Anda di halaman 1dari 42

DIAGNOSIS PENYAKIT

AKIBAT KERJA dan


TATA LAKSANA serta
PELAPORANNYA
PAK sering tidak terdiagnosis:
Why & How?
Kendala Diagnosis PAK Peran Surveilans
 Kasus sering datang ke tempat  Deteksi dini & mencari
praktik hubungan faktor risiko & efek
 PAK tidak khas (gejela PAK = kesehatan
nonPAK)
 Melalui analisis faktor
 Masa laten yang lama deteminan dari data yang
dikumpulkan secara terus-
 Pekerja kurang dapat informasi
tentang kesehatan kerja menerus

 Dokter di masyarakat kurang  By understanding the model of


mendapat informasi/latihan causation …
tentang kesehatan kerja

meily 180325
DEFINISI PENYAKIT AKIBAT KERJA
 Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan dan atau
lingkungan kerja termasuk penyakit terkait kerja.
 Penyakit terkait kerja adalah penyakit yang
mempunyai beberapa agen penyebab
dengan faktor pekerjaan dan atau lingkungan
kerja memegang peranan bersama dengan
faktor risiko lainnya.
DEFINISI PENYAKIT AKIBAT KERJA
 Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit
yang timbul karena hubungan kerja berhak
 mendapat jaminan Kecelakaan Kerja baik
pada saat masih dalam hubungan kerja
maupun setelah hubungan kerja berakhir
maksimal 3 tahun sejak berakhir.(Kepres no 22
/1993)
Sumber: Foà, V., & Alessio, L. (n.d.). Encyclopaedia of Occupational Health and Safety 4th Edition;
Chapter 27 - Biological Monitoring.
PENYEBAB PENYAKIT AKIBAT KERJA
 Lima Faktor
1. Fisika
2. Kimia
3. Biologi
4. Ergonomi
5. Psikologi/Psikososial
Prinsip-Prinsip Penyakit Akibat Kerja

 Prinsip diagnosis yang harus diperhatikan:


1. Hubungan antara pajanan yang spesifik dengan
penyakit.
2. Frekuensi kejadian penyakit pada populasi pekerja
lebih tinggi daripada pada masyarakat.
3. Penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Penegakan Diagnosis Penyakit
Akibat Kerja
Diagnosis penyakit akibat kerja memiliki :
1. Aspek medik: dasar tata laksana medis dan tata
laksana penyakit akibat kerja serta membatasi
kecacatan dan keparahan penyakit.
2. Aspek komunitas: untuk melindungi pekerja lain
3. Aspek legal: untuk memenuhi hak pekerja
Diagnosis Klinis

 Diagnosis klinis harus ditegakkan terlebih dahulu


dengan melakukan:
1. Anamnesa;
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium/penunjang (Risk
Based Medical Check up)
Riwayat Pajanan

1. Deskripsi semua pekerjaan secara kronologis dan pajanan yang


dialami (pekerjaan terdahulu sampai saat ini).
2. Periode waktu melakukan masing-masing pekerjaan.
3. Produk yang dihasilkan.
4. Bahan yang digunakan.
5. Cara bekerja.
6. Proses kerja.
7. Riwayat kecelakaan kerja (tumpahan bahan kimia).
8. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan.
Hubungan Pajanan dan PAK
 Pajanan yang teridentifikasi berdasarkan evidence
based dihubungkan dengan penyakit yang dialami.
 Hubungan pajanan dengan diagnosis klinis
dipengaruhi oleh waktu timbulnya gejala setelah
terpajan oleh bahan tertentu.
 Penyakit lebih sering timbul apabila berada di tempat
kerja dan berkurang saat libur atau cuti.
 Hasil pemeriksaan pra-kerja dan berkala dapat
digunakan sebagai salah satu data untuk menentukan
penyakit berhubungan dengan pekerjaannya.
Penentuan Besar Pajanan
1. kualitatif :
a. pengamatan cara, proses dan lingkungan kerja dengan
memperhitungkan lama kerja dan masa kerja.
b. Pemakaian alat pelindung secara benar dan konsisten untuk
mengurangi besar pajanan.
2. kuantitatif :
a. data pengukuran lingkungan kerja yang dilakukan secara
periodik.
b. data monitoring biologis.
Penentuan Faktor Individu
Faktor individu yang berperan terhadap timbulnya
penyakit antara lain:
1. jenis kelamin
2. usia
3. kebiasaan
4. riwayat penyakit keluarga (genetik)
5. riwayat atopi
6. penyakit penyerta.
Penentuan Pajanan di luar tempat
Kerja
 Penyakit yang timbul mungkin disebabkan oleh pajanan yang
sama di luar tempat kerja sehingga perlu informasi tentang
kegiatan yang dilakukan di luar tempat kerja seperti :
1. hobi,
2. pekerjaan rumah dan
3. pekerjaan sampingan.
Jenis Penyakit Akibat Kerja

 Berdasarkan Keppres tahun 1993


 Jenis penyakit akibat kerja berdasarkan agen dan
pekerjaaannya sesuai dengan International Statistical
Classification of Diseases and Related Health Problems
(ICD-10) in Occupational Health (OH) yang
dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO).
Tata Laksana Medis

 Setelah diagnosis klinis pada langkah pertama


diagnosis penyakit akibat kerja ditegakkan.
 Berupa rawat jalan dan/atau rawat inap yang dapat
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan
oleh dokter sesuai dengan kompetensinya.
Tata Laksana Medis
 Terapi medikamentosa dan/atau
 non medikamentosa seperti
a. edukasi,
b. exercise,
c. fisioterapi,
d. konseling, psikoterapi dan
e. nutrisi.
Tata Laksana Medis
 Rujukan klinis dilakukan apabila diagnosis klinis
belum dapat ditegakkan karena :
a. Timbul keraguan dari dokter yang melakukan
pemeriksaan.
b. Sumber daya manusia, sarana, dan prasarana
yang tidak memadai.
Tata Laksana Okupasi
 Tata laksana okupasi diberikan setelah diagnosis
ditegakkan. Sasaran tata laksana okupasi
adalah individu pekerja dan komunitas pekerja.
 Tata laksana okupasi pada individu pekerja
terdiri dari
1. penetapan kelaikan kerja,
2. program kembali bekerja
3. penentuan kecacatan.
Tata Laksana Okupasi pada
Komunitas Pekerja
Tata laksana okupasi pada komunitas pekerja
terdiri dari
1. Pelayanan pencegahan penyakit akibat kerja
dan
2. Penemuan dini penyakit akibat kerja.
Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
a. Identifikasi potensi bahaya penyakit akibat kerja.
b. Promosi kesehatan kerja sesuai dengan hasil identifikasi potensi
bahaya yang ada di tempat kerja.
c. Pengendalian potensi bahaya di tempat kerja.
d. Pemberian informasi mengenai alat pelindung diri yang sesuai
dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja dan cara
pemakaian alat pelindung diri yang benar.
e. Pemberian imunisasi bagi pekerja yang terpajan dengan agen
biologi tertentu.
Penemuan Dini Penyakit Akibat
Kerja
Penemuan dini penyakit akibat kerja dilakukan dengan :
a) Pemeriksaan kesehatan pra kerja
b) Pemeriksaan berkala
c) Pemeriksaan khusus dilakukan sesuai indikasi bila
ditemukan ada keluhan dan/atau potensi bahaya di
tempat kerja. Sebagai pemeriksaan lanjutan dari
pemeriksaan berkala dan menjelang masa akhir kerja.
d) Surveilans kesehatan pekerja dan lingkungan kerja
Pelaporan Kecelakaan Kerja
(Permenaker no 03 tahun1998)
Kecelakaan terdiri dari:
a. Kecelakaan kerja;
b. Penyakit akibat kerja
c. Kebakaran atau
d. Peledakan atau bahaya pembuangan limbah;
kejadian berbahaya lainnya.
 Pelaporan 2x24 jam secara tertulis, dengan
Formulir KK lampiran 3
 Dapat dilakukan terlebih dahulu secara lisan
ALUR PELAPORAN KEC KERJA DAN PAK

Laporan Kec Kerja


(Bentuk KK. 2A)

Formulir lap Riksa & Kaji


- Lamp II utk Kec Kerja Kakadisnaker Kab/kota
- Susun analisis Lap Kec. tiap
- Lamp III utk PAK Peg.Pengawas akhir bulan sesuai lamp VI
- Lamp IV utk Peledakan, - Sampaikan selambat-2nya tgl 5
Kebakaran dan bhy bln berikutnya
pembuangan limbah
- Lamp V utk bhy lain
Kakanwil - Susun analisis Lap
depnaker/ Kec. Tiap-tiap bulan
Kadisnaker Prop sesuai lamp VII
- Sampaikan segera

- Dirjen Binwasnaker
MENTERI atau
Susun analisis Lap Pejabat yg
FR & SR tk Nasional ditunjuk
ALUR PENGAJUAN KLAIM KEC KERJA DAN PAK
KECELAKAAN ATAU PAK
2 X 24 Jam stl Kejadian Kec / Diagnosa PAK

n
Perusahaa
Laporan Kecelakaan Tahap I … Form Jamsostek 3/ KK. 2 A
(Kec dan PAK)
-STMB berakhir, Cacat, Meninggal dunia
2 X 24 Jam stl ada Ket. Dokter
& Jamsostek
Disnakertrans Kab/Kota

Laporan Kecelakaan Tahap II : (berfungsi sebagai pengajuan pembayaran


Jamsostek)
• Form Jamsostek 3a (KK3) ….. u/ Kecelakaan kerja
• Form Jamsostek 3b (KK.4) … surat keterangan dokter u/ kecelakaan
• Form Jamsostek 3c (KK5) ….. surat keterangan dokter u/ PAK
•Fc kartu peserta
•Kuitansi biaya pengobatan dan angkutan
•Dokumen pendukung lainnya

Badan Penyelenggara (Jamsostek) menetapkan besarnya


santunan dan penggantian biaya
TINDAK LANJUT PELAPORAN
Permenaker No 3 tahun 1998
1. Laporan kecelakaan yang diterima dilakukan pemeriksaan dan
pengkajian oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan dengan
menggunakan formulir :
• Lampiran II : untuk kecelakaan kerja
• Lampiran III : untuk PAK
• Lampiran IV : untuk peledakan, kebakaran
dan bahaya pembuangan limbah
• Lampiran V : untuk bahaya lainnya
2. Dinas Ketenagakerjaan Kab/Kota menyusun analisis laporan
kecelakaan (setiap akhir bulan), menggunakan formulir Lampran VI,
dan dilaporkan ke Dinas Ketenagakerjaan Provinsi
3. Dinas Ketenagakerjaan Provinsi menyusun analisis laporan kecelakaan
(setiap bulan), menggunakan formulir Lampran VII, dan dilaporkan ke
Menteri Tenaga Kerja.
4. Dirjen Binwasnaker Depnakertrans menyusun analisis laporan
kekerapan dan keparahan kecelakaan tingkat nasional.
Lampiran III : PERATURAN MENTERI
NOMOR : 03/MEN/1998
TANGGAL : 26 Pebruari 1998
LAPORAN PEMERIKSAAN DAN PENGKAJIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
KANDEP TENAGA KERJA : NO. : ………
……………… KLUI : ………
KANWIL DEPNAKER :
I. DATA UMUM :
……………..
A. Identitas Perusahaan
1. Nama Perusahaan : ………………………..
2. Alamat Perusahaan : ……………………
3. Nama Pengurus : ……………………
C. Lain-lain
4. Alamat Penguru : ……………………
1. P2K3/Ahli K3 : Ada/Tidak*
2. KKB/PP : Ada/Tidak*
B. Informasi PAK 3. Program Jamsostek : Ada/Tidak*
1. Tmp, Tgl, Jam Kec : ………………… 4. Unit Kerja SPSI : Ada/Tidak*
2. Sumber Laporan : ………………… 5. Jml TK : …………….
3. Tgl Diterima Laporan : ………………… 6. Asuransi lainnya : …………….
4. Tgl Pemeriksaan : …………………
5. Atasan Langsung Korban : ……………
6. Saksi-saksi : ………………
Lampiran III : PER MEN NO. 03/MEN/1998
II. DATA KORBAN

A. Identitas
Kode A
1. Nama : ……………………
2. Nip : ……………………
3. Jenis Kelamin : ……………………
4. Jabatan : ……………………
5. Unit/Bagian Kerja : ……………………
6. Lama Bekerja : ……………………
B. Riwayat Pekerjaan
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………… (Bila perlu dibuat lampiran tersendiri)
C. Riwayat Penyakit
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………… (Bila perlu dibuat lampiran tersendiri)

D. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja


a. Dilakukan / tdk dilakukan *)
b. Kelalaian yang ditemukan
E. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
a. Dilakukan / tdk dilakukan *)
b. Kelalaian yang ditemukan
Lampiran III : PER MEN NO. 03/MEN/1998

2. Faktor cara kerja yg dpt mempengaruhi thdp sakit penderita :


 Peralatan Kerja : ………………………..
 Proses Produksi : ………………………..
 Ergonomi : ………………………..
3. Upaya Pengendalian
 Alat Pelindung Diri : ………………………..
 Ventilasi : ………………………..
 Dll : ………………………..

IV. KESIMPULAN
Penderita / TK tsb diatas menderita PAK :
Diagnosis :

V. CACAT AKIBAT KERJA


PAK tsb diatas menimbulkan/tdk menimbulkan :
a. Cacat fisik/mental *) :
b. Kehilangan kemampuan kerja :
VI. TINDAKAN LEBIH LANJUT

Mengetahui : ……tmp……, …tgl… …bln… …th…


Kepala Kantor Pegawai Pengawas
Departemen Tenaga Kerja

(_________________) (_________________)
Referensi

 Kepres RI no 13 tahun 1993 tentang PAK


 Permenaker no 03 tahun 1998 tentang pelaporan kecelakaan kerja
 Pemenkes no 56 tahun 2016 tentang Penatalaksanaan PAK
 Permenaker no 25 tahun 2008 tentang pedoman diagnosis PAK

Anda mungkin juga menyukai