Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH KONSEP DASAR IPA SD 3

TEORI KALENDER, MUSIM, CUACA DAN IKLIM

OLEH KELOMPOK 4 :
HAVIZA IZZATUL QAWIYYAH (18129264)
FAHIRA PUTRI
18 BKT 10

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Hj. Yanti Fitria, S.Pd, M.Pd

Rubrik penilaian
No Aspek Nilai Skor
1 2 3 4
1 Sistematika penulisan
2 Keluasan dan kedalaman materi/konsep
3 Pembuktian konsep
4 Kerapian
5 Kecukupan referensi

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada Kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TEORI
KALENDER, MUSIM, CUACA DAN IKLIM” ini tepat pada waktunya. Serta tidak
lupa kami haturkan rasa hormat dan ucapkan terima kasih banyak kepada ibu
Hj.Yanti Fitria selaku Dosen Mata Kuliah KONSEP DASAR IPA SD 3.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
katasempurna baik secara materi maupun penulisannya, mengingat akan kemampuan
yangdimiliki oleh tim penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami perlukan untuk penyempurnaan makalah. Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bukittinggi, September 2019

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................ 1
C. Tujuan ........................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................. 3

A. Sistem Penanggalan Kalender Masehi dan Hijriah ...... 3


B. Pengertian Cuaca, Iklim dan Musim ............................ 20
C. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim ...................................... 23
D. Alat-Alat Pengukur Cuaca dan Iklim ........................... 39
E. Pergantian Musim di Bumi ........................................... 42
F. Macam-Macam Musim ................................................. 43
G. Penyebab Terjadinya Perubahan Musim ...................... 46
H. Dampak Perubahan Musim .......................................... 48

BAB III PENUTUP ...................................................................... 50

A. Kesimpulan .................................................................. 50
B. Saran ............................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 52

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bumi kita senantiasa diselimuti oleh udara. Udara yang menyelimuti bumi
disebut dengan atmosfer yang teridiri dari gas. Atmosfer berdasarkan
temperaturnya terdiri dari beberapa lapisan, yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer,
termosfer, dan eksosfer. Perubahan cuaca dan iklim terjadi pada lapisan troposfer.
Pengertian cuaca adalah rata-rata udara di suatu tempat uang terbatas dan
relatif sempit, sedangkan iklim adalah keadaan rata cuaca di satu daerah yang
cukup luas dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Lalu musim adalah bentuk
iklim yang luas.
Lalu, dalam kehidupan masyarakat kalender mempunyai arti yang sangat
penting. Karena banyak hal yang dilakukan masyarakat yang berkaitan dengan
waktu. Dapat kita sadari sendiri tanpa adanya kalender pasti kita hanya
berpedoman pada gejala alam yang terjadi. Seiring berkembangnya manusia dan
ilmu pengetahuan, maka manusia memerlukan tanda yang lebih praktis dalam
menentukan waktu. Dalam hal ini manusia berpikir untuk dapat menemukan
suatu sistem yang teratur dan sistematik sehingga dalam menentukan waktu dapat
lebih mudah dan efisien. Kita hanya mengetahui kata iklim, kata cuaca dan kata
musim, lalu kalender masehi, kalender hijriyah, akan tetapi kurang mengerti akan
arti dari iklim, cuaca serta musim dan pembagian kalender tersebut apa. Maka
dari itu saya menjadikan “Teori Kalender, Iklim, Cuaca dan Musim” sebagai
pembahasan dalam Makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah sistem penanggalan Masehi dan Hijriah?
2. Bagaimanakah sistem perhitungan penanggalan Masehi dan Hijriah?
3. Apa yang dimaksud dengan cuaca, iklim dan musim?
4. Apa saja unsur-unsur cuaca dan iklim?

1
5. Apa alat yang digunakan untuk mengukur cuaca dan iklim?
6. Bagaimanakah pergantian musim di bumi?
7. Macam-macam musim yang terjadi di bumi dan Indonesia?
8. Apa yang menjadi penyebab perubahan musim?
9. Dampak perubahan musim bagi bumi?

C. TUJUAN
1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kalender masehi dan hijriah.
2. Untuk mengetahui pengertian iklim, cuaca dan musim
3. Untuk mengetahui unsur-unsur iklim dan cuaca
4. Untuk mengetahui alat pungukuran iklim dan cuaca
5. Untuk mengetahui bagaimana pergantian musim
6. Untuk mengetahui macam-macam musim yang ada dibumi dan Indonesia
7. Untuk mengetahui penyebab perubahan musim
8. Untuk mengetahui dampak perubahan musim bagi bumi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM PENANGALAN KALENDER MASEHI DAN HIJRIAH

1. KALENDER MASEHI

Kalender Masehi perhitungannya didasarkan pada peredaran bumi


mengelilingi matahari atau peredaran matahari semu dimulai pada saat matahari
berada pada titik Aries. Hal itu terjadi pada setiap tanggal 21 Maret hingga
kembali lagi ke tempatnya semula. Ketika bumi berevolusi, ternyata poros bumi
tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika, melainkan miring dengan arah yang
sama membentuk sudut 66,50 . Periode revolusi bumi Untuk sekali putaran
membutuhkan waktu sebanyak 365,2425 hari. Oleh karena kalender Masehi ini
perhitungannya didasarkan pada peredaran matahari dikenal dengan tahun “
Syamsiyah, Solar System atau tahun Surya.1 Terdapat empat kedudukan bumi
pada orbitnya, yaitu sebagai berikut:
a. Tanggal 21 Maret

Pada tanggal 21 maret, matahari tepat berada di khatulistiwa.


Sehingga semua tempat di bumi mengalami siang dan malam dengan
waktu yang sama. Dari tanggal 21 Maret sampai 21 Juni belahan bumi
Utara mengalami musim semi, sedangkan belahan bumi Selatan
mengalami musim gugur.
b. Pada tanggal 21 Juni

Pada tanggal 21 Juni, kutub Utara bumi menghadap ke matahari yang


seakan-akan berada pada 23,50 LU. Dari tanggal 21 Juni samapai 23
September, belahan bumi Selatan menjauhi matahari sehingga mengalami
musim dingin, sedangkan belahan bumi Utara semakin dekat dengan
matahri sehingga mengalami musim panas.
c. Tanggal 23 September

1
Maskufa. 2005. Ilmu Falaq. Jakarta: Gaung Persada, hal. 186

3
Pada tanggal 23 September, baik kutub Utara maupun kutub Selatan
bumi berada sama jauhnya dari matahari yang berada pada khatulistiwa.
Dari tanggal 23 September sampai dengan 21 Desember, belahan bumi
Utara semakin menjauhi matahari sehingga mengalami musim gugur,
sedangkan belahan bumi selatan makin condong ke matahari sehingga
mengalami musim semi.
d. Tanggal 21 Desember

Pada tanggal 21 Desember, matahari seolah-olah berada di 23,50 LS.


Dari tanggal 21 Desember sampai dengan 21 Maret, belahan bumi Selatan
makin condong ke arah matahari sehingga mengalami musim panas.
Sebaliknya, belahan bumi Utara mengalami musim dingin karena letaknya
semakin jauh dari matahari.

Dari penjelasan di atas, kedudukan matahari seolah-olah bergeser dari


khatulistiwa (21 Maret), ke 23,50 LU (21 Juni), ke khatulistiwa lagi (23
September), ke 23,50 LS (22 Desember) dan kembali lagi ke khatulistiwa (21
Maret). Gerakan pergeseran seperti itu disebut gerak semu matahari.

Gerak revolusi bumi (gerak tahunan bumi) Periode = 365,25 hari

Penanggalan miladiyah/masehi disebut juga Yulian Era atau Gregorian Era


(calendar). Tahun miladiyah atau masehi ini disebut demikian karena awal

4
ditetapkannya pada saat Nabi Isa AS dilahirkan. Selain dinamakan tahun
Miladiyah atau masehi, tahun ini juga disebut dengan tahun Yulian karena
diakui dan dipergunakan sejak berkuasanya Yulius Caesar di Roma. Tahun
masehi berasal dari sistem romawi kuno yang semula berdasarkan sistem Lunar.
Sebelum sistem penanggalan ini sempurna seperti saat ini, mengalami sejarah
yang sangat panjang sejak zaman romawi jauh sebelum pemerintahan Julius
caesar.
Akhirnya ada seseorang yang bernama Numa Pompilus yang melakukan
sedikit reformasi kalender tersebut. Dia adalah orang pertama yang mendirikan
institusi Pontiface (Kepala Agama), sehingga dia butuh kalender yang bisa
dijadikan patokan dalam waktu pelaksanaan upacara dan tidak hanya bertani.
Tahun pertama disesuaikan dengan tahun berdirinya kerajaan Roma yaitu ± 753
sebelum kelahiran Nabi Isa AS. Bulan yang pertama bukan Januari seperti yang
dikenal sekarang, tetapi bulan Maret. Secara lengkap urutannya adalah
Martinus, kemudian Aprilis, Majus, Junius, Quintilis, Sextilis, September,
Oktober, Nopember, Desember, Januarius dan Pebruarius. Jumlah hari dalam
satu tahun adalah 355 hari.

