Anda di halaman 1dari 17

MODUL 4 KEGIATAN BELAJAR 1

PERPANGATAN/PENARIKAN
PADA BILANGAN BULAT
DAN SISTEM BILANGAN
ROMAWI
A. PERPANGKATAN DAN
PENARIKAN AKAR PADA
BILANGAN BULAT
1. Perpangkatan

Perpangkatan merupakan perkalian berulang dari suatu bilangan yang sama.


Contoh : 2 x 2 x 2 x 2 x 2 dapat kita tulis menjadi 2
5

2 Dibaca “dua di pangkatkan lima” atau di singkat “dua pangkat lima”


5
2 Disebut bilangan poko/bilangan yang dipangkatkan,dan
3 Disebut pangkat atau eksponen
2. Sifat sifat perpangkatan
a. Sifat perkalian bilangan perpangkatan
Aturan umum untuk perkalian perpangkatan dengan bilangan pokok yang sama dapat
diturunkan dengan cara menuliskan perkaliannya secara lengkap.contoh

a x a = (a x a) x (a x a x a)
2 3 m n
a x a = (a x a x a x....x a) x (a x a x a x…x a)
m faktor m faktor
2 faktor 3 faktor
=axaxaxaxa = a x a x a x…..a
m+n faktor
m+n
5 faktor =a
=a
5
b. Sifat pembagian bilangan berpangkat
Secara umum pembagian dua bilangan berpangkat dengan bilangan pokok yang sama di
peroleh dengancara mengurangkan eksponen pembagi dari eksponen bilangan yang di
bagi, yaitu :

C. Sifat distributive perpangkatan terhadap perkalian


c
(a x b) = (a x b) x (a x b) x (a x b) x…..x (a x b)
Sebanyak c faktor

= (a x a x a x…..x a)(b x b x b x …..x b)


Sebanyak c faktor Sebanyak c faktor
Maka dari itu kita simpulkan
c c c
c c (a x b) = a x b
=axb
d. Sifat distributive perpangkatan terhadap pembagian
Sama halnya dengan sifat distributive perpangkatan terhadap perkalian,sifat yang keempat
ini juga dapat dibuktikan denga metode yang sama

(a : b) = (a : b) x (a : b) x (a : b) x…..x (a : b)
Sebanyak c faktor

= (ac x a x a x..: x a)(b x b x b x …..x b)


Sebanyak c faktor Sebanyak c faktor

c c
Maka dari itu kita simpulkan
=a:b c c c
(a : b) = a : b
e. Sifat perkalian eksponen eksponen

Mari kita cermati sifat perkalian eksponen eksponen sebagaimana dibawah ini

b c b b b b
( a ) = a x a x a x……x a
Sebanyak c faktor

bxc
= (a x a x a x….x a) x (a x a x a ….x a) x (a x a x a….x a) = a
b b b
= a x a x…x a
Sebanyak c faktor
Maka dari itu kita simpulkan
c
b b b
( ab ) = a x a x…x a
Sebanyak c faktor
c
c
f. Sifat eksponen negatif (modul 4.8)

Secara umum kita dapat menuliskan sifat eksponen negatif yaitu :

g. Sifat bilangan nol dalam perpangkatan (modul hal 4.9)


a
• 0=0
0 1
• a=a
0
• 0 = tidak di definisikan
3. Penarikan Akar
Penarikan akar adalah inverse dari perpangkatan
Penjelasan dengan langkah-langkah:
Penarikan akar pada bilangan bulat hanya dilakukan pada bilangan bulat positif.  Proses mencari
akar pangkat dua adalah proses  inverse dari proses mencari kuadrat. Dapat dilihat pada pasangan
bilangan 4 dan 2, pasangan 9 dan 3, pasangan 16 dan 4, sebagai relasi “kuadrat dari” yaitu :
4 adalah kuadrat dari 2
9 adalah kuadrat dari 3
16 adalah kuadrat dari 4
 Jika dilihat pada perpangkatannya dapat ditulis dalam bentuk pangkat dua (kuadrat), yaitu :
4 = 2²
9 = 3²
16 = 4²
Lambang untuk relasi akar (akar pangkat dua) adalah yang berlaku secara universal sehingga
 secara singkat notasi penarikan akar.  Contoh :
25 = 5 , sebab 5² = 25,

     Secara umum dapat ditulis :


a =b , sebab b²= a

Penarikan akar dari sebuah bilangan dapat dipandang sebagai pemfaktoran bilangan itu atas faktor-
faktor yang sama , misalnya :
16 = 4x 4   = 4
  
