2
Jumlah kasus terus meningkat dan sudah ada di seluruh
penjuru dunia
HIV dapat menular kepada siapa saja (Tua, muda, anak2, bayi
& balita, Laki, perempuan)
Berpotensi menimbulkan stigma dan diskriminasi
Bukan masalah kesehatan saja, namun berimbas pada masalah
ketenagakerjaan dan sosial ekonomi lainnya.
Stigma : cap buruk (dianggap kutukan, Tindakan amoral, dll)
Diskrimiasi : membedakan perlakuan (pembedaan hak dan
kewajiban)
(Sikap dan Tindakan stigma dan diskriminasi tidak menguntungkan dalam upaya
penanggulangan HIV-AIDS sebaliknya akan merugikan secara keseluruhan)
FAKTA TENTANG TUBERKULOSIS
Tahun 2022 Penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat kedua
setelah India, yakni dengan jumlah kasus 969.000 dan kematian 93.000 ribu per tahun
atau setara dengan 11 kematian per jam.
Di Indonesia jumlah kasus TBC terbanyak yaitu pada kelompok usia produktif terutama
pada usia 45 sampai 54 tahun
TB BUKAN penyakit Kutukan/Keturunan, tetapi penyakit menular yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis .
TB bisa diobati sampai sembuh, dengan cara menjalani pengobatan secara teratur
Penderita TIDAK PERLU DIJAUHI tetapi sebaiknya dianjurkan untuk menerapkan
Etika Batuk yang benar.
Kurangnya pemahaman ttg TB akan menyulitkan keberhasilan program
penanggulangan dan rawan diskriminasi
Penanggulangan TB di tempat kerja berperan penting dalam penanggulangan TB
secara Nasional
Perlunya Program P2 HIV-AIDS di
tempat Kerja
Bagian dari Program Penaggulangan AIDS Nasional
Banyak pekerja berhadapan dengan situasi dan pola
kerja yang berisiko tinggi tertular HIV
HIV-AIDS berdampak besar terhadap dunia kerja
(pengusaha, pekerja, produktivitas, investasi, HDI)
Tempat kerja merupakan wilayah strategis
melakukan intervensi program untuk menjangkau
populasi usia kerja. 5
PERLU PROGRAM P2 TUBERKULOSIS
DI TEMPAT KERJA
7
TUJUAN PROGRAM P2 TUBERKULOSIS
DI TEMPAT KERJA
8
MANFAAT PELAKSANAAN PROGRAM P2 HIV-AIDS
DI TEMPAT KERJA
10
LANDASAN HUKUM
Landasan Pelaksanaan K3
dan Program P2 HIV-AIDS, P2TB di Tempat Kerja
• Setiap pekerja membutuhkan perlindungan
LANDASAN dari risiko bahaya di tempat kerja
FILOSOFIS : • Pelaksanaan K3 mempunyai dimensi
perlindungan, dimensi produktivitas &
kesejahteraan
• Peraturan pelaksanaan K3
LANDASAN • Standar, pedoman, petunjuk pelaksanaan
OPERASIONIL : teknis K3 & P2 HIV-AIDS dan P2 Tuberkulosis 12
di tempat kerja
PERATURAN TERKAIT
PROGRAM P2 HIV-AIDS
DI TEMPAT KERJA
Bentuk Kebijakan :
i. diintegrasikan dalam kebijakan k3
ii. atau secara tersendiri
2. PENDIDIKAN PEKERJA/BURUH DI TEMPAT KERJA
Strategi Pendidikan :
i. menyusun program pendidikan
ii. melaksanakan pendidikan secara berkesinambungan
iii. memanfaatkan P2K3 dan/atau PKK
3. PERLINDUNGAN HAK PEKERJA/BURUH
c. Penemuan Kasus TB
Dilakukan melalui upaya pelayanan kesehatan kerja yang meliputi :
- Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala bagi pekerja/buruh
- Pemeriksaan kesehatan khusus, terutama dilakukan pada pekerja/buruh yang termasuk dl
kelompok berisiko (pekerja/buruh dengan penyakit penyerta, atau terpajan faktor bahaya
lingkungan kerja, dan/atau terpajan bakteri TB karena pekerjaannya)
- Investigasi dan pemeriksaan kasus kontak erat di tempat kerja
- Pekerja/buruh yang menderita TB atau mengetahui ada kemungkinan kasus TB di tempat kerja
wajib melaporkan kepada pengusaha atau pengurus perusahaan untuk ditindaklanjuti
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
TUBERKULOSIS DI TEMPAT KERJA
d. Penanganan Kasus TB
- Berdasarkan hasil penemuan kasus, Pengusaha & Pengurus wajib memastikan Pekerja/Buruh mendapatkan
pengobatan sesuai dengan pedoman Penanggulngan TB Nasional
- Untuk pencegahan penularan, Pengusaha & Pengurus dapat memberi istirahat sakit kepada pekerja/buruh paling
sedikit 2 minggu pada tahap awal pengobatan dan/atau sesuai rekomendasi dokter perusahaan atau dokter yang
merawat
- Pengusaha & Pengurus melakukan pemantauan, kepatuhan minum obat, kemajuan pengobatan dan hasil pegobatan
- Pekerja/Buruh yeng menderita TB wajib mematuhi semua tahapan penanganan kasus TB
- Pengusaha & Pengurus melakukan pemantauan lingkungan kerja pada tempat kerja dengan temuan kasus TB,
kemudian melakukan upaya pengendalian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
TUBERKULOSIS DI TEMPAT KERJA
e. Pemulihan Kesehatan
- Pengusaha dan Pengurus harus memberi dukungan upaya rehabilitasi yang dibutuhkan
pekerja/buruh setelah penanganan penyakit TB
- Pekerja/Buruh yang menderita TB diupayakan kembali bekerja sesuai dengan penilaian kelaikan
kerja oleh dokter perusahaan atau dokter yang merawat
Pola Integrasi P2 HIV-AIDS dan P2 Tuberkulosis
dengan Penerapan K3 di tempat kerja
.
Membangun jejaring dengan melibatkan
peran aktif pihak terkait :
Pembiayaan
Kesehatan
Lebih Efisien
GERAKAN
P E K E R J A S E H AT
Sejalan dengan pasal 86 UU No. 13 Tahun 2003 dan UU No. 1 Tahun 1970
Pengurus perusahaan wajib melaksanakan syarat K3 secara komprehensif :
- peningkatan kesehatan (Promotif),
- pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (preventif),
- penanganan penyakit / pengobatan (Kuratif) dan
- pemulihan (rehabilitasi)
Mengedepankan upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan
GERAKAN PEKERJA SEHAT
Promosi
Gizi
Seimbang
Budaya Hidup
Sehat Di Tempat
Penggunaan
Kerja
Pelaksanaan
APD P3K
43
ke r R I ker RI
Kemn a Kemn a
K3 – K 3 –
m b a ga an m b a ga an
e le n a Ke le
Bina K Bi
Bi n a
ke r R I I
a r R
K3 – Kemn Kemn a ke
a a n K3 –
e le m b a g le m b a g
a a n
Bina K Bina K
e