Hal ini terlihat pada penjelasan dari segi bahasa yaitu September berarti
tujuh dan Oktober berarti berarti delapan.2 Namun karena oleh Yulius Caesar
permulaan tarikh Julian ditetapkan satu Januari, maka ini berimplikasi pula pada
penetapan awal bulannya. Akibatnya, bukan bulan Maret lagi sebagai bulan
pertamanya, tetapi bulan Januari. Maka, bergeserlah bulan September menjadi
bulan kesembilan dan Oktober menjadi bulan kesepuluh.3
Pada tahun 45 SM, sistem penanggalan itu mengalami beberapa perubahan
yang dilakukan oleh Yulius Caesar atas nasehat Sosigenas (Astronom
Iskandaria), yaitu jumlah hari rata-rata dalam satu tahun syamsiyah bukan 355
tetapi 365 1/4 hari = 365,25 hari. Bulan yang ke lima (Quintilis) namanya dan
ke enam (Sextilis) namanya diubah menjadi Juli dan Agustus yang jumlah

2
Depag. 2002. Almanak Hisab Rukyah. Jakarta: Proyek Pembinaan Peradilan Agama Islam, hal 40
3
Maskufa. Op. Cit. Hal 187

5
harinya sama yaitu 31 hari. Sementara permulaan musim bunga atau matahari
berada pada titik Aries ditetapkan pada tanggal 24 Maret dan permulaan hari
Tarikh Julian ditetapkan menjadi 1 Januari bukan bulan Maret seperti yang
sudah dijelaskan di atas.
Pada tahun 325 M (370 tahun setelah tarikh Julian) diadakan rapat gereja di
Nicea untuk mengoreksi ketetapan tarikh Julian. Satu tahun pada tarikh Julian
=365,25 hari padahal sebenarnya peredaran matahari per tahun adalah 365,2422
hari. Hal ini berarti ada selisih 0,0078 hari atau 1/128 hari = 11,23 menit dalam
satu tahun. Perbedaan tersebut akan menjadi satu hari dalam 128 tahun. Oleh
karena itu, pada saat diadakan rapat gereja itu peradaban sudah mencapai 3 hari,
yakni 370:128 x 1 hari=2,8906 hari. Dengan demikian, permulaan musim bunga
yang semula ditetapkan tanggal 24 Maret dimajukan 3 hari menjadi tanggal 21
Maret.4

Perubahan dan koreksi terhadap tarikh Julian kemudian juga dilakukan


setelah lama berselang oleh Paus Gregorius XXI pada tahun 1582 M, atas saran
astronom Klavius setelah muncul keraguan akan saat-saat penentuan wafatnya
Isa al-Masih. Maka, pada tanggal 4 Oktober 1582, ia memerintahkan agar
harinya tidak lagi tanggal 5 Oktober 1582 akan tetapi loncat 10 hari jadi
tanggal 15 Oktober 1582. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi keraguan bahwa
peringatan wafatnya Isa al-Masih dilakukan sesuai dengan keadaan
sesungguhnya yaitu jatuh pada bulan purnama segera setelah matahari melintasi
titik Aries.5
Sebenarnya ada beberapa argumen yang dapat diajukan mengapa ketentuan
loncat 10 hari itu dilakukan. Pertama untuk menyesuaikan dengan kesepakatan
di Nicea bahwa pemulaan musim bunga adalah pada tanggal 21 Maret. Maka
sesuai dengan apa yang dilihat oleh Klavius pada tanggal 11 Maret 1582 bahwa
pada hari itu sebenarnya sudah memasuki permulaan musim bunga. Ini berarti

4
Chudlori, M.Sakur. 1990. Perbandingan Tarikh. Bandung: Iain Sunan Gunung Djati, hal. 2.

5
Depag. op.cit hal. 41

6
tarikh sudah mengalami keterlambatan selama 10 hari yakni 21-11=10. Kedua,
Peredaran matahari semu menurut tarikh Yulian adalah =365,25 hari, sedangkan
yang sebenarnya adalah 365,2422 hari. Jadi ada selisih sebanyak 0,0078
hari/tahun= 1/128 hari/tahun = 1 hari dalam 128 tahun. Maka, 1582-352 tahun/
128 tahun x 1 tahun= 9,9605 hari dibulatkan menjadi 10 hari.6

Selain itu, koreksi juga dilakukan terhadap ketentuan tahun-tahun abadi


yang sebelumnya disamakan dengan tahun-tahun biasa yaitu tahun 1700, 1800,
dan 1900 dan seterusnya termasuk kabisat bila habis dibagi 400, maka termasuk
tahun basithoh. Untuk itu, dalam perhitungan tarikh masehi ini akan dikurangi
13 hari dengan perincian 10 + 3 = 13. Angka 10 didapat dari “lompat 10 hari”
yaitu 5 Oktober 1582 loncat ke 15 Oktober 1582 dan angka 3 didapat dari
tahun-tahun abadi ( tahun 1700, tahun 1800, dan tahun 1900) yang semula
dianggap termasuk tahun kabisat karena habis dibagi 4 oleh Gregorius diubah
menjadi tahun basithoh karena tidak habis dibagi 400 bukan 4. Inilah yang
kemudian dikenal dengan istilah koreksi Gregorian.

Ketentuan tarikh Gregorian itu selengkapnya adalah sebagai berikut.


Pertama, permulaan tarikh Gregorian dimulai sejak tahun kelahiran Nabi Isa
AS yaitu 1 Januari tahun 1 jam 00:00 (saat matahari berada pada kulminasi
bawah). Kedua, tahun-tahun yang bukan termasuk tahun abadi baru bisa disebut
tahun kabisat bila habis dibagi 4. Apabila tidak maka disebut tahun basithoh
dengan ketentuan satu hari kelebihan dalam tahun kabisat dimasukkan dalam
bulan Februari. Oleh karena itu jumlah hari dalam bulan Februari terkadang 28
hari bila termasuk tahun basithah dan 29 hari bila termasuk tahun kabisat.
Ketiga, jumlah hari dalam satu tahun untuk tahun kabisat 366 hari dan untuk
tahun basithah 365 hari. Keempat, jumlah hari dalam satu bulan dapat berubah-
ubah antara 31 dan 30 hari kecuali bulan Februari. Bulan Januari, Maret, Mei,
Juli, Agustus, Oktober dan Desember jumlah harinya 31 hari, sedangkan untuk
bulan April, Juni, September, dan Nopember berjumlah 30 hari. Oleh karena

6
Maskufa. op.cit. hal.188

7
dalam tarikh Masehi ini ditetapkan ada satu tahun kabisat dalam setiap empat
tahun (daur), maka jumlah hari dalam satu daurnya adalah 365 hari x 3
ditambah 366 hari= 1461 hari.

Sistem Perhitungan Penanggalan Masehi

a. Ketentuan umum penanggalan Masehi

Sebelum melakukan perhitungan Penanggalan masehi, terdapat ketentuan-


ketentuan umum yang perlu diperhatikan dan sistem penanggalan Masehi,
diantaranya yaitu :
1) 1 tahun Masehi berumur 365 hari ( Basithah, umur Februari 28 hari )
atau 366 hari ( Kabisah, umur Ferbruari 29 hari)
2) Tahun Kabisah adalah bilangan tahun yang habis dibagi 4 (misalnya,
1992, 1996, 2000, 2004), kecuali bilangan abad yang tidak habis dibagi
4 (misalnya, 1700,1800, 1900, 2100 dst). Selain itu adalah basithah.
3) 1 siklus = 4 tahun ( 1461 hari)
4) Penyesuaian akibat anggaran Gregorius sebanyak 10 hari sejak 15
Oktober 1582 M, serta penambahan 1 hari pada setiap bilangan abad
yang tidak habis dibagi 4 sejak tanggal tersebut, sehingga sejak tahun
1900 sampai 2099 ada penambahan koreksi 13 hari (10+3).7

Contoh:

Tanggal 26 September jatuh pada hari apa? Untuk mengetahui hal tersebut
ditempuhlah langkah pertama dengan mengurangkan angka tahun berjalan
dengan angka 1 kemudian dibagi 4. Langkah kedua, menghitung jumlah hari dari
tanggal 1 Januari tahun 1 sampai tanggal dan tahun yang dicari kemudian
dikurangi koreksi Gregorian yaitu 13 hari. Dan langkah ketiga adalah jumlah hari
yang sudah diketahui itu selanjutnya dibagi 7. Angka sisa dari pembagian itulah
yang menentukan nama hari yang dicari, dihitung dari hari Sabtu. Secara lebih

7
Khazin, Muhyiddin. 2007. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Buana Pustaka, hal.105

8
jelas, hal tersebut nampak dalam perhitungan berikut ini:
2003 – 1 : 30 = 500 (daur) sisa 2 tahun

Jumlah hari = 500 x 1461 + 2 tahun x 365 hari + 269 hari – 13 hari

= 730500 + 730 + 269 – 13

= 731486 hari

731486 : 7 = 104498 sisa 0

Sesuai dengan hasil perhitungan tersebut, maka tanggal 26 September


2003 jauh pada hari Jumat. Ketentuan tarikh Gregorian atau tarikh Masehi gaya
baru itu berlaku hingga saat ini, seperti yang biasa kita lihat di kalender-
kalender.8

b. Menentukan Tahun Bashitah atau kabisat9.

Dalam menentukan suatu tahun apakah merupakan tahun kabisat atau


bashitoh, maka langkah yang harus dilalui adalah sebagai berikut :

1) Tentukan Tahun yang akan dicari kemudian dibagi empat.

2) Setelah dibagi 4, jika tahun tersebut habis dibagi 4 maka disebut


tahun kabisat, dan tidak habis dibagi 4 maka disebut tahun basithoh.

3) Khusus untuk tahun-tahun abad, maka harus dibagi 400, jika habis
dibagi 400 mka disebut kabisat, jika tidak habis dibagi 400 maka disebut
tahun bashitoh.

c. Menentukan hari dan pasaran10

Untuk menentukan hari dan pasaran tanggal 1 januari suatu tahun dengan

8
Maskufa. op.cit, hal. 189.
9
Ahmad ghozali Muhammad Fathullah. Faidhul Karim Al-Rouf, hal. 14.
10
Moedji Raharto. 2001. Sitem Penanggalan Syamsiyah/Masehi. Bandung: Penertbit ITB, hal. 107-
109

9
cara sebagai berikut :

1) Tentukan tahun yang akan dihitung

2) Hitunglah tahun tam, yaitu tahun yang dihitung dikurangi satu

3) Hitunglah jumlah siklus selama tahun tam tersebut, yaitu interval


(tahun tam : 4)

4) Hitunglah tahun kelebihan dari sejumlah siklus tersebut

5) Hitunglah jumlah hari selama siklus yang ada dengan dikalikan


jumlah hari dalam 1 siklus (1461 hari)

6) Hitunglah jumlah hari dari tahun kelebihan dengan dikalikan 365 hari

7) Jumlahkan hari-hari tersebut dan tambahkan 1 hari (tanggal 1 januari)

8) Kurangi dengan koreksi gregorian, yaitu 10 + ... hari

9) Jumlah hari yang didapat kemudian dibagi 7 untuk menentukan hari,


kelebihan hasil dari pembagian tersebut merupakan hari yang dicari
yang dihitung mulai hari sabtu. (sisa 1 = Sabtu; 2=Ahad, 3=Senin,
4=Selasa; 5=Rabu, 6=Kamis, 0=Jum‟at)

10) Jumlah hari yang didapat kemudian dibagi 5 untuk menentukan


pasaran, kelebihan hasil dari pembagian tersebut merupakan hari
yang dicari yang dihitung mulai hari sabtu. (sisa 1 = Sabtu; 2=Ahad,
3=Senin, 4=Selasa; 5=Rabu, 6=Kamis, 0=Jum‟at)

11) Setelah hari dan pasaran tanggal 1 januari ditemukan, maka untuk
menentukan hari dan pasaran bulan selanjutnya dapat menggunakan
tabel berikut. Namun sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu
apakah tahun tersebut basithoh atau kabisat.
Basithoh Kabisat
BULAN
Hari Pasaran Hari Pasaran
Januari 1 1 1 1

10
Februari 4 2 4 2
Maret 4 5 5 1
April 7 1 1 2
Mei 2 1 3 2
Juni 5 2 6 3
Juli 7 2 1 3
Agustus 3 3 4 4
September 6 4 7 5
Oktober 1 4 2 5
November 4 5 5 1
Desember 6 5 7 1

Contoh:

Tanggal 1 Januari 2004

Waktu yang dilalui = 2003 tahun, lebih 1 hari

atau 2003 : 4 = 500,75 Siklus, lebih 3 tahun, lebih 1 hari

500 siklus = 500 x 1461 hari = 730500 hari

3 tahun = 3 x 365 hari = 1095 hari

1 hari = 1 hari +

Jumlah = 731591 hari Koreksi


Gregorius = 10 + 3 = 13 hari –
= 731583 hari

731583 : 7 = 104511, lebih 6 = Kamis, (dihitung mulai Sabtu)

731583 : 5 = 143616, lebih 3 = Pahing, (dihitung mulai Kliwon)

Jadi, tanggal 1 Januari 2004 jatuh pada Kamis Pahing.11

11
Khazin, Muhyiddin. Op.cit, hal.108

11
2. KALENDER HIJRIAH

Dalam peredarannya, bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu rotasi,


revolusi, dan bersama dengan bumi mengitari matahari. Periode rotasinya sama
dengan periode revolusinya. Akibatnya, muka bulan yang menghadap bulan
selalu sama yakni separuh bagian dan bagian lain tidak pernah menghadap ke
bumi. Untuk satu kali bergerak berputar mengelilingi bumi, bulan memerlukan
waktu selama 27 1/3 hari yang disebut satu bulan sideris. Sebenarnya, pada saat
tersebut bumi telah bergerak mengitari matahari sejauh 270. Jadi, bulan harus
menempuh selisih jarak tersebut agar kembali ke posisi semula relative terhadap
matahari. Dengan demikian, selang waktu satu kali revolusi bulan adalah 29 ½
hari yang disebut satu bulan sinodis (qomariah).
Dari kedudukan bulan yang berbeda-beda menghasilkan bentuk bulan yang
berbeda pula yang disebut fase bulan, yaitu:
a. Pada kedudukan 1, yaitu pada saat kedudukan matahari, bulan dan bumi
terletak satu garis lurus. Pada kedudukan bulan mulai berevolusi disebut
bulan baru atau bulan muda.

b. Pada kedudukan 2, separuh bagian bulan yang menghadap bumi kira-kira


hanya seperempatnya yang terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat
bulan sabit.

c. Pada kedudukan 3, separuh bulan yang menghadap bumi kira-kira hanya


seperempatnya yang terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat
setengah bulatan yang disebut kuartir pertama atau bulan separuh.

d. Pada kedudukan 4, separuh bagian bulan yang menghadap bumi kira-kira


tiga per empatnya terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan
cembung.

e. Pada kedudukan 5, separuh bagian bulan yang menghadap bumi seluruhnya


terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan purnama.

PERUBAHAN PENAMPAKAN BENTUK BULAN (FASE BULAN)

12
Kalender Hijriah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan
kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan
menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah
(12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari). Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun
Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun
Kalender Masehi. Penentuan dimulainya sebuah hari/tanggal pada Kalender
Hijriah berbeda dengan pada Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi,
sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada
sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya
matahari di tempat tersebut.

Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan
dalam Kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan matahari. Usia
bulan yang mencapai 30 hari bersesuaian dengan terjadinya bulan baru (new
moon) di titik apooge, yaitu jarak terjauh antara bulan dan bumi, dan pada saat
yang bersamaan, bumi berada pada jarak terdekatnya dengan matahari
(perihelion). Sementara itu, satu bulan yang berlangsung 29 hari bertepatan
dengan saat terjadinya bulan baru di perige (jarak terdekat bulan dengan bumi)
dengan bumi berada di titik terjauhnya dari matahari (aphelion). Dari sini

13
terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan berubah-ubah (29 - 30 hari)
sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit tersebut (Bulan, Bumi dan
Matahari).

Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan


(visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau
ijtimak). Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari,
sehingga posisi hilal berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada
hari ke-29, maka jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari.
Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan
mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal.

Nama-nama Bulan dalam Tahun Qomariah

No Nama Bulan Jumlah Hari


1. Muharam 30 hari
2. Safar 29 hari
3. Rabiulawal 30 hari
4. Rabiulakhir 29 hari
5. Jumadilawal 30 hari
6. Jumadilakhir 29 hari
7. Rajab 30 hari
8. Syakban 29 hari
9. Ramadhan 30 hari
10. Syawal 29 hari
11. Zulkaidah 30 hari
12. Zulhijah 29/30 hari

Berikut adalah sejarah (asal-usul) pemberian nama-nama bulan Hijriah:

a. Muharam, artinya yang diharamkan yaitu bulan yang padanya diharamkan

14
berperang (menumpahkan darah) yang terus berlaku sampai awal
datangnya Islam

b. Safar, artinya kosong/kuning karena pada bulan itu orang-orang masa


lampau biasa meninggalkan rumah mereka untuk berperang, berdagang
,berburu, dan sebagainya, sehingga rumah-rumah mereka kosong.

c. Rabiul awal, artinya menetap yang pertama, karena para lelaki arab masa
lampau pada bulan itu yang tadinya meninggalkan rumah mereka kembali
pulang dan menetap.

d. Rabiul akhir, artinya menetap yang terakhir, yaitu menetap dirumah


terakhir kalinya.

e. Jumadil awal, artinya kering/beku/padat yang pertama, pada waktu itu air
menjadi beku / padat.

f. Jumadil akhir, artinya kering/beku/padat yang terakhir, karena mereka


mengami kekeringan yang terakhir kalinya.

g. Rajab, artinya mulia, karena bangsa Arab tempo dulu memuliakannya


terutama tanggal 10 (untuk berkurban anak unta), tanggal 1 (untuk
membuka pintu ka‟bah terus-menerus).

h. Syaban, artinya berpencar, karena orang-orang Arab dahulu berpencar


kemana saja mencari air dan penghidupan.

i. Ramadhan, artinya panas terik/terbakar, karena pada bulan ini jazirah Arab
sangat panas sehingga terik matahari dapat membakar kulit artinya
pembakaran bagi dosa-dosa sebagaimana disabdakan Rasulullah Shallahu
'alayhi wa salllam.

j. Syawal, artinya naik, karena pada bulan itu bila orang Arab hendak menaiki
unta dengan memukul ekornya maka ekornya itu naik, syawal dapat pula
berarti bulan peningkatan, amal bagi amal tambahan.

k. Dzulqaidah, artinya si empunya duduk, karena kaum lelaki Arab dulu pada

15
bulan ini hanya duduk saja di rumah tidak bepergian kemanapun.

l. Dzulhijjah, artinya si empunya haji, karena pada bulan ini sejak zaman
Nabi Ibrahim as. Orang-orang biasa melakukan ibadah Haji atau ziarah ke
Baitullah, Makkah.
Menurut sistem lunar, hari-hari keagamaan atau hari-hari islam biasa
dihitung sejak terbenamnya matahari (waktu maghrib) sebelum hari itu. Jadi,
mendahului hari-hari Masehi yang baru berganti mulai pukul 00.00 tengah
malam. Yang menjadi persoalannya sekarang adalah umat Islam belum begitu
familiar dengan kalendernya sendiri, tetapi lebih familiar dengan kalender
masehi. Akibatnya, sering terjadi kebingungan manakala ada perbedaan dalam
mengawali ataupun mengakhiri puasa misalnya. Padahal kalender hijriah yang
tertulis dalam kalender yang ada di tiap rumah keluarga muslim itu didasarkan
pada perhitungan rata-rata (Hisab urfi) yang tidak bisa dijadikan acuan dalam
melakukan ibadah.12
Hisab Urfi, yaitu salah satu sistem hisab yang sangat sederhana yang
senantiasa hanya didasarkan kepada garis-garis besarnya saja. Dalam sistem
Hisab Urfi ini umur bulan senantiasa bergantian antara 30 hari dan 29 hari, 30
hari untuk bulan ganjil dan 29 hari untuk bulan genap, kecuali untuk bulan
Dzulhijjah ketika tahun kabisat diberi umur 30 hari. Satuan masa (daurus-
sanah) tahun Hijriah (qomariyah) dalam hisab urfi ditetapkan 30 tahun, 11
tahun ditetapkan sebagai tahun Kabisat, dan 19 tahun ditetapkan sebagai tahun
Basitah. Tahun Kabisat ditetapkan jatuh pada tahun ke 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18,
21, 24, 26, dan 29, selainnya ditetapkan sebagai tahun Basitah.

Sejarah Penanggalan Islam

Sebelum datangnya Islam, di tanah Arab dikenal sistem kalender berbasis


campuran antara Bulan (Qomariyah) maupun Matahari (Syamsiyah). Peredaran
bulan digunakan, dan untuk mensinkronkan dengan musim dilakukan

12
Maskufa. Op.cit, hal. 186

16
penambahan jumlah hari (interkalasi). Pada waktu itu, belum dikenal
penomoran tahun. Sebuah tahun dikenal dengan nama peristiwa yang cukup
penting di tahun tersebut. Misalnya, tahun dimana Muhammad lahir, dikenal
dengan sebutan "Tahun Gajah", karena pada waktu itu, terjadi penyerbuan
Ka'bah di Mekkah oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur
Yaman (salah satu provinsi Kerajaan Aksum, kini termasuk wilayah Ethiopia).

Sistem penanggalan Islam (1 Muharram 1 Hijriah) dihitung sejak peristiwa


hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya dari Mekkah ke
Madinah, atas perintah Tuhan. Oleh karena itulah kalender Islam disebut juga
sebagai kalender Hijriah. Di barat kalender Islam biasa dituliskan dengan A.H,
dari latinnya Anno Hegirae. Peristiwa hijrah ini bertepatan dengan 15 Juli 622
Masehi. Jadi penanggalan Islam atau Hijriah (1 Muharram 1 Hijriah) dihitung
sejak terbenamnya matahri pada hari Kamis, 15 Juli 622 M.

Walaupun demikian, penanggalan dengan tahun hijriah ini tidak langsung


diberlakukan tepat pada saat peristiwa hijrahnya nabi saat itu. Kalender Islam
baru diperkenalkan 17 tahun (dalam perhitungan tahun masehi) setelah
peristiwa hijrah tersebut oleh sahabat terdekat Nabi Muhammad sekaligus
khalifah kedua, Umar bin Khatab. Beliau melakukannya sebagai upaya
merasionalisasikan berbagai sistem penanggalan yang digunakan pada masa
pemerintahannya. Kadang sistem penanggalan yang satu tidak sesuai dengan
sistem penanggalan yang lain sehingga sering menimbulkan persoalan dalam
kehidupan umat.

