Anda di halaman 1dari 20

FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DAN KELIPATAN PERSEKUTUAN

TERKECIL (KPK)

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Matematika II
Yang dibina oleh Ibu Dr. Santi Irawati, M.Si.

Oleh:
Yuliana Herlinawati (160311801333)
Chauriyah Dehani TPN (160311801609)
Nindita Putri Novitasari (160311801354)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FEBRUARI 2017
FAKTOR PRIMA DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)
Definisi 2.11 Faktor Persekutuan Terbesar

Misalkan a , b Z dengan a 0 atau b 0 . Suatu bilangan bulat d adalah faktor

persekutuan terbesar dari a dan b , jika semua kondisi berikut terpenuhi:


+ , d >0
1. d Z

2. da dan db

3. ca dan cb berakibat cd

Contoh:

FPB dari a=16 dan b=24 adalah 8 karena memenuhi:

1. 8 adalah bilangan bulat positif

2. 816 dan 824

3. 216 dan 224 berakibat 28

Teorema selanjutnya menunjukkan bahwa faktor persekutuan tebesar d dari a

dan b ad ajika paling sedikitnya tidak sama dengan 0. Bukti juga menunjukkan bahwa

d adalah kombinasi linear dari a dan b , itu adalah, d=ma+nb untuk bilangan

bulat m dan n .

Teorema 2.12 Faktor Persekutuan Terbesar

Misalkan a dan b bilangan bulat, salah satunya tidak 0. Maka ada faktor

persekutuan terbesar tunggal d dari a dan b .

a,bZ , a atau b 0 , maka ( a , b ) =d , d dapat ditulis sebagai

d=am+bn

untuk suatu bilangan bulat m dan n , dan d adalah bilangan bulat positif terkecil

yang dapat ditulis dalam bentuk ini.


Eksistensi. Bukti: Misalkan a dan b bilangan bulat, salah satunya tidak 0. Jika

b=0 , maka a 0 , sehingga |a|>0 . Faktor persekutuan terbesar dari a dan b

adalah d=|a| , dan salah satu d=a ( 1 ) +b (0) atau d=a (1 )+ b (0) .

Andaikan b 0 . Perhatikan bahwa himpunan S dari semua bilangan bulat dapat ditulis

+
dalam bentuk ax +by untuk beberapa bilangan bulat x dan y , dan misalkan S

adalah himpunan dari bilangan bulat positif di S . Himpunan S berisi

+
b=a ( 0 )+b (1) dan b=a ( 0 ) +b (1 ) , sehingga S tidak kosong. Dengan

+
teorema Well-Ordering, S mempunyai unsur terkecil misal d , d=am+bn .

Kita memiliki d positif, dan kita akan menunjukkan bahwa d adalah faktor

persekutuan terbesar dari a dan b .

Dengan Algoritma keterbagian, ada bilangan bulat q dan r sedemikian hingga

a=dq+r dengan 0 r d . Dari persamaan ini,

r=adq

a( am+ bn ) q

a ( 1mq ) +b (nq)

Demikian r di S={ax +by } , dan 0 r d . Dengan memilih dari d sebagai

+
elemen terkecil di S , itu harus benar bahwa r=0 dan da , demikian pula dapat

ditunjukkan bahwa db .

Jika ca dan cb , maka a=cv dan b=cw untuk bilangan bulat v dan

w . Karena itu, d=am+bn

cvm+cwn
c ( vm+ wn )

Hal ini menunjukkan bahwa cd . Dari definisi 2.1 tentang FPB, d=am+bn adalah

faktor persekutuan terbesar dari a dan b . Itu mengikuti pilihan dari d sebagai

+
elemen terkecil S bahwa d bilangan bulat positif terkecil yang dapat ditulis dalam

bentuk ini.
Ketunggalan

Untuk menunjukkan bahwa faktor persekutuan terbesar dari a dan b adalah

tunggal, asumsikan bahwa d 1 dan d 2 adalah dua faktor persekutuan terbesar dari a

dan b , maka harus benar bahwa d 1d 2 dan d 2d 1 . Karena d 1 dan d 2

bilangan bulat positif, ini berarti bahwa d 1=d 2 . (Lihat Exercise 21 of Section 2.3)

Catatan: ( a , b ) =d d=am+ bn , m, n

Konvers dari Teorema 2.1.2 tidak berlaku. Contoh penyangkal:


4=8 ( 2 ) +6 (2) tetapi ( 8,6 ) =2 4

PR
( a , b ) =1 1=am +bn , m , n Z

Bukti:
( ) ( a , b ) =1 1=a m+bn , m , n Z

Bukti:

Diketahui ( a , b ) =1 berdasarkan teorema 2.2 maka dapat dituliskan

1=am +bn , m , n Z .

()

1=am +bn , m , n Z ( a , b )=1

Bukti:
Diketahui
1=am +bn , m , n Z
Teorema
a b
Jika a , b Z dan d=(a , b), maka ( d , d )=1

Bukti:

Misalkan a , b Z dan (a , b)=d

a b
Kita akan tunjukkan bahwa d dan d tidak mempunyai pembagi persekutuan yang

a
positif kecuali 1. Misalkan e adalah suatu bilangan bulat positif yang membagi d dan

b a b
membagi e e
d , yaitu dapat dituliskan menjadi d dan d . Maka, menurut

a b
definisi keterbagian, =ke dan =te untuk suatu k , t Z . Dengan demikian
d d

a=dek dan b=det , berarti de adalah faktor pesekutuan dari a dan b. Karena de adalah

faktor persekutuan dari a dan b, dan d adalah faktor persekutuan terbesar dari a dan b, maka

a b
de d. Akibatnya e haruslah sama dengan 1. Jadi: ( d , d )=1 .

Sewaktu-waktu faktor persekutuan terbesar dari a dan b bukan 0 , bukti dari

teorema terkahir menentapkan eksistensi dari ( a , b ) , tetapi mencari bilangan bulat positif

terkecil S={ax +by } bukan metode terbaik untuk menemukan faktor persekutuan terbesar.

Prosedur dikenal sebagai Algoritma Euclid memberikan metode sistematik untuk

menemukan (a , b) ketika b>0 . Itu dapat juga digunakan untuk menemukan bilangan

bulat m dan n sedemikian hingga ( a , b ) =am+ bn . Prosedur ini terdiri dari aplikasi

berulang dari Algoritma keterbagian menurut pola berikut, ketika a dan b adalah

bilangan bulat dengan b>0 .

Algortma Euclid
a=b q 0+ r 1 , 0 r 1< b

b=r 1 q1 +r 2 ,0 r 2 <r 1

r 1=r 2 q 2+r 3 , 0 r 3<r 2

r k =r k+1 qk +1+ r k+2 , 0 r k+2 <r k +1

Karena bilangan bulat r 1 ,r 2 , , r k+2 mengurangi dan semua nonnegatif. Ada bilangan

bulat terkecil n sedemikian hingga r n+1 =0 :

r n1=r n q n+ r n+1 , 0=r n+1

Jika kita menempatkan r 0=b , sisa r n terakhir tidak 0 adalah faktor persekutuan

terbesar dari a dan b . Pembuktian dari pernyataan ini ditinggalkan sebagai latihan.

Sebagai contoh, kita akan menemukan faktor persekutuan terbesar dari 1492 dan 1776

. Pilihlah bilangan terbesar sebagai a . Secara umum, a , b Z dengan a=bq+r

dengan 0 r<|b| .

Contoh: melakukan aritmatika untuk Algoritma Euclidean, kita memiliki a=1776 dan

b=1492 .

1776= (1 ) ( 1492 ) +284( q0=1,r 1=284)

1492=(5) ( 284 )+72( q1=5, r 2=72)

284=( 3 ) (72 )+68 (q 2=3,r 3=68)

72=( 1 ) ( 68 ) +4 (q 3=1, r 4=4)

68= ( 4 )( 17 ) +0 (q 4=17, r 5=0)

Demikian terakhir bersisa tidak 0 yaitu r n=r 4=4 , dan ( 1776,1492 )=4 .

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Algoritma Euclidean juga dapat digunakan

untuk menemukan bilangan bulat m dan n sedemikian hingga


( a , b ) =am+ bn

Kita dapat memperoleh bilangan bulat melalui pemecahan sisa terakhir nonzero dan

mensubstitusikan sisa dari mendahului persamaan berturut-turut hingga a dan b

menyajikan persamaan. Untuk contoh, sisa di contoh 1 dapat dinyatakan sebagai


284=( 1776 ) ( 1 )+ (1492 ) (1 )

72=( 1492 ) ( 1 )+ (284 ) (5 )

68= (284 ) ( 1 )+ (72 ) (3 )

4=( 72 ) ( 1 )+(68)(1)

Substitusikan sisa dari persamaan sebelumnya berturut-turut, kita memiliki


4=( 72 ) ( 1 )+[ ( 284 ) ( 1 ) + ( 72 )(3 ) ](1)

( 72 )( 1 ) + ( 284 )(1 ) + ( 72 )( 3 )

( 72 )( 4 ) +(284)(1) setelah substitusi pertama

[ ( 1492 )( 1 ) + ( 284 )(5 ) ] ( 4 )+(284)(1)

( 1492 )( 4 ) + ( 284 )(20 ) + ( 284 )(1 )

( 1492 )( 4 ) +(284)(21) setelah substitusi kedua

( 1492 )( 4 ) + [ ( 1776 ) ( 1 ) + ( 1492 )(1 ) ] (21 )

( 1492 )( 4 ) + ( 1776 ) (21 )+ (1492 ) ( 21 )

( 1776 ) (21 ) +(1492)(25) setelah substitusi ke tiga

Kemudian m=21 dan n=25 bilangan bulat sedemikian hingga


4=1776 m+1492 n

Sisanya dicetak dalam huruf tebal di setiap langkah-langkah sebelumnya, dan kita secara

hati-hati (menghindari) melakukan perkalian yang melibatkan sisa. m dan n tidak

tunggal dalam persamaan ( a , b ) =am+bn

Untuk melihat ini, hanya menambah dan mengurangi perkalian ab :


( a , b ) =am+ ab+bnab=a ( m+ b ) +b (na)

' '
Kemudian m =m+ b dan n =na adalah sepasang bilangan bulat sedemikian hingga

( a , b ) =a m ' +bn ' .

Definisi 2.13 Bilangan yang Saling Relatif Prima

Dua bilangan bulat a dan b bilangan yang saling relative prima jika faktor

persekutuan terbesarnya adalah 1.


Di dua bagian berikutnya pada bab ini, kita membuktikan beberapa hasil yang

menarik tentang bilangan bulat prima relative untuk bilangan bulat n yang diberikan.

Teorema 2.14 berguna dalam membuktikan hasil tersebut.


Contoh: tentukan 2 bilangan bulat yang saling relatif prima.

Penyelesaian: ambil sebarang a , b bilangan bulat dan ( a , b ) =1 .

a=3 dan b=7 . FPB ( 3,7 )=1

Teorema 2.14

Jika a dan b bilangan yang saling relatif prima dan abc , maka ac

Bukti: karena a dan b saling relatif prima, maka berarti ( a , b ) =1 dan abc .

Karena ( a , b ) =1 , ada bilangan bulat m dan n sedemikian hingga 1=am +bn ,

dengan teorema 2.12, karena abc maka ada bilangan bulat q sedemikian hingga

bc=aq . Sekarang,

1=am +bn c =acm+ bcn

c=acm+aqn karena bc=aq

c=a ( cm+ qn )

ac

Kemudian teorema terbukti.


Di antara bilangan bulat, ada yang memiliki jumlah faktor paling sedikit yang
mungkin.
Catatan: Konvers dari teorema 2.14 berlaku.

Adib :ac ( a , b ) =1 dan abc

Bukti: diketahui ac , hal ini berarti c=ak , untuk suatu k Z .


c=ak cb=akb , untuk suatu b Z

cb=a ( kb )

Berdasarkan teorema keterbagian maka acb

Karena acb maka dapat dituliskan dengan a=cb

Definisi 2.15 Bilangan Bulat Prima

Suatu bilangan bulat p disebut bilangan prima jika p>1 dan pembagi dari

p hanya 1 dan p .

Catatan bahwa kondisi p>1 membuat p positif dan memastikan bahwa p 1 .

Pengecualian 1 dari himpunan bagian prima menjadi mungkin pernyataan dari Teorema
Faktorisasi Tunggal. Sebelum menggali bahwa, kita membuktikan sifat penting dari bilangan
bulat prima di teorema 2.16.

Contoh: 3 adalah bilangan bulat prima, karena pembagi dari 3 hanya 1 dan 3 .

Sedangkan 9 bukan bilangan bulat prima, karena pembagi dari 9 adalah 1, 3, 9 .


Teorema 2.16 Lemma Euclid s

Jika p bilangan prima dan pab maka pa atau pb .

Bukti:

Anggap p bilangan prima dan pab .

Jika pa , maka bukti selesai maka anggap p a .

Hal ini berarti 1=( p ,a) , karena pembagi positif dari p hanya 1 dan p . Sehingga

berdasarkan teorema 2.14 maka pb . Karena pb jika p tidak membagi a

berakibat teorema tersebut benar sebarang kasus.


Konversnya tidak berlaku, karena misal p=6, a=12, b=18 . 612 atau 618

tetapi 6 bukan bilangan prima.

Corollary 2.17

Jika p bilangan prima dan p(a1 a2 an ) , maka p membagi suatu a j .

Teorema 2.18 Teorema Faktorisasi Tunggal

Setiap bilangan bulat positif Pn salah satunya 1 atau dapat dinyatakan sebagai

hasil kali dari bilangan bulat prima, dan faktorisasi tersebut tunggal kecuali untuk urutan
faktor.
Bukti:
Akan dibuktikan dengan menggunakan induksi lengkap.

Misalkan Pn pernyataan yang dapat dinyatakan sebagai n=1 atau dapat dinyatakan

ebagai suatu hasil kali bilangan prima. Kita akan membuktikan bahwa Pn benar untuk

+ P1 dapat diselesaikan dengan


semua n Z dengan aturan kedua dari Induksi Terbatas.

mudah. Asumsikan bahwa Pm benar untuk semua bilangan bulat positif m<k . Jika

k adalah bilangan prima, maka k adalah hasil kali dengan satu faktor bilangan prima,

dan Pk benar.

Andaikan k bukan bilangan prma, maka k =ab dengan a atau b adalah tidak

sama dengan 1. Oleh karena itu, 1<a< k dan 1<b< k . Dengan hipotesis induksi, Pa

benar dan Pb benar. Bahwa a=p 1 p2 p r dan b=q1 q2 q s dan k dinyatakan

sebagai hasil kali bilangan prima. Jadi, Pk benar, akibatnya Pn benar untuk semua

bilangan positif n .

Untuk membuktikan faktorisasi tunggal, misalkan bahwa


n=p 1 p2 p t dan n=q1 q2 q v faktorisasi dari n sebagai hasil kali faktor bilangan

prima pi dan q j , maka p1 p2 p t=q1 q2 q v

q
Sehingga p1( 1q 2 qv ) . Dengan Corollary 2.17, p1q j untuk beberapa j , dan

tidak mengurangi keumuman jika kita mengasumsikan j=1 . Namun, p1 dan q1

adalah bilangan prima sehingga p1q 1 berakibat q1 =p 1 . Ini menghasilkan

p1 p2 p t= p 1 q 1 q 2 q v ,

Dan oleh karena itu p2 pt =q 2 q v

Dengan aturan peniadaan. Penjelasan ini bisa diulang. Menghapus satu faktor pi dengan

setiap penerapan aturan peniadaan, hingga kita memperoleh


pt =qt qv

Karena hanya faktor positif dari pt adalah 1 dan p , dan karena setiap q j bilangan

prima, ini berarti harus haya ada satu q j di kanan dalam persamaan ini, dan itu adalah

q t . Hal ini berarti v =t dan q t= pt .

Teorema Faktorisasi Ketunggalan dapat digunakan untuk menggambarkan bentuk

standar dari bilangan bulat positif n . Misalkan p1 , p2 , , pr adalah faktor bilangan

prima berbeda dari n , diatur dalam urutan besar-kecil sehingga


p1 p2 << p r

Maka semua faktor yang berulang bisa dikelompokkan bersama dan dinyatakan dengan
menggunakan eksponen untuk menghasilkan
n=p 1m p2m p rm
1 2 r

Dengan setiap mi adalah suatu bilangan bulat positif. Setiap mi disebut kelipatan dari

pi , dan faktorisasi yang terjadi dikenal sebagai bentuk dasar untuk n .

Teorema 2.19 Teorema Euclid pada Bilangan Prima


Banyaknya bilangan prima adalah tak hingga.
Bukti.
Akan dibuktikan dengan kontradiksi.

Andaikan banyaknya bilangan prima adalah hingga sebanyak yaitu p1 , p2 , p3 , , p n dan

anggap bilangan bulat m merupakan hasil perkalian bilangan prima dan ditambah dengan

1,

Misalkan m= p1 p 2 p3 p n+ 1

Jelas bahwa sisa dalam pembagian dari m oleh sebarang bilangan prima pi adalah

1 , sehingga setiap pi bukan suatu faktor dari m . Hal ini berarti ada 2 kemungkinan:

m sendiri adalah bilangan prima atau m memilki suatu faktor prima yang berbeda dari

setiap p . Dengan Lemma 3.1 m mempunyai paling sedikit satu pembagi prima,

katakanlah itu q . Kita memperoleh suatu kontradiksi dengan menunjukkan bahwa q

bukan bilangan prima dalam daftar. Jika q= p j untuk suatu bilangan bulat j dengan

1 j n , maka karena m p1 p 2 pn=1, karena q membagi kedua suku dari ruas

kiri persamaan tersebut, maka dengan teorema keterbagian q1 . Ini tidak mungkin

karena tidak ada bilangan prima yang membagi 1. Dalam kedua kasus, kita memiliki suatu

bilangan bulat prima yang tidak termuat dalam p1 , p2 , , pn . Oleh karena itu, ada lebih

dari bilangan prima, dan hal ini kontradiksi dengan teorema yang akan dibuktikan.
KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK)
(1) Definisi Kelipatan Persekutuan Terkecil (Gallian, 2010: 6)

Kelipatan persekutuan terkecil dari bilangan bulat a dan b , a 0,b 0 adalah bilangan

bulat positif terkecil yang merupakan kelipatan dari a dan b . Bilangan bulat tersebut

dinyatakan dengan KPK [a , b ].

(2) Definisi 1.4 Kelipatan Persekutuan Terkecil (Niven, 1991: 16)

Bilangan bulat a1 , a2 , , an , semuanya tidak nol, memiliki kelipatan persekutuan b

jika aib untuk i=1, 2, , n (Perhatikan bahwa kelipatan persekutuan ada; sebagai

contoh hasil kali a1 a2 an adalah salah satunya). Kelipatan persekutuan positif terkecil

dinamakan kelipatan persekutuan terkecil dan dinyatakan dengan [a1 , a 2 , , an ] .

(3) Definisi 2.4 Kelipatan Persekutuan Terkecil


(Muhsetyo, Tanpa Tahun: 35)

Jika x , y Z , x 0 , dan y0 maka:

a) m disebut kelipatan persekutuan dari x dan y jika xm dan ym

b) m disebut kelipatan persekutuan terkecil dari x dan y jika m adalah

bilangan bulat positif terkecil sehingga xm dan ym .

(4) Definisi Kelipatan Persekutuan Terkecil (Rosen, 2005: 112)

Kelipatan persekutuan terkecil dari 2 bilangan bulat tidak nol a dan b adalah bilangan

bulat positif terkecil yang bisa dibagi oleh a dan b .

Dengan demikian, secara matematis definisi Kelipatan Persekutuan Terkecil (e) sebagai
berikut:

Misal a , b Z dengan a , b 0 . Maka


e=[a ,b ] jika dan hanya jika

(i) e> 0

(ii) ae dan be
(iii) ac dan bc berakibat ec

Contoh

1) Tentukan kelipatan persekutuan terkecil dari 4 dan 6 .

2) Tentukan [12,16],[3,2, 5] .

Penyelesaian.
1) Untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil dari 4 dan 6, kita mulai dengan
menentukan kelipatan dari 4, dilanjutkan kelipatan dari 6. Kelipatan dari 4 yaitu
4, 8, 12, . Kelipatan dari 6 yaitu 6,12,18, . Selanjutnya kita menentukan

kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 yaitu 12,24,36, . Untuk menentukan

kelipatan persekutuan terkecil dari 4 dan 6, pilih bilangan bulat positif terkecil dari
kelipatan persekutuan 4 dan 6. Maka 12 adalah kelipatan persekutuan terkecil dari 4
dan 6.

2) Dengan merujuk pada langkah penyelesaian soal nomor 1), [12,16]=48 karena

48 bilangan bulat positif terkecil sehingga 1248 dan 1648 . Masih

merujuk pada langkah penyelesaian soal nomor 1), [3,2, 5]=30 karena 30

bilangan bulat positif terkecil sehingga 330 , 230 , dan 530 .

Bukan contoh.
0 merupakan bukan contoh dari [6,1,2] karena 0 bukan bilangan bulat positif

terkecil sehingga tidak memenuhi definisi kelipatan persekutuan terkecil.


Lemma 3.6 (Rosen, 2005: 112)

Jika x dan y adalah bilangan real maka max( x , y)+min (x , y )=x+ y .

Bukti.

Jika x y maka min ( x , y = dan max( x , y)=x sehingga

max( x , y)+min (x , y )=x+ y .

Jika x< y maka min(x , y)=x dan max( x , y)= y . Selanjutnya kita akan temukan

max( x , y)+min (x , y )=x+ y .

Konvers
Jika max(x , y)+min ( x , y )=x+ y maka x dan y adalah bilangan real.

Bukti.

Akan ditunjukkan jika max( x , y)+min (x , y )=x+ y maka x dan y adalah bilangan

real.
Akan dibagi menjadi beberapa kasus.

Kasus (i), misal max(x , y)=x .

Kasus (ii), misal max( x , y)= y .

Kasus (iii), misal min( x , y)=x .

Kasus (iv), misal min( x , y)= y .

Untuk kasus (i) berarti x y . Untuk kasus (ii) berarti y x . Untuk kasus (iii) berarti

x< y . Untuk kasus (iv) berarti y<x .

Hal ini berarti x> y atau x< y atau x= y .

Akibatnya x dan y adalah bilangan real.


Teorema 3.16 (Rosen, 2005: 112)

Jika a dan b bilangan bulat positif maka [a ,b ]=ab/( a ,b) , dengan [a ,b ] dan

(a , b) merupakan kelipatan persekutuan terkecil dan faktor persekutuan terbesar dari a

dan b , secara berurutan.

Bukti.
a1 a2 an
Misal a dan b memiliki faktorisasi prima a=p 1 p 2 p n dan

b=p 1b 1 p 2 b2 p nbn , dengan pangkat merupakan bilangan bulat tidak negatif dan all

primes occurring in either factorization occur in both (baik a atau b memuat

faktorisasi berupa bilangan prima), mungkin dengan 0 eksponen. Sekarang misal

M j=max(a j , b j ) , dan m j=min(a j ,b j ) sehingga

[ a , b ] ( a ,b )= p1M p2M pnM pm1 pm2 p mn


1 2 n 1 2 n

p M1 p2M +m p Mn
1 +m1 2 2 n +mn

p a1 +b pa2 +b pan +b
1 1 2 2 n n

p a1 p2a pan p b1 pbn


1 2 n 1 n

ab ,

karena M j +m j =max (a j , b j)+min a j ,b j=a j + b j dengan Lemma 3.6.

ab
Secara umum: a , b Z{0} , [ a , b ] = .
( a , b)

Contoh soal Rossen hal. 122 no 34


Diketahui
Lemma 3.7 (Rosen, 2005: 113)

Misal m dan n bilangan bulat positif relatif prima. Maka jika d pembagi positif

dari mn , ada suatu pasangan tunggal pembagi positif d 1 dari m dan d 2 dari n
sedemikian hingga d=d1 d 2 . Sebaliknya, jika d 1 dan d 2 pembagi positif dari m

dan n , secara berurutan, maka d=d1 d 2 adalah pembagi positif dari mn .

Contoh.
m n mn d d1 d2
2 5 10 5 1 5
3 8 24 6 3 2
8 9 72 12 4 3
16 27 432 24 8 3

Lemma 3.8 (Rosen, 2005: 114)

Jika a dan b bilangan bulat, keduanya berbentuk 4 n+1 , maka hasil kali ab juga

dalam bentuk 4 n+1 .

Bukti.

Karena a dan b dalam bentuk 4 n+1 , ada p,qZ sedemikian hingga

a=4 p+1 ,

b=4 q+1 .

Akibatnya ab=(4 p+1)(4 q+1)=16 pq +4 p+ 4 q +1=4( 4 pq+ p+q)+1 .

Hal ini berarti ab berbentuk 4 n+1 .

Konvers

Konvers tidak berlaku karena ada 33=3 11=4 8+ 1 tetapi 3 tidak berbentuk

4 n+1 atau 11 tidak berbentuk 4 n+1 .

Teorema 3.17 (Rosen, 2005: 114)

Ada tak hingga banyaknya bilangan prima dengan bentuk 4 n+3 dengan n adalah

bilangan bulat positif.


