Anda di halaman 1dari 30

BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen Alam Semesta

Bagaimana alam semesta ini tercipta? Dan berapa umurnya? Ilmu pengetahuan
sangat luas, kadang-kadang berhadapan dengan masalah yang sangat kecil umurnya
seperti sel. Tetapi kadang-kadang dihadapankan pada masalah yang sangat besar
ukuranya seperti alam semesta. Mikrokosmos mempelajari hal-hal kecil yang
berukuran kecil. Sel, atom, proton, dan electron merupakan beberapa contoh dari
mikrokosmos. Sedangkan Makrokosmos yang mempelajari hal-hal besar seperti alam
semesta. Sedangkan mikrokosmos dan makrokosmos termasuk kedalam alam
semesta.

a. Mikrokosmos

Pada tahun 1665 ilmuan bangsa inggris Robert Hooke dengan menggunakan
mikroskop yang masih sederhana, melihat bahwa gabus terdiri dari struktur
gelembung berdinding seperti sarang lebah. Rongga berdinding ini disebut sel oleh
para ilmuan dan sel ini sebagai kotak-kotak kecil yang berisi kehidupan. Dengan
mikroskop modern dapat dilihat bahwa sel bukan hanya sebagai wadah kehidupan,
tetapi lebih merupakan bahan kehidupan. Sampai saat ini belum ada ahli kimia yang
mampu meniru produksi antibody tertentu padahal merupakan kegiatan rutin setiap
hari bagai para ahli.

Mikroskop yang mempunyai perbesaran seribu kali dapat dipergunakan untuk


mengamati Euglena. Euglena ialah organisme bersel tunggal dan dapat diambil
sebagai contoh dari prilaku sel dan sebagai suatu kesatuan. Dari organisme ini
ternyata dapat diterapkan pada organisme tinggkat tinggi seperti manusia, sehingga
proses kehidupan dapat dipelajari. Mempelajari mikrokosmos benar-benar
menakjubkan karena dalam ukuran yang sangat kecil. Kenyataan awal kehidupan
yang di pelajari pada mikrokosmos sama menariknya dalam dunia makrokosmos
yang berukuran sangat besar sebagai awal perkenalan untuk alam semesta.

b. Macrocosmos

Setelah Galilie (1564-1642) menemukan teleskop, makin banyak benda langit


ditemukan. Teleskop refraktor yang di temukannya mampu menjadikan mata manusia
”lebih tajam” dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata
telanjang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lima abad yang lalu
membawa manusia untuk memahami benda-benda langit yang terbebas dari selubung
mitologi.

Keindahan benda langit sangat menarik perhatian, sehingga banyak teori yang
telah dikemukakan oleh para ilmuwan mengenai cara terbentuknya tata surya. Pada
awal abad 20 salah satu teori menyatakan bahwa planet-planet terbentuk dari
sebagian bahan matahari yang terlempar keluar yang disebabkan oleh adanya bintang
lain yang bergerak mendekati matahari. Akibatnya terjadi gaya tarik antara matahari
dengan bintang-bintang. Dari gaya tarik-menarik inilah yang menyebabkan sebagian
bahan matahari terlempar keluar, dan membentuk planet.

Lain halnya dengan teori yang dikemukakan oleh Immanuel kant dan laplace dan
disempurnakan oleh Gerald P kuiper dan CF van wiszacker yang disebut dengan teori
kondensasi. Teori ini mengatakan “mula-mula ada kabut gas dan debu atau nebula, 
karena mendingin lalu menyusut semakin lama semakin cepat berputar dan akhirnya
berbentuk bulat pipih dan cakram”. Kebanyakkan bahan berada di tengah dan
membentuk matahari sedangkan bahan yang keluar membentuk planet-planet. Jika
tata surya sesuai dengan teori ini tentu di jagad raya ini banyak tata surya.

Macam-macam Makrosmos

a. Nova atau Supernova

Nova berasal dari kata Nova Stella yang berarti bintang baru. ini merupakan
bintang yang cahaya nya menjadi sangat terang secara tiba-tiba. Terang cahaya Nova
bisa 50.000 kali lebih terang dari pada matahari dan mampu bertahan hingga
berbulan-bulan sebelum akhirnya meredup kembali.

b. Lubang Hitam (BlackHole) dan Lubang Putih (WhiteHole)

Lubang hitam adalah sebuah pemusatan masa yang cukup besar sehingga
menghasilkan gaya yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat besar ini
mencengah apapun yang lolos darinya kecuali melalui pintu terowongan quantum.
Lubang hitam dapat memiliki ukuran apapun dari microkopiska sampai ke ukuran
alam raya yang dapat diamati. Sedangkan WhiteHole tidak dapat menghisap benda di
sekelilingnya namun memuntahkan material yang berasal dari tempat antah berantah
di alam semesta kita ini.

c. Galaksi

Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas
bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron, dan
lubang hitam). Kata galaksi berasal dari kata yunani Galaxias yang berarti susu yang
merujuk pada galaksi bima sakti. Tipe-tipe galaksi berkisar dari galaksi kerdil dengan
sepuluh juta bintang hingga galaksi raksasa dengan satu triliun bintang semuanya
mengorbit pada pusat galaksi yaitu Matahari (Sun).

d. Tata Surya

Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang
yang disebut matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Tata
surya terbagi menjadi matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat
planet terjauh yang berjarak sekitar seribu kali diluar bagian yang terluar.

e. Bintang dan Rasi Bintang

Bintang adalah benda langit yang mempunyai cahaya sendiri dan terdiri atas
gas pijar. Kekuatan cahaya ditentukan berdasarkan magnitude (tingkat terang).
Sedangkan rasi bintang adalah kelompok bintang yang letaknya berdekatan atau
menepel di bola langit disebut Konstelasi atau rasi bintang.
f. Nebula

Nebula dalam arti bahasa latinnya adalah “Nebulae atau kabut” adalah awan
antar bintang yang terdiri dari debu, gas, dan plasma. Awalnya nebula adalah nama
umum yang diberikan untuk semua objek astronomi yang membentang termasuk
galaksi di luar bima sakti.

B. Terjadinya Alam Semesta

1. Terbentuknya Alam Semesta

Teori Terbentuknya Alam Semesta

a. Teori Dentuman Atau Ledakan

Mengutamakan bahwa adanya suatu massa yang sangat besar dijagat raya dan
mempunyai jenis yang sangat besar, meledak dengan hebatnya akibat adanya reaksi
inti, massa yang meledak berserekan dan mengembang dengan sangat cepat serta
menjauhi pusat ledakan, massa yang berserakan itu berbentuk kelompok dengan berat
jenis relatif kecil dari massa semula yang kita kenal sebagai galaksi-galaksi ini terus
bergerak menjauhi titik Intinya.

b. Teori Ledakan Besar (Big-Bang Theory)

Teori Big Bang yaitu teori yang bisa diterima secara ilmiah sekarang untuk
menjelaskan asal mula terbentuknya alam semesta (universe).Teori ini berbunyi:

“ Alam semesta diciptakan kira-kira 15.000.000.000 (lima belas trilyun) tahun yang
lalu,kejadiannya berawal dari meledaknya atom prima atau atom awal (Primeval
Atom). Ledakan itu sangat besar dan dasyat yang menyebabkan berhamburannya
seluruh isi (Materi dan energi)atom prima itu ke segala arah.”
Dengan dasar teori Big Bang itu, para ahli sekarang berhasil mereka ulang
pembentukan alam semesta dari waktu ke waktu, dimulai dari pristiwa Big Bang
bahkan saat ini mereka dapat memperkirakan bagaimana bentuk alam semesta ini
beberapa abad nanti, contohnya jika Galaksi Bimasakti (Milkyway) tempat kita
berpijak dan galaksi tetangga yang paling dekat yaitu Galaksi Andromeda akan saling
bergerak mendekat dan suatu saat mereka akan bertabrakan.

c. Teori Ekspansi Dan Kontraksi

Dalam jangka waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah
galaksi beserta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya tenaga
yang bersumber dari reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya membentuk berbagai
unsur lain yang kompleks pada masa kontraksi, terjadi galaksi dan bintang-bintang
yang terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat
tinggi.

2. Proses Terbentuknya Alam Semesta

Setelah terjadinya ledakan (big Bang), terjadilah semacam bencana alam


semesta (cosmic cataclysm). Alam semesta dipenuhi oleh bola-bola api yang sangat
panas dan padat. Dari bola-bola api inilah kemudian terbentuk partikel-partikel dasar
dan muatan-muatan energi, dari muatan-muatan energi ini kemudian terbentuk daya-
daya kekuatan di alam semesta. Daya kekuatan alam yang diperkirakan pertama kali
terbentuk adalah daya gravitasi, kemudian daya nuklir serta daya electromagnetis.

Partikel-partikel dasar yaitu elektron, photon, neutron dan lain-lain saling


bertubrukan untuk kemudian membentuk proton dan neutron. Selama masa ini
sebagian besar energi masih berbentuk radiasi (percikan-percikan cahaya dari bola-
bola api).

Alam semesta terus mengembang dan perlahan-lahan mulai mendingin. Pada


tahap ini, inti atom hidrogen, helium dan litium mulai membentuk. Tahap selanjutnya
alam semesta mulai memasuki tahap suhu yang cukup dingin sehingga partikel-
partikel elektron yang bermuatan negatif dapat berkait dan menyatu dengan inti-inti
atom hidrogen dan helium yang bermuatan positif untuk kemudian membentuk atom-
atom yang netral. Karena alam semesta terus membesar, kepadatannya otomatis
semakin berkurang dan suhunya juga semakin mendingin.

Proses pengembangan alam semesta terus berlanjut dengan tingkat kecepatan


yang tinggi. Daya gravitasi mulai mempengaruhi tingkat kepadatan gas-gas yang
terbentuk akibat Big Bang, sehingga menciptakan gumpalan-gumpalan awan gas.
Saat gumpalan-gumpalan ini semakin memadat, inti gumpalan gas tersebut juga
bertambah padat berlipat-lipat dengan suhu yang juga terus meningkat panas sampai
akhirnya menyala sebagai bentuk awal sebuah bintang. Saat semua kantong-kantong
gas mengalami proses serupa maka kelompok bintang-bintang muda ini membentuk
menjadi sebuah gugusan bintang (galaksi). Seluruh proses di atas, dari Big Bang
hingga terbentuknya planet, bintang serta galaksi berlangsung dalam kurun waktu
milyaran tahun.Seperti halnya proses pembentukan bintang-bintang yang lain,
bintang kita, yang kita kenal dengan nama Matahati (sun) juga terbentuk dari
gumpalan atau kantong awan gas. Gumpalan awan gas yang berbentuk piringan yang
sangat luas ini beterbangan berputar-putar. Bagian tengahnya mulai padat dan
memanas untuk kemudian menyala menjadi bintang sementara materi sisa
disekelilingnya saling bertumbukan, menyatu dan menggumpal membentuk planet-
planet, bulan-bulan dan asteroid. Bumi yang merupakan bagian kecil dari material
yang menggumpal ini menjadi planet ke tiga. Dengan suhunya yang relatif lebih
dingin, memungkinkan terbentuknya atmosfer pendukung kehidupan.

