KECELAKAAN KERJA
Disampaikan Oleh :
YAN WIJAYANTO, SH
PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
DATA DIRI
2
Pengertian Kecelakaan Kerja
PP No. 44 /2015 :
PT. X
RUMAH
la kaan
Kece
Tempat kerja
4
KASUS-2
PT. X
RUMAH
an
e c elaka
K
Tempat kerja
5
KASUS-3
PT.X
RUMAH
k a ann
a a
eecceel laka
KK
Tempat kerja
6
PT. X
RUMAH
l a kaan
KECELAKAAN Kece
a ka an
l
Kece
2. Kec. Perjalanan Pulang – Pergi
tempat tinggal – tempat kerja
an
3. Kecelakaan di tempat kerja la k a
Kece
Tempat kerja
4. Penyakit Akibat Kerja 7
Tujuan
12
Dasar Hukum
UU No. 3 Th 1951 ttg Pernyataan Berlakunya UU Pengawasan Perburuhan Th
1948 No. 23 Dari RI Untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara Th 1951 No.
4).
UUNo. 1 Th 1970 ttg Keselamatan Kerja (Lembaran Negara th 1970 No. 1,
Tambahan Lembaran Negara No. 1981).
UU No. 24 tahun 2011 tentang BPJS
PermenakerRI No. Per. 03/Men/1998 tentang Tatacara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan.
PPNo. 82 Tahun 2019 tentang Perubahan PP No. 44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.
Permenaker Nomor 26 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua bagi Peserta
Penerima Upah.
Permenakertrans RI No. Per 25/Men/XII/2008 tentang Pedoman Diagnosis dan
Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
Surat
Keputusan Dirjen Binawas No. Kep. 84/BW/1998 tentang Cara Pengisian
Formulir Laporan dan Analisis Statistik Kecelakaan.
9
UNDANG-UNDANG No. 1 TH 1970 Ttg
KESELAMATAN KERJA
Pasal 11
10
Unsur-unsur dalam laporan
11
DATA DALAM LAPORAN
12
DATA
13
PP No. 44/2015 tentang Jaminan Kecelakaan
Kerja.
Antara lain memuat :
TK yg tertimpa kecelakaan kerja berhak mendapat
jaminan KK berupa kompensasi meliputi
1. Penggantian biaya
biaya pengangkutan dari TKP ke RS terdekat atau ke rumah
biaya pengobatan, pemeriksaan dan perawatan
Biaya pemakaman
2. Santunan
Santunan STMB
Santunan Cacat sebagian baik anatomis maupun fungsi utk
selamanya
Santunan Cacat total utk selamanya
Santunan kematian
14
KECELAKAAN
yg berhubung dg di tempat
hub.kerja kerja
faktor
kompensasi
penyebab
UU No.24/2011 UU No.1/1970
Permenaker No.26/2015 Permenaker No.03/M/1998
HRD OSH
Tata Cara Pelaporan Kecelakaan
(Permenaker No. PER-03/MEN/1998)
Pasal 2
Pengurus/pengusaha wajib melaporkan
tiap kecelakaan yg terjadi dalam tempat
kerja yg dipimpinnya.
Kecelakaan terdiri dari :
Kecelakaan kerja ;
Kebakaran atau peledakan atau bahaya
pembuangan limbah;
Kejadian berbahaya lainnya.
16
Tata Cara Pelaporan Kecelakaan
(Permenaker No. PER-03/MEN/1998)
Pasal 3
Pengurus/pengusaha yg sudah/belum
mengikut sertakan pekerjanya dlm program BPJS
Ketenagakerjaan.
17
Tata Cara Pelaporan Kecelakaan
(Permenaker No. PER-03/MEN/1998)
Pasal 4
Pengurus/pengusaha wajib melaporkan secara tertulis tiap
kecelakaan yg terjadi kepada kepala dinas TK provinsi
setempat < 2x 24 jam.
Formulir bentuk 3 kk2 A
Laporan dapat dilakukan secara lisan sebelum dilaporkan
secara tertulis.
18
Pemeriksaan Kecelakaan
(pasal 6-11 Permenaker No. PER-03/MEN/1998)
Setelah menerima laporan, Kepala Dinas
memerintahkan pengawas melakukan
pemeriksaan dan pengkajian
kecelakaan.
Terhadap setiap kecelakaan yg dilaporkan.
Dilakukan sesuai dengan peraturan per uu
an.
Menggunakan
formulir lamp II: kec. Kerja
Formulir lamp III : PAK
Formulir Lamp. IV : Peledakan, kebakaran
dan bahaya pembuangan limbah;
Formulir lamp. V : bahaya lainnya.
19
Pemeriksaan Kecelakaan
(pasal 6-11 Permenaker No.
PER-03/MEN/1998)
Kadisnaker kab / kota pada tiap bulan
menyusun analisis laporan kecelakaan
menggunakan formulir Lamp. VI. dan
menyampaikan ke Kadisnaker Provinsi - 01
Januari 2017 fungsi sudah diitarik ke Prov
Kadisnaker provinsi menyusun analisis laporan
kecelakaan menggunakan formulir Lamp. VII.
setiap bulan dan menyampaikannya kepada
menteri.
Direktur Jenderal menyusun analisis laporan
kekerapan dan keparahan kecelakaan tingkat
nasional.
20
Laporan meliputi
I. DATA UMUM
A. Identitas Perusahaan
1. Nama perusahaan
2. Alamat perusahaan
3. Nama pengurus
4. Alamat pengurus
B. Informasi Kecelakaan
1. tempat, tanggal dan jam kejadian
2. sumber laporan
3. tanggal diterima laporan
4. tanggal pemeriksaan
5. atasan lgsg korban
6. saksi
C. Keterangan lain 21
Pasal 5
Kecelakaan
Lapor
I. DATA UMUM :
A. Identitas Perusahaan
1. Nama Perusahaan : PT. Tanpa Usaha
2. Alamat Perusahaan : Jl. Kecil No. 1 Jkt (12510)
3. Nama Pengurus : Pulan
4. Alamat Pengurus : Jl. Lingkar No. 2 C. Lain-lain
Jkt (12510) 1. P2K3/Ahli K3 : Ada/Tidak*
2. KKB/PP : Ada/Tidak*
B. Informasi Kecelakaan 3. Program Jamsostek : Ada/Tidak*
1. Tmp, Tgl, Jam Kec : Jl. Kecil No. 1 Jkt (12510) 4. Unit Kerja SPSI : Ada/Tidak*
2. Sumber Laporan : Kanti (Satpam Prsh), telpon 5. Jml TK : 2000 org
3. Tgl Diterima Laporan : 10 Maret 2003 6. Asuransi lainnya : Jiwasraya
4. Tgl Pemeriksaan : 13 Maret 2003
5. Atasan Langsung Korban : Antik
6. Saksi-saksi : Kun, Mar, Won
30
Lampiran II : PER MEN NO. 03/MEN/1998
II. DATA KORBAN
Kode A
1. Jumlah : ………… org A
32
Lampiran II : PER MEN NO. 03/MEN/1998
(_________________) (_________________)
33
MODEL KLASIFIKASI KECELAKAAN DI
INDONESIA
Kode A menerangkan :
i. Data korban yang terdiri dari data umum
A Jumlah korban
A1 Jumlah korban laki-laki
A2 Jumlah korban perempuan
A3 Untuk korban dikelompkan berdasarkan usia
A3.1 Kurang dari 10 tahun
A3.2 Antara 11 s/d 20 tahun
A3.3 Antara 21 s/d 30 tahun
A3.4 Antara 31 s/d 40 tahun
A3.5 Antara 41 s/d 50 tahun
A3.6 Antara dari 51 tahun
ref. Permenaker No. Per-03/MEN/1998
ii. Akibat kecelakaan
A4 Jumlah korban yang mati
A5 Jumlah korban yang luka berat
A6 Jumlah korban yang luka ringan
A7 Kepala
iii. Bagian tubuh yang A8 Mata
cidera
A9 Telinga
A10 Badan
A11 Lengan
A12 Tangan
A13 Jari tangan
A14 Paha
A15 Kaki
A16 Jari kaki
A17 Organ tubuh bagian dalam
Kode B : Sumber Kecelakaan
B1 Mesin (mesin pons, mesin press, gergaji, mesin bor, mesin tenun, dll
B2 Penggerak mula dan pompa (motor bakar, pompa angin/kompresor, pompa air,
kipas angin, penghisap udara, dll)
B3 Lif (lift) untuk orang atau barang baik yang digerakan dengan tenaga uiap, listrik,
hidrolik, dll
B4 Pesawat angkat (keran angkat, derek, dongkrak, takel, lir, dll)
B5 Conveyor (ban berjalan, rantai berjalan, dll)
B6 Pesawat angkut (lori, forklift, gerobak, mobil, truck, cerobong penghantar, dll)
B14 Faktor lingkungan ( iklim kerja, tekanan udara, getaran, bising, cahaya, dll
B15 Bahan mudah terbakar dan benda panas (lak, film, minyak, kertas, kapuk, uap, dll)
C2 Terpukul (pada umumnya karena yang jatuh, meluncur, melayang, bergerak, dll)
D4 Pengaturan prosedur yang tidak aman (pengaturan prosedur yang tidak aman
pada atau sekitar sumber kecelakaan, misalnya: penyimpanan, peletakan yang
tidak aman, diluar batas kemampuan, pembebanan lebih, faktor psikososial,
dll)
42
2. Kaki dan Jari-jari
Ibu Jari Jari-jari lainnya
Amputasi seluruh atau sebagian dari tulang
(hari) (hari)
Ruas ujung 150 35
Ruas tengah - 75
Ruas pangkal 300 150
3. Lengan
Tiap bagian dari pergelangan sampai siku 3600 hari
Tiap bagian dari atas siku sampai sambungan bahu 4500 hari
4. Tungkai
Tiap bagian di atas mata kaki sampai lutut 3000 hari
Tiap bagian di atas lutut sampai pangkal paha 4500 hari
43
B. Kehilangan Fungsi
Satu mata 1800 hari
Catatan : Untuk setiap luka ringan dengan tidak ada amputasi tulang
kerugian hari kerja adalah sebesar jumlah hari sesungguhnya
selama si korban tidak mampu bekerja.