Kalender dengan 12 bulan sebetulnya telah lama digunakan oleh Bangsa


Arab jauh sebelum diresmikan oleh khalifah Umar, tetapi memang belum ada
pembakuan perhitungan tahun pada masa-masa tersebut. Peristiwa-peristiwa
penting biasanya hanya dicatat dalam tanggal dan bulan. Kalaupun tahunnya
disebut, biasanya sebutan tahun itu dikaitkan dengan peristiwa penting yang
terjadi pada masa itu. Misalnya tahun gajah, dan lain sebagainya.

Setelah banyak persoalan muncul akibat tidak adanya sistem penanggalan

17
yang baku, dan atas prakarsa Khalifah Umar, diadakanlah musyawarah dengan
tokoh-tokoh sahabat lainnya mengenai persoalan penanggalan ini. Dari sini
disepakati bahwa tahun hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para
pengikutnya dari Mekkah ke Madinah adalah tahun pertama dalam kalender
Islam. Sedangkan nama-nama keduabelas bulan tetap seperti yang telah
digunakan sebelumnya, diawali dengan bulan Muharram dan diakhiri dengan
bulan Dzulhijjah.

Penanggalan hijriah ini berdasarkan pada peredaran bulan mengelilingi


bumi. penanggalan ini didasarkan pada perhitungan (hisab). Satu kali edar
lamanya 29 hari 12 jam 44 menit 2,5 detik.13 Untuk menghindari pecahan hari
maka ditentukan bahwa umur bulan ada yang 30 hari dan adapula yang 29 hari,
yaitu untuk bulan-bulan ganjil berumur 30 hari, sedang bulan-bulan genap
berumur 29 hari, kecuali pada ke-12 (Dzulhijjah) pada Kabisat berumur 30 hari.

Kaidah umum penanggalan tahun Hijriah, yaitu:

a. 1 tahun hijriah = 354 hari (Basithah), Dzulhijjah = 29 hari = 355 hari


(kabisat) Dzulhijjah = 30 hari

b. Tahun-tahun kabisat jatuh pada urutan ahun ke-2,5,7,10,13,15,18,21,24,26


dan 29 (tiap 30 tahun)

c. 1 daur = 30 tahun = 10631 hari

Menghitung Hari dan Pasaran

Menghitung hari dan pasaran pada tanggal 1 muharram suatu tahun dengan
cara:

a. Tentukan tahun yang akan dihitung

b. Hitung tahun tam, yakni tahun yang bersangkutan dikurangi satu


c. Hitunglah berapa daur selama tahun tam tersebut

13
Muhyiddin Khazin. Op.cit, hal.112.

18
d. Hitung berapa tahun kelebihan dari sejumlah daur tersebut
e. Hitung berapa hari selama daur yang yang ada, yakni daur kali 10631 hari
f. Hitung berapa hari selama tahun kelebihan (lihat daftar jumlah hari tahun
hijriah)
g. Jumlahkan hari-hari tersebut dan tambahkan 1 (1 muharram)

h. Jumlah hari kemudian dibagi menjadi 7 ; 1=


Jumat 3= Ahad 5= Selasa 7= Kamis 2=
Sabtu 4= Senin 6= Rabu 0 = Kamis
i. Jumlah hari kemudian dibagi 5 ;
1= Legi 3 = Pon 5 = Kliwon
2= Pahing 4 = Wage 0 = Kliwon

Jumlah Hari Tahun Hijriah

Th Hari Th Hari Th Hari Th Hari Th Hari Th Hari

1 354 11 3898 21 7442 6 2126 16 5670 26 9214

2 709 12 4252 22 7796 7 2481 17 6024 27 9568

3 1063 13 4607 23 8150 8 2835 18 6379 28 9922

4 1417 14 4961 24 8505 9 3189 19 6733 29 10277

5 1772 15 5316 25 8859 10 3544 20 7087 30 10631

Contoh:

Tanggal; 1 Muharram 1425 H. Waktu yang dilalui 1424 tahun, lebih 1 hari atau
(1424 :30) 47 daur. Lebih 14 tahun, lebih 1 hari

47 daur = 47 x 10.631 hari = 499.657 hari

19
14 tahun= (14 x 354) + 5 hari = 4.961 hari
1 hari = 1 hari +

Jumlah = 504.619 hari

504.619 : 7 = 72.088, lebih 3 = Ahad (mulai jum’at)


504.619 : 5 = 100.923, lebih 4 = Wage (mulai legi)
Jadi tanggal 1 muharram 1425 H jatuh pada hari Ahad Wage.

Membuat kalender

Setelah mendapatkan hasil hari dan pasaran pada tanggal 1 Muharram dengan
cara di atas, maka untuk mengetahui hari dan pasaran pada tanggal tiap-tiap
bulan berikutnya, dapat digunakan pedoman di bawah ini;

Pedoman Hari (Hr) dan Pasaran (Ps)

Bulan Hari Pasaran Umur Bulan Hari Pasaran Umur

Muharam 1 1 30 Rajab 3 3 30

Shafar 3 1 29 Sya‟ban 5 3 29

Rabiul‟awal 4 5 30 Ramadhan 6 2 30

Rabiul‟akhir 6 5 29 Syawal 1 2 29

Jumadil Ula 7 4 30 Dzulqa‟dah 2 1 30

Jumadil Akhir 2 4 29 Dzulhijah 4 1 29/30

Keterangan : Hari dan pasaran apa saja pada tanggal 1 muharram tahun berapa
saja nilainya adalah 1, sehingga untuk bulan-bulan berikutnya, hari dan
pasaranya tinggal mengurutkan hari kebeberapa dari tanggal 1 muharram itu
sesuai dengan angka yang ada pada jadwal (Hr dan Pr) di atas.

Menghitung Hari

20
Untuk mengetahui hari dan pasaran suatu tanggal tertentu maka hari dan
pasaran tanggal 1 bulan itu bernilai satu, sehingga tinggal menambahkan sampai
tanggal yang dikehendaki.
Misalnya tanggal 17 Ramadhan 1425 Hijriah, karena tanggal 1 Ramadhan
1425 Hijriah jatuh pada hari jum’at kliwon, maka tanggal 17 Ramadhan 1425
hijriah jatuh pada hari Ahad Legi, yakni 17 hari dihitung dari jum’at sehingga
jatuh hari Ahad, dan 17 hari dihitung dari kliwon sehingga jatuh pasaran Legi.

B. PENGERTIAN IKLIM, CUACA DAN MUSIM


1. PENGERTIAN CUACA
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu yang relatif singkat dan
tempat yang relatif sempit.
Beberapa definisi cuaca adalah :
a. Keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasuk
perubahan, perkembangan dan menghilangnya suatu fenomena (World
Climate Conference, 1979).
b. Keadaan variable atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam
selang waktu yang pendek (Glen T. Trewartha, 1980).
c. Keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter,
antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena
hujan, disuatu tempat atau wilayah selama kurun waktu yang pendek
(menit, jam, hari, bulan, musim, tahun) (Gibbs, 1987).
Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang cuaca disebut meteorologi.

2. PENGERTIAN IKLIM
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam
waktu yang relatif lama.
Iklim didefinisikan sebagai berikut :
a. Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara
statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang

21
berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate
Conference, 1979).
b. Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur
atmosfer disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T.
Trewartha, 1980).
c. Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan,
angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang
panjang (Gibbs,1987).
d. Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang iklim disebut klimatologi.
Pengertian iklim menurit para ahli yaitu :

a. Trewartha and Horn (1995) : mengatakan bahwa iklim merupakan


suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari
keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu
kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya
sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup
memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan
cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh
gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi
tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun
penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga
mempunyai arti penting.
b. Trenberth, Houghton and Filho (1995) : mendefinisikan perubahan iklim
sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak
langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang
akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup
panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan
iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-
Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah
normal untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi
pada saat fenomena La-nina berlangsung.

22
c. Menurut Winarso (2003) : berdasarkan kajian dan pantauan dibidang
iklim siklus cuaca dan iklim terpanjang adalah 30 tahun dan terpendek
adalah10 tahun dimana kondisi ini dapat menunjukkan kondisi baku
yang umumnya akan berguna untuk menentukan kondisi iklim per
dekade. Penyimpangan iklim mungkin akan, sedang atau telah terjadi
bila dilihat lebih jauh dari kondisi cuaca dan iklim yang terjadi saat ini.

3. PENGERTIAN MUSIM

Musim adalah salah satu pembagian utama tahun, biasanya berdasarkan


bentuk iklim yang luas. Biasanya satu tahun terbagi menjadi empat
musim, yaitu: musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim
dingin. Tetapi, di Indonesia karena terletak di daerah tropis, maka hanya
dibagi menjadi dua musim saja, yaitu: musim hujan dan musim kemarau.
C. UNSUR - UNSUR CUACA DAN IKLIM
1. Radiasi Matahari (Surya)
Yang menyebabkan adanya panas di permukaan bumi. Radiasi
matahari datang ke bumi. Radiasi matahari datang ke bumi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Unsur radiasi matahari yang perlu diperhatikan
adalah intensitas radiasi dan lamanya radiasi berlangsung. Intensitas radiasi
matahari terbesar terjadi di daerah tropis.
Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan
mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan
radiasi surya antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola angin
yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu
udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu wilayah
berbeda dari pengendali iklim di bumi secara menyeluruh.Pengendali iklim
bumi yang dikenal sebagai komponen iklim terdiri dari lingkungan atmosfer,
hidrosfer, litester, kriosfer, dan biosfer. Dalam hal ini akan terjadi hubungan
interaksi dua arah di antara ke lima jenis lingkungan tersebut dengan unsur
iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca akan mempengaruhi proses-proses fisika,

23
kimia, biologi, ekofisiologi, dan kesesuaian ekologi dari komponen
lingkungan yang ada.