3. Terbentuknya Materi Padat

Setelah big bang sampai 300.000 tahun kemudian, bentuk materi masih
berupa gas. Dari gumpalan-gumpalan gas ini selanjutnya bintang-bintang berukuran
sangat besar mulai terbentuk tetapi hanya berusia pendek karena kemudian meledak
(supernova). Setelah meledak gas-gasnya menggumpal lagi, menjadi padat, kemudian
menyala dan terbentuk bintang-bintang lagi yang berukuran lebih kecil, meledak
kembali, demikian terus menerus untuk beberapa kali sampai akhirnya terbentuk
materi-materi berat di inti bintang-bintang yang meledak. Materi-materi padat inilah
yang kemudian membentuk benda-benda di alam semesta seperti yang sekarang ini
seperti planet-planet dll bahkan unsur-unsur pembentuk tubuh kita sebagian besar
dari materi-materi berat ini.

Jadi, materi-materi padat dibentuk di dalam inti bintang melalui proses fusi
nuklir (peleburan / penyatuan materi nuklir) dan dimulai dari materi-materi ringan
seperti hidrogen dan helium. Sementara materi-materi yang lebih berat seperti
karbon, oksigen, nitrogen hingga besi dibentuk di dalam inti bintang karena memang
suhu dan tekanannya lebih memungkinkan. Materi-materi ini terlempar ke luar
angkasa saat bintang-bintang tersebut meledak.

4. Evolusi Alam Semesta

Naluri manusia selalu ingin mengetahui asal usul sesuatu, termasuk asal-usul
alam semesta. Berbagai hasil pengamatan dianalisis dengan dukungan teori-teori
fisika untuk mengungkapkan asal-usul alam semesta. Teori yang kini diyakini bukti-
buktinya menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari ledakan besar (Big Bang)
sekitar 13,7 milyar tahun yang lalu. Semua materi dan energi yang kini ada di alam
terkumpul dalam satu titik tak berdimensi yang berkerapatan tak berhingga. Tetapi ini
jangan dibayangkan seolah olah titik itu berada di suatu tempat di alam yang kita
kenal sekarang ini. Yang benar, baik materi, energi, maupun ruang yang ditempatinya
seluruhnya bervolume amat kecil, hanya satu titik tak berdimensi.

Tidak ada suatu titik pun di alam semesta yang dapat dianggap sebagai pusat
ledakan. Dengan kata lain ledakan besar alam semesta tidak seperti ledakan bom yang
meledak dari satu titik ke segenap penjuru. Hal ini karena pada hakekatnya seluruh
alam turut serta dalam ledakan itu. Lebih tepatnya, seluruh alam semesta
mengembang tiba tiba secara serentak. Ketika itulah mulainya terbentuk materi,
ruang, dan waktu.

Materi alam semesta yang pertama terbentuk adalah hidrogen yang menjadi
bahan dasar bintang dan galaksi generasi pertama. Dari reaksi fusi nuklir di dalam
bintang terbentuklah unsur-unsur berat seperti karbon, oksigen, nitrogen, dan besi.
Kandungan unsur-unsur berat dalam komposisi materi bintang merupakan salah satu
"akte" lahir bintang. Bintang-bintang yang mengandung banyak unsur berat berarti
bintang itu "generasi muda" yang memanfaatkan materi-materi sisa ledakan bintang-
bintang tua. Materi pembentuk bumi pun diyakini berasal dari debu dan gas antar
bintang yang berasal dari ledakan bintang di masa lalu. Jadi, seisi alam ini memang
berasal dari satu kesatuan.

Bukti-bukti pengamatan menunjukkan bahwa alam semesta mengembang.


Spektrum galaksi galaksi yang jauh sebagian besar menunjukkan bergeser ke arah
merah yang dikenal sebagai red shift (panjang gelombangnya bertambah karena alam
mengembang). Ini merupakan petunjuk bahwa galaksi galaksi itu saling menjauh.
Sebenarnya yang terjadi adalah pengembangan ruang. Galaksi galaksi itu (dalam
ukuran alam semesta hanya dianggap seperti partikel partikel) dapat dikatakan
menempati kedudukan yang tetap dalam ruang, dan ruang itu sendiri yang sedang
berekspansi. Kita tidak mengenal adanya ruang di luar alam ini. Oleh karenanya kita
tidak bisa menanyakan ada apa di luar semesta ini.

Secara sederhana, keadaan awal alam semesta dan pengembangannya itu


dapat diilustrasikan dengan pembuatan roti. Materi pembentuk roti itu semula
terkumpul dalam gumpalan kecil. Kemudian mulai mengembang. Dengan kata lain
"ruang" roti sedang mengembang. Butir butir partikel di dalam roti itu (analog dengan
galaksi di alam semesta) saling menjauh sejalan dengan pengembangan roti itu
(analog dengan alam).

Dalam ilustrasi tersebut, kita berada di salah satu partikel di dalam roti itu. Di
luar roti, kita tidak mengenal adanya ruang lain, karena pengetahuan kita, yang
berada di dalam roti itu, terbatas hanya pada ruang roti itu sendiri. Demikian pulalah,
kita tidak mengenal alam fisik lain di luar dimensi "ruang waktu" yang kita kenal.

Bukti lain adanya pengembangan alam semesta di peroleh dari pengamatan


radio astronomi. Radiasi yang terpancar pada saat awal pembentukan itu masih
berupa cahaya. Namun karena alam semesta terus mengembang, panjang gelombang
radiasi itu pun makin panjang, menjadi gelombang radio. Kini radiasi awal itu dikenal
sebagai radiasi latar belakang kosmik (cosmic background radiation) yang dapat
dideteksi dengan teleskop radio.

C. Anggota-Anggota Sistem Tata Surya

Sistem tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah
bintang yang disebut matahari dan semua objek yang mengelilinginya. Tata surya
terletak di dalam galaksi Bima Sakti. Galaksi merupakan kumpulan dari bintang, di
mana bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya sendiri. Matahari adalah
bintang yang paling dekat dengan bumi pada Galaksi Bima Sakti. Pada 1543,
Copernicus mengemukakan model tata surya yang disebut dengan model heliosentris
yang menjelaskan bahwa matahari berada pada pusat alam semesta dan planet-planet,
termasuk bumi, berputar mengelilingi matahari dalam orbitnya masing-masing.
Model ini mengganti model geosentris yang lebih dulu dikemukakan, yang
menjelaskan bahwa Bumi merupakan pusat dari tata surya.

Planet-Planet dalam Tata Surya

Planet-planet anggota tata surya dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu :

1. Planet dalam (inner planets) yang meliputi ; Mercurius, Venus, Bumi, dan Mars.

2.  Planet luar (outer planets) yang meliputi : Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus,
sementara Pluto masih menjadi bahan perdebatan pada akhir-akhir ini apakah dia
termasuk planet luar atau anggota dari sistem tata surya yang lain, atau ada anggapan 
sekarang Pluto adalah bagian lain dari Asteroid. Planet dalam pada umumnya
berukuran kecil tetapi relatif padat, sedangkan planet luar berukuran besar walaupun
mempunyai massa jenis yang kecil.

1. Komponen Tata Surya


Tata surya terdiri dari matahari, planet-planet, dan berbagai benda-benda
langit seperti satelit, komet, dan asteroid. Tata surya terletak di galaksi Bimasakti atau
yan biasa juga

disebut juga Milky Way. Bumi tempat kamu berpijak adalah salah satu dari delapan
planet yang ada di dalam tata surya.

a) Matahari

Matahari merupakan pusat dari tata surya. Matahari memiliki gravitasi yang besar
hingga menyebabkan anggota tata surya beredar mengelilingi matahari. Matahari
adalah bulatan gas dengan diameter 1,4 x 106 km dengan temperatur permukaan
sekitar 6.000 K. Semakin mendekati inti matahari maka temperatur matahari akan
semakin meningkat. Matahari memiliki ukuran sebesar 332.830 massa bumi. Dengan
memiliki ukuran massa yang besar ini, menimbulkan kepadatan inti yang besar agar
bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menimbulkan sejumlah energi yang
dahsyat. Lapisan-lapisan Matahari terdiri dari bagian inti yang merupakan lapisan
paling dalam matahari, fotosfer, kromosfer, dan korona yang menjadi lapisan terluar
Matahari.

b) Planet

Planet adalah benda angkasa yang tidak memancarkan cahaya sendiri dan beredar
mengelilingi matahari.

1. Merkurius

Merkurius merupakan planet yang paling dekat dengan matahari dengan jarak
merkurius – matahari sekitar 58,5 juta kilometer. Planet Merkurius tidak mempunyai
satelit dengan suhu permukaan pada siang hari adalah 450℃ dan pada malam hari
mencapai -180℃. Planet Merkurius merupakan planet terkecil dalam tata surya
dengan diameter 4.878 km. Periode revolusi Merkurius 88 hari dan periode rotasinya
59 hari.

2. Venus
Planet Venus adalah benda langit yang terang setelah matahari dan bulan.
Permukaan planet Venus terdiri awan tebal karbondioksida sehingga memiliki efek
rumah kaca yang menjadikan Venus sebagai planet paling panas pada sistem tata
surya dengan suhu konstan 460℃. Periode revolusinya 225 hari dan periode
rotasinya 241 hari. Diameter planet Venus yaitu 12.104 km. Jarak antara Venus –
Matahari 108 juta kilometer.

3. Bumi

Jarak Bumi ke Matahari sekitar 150 juta kilometer dengan periode revolusi 365,3
hari dan periode rotasi 23 jam 56 menit. Bumi memiliki satu satelit yaitu Bulan.
Diameter Bumi sebesar 12.760 km. Pada bumi ini ada atmosfer yang terdiri dari
Nitrogen (N) dan Oksigen (O) sehingga tepat untuk melindungi Bumi dari bahaya
radiasi Matahari. Hal ini menjadikan planet Bumi merupakan satu-satunya planet
dalam anggota tata surya yang dapat mendukung adanya kehidupan. Dua pertiga
planet Bumi mencakup lautan.

4. Mars
Jarak rata-rata planet Mars ke Matahari adalah 228 juta kilometer. Periode
revolusi Mars 687 hari dan periode rotasi 24 jam 37 menit. Diameter planet Maras
6.787 km dengan dua satelit yaitu Phobos dan Deimos. Atmosfer terdiri atas 95%
karbondioksida (CO₂), dan selebihnya nitrogen (N₂) dan argon (Ar). Mars banyak
mengandung besi oksida (FeO) membuat mars tampak sebagai lanet merah. Mars
memiliki atmosfer yang tipis sehingga tidak bisa menyimpan banyak panas. Oleh
karena itu suhu di Mars berkisar dari sekitar -87 ℃ di musim dingin sampai
maksimal -5 ℃ di musim panas.

5. Jupiter

Jupiter berjarak 780 juta kilometer dari Matahari dengan periode revolusi 11,86
tahun dan periode rotasi 9,8 jam. Planet Jupiter merupakan planet terbesar dalam
sistem tata surya dengan diameter 139.822 km dan massa 1,9 𝑥 1027 𝑘𝑔. Yupiter
memiliki 4 satelit besar dan 63 satelit kecil. Empat satelit terbesar Jupiter adalah Io,
Europa, Ganymede, dan Callisto. Atmosfer yupiter banyak mengandung 75%
hidrogen (H₂) dan 24% helium (He). Jupiter memiliki gas yang berwarna merah yang
akan berputar mengelilingi tengah-tengah planet Jupiter yang akan membentuk ikat
pinggang merah raksasa yang kemudian menghasilkan badai besar dipermukaan
Jupiter.

6. Saturnus

Jarak rata-rata Saturnus dengan Matahari adalah 1.425 juta kilometer dengan
periode rotasi 10 jam 2 menit dan periode revolusi 29,5 tahun. Planet Saturnus
merupakan planet kedua terbesar setelah Jupiter dengan diameter 120.500 km dengan
massa 2,68 𝑥 1026𝑘𝑔. Planet Saturnus dihiasi oleh gelang dan cincin yang tersusun
atas es dan bantuan yang sangat besar. Planet saturnus berisi banyak gas helium dan
hidrogen sehingga menyebabkan kepadatan planet sehingga planet ini bisa
mengapung di atas air. Saturnus memiliki 9 satelit yaitu Mimas, Enceladus, Tethys,
Dione, Rhea, Titan, Hyperion, Lapetus, dan Phoebe.

7. Uranus
Uranus berjarak 2880 juta kilometer dari Matahari denganperiode rotasi 10
jam 8 menit dan periode revolusi 84 tahun. Uranus merupakan planet gas yang
berwarna biru kehijauan dengan awan tebal yang menutupinya. Planet ini memiliki
atmosfer yang mengandung hidrogen (H), helium (He), dan metana (CH₄). Diameter
planet Uranus 51.120 km dengan massa 8,68 𝑥 1025𝑘𝑔. Uranus merupakan planet
terdingin di sistem tata surya dengan suhu atmosfer -224℃ dengan komposisi
atmosfer yaitu helium, hydrogen dan metana. Uranus memiliki lima satelit yaitu
Miranda, Arie, Umbriel, Titania, dan Oberon.

8) Neptunus

Neptunus merupakan planet terjauh dari Matahari. Jarak Neptunus – Matahari


adalah 4.510 juta kilometer dengan periode revolusi 164,8 tahun dan periode rotasi 19
jam. Massa neptunus 1,02 𝑥 1026𝑘𝑔 dengan diameter 50.000 km. Neptunus adalah
planet yang memiliki angin yang badai sehingga disebut dengan planet yang paling
berangin dalam tata surya. Planet neptunus ini memiliki kesamaan dengan uranus
memiliki atmosfer yang terdiri dari helium dan hidrogen serta memiliki gas metana
yang sama dengan planet neptunus. Neptunus memiliki dua satelit yaitu Triton dan
Nereid.

c) Benda-Benda Langit
1. Planet Kerdil (Dwarf Planets)

Pada sistem tata surya, memiliki planet-planet kecil yang dipandang berbeda
dengan planet-planet lain karena orbitnya tidak jelas. Berikut ini adalah planet-planet
kecil yang dimiliki tata surya antara lain Pluto, Ceres dan Eris. Sejak ditemukan
padatahun 1930 hingga 2006, pluto dianggap sebagai sebagian dari planet yang
adadidalam tata surya. Namun pada 13 Desember 2006 Pluto dimasukkan ke dalam
kategori Planet Kerdil karena tidak memenuhi salah satu syarat sebagai planet yaitu
tidak memiliki jalur orbit yang jelas dan "bersih" (tidak ada benda langit lain di orbit
tersebut).

2. Asteroid
Empat planet yang terdekat dengan Matahari yaitu Merkurius, Venus, Bumi,
dan Mars disebut dengan planet dalam sedangkan sisanya yaitu Jupiter, Saturnus,
Uranus dan Neptunus disebut planet luar. Antara planet dalam dan planet luar
terdapat sabuk. asteroid yaitu ribuan planet kecil dan pecahan-pecahan yang masih
diperdebatkan asalnya. Asteroid juga disebut planetoid. Orbitalnya yang tidak jelas
sering membuat asteroid jatuh kebumi atau ke planet lainnya.

3. Komet

Komet sangat berbeda dengan asteroid, komet adalah benda angkasa yang kecil
dan padat yang hampir seluruh isinya terbentuk dari gas dan debu yang membeku.
Komet biasa juga disebut bintang berekor. Garis edar komet tidak seperti orbit planet
atau satelit. Ada yang memiliki orbit berbentuk elips tetapi kebanyakan mempunyai
orbit berbentuk parabola. Komet terdiri atas kepala dan ekor. Ekor komet sebenarnya
merupakan bagian dari kepala komet yang terlempar keluar dari tempatnya karena
gaya dorong matahari. Semakin mendekati matahari, ekor komet akan semakin
memanjang. Komet yang jaraknya dekat dengan bumi akan secara periodik tampak
saat melintas. Misalnya komet halley yang terlihat setiap 76 tahun sekali.

4. Bulan dan Satelit


Satelit adalah suatu benda yang ada di ruang angkasa yang mengitari benda
lain dan akan tetap pada gaya tarik benda lain yang ukurannya lebih besar. Planet
yang memiliki satelit adalah Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
Bulan merupakan satelit alami Bumi yang banyak mempengaruhi gejala alam di
Bumi misalnya pasang surut air laut. Jarak Bulan – Bumi adalah 384 x 103 km
dengan diameter Bulan 0,27 kali diameter Bumi. Massa Bulan adalah 7,35 𝑥 1022kg
dengan gravitasi sama dengan 0,17 kali gravitasi Bumi. Karena Bulan tidak memiliki
atmosfer sehingga meteor mudah jatuh dan menghancurkan permukaan Bulan. Oleh
karena itu, permukaan Bulan terdiri dari dataran tinggi yang penuh dengan kepundan.

5. Meteor

Meteor adalah serpihan-serpihan benda padat yang beterbangan tidak


beraturan yang berasal dari serpihan asteroid, ekor komet atau pecahan dari benda-
benda langit lainnya yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bumi sehingga
membuat serpihan-serpihan benda langit tersebut melesat serta terbakar hingga
sampai ke arah bumi. Meteor juga disebut sebagai fenomena emisi cahaya dalam
atmoser Bumi. Kecepatan meteor memasuki atmosfer Bumi antara 11 sampai dengan
72 km/detik kemudian terbakar pada ketinggian sekitar 100 km. Meteor juga disebut
bintang jatuh. Benda langit yang beterbangan secara tidak teratur dengan orbit tidak
tetap dan tidak bercahaya disebut meteoroid. Meteoroid yang jatuh karena gaya tarik
bumi akan berpijar akibat gaya gesekan atmosfer bumi. Jika mencapai permukaan
bumi tanpa terbakar habis disebut meteroit

D. BUMI SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM TATA SURYA

Bumi adalah planet ketiga dari 8 planet dalam tata surya. Diperkirakan
usianya mencapai 4,6milyar tahun jarak antara bumi dengan matahari adalah 149,6
juta kilometer atau 1 AU (ASTRONOMICAL UNIT). Bumi kita tidak bulat
sempurna, melainkan pepat pada kutub – kutubnya dan menggelembung pada
equatornya. Jari- jari dikutub bumi adalah 6.356,8 Km sedangkan pada equator jari-
jari nya 6.378,2 Km. Tepat nya bola bumi ini disebabkan pada saat baru terbentuk
bumi belum terlalu padat dan rotasinya membuat menggelembung pada bagian yang
tegak lurus sumbu rotasi, yaitu bagian equator.
Selain memiliki massa jenis bumi juga melakukan rotasi. Rotasi adalah
perputaran bumi berputar pada porosnya. Waktu yang diperlukan bumi untuk berotasi
satu kali dmengitari porosnya adalah 1 hari atau 24 jam (tepatnya adalah 23 jam 56
menit 4,09 detik). Arah rotasi bumi adalah “arah timur” yaitu dari barat ke timur.

Rotasi bumi terhadap porosnya menyebabkan :

1.      Pergantian siang dan malam hari.

2.      Gerak semu harian benda langit.

3.      Penggembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi.

4.      Perbedaan waktu untuk tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya.

Bumi juga melakukan Revolusi yaitu gerak bumi mengitari matahari. Arah
revolusi sama dengan arah rotasi, yaitu berlawan dengan arah jarum jam.Arah
revolusi bumi ini diciptakan sebagai “arah timur”, yaitu gerak dari timur ke barat.
Satu kali revollusi bumi (disebut periode revolusi bumi) memerlukan waktu 362,25
hari (tepatnya 365 hari 6 jam 9Tmenit 10 detik).

Revolusi bumi mengitari matahari menyebabkan :

1.      Pergantian musim

2.      Perubahan lamanya siang dan malam

3.      Gerak semu tahunan matahari

4.      Terlihatnya bintang yang berbeda dari bulan ke bulan.

STRUKTUR BUMI
1) Komposisi dan Struktur

Bumi adalah sebuah planet kebumian, yang artinya terbuat dari batuan, berbeda
dibandingkan gas raksasa seperti Jupiter. Planet ini adalah yang terbesar dari empat
planet kebumian, dalam kedua arti , massa dan ukuran. Dari ke empat panet
kebumian, juga memiliki kepadatan tertinggi, gravitasi permukaan terbesar, medan
magnet terkuat dan rotasi paling cepat. Bumi juga merupakan satu-satunya planet
kebumian yang memiliki lempeng tektonik yang aktif.

2) Bentuk

Bentuk planet bumi sangat mirip dengan bulatan gepeng (ablate spheroid).
Sebuah bualtan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan
buncitan pada khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi,menyebabkan
ukuran diameter khatulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke
kutub. Diameter rata-rata dari bulatan bumi adalah 112.742 km, atau kira-kira
40.000km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinidikan sebagai1/10.000.000
jarak antara khatulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Prancis.

3) Lapisan bumi

Menurut komposisi (jenis dari materialnya), bumi dapat dibagi menjadi lapisan-
lapisan sebagai berikut :
a. Kerak bumi

Kerak bumi adalah lapisan terluar dari bumi yang terbagi dua kategori, yaitu
kerak samudera dan kerak benua. Kerak samudera memiliki ketabalan sekitar 5-10
km, sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan 20-70 km. penyusun kerak
samudera yang utama adalah batuan basalt, sedangkan penyusun utama kerak benua
adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak bumi dan sebagian mantel
bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.
Temperature kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya
temperatur kerak menyentuh angka 200-400o C. Kerak bumi terdiri dari zat padat
yang disebut batuan (termasuk pasir, tanah, abu gunung berapi, kerikil, tanah liat,
dll). Menurut kejadiannya, batuan di bedakan ata 3 golongan, yaitu:

a) Batuan beku (batuan magma)


Terjadi dari magma yang cair dan panas membeku di dalam atau diluar
bumi akibat tempraturnya turun.
b) Batuan sedimen (endapan)
Air, angin, es mengikis batuan dan hasil kikisannya diendapkan ke
tempat lain,misalnya tanah liat, pasir, dll.
c) Batuan metamorf (batuan malihan)
Batuan sedimen maupun batuan beku yang telah mengalami
perubahan sifat, karena suhu yang tinggi atau tekanan yang berat.

b. Mantel bumi

Mantel bumi terletak di antara kerak dan ini bumi. Mantel bumi merupakan
batuan yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada bagian mantel bagian
atas ± 1500oC-300oC.
Sesuai dengan namanya, lapisan ini bersifat melindungi bagian dalam bumi. Lapisan
ini tyerdiri dari tiga bagian yaitu sebagai berikut:

a) Listofer, 
artinya lithos = batuan, sphaira = bulatan. Lapisan ini terdiri dari dua
lapisan, yaitu (1) lapisan “sial” (Silicium dan Aluminium) dan (2) lapisan
“sima” (Silicium dan Magnesium)
b) Astenosfer,
wujudnya agak kental, tebalnya 100-400 km. Diduga lapisan ini
sebagai tempat formasi magma. Pada lapisan ini pula sintesis batuan dan
mineral di bentuk.
c) Mesofer,
wujudnya padat dengan tebal sekitar 2400-2750 km, terletak di bawah
astenosfer. Pada perbatasan dengan inti bumi terdapat transisi, dimana
kecepatan gelombang menurun dengan tajam.
c.  Inti Bumi

Lapisan ini bumi dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam.
Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 2.200oC. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan
diameter sebesar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya
4.500oC.

Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

1.      Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh
dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama
karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi.

2.      Litosfer

Litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan
padat.litosfer tersusun dalm dua lapisan, yaitu kerak dan selubung yang tebalnya 50-
100 km. litosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan
pergeseran benua.

3.      Hidrosfer

Air adalah senyawa gabungan dua atom hydrogen dengan satu atom oksigen
menjadi H2O. sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah parairan. Lapisan air
yang menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer.

4.      Biosfer

Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdidri dari


gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. System ini mencakup semua makhluk
hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh. Secara
etimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang
berarti lapisan. Dengan demikian dapt di artikan biosfer adalah lapisan tempat tinggal
makhluk hidup.

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA MENURUT AL QURAN


Banyak terdapat penjelasan tentang proses terbentuknya langit dan bumi di
dalam Al Qur’an, salah satunya: “Dan sumgguh, kami telah menciptakan langit dan
bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami tidak merasa
letih sedikitpun.” (Qs. Qaf: 38).

Dari ayat di atas sudah dapat dipahami bahwa pencipta langit dan bumi
beserta seluruh isinya ialah Allah proses penciptaan tersebut terjadi selama enam
masa, namun sebenarnya banyak yang berbeda pendapat dalam menafsirkannya
mulai dari enam hari, enam masa, enam periode, dan enam tahapan. Satu hari bukan
berarti 24 jam, dalam Al Qur’an pun diumpamakan secara berbeda-beda, ada yang
1.000 tahun (Qs. Al Hajj: 47) dan 50.000 tahun (Qs. Al-Ma’arij: 4), belum ada
penafsiran pasti tentang itu.

Dalam Qs. An-Nazi’at:27-33, para ahli mengambil kesimpulan bahwa proses


penciptaan langit dan bumi terjadi dalam enam masa atau enam periode, urutan masa
tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, yang artinya sebagai berikut:

“Apakah penciptaanmu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya?
[27], Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyemperunakannya [28], dan Dia
menjadikan malamnya (gelap gulita) dan menjadikan siangnya (terang benderang)
[29], dan setelah itu bumi Dia hamparkan [30], darinya Dia pancarkan mata air dan
(ditumbuhkan) tumbuhan-tumbuhannya [31], dan gunung-gunung Dia pancangkan
dengan teguh [32], (semua itu) untuk kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu.
[33]”. (Qs. An-Nazi’at: 27-33).

Banyak terdapat penjelasan tentang proses terbentuknya langit dan bumi di


dalam Al Qur’an, salah satunya: “Dan sumgguh, kami telah menciptakan langit dan
bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami tidak merasa
letih sedikitpun.” (Qs. Qaf: 38).

Dari ayat di atas sudah dapat dipahami bahwa pencipta langit dan bumi
beserta seluruh isinya ialah Allah proses penciptaan tersebut terjadi selama enam
masa, namun sebenarnya banyak yang berbeda pendapat dalam menafsirkannya
mulai dari enam hari, enam masa, enam periode, dan enam tahapan. Satu hari bukan
berarti 24 jam, dalam Al Qur’an pun diumpamakan secara berbeda-beda, ada yang
1.000 tahun (Qs. Al Hajj: 47) dan 50.000 tahun (Qs. Al-Ma’arij: 4), belum ada
penafsiran pasti tentang itu.

Dalam Qs. An-Nazi’at:27-33, para ahli mengambil kesimpulan bahwa proses


penciptaan langit dan bumi terjadi dalam enam masa atau enam periode, urutan masa
tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, yang artinya sebagai berikut:

“Apakah penciptaanmu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya?
[27], Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyemperunakannya [28], dan Dia
menjadikan malamnya (gelap gulita) dan menjadikan siangnya (terang benderang)
[29], dan setelah itu bumi Dia hamparkan [30], darinya Dia pancarkan mata air dan
(ditumbuhkan) tumbuhan-tumbuhannya [31], dan gunung-gunung Dia pancangkan
dengan teguh [32], (semua itu) untuk kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu.
[33]”. (Qs. An-Nazi’at: 27-33).

Masa Pertama (Qs. An-Nazi’at: 27) 

Pada masa atau periode ini, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan
besar yang disebut Big Bang, ledakan besar tersebut sebagai awal lahirnya ruang dan
waktu, termasuk materi.

Dari ledakan besar tersebut terbentuklah awan debu atau dukhan,


ketika dunkhan berkondensasi sambil berputar dan memadat disitu terbentuk unsur
hidrogen, saat temperature dunkhan mencapai 20 juta derajat selsius, terbentuklah
helium dari reaksi inti sebagian atom hidrogen, lalu sebagian hidrogen yang lain
berubah menjadi energi berupa pancaran sinar infra-red.

Masa Kedua (Qs. An-Nazi’at:28)

Ayat ini menerangkan tentang proses pengembangan dan penyempurnaan,


dalam ayat ini terdapat kata “meninggikan bangunan” yang memberi pengertian
bahwa alam semester mengembang, galaksi-galaksi saling menjauh dan langit makin
tinggi, sedangkan kata “menyempurnakan” memiliki arti bahwa alam ini tidak semata
mata terbentuk, melainkan sebuah proses evolutif atau bertahap.

Masa ketiga (Qs. An-Nazi’at: 29)

Di ayat tersebut terdapat kalimat “Dia menjadikan malamnya (gelap gulita)


dan menjadikan siangnya (terang benderang)” Masa ini adalah dimana terbentuknya
matahari sebagai sumber cahaya dan bumi berotasi sehingga terjadi siang dan malam.

Masa keempat (Qs. An-Nazi’at: 30)

Pada masa ini daratan bumi muncul, dahulu kala terjadi tumbukan antara
matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental
ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet diantaranya adalah Bumu.
Penghamparan yang dimaksudkan adalah pembentukan superkontinen pangaea di
permukaan Bumi. Ketika bumi baru terbentuk belum ada daratan yang ada hanyalah
batuan-batuan yang berpijar dengan suhu ratusan derajat selsius. hidrogen yang
terdapat pada komet bereaksi dengan unsur-unsur yang ada dibumi kemudian menjadi
uap dan turun sebagai hujan (space)

Masa kelima (QS.An-Nazi’at:31)

Dalam ayat 31 ini menunjukan bahwa dimana terjadi evolusi bumi dari tidak
ada air menjadi ada air, air tersebut berasal dari komet yang menghantam bumi,
hydrogen yang terdapat pada komet berekasi dengan unsur-unsur yang terdapat di
bumi dan terbentuk uap air, uang air ini kemudian turun sebagai hujan. Bukti air
berasal dari komet ialah rasio deuterium dan hidrogen pada air laut sama dengan rasio
pada komet, semua kehidupan berasal dari air, setelah air muncul kehidupan seperti
tumbuhan-tumbuhan pun bermunculan.

Masa keenam (Qs. An-Nazi’at: 32-33)

Gunung-gunung dipancangkan artinya, gunung terbentuk setelah penciptaan


daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan. Gunung memiliki akar di dalam
tanah atau bisa disebut juga pasak, fungsi gunung ialah menyetabilkan kerak bumi
mencegah goyangnya tanah. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat 33, setelah
terbentuknya gunung, terciptalah hewan dan manusia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Proses Terbentuknya Alam Semesta dan Penghuninya

Alam Semesta menurut orang Babylonia merupakan suatu ruangan atau


selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang sebagai
atapnya dan menurut teori terbentuknya ada 2 macam

a) Teori dentuman dan ledakan

b) Teori ekspansi dan kontraksi

2. Terjadinya Galaksi

Galaksi adalah calon bintang atau kelompok bintang yang jumlahnya ribuan
juta dan terdapat di alam semesta.

Menurut fowler kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu, galaksi di alam semesta
yang jumlahnya rubuan tidaklah seperti galaksi yang ada pada saat ini. Pada waktu
galaksi masih merupakan kabut gas hydrogen yang sangat besar, kabut gas hedrogen
tersebut bergerak berlahan-lahan dan berpitar pada porosnya,sehingga seolah-olah
berbentuk bulat karena gaya beratnya, kabut gas hydrogen mengadakan kontraksi
sehingga bagian luar dari kabut gas hydrogen tersebut banyak yang tertinggal,

Menurut macamnya galaksi dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

a) Galaksi berbentuk spiral


b) Galaksi berbentuk Elips
c) Galaksi berbentuk tak beraturan.

3. Terjadinya Bumi dan Sistem Tata Surya

Terjadi bumi dan sistem tata surya banyak tokoh yang menjelaskan terjadinya
bumi dan tata surya diantaranya : Immanuel Kant dan Piere Simon Marquis
DAFTAR PUSTAKA

Cornelis Wowor, 1999, Hukum Kamma Budhis, Rora Karya, Jakarta Darmika,
Vererable, S., 1990. All About Budhism, terjemahan Arya Tjahyadi, Yayasan
Dharma dipa Arana, Surabaya.
Buku: Penciptaan Bumi dalam perspektif al-quran dan sains

Mustafa KS. Alam Semesta dan Kehancurannya. Penerbit Percetakan Offcet.


Dr. Mawardi. Dkk. IAD, ISD, IBD Penerbit Pustaka Setia. See. Harun Yahya, The
Evolution Deceit: The Scientific Collapse of Darwinism and Its Ideological
Background, Istanbul, 1998.
Hetherington, Norriss S. Cosmology: Historical, Literary, Philosophical, Religious,
and Scientific Perspectives. Garland Publishing, New York: 1993.
Gal-Or, Benjamin, Cosmology, Physics and Philosophy, Springer Verlag, 1981, 1983,
1987, New York.
http://hadirukiyah2.blogspot.com/2010/01/terbentuknya-alam-semesta-dan.html
(diakses tanggal 17 September 2020)

Anda mungkin juga menyukai