TENTANG
OLEH :
18129264
18 BKT 10
DOSEN PEMBIMBING :
2019
I. HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN,
AGAMA, ILMU DAN KEBUDAYAAN
A. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah penting
sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan.
Menurut Jalaludin & Idi (2007: 32) :
Filsafat pendidikan merupakan aktivitas pemikiran teratur
yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun
proses pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan
serta menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin di
capai.
Menurut Jalaludin & Idi (2007: 32) hubungan fungsional antara filsafat
dan teori pendidikan adalah:
1. Filsafat merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai untuk
memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikan.
2. Filsafat berfungsi memberi arah terhadap teori pendidikan yang
memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
3. Filsafat, dalam hal ini fisafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori
pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
2. Ada yang mengatakan yang ada pada kita, yaitu hanya akal budi
manusia saja, sedangkan agama dan kepercayaan mereka dianggap
kolot. Untuk pendapat ini ada aliran filsafat rationalisme dengan tokoh-
tokohnya:
a. Rene Descartes yang terkenal dengan ucapanya “Cogito ergo sum;
jepense doncje suis; sive existo” artinya saya berfikir karena itu
saya ada.
b. Benedictus ce Spinoza. Hanya ada satu substansi yang meliputi
segala sesuatu yang dinamakannya “dues sive substantie” atau
“dues sive natura” yang memiliki dua macam bentuk, yang satu
memiliki tanda kekuasaan, yang lain memiliki tanda kesadaran.
c. Gottfried Wilhelm Leibnitz. Terkenal dengan ajarannya “monade”,
bahwa yang merupakan kekuatan adalah gaya atau kekuatan.
B. Metode
Ada tiga metode berfikir yang digunakan untuk memecahkan problema-
problema filsafat, yaitu:
1. Metode Deduksi
Adalah suatu metode berpikir dimana suatu kesimpulan ditarik dari
prinsip-prinsip umum dan kemudia diterapkan kepada semua yang bersifat
khusus.
Contohnya sebagai berikut:
a. Semua manusia adalah fana (prinsip umum)
b. Semua raja adalah manusia (prinsip khusus)
c. Karena itu semua raja adalah fana (kesimpulan)
2. Metode Induksi
Adalah suatu metode berpikir dimana suatu kesimpulan ditarik dari
prinsip khusus kemudian diterapkan kepada sesuatu yang bersifat umum.
Contohnya sebagai berikut:
a. Bagus adalah manusia (prinsip khusus)
b. Dia akan mati (prinsip umum)
c. Seluruh manusia akan mati (kesimpulan)
3. Metode Dialektik
Yaitu suatu cara berpikir dimana suatu kesimpulan diperoleh melalui
tiga jenjang penalaran: tesis, antitesis dan sintesis. Metode ini berusaha
untuk mengembangkan suatu contoh argument yang didalamnya terjalin
implikasi bermacam-macam proses (sikap) yang saling mempengaruhi
argument tersebut akan menunjukkan bahwa tiap proses tidak menyajikan
pemahaman yang sempurna tentang kebenaran. Dengan demikian, timbullah
pandangan dan alternatif yang baru. Pada setiap tahap dari dialektik ini kita
memasuki lebih dalam pada problema asli. Dan dengan demikian ada
kemungkinan untuk mendekati kebenaran.
Hegel menganggap bahwa metode dialektik merupakan metode berpikir
yang benar, ia maksudkan ialah hal-hal yang sebenarnya sering kita alami
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kerap kali kita
mengalami perlunya mendamaikan hal-hal yang bertentangan. Tidak jarang
terjadi bahwa kita mesti mengusahakan kompromi antara beberapa pandapat
atau keadaan yang berlawanan satu sama lain. Nah, maksud Hegel mirip
dengan pengalaman kata itu. Hegel sangat mengagumi filsuf yunani
Herakleitos yang mengatakan bahwa “pertentangan adalah bapak segala
sesuatu”.
Proses dialektik selalu tradisi dari tiga fase. Fase pertama disebut tesis
yang menampilkan “lawan” dari fase kedua yaitu antitesis. Akhirnya,
disebut fase ketiga disebut sintesis, yang mendamaikan antara tesis dan
antitesis yang saling berlawanan. Sintesis yang telah dihasilkan dapat
menjadi tesis pula yang menampilkan antitesis lagi dan akhirnya kedua-
duanya dinamakan menjadi sintesis baru. Demikian selanjutnya setiap
sintesis dapat menjadi tesis.
