Anda di halaman 1dari 57

Makalah

Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada


Pekerjaan Maintenance Acid Gas Incinerator (AGI)

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Makalah Mata Kuliah


“Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Kerja”

Dosen Mata Kuliah :


Ambar W. Roestam, SKM, MOH

Oleh :
dr. Ratih Nurdiany Sumirat
1506692913

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KERJA


SUB DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN OKUPASI
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
FEBRUARI 2016
KATA PENGANTAR

Makalah “Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada


Pekerja Maintenance Acid Gas Incinerator (AGI)” ini disusun sebagai salah satu
bahan tugas mata kuliah Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Kerja.

Makalah ini merupakan sebuah studi kasus dan analisis mengenai


penilaian dan manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerja
Maintenance Acid Gas Incinerator di PT “B” Indonesia.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen


Mata Kuliah “Keselamatan Kerja dan Pencegahaan Kecelakaan Kerja”, Ibu
Ambar W. Roestam, SKM, MOH, atas kesempatan yang telah diberikan kepada
penulis untuk menyusun makalah ini sehingga dapat mempertajam analisis
penulis dalam aplikasi kedokteran kerja.

Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penyusunan


makalah ini sehingga kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis
hargai.

Jakarta, Februari 2016


Penulis,

dr. Ratih Nurdiany Sumirat


NIM : 1506692913

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................................................ 3
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 4
2.1. Manajemen Risiko (Risk Management).............................................................................. 4
2.1.1 Persiapan ........................................................................................................................ 6
2.1.2 Identifikasi Bahaya ........................................................................................................ 6
2.1.3 Penilaian Risiko (Risk Assessment)............................................................................... 7
2.1.4 Pengendalian Risiko3 ................................................................................................... 10
2.1.5 Dokumentasi ................................................................................................................ 11
2.1.6 Tinjauan Ulang Dan Revisi ......................................................................................... 11
2.2. PT “B” Indonesia ............................................................................................................... 12
2.2.1 Gambaran Umum ........................................................................................................ 12
2.2.2 Proses Bisnis ................................................................................................................. 13
2.2.3 Proses Produksi LNG .................................................................................................. 17
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................................. 19
3.1 Pekerjaan Maintenance Acid Gas Incinerator ................................................................. 19
3.2 Manajemen Risiko Pekerjaan Maintenance Acid Gas Incinerator ................................ 20
3.2.1 Persiapan ...................................................................................................................... 20
3.2.2 Identifikasi Bahaya ...................................................................................................... 21
3.2.3 Penilaian Risiko (Risk Assessment) ........................................................................... 23
3.2.4 Pengendalian Risiko .................................................................................................... 40
3.2.5 Dokumentasi dan Pelaporan....................................................................................... 51
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 52
4.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 52
4.2 Saran .................................................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 53

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan permasalahan yang


kompleks, yang memerlukan perhatian khusus dari pemerintah, pengusaha, dan
kelompok pekerja itu sendiri. Sementara beberapa industri bersifat lebih
berbahaya dari industri yang lain, kelompok pekerja migran dan pekerja
berpenghasilan kecil lebih banyak dihadapkan pada risiko mengalami kecelakaan-
kecelakaan akibat kerja dan kesehatan yang kurang baik, karena kemiskinan
seringkali memaksa mereka untuk menerima pekerjaan yang tidak aman. Berbagai
pendekatan sering dilakukan dalam menghadapi risiko dalam organisasi atau
perusahaan misalnya:1

a. Mengabaikan risiko sama sekali, karena dianggap merupakan hal yang diluar
kendali manajemen. Pendapat tersebut, merupakan cara pendekatan yang tidak
tepat, karena tidak semua risiko berada diluar jangkauan kendali organisasi /
perusahaan.

b. Menghindari semua kegiatan atau proses produksi yang memiliki risiko. Hal
ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin dilaksanakan, karena semua aktivitas
ditempat kerja sampai tingkat tertentu selalu mengandung risiko.

