Contoh:
A = { a,b,c,d }
B = { c,d,a,b }
Maka
A=B
Himpunan A dikatakan sub himpunan B
jika dan hanya jika semua elemen-elemen A adalah
juga menjadi elemen-elemen B
Contoh:
A = {Win3.1,Win3.11,Win95}
B = {Win3.1,Win3.11,Win95,Win97,
Win98,Win2000,WinXP}
Maka:
A⊂B
Macam-macam himpunan
Contoh:
U = { Win3.1, Win3.11, Win95,Win97,Win98,
Win98se, WinME,Win2000, WinXP,… }
A = { Win3.1, Win3.11, Win95,Win97 }
A’ = {Win98,Win98se, WinME,Win2000, WinXP,… }
Symmetric Difference/Beda Setangkup
Beda setangkup dua himpunan A dan B adalah himpunan
yang merupakan anggota himpunan A atau anggota
himpunan B tetapi bukan merupakan anggota kedua
himpunan secara bersamaan.
Notasi: A ⊕ B={x x∈A dan x∈B tetapi x ∉A∩B}
Contoh:
A = { Win3.1, Win3.11, Win95,Win97 }
B = { Win95,Win97,Win98,Win98SE,
WinME,Win2000 }
A ⊕ B = { Win3.1, Win3.11, Win98, Win98SE
,WinME, Win2000 }
Diagram Venn
Adalah suatu cara untuk menggambarkan
hubungan antara himpunan-himpunan.
U U U
A A B
A’
A∪B
U U U
A B A B A B
4. Hukum identitas
2. Hukum Komutatif
A∪∅=A A∩U=A
A∪B=B∪A
A∩B=B∩A A∪U=U A∩∅ = ∅
5. Hukum Distributif
A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C)
A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)
6. Hukum DeMorgan
(A ∪ B) c
= A c∩ B c
(A ∩ B) c
= A c∪ B c
Contoh:
Sederhanakan : A ∪ (A ∩ B)
A ∪ (A ∩ B) = (A ∩ U) ∪ (A ∩ B)
= A ∩ (U ∪ B)
=A
Perhitungan Himpunan Gabungan
PERTEMUAN 2
Hubungan antara elemen himpunan dengan
elemen himpunan lain disebut dengan relasi.
Y2
Y1
X1 X2 X
MacOs
Os/2
Win
• PEMAPARAN PEMETAAN
Micro MacOS
IBM Win
Mac OS/2
• PEMAPARAN GRAPH BERARAH
Aturan-aturannya sbb:
a. Setiap anggota himpunan X digambarkan
dengan lingkaran
b. Garis berarah antar lingkaran menggambarkan
adanya relasi antara anggota himpunan.
Contoh: a1 a2 a4
• KOMPOSISI RELASI
Operasi mengkombinasikan 2 buah relasi binary
yang cocok dan menghasilkan sebuah relasi
binary yang baru.
P : X →Y dan Q: Y →Z
dimana Y di P harus sama dengan di Q
relasi P ke Q atau PoQ, didefinisikan sebagai
relasi: R : X→Z
Contoh:
P Q R = PoQ
y1
x1 z1 x1
y2 z1
x2 x2
y3 z2
x3 z2
x3
y4
Sifat – sifat Relasi Biner
• Refleksif (reflexive)
relasi R pada himp. A disebut reflesif jika (a,a) ∈R
untuk setiap a ∈ A
Contoh:
misalkan A={1,2,3} dan relasi R di bawah ini
didefinisikan pada himpunan A, maka
a. R = {(1,1),(1,3),(2,1),(2,2),(3,3)} …. refleksif
b. R = {(1,1),(1,3),(2,1),(2,2)} …. Tidak refleksif
• Setangkup (symmetric)
relasi R pada himp. A disebut setangkup jika untuk
semua a, b ∈ A, jika (a, b) ∈ R, maka (b,a) ∈ R
Contoh:
Misalkan A={1,2,3} dan relasi R di bawah ini
didefinisikan pada himpunan A, maka
a. R = {(1,1),(1,2),(2,3),(2,1),(3,2)} … setangkup
b. R = {(1,1),(1,2),(2,3),(2,1),(3,3)} …tak setangkup
• Menghantar (transitive)
Relasi R pada himpunan A disebut transitif jika (a,b)
∈R dan (b,c) ∈R maka (a,c) ∈R untuk a,b,c ∈ R
Contoh:
Misalkan A={1,2,3,4} dan relasi R di bawah ini
didefinisikan pada himpunan A, maka
a. R = {(2,1),(3,1), (3,2), (4,1),(4,2),(4,3)} …transitif
Pasangan berbentuk
(a,b) (b,c) (a,c)
(3,2) (2,1) (3,1)
(4,2) (2,1) (4,1)
(4,3) (3,1) (4,1)
(4,3) (3,2) (4,2)
b. R ={(1,1),(2,3),(2,4),(4,2) …. tidak transitif
Mengkombinasikan Relasi
Jika R1 dan R2 masing-masing adalah relasi dari himp. A
ke himp. B, maka R1 ∩ R2 , R1 ∪ R2, R1- R2, R1 ⊕ R2
juga relasi.
Contoh:
Misalkan A={a,b,c} dan {a,b,c,d}. Relasi R1 =
{(a,a),(b,b)(c,c)} dan relasi R2 =
{(a,a),(a,b),(a,c),(a,d)} adalah relasi dari A ke B.
kombinasi relasi-relasi tersebut bisa berupa:
R1 ∩ R2 = {(a,a)}
R1 ∪ R2 = {(a,a),(b,b),(c,c),(a,b),(a,c),(a,d)}
R1- R2 = {(b,b),(c,c)}
R1 ⊕ R2 ={(b,b),(c,c),(a,b),(a,c),(a,d)}
Jika relasi R1dan R2 masing-masing dinyatakan dengan
matriks MR1dan MR2, maka matriks yang menyatakan
gabungan dan irisan dari kedua relasi tersebut adalah
MR1∪ R2 = MR1∨ MR2 dan MR1 ∩ R2 = MR1 ∧ MR2
1 0 0 0 1 0
1 0 1 0 1 1
R1 = dan R2 =
1 1 0 1 0 0
dari 4-tupel.
• Basis data(database) merupakan kumpulan catatan yang
dimanipulasi oleh komputer.
• Sistem manajemen basis data(database management system)
merupakan program yang membantu pemakai mengakses
informasi dalam basis data.
• Model basis data relasional yang ditemukan oleh E.F Codd
pada tahun 1970, didasarkan pada konsep relasi n-er.
Istilah-istilah dalam basis data relasional
• Kolom-kolom dari relasi n-er disebut atribut(attribute)
• Daerah asal atribut adalah himpunan dimana semua anggota
dalam atribut itu berada.
• Atribut tunggal atau kombinasi atribut bagi sebuah relasi
merupakan kunci(key) jika nilai-nilai atribut secara unik
mendefinisikan sebuah n-tupel
• Sistem manajemen basis data menjawab perintah-
perintah(queries).
2. Proyek
Operator proyek memilih kolom. Sebagai tambahan pengulangan
akan dihilangkan.
Contoh 2.
PEMAIN[Nama,Posisi]
Akan memilih tupel : (Johnson,c), (Glover,of), (Batty,p),…,
(Singleton,2b)
3. Gabungan
Operasi seleksi dan proyek memanipulasi relasi tunggal;
gabungan memanipulasi dua relasi. Operasi gabungan pada R1
dan R2 mengawali dengan menguji semua pasangan dari
tupel, satu dari R1 dan satu dari R2. jika persyaratan gabungan
dipenuhi, tupel-tupel akan dikombinasikan untuk membentuk
tupel baru. Persyaratan gabungan menjelaskan hubungan
antara atribut di R1 dan atribut di R2.
NIM Nama MK
135011 Adi SIM
135011 Adi OR
135015 Irma SIM
135032 Rani PTI
Contoh :
Operasi menampilkan pasangan terurut mahasiswa yang
mengambil matkul SIM.
σMK= “SIM” (MHS)
• Notasi Operator Proyek ( Π )
Tabel MHS
NIM Nama MK
135011 Adi SIM
135011 Adi OR
135015 Irma SIM
135032 Rani PTI
Contoh:
Notasi operasi proyeksi memilih kolom nama pada
tabel MHS.
Π Nama (MHS)
• Notasi operasi Join ( τ )
Operasi join menggabungkan dua buah tabel menjadi
satu bila kedua tabel mempunyai atribut yang sama.
Contoh:
Misalkan relasi MHS1 dan relasi MHS2 bila digabungkan
maka notasi operasinya adalah:
τ NIM,Nama (MHS1,MHS2)
Tabel MHS1 Tabel MHS2
NIM Nama JK NIM Nama Matkul Nilai
13598001 Hananto L 13598001 Hananto SIM A
13598002 Guntur L 13598001 Hananto DBMS B
13598004 Heidi W 13598004 Heidi PTI B
13598006 Harman L 13598006 Harman Statistik C
13598007 Karim L 13598006 Harman OR A
Tabel Join 13598009 Yeni Alin B
Latihan:
Selidiki jenis fungsi atau bukan, fungsi satu-ke-satu atau bukan, fungsi
pada atau bukan.
1. A={1,2,3,4} dan B={u,v,w} diberikan f={(1,u),(2,v),(3,w)}
2. A={1,2,3} dan B={u,v,w} diberikan f={(1,u),(1,v),(2,v),(3,w)}
3. A={1,2,3} dan B={u,v,w,x} diberikan f ={(1,w),(2,u),(3,v)}
4. A={1,2,3} dan B={u,v,w} diberikan f={(1,u),(2,u),(3,v)}
5. A={1,2,3} dan B={u,v,w} diberikan f={(1,u),(2,w),(3,v)}
QUANTIFIER (KUANTOR) dan Induksi
matematika
PERTEMUAN KE-3
KUANTOR PERNYATAAN
Contoh:
Misalkan x himpunan warga negara Indonesia,
P predikat membayar pajak, R predikat membeli Ms Word,
Maka:
1. ∀x,P(x)
artinya: semua warga negara membayar pajak
2. ∃x,R(x),P(x)
artinya: ada beberapa warga negara membeli Ms word
membayar pajak
3. ∀x,R(x)→P(x)
artinya: semua warga negara jika membeli ms word maka
membayar pajak
4. ∃x,R(x)∧P(x)
artinya: ada warga negara membeli ms word dan tidak
membayar pajak
Negasi Kuantor
~∀x = ∃x
~∃x = ∀x
Sehingga:
~(∀x,P(x)) = ∃x,P(x)
~(∃x,P(x)) = ∀x,P(x)
~(∀x,P(x)→Q(x)) = ∃x,( P(x) →Q(x))
= ∃x, P(x) ∧ Q(x)
1. Tentukan validitas pernyataan di bawah ini bila domain
pembicaraannya himpunan bilangan real
(b) ∃ x , P ( x ) ∨ ∀ y , Q ( y )
(c) ∀ x , ∃ y , [ P ( x ) ∨ Q ( y )]
Perhatikan argumen matematik berikut ini:
Contoh:
Tunjukkan bahwa
untuk n ≥ 1, 1+2+…+n = n(n+1)/2
Bukti:
Kombinatorial
Kaidah Dasar menghitung
Dalam kombinatorial ada dua kaidah dasar yang digunakan
untuk menghitung, yaitu kaidah penjumlahan (rule of sum)
dan kaidah perkalian (rule of product)
1. Kaidah Penjumlahan (rule of sum)
Bila percobaan 1 mempunyai m hasil percobaan yang mungkin
terjadi(atau memiliki sebanyak m kemungkinan jawaban)
dan percobaan 2 mempunyai n hasil percobaan yang
mungkin (atau memiliki sebanyak n kemungkinan jawaban),
maka bila hanya salah satu dari dua percobaan itu saja yang
dilakukan (percobaan 1 “atau” percobaan 2), maka terdapat
m+n hasil jawaban (atau memiliki m +n kemungkinan
jawaban)
Contoh1:
Seorang mahasiswa akan memilih satu mata kuliah yang
ditawarkan pagi dan sore. Untuk pagi ada 7 matakuliah dan
sore ada 5 matakuliah yang ditawarkan. Maka mahasiswa
tadi mempunyai 7+5 pilihan untuk memilih satu matakuliah
tersebut.
2.Kaidah Perkalian (rule of product)
Bila percobaan 1 mempunyai m hasil percobaan yang mungkin
terjadi(atau memiliki sebanyak m kemungkinan jawaban)
dan percobaan 2 mempunyai n hasil percobaan yang
mungkin (atau memiliki sebanyak n kemungkinan jawaban),
maka bila kedua percobaan1 “dan” percobaan 2 dilakukan ,
maka terdapat mxn hasil jawaban (atau memiliki m xn
kemungkinan jawaban
Perluasan kaidah
Kaidah penjumlahan dan kaidah perkalian di atas dapat diperluas
hingga mengandung lebih dari 2 percobaan. Jika n buah percobaan
masing-masing mempunyai p1, p2,…,pn hasil percobaan yang
mungkin terjadi yang dalam hal ini setiap pi tidak bergantung pada
pilihan sebelumnya, maka jumlah hasil percobaan yang mungkin
terjadi adalah:
a. p1 x p2 x … x pn untuk kaidah perkalian
b. p1 + p2 + … + pn untuk kaidah penjumlahan
Contoh:
Jika harus menyusun jadwal tiga ujian ke dalam periode lima hari
tanpa ada pembatasan mengenai berapa kali dibolehkan ujian
dalam setiap harinya, berapakah kemungkinan jadwal yang dapat
dibuat?
Jawab:
Karena penyusunan jadwal tiga ujian dan tanpa ada pembatasan dalam
periode lima hari, maka jumlah kombinasi jadwal yang mungkin
dibuat:
5.5.5 = 125
Prinsip Inklusi-Eksklusi
Adalah cara penghitungan dengan menggunakan prinsip perhitungan
himpunan.
Contoh: Berapa banyak jumlah byte yang dimulai dengan ‘11’
atau diakhiri dengan ‘11’ ?
Petunjuk Penyelesaian:
Misalkan A = himpunan byte yang dimulai dengan ‘11’
B = himpunan byte yang diakhiri dengan ‘11’
A ∩B = himpunan byte yang berawal dan berakhir
dengan ‘11’
Maka
A ∪ B = himpunan byte yang berawal dengan ‘11’ atau
berakhir dengan ‘11’
Dengan Rumus:
A∪B = A + B - A∩B
1. Pengertian Permutasi
suatu susunan data dengan memperhatikan /membedakan
urutan. Permutasi merupakan bentuk khusus aplikasi aturan
perkalian.
Rumus:
1. Permutasi dari n objek seluruhnya:
nPn = n! = n. (n-1).(n-2)…2.1
= n.(n-1)!
2. Permutasi sebanyak r dari n objek:
n!
nPr =
(n-r)!
3. Permutasi keliling (circular permutation)
Sejumlah n objek yang berbeda dapat disusun secara teratur
dalam sebuah lingkaran dalam (n-1)! cara
4. Permutasi dari n objek yang tidak seluruhnya dapat
dibedakan:
n n!
=
n1,n2,n3,…,nk n1!n2!n3!...nk!
Contoh soal:
1. Ada berapa cara3 buku dapat diurutkan ?
3! = 3.2.1 = 6 cara
2. Ada berapa cara 2 dari 4 buku dapat disusun ?
4! 4! 4.3.2.1
Contoh:
1. Ada berapa cara akan dipilih 2 orang dari 4 orang siswa?
Jawab:
4! 4.3.2! 12
4C2 = = = =6
2!(4-2)! 2! 2! 2
Permutasi dan Kombinasi Bentuk Umum
Adalah menyusun obyek di mana tidak semua obyek bisa dibedakan
(sama). Untuk rumus permutasi dan kombinasinya sama yaitu:
n!
P(n;n1,n2,…,nk) = C(n;n1,n2,…,nk) =
n1!.n2!...nk!
Contoh:
Berapa banyak string yang dapat dibentuk dengan menggunakan
huruf-huruf dari kata MISSISSIPPI?
Jawab: S = {M,I,S,S,I,S,S,I,P,P,I}
huruf M = 1 buah n1 huruf S = 4 buah n3
huruf I = 4 buah n2 huruf P = 2 buah n4
n = 1 + 4 + 4 + 2 = 11 buah = jumlah elemen himpunan S
Cara 1
11!
Jumlah string = P(11; 1,4,4,2) = = 34650 buah
1!4!4!2!
Cara 2
Jumlah string = C(11,1).C(10,4).C(6,4).C(2,2)
11! 10! 6! 2!
=
1!10! 4!6! 4!2! 2!0!
11!
= = 34650 buah
1!4!4!2!
Kombinasi dengan Pengulangan
Jumlah kombinasi yang membolehkan adanya pengulangan elemen,
yaitu dari n buah obyek kita akan mengambil r buah obyek,
dengan pengulangan diperbolehkan.
C(n+r – 1, r) = C(n+r-1, n-1)
Contoh:
Pada persamaan x1+x2+x3+x4 = 12, xi adalah bilangan bulat ≥ 0.
Berapa jumlah kemungkinan solusinya?
Jawab:
misalkan 12 sebagai bola dan xi = 4 sebagai kotak (n=4 dan r=12),
sehingga banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Namun
seluruhnya ada C(4+12-1,12) = C(15,12) = 455 buah
kemungkinan solusi
Latihan:
1. Empat buah ujian dilakukan dalam periode enam hari.
Berapa banyak pengaturan jadwal yang dapat dilakukan
sehingga tidak ada dua ujian atau lebih yang dilakukan pada
hari yang sama.
2. Berapa banyak string yang dapat dibentuk yang terdiri dari 4
huruf berbeda dan 3 angka yang berbeda pula?
3. Berapakah jumlah kemungkinan membentuk 3 angka dari 5
angka berikut: 1,2,3,4,5 jika:
i. tidak boleh ada pengulangan angka
ii. Boleh ada pengulangan angka.
4. String biner yang panjangnya 32 bit disusun oleh digit 1 atau 0.
Berapa banyak string biner yang tepat berisi 7 buah bit 1?
5. Sebuah karakter dalam sistim ASCII berukuran 1 byte atau 8
bit (1 atau 0).
a. Berapa banyak pola bit yang terbentuk? (atau berapa banyak
karakter yang dapat dipresentasikan?)
b. Berapa banyak pola bit yang mempunyai 3 bit 1?
c. berapa banyak pola bit yang mempunyai bit 1 sejumlah
genap?
6. Suatu panitia akan dibentuk dengan jumlah 5 orang. Berapa
carakah pembentukan panitia tersebut dapat dilakukan jika
calon anggota terdiri dari 4 orang pria dan 3 orang wanita dan
panitia harus
a. terbentuk tanpa persyaratan lain
b. terdiri 3 pria dan 2 wanita
c. terdiri 2 pria dan 3 wanita
Pertemuan 5
LOGIKA PROPOSISI
Pernyataan
• Logika proposisi berisi pernyataan-pernyataan
(tunggal/majemuk)
• Pernyataan : kalimat deklarasi yang dinyatakan
dengan huruf-huruf kecil.
• Pernyataan mempunyai sifat dasar yaitu benar
atau salah tetapi tidak keduanya
Contoh:
1. Bilangan biner digunakan dalam sistem digital
2. Sistem analog lebih akurat daripada sistem digital
3. Pentium IV lebih bagus kinerjanya dan lebih mahal
harganya daripada pentium III
p ~p
+ –
– +
Konjungsi
Pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan kata
hubung ‘dan’
Notasi: p∧q , pq , p×q
Contoh:
p = sistem analog adalah suatu sistem dimana tanda
fisik/kuantitas, dapat berbeda-beda secara terus
menerus melebihi jarak tertentu.(benar)
q = sistem digital adalah suatu sistem dimana tanda
fisik/kuantitas, hanya dapat mengasumsikan nilai yang
berlainan. (benar)
r = sistem bilangan desimal adalah sistem bilangan yang
digunakan dalam sistem digital. (salah)
Maka:
p ∧ q adalah konjungsi yang benar
q ∧ r adalah konjungsi yang salah
Disjungsi
Adalah pernyataan gabungan dari dua
pernyataan dengan kata hubung ‘atau’
Notasi: p ∨ q , p + q
p q p∧q p q p∨q
+ + + + + +
+ – – + – +
– + – – + +
– – – – – –
Contoh:
p = keyboard adalah input device (benar)
q = harddisk adalah alat penentu kecepatan
komputer (salah)
r = processor adalah otak dari komputer
(benar)
Maka:
p ∨ q adalah disjungsi yang benar
p ∨ r adalah disjungsi yang benar
Jointdenial(Not OR /NOR)
Adalah pernyataan gabungan yang dihasilkan dari
menegasikan disjungsi.
Notasi: p ↓ q , ~(p ∨ q)
p q p∨q p↓q
+ + + –
+ – + –
– + + –
– – – +
Not And (NAND)
Adalah pernyataan gabungan yang dihasilkan dari
menegasikan konjungsi.
Notasi: ~(p∧q), p ↑ q
p q (p ∧ q) p↑q
+ + + –
+ – – +
– + – +
– – – +
Exlusive OR(EXOR)
Adalah pernyataan gabungan di mana salah satu p
atau q (tidak keduanya) adalah benar
Notasi : p ⊕ q
p q p⊕q
+ + –
+ – +
– + +
– – –
Exlusive NOR(EXNOR)
Adalah pernyataan gabungan dimana nilai
kebenarannya benar bila kedua pernyataannya
benar atau salah.
Notasi : ~(p ⊕ q)
p q ~(p ⊕
q)
+ + +
+ – –
– + –
– – +
KESETARAAN LOGIS
Dua buah pernyataan yang berbeda dikatakan
setara/equivalen bila nilai kebenarannya sama
Contoh:
1. Tidak benar bahwa aljabar linier adalah alat
matematika dasar untuk disain logika.(benar)
2. Aljabar boole adalah alat matematika dasar untuk
disain logika.(benar)
Contoh:
Selidiki apakah kedua proposisi di bawah ini setara:
1. Tidak benar bahwa sistem bilangan biner dipergunakan
dalam sistem digital atau sistem digital hanya dapat
mengasumsikan nilai yang berlainan.
2. Sistem bilangan biner tidak dipergunakan dalam sistem
digital dan tidak benar bahwa sistem digital hanya dapat
mengasumsikan nilai yang berlaianan.
(hint: buktikan : ~( p ∨ q ) ≡ ~ p ∧ ~ q )
Aljabar Proposisi
Aljabar proposisi adalah hukum-hukum aljabar
yang dapat digunakan dalam proposisi.
Hukum-hukum tersebut adalah:
1. Idempoten 3. Distributif
p∨p≡p p ∨ (q ∧ r) ≡ (p ∨ q) ∧ (p ∨ r)
q∧q≡p p ∧ (q ∧ r) ≡ (p ∧ q) ∨ (p ∧ r)
2. Assosiatif 4. Komutatif
(p ∨ q) ∨ r ≡ p ∨ (q ∨ r) p∨q≡q∨p
(p ∧ q) ∧ r ≡ p ∧ (q ∧ r) p∧q≡q∧p
5. Identitas 7. Komplemen
p∨f≡p p ∨ ~p ≡ t
p∨t≡t p ∧ ~p ≡ f
p∧f≡f ~t ≡ f
p∧t≡p ~f ≡ t
6. Involution 8. De Morgan’s
~~p ≡ p ~(p ∧ q) ≡ ~p ∨
~q
~(p ∨ q) ≡ ~p ∧ ~q
Contoh pemakaian hukum aljabar proposisi
Sederhanakan proposisi berikut ini:
1. p ∧ (p ∨ q)
p ∧ (p ∨ q) ≡ (p ∨ f) ∧ (p ∨ q) …( hk.identitas )
≡ p ∨ (f ∧ q) …( hk.distribusi )
≡ p∨f …( hk.identitas )
≡ p …( hk.identitas )
2. Sederhanakan proposisi: p ∨ (p ∧ q)
IMPLIKASI DAN BIIMPLIKASI
Implikasi
Jika memakai Ms Word maka windows adalah sistem
operasinya
p q p→q
+ + +
+ – –
– + +
– – +
Jika implikasi: p → q
Maka: Konversnya :q→p
Inversnya : ~p → ~ q
Kontrapositipnya : ~ q → ~ p
Contoh:
Tentukan konvers,invers, dan kontrapositif dari
proposisi berikut:
Jika Ms Word aplikatifnya maka windows sistem
operasinya
• Tabel kebenaran variasi implikasi:
+ + – – + + + +
+ – – + – - + +
– + + – + + – -
– – + + + + + +
setara setara
Kesimpulan:
Proposisi yang saling kontrapositif mempunyai nilai
kebenaran yang sama(equivalen)
Contoh:
Buktikan bahwa:
Jika x2 bilangan genap, maka x juga bilangan genap
Jawab:
Kontrapositif dari implikasi di atas adalah:
Jika x bukan bilangan genap, maka x2 juga bukan bilangan genap
Setiap bilangan bulat bukan genap adalah ganjil, sehingga
jika x ganjil ditulis sebagai
x = 2k + 1 (k bil. Bulat) akibatnya:
X2 = (2k + 1)2
= 4k2 + 4k + 1
= 2(2k2 + 2k) + 1
Karena kontrapositifnya benar akibatnya implikasinya juga
benar.
Biimplikasi
Notasi:
P(p,q,…)
Q(p,q,…) P,Q,… masing-masing disebut premis
M
{P,Q,..} bersama-sama disebut hipotesa
∴C(p,q,…)
C adalah kesimpulan/konklusi
Contoh:
Jika biner maka disain logika
Jika disain logika maka digital
Kebenaran/validitas Argumen
Nilai kebenaran argument tergantung dari nilai
kebenaran masing-masing premis dan kesimpulannya.
Suatu argumen dikatakan benar bila masing-masing
premisnya benar dan kesimpulannya juga benar.
Contoh 1:
Jika biner maka disain logika
Jika disain logika maka digital
p q r p→q q → p p →r
+ + + + + +
+ + – + – –
+ – + – + +
+ – – – + –
– + + + - +
– + – + – +
– – + + + +
– – – + + +
Semua premis dan konklusi benar sehingga
argumentasi di atas valid.
Bentuk-bentuk dasar menarik kesimpulan
1. Conjunction 2. Addition
p p
q ∴ p∨q
∴p ∨ q
3. Construction Dilemma
(p→q)∧(r→s)
p∨r
∴q ∨ s
4. Modus Ponens 5. Modus Tollens
p→q p→q
p ~q
∴q ∴~p
6. Hypothetical syllogism
p→q
q→r
∴p→r
7. Simplification 8. Disjunctive syllogism
p∧q p∨q
∴p ~p
∴q
9. Destructive Dilemma
(p→q)∧(r→s)
~q∨~s
∴~p∨~r
10. Absorption
p→q
∴ p → (p ∧ q)
Contoh pemanfaatan:
Buatlah kesimpulan dari argumen di bawah ini
sehingga argumen tersebut valid
1. Jika hasilnya akurat maka sistemnya digital
2. Jika sistem digital maka menggunakan bil. Biner
3.Hasilnya akurat
∴?
Jawab:
Premis 1 : p → q
Premis 2 : q → r
Premis 3 : p
∴?
Dengan hypothetical syllogism
p→q
q→r
∴p→r
Sehingga argumentasi dapat ditulis kembali:
p→r
p
∴?
Dengan Modus Ponen, konklusinya adalah r
p→r
p
∴r
Adalah valid
p q r p→q q →r
+ + + + +
+ + − + −
+ − + − +
+ − − − +
− + + + +
− + − + −
− − + + +
− − − + +
3 ∴ 1 2
Pertemuan 6
a b a.b a b a+b a A’
0 0 0 0 0 0
0 1
0 1 0 0 1 1
1 0
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1
Priinsip Dualitas
Misalkan S adalah kesamaan tentang aljabar Boolean yang
melibatkan operasi +, . , dan komplemen, maka jika
pernyataan S* diperoleh dengan cara mengganti:
. Dengan +
+ dengan .
0 dengan 1
1 dengan 0
Jawab:
(i) a+(b.c) = (a+b).(a+c)
(ii) a+0 = a mempunyai dual a.1 = a
Contoh:
dari contoh 5 f(x,y,z) = xyz′ nyatakan f dalam tabel kebenaran.
x y z z′ f(x,y,z)
0 0 0 1 0
0 0 1 0 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 0
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 1 0 1 1
1 1 1 0 0
Fungsi Komplemen
Fungsi komplemen dari suatu fungsi f yaitu f′ dapat dicari dengan
menukarkan nilai 0 menjadi 1 dan nilai 1 menjadi 0 serta
menukar + menjadi . Dan . menjadi +.
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk membentuk fungsi
komplemen:
1. Menggunakan hukum De Morgan
(x1+x2+…+xn)′ = x1′ x2′ … xn′
dan dualnya:
(x1.x2. … . xn)′ = x1′+ x2′+ … + xn′
Contoh: misal f (x,y,z) = x(y′z′+ yz) maka
f′(x,y,z) = x′+ (y′z′+yz)′
= x′+ (y′z′)′ (yz)′
= x′+(y +z) (y′+z′)
2. Menggunakan prinsip dualitas.
Cari dual dari f, lalu komplemenkan setiap literalnya.
Contoh:
misal f (x,y,z) = x(y′z′+ yz) maka
Dual dari f: x + (y′+ z′) (y + z)
Komplemenkan tiap literalnya: x′+(y+z) (y′+z′) = f′
Jadi, f′(x,y,z) = x′+(y+z) (y′+z′)
Cari komplemen dari
1. f(x,y,z) = x′(yz′+y′z)
2. f(x) = x
3. f(x,y) = x′y + xy′ + y′
4. f(x,y) = x′ y′
5. f(x,y) = (x+y)′
6. f(x,y,z) = xyz′
Pertemuan 9
Adalah dua buah fungsi yang sama. Fungsi yang pertama f muncul
dalam bentuk penjumlahan dari perkalian, sedangkan fungsi yang
kedua g muncul dalam bentuk perkalian dari hasil jumlah. Perhatikan
juga bahwa setiap suku (term) mengandung literal yang lengkap
x,y,dan z.
Bentuk Kanonik
Adalah fungsi Boolean yang dinyatakan sebagai jumlah dari hasil
kali,hasil kali dari jumlah dengan setiap suku mengandung
literal yang lengkap.
Ada dua macam bentuk kanonik:
1. Minterm atau sum-of-product (SOP)
2. Maxterm atau product-of-sum(POS)
Minterm Maxterm
0 0 0 x′y′z′ m0 x+y+z M0
0 0 1 x′y′z m1 x + y + z′ M1
0 1 0 x’yz′ m2 x + y′ + z M2
0 1 1 x′yz m3 x + y′ + z′ M3
1 0 0 xy′z′ m4 x′ + y + z M4
1 0 1 xy′z m5 x′+ y + z′ M5
1 1 0 xyz′ m6 x′ + y′ + z M6
1 1 1 xyz m7 x′ + y′+ z′ M7
Perbedaan minterm dan maxterm adalah:
Untuk membentuk minterm perhatikan kombinasi peubah yang
menghasilkan nilai 1. Kombinasi 001, 100 dan 111 dituliskan x′
y′ z, xy′ z′ dan xyz.
a x y b
a x
c
b y
1. a x b
2. a x y b
3. a x
c
b y
Output c hanya ada jika dan hanya jika x atau y tertutup
⇒x+y
2. Aplikasi dalam rangkaian digital elektronik
Rangkaian digital elektronik biasanya dimodelkan dalam
bentuk gerbang logika. Ada tiga macam gerbang logika dasar:
AND, OR dan NOT. Secara fisik, rangkaian logika
diimplementasikan dalam rangkaian listrik spesifik
Gerbang NOT(inverter)
A Y
Gerbang OR
Gerbang AND
Latihan:
Nyatakan fungsi Boolean berikut ke dalam bentuk rangkaian
pensaklaran dan rangkaian digital.
1. f(x,y,z) = x′y + (x′+xy)z + x(y+y′z+z)
2. f(x,y) = xy′ + x′y
3. f(x,y,z) = xy + xy′z + y(x′ + z) + y′z′
Contoh:
Nyatakan fungsi f(x,y,z) = xy + x′y ke dalam rangkaian logika.
x xy
y
xy + x′y
x
y x′y
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Fungsi Boolean seringkali mengandung operasi-operasi biner
yang tidak perlu, literal atau suku-suku yang berlebihan.
Contoh:
f(x,y) = x′y + xy′ + y′ dapat disederhanakan menjadi f(x,y) = x′ + y′
Penyederhanaan fungsi Boolean dapat dilakukan dengan 3 cara:
1. Secara aljabar, menggunakan rumus-rumus/aksioma-
aksioma yang berlaku pada fungsi Boolean.
2. Menggunakan Peta Karnaugh
3. Menggunakan metode Quine Mc Cluskey (metode tabulasi)
1. Aljabar
Jumlah literal di dalam sebuah fungsi Boolean dapat
diminimumkan dengan manipulasi aljabar. Sayang tidak ada
aturan khusus yang harus diikuti yang akan menjamin
menuju ke jawaban akhir. Metode yang tersedia adalah
prosedur cut-and-try yang memanfaatkan postulat,
teorema dasar, dan metode manipulasi lain yang sudah
dikenal.
Contoh:
1. f(x,y) = x + x′y = (x + x′)(x + y) = 1 (x +y) = x + y
2. f(x,y) = x(x′+ y) = xx′ + xy = 0 + xy = xy
2. Peta Karnaugh
Adalah sebuah diagram/peta yang terbentuk dari kotak-kotak
yang bersisian. Tiap kotak merepresentasikan sebuah
minterm. Peta Karnaugh dengan jumlah kotak lebih dari
empat buah akan memiliki sisi yang berseberangan. Sisi yang
berseberangan tersebut sebenarnya merupakan sisi yang
bersisian juga. Artinya sebuah Peta Karnaugh dapat
dibayangkan sebagai sebuah kubus atau balok atau silinder
yang tersusun atas kotak-kotak itu.
Pembangunan Peta Karnaugh biasanya didasarkan pada tabel
kebenaran fungsi Boolean yang akan disederhanakan.
a. Peta Karnaugh dengan dua peubah
Y
0 1
m0 m1 X 0 x′y′ x′y
m2 m3 1 xy′ xy
Diberikan tabel kebenaran dan Peta Karnaugh-nya
x y f(x,y)
Y
0 0 0 0 1
0 1 0
X 0 0 0
1 0 0
1 1 1
1 0 1
Fungsi Boolean yang merepresentasikan tabel diatas
adalah f(x,y) = xy
b. Peta dengan tiga peubah yz
00 01 11 10
x 0 x′y′z′ x′y′z x′yz x′yz′
m0 m1 m3 m2
m4 m5 m7 m6 1 xy′z′ xy′z xyz xyz′
1 0 1 1
1
Hasil penyederhanaan: f(x,y,z) = yz + xz′
Latihan:
a. Sederhanakan dengan cara Aljabar
1. f(x,y,z) = x′y′z + x′yz + xy′
2. f(x,y,z) = xy + x′z + yz
3. f(x,y,z) = (x + y)(x′ + z)(y + z)
b. Sederhanakan dengan metode Peta Karnaugh dan gambarkan
rangkaian logika sebelum dan setelah disederhanakan
f(x,y,z) = x′yz + x′yz′ + xy′z′ + xy′z
Pertemuan 10
Algoritma dan Hubungan Rekurensi
Algoritma
adalah suatu langkah-langkah logis untuk menyelesaikan
masalah. Bedanya kalau algoritma setiap langkah
difokuskan pada sistem komputer dan data.
Beberapa hal yang harus dipahami dalam mencari algoritma
antara lain:
Masalah seperti apa yang hendak diselesaikan?
Gagasan apa yang ada pada algoritma tersebut?
Beberapa lama yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah?
Berapa jumlah data yang dapat ditangani oleh algoritma
tersebut?
Untuk mengetahui seberapa besar kualitas suatu algoritma,
dinyatakan dengan notasi-O besar ( big O-notation) untuk
menyatakan tingakat kekomplekan suatu algoritma.
Notasi O-besar
Menyatakan kelompok kompleksitas suatu algoritma atau
jumlah operasi yang dilakukan oleh algoritma.
Tabel Kompleksitas dengan
Notasi O-besar Contoh:
Kelompok Algoritma Nama Jenis Algoritma Kompleksitas
O(1) Konstan Linier search O(n)
O(log n) Logaritmik Binary search O(log n)
O(n) Linier Bubble sort O(n2)
O(nlogn) N log n Selection sort O(n2)
O(n2) Kuadratik Insertion sort O(n2)
O(n3) Kubik Merge sort O(n log n)
O(2n) Eksponensial Quick sort O(n log n)
O(n!) Faktorial Heap sort O(n log n)
Definisi:
T(n) = O(f(n)) ( T(n) adalah O(f(n)) yang artinya T(n) berorde
paling besar f(n)) bila terdapat C dan n0 sedemikian hingga:
T(n) ≤ C(f(n))
Algoritma Pengurutan
Yang akan dibahas meliputi bubble sort, selection sort, dan
insertion sort
1. Bubble Sort
menggunakan prinsip kerja gelembung udara
Algoritma Bubble sort
For I = 1 to (n-1)
for J = N downto (I+1) do
if data [J] < data [J-1] then
Bubble = data [J]
data [J] = data [J-1]
data [J-1] = bubble
endif
endfor
endfor
2. Selection Sort
salah satu metode pengurutan berdasarkan prioritas antrian.
Algoritma Selection Sort
For I = 1 to (n-1)
for J = (I+1) to N do
if data [J] < data [kecil] then
kecil = J
endif
endfor
sementara = data[I]
data[I] = data[kecil]
data[kecil] = sementara
endfor
3. Insertion Sort
Metode ini dilakukan dengan penyisipan nilai data untuk suatu aaray
A yang tidak terurut ke dalam suatu tempat kosong C dan
memastikan nilai data C selalu dalam keadaan terurut.
Algoritma Insertion sort
For I = 2 to N do
sementara = data[I]
j=I–1
while (sementara < data[J]) and (J>1) do
data [J+1] = data [J]
J=J–1
endwhile
if sementara ≥ data[J] then
data[J+1] = sementara
else data [J+1] = data [J]
data [J] = sementara
endif
endfor
Hubungan Rekurensi
Sebuah hubungan rekurensi untuk urutan a0, a1,…adalah
sebuah persamaan yang menghubungkan a0 dengan
suku tertentu pendahulunya a0,a1,…,an-1. Kondisi awal
untuk urutan a0,a1,… secara eksplisit memberikan nilai
kepada sejumlah suku-suku tertentu dalam urutan itu.
Rekurensi adalah proses perulangan yaitu memanggil
dirinya sendiri (fungsi/prosedur) dengan parameter yang
berbeda, sampai pengulangan berhenti.
Cara lain menyelesaikan rekurensi adalah:
1. Memecahkan masalah yang besar menjadi dua
submasalah.
2. Submasalah tersebut diselesaikan dengan cara yang
sama untuk memecahkan masalah yang besar
tersebut.
Permasalahan yang menggunakan metode rekuren
diantaranya:
1. Faktorial
2. Fibonanci
3. Menara Hanoi
Pertemuan 11
e1 e3 e4 e1 e3
2 3 2 e2 3 2 e2 3
e5 e6 e7 e5 e6 e7
4 4
. 2 . 3 . .
2 3 .5 . 2 .3
. 4 .4 .4
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0
2 1 0 1 1 2 1 0 1 0 0 2 1 0 1 1
3 1 1 0 1 3 1 1 0 1 0 3 1 0 0 0
4 0 1 1 0 4 0 0 1 0 0 4 0 1 1 0
5 0 0 0 0 0
Kelemahan dari matriks ketetanggaan adalah tidak dapat untuk
mempresentasikan graf yang mempunyai sisi ganda. Untuk
mengatasinya, maka elemen aij pada matriks ketetanggaan
sama dengan jumlah sisi yang berasosiasi dengan (vi,vj).
Matriks ketetanggaannya bukan lagi matriks nol-satu. Untuk
graf semu, gelang pada simpul vi dinyatakan dengan nilai 1
pada posisi (i,i) dimatrks ketetanggaannya.
2. Matriks Bersisian (incidency matrix)
adalah matriks yang menyatakan kebersisian simpul dengan
sisi. Misalkan G = (V,E) adalah graf dengan n simpul dan m
buah sisi. Matriks bersisian G adalah matriks dwimatra yang
berukuran n x m. Baris menunjukkan label simpul, sedangkan
kolom menunjukkan label sisinya. Bila matriks disebut A =
[aij], maka
1, jika simpul i bersisian dengan sisi j
aij =
0, jika simpul i tidak bersisian dengan sisi j
3. d . c . V . w .
4 .
1. 2 . a. b. .
x y .
G1 G2 G3
G1 isomorfik dengan G2, tetapi G1 tidak isomorfik dengan
G3
Graf Planar (Planar Graph) dan Graf Bidang (Plane
Graph)
adalah graf yang dapat digambarkan pada bidang datar
dengan sisi-sisi tidak saling memotong. Dan graf planar
yang digambarkan dengan sisi-sisi yang tidak saling
berpotongan disebut graf bidang (plane graph).
Cont:
. . . . .
. . . . .
. .
Rumus Euler
Jumlah wilayah (f) pada graf planar sederhana juga dapat
dihitung dengan rumus Euler sebagai berikut:
n – e + f = 2 atau f = e – n + 2
n = jumlah simpul
e = jumlah sisi
Cont:
Misal e = 11 dan n = 7, maka f = 11-7+2 = 6
Graf Dual
Adalah graf yang dibuat dengan cara setiap wilayah graf
lama buatlah simpul untuk graf baru dan buat sisi baru
yang memotong sisi graf lama untuk menghubungkan
simpul graf yang baru.
Lintasan dan Sirkuit Euler
Lintasan Euler adalah lintasan yang melalui masing-masing sisi di
dalam graf tepat satu kali.
Sirkuit Euler adalah suatu lintasan Euler yang kembali ke simpul awal,
membentuk lintasan tertutup, dengan kata lain sirkuit euler adalah
sirkuit yang melewati masing-masing sisi tepat satu kali.
Graf yang mempunyai sirkuit Euler disebut graf Euler sedangkan graf
yang mempunyai lintasan Euler disebut graf semi-Euler.
Lintasan dan Sirkuit Hamilton
Lintasan hamilton adalah lintasan yang melalui tiap simpul di dalam
graf tepat satu kali.
Sirkuit Hamilton adalah sirkuit yang melalui tiap simpul tepat satu kali,
kecuali simpul asal (sekaligus simpul akhir) yang dilalui dua kali.
Graf yang mempunyai sirkuit Hamilton disebut graf Hamilton,
sedangkan yang mempunyai lintasan Hamilton disebut graf semi-
Hamilton
APLIKASI GRAF
Terdapat banyak aplikasi graf, yang digunakan sebagai alat untuk
merepresentasikan atau memodelkan persoalan. Berdasarkan
graf yang dibentuk, barulah persoalan diselesaikan.Beberapa
aplikasi yang berkaitan dengan lintasan/sirkuit didalam graf,
yaitu menentukan lintasan terpendek (shortest path),
persoalan pedagang keliling ( travellingsalesperson problem),
dan persoalan tukang pos Cina.
A. Lintasan Terpendek (Shortest Path)
Ciri:
1. lintasan memiliki arah
2. setiap lintasan ada bobotnya
3. setiap lintasan harus terhubung dengan simpul
Misalkan simpul pada graf dapat merupakan terminal komputer
atau simpul komunikasi dalam suatu jaringan, sedangkan sisi
menyatakan saluran komunikasi yang menghubungkan dua
terminal. Bobot pada graf dapat menyatakan biaya pemakaian
saluran komunikasi antara dua terminal, jarak antara dua
buah terminal, atau waktu pengiriman pesan (message)
antara dua terminal. Persoalan lintasan terpendek disini
adalah menentukan jalur komunikasi terpendek antara dua
buah terminal komputer. Lintasan terpendek akan
menghemat waktu pengiriman pesan dan biaya komunikasi.
2 45
1. . .5
50 10
20 10
15 40 20 35 30
. 15 . .6
3 4 3
10 9 5 8
d. .c
15
C. Persoalan tukang pos Cina ( Chinese Postman Problem)
Ditemukan pertama kali oleh Mei Gan tahun 1962. Masalahnya
adalah sebagai berikut:
“Seorang tukang pos akan mengantar surat ke alamat-alamat
sepanjang jalan disuatu daerah. Bagaimana ia merencanakan rute
perjalanannya supaya melewati setiap jalan tepat sekali dan
kembali lagi ke tempat awal keberangkatan.
PERTEMUAN 13
POHON (TREE)
Definisi Pohon
Adalah bentuk khusus dari graf, atau graf tak berarah terhubung
yang tidak mengandung sirkuit.
Contoh: bedakan mana yang pohon dan yang bukan pohon
a. .b a. .b a. .b
c. .d .
c .d .
c .d
e . .f .
e .f e . .f
G1 G2 G3
Contoh lain: misalkan himpunan V = {a,A,b,B,c,C,d,D} adalah empat
pasangan suami-istri tukang gosip, dengan a,b,c dan d para suami
dan A,B,C dan D para istri.Misalkan a mencaritakan gosip lewat
telpon ke istri A, yang kemudian A menelpon para istri lainnnya
untuk menyebarkan gosip itu, dan setiap istri itu menelpon dan
menceritakan gosip kepada suami-suami masing2, bagaimana
bentuk pohonnya?
Hutan (forest) adalah kumpulan pohon yang saling lepas. Atau graf
tidak terhubung yang tidak mengandung sirkuit.
. . . .
. .
. . . . . . .
. .
. . . . . . .
1.2 Sifat-sifat pohon
Teorema 1.
Misalkan T = (V,E) adalah graf tak-berarah sederhana dan jumlah
simpulnya n. Maka, semua pernyataan di bawah ini adalah
ekivalen:
1. T adalah pohon
2. Setiap pasang simpul di dalam T terhubung dengan lintasan
tunggal.
3. T terhubung dan memiliki m = n-1 buah sisi.
4. T tidak mengandung sirkuit dan memiliki m = n-1 buah sisi.
5. T tidak tidak mengandung sirkuit dan penambahan satu sisi pada
graf akan membuat hanya satu sirkuit.
6. G terhubung dan semua sisinya adalah jembatan (jembatan
adalah sisi yang dihapus menyebabkan graf terpecah menjadi dua
komponen)
1.3. Pohon Rentang
Misalkan G=(V,E) adalah graf tak-berarah terhubung yang bukan
pohon, yang berarti di G terdapat beberapa sirkuit. G dapat
diubah menjadi pohon T=(v1,E1) dengan cara memutuskan sirkuit-
sirkuit yang ada. Secara berulang-ulang disebut pohon rentang
(spanning tree).
Contoh: graf lengkap dengan empat buah pohon rentang.
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
penerapan pohon rentang misalnya pada pemeliharaan jalan raya.
Karena keterbatasan dana pemeliharaan, pemerintah daerah
mempertimbangkan hanya jalan-jalan sesedikit mungkin sehingga
ke empat kota masih tetap terhubung satu sama lain.
Teorema 2: setiap graf terhubung mempunyai paling sedikit satu
buah pohon rentang.
Dari teorema diatas graf yang tidak mengandung sirkuit adalah
pohon rentang itu sendiri, sedangkan graf yang mengandung
sirkuit, pohon rentangnya diperoleh dengan cara memutuskan
sirkuit yang ada.
Sisi pada pohon rentang disebut cabang (branch) adalah sisi dari graf
semula sedangkan tali-hubung (chord atau link) dari pohon adalah
sisi yang tidak terdapat di dalam pohon rentang. Himpunan tali-
hubung beserta simpul yang bersisian dengannya disebut
komplemen pohon.
Graf G dengan n buah simpul dan m buah sisi, dapat dicari jumlah
cabang dan tali-hubung dengan rumus:
jumlah cabang = n-1
jumlah tali-hubung = m-n+1
Graf tidak terhubung dengan k komponen, m buah sisi dan n buah
simpul
jumlah cabang = n-k
jumlah tali-hubung = m-n+k
Jumlah cabang pada pohon rentang daribsebuah graf G disebut rank
graf G dan jumlah tali-hubung G disebut nullity graf G. Sehingga :
rank + nullity = jumlah sisi graf G
1.3.1 Pohon Rentang Minimum (minimum spanning tree)
Jika G adalah graf berbobot, maka bobot pohon rentang T dari G
didefinisikan sebagai jumlah bobot semua sisi di T. Semua pohon
rentang di G, pohon rentang yang berbobot minimum dinamakan
pohon rentang minimum (minimum spanning tree). Jenis ini
mempunyai terapan yang luas.
Contohnya: Pemerintah akan membangun jalur rel kereta api yang
menghubungkan sejumlah kota. Karena biayanya mahal,
pembangunan jalur ini tidak perlu menghubungkan langsung dua
buah kota, tetapi cukup membangun jalur kereta seperti pohon
rentang. Karena dalam sebuah graf mungkin saja terdapat lebih dari
satu pohon rentang, maka harus dicari pohon rentang yang
mempunyai jumlah jarak terpendek, dengan kata lain harus dicari
pohon rentang minimum.
a. 45 .a
55 c.25 .d 30 .h 25.c .d 30 .h
b. 40 20 50 .b
5 e. 15 .g 5 40 20
35 10 .e 15 .g
.f
.f 10
Dua algoritma untuk menyelesaikan pohon rentang minimum yaitu :
1. Algoritma Prim
2. Algoritma Kruskal
1. Algoritma Prim
membentuk pohon rentang minimum langkah demi langkah.
Setiap langkah kita ambil sisi dari graf G yang mempunyai bobot
minimum namun terhubung dengan pohon rentang minimum
yang telah terbentuk.
Algoritma Prim
langkah 1: ambil sisi dari graf G yang berbobot
minimum,masukkan kke dalam T
langkah 2: pilih sisi (u,v) yang mempunyai bobot minimum
dan bersisian dengan simpul di T, tetapi (u,v) tidak
membentuk sirkuit di T. tambahkan (u,v) ke dalam T
Langkah 3: ulangi langkah 2 sebanyak n-2 kali
2. Algoritma Kruskal
Sisi-sisi graf diurut terlebih dahulu berdasarkan bobotnya yang
meenaik ( dari kecil ke besar). Sisi yang dimasukkan ke dalam
himpunan T adalah sisi graf G sehingga T adalah pohon. Pada
keadaan awal, sisi-sisi yang sudah diurut berdasarkan bobot
membentuk hutan. Masing-masing pohon di hutan hanya berupa
satu simpul. Hutan tersebut dinamakan hutan pohon rentang.
Algoritma Kruskal
( langkah 0: sisi-sisi dari graf sudah diurut menaik berdasarkan
bobotnya dari bobot kecil ke bobot besar)
Langkah 1 : T masih kosong
Langkah 2 : Pilih sisi (u,v) dengan bobot minimum yang
tidak membentuk sirkuit di T. Tambahkan (u,v)
ke dalam T.
Langkah 3 : ulang langkah 2 sebanyak n-1 kali
1.4 Pohon Berakar
Dalam aplikasi pohon, sering simpul tertentu diperlukan sebagai
akar (root). Sekali sebuah simpul ditetapkan sebagai akar, maka
simpul-simpul lainnnya dapat dicapai dari akar dengan memberi
arah pada sisi-sisi pohon yang mengikutinya. Pohon yang satu
buah simpulnya diperlakukan sebagai akar dan sisi-sisinya diberi
arah sehingga menjadi graf berarah dinamakan pohon berakar
(rooted tree).
Akar mempunyai derajat masuk sama dengan nol dan simpul-
simpul lainnya berderajat masuk sama dengan satu. Simpul yang
mempunyai derajat keluar sama dengan nol disebut daun atau
simpul terminal. Simpul yang mempunyai derajat keluar tidak
sama dengan nol disebut simpul dalam atau simpul cabang.
Setiap simpul di pohon dapat dicapai dari akar dengan sebuah
lintasan tunggal (unik)
Sembarang pohon tak berakar dapat diubah menjadi pohon berakar
dengan memilih sebuah simpul sebagai akar. Pemilihan simpul yang
berbeda menjadi akar menghasilkan pohon berakar yang berbeda
pula.
.a .a .e .f
.b .c .d .b .d .g
.e .f .g .c .h
.h .i .j
.b .e
.a .c .d .d .f
.e .g .h .g .h .b
.f .a .c
Beberapa terminologi pada pohon
1. Anak (child atau children) dan orangtua (parent)
Misal X simpul pada pohon berakar, simpul Y dikatakan anak dari
simpul X jika ada sisi yang menghubungkan X ke Y. dan X disebut
orang tua Y
2. Lintasan (path)
Lintasan dari simpul v1 ke vk, adalah runtunan simpul v1, v2,…,vk
sedemikian sehingga vi orang tua dari vi+1 untuk 1≤i≤k contoh
lintasan dari a ke h adalah a, b, e, h dengan panjang lintasan
adalah jumlah sisi yang dilalui dalam suatu lintasan k-1 ada 3
3. Keturunan (descendant) dan leluhur (ancestor)
Jika terdapat lintasan dari simpul X ke Y di dalam pohon , maka X
adalah leluhur Y dan Y adalah keturunan X
4. Saudara kandung (sibling)
Simpul yang berorangtua yang sama adalah saudara
sekandung.
5. Upapohon (subtree)
Misalkan X adalah simpul di dalam pohon T. Yang dimaksud
dengan upapohon dengan X sebagai akarnya ialah upagraf
T’ = (V’,E’) sedemikian sehingga V’ mengandung X dan
semua keturunannya dan E’ mengandung sisi-sisi dalam
semua lintasan yang berasal dari X.
6. Derajat (degree)
Jumlah upapohon (atau jumlah anak) pada simpul tersebut.
7. Daun (leaf)
Simpul yang berderajat nol (atau tidak mempunyai anak)
8. Simpul Dalam (internal nodes) adalah Simpul yang
mempunyai anak.
9. Aras (level) atau tingkat
Akar mempunyai aras = 0, sedangkan aras simpul lainnya = 1
+ panjang lintasan dari akar ke simpul tersebut.
10. Tinggi (height) atau kedalaman (depth)
Aras maksimum dari suatu pohon.
Jenis Pohon yang lain
Mesin Turing
Pada tahun 1936 seorang mtematikawan berkebangsaan Inggris
bernama Alan Turing, mengusulkan suatu model sederhana
yang mempunyai kemampuan sebuah komputer grneral-
purpose. Mesin Turing mengenali kelas bahasa yang disebut
sebagai himpunan terenumerasi rekursif dan dapat digunakan
untuk menghitung kelas fungsi bilangan bulat yang dikenal
sebagai fungsi rekursif parsial.
Komponen mesin turing :
1. Pengendali status terhingga
2. Pita masukan dengan sifat:
- panjangnya tak terhingga (dari ujung kiri terbatas, ujung
kanan tidak terbatas)
- dapat dibaca dan ditulis.
Pada keadaan awal n sel pertama dari pita masukan berisi
rangkaian simbol yang harus dikenali. Sel-sel lain disebelah
kanan rangkaian simbol berisi simbol kosong.
Perilaku mesin Turing bergantung pada simbol masukan yang
berada pada posisi kepala (head) baca/tulis dan status
pengendalinya. Aksi-aksi yang dapat dilakukan yaitu:
1. Berubah status
2. Menuliskan simbol pada sel pita masukan. Aksi penulisan ini
akan mengubah simbol yang sebelumnya berada pada sel
tersebut.
3. Menggerakkan head ke kiri dan ke kanan.