Contoh tesis, antitesis dan sintesis.
Dalam keluarga, suami istri adalah dua makhluk yang berlainan yang dapat
berupa tesis dan antitesis. Bagi Suami, anak merupakan bagian dari dirinya
sendiri. Begitu juga sang Istri, dengan demikian si anak merupakan sintesis
bagi Suami Istri tadi.
Metode yang digunakan untuk memecahkan problem-problem filsafat,
berbeda dengan metode yang digunakan untuk mempelajari filsafat. Ada
tiga macam metode untuk mempelajari filsafat, diantaranya:
1. Metode Sistematis
Metode ini bertujuan agar perhatian pelajar/ mahasiswa terpusat pada
isi filsafat, bukan pada tokoh atau pada metode.
Misalnya, mula-mula pelajar atau mahasiswa menghadapi teori
pengetahuan yang berdiri atas beberapa cabang filsafat. Setelah itu
mempelajari teori hakikat, teori nilai atau filsafat nilai. Pembagian besar ini
dibagi lebih khusus dalam sistematika filsafat untuk membahas setiap
cabang atau subcabang itu, aliran-aliran akan terbahas.
2. Metode Histories
Metode ini digunakan untuk mempelajari filsafat dengan cara
mengikuti sejarahnya dapat dibicarakan dengan tokoh-tokoh menurut
kedudukannya dalam sejarah. Misal dimulai dari pembicarakan filsafat
thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok ajarannya, baik dalam teori
pengetahuan, teori hakikat, maupun dalam teori nilai. Lantas dilanjutkan
dalam membicarakan Anaxr mandios Socrates, lalu Rousseau Kant dan
seterusnya sampai tokoh-tokoh kontemporer.
3. Metode kritis
Metode ini digunakan oleh orang-orang yang mempelajari filsafat
tingkat intensif. Sebaiknya metode ini digunakan pada tingkat sarjana.
Disini gajaran filsafat dapat mengambil pendekatan sistematis ataupun
histories. Langkah pertama ialah memahami isi ajaran, kemudian pelajar
mencoba mengajukan kritikannya, kritik itu mungkin dalam bentuk
menentang. Dapat juga berupa dukungan. Ia mungkin mengkritik
mendapatkan pendapatnya sendiri ataupun menggunakan pendapat filsuf
lain. Jadi jelas tatkala memulai pelajaran amat diperlukan belajar filsafat
dengan metode ini.
C. Pembagian Filsafat
2. Al-Kindi ahli pikir dalam filsafat islam membagi filsafat menjadi tiga
bagian yaitu :
a. Ilmu fisika, tingkatan terendah
b. Ilmu matematika, tingkatan tengah
c. Ilmu ketuhanan, tingkatan tertinggi
3. Al-Farabi dan Ibnu Sina membagi dua bagian yaitu filsafat teori dan
filsafat praktek.
1. Metafisika
a. Metafisika fundamental, yaitu kritikan
b. Metafisika sistematis, yaitu ontology dan theodyca
2. Filsafat tentang :
a. Alam, yaitu kosmologia
b. Manusia, yaitu anthropologia
3. Filsafat rasional-logika
a. Logika umum/formal, yaitu logika
b. khusus/material, yaitu filsafat tentang ilmu pengetahuan.
4. Filsafat praktis atau tentang kebudayaan
a. Filsafat praktis (tentang keseluruhan kegiatan manusia)
1) Filsafat etika, yaitu etika umum dan etika khusus
2) Filsafat tentang agama
b. Filsafat kebudayaan (tentang perbuatan lahiriah manusia)
1) Bagian umum : filsafat kebudayaan
2) Bagian khusus : filsafat tentang bahasa, kesenian, hukum,
pendidikan, manusia, dan lain-lain.
Jalaluddin, dan Abdullah Idi. 2012. Filsafat Pendidkan: Manusia, Filsafat, dan
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Jalaluddin, dan Abdullah Idi. 2012. Filsafat Pendidkan: Manusia, Filsafat, dan
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.