c. Menerapkan Manajemen Risiko, dalam pengertian umum, risiko tinggi yang


dihadapi sebenarnnya merupakan suatu tantangan yang perlu diatasi dan melalui
suatu pemikiran positif diharapkan akan memberikan nilai tambah atau imbalan
hasil yang tinggi pula. Aspek ekonomi, sosial dan legal merupakan beberapa hal
yang berkaitan dengan penerapan manajemen risiko. Dampak finansial akibat
peristiwa kecelakaan kerja, gangguan kesehatan atau sakit akibat kerja, kerusakan
atau kerugian aset, biaya premi asuransi, moral kerja dan sebagainya, sangat
mempengaruhi produktivitas. Demikian juga aspek sosial dan kesesuaian
penerapan peraturan perundang undangan yang tercermin pada segi kemanusiaan,

1
kesejahteraan dan kepercayaan masyarakat memerlukan penyelenggaraan
manajemen risiko yang dilaksanakan melalui partisipasi pihak terkait.

PT. “B” merupakan sebuah perusahaan multinasional yang berkantor pusat


di London dan bergerak di bidang eksplorasi minyak dan gas bumi di Indonesia.
Minyak dan gas bumi (Migas) merupakan komoditas penting, tidak saja pada
masa lalu dan saat ini, namun juga masih akan berperan sebagai penyumbang
terbesar energi dunia beberapa dekade ke depan.2

Dalam menerapkan sistem kesehatan dan keselamatan kerja di Industri


Hulu Migas perlu dilakukan identifikasi kebutuhan sesuai dengan besar kecilnya
organisasi tersebut. Penerapan program kesehatan harus dilalui dengan melakukan
pendataan faktor risiko, oleh karena itu perlu adanya identifikasi faktor
bahaya/risiko keselamatan dan kesehatan kerja (Safety and Health Risk
Assessment) di lokasi kerja sesuai proses bisnisnya.2

Beberapa jenis pekerjaan kritikal pada lingkungan hulu migas di lepas


pantai dan darat, yang dapat mengakibatkan pekerja terpapar dengan bahaya dan
risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang cukup tinggi adalah ; Pekerja yang
masuk ke ruang terbatas (confined space), Pekerja yang bekerja di ketinggian
(working at height), Pengemudi alat berat, pekerja yang menggunakan peralatan
bantuan pernafasan (breathing apparatus), food handler dan pekerja shift.2

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan


Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerja Maintenance
Acid Gas Incinerator (AGI) di PT B Indonesia.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan tinjauan kepustakaan, diketahui bahwa pekerja Maintenance


Acid Gas Incinerator (AGI) di PT. B Indonesia, merupakan pekerja yang
melakukan pekerjaan kritikal pada proses produksi Liquified Natural Gas (LNG)
dan memiliki kemungkinan terpapar dengan bahaya dan risiko keselamatan kerja

2
yang cukup tinggi. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mencegah terjadinya
Kecelakaan ataupun Penyakit Akibat Kerja diperlukan dilakukan penilaian risiko
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kelompok pekerja ini.

1.3 TUJUAN

1.3.1 TUJUAN UMUM


Diketahuinya proses dan tahapan Manajemen Risiko pada suatu area,
termasuk penilaian risiko keselaman dan kesehatan kerja (Safety Risk Assessment
dan Health Risk Assessment) untuk mencegah terjadinya Kecelakaan ataupun
Penyakit Akibat Kerja

1.3.2 TUJUAN KHUSUS


 Melakukan Task Risk Assessment pada pekerja Maintenance Acid Gas
Incinerator (AGI) di PT. B Indonesia
 Melakukan Health Risk Assessment pada pekerja Maintenance Acid Gas
Incinerator (AGI) di PT. B Indonesia
 Mengembangkan proses manajemen risiko pada pekerja Maintenance
Acid Gas Incinerator (AGI) di PT. B Indonesia
 Pemenuhan tugas mata kuliah “Keselamatan Kerja dan Pencegahan
Kecelakaan Kerja”

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. MANAJEMEN RISIKO (RISK MANAGEMENT)

Secara umum Manajemen Risiko didefinisikan sebagai proses,


mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko dan mengembangkan strategi
untuk mengelola risiko tersebut. Dalam hal ini manajemen risiko akan melibatkan
proses-proses, metode dan teknik yang membantu manajemen perusahaan dalam
memaksimalkan probabilitas dan konsekuensi dari event positif dan
meminimalisasi probabilitas dan konsekuensi event yang berlawanan.3

Beberapa terminologi penting yang berkaitan dengan Manajemen Risiko,


diantaranya adalah:4

 Pengkajian Risiko (Risk Assessment) adalah Suatu proses untuk


mengidentifikasi bahaya dan menilai resiko terhadap pekerjaan yang
dilakukan dan mengidentifikasi tindakan untuk mengurangi risiko.
 Bahaya (Hazard) adalah segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan
kerugian seperti cedera, sakit maupun kerusakan.
 Risiko (Risk) merupakan suatu ukuran kehilangan/kerugian bagi manusia,
lingkungan, status pemenuhan, reputasi kelompok, aset atau kinerja bisnis
dalam hal produk dari kemungkinan suatu peristiwa yang terjadi dan
mempunyai dampak yang besar.

Adapun tahapan dari pelaksanaan Manajemen Risiko secara sistematis


dan ringkas dapat dilihat pada bagan dibawah ini;3

4
Gambar 1 Bagan Proses Manajemen Risiko
Sumber : Australia/ New Zealand Standard AS/NZS 4360:2004

Proses diatas akan menghasilkan suatu rencana yang harus mendapat


dukungan dari manajemen dan karyawan. Untuk itu rencana tersebut perlu
dikonsultasikan kepada pihak manajemen untuk mendapat umpan balik dan
akhirnya dukungan.

Selanjutnya rencana yang telah disetujui tersebut perlu disosialisasikan


kepada seluruh karyawan yang terlibat agar mendapat penerimaan. Pada
akhirnya pelaksanaan dari rencana tersebut harus dievaluasi secara berkala
keberhasilannya.

Manajemen Risiko dapat diterapkan baik untuk mengelola risiko


keselamatan (safety) ataupun risiko kesehatan (Health)

5
2.1.1 PERSIAPAN

Tahap persiapan pelaksanaan Risk Assessment diantaranya melakukan


perencanaan yang meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan
merencanakan aktivitas manajemen risiko untuk suatu pekerjaan.3

Penilaian Risiko Pekerjaan dapat dilakukan pada saat operasi normal


maupun dalam kondisi pemeliharaan. Untuk proyek baru, respons emergency dan
aktivitas konstruksi, pengkajian risiko spefisik harus dilakukan mengikuti kaidah
yang tepat dan oleh Tim yang kompeten.4

2.1.2 IDENTIFIKASI BAHAYA

Tahap identifikasi bahaya merupakan suatu usaha untuk mengetahui,


mengenal, dan memperkirakan adanya bahaya pada suatu sistem operasi,
peralatan, prosedur, unit kerja. Kegiatan ini berusaha melakukan prediksi,
menelaah, dan mendapatkan potensi bahaya pada bagian suatu sistem, sub-sistem,
waktu, urutan aktivitas, dan juga menghitung kemungkinan-kemungkinan yang
timbul akibat bahaya tersebut. Hal ini merupakan langkah yang paling kritis
dalam pelaksanaan pengkajian risiko keselamatan dan kesehatan kerja. Hasil
Identifikasi bahaya akan menunjang proses analisis dan penafsiran risiko
selanjutnya.5

Identifikasi bahaya tidak selalu mudah dan kasat mata karena itu
memerlukan metode atau teknik identifikasi bahaya yang sering digunakan, antara
lain;5


Check List

What If

Preliminary Hazard Analysis

Failure Mode and Effect Analysis

Hazop

Fault Tree Analysis

6

Event Tree Analysis

Quantitative Risk Analysis

Proses identifikasi bahaya harus dapat mengidentifikasi bahaya yang dapat


diramalkan (foreseeable) yang dapat timbul dari suatu kegiatan yang berpotensi
membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap Pekerja, Orang lain
yang berada di tempat kerja, tamu dan bahkan masyarakat sekitar5.

Beberapa faktor bahaya di lingkungan kerja di industri hulu migas,


diantaranya adalah:2

 Faktor Kimia : debu/serat asbes, fumes, mists/aerosol, gas, uap/vapours


dan asap
 Faktor Fisika : bisisng, getaran, radiasi, suhu (tekanan panas atau dingin),
penerangan, tekanan (pressure on vessel or diving), NORM (Naturally
Occuring Radioactive Material), motion,
 Faktor Biologis : bakteri, virus, jamur, dll
 Faktor Ergonomis : gerakan berulang, manual handling, fatigue, desain
tempat kerja dan pekerja shift
 Faktor Psikososial : stress kerja karena beban kerja, perubahan
organisasi, konflik manajemen,

2.1.3 PENILAIAN RISIKO (RISK ASSESSMENT)

Penilaian risiko merupakan inti dari proses manajemen risiko. Penilaian


risiko perlu dilakukan seobjektif mungkin berdasarkan data yang ada. Maksud
dari penilaian risiko adalah untuk mendapatkan suatu estimasi tingkatan risiko
yang dapat digunakan untuk membantu mengambil keputusan dan mendapatkan
informasi wawasan dalam mengendalikan risiko.5

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan penilaian


risiko adalah:5

7
 Sifat Alami Hazard
 Kombinasi Hazard
 Jenis-jenis cidera dan sakit yang dapat diramalkan terhadap paparan yang
ada.
 Konsekuensi durasi dan paparan terhadap Hazard
 Tempat kerja dan layoutnya
 Organisasi pekerjaan

Risiko dinilai melalui estimasi kemungkinan (frekuensi) dan konsekuensi


(keparahan) dimana hazard terjadi..5

Dalam bentuk sederhana, penilaian risiko dapat digambarkan sebagai berikut :

RR of Occurance X Severity
Resiko (Risk) = Likelihood

Penilaian risiko dapat dilakukan secara kualitatif, semi kuantitatif ataupun


kuantitatif tergantung pada derajat risiko, sumber daya yang tersedia untuk
penilaian dan keakuratan data yang tersedia.5

 Cara Kualitatif : Melakukan analisis dan menilai suatu risiko dengan


cara membandingkan terhadap suatu deskripsi atau uraian dari parameter
(peluang dan akibat yang digunakan. Cara ini menggunakan metode
matriks sbb 4;

8
 Cara Semi-Kuantitatif : Melakukan analisis dan menilai suatu risiko
dengan cara membandingkan terhadap suatu deskripsi atau uraian dari
parameter (peluang dan akibat) yang digunakan, namun pada uraian atau
deskripsi dari parameter dinyatakan dengan nilai atau score tertentu. Cara
ini menggunakan metode matriks sbb4 ;

9
SEVERITY HEALTH
The potential for 200 or more fatalities (or onset of life threatening
A
health effects)

The potential for 50 or more fatalities (or onset of life threatening


B
health effects)

The potential for 10 or more fatalities (or onset of life threatening


C
health effects)

* The potential for 3 or more fatalities (or onset of life threatening


health effects)
D
* 30 or more health effects to BP workforce, either permanent or
requiring hospital treatment for more than 24 hours.

* 1 or 2 fatalities, acute or chronic, actual or alleged.


E * 10 or more health effects to BP workforce, either permanent or
requiring hospital treatment for more than 24 hours.

* Permanent partial disability(ies)


F
* Several non-permanent injuries or health impacts.

G * Single or multiple health effects from common source/event.

* First aid
H * Single or multiple over-exposures causing noticeable irritation but
no actual health effects

 Cara Kuantitatif : Menentukan nilai dari masing-masing parameter yang


didapat dari hasil analisis data yang representative. Analisis terhadap nilai
peluang atau akibat biasanya dilakukan dengan beberapa metode seperti
analisis statistic, model computer, simulasi dan sebagainya.

2.1.4 PENGENDALIAN RISIKO3

Pengendalian risiko merupakan langkah penting dan menentukan dalam


keseluruhan manajemen risiko. Pengendalian risiko berperan dalam
meminimalisir/ mengurangi tingkat risiko yang ada sampai tingkat terendah atau
sampai tingkatan yang dapat ditolerir.

