Anda di halaman 1dari 16

MODUL PEMBELAJARAN

KAPITA SELEKTA MATEMATIKA SMA

Dosen Pengampu: Dr. Andika Setyo B. L., M.Pd.

Disusun oleh:
Lailatul Fitritah 21184202009
Amaliyah Mukmilah 21184202013
Darojatul Aulia 21184202019
Angkatan 2021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
2023
 BILANGAN PRIMA DAN KOMPOSIT
Bilangan prima adalah bilangan asli yang hanya mempunyai tepat 2 faktor, yaitu satu dan
bilangan itu sendiri. Contoh bilangan prima yaitu 2,3,5, 7,11,…
Bilangan komposit adalah bilangan asli yang mempunyai lebih dari 2 faktor. Contoh bilangan
komposit yaitu, 4, 6, 8, 9,10 ,….

Teorema
“Untuk setiap bilangan komposit n, maka terdapat bilangan prima p sehingga p∨n dan p ≤ √ n
jadi jika tidak ada bilangan prima p yang dapat membagi n dengan p ≤ √ n, maka n adalah bilangan
prima.”

Contoh:
1. Tentukan apakah bilangan-bilangan berikut merupakan bilangan prima atau majemuk.
a) 157
b) 221
Jawab:
a) Bilangan-bilangan prima yang ≤ √ 157 adalah 2, 3, 5, 7, 11. Karena tidak ada diantara
bilangan-bilangan tersebut yang dapat membagi 157 maka157 merupakan bilangan prima.
b) Bilangan-bilangan prima yang ≤ √ 221 adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13. Karena 13 | 221 maka 221
adalah bilangan komposit.
2. Tentukan semua pasangan-pasangan bilangan asli a dan b sehingga a²– b² = 1991.
Jawab:
1991 = 11 × 181
a² – b² = ( a + b ) ( a – b ) = 1991
( a + b ) ( a – b ) = 1 × 1991 atau ( a + b ) ( a – b ) = 11 × 181
Kemungkinan 1 Kemungkinan 2
a + b =1991 a + b = 181
a–b =1 a – b = 11
……………….+ ………………+
2a = 1992 2a = 192
a = 996 a = 96
b = 995 b = 85
Teorema
“Jika p bilangan prima dan p | ab maka p | a atau p | b”
Bukti:
Andaikan p ∤ a .
Karena p prima maka (a,p) =1 atau (a, p) = p.
Karena p ∤ a, maka (a,p)=1 sehingga p | b.
Dengan jalan yang sama jika diandaikan p ∤ b maka dapat dibuktikan p | a

Contoh:
Tentukan nilai maksimum n sehingga 3n merupakan faktor dari 100!
Jawab:
100! = 100 × 99 × 98 × 97 × 96 × … × 3 × 2 × 1
Himpunan bilangan kelipatan 3 ≤ 100 = {3, 6, 9, … , 99 } ⇒ ada 33
Jelas bahwa 333 | 100!
Himpunan bilangan kelipatan 32 ≤ 100 = {9, 18, 27, …, 99} ⇒ ada 10
Himpunan bilangan kelipatan 33 ≤ 100 = { 27, 54, 81} ⇒ ada 3
Himpunan bilangan kelipatan 34 ≤ 100 = { 81 } ⇒ ada 1
…………………+
Jumlah 48
Jelas 348 | 100!, jadi n = 48

Penerapan Faktorisasi Prima Untuk Mencapai FPB Dan KPK


Siswa bisa menentukan FPB dan KPK menggunakan pohon faktor atau faktorisasi prima. KPK
suatu bilangan bulat diperoleh dari perkalian faktor-faktor bilangan prima yang memiliki pangkat
terbesar dan mengalikannya juga dengan faktor yang tidak sama. Sedangkan FPB suatu bilangan
bulat diperoleh dari perkalian faktor-faktor bilangan prima yang memiliki pangkat terkecil dengan
hanya faktor yang sama.

