Anda di halaman 1dari 20

KUMPULAN MATERI

5 februari 2024
1. Dasar-dasar K3 (Novendy SW)
K3 merupakan penerapan, penyelamatan nyawa pada tempat kerja

Pada tahun 2022 tercatat 17 kasus kecelakaan kerja dalam sehari dan terdata meninggal

Membicarakan K3 otomatis membicarakan Hukum K3, yaitu peristiwa 1 Mei 1886 di Chicago
merupakan hari buruh international yaitu revolusi industry, tuntutan mayday adalah waktu kerja
yang awalnya adalah 12-16 jam kerja menjadi 8 jam kerja. Dari sejarah K3 membuktikan bahwa K3
itu tujuannya untuk melindungi pekerja.

Dalam hukum ketenaga kerjaan yang dilindungi adalah pekerja, karena pekerja ada di posisi yang
lemah dan pengusaha atau pelaku usaha adalah posisi yang kuat.

Tujuan K3 adalah

- Melindungi pekerja di tempat kerja


- Menjadi sumber produksi secara aman dan efisien
- Untuk mewujudkan produktivitas yang optimal
- Patur peraturan

Paradigma penerapan K3 merupakan investasi bukan merupakan beban produksi, merupakan juga
pencegahan kecelakaan, kebakarag, peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja

Kewajiban dan hak pengurus (manajemen)

- Melindungi pekerjan di tempat kerja dari bahaya celaka


- Melatih dan mendidik kepada pekerja sesuai dengan tingkatan kompetensi K3 yang
dibutuhkan
- Menjaamin agar setiap sumber produksi dan hasilnya dapat dipakai secara aman dan efisien
- Menjamis proses produksi berjalan lancer dan aman

Perusahaan berhak untuk memperingatkan dan menegur bahkan sampai memPHK.


PK, PP dan PKB adalah Perjanjian Kerja yang merupakan penting dalam implementasian
kerja yang mengatur K3

Kewajiban pekerja
- Menjaga keselamatan dan Kesehatan diri masing2 setelah mendapatkan hak kondisi baiik
kerja yang aman dan alat pelindung kerja
- Diharuskan menggunakan alat pelindung diri (apd) yang disediakan oleh management
- Pekerja harus peduli dengan keadaan sekitarnya dengan cara mengingatkan dan
melaporkannya kepada management.

Hak pekerja

- Menolak pekerjaan yang tidak aman


- Menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensinya
- Menolak pekerjaan tanpa dilengkapi APD
- Mendapat jaminan asuransi pada setiap pekerjaan yang melibatkannya
- Memperoleh safety induction sebelum bekerja
- Memperoleh hari libur atau cuti sesuai aturan yang berlaku

Jenis potensi bahaya (hazard) ada 7 jenis, yaitu physical, chemical, electrical, mechanical,
physiological, biological, ecoargonomic

Bahaya adalah sifat dari suatu bahan, cara kerja suatu alat, cara melakukan suatu pekerjaan, tempat
dan posisi atau kondisi lingkungan kerja.

Risk adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan terjadi, yang dibagi menjadi 2 yaitu keparahan
dan kekerapan (seringnya terjadi)

Incident adalah suatu keadaan bilamana pada saat itu sedikit saja adanya perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan

Teori kecelakaan kerja,

Accident proness theory, ada bawaan pribadi tertentu yg lebih rawan kecelakaan daripada orang lain

Goals freedom alertness theory, pekerjaan yang menargetkan pekerjaannya sendiri akan
menghasilakn pekerjaan yang lebih berkualitas dan aman

Adjustment stress theory, penyebab kecelakaan kerja bisa terpengaruh dengan factor ngative dalam
lingkungan kerja internal dan eksternal

Gunung es – biaya kecelakaan

Perusahaan hanya terpaku biaya kecelakaan pada aspek dibawah,

- Pengobatan/perawatan
- Gaji (biaya diasuransikan)

Hal-hal yang sebenarnya merupakan biaya kecelakan

- Kerusakan gangguan
- Kerusakan peralatan dan perkakas
- Kerusakan produk dan material
- Terlampat dan gangguan produksi
- Biaya legal hukum
- Pengeluaran biaya untuk penyediaan fasilitas dan peralatan gawat darurat
- Sewa peralatan
- Waktu dan penyelidikan
- Gaji yang harus terus dibayarkan untuk waktu yang hilang
- Biaya pemakaian pekerja pengganti
- Nama baik perusahaan

Piramida kasus kecelakaan


- Kecelakaan kerja yang tidak optimal bisa melahirikan angka kemiskinan baru
- Suatu hal yang dikategorikan tidak berbahaya tidak bisa dibilang tidak berbahaya sebelum
dilakukannya uji test

Kecelakaan adalah akibat dari rangkaian sebab akibat (h.w Heinrich)


1. Lack of control
2. Basic causes
3. Immediate causes
4. Incident
5. Loss
Menurut h.w Heinrich untuk mencegah kecelakaan kerja adalah menghilangkan sikap dan kondisi
tidak aman.

UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (11 bab


18 pasal)
Konstitusi Indonesia adalah UUD 1945.
UU No. 1 Tahun 1970 lahir dari UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan
(dasar hukum)
UU CiptaKer tidak relevan terhadap UU No. 1 Tahun 1970, meskipun isinya dirubah

Turunnya UU No.1 lahir untuk TK mendapat perlindungan keselamatan, orang lain berada ditempat
kerja mendapat perlindungan keselamatan, sumber produksi dipakai dan dipergunakan secara aman
dan efesien
- Pasal 1, berbicara ttg istilah tempat kerja yaitu tempat yang memiliki factor ke-3 UTS (Usaha,
Tenaga Kerja, Sumber bahaya)
3 lembaga yg termasuk kedalam ‘Usaha’ yaitu Lembaga profit 100%, Lembaga non-profit,
dan Lembaga not-profit
- Pasal 2 berbicara mengenai ruang lingkup yang memenuhi syarat K3.
- Pasal 3 berbicara mengenai syarat keselamatan kerja
- Pasal 5 berbicara mengenai pengawasan K3, dibedakan mnjadi 3 (kebijakan makro
(kementrian ketenagakerjaan), pengawas ketenaga kerjaan, ahli K3.
a. Pengawas ketenagakerjaan tidak bisa langsung mengambil Tindakan,harus melalui
pendekatan preventative educative terlebih dahulu, lalu dilakukan represif non yustisial
(30 hari), lalu represif Pro Yustisial (upaya paksa/penegakan hukum)
- Pasal 6 berbicara mengenai ketentuan banding bagi yang tidak menerima keputusan
direktur
- Pasal 7 berbicara mengenai bolehnya retribusi yang dilakukan oleh pemerintah sepanjang
diatur dengan produk hukum tertentu
- Pasal 8 berbicara mengenai pengurus wajib melakukan pemeriksaan Kesehatan badan,
kondisi mental dan kemampuan fisik dan tenaga kerja yang bertujuan untuk mengetahui
calon pekerjanya sehat secara fisik dan mental untuk bekerja ditempat bekerjanya nanti.
Pemeriksaan Kesehatan juga harus berkala minimal 1 tahun sekali untuk memastikan apakah
pekerjaan dan tempat kerja barunya mempegaruhi kinerja pegawai
- Pasal 9 berbicara mengenai pembinaan.
Pengurus diwajibkan,
a. Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru
b. Memperkejakan setelah yakin memahami K3
c. Melakukan pembinaan (pencegahan kecelakaan, pemberantasan kebakaran,
peningkatan K3, pemberikan P3K)
d. Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
- Pasal 10 berbicara mengenai bahwa penerapan K3 harus mengenal 4 pilar,
a. Personil (AK3)
b. Lembaga (Panitia Pembina K3 (P2K3))
c. Prosedur (SOP)
d. Sarana dan Prasarana (APD, Instalasi Proteksi Kebakaran)
Untuk lulusan Calon AK3 bisa memeriksa apakah tempat kerja sekarang sudah terbentuk 4
pilar penerapan K3 sudah sesuai atau belum.
P2K3 adalah wadah Kerjasama peningkatan bidang K3 (pihak perusahaan (management),
pihak pekerja)
Susunan P2K3 akan diatur oleh mentri, peraturan pelaksana permen no. 04/men/1987
- Pasal 11 berbicara mengenai kewajiban melaporkan kecelakaan kerja yang diatur oleh
Peraturan Perundangan Permenaker No. 3/98 agar dapat belajar dari kejadian kecelakaan
untuk bisa mencegah kejadian serupa.
- Pasal 12 berbicara mengenai kewajiban dan hak tenaga kerja
- Pasal 13 berbicara mengenai kewajiban bila memasuki tempat kerja (perlindungan terhadap
orang lain)
- Pasal 14 berbicara mengenai tentang,
a. penempatkan semua syarat keselamatan kerja & undang-undang No. 1 Tahun 1970.
b. Menyediakan secara cuma cuma, semua APD harus disediakan
- Pasal 15 berbicara mengenai ttg mengancam pelanggaran orang-orang yang melanggar K3
dan sanksi yg akan diberlakukan (UU No. 13 Tahun 2003)
6 februari 2024
Kelembagaan dan keahlian keselamatan dan Kesehatan kerja (Mirna Marintan Harahap)

Arti dan makna lambang pada bendera keselamatan dan Kesehatan kerja
- Palang : bebas kecelakaan dan sakit akibat kerja
- Roda gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani
- Warna putih : bersih, suci
- Warna hijau : selamat, sehat dan sejahtera
- Sebelas gerigi roda : 11 bab dalam undang undang keselamatan kerja

Pengertian K3
Untuk pengertian K3 tidak bisa dilihat dari UU No.1 Tahun 1970 dikarenakan hanya tentang
Keselamatan Kerja, bukan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, jadi pengertian K3 bisa dijawab seperti
dibawah ini,
- Menurut penurunan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen K3, K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
Kesehatan kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
- ILO Tahun 2008,K3 adalah sebuah ilmu untuk antisipasi, rekognis, evaluasi dan pengendalian
bahaya yang muncul di tempat kerja yang dapat berdampak pada Kesehatan dan
kesejahteraan pekerja, serta dampak dan mungkin bisa dirasakan oleh komunitas sekitar dan
lingkungan umum.

Kecelakaan kerja bisa dibagi saat,


1. kecelakaan di tempat kerja ataupun perjalanan dalam kerja dengan syarat terdapat bukti
rudapaksa dan atau luka kecelakaan
2. penyakit akibat pekerjaan yang dapat dibuktikan dengan pencatatan Kesehatan rutin

Dasar2 Hukum K3
1. UU No.1 Tahun 1970 (pasal 10 ayat 1)
a. Tentang masalah kewenangan, yang berwenang membentuk P2K3 adalah Menteri
Tenaga Kerja
b. Anggota P2K3 adalah anggota dari perusahaan tersebut
c. Manfaat pembetukkan
- Membentuk kerja sama
- Partisipasi
- Melancarkan produksi
P2K3 merupakan suatu badan yang terdiri dari unsur-unsur penerima kerja, pemberi kerja dan
Pemerintah

P2K3 juga harus mengirimkan dokumen per 3 bulan kepada disnaker untuk melaporan Kegiatan K3

P2K3 ialah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah Kerjasama antara pengusaha
dan pekerja untuk mengembangkan Kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam
penerapan keselamatan dan Kesehatan kerja
2. Permenaker No. Per 04/Men/1987 Tentang P2K3
- (pasal 4 ayat 1)
Tugas pokok P2K3 adalah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak
kepada pengusaha atau pengurus perusahaan mengenai masalah K3
- (pasal 4 ayat 2)
a. Menghimpun dan mengolah data tentang K3
b. Membantu dan menunjukkan dan menjelaskan pada karyawan baru ttg K3
c. Membentu pengusaha atau pengurus ttg gizi dan kesehatan karyawan
d. Membantu Menyusun kebijakan manajemen K3 dan pedoman kerja
Setiap tempat kerja yang sudah diatur syaratnya wajib membangun P2K3

3. Permenaker No.18 Tahun 2016 Tentang Dewan K3 Nasional (DK3N)


4. Permenaker no. Per. 04/Men/1995 tentang Perusahan Jasa K3 (PJK3) jo. Permenaker No. 6
Tahun 2021

Manfaat berdirinya P2K3 untuk


- Mengembangkan kerjasama bidang K3
- Meningkatkan kesadaran dan partisipasi tenaga kerja terhadap K3
- Sebagai forum komunikasi dalam bidang K3
- Menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat untuk mencegah kecelakaan dan penyakit
akibat kerja

Persyaratan pemberukan P2K3


- Jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang
- Jumlah tenaga kerja kurang dari 100 orang, namun mempunyai resiko bahaya besar
- Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusahan dan pekerja yang susunannya terdiri dari
Ketua, Sekretaris dan anggota
- Ketua P2K3 diharuskan pemimpin perusahaan
- Sekretaris P2K3 adalah AK3
- Anggota : wakil dari unit kerja

Ketentuan peraturan UU yg mengatur tingkat potensi bahaya


- Lamp I Kepmenaker 186/1999
- Lamp III Kepmenaker 187/1999
- Permenaker 1 thn 2007

Tahapan
1. Tentukan wajib tidaknya bentuk p2k3 ditempat kerja
2. Jika iya susun organisasi p2k3
3. Buat surat permohonan pengesahan ke dinas ketenagakerjaan daerah terkait

DK3N (Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional)


a. DK3N dibentuk oleh Kementrian, DK3P dibentuk oleh Gubernur
b. Tugas : memberikan saran dan pertimbangan kepada Mentri

PJK3 (perusahaan jasa keselamatan dan Kesehatan kerja)


Adalah suatu Lembaga usaha berdasarkan surat keputusan penunjukkan dari kemnaker, yang
bergerak dibidang jasa K3
Kebijakan K3 Nasional (Aria Nugrahadi)

Dalam upaya memutus mata rantai covid dan tetap untuk bisa menjalankan protocol baru agar
produktivitas tetap bisa dilakukan.

Mengapa harus K3?


a. Merupakan kebutuhan dan hak tenaga kerja untuk tetap selamat dan sehat selama
menjalani pekerjaan
b. Dalam untuk perusahaan, untuk mengurangi kerugian akibat kecelakaan kerja
c. Persyaratan perdagangan global
d. Menciptakan tempatkerja yang sehat, aman dan produktif
e. Telah menjadi komitmen global
Jika tidak menjalani K3 dengan benar, bisa menyebabkan kerugian material dan kerugian immaterial
(kerugian yang tidak hanya bisa diukur dengan material) kerugian berupa kepercayaan dan turunnya
hilangnya nama baik sebuah perusahaan.

Siapa pengawas ketenagakerjaan?


- PNS yang ditugaskan sebagai pejabat fungsional dibidang K3
Tahapan pengawasan Ketenagakerjaan
- Preventive educative
Pencegahan dan edukasi terhadap K3
- Repressive non justicia
Pedekatan upaya paksa dilakukan diluar Lembaga pengadilan yang akan dikirimkan nota
pemeriksaan
- Repressive justice
Upaya pendekata paksa dilakukan melalui Lembaga pengadilan
7 februari 2024
Pengendalian Bahan Berbahaya (K3) Reinando Esquifel
Tugas Ahli K3 ada 4 point (UU No.1 Tahun 1970), yaitu
1. Memastikan dan berusaha mencegah adanya kecelakaan kerja
2. Memastikan dan berusaha untuk mencegah tidak ada penyakit akibat kerja
3. Memastikan dan berusaha untuk tidak adanya kebakaran atau ledakan
4. Memastikan dan berusaha untuk tidak adanya terjadi pencemaran lingkungan
Menjamin keselamatan orang lain yang ada dilingkungan kerja

Kep.Men. Tenaga Kerja No. Kep.187/MEN/1999 tentang Pengedndalian Bahaya Kimia Berbahaya Di
Tempat Kerja

- Pengusaha atau pengurus wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya ditempat kerja
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, yang pekerjaannya
nanti akan didegelasikan kepada Ahli K3
- Untuk pengendalian bahan kimia berbahaya harus ada Penyediaan Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKP) dan label, dan Ahli K3 Kimia yang membantu mengendalikan
bahan kimia berbahaya
- LDKP berisikan ttg
a. Identitas bahan dan perusahaan
b. Komposisi bahan
c. Indentifikasi bahaya
d. Tindakan P3K
e. Tindakan penanggulangan kebakaran
f. Tindak mengatasi kebocoran dan tumpahan
g. Penyimpanan dan penanganan bahan
h. Pengendalian pemajanan dan APD
i. Sifat kimia dan fisika
j. Stabilitas dan reaktifitas bahan
k. Informasi toksikologi
l. Informasi ekologi
m. Pembuangan limbah
n. Pengangkutan bahan
o. Informasi Perat.Peruu yang berlaku
p. Informasi lain yang diperlukan

Label berisikan tentang


a. Nama produk
b. Identifikasi bahaya
c. Tanda bahaya dan artinya
d. Uraian resiko dan penanggulangannya
e. Tindakan pencegahan
f. Instruksi apabila terkena atau terpapar
g. Instruksi kebakaran
h. Instruksi tumpahan atau bocoran
i. Instruksi pengisian dan penyimpanan
j. Referensi
k. Nama, alamat dan nomer telfon pabrik pembuatan atau distributor

Penempatan LDKB,
Ditempatkan pada tempat yang mudah diketahui oleh tenaga kerja dan pegawai pengawas

Ptensi bahaya terdiri dari yang ditentukan oleh dinas terkait


- Bahaya besar
- Bahaya menengah
Kategori potensi bahaya bernasarkan
- Nama
- Kriteria
- Nilai Ambang Kuantitas (NAK)
Keriteria bahan kimia
- Bahan beracun
- Bahan sangat beracun
- Cairan mudah terbakar
- Cairan sangat mudah terbakar
- Gas mudah terbakar
- Bahan mudah meledak
- Bahan reaktif
- Bahan oksidator
Nilai Ambang Kuantitas ditetapkan di Kepmenaker No. 197 Tahun 1999 Pasal 14

- Perusahaan dengan potensi bahaya besar wajib mempunya petugas K3 Kimia seminimal 2
dengan pekerjaan 1 shift dan 5 petugas dengan pekerjaan 3 shift
- Perusahaan dengan potensi bahaya menengan wajib mempunyai petugas K3 Kimia
seminimal 1 petugas dengan pekerjaan 1 shift dan 3 petugas dengan pekerjaan 3 shift

Pengawasaan K3 Pesawat Uap (Sasongko)


Dasar Hukum Pesawat Uap
1. UU No. 1 Tahun 1970
2. UU Uap 1930
3. Peraturan Uap 1930
4. Peraturan Mentri Tenaga Kerja
a. No. Per.02/Men/1982
b. No. Per/01/Men/1988
5. Keputusan/Edaran Dirjen
6. Standar standar internasional yang diterima di Indonesia
- NEN
- DIN
- BS
- ASME
- JIS

Akibat kecelakaan pesawat uap


1. Menimbulkan peledakan
2. Runtuhan bangunan
3. Menimbulkan kebakaran
4. Terkena panas

Penyebab kecelakaan pada pesawat uap


1. Unsafe condition
a. Bahan material yang digunakan tidak sesuai ketentuan
b. Ketebalan plat yang kuran/berkurang
c. Pengelasan mutu rendah
- Welder
- Wps/PQR
d. Apendage (safety device) tidak lengkap/tidak berfungsi
- 2 buah tingkat pengaman (untuk membuang tekanan)
- Pedoman tekanan (untuk menghitung besaran uapnya)
- Water level glass (untuk mengetahui ukuran air apakah cukup atau tidak)
- Feed water pump
- Low water alarm (untuk memberi tahu jika water levelnya kurang)
- Blow downvalve (untuk membuang kotoran yang ada di dalam katel)
- Man hole (untuk petugas berlalulalang)
e. Kualitas air umpan boiler mutu rendah
2. Unsafe Action
a. Pemakai, menggunakan secara tidak sah
b. Operator
- Mengoperasi tidak sesuai SOP
- Membuat alat pengaman tidak berfungsi
- Lalai/meninggalkan tempat pengoperasiannya
c. Petugas riksa uji
- Tidak mempunyai kewenangan
- Prosedur riksa uji
- Alat riksa uji

prosedur riksa uji pertama


1. Riksa visual (dokumen, kelengkapan apendages, sisi bagian api dan air)
2. Pengukuran ketebalan bahan
3. Pengurkuran kekuatan bahan
4. Perhitungan kontruksi dengan standar
5. Pengujian tekanan (besar tekanan tergantung WP)
6. Pengujian dengan uap (steam test0
7. Kesimpulan hasil uji

Pengawasan K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun


- Bejana Tekanan yang didalamnya terdapat tekanan dan dipakai untuk menampung, baik
dikempa dalam cair untuk keperluan uap atau
- Tangki Timbun adalah tangka yg digunakan untuk menyimpan atau menimbun untuk bahan
cairan yang berbahaya atauc cairan lainnya

Potensi bahaya pemakaian bejana tekan dan tangka timbun


- Bahaya peledakan
- Bahaya kebakaran
- Bahaya keracunan
- Bahaya pernafasan
- Pencemarah lingkungan
9 februari 2024
Management Resiko (Nadya Alfini)

Risiko, kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya/paparam dengan keparahan dari
cidera/gangguan yang disebabkan oleh kejadian tersebut

Bahaya, suatu sumber atau situasi/keadaan yang mempunyai potenti menimbulkan gangguan atau
berpotensi menimbulkan keugian, cidera, kerusakan.

Mengapa perlu adanya management resiko?


- Untuk investasi, untuk mencegah kerugian materi dan pekerja yang berlaku ditempat kerja
- Tempat kerja sekecil apapun memiliki sumber bahaya
- Management resiko merupakan alat bantu dalam menentukan Tindakan pengendalian risiko
K3 yang tepat
- Penilaian keefektifan pengendalian risiko K3

Management risiko adalah suatu upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan
yang tidak diinginkan secara komperehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang
baik

Siapa yang menerapkan management resiko?


- Managemen senior (CEO, Direktur) yang akan bertanggung jawab merencanakan
- Manager K3, yang akan merumuskan management management K3
- Karyawan
- Tim K3
- Departemen K3
- Pihak Eksternal

Kapan dibelakukan magement risiko?


- Tahap awal,
- Pengembangan prosedur
- Perubahan kegiatan
- Temuan bahaya baru dari suatu kegiatan, maka diperlukan suatu kebijakan management
risiko yang baru

Untuk merencanakan management risiko harus dibelakukan inspek dan cek sebuah bahaya

Proses manajemen risiko


- Harus dilakukan penetapan konteks maka aka nada komitmen dan persiapan, bertujuan
untuk mengingidentifikasi dan mengungkapkan sasaran organisasi dimana sasaran hendak
dicapai, stakeholders yang berkepentingan dan keberagaman kriteria risiko dimana hal-hal
ini akan membantu mengungkapkan dan menilai sifat dan kompleksitas dari risiko
- Laku dilakukan identifikasi bahaya, upaya untuk mengetahui, mengenal dan memperkirakan
adanya bahaya kerja pada suatu system kerja.
Tujuan identifikasi bahaya,
a. Mengurangi peluang kecelakaan
b. Memberikan pemahaman bagi semua pihak
c. Acuan / landasan untuk menentukan strategi pencegahan
- Lalu dilakukan Analisa risiko yang akan mereview peluang dan akibat, untuk menentukan
besaran kemungkinan dan tingkat keparahan akibat suatu risiko
a. Analisan kualitatif, menganalisa dan menilai suatu risiko dengan cara membandingkan
terhadap suatu deskripsi dari parameter
b. Analisa semikualitatif, sama dengan kealititatif, bedanya parameter yang ditanyakan
dengan nilai
c. Analisan kuantitatif,menentukan nilai dari masing masing parameter yang didapat dari
hasil Analisa data-data representatif
- Yang kemudian akan lahirnya penilaian risiko, membandingkan terhadao kriteria risiko yang
sudah ditentukan
- Lalu dibuatlah peninjauan risisko

Analisa Keselamatan Kerja

3 aspek penting K3
- Aspek perlindungan kepada tenaga kerja agar senatiasa sehatdan selamat dalam bekerja
- Aspek hukum, merupakan tanggung jawab pemerintah dan perusahna yang harus menjamin
Kesehatan dan keselamatan pekerja
- Aspek ekonomis, untuk menghindari kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan.
12 februari 2024
K3 Konstruksi Bangunan

Latar belakang permasalahan


- Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan
- Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak di inginkan
- Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan mempehatikan standart dan ketentuan K3 & L
yang berlaku

SKB MENAKER DAN MENTERI PU No. !&$/MEN/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 PADA
TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI BESERTA PEDOMAN PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN
KONSTRUKSI

Unit P2K3 harus dibentuk sebelum proyek berjalan, bersamaan dengan dokumen dokumen yang
akan dikirimkan kepada KEMNAKER

Kep. Dirjen PPK No. Kep 20/DJPKK/VI/2004 tentang Sertifikasi Kompetensi K3 Bidamg Konstruksi
Banguann, Jenis Kompetensi Personil
- Ahli K3 Utama
- Ahli K3 Madya
- Ahli K3 Muda
- Teknisi Scaffolding
Kep Dirjen PPK No. KEP 74/PPK/XII/2013 tentang Lisensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang
Supervisi Perancah

Pengawasan pelaksana K3
Meliputi kegiatan-kegiatan antara lain
- Safety patrol ( team 2/3 orang ) betugas untuk mengawasi orang orang yang bekerja
- Safety supervisor (petugas ditunjuk PM)
- Safety meeting (bahasan hasil temuan supervisor)
- Safety induction
- Toolbox meeting

Pemenang tender yang akan berkomitment untuk mengerjakan K3


13 februari 2024
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN NORMA K3 LISTRIK
Tujuan dipelajari ttg K3 Listrik untuk menghindari kecelakaan dan Kesehatan ditempat kerja yg
berasal ttg kelistrikan

Istilah dibidang listrik


- Instalasi listrik adalah jaringan perlengkapan listrik
- Perlengkapan listrik adalah setiap benda yang digunakan untuk keperluan pembangitan
energi listrik
- Peralatan listrik adalah barang pemanfaatan listrik yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi bentuk lain
- Pembangkitan listrik adalah kegiatan untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik
dari sumber tenaga
- Transmisi listrik adalah kegiatan penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga
listrik sampai ke saluran distribusi listrik
- Distribusi listrik adalah kegiatan menyalurkan tenaga listri dari sumber daya listrik besar
sampai ke pemanfaatan listrik
- Pemnfaatan listrik adalah kegiatan mengubah energi listrik menjadi energi bentuk lain

Tujuan penerapan k3 listrik


- Menjamin keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik
- Keamanan instalasi listrik dan perlengkapannya
- Keamanan Gedung beserta isinya dari kebahayaan akibat listrik
- Perlindungan lingkungan

Dasar hukum k3 listrik


a. UU no. 13 tahun 2003 tetang ketenagakerjaan
b. Uu no. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja (pasal 2 ayat (2) huruf q (ruang lingkup))
c. Permenaker nomor 12 tahun 2015 tetang keselamatan dan Kesehatan kerja listrik di tempat
keja (3 unsur tempat kerja: tenaga kerja, usaha dan sumber bahaya)
d. Pemenaker nomor 33 tahun 2015 tetang perubahan pemenaker tahun 12 tahun 2015 (pasal
10 yang di ubah, substansi perubahannya yg mengatur terkait ttg izin menjadi riksa uji)
e. Kepdirjen no. kep. 47 tahun 2015 tentang pembinaan calon ak3 listrik
f. Kepdirjen no. kep. 48 tahun 2015 tentang pembinaan calon teknisi k3 listrik

Kegiatan ak3 umum terkait k3 listrik


a. Melaksanakan pemeriksaan
- Pengesahan/perizinan personil/Lembaga dan peralatan, yg meliputi
1. Dokumen personil k3 listrik
Ak3 listrik (SKP yang masih berlaku selama 3 tahun)
Teknisi k3 listrik (lisensi yang berlaku selama 3 tahun)
2. Dokumen Lembaga k3
P2K3 (SK Disnaker provinsi, siapa sekretarisnya yaitu AK3 umum)
PJK3, ada 5 bidang yaitu. Memiliki dokumen SKP (surat penunjukkan pewenangan
dengan masa berlaku..
- Pembinaan, dengan masa berlaku 2 Tahun
- Fabrikasi, dengan masa berlaku 2 Tahun
- Riksa uji, dengan masa berlaku 2 Tahun
- Pemeriksaan Kesehatan, dengan masa berlaku 2 Tahun
- Audit SMK3, dengan masa berlaku 3 Tahun
3. Dokumen peralatan instalasi listrik, yaitu LHPP (laporan hasil pemeriksaan dan
pengujian) yang dikeluarkan oleh Ahli K3 Listrik PJK3 Riksa Uji dan Kemenaker
- Kondisi peralatan, yang memeriksa secara visual >>> yang akan menemukan apakah ada
kondisi unsafe condition dan unsafe action yang terkaitan dengan listrik dengan
memperhatikan sumber bahaya dan potensi bahayanya

Permenaker no. 12 tahun 2015 dan pemenaker no. 33 tahun 2015)

Norma K3 Listrik
a. Undang undang
b. Peraturan
c. Standart
- Standart nasional Indonesia (Persyaratan Instalasi Listrik)
- Standart insternasional
- Standar nasional negara lain yang ditentukan oleh pengawas ketenagakerjaan spesialis
K3 Listrik

3 persyatan K3 Listrik ditempat kerja


a. Ruang lingkup
- Pembangkitan listrik
- Transmisi listrik distribusi listrik
- Pemanfaatan listrik
Yang beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 volt arus bolak balik atau 120 volt arus
searah

Perencanaan, pemasangan, penggunaan perubahan dan pemeliharaan


- Wajib mengacu kepada standar bidang kelistrikan dan ketentuan peraturan perundang
undangan
- Dilakukan oleh ahli k3 bidang listrik

Kewajiban keberadaan ahli k3 bidang listrik


- Tempat kerja yang mempunyai pembangkit lebih dari 200 KVA

Pemeriksaan dan pengujian


- Wajib dilakukan pada perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan dan
pemeliharaan
- Mengacu kepada standar bidang kelistrikan dan peraturan perundang undangan

Pemeriksaan berkala minimal 1 tahun sekali yang tidak mengganggu proses produksi
Pengujian (percobaan dan analisis) berkala 5 tahun sekali
Dan hasil pemeriksaan harus dikirim ke pihak terkait
Perusahaan yang menggunakan perlengkapan dan peralatan listrik wajib menggunakan peralatan
keselamatan untuk menjunjang pemeriksaan
Pengasawasan Instalasi Penyalur Petir
Adalah suatu mekanisme yang melindungi dari sambaran petir, objek tersebut akan menangkap
petir dan menyalurkannya kembali ke bumi

Konsepsi proteksi bahaya sambaran


1. Perlindungan sambaran langsung, dengan memasang instalasi penyalur petir pada bangunan
- System franklin, contohnya adalah besi besi yang berdiri diatap bangunan
- Penerima (air terminal)
- Hantaran penurunan (down conductor)
- Hantaran pembumian (grounding) dengan resistan pembumian maksimal 5 ohm
- System sangkar faraday
- System elekro static
2. Pelingdungan sambaran tidak langsung, dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (arrester)

Indeks resiko bahaya sambaran petir


a. Peruntukan bangunan
b. Struktur konstruksi
c. Tinggi bangunan
d. Lokasi bangunan
e. Hari guruh

K3 Elevator dan Eskalator


Diatur oleh Permenaker No. 06 tahun 2017 (10 bab, 91 pasal)
- Elevator adalah pesawat transportasi yang mempunyai kereta dan bobot imbang yang
dipasang secara permanen pada bangunan, memiliki govenoor
- Escalator adalah pesawat transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang yang
menikuti jalur lintasan rel yang digerakkan oleh motor listrik

Tiga factor utama penyebab kecelakaan kerja


- Manusia
- Peralatan
- Lingkungan, kelembaban, cuaca, debu

K3 Mekanik
Obyek pengawasan K3 Mekanik meliputi
- K3 PTP (pesawat tenaga dan produksi)
- K3 PAA (pesawat angkat dan angkut)

Latar belakang peralatan mekanik merupakan


- Bagian sarana industry (baran/jasa) yang memegang peranan sangat penting
- Peralatan Teknik yang mengandung sumber bahaya yang berpotensi dapat menimbulkan
kecelakaan kerja
- Peralatan Teknik yang spesifik memerlukan kualitas tinggi baik dari segi Teknik peralatan
maupun segi Lembaga / SMD yang menaganinya
Dasar dasar hukum pengawasan K3 Mekanik
1. Undang Undang No 1 Tahun 1970
2. Permenaker No. 38 tahun 2016 tentang K3 PTP (Pesawat Tenaga dan Produksi)
3. Permenaker No. 8 tahun 2020 tentang K3 PAA (Pesawat Angkat dan Angkut)

Tujuan K3 PTP
1. Melindungi tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja dari potensi bahaya
pesawat tenaga dan produksi
2. Menjamin dan memastikan keamanan dan keselamatan pesawat tenaga dan produksi
3. Menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat untu meningkatkan produktivitas

Pesawat tenaga dan produksi / PTP, adalah pesawat atau alat yang tetap atau berpindah pindah
yang dipakai untuk dipasang untuk membangkitkan atau memindahkan daya dan tenaga, mengolah,
membuat bahan, barang untuk menghindari kecelakaan kerja

Kriteria pesawat tenaga dan produksi


Ruang lingkup (pasal 4 ayat 2)
1. Penggerak mula, ialah pesawat yang mengubah suatu bentuk energi menjadi tenaga
mekanik dan digunakan untuk menggerakkan pesawat atau mesin, antara lain: motor bakar,
turbin air.
- Penggerak mula harus dipasang dengan fondasi yang terpisah dari bangunan tempat
kerja
2. Mesin perkakas dan produksi, ialah pesawat atau alat untuk membuat, menyiapkan,
membentuk untuk suatu produksi, antara lain mesin asah, mesin poles dan pelican, mesin
tuang dan cetak.
3. Transmisi tenaga mekanik, ialah bagian dari peralatan mesin yang berfungsi untuk
memindahkan gaya untuk suatu proses produksi
4. Tanur, pesawat yang bekerja yang difungsikan dapat dipanaskan pada suhu tertentu
- Harus dilengkapi dengan system pendinginan yang efektif
- System proteksi terhadap pencemaran lingkungan
- Peralatan tempat kerja atau jembatan yang sesuai pada semua titik ketinggian untuk
dilintasi tenaga kerja atau melakukan tugas sehari hari
- Peralatan berupa tangga permanen dengan bahan tahan api yang kuat dan aman atau
alat bantu angkat lainnya

Pemakaian/pengoperasian PTP
- Sebelum digunakan dilakukan pemeriksaan pengujian (pemeriksaan berkala 1 tahun sekali
dokumen, visual dan pengukuran teknis)
- Pengujian berkala 5 tahun sekali berupa pengujian alat pelindung (NDT Uji beban)
Dilakukan oleh pengawas spesialis PTP dan Ahli K3 Spesialis PTP

Bentuk pemeriksaan PTP


a. Pertama, sebelum dipakai/belum pernah riksa uji
b. Berkala, pemeriksaan 1 tahun atau 5 tahun sekali
c. Khusus, setelah terjadinya kecelakaan kerja
d. Ulang, hasil pemeriksaan didapat keraguan
Personil PTP
Pemasangan pemeliharaan perbaikan modifikasi PTP >> teknisi K3 BID, PTP, memiliki lisensi K3
Pengoperasian PTP >> operator K3 BID, PTP (operator penggerak mula, operator mesin perkakas dan
produksi, operator tanur)

Ruang lingkup pesawat angkat dan angkut,


1. Pesawat angkat, pesawat yang dibuat untuk mengangkat dan menurunkan benda kerja atau
muatan
2. Pesawat angkut, pesawat yang dibuat dan dikonstruksi untuk memindahkan barang atau
muatan secara horizontal, vertical, diagonal menggunakan kemudi baik didalam atau luar
pesawatnya yang bergerak diatas landasan secara terus menerus
3. Alat bantu angkat dan angkut, alat yang berfungsi untuk mengangkat alat angkat ataupun
angkut

Bagian utama penerima beban,


Terdiri dari
- Tali kawat baja
- Rantai
- Bata penompang
- Kait
- Garpu
- Bak
Yang mengharuskan
- Sesuai ketentuan peraturan perundang undangan atau standar teknis
- Kuat
- Tidak boleh cacat
- Memiliki sertifikat material

Perlengkapan
1. Name plate, untuk identitas alat
2. Kapasitas beban maksimum, mudah dilihat dan dibaca
3. Emergency stop, mudah dilihat dan mudah dijangkau dan bewarna merah
4. Alat pengaman, menjamin keamanan PAA, tidak dapat lepas terlepas secara tidak sengaja
dan bekerja secara otomatis, membatasi Gerakan dan benturan kondisi bahaya
5. Alat pelindung, dipasang pada bagian bergerak dan berbahaya, tidak menghambat
operasional

Pengoperasian
- Dilengkapi tanda peringatan operasi yang efektif
- Dilengkapi lampu penerangan dan pencahayaan yang cukup pada pengoperasian malam hari
atau didalam ruangan
- Pandangan operator tidak boleh terhalang dan harus dapat memandang luas ke sekeliling
lintasan atau Gerakan operasi
- Alat pengendali pengoperasian harus dibuat dan dipasang secara aman dan mudah
dijangkau oleh operator

Yang berwenang untuk menguji


1. Pengawas ketenagakerjaan spesialis K3 PAA
2. Penguji K3 yang mempunyai kompetensi dibidang PAA
3. Ahli K3 bidang PAA
Dengan hasil pengujian
1. Surat keterangan
2. Ditempel stiker bukti bahwa alat sudah dilakukan pengujian

Anda mungkin juga menyukai