Spektrum radiasi yang dipantulkan dan dipancarkan tanah, vegetasi, air


dan materi lainnya berbeda dengan spectrum radiasi matahari karena
karakteristik serapan, pantulan dan penerusan radiasi matahari oleh materi-
materi tersebut berbeda satu sama lain. Buktinya terlihat pada warna pada
permukaan benda tersebut.
Radiasi surya (solar radiation) merupakan satu bentuk radiasi thermal
yang mempunyai distribusi panjang gelombang yang khusus. Intensitasnya
sangat tergantung ada kondisi atmosfer, saat dalam tahun, dan sudut-timpa
(angle of incidence) sama di permukaan bumi. Pada batas luar atmosfer,
radiasi total adalah 1.395 W/m2 bilamana bumi berada pada jarak rata-
ratanya dari matahari. Angka ini disebut Konstanta Surya (Solar Constant).
Faktor yang mempengaruhi penerimaan radiasi surya di permukaan
bumi ada dua. Pertama jarak dari matahari kebumi. Bumi mengelilngi
matahari (revolusi) dengan lintasan yang elips, perubahan jarak
menimbulkan variasi penerimaan radiasi surya. Perihelion: radiasi
maksimum 2.01 ly.min-1(3 Januari jarak terdekat). Aphelion: radiasi
minimum 1.88 ly.min -1 (Jarak terjauh 4 juli). Kedua Panjang hari dan sudut
datang. Selain atmosfer penerimaan radiasi surya disebabkan oleh sudut
jatuh. Sinar jatuh dengan posisi miring, memberikan lebih sedikit energy
radiasi karena lapisan atmosfer menjadi lebih tebal dan bayak sinar yang
dipantulkan.
Umumnya di nusantara sinar matahari terdapat dalam jumlah yang
cukup. Penyinaran yang terlalu kuat dapat merangsang kembang dan
buahnya terlalu lebat karenanya hanya dapat memberi hasil yang baik untuk
beberapa tahun saja. Terlalu banyak matahari juga dapat mengakibatkan
terlalu cepat merosotnya keadaan tanah. Penghancuran humus didaerah-
daerah tropis yang lebih rendah juga sudah berjalan dengan sangat cepat.

24
2. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh setiap satuan luas
bidang datar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Faktor utama yang
mempengaruhi perbedaan tekenan udara adalah temperature udara. Daerah
yang mendapat panas terus-menerus merupakan daerah yang mempunyai
tekanan udara minimum sedangkan daerah yang pemanasannya kurang,
bertekanan maksimum.Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat
adanya berat dari lapisan udara. Udara yang menyelubungi bumi ini adalah
dan mempunyai massa. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara
adalah barometer sedangkan alat yang bias mencatat sendiri disebut
barograph.
Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung tekanan adalah p₂ = p₁
- h/8 x 1mb.
p₁ = 1013 mb.
Tekanan udara adalah berat udara pada permukaan bumi sampai batas
atmosfer, pada daerah seluas 1 cm2 , temperatur 00 C, pada ketinggian 0 m di
atas permukaan laut ( pal ) dan pada garis lintang 450 C. Tekanan udara
tersebut besarnya 75 cm Hg tar. Tekanan 76 cm Hg ini disebut atmosfer.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tekanan udara antara lain
garis lintang bumi, lautan dan daratan, untuk menggambarkan tekanan udara
disuatu daerah, ditarik garis-garis isobar. Garis ini menggambarkan sebaran
tekanan udara pada suatu periode tertentu. Tekanan udara selalu turun
dengan naiknya ketinggian tempat.
Suatu daerah yang mempunyai suhu rendah atau dingin mempunyai
tekanan udara yang maksimum,sedang daerah yang mempunyai suhu yang
tinggi menyebabkan tekanan udaranya rendah karena udara mengembang.
Hal ini menyebabkan terjadinya angin, karena udara bertekanan maksimum
bergerak menuju daerah yang tekanan udaranya minimum.

25
Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan
waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara vertikal
yaitu makin ke atas semakin menurun.
Hal ini dipengaruhi oleh:

a. Komposisi gas penyusunnya makin ke atas makin berkurang.


b. Sifat udara yang dapat dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas
makin lemah.
c. Adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga
makin tinggi tempat suhu makin naik.

Tekanan atmosfer adalah tekanan pada titik manapun di atmosfer


bumi. Umumnya, tekanan atmosfer hampir sama dengan tekanan hidrostatik
yang disebabkan oleh berat udara di atas titik pengukuran. Massa udara
dipengaruhi tekanan atmosfer umum di dalam massa tersebut, yang
menciptakan daerah dengan tekanan tinggi (antisiklon) dan tekanan rendah
(depresi). Daerah bertekanan rendah memiliki massa atmosfer yang lebih
sedikit di atas lokasinya, di mana sebaliknya, daerah bertekanan tinggi
memiliki massa atmosfer lebih besar di atas lokasinya.

3. Suhu atau Temperatur Udara


Temperatur udara adalah derajat panas udara. Alat untuk mengukur
temperature udara adalah termometer.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara suatu daerah adalah :
a. Sudut datangnya sinar matahari
Sudut datangnya sinar matahari sangat menentukan panasnya sinar suhi
dipermukaan bumi. Jika sinar matahari tegak lurus dengan dengan
permukaan bumi maka suhu udara dipermukaan bumi akan mendapatkan
pemanasan yang maksimal. Sedangkan jika arah datangnya matahari itu
condong maka pemanasan permukaan bumi akan tidak masimal.
b. Lamanya penyinaran

26
Lamanya penyinaran permukaan bumi juga mempengaruhi suhu
dipermukaan bumi. Lama penyinaran itu juga tergantung pada letak suatu
wilayah.
Contoh :
lintang Lama waktu penyinaran maksimal
o° 12 jam
17° 13 jam
41° 15 jam
49° 16 jam
63° 20 jam
66,5° 24 jam
67,5° 1 bulan
90°(kutub) 6 6 bulan

c. Ketinggian tempat
Faktor ini juga sangat mempengaruhi suhu udara. Karna semakin tinggi
di atas permukaan laut semakin rendah suhu udaranya. Penurunan suhu
udara setiap 100 meter yaitu berkurang 0,5°-0,6°c. sedangkan suhu udara
diatas permukaan laut 26°c.
d. Jarak suatu tempat ke laut
Wilayah laut lebih cenderung untuk menerima panas sedangan lebih sulit
untuk melepaskan panas. Dengan demikian suatu daerah yang lebih dekat
dengan lautan maka suhu udaranya lebih panas dibanding dengan daerah
yang jauh dari lautan.
e. Banyak sedikitnya awan
Semakin banyak awan maka semakin sedikit panas yang diterima oleh
bumi. Pemanasan permukaan bumi ada yang secara langsung ada juga
pemanasan permukaan bumi secara tidak langsung. Pemanasan bumi secara
tidak langsung yaitu :
1) Konduksi

27
Konduksi adalah pemanasan yang dilakukan dengan peroses
perpindahan panas antara dua benda yang bersentuhan.
2) Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas secara gerak vertikal ke
atas kebawah.
3) Adveksi
Adveksi adalah proses pemnindahan secara
mendatar/horizontal.
4) Turbelensi
Turbelensi adalah gerakan angin yang berputar-putar akibat
ada tekanan rendah di tengah-tengah tekanan udara yang tinggi.
Garis isotherm adalah garis hayal yang menghubungkan tempat tempat yang
memiliki suhu rata-rata yang sama.

4. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari daerah yang
bertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan minimum. Angin terjadi
akibat adanya perbedaan tekanan udara. Alat untuk mengukur kecepatan
angin adalah anemometer.
Jenis-jenis angin dapat dibedakan :
a. Angin tetap yang meliputi
1) Angin Barat
Angin yang berhembus dari arah barat bumi sepanjang tahun.
Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa
karena hambatan dari benua. Sedangkan di belahan bumi Selatan
pengaruh angin Barat ini sangat besar, terutama pada daerah lintang
60oLS. sehingga sering terjadi kapal tenggelam karena angin barat.

2) Angin Timur

28
Angin yang berhembus dari wilayah tekanan tinggi (kutub) ke tempat
bertekanan rendah atau daerah minimum subpolar (60o LU/LS). Sifat
dari angin ini adalah dingin karena berasal dari kutub.

3) Angin Pasat

Angin pasat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah
subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terbagi menjadi
dua yaitu

a) Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara.


b) Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.

Di sekitar khatulistiwa, kedua angin pasat ini bertemu. Karena


temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut
dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua
angin pasat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik
(DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi.
Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari
adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum
(wilayah tenang).

4) Angin Anti Pasat


Udara di atas daerah equator yang mengalir ke daerah kutub dan
turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Pasat. Di
belahan bumi Utara disebut Angin Anti Pasat Barat Daya dan di
belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Pasat Barat Laut. Pada
daerah sekitar lintang 20o- 30o LU dan LS, angin anti pasat kembali
turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini
menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya,
terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia,
Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia. Di daerah Subtropik

29
(30o– 40 oLU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya
tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah
equator antara 10 o LU – 10 o LS terdapat juga daerah tenang yang
disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum”

b. Angin periodik yang meliputi angin muson, angin darat, angin laut, angin
gunung dan angin lembah adalah angin yang setiap setengah tahun
bertiupnya berganti arah.
1) Angin Muson
Angin Muson (bahasa Inggris: monsoon) adalah angin yang
berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode
yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti
arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Biasanya pada
setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah
tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.

Angin Muson dibagi menjadi 2, yaitu

a) Angin Musim Barat

Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang


berhembus dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia
(musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak di
Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin
melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh
perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan
dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan
Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini terjadi antara

30
bulan Oktober sampai bulan April di Indonesia terjadi musim
hujan.14

b) Angin Musim Timur


Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang
mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia
(musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia
bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit dan
berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang
menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi
pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.

(sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angin)
2) Angin darat dan Angin Laut
a) Angin Darat
Angin darat (bahasa Inggris: land breeze) adalah angin yang
bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada
saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00 di
daerah pesisir pantai. Angin jenis ini bermanfaat bagi para
nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga
angin sederhana. Pada malam hari daratan menjadi dingin lebih
cepat daripada lautan, karena kapasitas panas tanah lebih rendah
daripada air. Akibatnya perbedaan suhu yang menyebabkan
terjadinya angin laut lambat laun hilang dan sebaliknya muncul
perbedaan tekanan yang berlawanan karena tekanan udara di atas
lautan yang lebih panas itu menjadi lebih rendah daripada
daratan, sehingga terjadilah angin darat, khususnya bila angin
pantai tidak cukup kuat untuk melawannya.15

14
sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angin
15
sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angin

31
b) Angin Laut

Angin laut (bahasa Inggris: sea breeze) adalah angin yang


bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada
siang hari kira-kira dari pukul 09.00 sampai pukul 16.00 di
daerah pesisir pantai. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan
untuk pulang dari menangkap ikan di laut. Angin laut ini terjadi
pada siang hari. Karena air mempunyai kapasitas panas yang
lebih besar daripada daratan, sinar matahari memanasi laut lebih
lambat daripada daratan. Ketika suhu permukaan daratan
meningkat pada siang hari, udara di atas permukaan darat
meningkat pula akibat konduksi. Tekanan udara di atas daratan
menjadi lebih rendah karena panas, sedangkan tekanan udara di
lautan cenderung masih lebih tinggi karena lebih dingin.
Akibatnya terjadi gradien tekanan dari lautan yang lebih tinggi
ke daratan yang lebih rendah, sehingga menyebabkan terjadinya
angin laut, di mana kekuatannya sebanding dengan perbedaan
suhu antara daratan dan lautan. Namun, jika ada angin lepas
pantai yang lebih kencang dari 8 km/jam, maka angin laut tidak
terjadi.16

(sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angin)

3) Angin Gunung dan Angin Lembah


a) Angin Gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke
lembah gunung yang terjadi pada malam hari.17
b) Angin Lembah

16
sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angin
17
sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angin

32
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke
arah puncak gunung yang biasa terjadi pada siang hari.18
(sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angin)

c. Angin lokal yang meliputi angin siklon, angin antisiklon dan angin fohn.
1) Angin Siklon
Angin siklon merupakan angin yang berhembus menuju atau
masuk ke daerah pusat tekanan rendah atau daerah depresi yang
dikelilingi oleh wilayah - wilayah yang merupakan pusat tekanan
tinggi, yang kemudian berputar mengelilingi garis - garis isobar.

Menurut Hukum Buys Ballot, di belahan bumi selatan angin


berbias ke kiri dan ke sebaliknya. Gerakan angin siklon mengikuti
hukum ini, sehingga arah putaran siklon di belahan bumi utara
berbeda dengan angin yang berada di belahan bumi selatan. Gerakan
angin siklon yang ada di belahan bumi sebelah utara berlawanan
dengan putaran arah jarum jam. Sementara angin yang ada di belahan
bumi selatan searah dengan jarum jam. Seperti halnya angin yang
dibagi menjadi beberapa macam atau jenis, angin siklon juga dapat
dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis - jenis angin siklon yaitu

a) Angin Siklon Tropik


b) Angin Siklon Ekstra Tropik
c) Angin Siklon Tornado

Daerah yang sering mengalami angin siklon tropis adalah


Filipina, Laut Cina, Jepang, Australia barat laut, Samudera Hindia,
Teluk Benggala, Laut Arab, Teluk Meksiko, Pantai Florida, serta

18
sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angin

33
Samudera Pasifik bagian barat, meliputi Samoa, Fiji, dan sekitar
pantai timur Australia.19

(Sumber :
https://www.google.co.id/amp/s/ilmugeografi.com/fenomena-
alam/angin-siklon/amp)

2) Angin Antisiklon

Angin antisiklon yaitu angin yang meninggalkan daerah


bertekanan maksimum, di belahan bumu utara bergerak dengan arah
searah jarum jam dan di belahan bumi selatan bergerak dengan arah
berlawanan dengan jarum jam. Angin siklon mempunyai kecepatan
yang sangat kuat sehingga sifatnya merusak, berbeda dengan angin
antisiklon yang daerahnya berangin antisiklon cerah dan tidak
berawan.

(Sumber : https://seputarpengetahuan.co.id/2014/09/macam-macam-
angin-berikut-pengertian-dan-
penjelasannya.html#Angin_Siklon_Dan_Angin_Antisiklon)

3) Angin Fohn
Angin fohn (angin lokal, angin terjun, angin jatuh) (bahasa
Inggris: foehn wind) adalah angin yang terjadi seusai hujan orografis.
Angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan
kelengasan yang berbeda. Angin fohn terjadi karena ada gerakan
massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200
meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin fohn yang jatuh dari
puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap air sudah
dibuang pada saat hujan orografis. Angin fohn bisa berlaku misalnya

19
(Sumber : https://www.google.co.id/amp/s/ilmugeografi.com/fenomena-alam/angin-siklon/amp)

34
di Kepulauan Biak dan Eropa tengah dan Eropa selatan. Biasanya
angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban.
Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena
angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhadap serangan
penyakit.20

(sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angin)

Hal yang harus diperhatikan dalam mengamati angin antara lain :


a. Kecepatan angin
Atmosfer ikut berotasi dengan bumi. Molekul molekul udara mempunyai
kecepatan gerak ke arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi.
Kecepatan gerak tersebut disebut kecepatan linier.Bentuk bumi yng bulat
ini menyebabkan kecepatan linier makin kecil jika makin dekat ke arah
kutub. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut
anemometer.

b. Kekuatan angin
Menurut hukum Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan
gradient barometriknya. Gradient baromatrik ialah angka yang
menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar pada tiap jarak 15
meridian (111 km).

c. Arah angin
Satuan yang digunakan untuk besaran arah angin biasanya adalah
derajat.
1 derajat untuk angin arah dari Utara.
90 derajat untuk angin arah dari Timur.

20
(sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angin)

35
180 derajat untuk angin arah dari Selatan.
270 derajat untuk angin arah dari Barat.
Angin menunjukkan dari mana datangnya angin dan bukan ke mana
angina itu bergerak. Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari
daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan rendah
(minimum), di belahan bumi utara berbelok ke kanan sedangkan di
belahan bumi selatan berbelok ke kiri. Arah angin dipengaruhi oleh tiga
faktor:
1) Gradient barometrik
2) Rotasi bumi
3) Kekuatan yang menahan (rintangan)

Makin besar gradient barometrik, makin besar pula kekuatannya. Angin


yang besar kekuatannya makin sulit berbelok arah. Rotasi bumi, dengan
bentuk bumi yang bulat, menyebabkan pembelokan arah angin.
Pembelokan angin di ekuator sama dengan 0 (nol). Makin ke arah kutub
pembelokannya makin besar. Pembelokan angin yang mencapai 90o
sehingga sejajar dengan garis isobar disebut angin geotropik. Hal ini
banyak terjadi di daerah beriklim sedang di atas samudra. Kekuatan
yang menahan dapat membelokan arah angin. Sebagai contoh, pada saat
melalui gunung, angin akan berbelok ke arah kiri, ke kanan atau ke atas.

Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya
gesekan ini semakin kecil. Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada
di malam hari.

5. Kelembaban dan pH Tanah


Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara.

36
Kelembaban udara dibedakan atas :
a. Kelembaban spesifik yaitu banyaknya uap air yang dikandung dalam 1
kilogram udara.
b. Kelembaban absolute yaitu densitas uap air sebanyak 12 gram.
c. Kelembaban relative/nisbi yaitu perbandingan antara jumlah uap air
yang ada secara nyata dengan jumlah uapair maksimum yang mampu
dikan dung oleh setiap unit volume udara dalam suhu yang sama.
Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah
uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari
seluruh atmosfer, yaitu hanya kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi
uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi
cuaca dan iklim. Kandungan uap air atmosfer dapat diperlihatkan dengan
berbagai cara. Tekanan uap yang dinyatakan dalam minibar, tetapi dalam
penggunaanya yang lebih sering, satuan lainya dipakai untuk menyatakan
kandungan uap air .
Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada
siang hari disebabkan oleh penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari
permukaaan. Proses ini berlangsung karena permukaan tanah menyerap
radisi matahari. Pada malam hari akan berlangsung proses kondensasi atau
pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal dari udara oleh
sebab itu kandungan uap air di udara dekat tersebut akan berkurang.
Salah satu fungsi kelembaban udara dalah sebagai lapisan pelindung
permukaan bumi. Kelembaban udara dapat menurunkan suhu dengan cara
menyerap atau memantulkan, sekurang-kurangnya setelah radiasi matahari
gelombang pendek yang menuju kepermukaaan bumi. Ia juga menahan
keluarnya radiasi matahari gelombang panjang dari permukaan bumi pada
waktu siang dan malam.
Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan.
Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada
proses penguapan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada

37
pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak hanya
terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi
langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari
tiga tempat itu disebut dengan Evaporasi.
Kelembaban tanah merupakan faktor penting untuk kehidupan dan
sangat menarik untuk dikaji. Fungsi utama dari kelembaban tanah adalah
mengontrol pembagian air hujan yang turun ke bumi menjadi run off
ataupun infiltrasi. Kelembaban tanah sangat penting untuk studi potensi air
dan studi neraca air.

6. Awan
Awan merupakan kumpulan partikel air yang melayang-layang di udara,
sedangkan yang dekat dengan permukaan bumi disebut kabut. Inti
kondensasi merupakan titik air yang mengumpul pada sekeliling partikel-
partikel kecil. Inti- inti tersebut biasanya terdiri atas asap, benda
mikroskopik yang bersifat menyerap, dan kristal garam.
Klasifikasi awan sebagai berikut
a. Menurut morfologinya (bentuknya)
1) Awan Commulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal - gumpal
(bunar-bundar) dan dasarnya horizontal.
2) Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga
dapat menutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan
stratus adalah awan yang rendah dan luas.
3) Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan
berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es
tapi tidak dapat menimbulkan hujan.
b. Berdasarkan ketinggiannya
1) Awan tinggi (lebih dari 6000 m – 9000 m),
a) Cirrus (Ci) : awan tipis seperti bulu burung.
b) Cirro stratus (Ci-St) : awan putih merata seperti tabir.

38
c) Cirro Cumulus (Ci-Cu) : seperti sisik ikan.
2) Awan sedang (2000 m – 6000 m)
a) Alto Comulus (A-Cu) : awan bergumpal gumpal tebal.
b) Alto Stratus (A- St) : awan berlapis-lapistebal.
3) Awan rendah (di bawah 200 m)
a) Strato Comulus (St-Cu) : awan yang tebal luas dan bergumpal
gumpal.
b) Stratus (St) : awan merata rendah dan berlapis - lapis.
c) Nimbo Stratus (No-St) : lapisan awan yang luas, sebagian telah
merupakan hujan.
4) Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian 500
M – 1500 m
a) Cummulus (Cu) : awan bergumpal-gumpal, dasarnya rata.
b) Comulo Nimbus (Cu-Ni): awan yang bergumpal gumpal luas
dan sebagian telah merupakan hujan, sering terjadi angin ribut.

7. Hujan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain
gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Hujan ialah
peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan
dari atmosfer ke permukaan bumi. Garis pada peta yang menghubungkan
tempat-tempat yang mempunyai curah hujan yang sama disebut Isohyet.
Ada lima jenis hujan berdasarkan proses terjadinya:
a. Hujan konveksi
Adalah hujan yang terjadi karena adanya pemanasan sinar matahari pada
suatu masa udara sehingga gerakan udara naik dan mengalami
pengembunan. Hujan konveksi disebut juga hujan zenithal.
b. Hujan Orografis

39
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena gerakan udara yang
menaiki lereng pegunungan dan mangalami kondensasi. Udara yang
telah mengalami kondensasi tersebut membentuk awan yang
menimbulkan hujan.
c. Hujan Frontal
Hujan ini terjadi karena tumbukan antara udara panasdan udara dingin.
Udara panas naik dan terjadi kondensasi sehingga menimbulkan hujan.
d. Hujan Konvergensi
Hujan konvergensi adalah hujan frontal pada daerah konvergensi antar
tropik yang terjadi karena pertemuan dua massa udara yang besar dan
tebal.
e. Hujan muson
Hujan muson terjadi karena diperngaruhi oleh tiupan angin muson.

D. ALAT-ALAT PENGUKUR CUACA DAN IKLIM


1. TERMOMETER
Tipe paling sederhana dari termometer adalah termometer air raksa dalam
kaca atau disebut termometer batang. Jika cuaca hangat, air raksa dalam
tabung akan memuai dan sebaliknya jika cuaca dingin, air raksa akan
mengerut. Termometer air raksa hanya mencatat kondisi suhu maksimum dan
minimum. Termometer pencatat secara otomatis disebut termograf yang akan
mencatat segala perubahan-perubah yakni suhu. sehingga bisa mengukur
suhu tempat teduh yang sebenarnya, termometer pencatat diletakkan dalam
kotak perlindungan yang dinamakan dengan Sangkar Stevenson.

40
Gambar : Termometer
2. BAROMETER
Barometer dibedakan dengan dua macam barometer yakni barometer air
raksa dan ada juga barometer aneroid (altimeter). Barometer air raksa
diciptakan oleh Torriceli pada tahun tahun 1643. Barometer air raksa tidak
mudah dibawah kemana-mana, sedangkan barometer aneroid (altimeter)
mudah dibawah kemana-mana. Barometer aneroid dapat pula dimanfaatkan
pada permukaan laut adalah 760 mm atau 1.013 milibar. Garis yang
menghubungkan tempat-tempat yang dimiliki tekanan udara yang sama peta
disebut dengan isobar.

Gambar : Barometer Aneroid


3. HIGROMETER
Alat untuk mengukur kelembaban udara nisbi disebut higrometer rambut.
Rambut manusia memiliki sifat memanjang pada udara basah dan memendek
pada udara kering. Seberkas rambut dipasang di dalam higrometer.
Perubahan panjang pendek rambut akan menggerakkan jarum pada skala.

Gambar : Higrometer
4. ANEMOMETER

41
Alat untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer. Alat ini dapat
dilihat pada stasiun pengamatan cuaca atau dibandar udara. Anemometer
ditempatkan di lapanngan terbuka pada tiang yang tinggi. Pada alat ini
terdapat beberapa mangkuk untuk menerima tiupan angin. Ketika angin
bertiup, angin mengenai mangkuk tersebut sehingga mangkuk berputar.
Putaran mangkuk dihubungkan dengan alat pencatat kecepatan. Kecepatan
mangkuk berputar tergantung pada kecepatan angin bertiup. Anemometer
moder dilengkapi dengan penunjuk arah angin yang dihubungkan dengan
komputer. Alat perekam arah angin dan kecepatan angin secara otomatis
mencatatnya di ats kertas grafik. Kecepatan angin dinyatakan dalam satuan
meter/detik, km/jam, atau mil/jam.

Gambar : Anemometer Mangkuk


5. PENAKAR HUJAN
Alat untuk mengukur besarnya curah hujan disebut Fluviograf. Alat ini
ditempatkan pada lapangan terbuka agar air hujan yang jatuh tidak terhalang
masuk ke dalam alat tersebut. Air hujan yang masuk ke dalam corong
ditampung ruang tertutup agar tidak menguap, kemudian diukur dengan
menggunakan gelas ukuran sehingga dapat diketahui besarnya curah hujan.
Tinggi rendahnya curah hujan dinyatakan dalam mm.

42
Gambar : Penakar Hujan

(Sumber: https://www.artikelsiana.com/2014/11/alat-alat-pengukur-cuaca-
iklim-macam-jenis.html)

E. PERGANTIAN MUSIM DI BUMI

Pergantian musim di bumi dipengaruhi oleh revolusi bumi terhadap matahari.


Posisi bumi yang miring 23 1/2 derajat menyebabkan adanya saat belahan bumi
utara menerima lebih banyak sinar matahari dan bumi selatan lebih sedikit, serta
ada saat belahan bumi selatan menerima lebih banyak sinar matahari dan bumi
selatan lebih banyak. Selama 365,2563666 hari bumi mengitari matahari, terjadi
4 musim utama baik di belahan bumi selatan, maupun belahan bumi utara yang
terjadi secara berganti-gantian. Empat musim tersebut meliputi musim panas
(Summer), musim gugur (Autumn), musim semi (Spring), dan musim dingin
(Winter).
Pada 21-22 Juni, posisi belahan utara bumi berhadapan langsung dengan
matahari, sehingga mendapatkan lebih banyak sinar matahari daripada belahan
bumi selatan. Hal ini menyebabkan dari 22 Juni hingga 22 September belahan
bumi utara mengalami musim panas, sedangkan belahan bumi selatan mengalami
musim dingin.
Pada 22-23 September, daerah di ekuator berhadapan langsung dengan
matahari, sehingga mendapatkan lebih banyak sinar matahari. Hal ini
menyebabkan dari 23 September hingga 21 Desember belahan bumi utara

43
mengalami musim gugur, sedangkan belahan bumi selatan mengalami musim
semi.
Pada 21-22 Desember, posisi di belahan bumi selatan berhadapan langsung
dengan matahari, sehingga mendapatkan lebih banyak sinar matahari daripada
belahan bumi utara. Hal ini menyebabkan dari 22 Desember hingga 21 Maret
belahan bumi selatan mengalami musim panas, sedangkan belahan bumi utara
mengalami musim dingin.
Pada 21-22 Maret, daerah di ekuator kembali berhadapan langsung dengan
matahari, sehingga mendapatkan lebih banyak sinar matahari. Hal ini
menyebabkan dari 22 Maret hingga 21 Juni belahan bumi utara mengalami
musim semi, sedangkan belahan bumi selatan mengalami musim gugur.

F. MACAM – MACAM MUSIM YANG TERJADI DI BUMI DAN


INDONESIA
Musim-musim yang ada di bumi yaitu
1. Musim Semi
Musim semi bisa dibilang jadi musim yang paling nyaman sepanjang tahun.
Pasalnya, cuaca di musim ini cenderung ramah. Oleh karena itu, banyak binatang
dan tumbuhan yang bereproduksi di musim ini. Musim ini termasuk musim yang
terjadi di daerah-daerah nontropis. Di belahan utara bumi, musim semi dimulai
sekitar tanggal 21 Maret hingga 21 Juni, sedangkan di belahan selatan bumi,
musim semi dimulai sekitar tanggal 23 September hingga 21 Desember.
Ciri-ciri Musim Semi
a. Tumbuh-tumbuhan mekar kembali
b. Disebut juga musim bunga
c. Siang hari lebih panjang daripada malam hari
d. Hawa musim semi agak terasa panas

2. Musim Panas

44
Musim panas adalah salah satu musim di negara berhawa sedang.
Tergantung letak sebuah negara, musim panas bisa terjadi pada waktu yang
berbeda-beda. Di belahan utara bumi, musim panas dimulai sekitar tanggal 21
Juni hingga 23 September, sementara di belahan selatan bumi, musim panas
dimulai sekitar tanggal 21 Desember hingga 21 Maret. Di banyak negara, musim
panas adalah musim liburan sekolah. Di musim ini, kegiatan paling seru adalah
berenang.
Ciri-ciri Musim Panas :
a. Pepohonan kering
b. Pencemaran udara
c. Air menjadi keruh, dan
d. Susah mendapatkan air

3. Musim Gugur
Musim gugur merupakan peralihan antara musim panas ke musim dingin.
Sama seperti musim semi dan musim panas, musim ini hanya terjadi di negara-
negara subtropis. Musim gugur dimulai pada tanggal 1 September dan berakhir
30 November untuk belahan utara bumi, sedangkan untuk belahan selatan
dimulai tanggal 1 Maret dan berakhir 31 Mei. Di musim ini, banyak tumbuhan
yang menggugurkan daunnya. Beberapa macam binatang seperti tupai bahkan
mulai mencari cadangan makanan untuk musim dingin.
Ciri-ciri Musim Gugur :
a. Daun-daun berguguran
b. Bisa disebut musim panen
c. Siang hari lebih pendek daripada malam hari

4. Musim Dingin
Musim dingin atau musim salju ialah saat paling dingin di bumi. Merupakan
salah satu dari 4 musim di negeri-negeri yang beriklim subtropis dan sedang. Di
belahan utara bumi, musim dingin dimulai sekitar tanggal 21 Desember hingga

45
21 Maret, sementara di belahan selatan bumi, musim dingin dimulai sekitar
tanggal 21 Juni hingga 23 September. Satu hal yang bikin musim dingin ini
menarik, salju.
Ciri-ciri Musim Dingin :
a. Udara terasa sangat dingin (80% dingin dan 20 % panas)
b. Disebut juga musim salju
c. Sering terjadinya Aurora di langit-langit.
d. Hewan-hewan beraktivitas di sarang

Musim-musim yang terjadi di Indonesia, yaitu


1. Musim Kemarau.
Musim kemarau atau musim kering adalah musim di daerah tropis yang
dipengaruhi oleh sistem muson. Untuk dapat disebut musim kemarau, curah
hujan per bulan harus di bawah 60 mm per bulan (atau 20 mm per dasarian)
selama tiga dasarian berturut-turut. Wilayah tropika di Asia Tenggara dan Asia
Selatan, Australia bagian timur laut, Afrika, dan sebagian Amerika Selatan
mengalami musim ini.
Musim kemarau adalah pasangan dari musim penghujan dalam wilayah
dwimusim. Musim Kemarau panjang adalah Musim Kemarau yang sangat panas
dengan jangka waktu yang panjang.
Gejala ENSO dikenal dapat memperpanjang durasi musim ini sehingga
mengakibatkan kekeringan berkepanjangan. Musim kemarau terjadi dari bulan
April hingga September.

2. Musim Hujan.
Musim hujan atau musim basah adalah musim dengan ciri meningkatnya
curah hujan di suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu
secara tetap. Musim hujan hanya dikenal di wilayah dengan iklim tropis. Secara
teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan
dalam tiga dasarian berturut-turut telah melebihi 100 mm per meter persegi per

46
dasarian dan berlanjut terus. Apabila hal ini belum terpenuhi namun curah hujan
telah tinggi kondisinya dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba).
Di daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim kemarau (musim
kering) dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan semu Matahari tahunan.
Pergerakan Matahari mengubah peta suhu udara dan permukaan tanah dan
samudera. Pada gilirannya perbedaan suhu akan mengubah konsentrasi uap air di
udara. Biasanya musim hujan terjadi pada bagian bumi yang tengah mengalami
posisi zenith peredaran semu Matahari. Musim Hujan terjadi dari bulan oktober
hingga maret.

G. PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN MUSIM


Perubahan musim diakibatkan oleh sumbu bumi yang miring ke bidang
orbitnya, melainkan menyimpang ke sudut sekitar 23,5 derajat. Dengan demikian,
pada waktu tertentu selama musim panas atau musim dingin, salah satu bagian
dari planet ini lebih langsung terkena sinar matahari. Alternatif paparan ini adalah
Bumi berputar di orbitnya. Oleh karena itu, pada waktu tertentu, terlepas dari
musim, belahan utara dan selatan mengalami musim yang berlawanan.
Pengaruh kemiringan sumbu terlihat dari perubahan panjang hari, dan
ketinggian Matahari di siang hari (puncak dari Matahari), selama setahun.
Perbedaan cuaca musiman antara belahan bumi disebabkan oleh orbit elips bumi.
Bumi mencapai perihelion (titik dalam orbitnya paling dekat dengan Matahari)
pada Januari, dan mencapai aphelion (titik terjauh dari Matahari) pada bulan Juli.
Meskipun efek ini pada musim bumi adalah kecil, tetapi terasa dingin belahan
bumi utara dan musim panas. Di belahan bumi selatan, efek mengalami
sebaliknya.
Fluktuasi cuaca musiman (perubahan) juga tergantung pada faktor-faktor
seperti kedekatan dengan lautan atau badan besar lainnya air, arus pada mereka
lautan, El Nino / ENSO dan siklus samudera lain, dan angin.
Di daerah beriklim sedang dan kutub, musim ditandai oleh perubahan jumlah
sinar matahari, yang sering menyebabkan siklus dormansi pada tumbuhan dan

47
hibernasi pada hewan. Efek ini bervariasi sesuai dengan lintang dan dengan
kedekatan dengan badan air. Misalnya, Kutub Selatan di tengah benua Antartika
dan karena jarak yang cukup jauh dari pengaruh moderating dari lautan selatan.
Kutub Utara adalah di Samudra Arktik, dan dengan demikian ekstrem suhu buffer
oleh air. Hasilnya adalah bahwa Kutub Selatan secara konsisten lebih dingin
selama musim dingin selatan dari Kutub Utara selama musim dingin utara.
Siklus musim di zona kutub dan beriklim satu belahan bumi yang berlawanan
dengan yang lain. Ketika itu musim panas di belahan bumi utara, itu adalah
musim dingin di belahan bumi selatan, dan sebaliknya.
Di daerah tropis, tidak ada perubahan dalam jumlah sinar matahari. Namun,
banyak daerah (seperti laut India utara) tunduk pada hujan monsun dan siklus
angin. Sebuah studi dari catatan suhu selama 300 tahun terakhir [menunjukkan
bahwa musim iklim, dan dengan demikian tahun musiman, diatur oleh tahun tdk
normal daripada tahun tropis.
Dalam istilah meteorologi, titik balik matahari musim panas dan musim
dingin solstice (atau insolation maksimum dan minimum, masing-masing) tidak
jatuh dalam Pertengahan musim panas dan musim dingin. Ketinggian ini musim
terjadi sampai tujuh minggu kemudian karena lag musiman. Musim, meskipun,
tidak selalu didefinisikan dalam istilah meteorologi.
Dibandingkan dengan kemiringan aksial, faktor lain berkontribusi kecil
terhadap perubahan suhu musiman. Musim bukanlah hasil dari variasi dalam
jarak Bumi ke matahari karena orbit elips, eksentrisitas orbit dapat mempengaruhi
suhu, tapi di Bumi, efek ini kecil dan lebih dari menetral oleh faktor lain;.
Penelitian menunjukkan bahwa Bumi secara keseluruhan sebenarnya sedikit lebih
hangat ketika jauh dari matahari. Hal ini karena belahan bumi utara memiliki
lahan lebih dari selatan, dan menghangatkan tanah lebih mudah daripada laut .
Mars namun mengalami variasi temperatur yang luas dan badai debu kekerasan
setiap tahun di perihelion.

H. DAMPAK PERUBAHAN MUSIM

48
Perubahan musim memberikan dampak bagi kehidupan di bumi. Perbedaan
iklim untuk daerah tropis, subtropis dan daerah kutub juga memberikan dampak
bagi kehidupan hewan dan tumbuhannya. Dampak perubahan musim yang
berbeda memberikan ciri yang berbeda pada tanaman dan hewan yang hidup di
daerah tersebut.
1. Daerah Tropis
Memiliki ciri-ciri beriklim panas, matahari bersinar sepanjang tahun,
perubahan suhu antara Januari hingga Desember sangat sedikit, curah hujan
sangat tinggi. Terdapat ribuan spesies tumbuhan yang dapat membentuk suatu
hutan tropis dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a. Pohon-pohon besar dan tinggi.
b. Cabang pohon panjang dan banyak, membentuk naungan yang luas.
c. Di dalam naungan pohon-pohon terdapat tumbuhan yang menempel.
d. Tanah di bawah naungan hampir tidak pernah mendapat sinar matahari,
menyebabkan tanaman merambat ke atas.
e. Di lapisan terbawah hidup lumut dan rumput sebagai makanan hewan
kecil.

Hewan yang hidup di hutan tropis mulai dari bakteri pembusuk dalam tanah,
burung, kera, harimau dan binatang besar lainnya. Dan ciri lingkungan abiotik
daerah tropis adalah suhu udara pada siang hari sangat tinggi, sedangkan pada
malam hari dapat mencapai 0oC. Kelembapan udara sangat rendah,
penguapan air sangat tinggi akibatnya tanah menjadi tandus.
2. Daerah Subtropis
Daerah subtropis merupakan daerah beriklim sedang. Terdapat 4 musim
yaitu: musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi. Curah
hujan sedikit menyebabkan tumbuhnya bermacam-macam rumput. Tanahnya
banyak mengandung humus, karena daun dan rumput cepat mati dan
membusuk ketika musim gugur. Hutannya merupakan hutan luruh. Gugurnya
daun merupakan fase awal datangnya musim dingin dan bersemi kembali

49
setelah musim dingin selesai. Pada musim dingin akan terbentuk salju, jumlah
tumbuhan jauh lebih sedikit, dan jarak antar pohon tidak rapat dan tidak ada
perdu di bawahnya.
3. Daerah Kutub
Pada musim panas, matahari bersinar lebih dari 12 jam sehari di daerah
ini. Pada musim dingin, matahari bersinar kurang dari 12 jam sehari. Tanaman
yang khas di daerah beriklim dingin adalah hutan taiga yang pohonnya terdiri
dari satu spesies (hutan homogen). Pohon khasnya adalah konifer, dan hewan
yang hidup di sekitar hutan taiga seperti mus, beruang hitam dan marten. Di
belahan utara (kutub utara) terdapat tundra. Daerah ini mendapat sedikit
radiasi matahari, perbedaan siang dan malam pada musim panas dan dingin
sangatlah besar. Binatang khas daerah ini adalah rendeer , beruang putih, dan
musk axen.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penanggalan Masehi/miladiyah yang awalnya berdasarkan pada bulan dan
matahari dan juga konstelasi bintang, namun setelah terjadi ketidaksinkronan antara
ketiganya maka Julius Caesar menggantinya hanya berdasarkan matahari.
Kalender Hijriah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender
lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus
sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari =
354,36708 hari). Penanggalan kalender hijriah berdasarkan pada peredaran bulan
mengelilingi bumi.

50
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu
yang relatif lama.Sedangkan cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu yang
relatif singkat dan tempat yang relatif sempit. Musim adalah salah satu pembagian
utama tahun, biasanya berdasarkan bentuk iklim yang luas.
Perubahan cuaca dan iklim dipengaruhi oleh unsur : radiasi matahari(surya),
tekanan udara, suhu atau temperatur udara, kelembaban dan pH tanah, angin, awan,
hujan.Ada beberapa alat untuk mengukur cuaca yaitu : Termometer, Barometer,
Higrometer, Anemometer, dan Penakar hujan.
Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain
suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai
sektorkehidupan manusia.
Perubahan musim diakibatkan oleh sumbu bumi yang miring ke bidang
orbitnya, melainkan menyimpang ke sudut sekitar 23,5 derajat. Dengan demikian,
pada waktu tertentu selama musim panas atau dingin, salah satu bagian dari planet
langsung terkena sinar matahari.
B. SARAN
Mungkin dari penulis ada banyak kesalahan atau bayak kata-kata yang salah
pembaca boleh memberikan kritik dan saran kepada kelompok kami

DAFTAR PUSTAKA

Dalikapiuhan. 2017. Musim, (http://dadalikapiuhan.blogspot/2017/04/makalah-


tentang-musim.html?=1, diakses 9 September 2019).
Depag. 2002. Almanak Hisab Rukyah. Jakarta: Proyek Pembinaan Peradilan Agama
Islam
Joko, Waluyo. GBPP Geografi untuk SMU tahun 1994 dan Suplemen 1999. Jakarta:
Graha Pustaka

Khazin, Muhyiddin. 2007. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Buana
Pustaka

51
Maskufa. 2005. Ilmu Falaq. Jakarta: Gaung Persada
Raharto, Moedji. 2001. Sitem Penanggalan Syamsiyah/Masehi. Bandung: Penertbit
ITB.
Shofiyullah. 2006. Mengenal Kalender Lunisolar di Indonesia. Malang: P.P. Miftahul
Huda.

Sulistiyanto dan Iwan Gatot. 2009. Geografi 1 : untuk Sekolah Menengah Atas/
Madrasah Aliyah Kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.

Wikipedia. 2012. Angin, (Online), (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angin, diakses 9


September 2019).
Wikipedia. 2012. Cuaca, (Online), (http://wikipedia.org/wiki/Cuaca, diakses 9
September 2019).
Wikipedia. 2012. Iklim, (Online), (http://wikipedia.org/wiki/Iklim, diakses 9
September 2019).

52

Anda mungkin juga menyukai