Contoh:
Tentukan FPB dan KPK dari 24, 30, 36!
Jawab: 24= 2×3 ; 30= 2×3×5 ; 36= 22×32 . Sehingga, FPB = 2× 3=6 KPK = 23×32×5 = 360
 MODULAR
Banyak konsep aritmatika yang dapat digunakan untuk mengerjakan masalah-masalah yang
berkenaan dengan kalender. Misalkan, hari minggu pada bulan Juli 2006 jatuh pada tanggal 2, 9, 16,
23, dan 30. Selisih dari sebarang dua buah tanggal-tanggal tersebut mempunyai kelipatan 7. Tanggal
1 dan tanggal 29 jatuh pada hari yang sama karena 29 – 1 = 28, dan 28 adalah juga kelipatan 7. Kita
katakan bahwa 29 adalah kongruen 1 modulo 7 dan kita tulis 29 1 (mod 7). Hal yang sama, karena
selisih 18 dan 6 adalah kelipatan 12, kita tulis 18 6 (mod 12). Hal ini membawa kita kepada definisi
berikut.

Definisi
Misalkan n adalah suatu bilangan bulat positif, a dan b adalah suatu bilangan bulat. a dikatakan
kongruen b modulo n, ditulis:
a b (mod n)
jika dan hanya jika a – b adalah kelipatan n.
Untuk memantapkan pemahaman kita tentang definisi di atas, perhatikan contoh di bawah ini:
1. Periksa kebenaran pernyataan berikut ini:
(a) 3 24 (mod 7)
(b) –31 11 (mod 7)
(c) –15 -64 (mod 7)
(d) 13 -1 (mod 7)
(e) 23 3 (mod 7)
Jawab:
(a) 3 24 (mod 7) benar karena 3 – 24 = -21 kelipatan dari 7
(b) –31 11 (mod 7) benar karena –31 – 11 = -42 kelipatan dari 7
(c) –15 -64 (mod 7) benar karena –15 + 64 = 49 kelipatan dari 7
(d) 13 -1 (mod 7) benar karena 13 + 1 = 14 kelipatan dari 7
(e) 23 3 (mod 7) salah karena 23 – 3 = 20 bukan kelipatan dari 7.
Jika a – b bukan kelipatan dari n, atau ditulis n ∤ (a – b), maka kita katakan bahwa a tidak
kongruen b modulo n dan ditulis a b (∤mod n). Sebagai contoh, 23 3 (∤mod 7).

2. Tentukan semua bilangan bulat x sedemikian sehingga x 1 (mod 10).


Jawab:
x 1 (mod 10) jika dan hanya jika x – 1 = 10 k untuk setiap k bilangan bulat.
Jika k = 0, 1, 2, 3, … maka berturut-turut x = 1, 11, 21, 31, …
Begitu pula k = -1, -2, -3, … maka berturut-turut x = -9, -19, -29, …
Dua barisan tersebut digabungkan sehingga himpunan penyelesaian x 1 (mod 10) adalah:
…, -29, -19, -9, 1, 11, 21, 31, … .

Pada contoh 2 di atas, tampak bahwa stiap elemen pada 1, 11, 21, 31, …, mempunyai sisa 1
jika dibagi oleh 10. Secara umum dapat dikatakan bahwa dua buah bilangan cacah adalah kongruen
modulo n jika dan hanya jika sisanya pada pembagian oleh m adalah sama.