Bukti.

Anggap hanya ada bilangan prima berhingga dengan bentuk 4 n+3 , misal
p0=3, p1 , p2 , , pr . Misalkan Q=4 p1 p2 pr + 3 .

Maka, ada paling sedikit satu bilangan prima di dalam faktorisasi Q berbentuk 4 n+3 .

Sebaliknya, semua bilangan prima tersebut berbentuk 4 n+1 dan dengan Lemma 3.8 akan

berakibat Q berbentuk 4 n+1 . Hal ini berarti terjadi kontradiksi. Tetapi, tidak ada

bilangan prima dari p0 , p1 , p 2 , , pr yang membagi Q .

Bilangan prima 3 tidak membagi Q karena jika 3Q maka

3(Q 3)=4 p1 p2 p r , hal ini berarti terjadi kontradiksi. Sebaliknya, tidak ada bilangan

prima pj yang bisa membagi Q karena p j Q berakibat

p j (Q 4 p1 p2 p r )=3 , hal ini tidak mungkin. Akibatnya ada tak hingga banyaknya

bilangan prima dengan bentuk 4 n+3 .

Contoh

Bilangan prima dengan bentuk 4 n+3 dengan n bilangan bulat positif yaitu

7,11,19, 23,

Teorema 1.12 (Niven, 1991: 16)

Jika b adalah sebarang kelipatan persekutuan dari a1 , a2 , , an , maka

[a1 , a 2 , , an ]b . Hal tersebut sama dengan mengatakan bahwa jika h menyatakan

[a1 , a 2 , , an ] , maka 0, h , 2h , 3 h , meliputi semua kelipatan persekutuan dari

a1 , a2 , , an .

Bukti.

Misal m sebarang kelipatan persekutuan dan membagi m dengan h . Dengan

Teorema 1.2 ada suatu hasil bagi q dan suatu sisa r sedemikian hingga m=qh+ r ,

0 r< h . Kita harus tunjukkan bahwa r=0 . Jika r 0 kita berpendapat sebagai

berikut. Untuk setiap i=1, 2, , n kita tahu bahwa aih dan aim , sehingga
air . Dengan demikian r adalah suatu kelipatan persekutuan positif dari

a1 , a2 , , an bertolak belakang terhadap fakta bahwa h adalah kelipatan persekutuan

positif terkecil dari semua kelipatan persekutuan positif.


Konvers

Jika [a1 , a 2 , , an ]b maka b adalah kelipatan persekutuan dari a1 , a2 , , an .

Bernilai salah
Contoh penyangkal:

Teorema 1.13 (Niven, 1991: 16)

Jika m>0 , [ma, mb]=m[a , b ] .

Bukti.

Misal H=[ma, mb ] , dan p=[a , b] . Maka mh adalah kelipatan dari ma dan

mb sehingga mp H . Juga, H adalah kelipatan baik ma dan mb , sehingga

H /m adalah kelipatan dari a dan b . Dengan demikian, H /m h , yang berakibat

mh=H , dan hal tersebut membuktikan bagian pertama dari teorema.

Cukup membuktikan bagian kedua dari teorema untuk bilangan bulat positif a dan

b karena [a , b]=[a ,b ] . Selanjutnya kita mulai membuktikan bagian kedua teorema

dengan kasus khusus di mana (a , b)=1 . Sekarang, [a ,b ] adalah kelipatan dari a ,

misal ma . Maka bm dan (a , b)=1 , sehingga dengan Teorema 1.10, disimpulkan

bahwa bm . Akibatnya b m , ba ma . Tetapi ba , sebagai suatu kelipatan

persekutuan terkecil dari b dan a , tidak bisa kurang dari kelipatan persekutuan

terkecil, sehingga ba=ma=[a , b ] .

Daftar Pustaka

Muhsetyo, G. Tanpa tahun. Model Teori Bilangan.


Gilbert L dan Jimmie Gilbert. 2009. Element of Modern Algebra, 7th edition. USA:
Brroks/Cole, Cengage Learning.

Niven, I., Zuckerman, H.S., & Montgomery, H.L. 1991. An Introduction to the Theory of
Numbers. New York: John Wiley & Sons.
Rosen, Kenneth H. 2005. Elementary Number Theory and Its Application 5th edition.
Massachussets: Addison Wesley.

Anda mungkin juga menyukai