Cara pengendalian risiko dilakukan melalui:

10
 Eliminasi : pengendalian ini dilakukan dengan cara menghilangkan
sumber bahaya (hazard).
 Substitusi : mengurangi risiko dari bahaya dengan cara mengganti
proses, mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya.
 Engineering : mengurangi risiko dari bahaya dengan metode rekayasa
teknik pada alat, mesin, infrastruktur, lingkungan, dan atau bangunan.
 Administratif : mengurangi risiko bahaya dengan cera melakukan
pembuatan prosedur, aturan, pemasangan rambu (safety sign), tanda
peringatan, training dan seleksi terhadap kontraktor, material serta
mesin, cara pengatasan, penyimpanan dan pelabelan.
 Alat Pelindung Diri : mengurangi risiko bahaya dengan cara
menggunakan alat perlindungan diri misalnya safety helmet, masker,
sepatu safety, coverall, kacamata keselamatan, dan alat pelindung diri
lainnya yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

2.1.5 DOKUMENTASI

Seluruh langkah dari proses manajemen risiko pada semua tingkatan perlu
direkam atau didokumentasikan sebagai praktek manajemen normal yang baik
sehingga apabila kejadian terburuk terjadi memungkinkan untuk dapat
menunjukkan bahwa prosedur yang ada telah diikuti.5

2.1.6 TINJAUAN ULANG DAN REVISI

Sesuai dengan manajemen risiko maka setelah beberapa kurun waktu perlu
dilakukan monitoring dan peninjauan ulang secara sistematis. Akan selalu ada
potensial hazard yang baru untuk setiap tempat kerja. Hazard ini dapat disebabkan
oleh :

 Penggunaan teknologi, peralatan atau bahan baru


 Penerapan dari metode atau prosedur kerja baru

11
 Perubahan lingkungan kerja
 Mempekerjakan staff baru dengan tingkat kemampuan dan pengetahuan
yang berbeda

Hal-hal yang penting untuk dilakukan dalam peninjauan ulang diantaranya


adalah :

 inspeksi tempat kerja


 Audit Keselamatan Kerja
 Mitigation Risk untuk mengatasi hazard utama
 Pelatihan untuk menjamin kompetensi staf
 Surveillans kesehatan pekerja
 Pemeliharaan plant dan equipment
 Catatan pemakaian dan pemeliharaan Alat Pelindung Diri

2.2. PT “B” INDONESIA

2.2.1 GAMBARAN UMUM

PT. “B” merupakan sebuah perusahaan multinasional yang berkantor pusat


di London dan bergerak di bidang eksplorasi minyak dan gas bumi di Indonesia.
Perusahaan ini telah beroperasi selama 45 tahun di Indonesia dan merupakan
salah satu perusahaan investor asing terbesar di Indonesia saat ini dengan
cumulative capital investment mencapai lebih dari 5 miliar USD dan tambahan
cadangan 10 miliar USD untuk produksi selama 10 tahun ke depan.

Di Indonesia, kegiatan utama perusahaan PT “B” termasuk kegiatan


eksplorasi, produksi dan aktivitas downstream yang tersebar di beberapa area di
Indonesia.

Sebagian besar pegawai bekerja di Kantor Pusat di Jakarta, untuk


berkoordinasi dan mensupport asset utama PT “B” - Projek Tangguh LNG di
Papua Barat. Kantor pusat Jakarta mencakup beberapa departemen, seperti

12
departemen keuangan, pajak, pengadaan barang (Procurement and Supply Chain),
pengeboran (wells), legal, human resource, HSE, engineering dan departemen
eksplorasi.

Projek Tangguh LNG merupakan projek utama PT “B” di Indonesia.


Terletak di Papua Barat, fasilitas ini merupakan fasilitas LNG pertama di
Indonesia yang beroperasi dengan cara vertically integrated operation,
memproduksi gas dari lepas pantai Papua Barat dan menghasilkan LNG
(Liquefied Natural Gas) bagi pelanggan.

Projek ini dimulai pada tahun 2009 dan saat ini sudah beroperasi secara
optimum dengan 2 kilang, pengembangan Tangguh LNG saat ini sedang
berlangsung dengan rencana pengembangan kilang ketiga.

Selain Tangguh LNG, bekerja sama dengan PT “V”, PT “B” juga


mengoperasikan Sanga-Sanga Production Sharing Contract (PSC) di Kalimantan
Timur, mengirimkan gas ke salah satu Pabrik LNG terbesar di dunia, Bontang.

Pada kegiatan downstream, PT “B” memiliki focus dalam memproduksi


pelumas “Castrol” dan melalui joint venture dengan perusahaan “M”,
memproduksi PTA (Purified Terephtalic Acid), bahan dasar untuk menghasilkan
serat polyester.