 Dalam hal ini jelas bahwa pangkat akarnya menunjukan banyaknya faktor yang sama. Pangkat
akar ini dapat ditingkatkan lebih lanjut,misalnya :
3
adalah
8 bilangan yang bila dipangkatkan 3 sama dengan 8
Hal ini berarti: 3
8 =2,sebab 2 dipangkatkan 3 =8

Secara umum kita dapat menuliskan lambang penarikan akar hubungan dengan perpangkatan
sebagai berikut sebab b dipangkatkan m
a  bm=a
,
Proses pemfaktoran sebuah bilangan menjadi 2 faktor, 3 faktor, atau lebih faktor-faktor yang sama
meliputi pembagian pangkatnya oleh 2, oleh 3, dst, misalnya:
3
9  9  3x3  32 = 32:2 = 3
     
 Secara umum dapat kita simpulkan bahwa untuk
m
tiga buah bilangan a, m, dan n berlaku hubungan:

m
An = an:m
dibaca: “akar pangkat m dari a pangkat n adalah sama dengan a pangkat n dibagi m”.
4. Kesalahan konsep dalam perpangkatan dan
penarikan akar
Beberapa kesalahan yang sering terjadi :
a. Masih ada siswa yang melakukan perkalian antara bilangan pokok dengan pangkatnya
(eksponennya)
b. Dalam melakukan perkalian bilangan berpangkat dengan bilangan pokok yang sama
sering pula terjadi dilakukan dengan mengalikan pangkatnya
c. Kesalahan yang sering terjadi,yaitu pada pembangian bilangan berpangkat oleh bilangan
pokok yang sama dilakukan dengan cara membagi pangkatnya
d. Dalam menentukan hasil sebuah bilangan berpangkat yang dibagi oleh bilangan yang
pangkatnya lebih besar,sehingga menghasilkan bilangan negative,walaupun prosesnya
sudah benar.
e. Demikian pula pada penarikan akar masih terjadi beberapa kesalahan konsep,diantaranya
mereka sudah memahami bahwa: “akar pangkat m dari a pangkat n adalah sama dengan a
pangkat n di bagi m” sehingga memberikan hasil perhitungan yang benar,tetapi prosesnya
terjadi kesalahan
f. Dalam penarikan akar,memang kita memahami bahwa sebuah bilangan positif merupakan
hasil kali dari bilangan positif atau dua bilangan negative.karena banyaknya anggapan
bahwa akar pangkat dua dari sebuah bilangan positif mempunyai dua kemungkinan
nilai,yaitu nilai positif dan nilai negatifnamun demikian dalam penarikan akar di batasi
hanya pada bilangan positif saja,kita tetapkan sebagai definisi:
Akar pangkat dua dari bilangan positif adalah nilai yang positif
B. PENERAPAN BIALANG
BULAT PADA KEHIDUPAN
SEHARI HARI
PENERAPAN BIALANG BULAT PADA
KEHIDUPAN SEHARI HARI
soal soal bentuk cerita seringkali di jumpai dalam matematika.berikut ini merupakan
alternative petunjuk bagaiman kita sebagai guru membimbing siswa untuk dapat memahami
bentuk soal cerita antara lain :
1. Mengerti persoalan
Hal hal perlu di pahami oleh siswa :
• Apa yang di ketahui (mencari keterangan yang esensial)
• Apa yang di tanyakan
2. Merencanakan penyelesaian
Langkah langkah seperti berikut
• Mengumpulkan informasi /data dengan yang di tanyakan dalam bentuk symbol symbol
matematikaata yang sesuai agar dapat menentukan operasi hitung
• Membuat model matematikanya
3. Melaksanakan penyelesaian.
• Menyelesaikan soal cerita adalah menyelesaikan kalimat (model) matematika yang telah
dibuat
• Setiap langkah harus dicek untuk mengetahui kebenarannya sehingga para siswa dapat
menyelesaikan penyelesaiannya sendiri
4. Memeriksa kembali
Penyelesaian yang telah di dapat harus di cek kembali.pertanyaan pertanyaan dari dalam
diri para siswa perlu ditumbuhkan oleh kita sebagai guru,diantaranya:
• Sudah cocokkal hasilnya?
• Apa tidak ada hasil lain?
• Apakah ada cara lain untuk penyelesaiannya?
• Dengan cara yang berbeda,apakah hasilnya sama?
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai