaya yang timbul:
- Untuk antisipasi bahaya yang mungkin timbul
perlu rapid health need assesment oleh petugas
medis 
1. APD.
2. Hazard control zone.
3. Kontrol tempat bencena. amankan + isolasi.
PELAKSANAAN EVAKUASI
DAN PENANGANAN KORBAN
1. Cari jalur evakuasi yang aman.
2. Jaringan komunikasi dan transportasi:
- Tahap tempat kejadian dan sarana kesehatan.
- Tahap antar sarana kesehatan.
- Tahap antar pusat rujukan kesehatan.
3. Buat tempat penampungan sementara.
4. Pembuatan tempat pelayanan darurat di
pengungsian.
5. Pertolongan cepat dan tepat.
LANGKAH PEMULIHAN

• Yang perlu diupayakan adalah:


1. Antisipasi potensi lingkungan berbahaya.
2. Pemulihan pasca trauma.
3. Peningkatan kesiapan dan kewaspadaan
jaringan pelayanan kesehatan darurat.
4. Pencatatan, pelaporan dan dokumentasi.
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai