Anda di halaman 1dari 39

Teori Bilangan

FPB dan KPK


ADE KUMALASARI, M.PD
PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS JAMBI
TEOREMA 1. EUCLIDEAN

Misalkan m dan n bilangan bulat, n > 0. Jika m dibagi dengan


n maka terdapat bilangan bulat unik q (quotient) dan r
(remainder), sedemikian sehingga

m = nq + r
dengan 0  r < n.
CONTOH

(i) 1987 ÷ 97 = 20, sisa 47


1987 = 97  20 + 47

(ii) –22 ÷ 3 = –8, sisa 2


–22 = 3(–8) + 2

meskipun dapat ditulis juga dengan –22 = 3(–7) – 1, namun


bentuk ini salah karena r = –1 (syarat 0  r < n)
FAKTOR PERSEKUTUAN
TERBESAR (FPB)
Disebut juga dengan Pembagi Bersama Terbesar (PBB).
Misalkan a dan b bilangan bulat tidak nol.
 Pembagi bersama terbesar (PBB – greatest common
divisor atau GCD) dari a dan b adalah bilangan bulat
terbesar d sedemikian hingga d | a dan d | b.
Dalam hal ini kita nyatakan bahwa PBB(a, b) = d atau
(a, b) = d.
CONTOH

Faktor pembagi 45: 1, 3, 5, 9, 15, 45;


Faktor pembagi 36: 1, 2, 3, 4, 9, 12, 18, 36;
Faktor pembagi bersama 45 dan 36: 1, 3, 9

 (45, 36) = 9
TEOREMA 2

Misalkan m dan n bilangan bulat, dengan syarat n >


0 sedemikian sehingga

m = nq + r
Dengan 0  r < n, maka:
(m, n) = (n, r)
CONTOH

Misalkan m = 60, n = 18,


Maka 60 = 18  3 + 6
sehingga (60, 18) = (18, 6) = 6
ALGORITMA EUCLIDEAN

Algoritma euclidean digunakan untuk mencari


PBB dari dua buah bilangan bulat.

Algoritma ini ditemukan oleh Euclides, seorang


matematikawan Yunani yang menuliskan
algoritmanya tersebut dalam buku, Element.
ALGORITMA EUCLIDEAN
Misalkan m dan n adalah bilangan bulat tak negatif dengan m
 n. Misalkan r0 = m dan r1 = n.
Lakukan secara berturut-turut pembagian untuk memperoleh
r0 = r1q1 + r2 0  r2  r1,
r1 = r2q2 + r3 0  r3  r2,

rn– 2 = rn–1 qn–1 + rn 0  rn  rn–1,
rn–1 = rnqn + 0
ALGORITMA EUCLIDEAN
Menurut Teorema 2,
 
(m, n) = (r0, r1) = (r1, r2) = … = (rn– 2, rn– 1) = (rn– 1, rn) = (rn, 0) = rn
 
Jadi, PBB dari m dan n adalah sisa terakhir yang tidak nol dari
runtunan pembagian tersebut
ALGORITMA EUCLIDEAN
Diberikan dua buah bilangan bulat tak-negatif m dan n (m 
n). Algoritma Euclidean berikut mencari pembagi bersama
terbesar dari m dan n.
Algoritma Euclidean
1. Jika n = 0, maka m adalah (m, n);
2. tetapi jika n  0, bagilah m dengan n dan misalkan q adalah
hasil bagi dan r adalah sisanya.
3. Ganti nilai m dengan nilai n dan nilai n dengan nilai r, lalu
ulang kembali ke langkah 1.
CONTOH
  
Misalkan m = 80, n = 12, dan dipenuhi syarat m ≥ n

Sisa pembagian terakhir sebelum 0 adalah 4, maka (80,12) = 4


KOMBINASI LANJAR
  
Jika a dan b adalah bilangan bulat, maka
suatu kombinasi linear dari a dan b adalah
jumlah dari bentuk , dimana m dan n adalah
bilangan bulat.
CONTOH
  
Tentukan kombinasi linear dimana m dan n keduanya bilangan bulat.
Jawab :
Kita ambil sebarang bilangan bulat m dan n :
m = 1 dan n = -1, maka 9.1 + 15.(-1) = -6
m = -2 dan n = 1, maka 9.(-2) + 15.1 = -3
m = 0 dan n = 0, maka 9.(0) + 15.0 = 0
m = 2 dan n = -1, maka 9.2 + 15.(-1) = 3
m = -1 dan n = 1, maka 9.(-1) + 15.1 = 6, dan seterusnya.
Dapat ditunjukkan bahwa kombinasi linear dari 9 dan 15 adalah himpunan {…, -12, -9, -6,
-3, 0, 3, 6, 9, 12, …}.
KOMBINASI LANJAR
(a,b) dapat dinyatakan sebagai kombinasi
lanjar (linear combination) a dan b dengan
dengan koefisien-koefisennya.

Contoh
(80, 12) = 4
4 = (-1)  80 + 7  12
TEOREMA 3
Misalkan a dan b bilangan bulat
positif, maka terdapat bilangan bulat
m dan n sedemikian sehingga

(a, b) = ma + nb.
CONTOH
Nyatakan (21, 45) sebagai kombinasi lanjar dari 21 dan 45.

Solusi:
45 = 2 (21) + 3 ...... (i)
21 = 7 (3) + 0

Sisa pembagian terakhir sebelum 0 adalah 3, maka PBB(45, 21) = 3


Dengan menggunakan persamaan (i) diperoleh
45 = 2 (21) + 3
45 – 2 (21) = 3
Maka, 3 = 45 – 2 (21) merupakan kombinasi lanjar dari 45 dan 21
CONTOH
Nyatakan (312, 70) sebagai kombinasi lanjar dari 312 dan 70.

Solusi:
312 = 4 (70) + 32 ...... (i)
70 = 2 (32) + 6...... (ii)
32 = 5 (6) + 2 ...... (iii)
6 = 3 (2) + 0
Sisa pembagian terakhir sebelum 0 adalah 2, maka PBB(312, 70) = 2
Dengan menggunakan persamaan (iii) diperoleh
32 = 5 (6) + 2
32 – 5 (6) = 2 ...... (iv)
CONTOH
Dengan menggunakan persamaan (ii) diperoleh
70 = 2 (32) + 6
70 – 2 (32) = 6 ...... (v)
Dengan menggunakan persamaan (i) diperoleh
312 = 4 (70) + 32
312 – 4 (70) = 32 ...... (vi)
Subtitusikan (v) ke (iv) diperoleh
70 – 2 (32) = 6
32 – 5 (70 – 2 (32)) = 2
32 – 5 (70) + 10 (32) = 2
11 (32) – 5 (70) = 2 ...... (vii)
CONTOH
Subtitusikan (vi) ke (vii) diperoleh
11 (312 – 4 (70)) – 5 (70) = 2
11 (312) – 44 (70) – 5 (70) = 2
11 (312) – 49 (70) = 2

Maka, 2 = 11 (312) – 49 (70) merupakan kombinasi lanjar dari 312 dan 70


RELATIF PRIMA
Dua buah bilangan bulat a dan b dikatakan relatif
prima jika (a, b) = 1

Contoh
20 dan 3 relatif prima karena (20, 3) = 1
7 dan 11 relatif prima karena (7, 11) = 1
20 dan 5 tidak relatif prima karena (20, 5) = 5  1
RELATIF PRIMA

Jika a dan b relatif prima, maka terdapat


bilangan bulat m dan n sedemikian sehingga

ma + nb = 1
CONTOH

Bilangan 20 dan 3 adalah relatif prima


karena (20, 3) = 1, dan dapat ditulis dengan 2
(20) – 13 (3) = 1 dimana m = 2 dan n = –13
Catatan:
Nilai m dan n dapat diperoleh dengan try and error, atau menggunakan
konsep pada teorema 3
CONTOH
20 dan 5 tidak relatif prima karena (20, 5) = 5  1 sehingga
20 dan 5 tidak dapat dinyatakan dalam m.20 + n.5 = 1

Catatan:
Pembuktian lebih lanjut dapat menggunakan konsep pada
teorema 3
CONTOH

Buktikan untuk setiap bilangan bulat positif


n dan a, maka (a, a + n) habis membagi n.
CONTOH
 
Misalkan (a, a + n) = d

Maka:

misal
Karena maka
TEOREMA TERKAIT PBB
TEOREMA 4
 
Jika dan adalah bilangan bilangan bulat dengan ,

maka (dengan kata lain, dan relatif prima)


TEOREMA 5
Diberikan a, b, dan c bilangan bulat. Maka
(a + cb, b) = (a, b)
TEOREMA 6
Jika a dan b adalah bilangan bulat, keduanya tidak 0,
maka suatu bilangan bulat positif d adalah pembagi
persekutuan terbesar dari a dan b jika dan hanya jika
 d|a dan d|b, dan
 Jika c adalah suatu bilangan bulat dengan c|a dan c|
b, maka c|d.
TEOREMA 7
Jika a1, a2, ….. an adalah bilangan bulat, semuanya
tidak 0, maka
(a1, a2, …., an-2, an-1, an) = (a1, a2, …., an-2, (an-1, an))
TEOREMA 8
 
Setiap bilangan bulat positif lebih dari satu dapat

dinyatakan sebagai kelipatan atau faktor-faktor prima


secara tunggal, dalam urutan yang tidak menurun

Contoh:
Faktorisasi beberapa bilangan bulat positif:
PENGGUNAAN FAKTORISASI
BILANGAN PRIMA
  
Faktorisasi bilangan prima dapat digunakan untuk menentukan FPB,
diberikan min (a,b) menyatakan minimum dari dua bilangan a dan b,
diberikan faktorisasi dari bilangan prima untuk a dan b adalah
,
dimana untuk setiap eksponen dari a adalah bilangan bulat non negatif
dan untuk setiap bilangan prima yang muncul dari faktorisasi bilangan
prima a dan b terdapat pada keduanya, mungkin dengan pangkat 0. Kita
tuliskan:
(a,b)= (FPB)
CONTOH

  
Tentukan FPB dari 720 dan 2100.
KELIPATAN PERSEKUTUAN
TERKECIL (KPK)
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari
dua bilangan bulat tidak nol a dan b adalah
bilangan bulat positif terkecil yang dapat
dibagi oleh a dan b.
KELIPATAN PERSEKUTUAN
TERKECIL (KPK)
 
Faktorisasi bilangan prima juga dapat digunakan untuk menentukan

KPK, diberikan max (a,b) menyatakan maksimal dari dua bilangan a


dan b, diberikan faktorisasi dari bilangan prima untuk a dan b adalah
,
dimana untuk setiap eksponen dari a adalah bilangan bulat non negatif
dan untuk setiap bilangan prima yang muncul dari faktorisasi bilangan
prima a dan b terdapat pada keduanya, mungkin dengan pangkat 0.
Kita tuliskan:
[a,b]= (KPK)
CONTOH

  
Tentukan KPK dari 720 dan 2100.
TEOREMA 9
  
Jika a dan b bilangan bulat positif, maka ,
dengan berturut-turut adalah kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dan faktor
persekutuan terbesar (FPB) dari a dan b.
CONTOH

  
Tentukan KPK dari 720 dan 2100.

Anda mungkin juga menyukai