Anda di halaman 1dari 39

K3 untuk Security

Ir. Agung Praptomo


PT Expro Mandiri
• Pada saat ini, tuntutan
profesionalisme dari profesi
satpam sangat tinggi, selain
melaksanakan fungsi
pengamanan , seorang anggota
security juga dituntut untuk bisa
melaksanakan upaya
pencegahan kecelakaan kerja di
area kerjanya.
• Untuk bisa melakukan
pencegahan kecelakaan
kerja, seorang anggota
security harus
mengetahui dasar dasar
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
Pengertian K3
• Segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja
Dasar hukum penerapan K3 di tempat kerja
• Undang undang no 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja

• Undang Undang no 13 tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan

• Peraturan Pemerintah no 50 tahun 2012 tentang


Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Undang Undang no 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja

• Setiap tenaga kerja berhak mendapat


perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan
• Perlu diadakan upaya untuk membina norma
norma perlindungan kerja dalam bentuk undang
undang yang memuat ketentuan umum tentang
keselamatan kerja
• Undang Undang no 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan

• Setiap pekerja mempunyai hak untuk


memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja
• Untuk melindungi keselamatan pekerja
diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja
• Peraturan Pemerintah no 50 tahun
2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen K3
• Setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem
Manajemen K3 di perusahaannya
• Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari
manajemen perusahaan secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
dan produktif
Tujuan penerapan SMK 3
• Meningkatkan efektifitas perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja yang terukur,
terstruktur dan terintegrasi

• Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja


dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, pekerja dan serikat kerja

• Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman,


dan efisien untuk mendorong produktivitas
Syarat syarat Keselamatan Kerja
uu no 1 tahun 1970
• Mencegah dan mengurangi kecelakaan
• Mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran
• Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
• Memberi kesempatan atau jalan
menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian lain yang berbahaya
• Memberi pertolongan pada kecelakaan
• Memberi alat-alat perlindungan diri pada
pekerja
• Memelihara kebersihan, kesehatan dan
ketertiban
Keselamatan kerja (safety)
• Bebas dari kecelakaan (accident) atau
kondisi aman dari kecelakaan,
sakit atau kerugian akibat kecelakaan
kerja
Kecelakaan kerja (accident)
• Kejadian yang tidak diinginkan yang
berakibat melukai pekerja, merusak
peralatan dan material kerja atau
mengakibatkan kerugian pada properti
incident
• Mirip dengan accident, tapi tidak
mengakibatkan cedera pada pekerja
atau kerusakan pada peralatan
• Near miss
• Near accident
Model penyebab terjadinya kecelakaan
Penyebab dasar
• Faktor Personal:
• Kemampuan yang kurang memadai
• Kurangnya pengetahuan
• Kurangnya skill
• Stress
• Kurang motivasi
Penyebab dasar
• Faktor pekerjaan:
• Kurangnya leadership dan pengawasan
• Kurangnya maintenance
• Peralatan kerja, mesin dan bahan kerja
yang kurang memadai
• Kurangnya standar kerja
• Peralatan kerja yang sudah aus/rusak
Penyebab Langsung
• Tindakan tidak aman:
• Mengoperasikan mesin tanpa sepengetahuan
atasan
• Mengoperasikan mesin dengan kecepatan tinggi
• Mencopot alat pengaman mesin
• Menggunakan peralatan kerja yang tidak sesuai
• Bergurau di saat jam kerja
Penyebab Langsung
• Kondisi tidak aman:
• Lingkungan kerja yang kotor
• Kondisi lingkungan kerja yang berbahaya: gas,
debu, dll
• Kebisingan
• Kurang pencahayaan
• Temperatur yang terlalu tinggi atau rendah
• Kurangnya ventilasi
• Tidak adanya tanda2 peringatan
Incident/contact
klasifikasi accident menurut standar amerika
• Menabrak sesuatu
• Tertabrak oleh obyek yang bergerak
• Terjatuh
• terpleset
• terjepit
• tersangkut
• Tergencet
• Kontak dengan bahan berbahaya
• overload
Upaya pencegahan kecelakaan kerja
• Identifikasi dan pengendalian bahaya di tempat
kerja
• - pemantauan kondisi tidak aman
• - pemantauan tindakan tidak aman

• Pembinaan dan pengawasan


• - pelatihan dan pendidikan
• - konseling & konsultasi

• Sistem manajemen
• - prosedur & aturan
• - penyediaan sarana & prasarana
• - penghargaan & sanksi
Bahaya K3
• Definisi: • kategori:
• Semua sumber, situasi maupun • Fisik (kebisingan,
aktifitas yang berpotensi temperature,radiasi, cahaya,
menimbulkan cedera atau penyakit listrik)
akibat kerja
• Kimia (pestisida, solvent, b3)
• Biologi (virus, bakteri, parasite)
• Ergonomi (posisi kerja)
• Psikososial ( stress kerja, jam
kerja yang panjang, shift)
Risiko K3
• Definisi
• Potensi kerugian yang bisa
diakibatkan apabila terdapat kontak
dengan suatu bahaya (teriris,
terbakar, patah tulang, dll)

• Penilaian:
• Perkalian antara keparahan &
frekwensi
Pengendalian Risiko K3
APD
Apa bahaya2 untuk security?

• Serangan fisik & tindakan kekerasan


• Tertabrak kendaraan
• Terpapar zat berbahaya (B3)
• Terpleset, terantuk, terjatuh
• Kontak dengan mesin/peralatan
kelelahan
Apa yang bisa dilakukan petugas security untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja?
1. Berperan serta dalam Program Kesehatan dan
Lingkungan:
• Menjaga kebersihan pos jaga.
• Pastikan lingkungan nyaman bagi karyawan dan
pengunjung/customer.
• Koordinasi dengan cleaning service dan atau
maintenance apabila menemukan lingkungan yang
kotor di area toilet, kantin, tempat parkir dan
tempat umum lainnya
• Segera melaporkan ke maintenance atau atasan
apabila menemukan kebocoran limbah industri.
• memberikan saran kepada perusahaan mengenai
kesehatan dan lingkungan.
2. Safety Patrol.
melaksanakan patroli untuk memastikan apakah penerapan K3 sudah
dilaksanakan dan sesuai.
• Periksa Pintu Darurat, apakah dapat dibuka tutup dengan mudah dan tidak
ada benda yang menghalangi.
• Periksa jalur tangga darurat apakah ada benda yang dapat menghalangi.
• Periksa lantai, apakah ada ceceran air / minyak.
• Periksa tabung APAR (tanggal kadaluarsa), Hydrant secara berkala.
• Periksa sign tentang penunjuk arah exit door, rambu – rambu, dll, apakah
bisa dibaca dengan mudah.
• Periksa sambungan – sambungan listrik, apakah kabel – kabelnya tidak
akan membuat orang tersandung dan dapat mengakibatkan korsleting
listrik.
• Koordinasi dengan cleaning services / maintenance apabila mendapatkan
penemuan.
• Buat check list patroli.
• Catat pelaksanaan patroli dalam buku patroli.
3. Kewenangan untuk menghentikan
pekerjaan yang berbahaya.
• Apabila security menemukan suatu
situasi – kondisi yang berbahaya,
menemukan suatu pekerjaan yang
berbahaya, menemukan pekerja tidak
menggunakan peralatan keamanan
dengan memadai, maka anggota
security tersebut WAJIB UNTUK
MENGHENTIKAN PEKERJAAN
tersebut.
• 4.Laporan Situasi dan Kondisi yang
berbahaya.
• Ingat bahwa terjadinya kecelakaan adalah
hasil dari rangkaian situasi dan kondisi
yang berbahaya yang tidak ditanggulangi
/ dihilangkan dengan segera. Anggota
Security berkewajiban untuk mencatat
dan melaporkan situasi – kondisi tersebut
ke atasan atau ke pihak terkait (Misalnya :
Bagian HSE, Bag Umum, Bag HRD).
5. Memberikan Safety Induction.
• Apabila petugas khusus berhalangan,
maka anggota Security dapat
memberikan Safety induction. Tujuan
dari Safety Induction ini adalah untuk
mengkomunikasikan bahaya-bahaya
yang terdapat pada tempat kerja atau
selama kunjungan mereka sehingga
mereka mengetahui bahaya tsb dan
dapat menghindarinya.

Anda mungkin juga menyukai