44
Mekanisme Pelaporan Kecelakaan(Permenaker
No. 3 Tahun 1998)
45
Hak Tenaga Kerja
Pengusaha/ 46
Pihak lain
Manfaat BPJS Ketenagakerjaan
No. Manfaat Keterangan
1. Pelayanan kesehatan (perawatan dan •Pelayanan kesehatan diberikan
pengobatan), antara lain: tanpa batasan plafon sepanjang
•pemeriksaan dasar dan penunjang; sesuai kebutuhan medis (medical
•perawatan tingkat pertama dan lanjutan; need).
•rawat inap dengan kelas ruang perawatan yang •Pelayanan kesehatan diberikan
setara dengan kelas I rumah sakit pemerintah; melalui fasilitas kesehatan yang
•perawatan intensif (HCU, ICCU, ICU); telah bekerjasama dengan BPJS
•penunjang diagnostic; Ketenagakerjaan (trauma center
•pengobatan dengan obat generik (diutamakan) BPJS Ketenagakerjaan).
dan/atau obat bermerk (paten) •Penggantian biaya
•pelayanan khusus; (reimbursement) atas perawatan
•alat kesehatan dan implant; dan pengobatan, hanya berlaku
•jasa dokter/medis; untuk daerah remote area atau
•operasi; didaerah yang tidak ada trauma
•transfusi darah (pelayanan darah); dan center BPJS. Ketenagakerjaan.
•rehabilitasi medik. Penggantian biaya diberikan sesuai
ketentuan yang berlaku.
47
2. Santunan berbentuk uang, antara
lain:
a) Penggantian biaya Perhitungan biaya
pengangkutan peserta yang transportasi untuk kasus
mengalami kecelakaan kecelakaan kerja yang
kerja/penyakit akibat kerja, ke menggunakan lebih dari
rumah sakit dan/atau kerumahnya, satu jenis transportasi
termasuk biaya pertolongan berhak atas biaya
pertama pada kecelakaan;. maksimal dari masing-
•Angkutan darat/sungai/danau masing angkutan yang
diganti maksimal Rp1.000.000,- digunakan dan diganti
(satu juta rupiah). sesuai bukti/kuitansi
•Angkutan laut diganti maksimal dengan penjumlahan
Rp1.500.000 (satu setengah juta batasan maksimal dari
rupiah). semua jenis transportasi
•Angkutan udara diganti maksimal yang digunakan
Rp2.500.000 (dua setengah juta 48
rupiah).
b) Sementara Tidak Mampu Bekerja Dibayarkan kepada
(STMB), dengan perincian pemberi kerja (sebagai
penggantian, sebagai berikut: pengganti upah yang
•6 (enam) bulan pertama diberikan diberikan kepada tenaga
sebesar 100% dari upah. kerja) selama peserta
•6 (enam) bulan kedua diberikan tidak mampu bekerja
sebesar 75% dari upah. sampai peserta dinyatakan
•6 (enam) bulan ketiga dan sembuh atau cacat
seterusnya diberikan sebesar 50% sebagian anatomis atau
dari upah. cacat sebagian fungsi atau
cacat total tetap atau
meninggal dunia
berdasarkan surat
keterangan dokter yang
merawat dan/atau dokter
penasehat.
