PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini membahas tentang hakikat dari bilangan eksponen .Setelah
siswa memahami konsep bilangan bulat beserta operasinya, tiba saatnya bagi kita
untuk menyajikan konsep perpangkatan pada bilangan bulat. Sebelum kita
melakukan pembelajaran perpangkatan pada bilangan bulat, terlebih dahulu kita
meningkatkan konsep operasi penjumlahan dan perkalian baik pada bilangan
cacah maupun pada bilangan bulat.
Aturan umum untuk perkalian perpangkatan dengan bilangan pokok yang
sama dapat diturunkan dengan cara menuliskan perkaliannya secara lengka
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan bilangan bulat bilangan eksponen?
2. Apa sajakah sifat-sifat perpangkatan?
3. Bagaimanakah formulasi bilangan berpangkat?
4. Bagaimanakah bentuk masalah yang sering di temukan dalam
perpangkatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu bilangan eksponen.
2. Mengetahuisifat-sifat bilangan berpangkat.
3. Mengetahui formulasi dalam bilangan berpangkat.
4. Mengetahui kesalahan yang sering di temukan dalam operasi
perpangkatan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bilangan Eksponen
1. Pengertian
Eksponen adalah perkalian yang diulang-ulang. Orang menulis eksponen
dengan indeks , yang akan terlihat sebagai berikut: xy. Bilangan x disebut
bilangan pokok, dan bilangan y disebut eksponen atau sering Bilangan
berpangkat dapat kita temui dalam penyelesaian masalah matematika .Setelah
siswa memahami konsep bilangan bulat beserta operasinya, tiba saatnya bagi
kita untuk menyajikan konsep perpangkatan pada bilangan bulat. Sebelum
kita melakukan pembelajaran perpangkatan pada bilangan bulat, terlebih
dahulu kita meningkatkan konsep operasi penjumlahan dan perkalian baik
pada bilangan cacah maupun pada bilangan bulat.
Sekarang kita perhatikan perkalian yang berulang, atau perkalian berganda,
misalnya:
2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 25
25 dibaca “dua dipangkatkan lima” atau disingkat “dua pangkat lima”.
2 disebut bilangan pokok atau bilangan yang dipangkatkan, dan
5 disebut pangkat atau eksponen
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa jika suatu perkalian berulang
mempunyai b faktor dan faktornya sama yaitu a maka bentuk perkaliannya
dapat ditulis sebagai berikut
a x a x a x…x a =a b
b
Secara umum kita peroleh definisi (perjanjian atau kesepakatan) untuk
perpangkatan, yaitu :
a b adalah perkalian berulang yang mempunyai faktor dan tiap-tiap faktornya sama
dengan a. Bentuk perpangkatan ini banyak digunakan untuk menyingkat cara
menulis bilangan-bilangan yang besar, misalnya :
1000 = seribu = 103
1000.000 = satu juta =106
2
1000.000.000 = satu milyar = 109
2. Sifat-sifat perpangkatan
a. Sifat perkalian bilangan
berpangkat
Aturan umum untuk perkalian perpangkatan dengan bilangan pokok
yang sama dapat diturunkan dengan cara menuliskan perkaliannya secara
lengkap. Sebagai contoh kiat diskusikan hal berikut.
a2 x a3 = ( a x a ) x ( a x a x a )
2 faktor 3 faktor
=axaxaxaxaxa
Pengelompokan
Problem Faktor (dengan hukum komulatif dan Nilai
asosiatif)
3
3 faktor
= a5
a m x a n = a x a x a x… x a x a x a x a x…x a
m faktor n faktor
= a x a x a x…x a
M+n faktor
= a m+n
Bentuk a m x a n = a m+n adalah salah satu sifat dari perpangkatan, dan sebenarnya
kita telah membuktikan kebenaran ini dengan bantuan perpangkatan. Perhatikan
tabel 9.8 berikut dan isilah tempat yang kosong
Tabel 9.8
Dari uraian pada tabel 9.8 dapat didefinisikan bahwa pangkat dari perkalian
beberapa bilangan sama dengan perkalian dari pangkat tiap-tiap faktornya.
Definisi 9.6
(a × b × c)n = anbncn a ≠ 0; b ≠ 0; dan c ≠ 0
2 2 2
( )2 = ( )5= ( )6=
5 5 5
2 a a
( )7= ( )8= ( )9=
5 5 5
a a
( )10= ( )n=
b b
Dengan a ≠ 0; b ≠ 0
Tabel 9.9
4
2 2 2 2 2 2 2 ×2 ×2 ×2 ×2 25
( )5 = × × × ×
5 5 5 5 5 5 5× 5 ×5 ×5 ×5 55
5 faktor
a an
( )n = n
b b ;a ≠ 0dan b ≠ 0
Bagaimanadengan n bilangannegatifseperti :
3 7 9 y
( )-1; ( )-3;( )-5dan
5 11 13 x ( ) -n
?
Seharusnyaandatidakperlumendapatkankesulitanuntukmemperolehhasilnya,
danuntukituAndaharusmengacupadasifat-sifat yang sebelumnya
5
32 3x3
Demikian pula,
a7 : a4 = a3
b 12 : b 7 = b 5, dan sebagainya.
Secara umum, pembagian dua bilangan berpangkat dengan bilangan
pokok yang sama diperoleh dengan cara mengurangkan eksponen
pembagi dari eksponen bilangan dibagi, yaitu :
a m : a n = a m−n
6
e. Sifat perkalian eksponen –
eksponen
Sekarang kita perhatikan bentuk seperti (52)❑2 yang dapat kita tulis
secara lengkap seperti berikut ini.
( 52) ❑3 = (52) x (52) x (52) = 52+ 2+2 = 53 x2 =56
Secara umum berlakulah sifat perkalian eksponen , yaitu :
¿ ¿ )❑c = a b x a b x a b x … x a b
(sebanyak c faktor )
= ( a x a x a …x a ) x ( a x a x a …x a ) x … x ( a x a x a … x a )
( sebanyak c kelompok masing-masing terdiri dari b faktor )
Ada sebanyak c kelompok perkalian berpangkat dan tiap kelompok
mempunyai b faktor. Jadi, seluruhnya ada b x c faktor.
= a x a x a… x a , sebanyak b x c faktor = a bxc atau
( a x a x a … x a ) x ( a x a x a x…) x ( a x a x a x… x a ) = a bxc
b faktor b faktor b faktor
c faktor
jadi, bila sebuah bilangan berpangkat dipangkatkan lagi dengan
pangkat lain maka eksponen-eksponen dikalikan. Secara umum berlaku
sifat perkalian eksponen sebagaimana dibuktikan diatas,yaitu:
f. Sifat eksponen negatif
Dalam rumus di atas (sifat b) a m: a n = a m−n , kita asumsikan bahwa m
> n. jika rumus ini diberlakukan pula untuk m < n maka kita peroleh
sebuah bilangan berpangkat dengan eksponen negatif, seperti berikut .
a 4 : a 7 = a 4−7 =a 3
Contoh lain dari bilangan berpangkat adalah:
9
1
52,(-3)7, ( ) dan seterusnya ,lambang bilangan 2,7,9 yang di tulis itu
4
1
dinamakan pangkatdan angka-angka 2,-7, dan di sebut dengan bilangan
4
1 9
pokok sedangkan makna dari 5 ,(-3) ,
4
2 7
()
berturut –turut.
7
1 1 1 1 1 1 1 1 1
x x x x x x x x
5 x 5 −3 x (−3 ) x (−3 ) x (−3 ) x (−3 ) x (−3 ) x (−3 ) 4 4 4 4 4 4 4 4 4
dan
2 faktor , 7 faktor 9 faktor
8
30 = 1 100 = 1
1 1
10−1 = = 1
10 10
1 1
3−1 = = 1
3 3
1 1 1 1
3−2= = 2 10−2 = = 2
9 3 100 10
1 1 1 1
3−3 = = 3 10−3 = = 3
27 3 1000 10
1 1 1 1
3−4= = 4 10−4= = 4
81 3 10000 10
1 1 1 1
3−5 = = 5 10−5 = = 5
243 3 100000 10
Dari pola di atas dapat kita simpulkan yaitu jika a ≠ 0 dan n adalah
bilangan positif (-n adalah bilangan bulat negatif maka :
1
a 0=1 dan a−n =
an
h. Formulasi bilangan
berpangkat
Untuk menemukan formulasi perkalian bilangan berpangkat dengan
bilangan pokok yang sama atau tetap.
9
M+N
M N
A XA =A ; a=0,m dan n sebarang bilangan bulat
B. Akar Bilangan
Akar kuadrat adalah bilangan yang merupakan hasil penarikan akar atau
bilangan itu apabila dikuadratkan maka hasilnya adalah bilangan kuadrat
Cara penarikan akar suatu bilangan dengan cara perhitungan bersusun.
1) Penarikan akar pangkat dua
Langkah –langkahnya sebagai berikut :
a. Bilangan yang akan ditarik akarnya dikelompokkan/ dipisahkan dua-
dua dari belakang.
Contoh :
Carilah nilai akar √ 625=¿¿ …
Jawab :
√ 6/25
10
e. Hasil penarikan akar selalu dikalikan dengan 2 dan ditambahkan
dengan bilangan kuadrat yang bukan diketahui dan hasilnya kurang
dari atau sama dengan bilangan yang akan ditarik akarnya, begitu
terus-menerus sampai akhirnya hasil pengurangan nol (0).
√ 6/25= 2
(2 x 2 ) 4
(2 x 2) = 4 …x...225
4 5 x 4 225
0
2) Penarikan akar pangkat –pangkat denga pohon faktor
Contoh : √ 625=¿
Jawab :
625
5 125
5 25
5 5
√ 625= √ 5 x 5 x 5 x 5
= √ 52 +52
=5x5
= 25
3) Penarikan akar dengan cara penaksiran :
1. Bilangan satuannya 0 maka akar satuannya 0
2. Bilangan satuannya 1 maka satuan akar 1 dan 9
3. Bilangan satuannya 4 maka satuan akar 2 dan 8
4. Bilangan satuannya 5 maka satuan akar 5
5. Bilangan satuannya 6 maka satuan akar 4 dan 6
6. Bilangan satuannya 9 maka satuan akar 3 dan 7
Contoh :
√ 169=…
Bila kuadrat yang satuannya 9 berasal dari satuannya 3 dan 7.
Untuk bilangan yang mungkin √ 169 adalah 13 dan 17.
11
Jadi cek 13 x 13 = 169
Jadi √ 169 = 13
√3 8 = 2 karena 2 x 2 x 2= 4 x 2 = 8
√3 216 = 6 karena 6 x 6 x 6 = 36 x 6 = 216
√3 343 = 7 karena 7 x 7 x 7 = 49 x 7 = 343
Dalam penarikan akar pangkat tiga apabila hasilnya tidak bulat,
digunakan pendekatan yaitu dengan mengira-ngira. Sebagai contoh,
bagaimanakah mencari bilangan b yang pangkat tiganya sama dengan 6 ?
Dengan mengira- ngira kita dapat menemukan bilangan- bilangan yang dekat
kepada b.
Jika b3= 6 maka 13 <b3< 23. Jadi b adalah bilangan yang terletak antara 1
dan 2, maka kita temukan bahwa (1,8)3= 5,83 dan (1,9)3=6,90.
12
Kesalahan-kesalahan ini terjadi karena pemahaman konsep yang belum benar.agar
kesalah konsep ini tidak berulang siswa disaran kan untuk lebih cermat dan sering
berlatih untuk mengerjakan soal.
3
1. ( 3 x 0 y −5 z−3 ) =
4
2. ( 5 x 3 y −5 z 2 ) =
r r
3. ( 4 x n+1 y m−1 ) ( 32 x 1−n y1−m ) =
−3
3 x2
4. ( )
y−5
=
2 x 2 y−2
5. =
3 y5
−4 a14 b−3
6. =
−18 a−2 b−10
25 x a +b y b−a
7. =
−5 x a −b y b +a
1 2 1
8.
( )
3x y
9x
1
3
−1
5
5 3
=
9. 3 a 2 . 9 an+¿ ¿ = 2
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Dengan mengetahui dan memahami konsep dari bilangan eksponent
dan tahu bagaimana cara menyelesaikan soalnya sehingga kita akan mengerti
dan dengan makalah ini di harapkan dapat menjadi dasar bagi seorang guru
dan pedoman akan pentingnya pemahaman konsep dalam pembelajaran
matematika di sd sehingga tujuan pendidikan itu dapat tercapai.
14
Daftar Rujukan
15