5 februari 2024
1. Dasar-dasar K3 (Novendy SW)
K3 merupakan penerapan, penyelamatan nyawa pada tempat kerja
Pada tahun 2022 tercatat 17 kasus kecelakaan kerja dalam sehari dan terdata meninggal
Membicarakan K3 otomatis membicarakan Hukum K3, yaitu peristiwa 1 Mei 1886 di Chicago
merupakan hari buruh international yaitu revolusi industry, tuntutan mayday adalah waktu kerja
yang awalnya adalah 12-16 jam kerja menjadi 8 jam kerja. Dari sejarah K3 membuktikan bahwa K3
itu tujuannya untuk melindungi pekerja.
Dalam hukum ketenaga kerjaan yang dilindungi adalah pekerja, karena pekerja ada di posisi yang
lemah dan pengusaha atau pelaku usaha adalah posisi yang kuat.
Tujuan K3 adalah
Paradigma penerapan K3 merupakan investasi bukan merupakan beban produksi, merupakan juga
pencegahan kecelakaan, kebakarag, peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja
Kewajiban pekerja
- Menjaga keselamatan dan Kesehatan diri masing2 setelah mendapatkan hak kondisi baiik
kerja yang aman dan alat pelindung kerja
- Diharuskan menggunakan alat pelindung diri (apd) yang disediakan oleh management
- Pekerja harus peduli dengan keadaan sekitarnya dengan cara mengingatkan dan
melaporkannya kepada management.
Hak pekerja
Jenis potensi bahaya (hazard) ada 7 jenis, yaitu physical, chemical, electrical, mechanical,
physiological, biological, ecoargonomic
Bahaya adalah sifat dari suatu bahan, cara kerja suatu alat, cara melakukan suatu pekerjaan, tempat
dan posisi atau kondisi lingkungan kerja.
Risk adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan terjadi, yang dibagi menjadi 2 yaitu keparahan
dan kekerapan (seringnya terjadi)
Incident adalah suatu keadaan bilamana pada saat itu sedikit saja adanya perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan
Accident proness theory, ada bawaan pribadi tertentu yg lebih rawan kecelakaan daripada orang lain
Goals freedom alertness theory, pekerjaan yang menargetkan pekerjaannya sendiri akan
menghasilakn pekerjaan yang lebih berkualitas dan aman
Adjustment stress theory, penyebab kecelakaan kerja bisa terpengaruh dengan factor ngative dalam
lingkungan kerja internal dan eksternal
- Pengobatan/perawatan
- Gaji (biaya diasuransikan)
- Kerusakan gangguan
- Kerusakan peralatan dan perkakas
- Kerusakan produk dan material
- Terlampat dan gangguan produksi
- Biaya legal hukum
- Pengeluaran biaya untuk penyediaan fasilitas dan peralatan gawat darurat
- Sewa peralatan
- Waktu dan penyelidikan
- Gaji yang harus terus dibayarkan untuk waktu yang hilang
- Biaya pemakaian pekerja pengganti
- Nama baik perusahaan
Turunnya UU No.1 lahir untuk TK mendapat perlindungan keselamatan, orang lain berada ditempat
kerja mendapat perlindungan keselamatan, sumber produksi dipakai dan dipergunakan secara aman
dan efesien
- Pasal 1, berbicara ttg istilah tempat kerja yaitu tempat yang memiliki factor ke-3 UTS (Usaha,
Tenaga Kerja, Sumber bahaya)
3 lembaga yg termasuk kedalam ‘Usaha’ yaitu Lembaga profit 100%, Lembaga non-profit,
dan Lembaga not-profit
- Pasal 2 berbicara mengenai ruang lingkup yang memenuhi syarat K3.
- Pasal 3 berbicara mengenai syarat keselamatan kerja
- Pasal 5 berbicara mengenai pengawasan K3, dibedakan mnjadi 3 (kebijakan makro
(kementrian ketenagakerjaan), pengawas ketenaga kerjaan, ahli K3.
a. Pengawas ketenagakerjaan tidak bisa langsung mengambil Tindakan,harus melalui
pendekatan preventative educative terlebih dahulu, lalu dilakukan represif non yustisial
(30 hari), lalu represif Pro Yustisial (upaya paksa/penegakan hukum)
- Pasal 6 berbicara mengenai ketentuan banding bagi yang tidak menerima keputusan
direktur
- Pasal 7 berbicara mengenai bolehnya retribusi yang dilakukan oleh pemerintah sepanjang
diatur dengan produk hukum tertentu
- Pasal 8 berbicara mengenai pengurus wajib melakukan pemeriksaan Kesehatan badan,
kondisi mental dan kemampuan fisik dan tenaga kerja yang bertujuan untuk mengetahui
calon pekerjanya sehat secara fisik dan mental untuk bekerja ditempat bekerjanya nanti.
Pemeriksaan Kesehatan juga harus berkala minimal 1 tahun sekali untuk memastikan apakah
pekerjaan dan tempat kerja barunya mempegaruhi kinerja pegawai
- Pasal 9 berbicara mengenai pembinaan.
Pengurus diwajibkan,
a. Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru
b. Memperkejakan setelah yakin memahami K3
c. Melakukan pembinaan (pencegahan kecelakaan, pemberantasan kebakaran,
peningkatan K3, pemberikan P3K)
d. Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
- Pasal 10 berbicara mengenai bahwa penerapan K3 harus mengenal 4 pilar,
a. Personil (AK3)
b. Lembaga (Panitia Pembina K3 (P2K3))
c. Prosedur (SOP)
d. Sarana dan Prasarana (APD, Instalasi Proteksi Kebakaran)
Untuk lulusan Calon AK3 bisa memeriksa apakah tempat kerja sekarang sudah terbentuk 4
pilar penerapan K3 sudah sesuai atau belum.
P2K3 adalah wadah Kerjasama peningkatan bidang K3 (pihak perusahaan (management),
pihak pekerja)
Susunan P2K3 akan diatur oleh mentri, peraturan pelaksana permen no. 04/men/1987
- Pasal 11 berbicara mengenai kewajiban melaporkan kecelakaan kerja yang diatur oleh
Peraturan Perundangan Permenaker No. 3/98 agar dapat belajar dari kejadian kecelakaan
untuk bisa mencegah kejadian serupa.
- Pasal 12 berbicara mengenai kewajiban dan hak tenaga kerja
- Pasal 13 berbicara mengenai kewajiban bila memasuki tempat kerja (perlindungan terhadap
orang lain)
- Pasal 14 berbicara mengenai tentang,
a. penempatkan semua syarat keselamatan kerja & undang-undang No. 1 Tahun 1970.
b. Menyediakan secara cuma cuma, semua APD harus disediakan
- Pasal 15 berbicara mengenai ttg mengancam pelanggaran orang-orang yang melanggar K3
dan sanksi yg akan diberlakukan (UU No. 13 Tahun 2003)
6 februari 2024
Kelembagaan dan keahlian keselamatan dan Kesehatan kerja (Mirna Marintan Harahap)
Arti dan makna lambang pada bendera keselamatan dan Kesehatan kerja
- Palang : bebas kecelakaan dan sakit akibat kerja
- Roda gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani
- Warna putih : bersih, suci
- Warna hijau : selamat, sehat dan sejahtera
- Sebelas gerigi roda : 11 bab dalam undang undang keselamatan kerja
Pengertian K3
Untuk pengertian K3 tidak bisa dilihat dari UU No.1 Tahun 1970 dikarenakan hanya tentang
Keselamatan Kerja, bukan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, jadi pengertian K3 bisa dijawab seperti
dibawah ini,
- Menurut penurunan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen K3, K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
Kesehatan kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
- ILO Tahun 2008,K3 adalah sebuah ilmu untuk antisipasi, rekognis, evaluasi dan pengendalian
bahaya yang muncul di tempat kerja yang dapat berdampak pada Kesehatan dan
kesejahteraan pekerja, serta dampak dan mungkin bisa dirasakan oleh komunitas sekitar dan
lingkungan umum.
Dasar2 Hukum K3
1. UU No.1 Tahun 1970 (pasal 10 ayat 1)
a. Tentang masalah kewenangan, yang berwenang membentuk P2K3 adalah Menteri
Tenaga Kerja
b. Anggota P2K3 adalah anggota dari perusahaan tersebut
c. Manfaat pembetukkan
- Membentuk kerja sama
- Partisipasi
- Melancarkan produksi
P2K3 merupakan suatu badan yang terdiri dari unsur-unsur penerima kerja, pemberi kerja dan
Pemerintah
P2K3 juga harus mengirimkan dokumen per 3 bulan kepada disnaker untuk melaporan Kegiatan K3
P2K3 ialah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah Kerjasama antara pengusaha
dan pekerja untuk mengembangkan Kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam
penerapan keselamatan dan Kesehatan kerja
2. Permenaker No. Per 04/Men/1987 Tentang P2K3
- (pasal 4 ayat 1)
Tugas pokok P2K3 adalah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak
kepada pengusaha atau pengurus perusahaan mengenai masalah K3
- (pasal 4 ayat 2)
a. Menghimpun dan mengolah data tentang K3
b. Membantu dan menunjukkan dan menjelaskan pada karyawan baru ttg K3
c. Membentu pengusaha atau pengurus ttg gizi dan kesehatan karyawan
d. Membantu Menyusun kebijakan manajemen K3 dan pedoman kerja
Setiap tempat kerja yang sudah diatur syaratnya wajib membangun P2K3
Tahapan
1. Tentukan wajib tidaknya bentuk p2k3 ditempat kerja
2. Jika iya susun organisasi p2k3
3. Buat surat permohonan pengesahan ke dinas ketenagakerjaan daerah terkait
Dalam upaya memutus mata rantai covid dan tetap untuk bisa menjalankan protocol baru agar
produktivitas tetap bisa dilakukan.
Kep.Men. Tenaga Kerja No. Kep.187/MEN/1999 tentang Pengedndalian Bahaya Kimia Berbahaya Di
Tempat Kerja
- Pengusaha atau pengurus wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya ditempat kerja
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, yang pekerjaannya
nanti akan didegelasikan kepada Ahli K3
- Untuk pengendalian bahan kimia berbahaya harus ada Penyediaan Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKP) dan label, dan Ahli K3 Kimia yang membantu mengendalikan
bahan kimia berbahaya
- LDKP berisikan ttg
a. Identitas bahan dan perusahaan
b. Komposisi bahan
c. Indentifikasi bahaya
d. Tindakan P3K
e. Tindakan penanggulangan kebakaran
f. Tindak mengatasi kebocoran dan tumpahan
g. Penyimpanan dan penanganan bahan
h. Pengendalian pemajanan dan APD
i. Sifat kimia dan fisika
j. Stabilitas dan reaktifitas bahan
k. Informasi toksikologi
l. Informasi ekologi
m. Pembuangan limbah
n. Pengangkutan bahan
o. Informasi Perat.Peruu yang berlaku
p. Informasi lain yang diperlukan
Penempatan LDKB,
Ditempatkan pada tempat yang mudah diketahui oleh tenaga kerja dan pegawai pengawas
- Perusahaan dengan potensi bahaya besar wajib mempunya petugas K3 Kimia seminimal 2
dengan pekerjaan 1 shift dan 5 petugas dengan pekerjaan 3 shift
- Perusahaan dengan potensi bahaya menengan wajib mempunyai petugas K3 Kimia
seminimal 1 petugas dengan pekerjaan 1 shift dan 3 petugas dengan pekerjaan 3 shift
Risiko, kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya/paparam dengan keparahan dari
cidera/gangguan yang disebabkan oleh kejadian tersebut
Bahaya, suatu sumber atau situasi/keadaan yang mempunyai potenti menimbulkan gangguan atau
berpotensi menimbulkan keugian, cidera, kerusakan.
Management risiko adalah suatu upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan
yang tidak diinginkan secara komperehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang
baik
Untuk merencanakan management risiko harus dibelakukan inspek dan cek sebuah bahaya
3 aspek penting K3
- Aspek perlindungan kepada tenaga kerja agar senatiasa sehatdan selamat dalam bekerja
- Aspek hukum, merupakan tanggung jawab pemerintah dan perusahna yang harus menjamin
Kesehatan dan keselamatan pekerja
- Aspek ekonomis, untuk menghindari kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan.
12 februari 2024
K3 Konstruksi Bangunan
SKB MENAKER DAN MENTERI PU No. !&$/MEN/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 PADA
TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI BESERTA PEDOMAN PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN
KONSTRUKSI
Unit P2K3 harus dibentuk sebelum proyek berjalan, bersamaan dengan dokumen dokumen yang
akan dikirimkan kepada KEMNAKER
Kep. Dirjen PPK No. Kep 20/DJPKK/VI/2004 tentang Sertifikasi Kompetensi K3 Bidamg Konstruksi
Banguann, Jenis Kompetensi Personil
- Ahli K3 Utama
- Ahli K3 Madya
- Ahli K3 Muda
- Teknisi Scaffolding
Kep Dirjen PPK No. KEP 74/PPK/XII/2013 tentang Lisensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang
Supervisi Perancah
Pengawasan pelaksana K3
Meliputi kegiatan-kegiatan antara lain
- Safety patrol ( team 2/3 orang ) betugas untuk mengawasi orang orang yang bekerja
- Safety supervisor (petugas ditunjuk PM)
- Safety meeting (bahasan hasil temuan supervisor)
- Safety induction
- Toolbox meeting
Norma K3 Listrik
a. Undang undang
b. Peraturan
c. Standart
- Standart nasional Indonesia (Persyaratan Instalasi Listrik)
- Standart insternasional
- Standar nasional negara lain yang ditentukan oleh pengawas ketenagakerjaan spesialis
K3 Listrik
Pemeriksaan berkala minimal 1 tahun sekali yang tidak mengganggu proses produksi
Pengujian (percobaan dan analisis) berkala 5 tahun sekali
Dan hasil pemeriksaan harus dikirim ke pihak terkait
Perusahaan yang menggunakan perlengkapan dan peralatan listrik wajib menggunakan peralatan
keselamatan untuk menjunjang pemeriksaan
Pengasawasan Instalasi Penyalur Petir
Adalah suatu mekanisme yang melindungi dari sambaran petir, objek tersebut akan menangkap
petir dan menyalurkannya kembali ke bumi
K3 Mekanik
Obyek pengawasan K3 Mekanik meliputi
- K3 PTP (pesawat tenaga dan produksi)
- K3 PAA (pesawat angkat dan angkut)
Tujuan K3 PTP
1. Melindungi tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja dari potensi bahaya
pesawat tenaga dan produksi
2. Menjamin dan memastikan keamanan dan keselamatan pesawat tenaga dan produksi
3. Menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat untu meningkatkan produktivitas
Pesawat tenaga dan produksi / PTP, adalah pesawat atau alat yang tetap atau berpindah pindah
yang dipakai untuk dipasang untuk membangkitkan atau memindahkan daya dan tenaga, mengolah,
membuat bahan, barang untuk menghindari kecelakaan kerja
Pemakaian/pengoperasian PTP
- Sebelum digunakan dilakukan pemeriksaan pengujian (pemeriksaan berkala 1 tahun sekali
dokumen, visual dan pengukuran teknis)
- Pengujian berkala 5 tahun sekali berupa pengujian alat pelindung (NDT Uji beban)
Dilakukan oleh pengawas spesialis PTP dan Ahli K3 Spesialis PTP
Perlengkapan
1. Name plate, untuk identitas alat
2. Kapasitas beban maksimum, mudah dilihat dan dibaca
3. Emergency stop, mudah dilihat dan mudah dijangkau dan bewarna merah
4. Alat pengaman, menjamin keamanan PAA, tidak dapat lepas terlepas secara tidak sengaja
dan bekerja secara otomatis, membatasi Gerakan dan benturan kondisi bahaya
5. Alat pelindung, dipasang pada bagian bergerak dan berbahaya, tidak menghambat
operasional
Pengoperasian
- Dilengkapi tanda peringatan operasi yang efektif
- Dilengkapi lampu penerangan dan pencahayaan yang cukup pada pengoperasian malam hari
atau didalam ruangan
- Pandangan operator tidak boleh terhalang dan harus dapat memandang luas ke sekeliling
lintasan atau Gerakan operasi
- Alat pengendali pengoperasian harus dibuat dan dipasang secara aman dan mudah
dijangkau oleh operator