Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Matematika Diskrit yang diampu oleh Drs. H. Eka Fitrajaya Rahman, M.T.
Oleh:
BANDUNG
2017
DAFTAR ISI
i
BAB I
ISI
Sifat pembagian digunakan dalam sistem bilangan bulat karena dalam komputer sangat berguna bagi
salah satu konsep bilangan bulat, yaitu bilangan prima. Bilangan prima adalah bilangan yang hanya habis
dibagi oleh 1 dan dirinya sendiri.
Misalkan a dan b adalah dua buah bilangan bulat dengan syarat a 0. Dinyatakan bahwa a habis
membagi b jika terdapat bilangan bulat c, sehingga b = ac.
Contoh:
Secara umum, jika hasil pembagian bulat dinyatakan sebagai bilangan bulat juga, maka sembarang
bilangan bulat bila dibagi dengan bilangan bulat positif akan menghasilkan hasil bagi dan sisa pembagian.
Misalkan 13/4 memberikan hasil bagi 3 dan sisa 1. Atau pada 12/4 memiliki hasil bagi 3 dan sisa bagi 0.
Setiap sisa hasil pembagian selalu lebih besar atau sama dengan nol, tetapi lebih kecil dari pembagi. Sifat
ini tertuang dalam teorema berikut:
Teorema 1. misalkan m dan n adalah dua buah bilangan bulat dengan syarat n > 0. Jika m dibagi
dengan n maka terdapat dua buah bilangan bulat unik q (quotient) dan r (remainder), sehingga:
m= nq+r dengan 0 r n.
Teorema tersebut biasa juga disebut teorema Euclidean . Bilangan n disebut pembagi (divisor), m
disebut yang dibagi (dividend), q disebut hasil bagi (quotient), dan r disebut hasil sisa (remainder). Notasi
yang digunakan adalah dengan menggunakan operator mod dan div sebagai berikut:
q = m div n, r = m mod r
B. ALGORITMA EUCLIDEAN
Untuk mencari PBB dari dua buah bilangan bulat m dan n, mula-mula dengan mendaftarkan smeua
pembagi dari masing-masing m dan n, lalu memilih pembagi persekutuan yang bernilai terbesar. Metode
untuk menemukan PBB dikenal dengan nama algoritma Euclidean.
1
Algoritma Euclidean mendefinisikan PBB dari dua buah bilagan bulat sama dengan PBB dari salah
satu bilangan bulat tersebut dengan sisa hasil pembagiannya secara berturut-turut sampai menemukan sisa
pembagian bernilai nol.
Contoh:
Misalkan m dan n adalah blangan bulat tak negatif dengan m n. misalkan r0 = m dan r1 = n. lakukan
secara berturut-turut pembagian untuk memperoleh:
r0 = r1q1 + r2 0 r2 r1,
r1 = r2q2 + r3 0 r3 r3,
rn-2 = rn-1qn-1 + rn 0 rn rn-1,
rn-1 = rnqn + 0
Berdasarkan Teorema 2 misalkan m dan n adalah dua buah bilangan bulat dengan syarat n > 0
sehingga:
m = nq + r dengan 0 r n
Akan memperoleh:
Jadi, PBB dari m dan n adalah sisa terakhir yang tidak nol dari tuntunan pembagian tersebut.
Algoritma Euclidean meliputi mencari pembagi terbesar, PBB, dari kedua bilangan tersebut, yaitu
bilangan bulat positif terbesar yang habis membagi m dan n.
Algoritma Euclidean
1. Jika n = 0, maka
m adalah PBB(m, n);
stop.
Tetapi jika n 0,
Lanjutkan ke langkah 2.
2. Bagilah m dengan n dan misalkan r adalah sisanya.
3. Ganti nilai m dengan nilai n dan nilai n dengan nilai r, lalu ulang kembali ke langkah 1.
2
Contoh:
m=80, n=12 dipenuhi syarat m n
maka:
- Langkah 1: n 0
n = 12 0, lanjut ke langkah 2.
- Langkah 2: membagi m dengan n, dan sisanya diinisialisasi dengan r
80 dibagi 12 80/12 memberikan hasil bagi 6 dan sisa bagi 8 (r = 8).
- Langkah 3: menukar m dengan n, n dengan r, ulangi langkah ke langkah 1
m = 12, n = 8.
m = 12, n = 8
- Langkah 1: n 0
n = 8 0, lanjut ke langkah 2.
- Langkah 2: membagi m dengan n, dan sisanya diinisialisasi dengan r
12 dibagi 8 12/8 memberikan hasil bagi 1 dan sisa bagi 4 (r = 4).
- Langkah 3: menukar m dengan n, n dengan r, ulangi langkah ke langkah 1
m = 8, n = 4.
m = 8, n = 4
- Langkah 1: n 0
n = 4 0, lanjut ke langkah 2.
- Langkah 2: membagi m dengan n, dan sisanya diinisialisasi dengan r
8 dibagi 4 8/4 memberikan hasil bagi 2 dan sisa bagi 0 (r = 0).
- Langkah 3: menukar m dengan n, n dengan r, ulangi langkah ke langkah 1
m = 4, n = 0.
m = 4, n = 0
- Langkah 1: n 0
Karena n = 0, maka PBB dari 80 dan 12 adalah nilai m terakhir, yaitu 4. Jadi PBB(80, 12)
= 4.
3
Dalam notasi pseudo-code, dapat ditulis sebagai berikut:
Teorema 2 misalkan a dan b adalah dua buah bilangan bulat positif, maka terdapat bilangan bulat m dan n
sehingga PBB(a, b) = ma + nb.
Teorema 2 menyatakan bahwa PBB dua buah bilangan bulat a dan b dapat dinyatakan sebagai kombinasi
lanjar dengan m dan n sebagai koefisiennya. Misalnya PBB(80, 12) = 4, dan 4 = (-1) * 80 + 7 * 12 maka
m = -1 dan n = 7.
Cara untuk menemukan kombinasi lanjar adalah dengan melakukan pembagian secara mundur pada
algoritma Euclidean.
Contoh:
Nyatakan PBB (312, 70) = 2 sebagai kombinasi lanjar dari 312 dan 70.
Maka:
1. Langkah 1: algoritma Euclidean:
m = 312, n = 70
2 = 32 5 * 6 (iv)
3. Langkah 3: menyusun pembagian ke 2 menjadi
4
6 = 70 2 * 32 (v)
4. Langkah 4: ganti (v) ke dalam (iv) menjadi
2 = 32 5 * (70 2 * 32)
2 = 1 * 32 5 * 70 + 10 * 32
2 = 1 * 32 + 10 * 32 5 * 70
2 = 11 * 32 5 * 70 (vi)
5. Langkah 5: susun pembagian nomor (i) menjadi
32 = 312 4 * 70 (vii)
2 = 11 * 32 5 * 70
2 = 11 * (312 4 * 70) 5 * 70
2 = 11 * 312 44 * 70 5 * 70
2 = 11 * 312 49 * 70
Jadi, PBB(312, 70) 2 = 11 * 312 49 * 70
Dua buah bilangan bulat memiliki faktor pembagi yang sama, dan faktor pembagi Bersama yang
terpenting adalah faktor pembagi Bersama terbesar. Misalkan a dan b adalah dua buah bilangan bulat
tidak nol. PBB (PBB greatest common divisor atau gcd) dari a dan b adalah bilangan bulat terbesar d
sedemikian sehingga d | a dan d | b. Dalam hal ini kita nyatakan bahwa PBB (a, b) = d
Contoh:
Bukti:
5
Karena c adalah PBB dari a dan b, maka c | a dan c | b. Karena c | a, maka berarti
a = cd1 (5.2)
Untuk suatu bilangan bulat d1. Begitu juga kaerna c | b, maka berarti
b = cd2 (5.3)
Untuk suatu bilangan bulat d2. Jumlah dari (5.2) dan (5.3) adalah
a + b = cd1 + cd2 = c (d1 + d2) (5.4)
Dari (5.4) terlihat bahwa c habis membagi a + b
Contoh:
- 9 habis membagi 45 + 36 = 81, atau 9 | (45+36)
- 9 habis membagi 45 36 = 9, atau 9 | (45-36)
- 9 habis membagi 45 . 36 = 1620, atau 9 | (45.36)
Teorema 2. Misalkan m dan n adalah dua buah bilangan bulat dengan syarat n > 0 sehingga:
m = nq + r dengan 0 r n
Akan memperoleh:
Jadi, PBB dari m dan n adalah sisa terakhir yang tidak nol dari tuntunan pembagian tersebut.
6
Contoh:
m = q.n + r
Teorema 3. Misalkan a dan b adalah dua buah bilangan bulat positif, maka terdapat bilangan bulat
m dan n sedemikian sehingga PBB(a, b) = ma + nb.
Contoh .
Nyatakan PBB(60, 18) = 6 sebagai kombinasi lanjar dari 60 dan 18.
Penyelesaian :
60 = 3.18 + 6
18 = 3.6 + 0
6 = 60 + (-3).18
7
Dua buah bilangan bulat a dan b dikatakan relative prima jika PBB(a, b) = 1.
Misalkan 20 dan 3 adalah relatif prima, karena PBB(20, 3) = 1. Tetapi 20 dan 5 tidak relatif prima karena
PBB(20, 5) 1.
Jika a dan b relative prima, maka dapat ditemukan bilangan bulat m dan sehingga:
ma + nb = 1
Contoh:
Bilangan 20 dan 3 adalah relatif prima karena PBB(20, 3) = 1 atau sebagai berikut
2 * 20 + (-13) * 3 = 1
E. ARITMATIKA MODULO
Aritmatika modulo (modular arithmetic) memiliki peranan yang penting dalam komputasi integer,
khususnya pada aplikasi kriptografi. Operator yang digunakan adalah mod. Operator mod memberikan
sisa pembagian. Misalnya 17 mod 5 memberikan hasil 3 dan sisa 2, sehingga kita tulis 17 mod 5 = 2
Misalkan m adalah suatu bilangan bulat positif, a dan b adalah suatu bilangan bulat, a dikatakan
kongruen b modulo m, ditulis :
a = b (mod m)
a mod m = b
8
Contoh :
1. 23 mod 5 = 3 (karena 23 dibagi 5 memberikan hasil (q) = 4 dan sisa (r) = 3, atau ditulis sebagai
23 = 5.4 + 3
2. 27 mod 3 = 0 (27 = 3.9 + 0)
3. 6 mod 8 = 6 (6 = 8.0 + 6)
4. 0 mod 12 = 12 (0 = 12. 0 + 12)
5. -41 mod 9 = 4 (-41 = 9 (-5) + 4)
6. -39 mod 13 = 0 (39 = 13(-3) + 0)
Kongruen
a = b (mod m)
contoh :
a =/ b (mod m)
contoh :
9
F. INVERSI MODULO
Jika a dan m relatif prima dan m > 1, maka kita dapat menemukan balikan (invers) dari a modulo
m.
a 1 (mod m)
Contoh:
Penyelesaian:
9=24+1
2 4 + 1 9 = 1
Dari persamaan terakhir ini kita peroleh 2 adalah balikan dari 4 modulo 9.
Periksalah bahwa :
10
G. KEKONGRUENAN LANJAR
Kekongruenan lanjar adalah kongruen yang berbentuk :
ax = b ( mod m )
Dengan m adalah bilangan bulat positif, a dan b sembarang bilangan bulat, dan x adalah peubah
bilangan bulat.
b + km
x=
a
Contoh :
Penyelesaian :
x=
nilai k bilangan bulat yang menghasilkan x bulat adalah untuk k = 1 diperoleh x = 3, untuk k =
5 diperoleh x = 12, untuk k = -3 diperoleh x = -6, untuk k = --6 diperoleh x = -15, dan
seterusnya.
Jadi nilai-nilai x yang memenuhi 4x = 3 (mod 9) adalah 3, 12, dan -6, -15,
11
2. Kekongruenan 2x = 3 (mod 4) ekivalen dengan menemukan k dan x bilangan bulat
sedemikian sehingga
x=
Karena 4k bernilai genap dan 3 bernilai ganjil maka penjumlahannya menghasilkan ganjil,
sehingga hasil penjumlahan tersebut jika dibagi dengan 2 tidak menghasilkan bilangan bulat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ciindutz. (2012, Januari 23). Penerapan Ilmu Matematika Diskrit. Retrieved September 18, 2017, from
Teori Bilangan Bulat: http://ovieciinduts.blogspot.co.id/2012/01/teori-bilangan-bulat.html
Rosen, K. H. (2007). Discrete Mathematics and Its Applications: Sixth Edition. New York: McGraw-Hill.
https://www.google.com/url?q=http://kepo.unikom.ac.id/45015/1/8%252C9%252C10%252C11-INDUKSI
%2520MATEMATIK%2520%252CDAN%2520BILANGAN
%2520BULAT1.ppt&sa=U&ved=0ahUKEwiZzNSk4q_WAhVMvo8KHaifDnEQFggUMAA&usg=AFQjCNEAIq
mwA8KDDQEyusiT9jt5RpuUkA
13
LAMPIRAN
14
15
16
17