49
c) Santunan Kecacatan •Jenis dan besar
•Cacat Sebagian Anatomis sebesar = persentase kecacatan
% sesuai tabel x 80 x upah sebulan. dinyatakan oleh dokter
•Cacat Sebagian Fungsi = % yang merawat atau dokter
berkurangnya fungsi x % sesuai penasehat yang ditunjuk
tabel x 80 x upah sebulan. oleh Kementerian
•Cacat Total Tetap = 70% x 80 x Ketenagakerjaan RI,
upah sebulan. setelah peserta selesai
menjalani perawatan dan
pengobatan.
•Tabel kecacatan diatur
dalam Lampiran III
Peraturan Pemerintah No.
44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian.
50
d) Santunan kematian dan biaya
pemakaman
Santunan Kematian sebesar = 60 % x 80 x
upah sebulan, sekurang kurangnya
sebesar Jaminan Kematian.
Biaya Pemakaman Rp3.000.000,-.
Santunan berkala selama 24 bulan yang
dapat dibayar sekaligus= 24 x
Rp200.000,- = Rp4.800.000,-.
51
3. Program Kembali Bekerja (Return to Work) berupa pendampingan kepada peserta
yang mengalami kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang berpotensi
mengalami kecacatan, mulai dari peserta masuk perawatan di rumah sakit sampai
peserta tersebut dapat kembali bekerja.
5. Rehabilitasi berupa alat bantu (orthese) dan/atau alat ganti (prothese) bagi
Peserta yang anggota badannya hilang atau tidak berfungsi akibat Kecelakaan
Kerja untuk setiap kasus dengan patokan harga yang ditetapkan oleh Pusat
Rehabilitasi Rumah Sakit Umum Pemerintah ditambah 40% (empat puluh persen)
dari harga tersebut serta biaya rehabilitasi medik.
6. Beasiswa pendidikan anak bagi setiap peserta yang meninggal dunia atau
mengalami cacat total tetap akibat kecelakaan kerja sebesar Rp12.000.000,- (dua
belas juta rupiah) untuk setiap peserta.
PENGAWASAN
Pasal 13
Pengawasan terhadap ditaatinya Peraturan Menteri ini
dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan
53
Pengukuran Kinerja K3
54
Perhitungan SR dan
FR
ANALISA STATISTIK KECELAKAAN
1. Tingkat kekerapan (Frequency Rate) : banyaknya
kecelakaan kerja per satu juta jam kerja orang akibat kecelakaan selama
periode 1 tahun
56
Catatan
a.Standar Permenaker diatas dalam perhitungan statistik sesuai dengan
standar ILO dengan angka 1.000.000 = ( 50 minggu / tahun ) x ( 40jam /
minggu) x 500 pekerja
b.Jumlah jam orang kerja adalah jumlah total jam kerja karyawan
selama 1 tahun ditambah jam kerja lembur dikurangi absen.
c.Untuk menentukan kerugian hari efektif yang hilang dalam sebuah
kecelakaan, terdapat tabel konversi pada lampiran 2 Permenaker
3/1998. Hari hilang = STMB ( Sementara Tidak Mampu Bekerja ) +
Konversi.
57
Kasus :
PT .PAPAN ATAS memiliki 700 orang tenaga kerja, sistem
kerja 5 hari dalam seminggu dan 8 jam sehari, mempunyai
data kecelakaan sebagai berikut, dalam tahun 2018,
tercatat
1 orang meninggal dunia
1 orang mengalami cacat mata sebelah kanan karena cipratan bahan
kimia
3 orang mengalami cacat buntung pada bagian jari telunjuk sampai
pangkal
4 orang mengalami cacat buntung kaki kanan sampai lutut
5 orang dirawat di rumah sakit masing 10 hari
Lainnya tidak menimbulkan kehilangan hari kerja
Hitung FR & SR -nya
58
FR = 14 X 1.000.000
700 X 40 X 50
= 10
SR = 21.050 X 1.000.000
700 X 40 X 50
= 15.035 jam
Kesimpulan :
Pada tahun 2018 di PT Papan Atas terjadi
kecelakaan sebanyak 10 kali dalam setiap
1.000.000 jam kerja yang mengakibatkan
hilangnya jam kerja sebanyak 15.035 jam kerja
59
Tugas : Simulasi Perhitungan SR dan FR
SR = 17.120 X 1.000.000
500 X 40 X 50
= 17.120 jam
Kesimpulan :
Pada tahun 2019 di PT Maju Mundur terjadi
kecelakaan sebanyak 16 kali dalam setiap
1.000.000 jam kerja yang mengakibatkan
hilangnya jam kerja sebanyak 17.120 jam kerja
62