Sifat1
Misalkan n suatu bilangan bulat positif dan a, b, c, dan d bilangan bulat sebarang berlaku:
1. a ≡ a (mod n)
2. Jika a ≡ b (mod n) maka b ≡ a (mod n)
3. Jika a ≡ b (mod n) dan b ≡ c (mod n) maka a ≡ c (mod n)
4. Jika a ≡ b (mod n) dan c ≡ d (mod n) maka a + c ≡ b + d (mod n)
5. Jika a ≡ b (mod n) dan c ≡ d (mod n) maka ac ≡ bd (mod n)
6. Jika a ≡ b (mod n) maka a + c ≡ b + c (mod n)
7. Jika a ≡ b (mod n) maka ac ≡ bc (mod n)
8. Jika a ≡ b (mod n) maka ak ≡ bk (mod n) untuk bilangan k bilangan bulat positif sembarang
 PERSAMAAN DIOPHANTINE
Persamaan Diophantine adalah persamaan yang terdiri dari satu persamaan dan beberapa
variabel bilangan bulat. Persamaan diophantine terbagi menjadi dua yakni persamaan diophantine
linier dan tidak linier.
 Persamaan Diophantine Linier
Persamaan diophantine linier sederhana dapat diselesaikan dengan menggunakan logika
sederhana.
Contoh:
Tentukan x dan y bulat positif yang memenuhi persamaan:
a. x + y=5
b. 2 x+ y =12
c. x +3 y=10
Penyelesaian:
a. ( x , y ) =¿ x + y =5 adalah (1,4) ,(2,3),(3,2),(4,1)
b. ( x , y ) =¿ 2 x + y=12=¿ y=12−2 x adalah ( 1,10 ) , ( 2,8 ) , ( 3,6 ) , ( 4,4 ) , ( 5,2 )
c. ( x , y ) =¿ x +3 y=10=¿ x=10−3 x adalah ( 7,1 ) , ( 4,2 ) , ( 1,3 )

Teorema
Jika d=FPB ( a , b ) dan x 0 , y 0 penyelesaian persamaan Diophantine ax +by =c maka penyelesaian
umum persamaan tersebut adalah:
b a
x=x 0 + k y= y 0− k
d d

Contoh:
Tentukan penyelesaian umum persamaan diophantine 738 x+ 621 y=45.
Penyelesaian:
738=1× 621+117
621=5 × 117+36
117=3 ×36+9
36=4 × 9+0
Jadi (738 , 621)=9. Karena 9∨45 maka persamaan di atas mempunyai penyelesaian.
9=117 – 3 ×36
¿ 117 – 3( 621−5 ×117)
¿−3 ×621+16 ( 117 )
¿−3 ×621+16 ( 738−1 ×621 )
¿−19 ( 621 )+16 ( 738 )
¿ 738 ( 16 ) +621 (−19 )
Kalikan kedua ruas dengan 5
45=738 ( 80 ) +621 (−95 )
Didapat x 0=80 dan y 0=−95

Penyelesaian umumnya adalah


621
x=80+( ) k=80+ 69 k
9
738
y=−95 –( )k =−95−82 k
9

 Persamaan Diophantine Tak Linier


Persamaan Diophantine Tak Linier diselesaikan dengan pemfaktoran seperti
f ( x , y ) . g ( x , y )=c
Contoh:
Tentukan banyaknya pasangan bilangan bulat positif ( m , n ) yang merupakan solusi dari
4 2
persamaan + =1
m n
Penyelesaian:
4 2
+ =1
m n
4 n+ 2m
=1
mn
4 n+2 m=mn
mn−2 m−4 n=0
( m−4 ) ( n−2 )−8=0
Kemudian mencari nilai m dan n
( m−4 ) ( n−2 )=8 → 1× 8=2 × 4=4 × 2=8 ×1
( m−4 ) ( n−2 )=1 ×8 → m=5 dan n=10
( m−4 ) ( n−2 )=2 × 4 →m=6 dan n=6
( m−4 ) ( n−2 )=4 ×2 →m=8 dan n=4
( m−4 ) ( n−2 )=8 ×1 → m=12 dan n=3
Jadi banyaknya pasangan adalah 4.
 PERSAMAAN KUADRAT
Persamaan kuadrat adalah sebuah persamaan polinomial (suku banyak) yang pangkat
tertingginya 2 atau berorde 2. Contohnya yaitu: 5 x 2+6 x +10=0

Bentuk Umum Persamaan Kuadrat


Berikut ini bentuk umum dari persamaan kuadrat: a x 2 +bx+ c=0
Untuk:
 a adalah koefisien dari x 2 dan
 b adalah koefisien dari x
 c adalah konstanta
 x adalah variabel yang nilainya belum diketahui dan memenuhi persamaan kuadrat di atas.

Contoh-contoh persamaan kuadrat:


Persamaan Kuadrat/ Nilai
Bentuk Persamaan Alasan
Bukan a, b, dan c
a = 10
Sesuai dengan bentuk umum
2
10 x +15 x +20 Persamaan Kuadrat b = 15
persamaan kuadrat
c = 20
a = 13
Memiliki pangkat tertinggi 2
2
13 x +25 x Persamaan Kuadrat b = 25
dengan variabel x
c= 0
Memiliki pangkat tertinggi 3
7 x 3+ 6 x2 +5 Bukan Persamaan Kuadrat -
dengan variabel x
Pangkat tertinggi 1, akan -
menjadi persamaan kuadrat
9 y ( y −1) Bukan Persamaan Kuadrat
jika diselesaikan menjadi
2
9 y −9 y
3 x+ 21 Bukan Persamaan Kuadrat Pangkat tertingginya 1 -

Menyusun Persamaan Kuadrat


Untuk menyusun persamaan kuadrat bisa dilihat dari beberapa kondisinya, kali ini kita bahas 2
kondisi, yaitu:
1. Menyusun Persamaan Kuadrat Jika Akar-Akarnya Diketahui
Misalkan akar-akar dari persamaan kuadrat adalah  x 1 dan x 2. Untuk mendapatkan persamaan
kuadratnya, bisa mensubstitusi akar-akar tersebut ke persamaan berikut:
( x−x 1 ) ( x−x 2 )=0

Kenapa harus disubstitusi ke persamaan di atas? Karena jika ingin mendapatkan akar-akar dari
persamaan kuadrat, salah satu caranya adalah dengan memfaktorkan persamaan kuadrat
tersebut. Nah, bentuk persamaan( x−x 1 ) ( x−x 2 )=0 adalah hasil dari pemfaktoran persamaan
kuadrat.

Contoh:
Tentukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya 2 dan 3!
Jawab:
Diketahui akar-akar persamaan kuadrat 2 dan 3, artinya x 1=2 dan x2 =3.
Kemudian, kedua akar tersebut disubstitusikan ke persamaan ( x−x 1 ) ( x−x 2 )=0 , sehingga
menjadi:
( x−x 1 ) ( x−x 2 )=0 ( x−2 ) ( x−3 )=0 x 2−3 x−2 x+6=0x 2−5 x+ 6=0

Jadi, persamaan kuadrat yang akar-akarnya 2 dan 3 adalah  x 2−5 x+ 6=0 

2. Menyusun persamaan kuadrat jika diketahui jumlah dan hasil kali akar-akarnya
Kita misalkan akar-akar persamaan kuadrat adalah  x 1 dan x 2. Jika yang diketahui pada soal
hanya jumlah dan hasil kali akar-akarnya, maka untuk mendapatkan persamaan kuadratnya,
Sobat Pintar bisa menggunakan rumus berikut ini :

x 2−( x 1 + x2 ) + ( x1 . x 2 ) =0

atau
b c
x 2+ x+ =0
a a
b c
dengan x 1+ x2= dan x 1 . x 2=
a a
2
Nah, sebenarnya bentuk persamaan  x −( x 1 + x2 ) + ( x1 . x 2 ) =0  merupakan hasil kali silang dari

persamaan ( x−x 1 ) ( x−x 2 )=0 , yang kita gunakan untuk mencari persamaan kuadrat di metode
sebelumnya.

Contoh:
Tentukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya adalah  x 1 dan x 2, jika diketahui jumlah dan
hasil kali akarnya berturut-turut adalah 7 dan 12!
Jawab:
Diketahui akar-akarnya x 1 dan x 2.
Kemudian, hasil jumlah akar-akarnya adalah 7, berarti x 1+ x2=7.
Lalu hasil akar-akarnya adalah 12, berarti x 1 . x 2=12.
2
Selanjutnya, tinggal disubstitusikan ke persamaan x −( x 1 + x2 ) + ( x1 . x 2 ) =0 
Sehingga menjadi: x 2+ 7 x +12=0

Menyelesaikan Persamaan Kuadrat


Solusi yang digunakan untuk menentukan nilai yang memenuhi persamaan kuadrat didapatkan
saat hasil dari substitusi sama dengan nol dan biasa disebut dengan akar-akar persamaan. Biasanya
ada 2 akar-akar dari persamaan kuadrat yang didapatkan. Ada 3 cara untuk menentukan akar-akar
persamaan kuadrat, yaitu:
1. Cara Memfaktorkan
Faktorisasi adalah mengubah penjumlahan suku-suku aljabar menjadi bentuk perkalian.
Metode ini digunakan dengan mengubah bentuk persamaan kuadrat.
a x 2 +bx+ c=0 menjadi ( px+ s)( qx+r )

Contoh:
Akar-akar persamaan kuadrat  x 2−4 x−12=0 adalah ....
Jawab:
Dapat diselesaikan dengan cara memfaktorkan:

x −4 x−12=0( x +2 )( x−6 )=0 x=−2 atau x =6


2

Sehingga, kita dapat akar-akarnya -2 dan 6.


2. Melengkapi kuadrat sempurna
Melengkapkan kuadrat sempurna adalah metode dengan mengubah bentuk umum ke dalam
bentuk kuadrat sempurna seperti: (x +5)2 atau (3 x+ 7)2

Metode ini mengubah bentuk a x 2 +bx+ c=0 menjadi bentuk:


2
x + bx+ () ()
b 2 b 2
2
=
2
−c

( x + b2 ) =( b2 ) −c
2 2
2

Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari  x 2−4 x+ 4=9 dengan melengkapkan kuadrat sempurna!
Jawab:

x 2−4 x+ 4=9( x−2 ) =9( x−2 )= √ 9 x 1=3+2=5 atau x 2=−3+2=−1


2

Sehingga, HP = {5, -1}

3. Rumus ABC
Metode ini memanfaatkan nilai (a , b) dan (c ) dari suatu persamaan kuadrat untuk
mendapatkan akar-akar a x 2 +bx+ c=0 . Nilai x 1 dan x 2 dapat dicari dengan menggunakan
rumus berikut:
−b ± √ b −4 ac
2
x 1,2=
2a

Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari x 2−7 x+ 3=0 !  
Jawab:
Dari persamaan x 2−7 x+ 3=0 ,
Ditemukan nilai:
a=1 , b=−7 danc=3
−b ± √ b2−4 ac −(−7 ) ± √ (−7 ) −4 ( 1 )( 3 )
2
7 ± √ 49−12 7 ± √ 37 7 ± √ 37
x 1,2= x 1,2= x 1,2= x 1= ; x 2=
2a 2( 1) 2 2 2

7 ± √ 37 7 ± √ 37
Sehingga HP = ( ; )
2 2
LATIHAN SOAL

1. Suatu bilangan bulat a ≥ 2 merupakan bilangan prima jika faktornya hanyalah a dan 1. Misalkan M
menyatakan perkalian 100 bilangan prima yang pertama. Berapa banyakkah angka 0 diakhir
bilangan M?
A. 0 D. 3
B. 1 E. 4
C. 2
2. Berapakah sisa nilai dari pembagian (7×9×10) oleh 8..?
A. 5 D. 8
B. 6 E. 9
C. 7
3. Banyaknya pasangan bilangan asli ( x , y ) yang memenuhi x +2 y =100 adalah….
A. 33 D. 80
B. 49 E. 100
C. 50
4. Indra berlari tiga kali lebih cepat dari kecepatan Abong berjalan kaki. Misalkan Abong yang lebih
cerdas dari Indra menyelesaikan ujian pada pukul 02:00 siang dan mulai berjalan pulang. Indra
menyelesaikan ujian pada pukul 02:12 siang dan berlari mengejar Abong. Pada pukul berapakah
Indra tepat akan menyusul Abong?
A. 02:15 D. 02.18
B. 02:16 E. 02.19
C. 02:17
5. Misalkan N adalah bilangan bulat terkecil yang bersifat: bersisa 2 jika dibagi 5, bersisa 3 jika
dibagi 7, dan bersisa 4 jika dibagi 9. Berapakah hasil penjumlahan digit-digit dari N?
2 2 3 3
6. Misalkan m dan n akar-akar persamaan kuadrat 4 x2 + px +8=0 dengan p ≠ 0, serta + =m +n ,
m n
maka nilai dari p2−16 adalah ………
KUNCI

1. Banyaknya digit 0 diujung penulisan desimal sebuah bilangan bergantung kepada pangakat 10
yang menjadi faktor bilangan tersebut. Dalam kasus ini faktor m yang merupakan pangkat 10
hanyalah berasal dari 2 digit dan 5 (yang prima). Karena faktor 2 hanya muncul sekali dalam
perkalian, jadi tidak mungkin bilangan tersebut habis dibagi 10n dengan n ≥ 2 untuk setiap n
bilangan asli. Akibatnya digit 0 hanya muncul sekali diujung bilangan M. Jawaban B.

2. (7×9×10) mod 8 = ((7 mod 8)(9 mod 8)(10 mod 8)) mod 8
= (7×1×2) mod 8
= 14 mod 8
= 6 ……………… Jawaban B

3. Persamaan diatas menunjukkan bahwa selama nilai y bulat, maka nilai x juga akan bulat. Nilai y
terkecil yang mungkin dipilih adalah y=1 (bilangan asli), sedangkan nilai y terbesarnya adalah
y=49. Masing-masing nilai y menghasilkan bilangan asli x . ini artiya, akan ada 49 pasangan
( x , y ) yang terbentuk. Jawaban B.

4. Misalkan VA, SA, dan TA masing-masing menyatakan kecepatan, jarak dan waktu yang ditempuh
oleh Abong. Sedangkan VR, SR, dan TR masing-masing menyatakan kecepatan, jarak dan waktu
yang ditempuh oleh Indra.

Perhatikan bahwa pada saat Reza menyusul Andre jarak yang telah mereka tempuh adalah sama,
maka: SR=SA→ VA. TA = VR .TR…..(1)

Kemudian karena Abong lebih dulu 12 menit dalam menyelesaikan ujian, maka: TR = TA -12…..
(2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:
VA. TA = VR….(TA-12) …..(3)

Selanjutnya karena kecepatan berlari Indra adalah 3 kali lebih cepat dari kecepatan Abong
berjalan, maka: VR = 3VA….(4)
Dari persamaan (3) dan (4) diperoleh:
VA. TA = 3VA. (TA-12) → TA = 3TA-36
→ 2TA= 36
→TA = 18
→TR = TA-12
= 18-12
=6

Jadi waktu yang diperlukan oleh Indra untuk tepat menyusul Abong adalah 6 menit yaitu pada
pukul 02:12 + 00.06 = pukul 02:18 siang. Jawaban D.

5. N = 2 mod 5
N = 3 mod 7
N = 4 mod 9

FPB (5, 7, 9) = 1
KPK (5, 7, 9) = 315 = M

63 n1 = 1 mod 5 45 n2 = 1 mod 7 35 n3 = 1 mod 9


3 n1 = 1 mod 5 3 n2 = 1 mod 7 8 n3 = 1 mod 9
n1 = 2 n2 = 5 n3 = 8

N = ( 2 ×63 ×2 ) + ( 3 × 45 ×5 ) + ( 4 ×35 ×8 ) mod 315


= 2047 mod 315
= (1890 + 157) mod 315
= 157 mod 315
N = 157

6. Dari persamaan kuadrat 4 x2 + px +8=0, diketahui:


−p
Jumlah akarnya adalah m+n=
4
Hasil kali akarnya: mn=2
Dengan demikian, diperoleh:
2 2 3 3 2m+2 n 3 2n 2 2 ( m+n )
+ =m +n =( m+n ) −3 m −3 mn =( m+n )3−3 mn ( m+n )
m n mn mn

( ( )) ( ) ( ) ( )
3
−p −p −p 3
2 = −3 ( 2 ) 2 −p =− p + 3 p Bagi kedua ruas dengan p
4 4 4 4 64 2

−1 − p2 3 p 2 7 p2= 7 × 64 2
= + + p =112
4 64 2 64 4 4

Sehingga, p2−16=112−16=96

Anda mungkin juga menyukai