Anda di halaman 1dari 29

MATERI

PRESENTASI
Penyakit Akibat Kerja
dan HIV / AIDS
Pelatihan Calon Ahli K3 Umum 19
Februari – 02 Maret 2024
PEMBAHASAN

Peraturan Masalah
Pengertian Pelaksanaa
Perundang- yang
dan Tujuan n di
undangan dihadapi
Pelaksanaa Lapangan /
yang dan
n Perusahaan
mendasari Solusinya

Materi Presentasi | Calon Ahli K3 Umum 19 Februari – 02 Maret 2024


• MOCHAMAD ICHSAN
• DJANUR MAGENTA
Our Team • AFRILYAN NUGRAHA

Kelompok 3 •

NUR AZIZAH
SITI HADIYANTI ARIFAH
• FITRY HANDAYANI
• RIZKY RAHMAN

Materi Presentasi| Calon Ahli K3 Umum 3


LANDASAN
HUKUM
• Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, dan peraturan
pelaksanaanya
• Kepmennakertrans No. 68/2004 Pencegahan
dan Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS
di Tempat Kerja dan Petunjuk Pelaksanaannya
(Kep. Ditjen Binwasnaker No. 20/2005)
• Undang-Undang Dasar 1945: Pasal 28B ayat (1)
dan (2) menjamin hak atas kehidupan dan
kesehatan bagi setiap warga negara, termasuk
pekerja.
• Undang undang No. 1 Tahun 1970 pasal 8
– Pengurus di wajibkan memeriksakan kesehatan badan,
kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja
yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai
dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
– Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada
Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan
oleh Direktur.
– Norma-norma mengenai pengujian kesehatan
ditetapkan dengan peraturan PERUDANGAN
Kepmennakertrans No. Kep.
68/MEN/IV/2004
Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan
HIV/AIDS Di Tempat Kerja

• Program pencegahan & penanggulangan


HIV & AIDS di tempat kerja merupakan
tanggung jawab bersama :
–Pemerintah
–Pengusaha
–Serikat pekerja/buruh
A. KEWAJIBAN PEMERINTAH
(Kepmenakertrans No 68 Th
2004)
• Melakukan pembinaan thd program
pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di
tempat kerja
• Bersama-sama dengan Pengusaha dan SP/SB
atau sendiri2 melaksanakan upaya pencegahan
dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
• Dapat dilakukan dengan melibatkan pihak
ketiga dan atau ahli dibidang HIV/AIDS
B. KEWAJIBAN PENGUSAHA
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)

Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan dan


penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja :
a) Mengembangkan kebijakan (dpt dituangkan dalam PP atau
PKB)
b) Mengkomunikasikan kebijakan melalui :
– Penyebarluasan informasi
– Penyelenggaraan pendidikan dan latihan

c) Memberikan perlindungan kpd pekerja/buruh dari tindakan


dan perlakuan diskriminatif.
d) Menerapan prosedur K3 khusus.
C. KEWAJIBAN SERIKAT PEKERJA/
SERIKAT BURUH (SP/SB)
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)

• Bersama-sama Pemerintah dan Pengusaha


atau sendiri-sendiri melaksanakan upaya
pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
di tempat kerja;
Human
Immunodeficiency
Virus
HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih (CD 4) di
dalam tubuh.
Sel darah putih : sel kekebalan yang berfungsi melawan bibit
penyakit yang masuk ke dalam tubuh

AIDS (AQUIRED
IMUNODEFICIENCY SYNDROME)
Suatu kumpulan gejala penyakit (Sindrom) berupa menurun/hilangnya
kekebalan tubuh yang diakibatkan oleh virus (HIV) dan disertai berbagai
penyakit/infeksi ikutan yang berakibat fatal
DIMANAKAH HIV ITU BERADA?
HIV terutama ditemukan di:
- Darah
- Cairan Vagina
- Air Mani (bukan pada sperma)
- Air Susu Ibu

Penularan terjadi melalui kontak dengan cairan tsb yang


mengandung HIV

HIV tidak ditemukan di keringat, air kencing, tinja, air


ludah (kecuali sudah terkontaminasi dengan darah)
KONTAK SOSIAL TIDAK MENULARKAN
HIV
BUTUH KEWASPADAAN BUKAN KEPANIKAN
di dalam dan luar tempat kerja

Sebagai pekerja:
– Harus waspada terhadap semua potensi
bahaya ditempat kerja
– Membudayakan “CARA KERJA AMAN”

Kasus di Indonesia :
-
- 85 % usia produktif
-3M
- berdampak pada dunia bisnis
Voluntary Counseling and
Testing (VCT)
Layanan konseling dan test HIV
secara sukarela
Prinsip
1. Sukarela/tidak ada paksaan ( ada
persetujuaan tertulis /inform consent)
2. Bersifat rahasia
3. Diawali dan di akhiri dengan konseling
4. Dilakukan oleh dokter yang
terlatih/kompeten
15
SEKTOR YANG RENTAN
HIV/AIDS

a. Bidang transportasi:
- (pelaut, pengemudi truk, nelayan)
b. Bidang Perkebunan, Kehutanan, Pertambangan,
dan Perminyakan
c. Industri lain dengan populasi pekerja laki2 yang
berpindah-pindah t
MASALAH HIV/AIDS & DUNIA KERJA

Pekerja menghadapi risiko/kerentanan terhadap HIV/AIDS,


karena :
1. Usia produktif = periode aktif dalam aktivitas seksual
2. Banyak pekerja berstatus migrant worker yg terpisah
dari keluarga …. fenomena 3 M (Mobile Man with
Money), yang makin berisiko tertular & menularkan
HIV/AIDS
3. Terdapat kecenderungan banyaknya industri hiburan
yang mengiringi perkembangan kawasan industri
4. Akses/penyebarluasan informasi dan pelayanan terkait
HIV/AIDS kepada masyarakat pekerja masih terbatas
PENYAKIT AKIBAT KERJA
( PAK )
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
• Penyakit akibat kerja
- timbulnya karena adanya pekerjaan
- terdapat sebab akibat
- man made diseases = penyakit buatan
manusia
- dapat dicegah
• Wajib dilaporkan
• Mendapatkan komensasi
Dasar Hukum
• UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan
kerja
• Perpres No. 7 tahun 2019 Penyakit akibat kerja
• Pemenaker No. 1 tahun 1981 kewajiban
melapor PAK
• PP No.44 tahun 2015 Penyelenggaraan JKK
dan JKM
• PP No.88 tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
- Perpres No. 7 tahun 2019 (pasal 1)
• Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
atau lingkungan kerja.
Penyebab PAK
• Faktor fisika
bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara,
vibrasi, penerangan kurang baik
• Faktor kimia
Semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap,
gas, larutan, kabut, asap
• Faktor biologi
Disebabkan oleh jamur, virus, bakteri, parasit.
Penyebab PAK
• Faktor ergonomi
desain tempat kerja, beban kerja
• Faktor psikologi
Stress psikis, pekerjaan monoton, tuntutan
pekerjaan, lingkungan kerja
Perpres No. 7 tahun 2019 Penyakit akibat
kerja
pasal 2
Ayat 1:
Pekerja yang didiagnosa menderita penyakit akibat kerja
berdasarkan surat keterangan dokterberhak atas manfaat JKK
meskipun hubungan kerja telah berakhir.

Ayat 2:
Hak atas manfaat JKK sebagaimana dimaksud ppada ayat (1)
diberikan apabila penyakit akibat kerja timbul dalam jangka
waktu paling lama 3 tahun terhitung sejak hubunngan kerja
berakhir.
Ayat 3:
Penyakit akibat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi jenis peyakit:
1. Yang disebabkan pajanan faktor yang timbul dari aktivitas
pekerjaan.
2. Berdasarkan sistem target organ.
3. Kanker akibat kerja.
4. Spesifik lainnya.

Ayat 4:
Jenis penyakit akibat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan presiden ini.
Lampiran (pasal 2 ayat 3)
1. Yang disebabkan pajanan faktor yang timbul
dari aktivitas pekerjaan
• Faktor Kimia : 39
• Faktor Fisik :7
• Faktor Biologi :9
2. Berdasarkan sistem target organ
• Penyakit saluran pernafasan : 12
• Penyakit kulit :3
• Gangguan otot dan kerangka :8
• Gangguan mental dan perilaku : 2

3. Kanker akibat kerja


• Penyakit kanker yang disebabkan oleh suatu
zat :8
4. Penyakit spesifik lainnya
Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
proses kerja, dimana penyakit tersebut ada
hubungan langsung antara paparan dengan
penyakit yang dialami oleh pekerja yang
dibuktikan secara ilmiah dengan mentode yang
tepat.

Contoh : nystagmus pada penambang


7 langkah diagnosis
( Permen No. 56 tahun 2016 )

2. Menentukan
1. Diagnosis pajananyang dialami
Klinis pekerja di tempat
kerja

4. Menetukan 3. Menentukan
hubungan pajanan
besarnya dengan diagnosis
pajanan klinis

5. Menentukan 6. Menentukan
faktor individu pajanan diluar
yang beran tempat kerja

7. Menentukan
diagnosis PAK

Anda mungkin juga menyukai