Anda di halaman 1dari 16

Penyakit Akibat Kerja

dan
HIV/AIDS
Kelompok 3 :
1. Candra Gilang Tantiya
2. Benteng Satria Bela
3. Dwi Anggera Wicaksono
4. Fransiskus Mega
5. Muhammad Syahrudin Irfandie
6. Rachmat Subakti
7. Saepul Millah
8. Wahida Febriana
01

Penyakit Akibat Kerja


(PAK)
Definisi & Peraturan Perundang-undangan

● PP No. 7 tahun 2019 tentang Penyakit


Akibat Kerja
● Pemenaker No. 1 tahun 1981 tentang
● Permenaker No. 5 Tahun 2021 Pasal 1
Kewajiban Melapor PAK
: Penyakit yang disebabkan oleh
Pekerjaan dan/atau Lingkungan Kerja ● Permen Nakertrans No. 01/Men/1981
tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja (PAK) (Turunan Pasal
11 UU No. 1 Tahun 1970)
7 Langkah Diagnosis Okupasi (Permenkes No. 56 tahun
2016 Pasal 4

1 2 3
Diagnosis Klinis Paparan Tempat Kerja Hubungan antara pajanan dengan
penyakit

6 5 4
Kecukupan Paparan Faktor individu yang berperan Faktor lain diluar pekerjaan

7
Tentukan Diagnosis Okupasi
Penatalaksanaan PAK

1. Penatalaksanaan Medis: Pengobatan dan


perawatan sesuai dengan penyakitnya

2. Penatalaksaan Okupasi:

3. Surveilans kesehatan

4. Kompensasi

5. RTW
02

HIV/AIDS
Definisi & Peraturan Perundang-undangan

● Human Immunodeficiency Virus ● Kepmennakertrans No. 68/Men/2004


(HIV) adalah virus yang menyerang Pencegahan dan Penanggulangan
sel darah putih (CD 4) di dalam tubuh HIV/AIDS di Tempat Kerja dan
● Aquired Imunodeficiency Syndrome Petunjuk Pelaksanaanya (Kep. Ditjen
(AIDS) Suatu kumpulan gejala Binwasnaker No. 20/2005)
penyakit (Sindrom) berupa ● Permennakertrans No. 11/2005
menurun/hilangnya kekebalan tubuh tentang Pencegahan dan
yang diakibatkan oleh virus (HIV) Penanggulangan Penyalahgunan dan
dan disertai berbagai penyakit/infeksi Peredaran Gelap Narkoba di Tempat
ikutan yang berakibat fatal Kerja
Program P2 HIV/AIDS di Tempat Kerja Berdasarkan
Kepmenakertrans No. 68/Men/2004 Pasal 5
1) Pengusaha/pengurus dilarang melakukan tes HIV untuk digunakan

• Sebagai prasyarat suatu proses rekrutmen

a) Untuk menentukan kelanjutan status pekerja/buruh

b) Sebagai kewajiban pemeriksaan kessehatan rutin

c) Tes HIV dapat dilakukan dengan syarat:

2) Atas dasar sukarela, dengan persetujuan tertulis dari pekerja/buruh

a) Pengusaha/pengurus menyediakan konseling sebelum dan sesudah tes

b) Dilakukan oleh dokter yang mempunyai keahlian khusus

c) Kerahasiaan dijamin sebagaimana kerahasiaan medis lainnya


Prosedur K3 Khusus HIV/AIDS
di Tempat Kerja

Menolong Korban Kecelakaan (di


Tempat kerja)

• Hindari kontak dengan darah korban (pakai


sarung tangan/plastik)
• Bila terjadi kontak langsung, jangan
menyentuh mata atau mulut dengan tangan
yang terkena darah.
• Penolong harus segera mencuci tangan
dengan air mengalir dan sabun setelah
memberikan pertolongan.
Pertolongan Pertama Setelah Paparan
Terhadap Darah Orang Lain

• Keluarkan darah dari tempat yang tertusuk atau


terkena benda tersebut.
• Cuci dengan air dan sabun (untuk mata dan
mulut hanya dengan air).
• Oleskan cairan antiseptik misalnya povidon
iodine pada area luka
• Konsultasi dengan tenaga medis untuk menilai
risiko.
Membersihkan Lokasi Kecelakaan

• Hindari kontak dengan darah


• Bercak darah dibersihkan dengan larutan khlorine
0,5% (1 bagian pemutih: 9 bagian air) dengan bahan
yang mudah menyerap
• Buang bahan yang terkontaminasi darah ke dalam
kantong plastik atau tempat tahan tembus dan
dibakar/dikubur.
• Baju atau bahan-bahan yang terkena bercak darah
harus dicuci dengan air panas dan detergent selama
30 menit.
Masalah HIV/AIDS & Dunia Kerja

Pekerja menghadapi risiko/kerentanan terhadap HIV/AIDS, karena :

1. Usia produktif = periode aktif dalam aktivitas seksual

2. Banyak pekerja berstatus migrant worker yg terpisah dari keluarga ….


fenomena 3 M (Mobile Man with Money), yang makin berisiko tertular
& menularkan HIV/AIDS

3. Terdapat kecenderungan banyaknya industri hiburan yang mengiringi


perkembangan kawasan industry

4. Akses/penyebarluasan informasi dan pelayanan terkait HIV/AIDS


kepada masyarakat pekerja masih terbatas
Kewajiban Pemerintah dalam Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS

(Kepmenakertrans No. 68/Men/2004)

• Melakukan pembinaan thd program pencegahan dan penanggulangan


HIV/AIDS di tempat kerja

• Bersama-sama dengan Pengusaha dan SP/SB atau sendiri2 melaksanakan


upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja

• Dapat dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga dan atau ahli dibidang
HIV/AIDS
Kewajiban Pengusaha dalam Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS
(Kepmenakertrans No. 68/Men/2004)

• Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di


tempat kerja :

• Mengembangkan kebijakan (dpt dituangkan dalam PP atau PKB)

• Mengkomunikasikan kebijakan melalui :

• Penyebarluasan informasi

• Penyelenggaraan pendidikan dan latihan

• Memberikan perlindungan kpd pekerja/buruh dari tindakan dan perlakuan


diskriminatif.

• Menerapan prosedur K3 khusus.


Kewajiban Serikat Kerja/Serikat Buruh dalam Pencegahan
dan Penanggulangan HIV/AIDS

(Kepmenakertrans No. 68/Men/2004)

Bersama-sama Pemerintah dan Pengusaha atau sendiri-sendiri melaksanakan


upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja;
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai