KOMERSIAL
PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI
PENERANGAN PADA TRAINER
Disusun oleh :
C. Keselamatan Kerja
1. Perhatikan dan taati tata tertib di bengkel instalasi listrik.
2. Gunakan alat sesuai fungsinya dan jangan menggunakan sebelum mengetahui
cara penggunaannya (SOP).
3. Pakailah alat pelindung diri.
4. Apabila ada yang ada kurang jelas/ada kesulitan konsultasikan dengan dosen
pembimbing atau teknisi.
D. Petunjuk praktik
1. Identifikasikanlah masing-masing modul bahan/komponen/equipment, yang
akan digunakan
2. Lakukan pengecekan komponen yang akan saudara gunakan untuk menentukan
kondisinya.
3. Cermati dan pahami gambar symbol dari masing-masing bahan/komponen
4. Cermati dan pahami gambar rangkaian percobaan yang akan saudara
praktekkan
5. Evaluasi pembelajaran akan dilakukan selama proses identifikasi, penecekan,
percobaan, dan pembuatan laporan (by proses and result)
E. Langkah kerja
1. Melakukan peminjaman kabel jumper dengan jumlah sesuai keperluan.
2. Mengecek satu per satu kondisi kabel.
3. Merangkai rangkaian percobaan sesuai gambar.
4. Bila telah selesai, melaporkan rangkaian yang sudah dikerjakan kepada dosen
pembimbing, dan bila telah dinyatakan benar maka hubungkan ke sumber
tegangan dan mengoperasikannya.
5. Bila telah selesai, mematikan sumber tegangan dan melepas kabel.
6. Meneruskan percobaan berikutnya dengan langkah yang sama.
F. Hasil percobaan dan analisis percobaan
1. Instalasi Lampu TL
Gambar Rangkaian
Pada saat gas neon di dalam tabung starter sudah cukup dingin maka bimetal
di dalam tabung starter tersebut akan open kembali sehingga ballast akan
menghasilkan spike tegangan tinggi yang akan menyebabkan terdapat lompatan
elektron dari kedua elektroda dan memendarkan lapisan fluorescent pada
tabung lampu TL tersebut. Perstiwa ini akan berulang ketika gas di dalam
tabung lampu TL tidak terionisasi penuh sehingga tidak terdapat cukup arus
yang melewati filamen lampu neon tersebut. Lampu neon akan tampak
berkedip.
Selain itu, jika tegangang induksi dari ballast tidak cukup besar maka
walaupun tabung neon TL tersebut sudah terionisasi penuh tetap tidak akan
menyebabkan lompatan elektron dari salah satu elektroda tersebut.
Besarnya tegangan spike yang dihasilkan oleh trafo ballast dapat ditentukan
oleh rumus berikut :
Selain itu karena tidak ada sinkronisasi dengan tegangan input maka ada
kemungkinan pada saat starter berubah kondisi dari closed ke open terjadi
pada saat tegangan AC turun mendekati nol sehingga tegangan yang dihasilkan
oleh ballast tidak cukup untuk menyebabkan lompatan elektron pada tabung
lampu TL.
Gambar Rangkaian
Prinsip kerja lampu merkuri sama dengan prinsip kerja lampu tabung
fluoresen, di mana cahaya yang dihasilkan berdasarkan terjadinya lucutan
elektron (electron discharge) di dalam tabung lampu. Konstruksi lampu merkuri
berbeda dengan konsruksi lampu fluoresen. Lampu merkuri terdiri dari dua
tabung, yaitu tabung dalam yang disebut Arc Tube dan tabung luar yang disebut
bohlam (Bulb). Tabung dalam diisi merkuri yang berguna untuk menghasilkan
radiasi ultraviolet dan gas argon yang berfungsi untuk keperluan starting.
Sedangkan bohlam luar berfungsi sebagai tabung dan menjaga kestabilan suhu
di sekitar tabung. Lampu jenis ini harus menggunakan ballast untuk membatasi
arus listrik. Biasanya ballast lampu merkuri berupa reaktor autotrafo, tergantung
dari karakteristiknya. Lampu merkuri bekerja pada daya yang rendah. Pada
dasarnya, jenis sinar yang dihasilkan oleh lampu merkuri adalah dominan
radiasi ultraviolet yang harus diubah menjadi cahaya tampak (Visible light)
dengan cara melapisi dinding bagian dalam bohlam dengan serbuk phospor,
sama halnya dengan lampu flouresen.
Gambar Rangkaian
Rangkaian lampu dihubungkan terhadap sumber arus bolak balik, lalu arus
akan mengalir melalui ballast dan seterusnya ke lampu. Pada saat yang sama,
argon dan neon yang ada dalam tabung gas akan bekerja untuk menaikkan
temperature dalam tabung gas, dalam tahap ini lampu akan mengeluarkan
cahaya kemerahan. Setelah beberapa menit, panas dalam tabung gas akan
mencapai temperature tertentu sehingga sodium yang ada dalam tabung gas
akan berubah menjadi uap (vapour). Dengan demikian, pelepasan electron yang
terjadi melalui uap sodium akan menghasilkan cahaya yang sebenarnya, yaitu
cahaya kuning.
Gambar Rangkaian
Saat dihubungkan ke sumber arus bolak-balik, arus listrik masuk ke
kapasitor dan di dalam kapasitor arus distabilkan sebelum masuk ke ballast.
Setelah itu, ballast menstabilkan tegangan dan arus sesuai dengan spesifikasi
ignitor dan bohlamp Lampu HPIT. Arus yang keluar dari ballast kemudian
masuk ke ignitor dan lampu HPIT, di dalam ignitor terdapat rangkaian untuk
memancing agar lampu HPIT mau menyala dengan cara ignitor menaikkan
tegangan sehingga dapat memanaskan elemen yang ada di dalam bohlamp
lampu HPIT sehingga lampu dapat menyala.
Gambar Rangkaian
Gambar Rangkaian
Rangkaian dihubungkan sumber tegangan arus bolak-balik, arus akan
mengalir melalui MCB sebagai pengaman. Arus kemudian masuk ke stop
kontak dan saklar. Saklar sebagaimana fungsinya merupakan komponen yang
berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus listrik dari sumber arus ke
beban listrik pada rangkaian listrik tertutup. Dalam praktikum, saklar yang
digunakan merupakan saklar seri sedangkan beban yang digunakan adalah dua
buah lampu pijar.
Gambar Rangkaian
Gambar Rangkaian
Rangkaian dihubungkan sumber tegangan arus bolak-balik, arus akan
mengalir melalui MCB sebagai pengaman. Arus kemudian masuk ke saklar
tunggal sebagai saklar utama. Saklar sebagaimana fungsinya merupakan
komponen yang berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus listrik dari
sumber arus ke beban listrik pada rangkaian listrik tertutup. Dalam praktikum,
saklar yang digunakan merupakan saklar tunggal ( 1 buah ) ; saklar tukar ( 2
buah ) sedangkan beban yang digunakan adalah tiga buah lampu pijar. Saat
saklar tunggal ON maka beban (3) akan menyala, saat saklar tukar (1) ON maka
beban (1) akan menyala, dan saat saklar tukar (2) ON maka beban (2) akan
menyala. Kemudian, saat saklar tukar (1) ON dan saklar tukar (2) OFF maka
beban (1) menyala ; beban (2) mati, begitu juga sebaliknya.
Gambar Rangkaian
10. Instalasi Saklar Dimmer Pada Beban Lampu Pijar, SL, dan LED
Gambar Rangkaian
Rangkaian dihubungkan sumber tegangan arus bolak-balik, arus akan
mengalir melalui MCB sebagai pengaman. Arus kemudian masuk ke saklar
dimmer. Saklar sebagaimana fungsinya merupakan komponen yang berfungsi
sebagai pemutus dan penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik
pada rangkaian listrik tertutup. Dalam praktikum, saklar yang digunakan adalah
saklar dimmer dimana tingkat keterangan lampu dapat diatur sesuai dengan
skala yang tertera pada saklar. Selain itu, beban yang digunakan dalam
percobaan berupa tiga buah lampu, yaitu lampu pijar, lampu SL, dan lampu
LED. Saat skala pada saklar menunjuk angka 20 %, tegangan terukur pada
lampu pijar sebesar 15 V, tegangan pada lampu SL sebesar 80 V, dan tegangan
pada lampu LED sebesar 35 V. Saat skala diubah menjadi 100 %, tegangan
terukur pada lampu pijar berubah menjadi sebesar 195 V, tegangan pada lampu
SL sebesar 190 V, dan tegangan pada lampu LED sebesar 145 V.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
setiap komponen mempunyai spesifikasi tersendiri. Pada modul lampu tabung
konvensional terdapat komponen-komponen seperti ballast, ignitor, capasitor,
dan stater yang mempunyai fungsi tersendiri. Komponen tersebut menjadi satu
kesatuan sehingga rangkaian dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Namun,
komponen-komponen tersebut tidak harus ada, ada komponen tertentu yang
boleh tidak ada. Sedangkan pada rangkaian instalasi yang menggunakan saklar
sebagai pokok percobaan, dapat disimpulkan bahwa setiap saklar mempunyai
fungsi tersendiri. Seperti halnya saklar tukar yang tidak hanya berfungsi sebagai
penghubung dan pemutus arus, tetapi juga berfungsi menukar ON/OFF pada
beban. Selain itu, pada saklar dimmer, tingkat terang redupnya lampu dapat
diatur melalui skala yang tertera pada dimmer sehingga dapat disesuaikan
dengan kebutuhan ruangan.