Per Oktober 2015, PT “B” mempekerjakan 965 pegawai tetap, dengan 577
pegawai di kantor pusat Jakarta dan 388 pegawai di Projek Tangguh LNG. Selain
pegawai tetap, terdapat sekitar 1200 pegawai kontraktor yang tersebar di Kantor
Jakarta dan Tangguh (Papua).

2.2.2 PROSES BISNIS

Diagram dibawah ini menunjukkan gambaran proses bisnis pada PT “B”


dari proses eksplorasi - produksi (upstream) - downstream

13
Gambar 1 - Proses Eksplorasi dan Upstream

Gambar 2 - Proses Downstream

14
Untuk dapat memahami lebih mendalam mengenai proses bisnis di PT
“B”, terutama pada projek Tangguh LNG, seperti telah diuraikan sebelumnya,
bahwa Tangguh LNG merupakan fasilitas yang memproduksi dan mengekspor
LNG dan kondensat gas yang berlokasi di Teluk Bintuni, Papua Barat, Indonesia.
Perkembangan saat ini meliputi fasilitas untuk produksi, pengumpulan dan
transmisi LNG dari Vorwata Gas Field. Gas yang diproduksi di lepas pantai
ditransportasikan melalui pipa bawah laut ke LNG Plant onshore untuk kemudian
dipurifikasi dan dilikuefaksikan menjadi LNG untuk kemudian diekspor
menggunakan kapal tanker LNG.

Tangguh LNG memiliki 2 platform lepas pantai dengan kedalaman 50-60


m yang berlokasi di Vorwata, yang disebut VR-A dan VR-B. 15 sumur produksi
telah dibor dari 2 platform tersebut, namun saat ini hanya 14 sumur yang
beroperasi karena masalah teknis. Gas yang diproduksi kemudian akan
ditransportasikan dari platform A dan B melalui dua pipa bawah laut, masing-
masing berdiameter 61 cm, sejauh 20,5 km untuk platform A dan 19,3 km untuk
platform B. ke Onshore Receiving Facilities (ORF) di Tangguh LNG Plant, yang
terdiri dari 2 kilang produksi, dimana kemudian gas akan diolah menjadi LNG.

Fasilitas marine untuk mensupport kegiatan ini terdiri dari (a) dermaga
sepanjang 1,6 km untuk loading dock LNG, (b) dermaga sepanjang 1.2 km yang
memiliki multi fungsi, diantaranya untuk mensupport transportasi alat dan bahan
yang dibutuhkan dalam proses operasi LNG Plant, loading tanker, impor alat dan
bahan yang digunakan dalam projek dan konstruksi atau operasi pengeboran lepas
pantai, (c) dermaga untuk proses konstruksi dan cadangan apabila terdapat
tambahan projek.

Untuk mendukung operasi Tangguh, terdapat fasilitas non-produksi seperti


akomodasi, kantor, workshop, laboratorium, helipad dan fasilitas manajemen
limbah.

Tangguh juga mengoperasikan fasilitas pendukung di Irarutu III, Distrik


Babo, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, yang mencakup operasi dari

15
Landasan Udara Babo, Dermaga Babo dan Camp Babo. Fasilitas ini digunakan
untuk mendukung proses pergantian crew dan sebagai titik transit bagi karyawan
yang akan memasuki Tangguh LNG.

Pada tahun laporan 2014, Tangguh LNG telah mencapai target kapasitas
operasi dengan melakukan pengiriman 117 tanker LNG dan 25 LNG kondensat.

16
Tangguh Combo Dock

Non- Production Facility

2.2.3 PROSES PRODUKSI LNG

Bagan dibawah ini menunjukkan skema proses produksi LNG pada PT. B
Indonesia;

17
Salah satu tahap dalam proses produksi LNG adalah tahapan Acid Gas Absorber
dimana gas asam (H2S) dipisahkan dan kemudian diproses dengan cara dibakar
pada Acid Gas Incinerator (AGI). Dalam kurun waktu tertentu, AGI ini harus
menjalani proses pemeliharaan, tingginya risiko keselamatan dan kesehatan kerja
pada proses ini mewajibkan manajemen untuk melakuakan Risk Assessment
terhadap pekerja Maintenance Acid Gas Incinerator (AGI).

18
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PEKERJAAN MAINTENANCE ACID GAS INCINERATOR

Pekerjaan Maintenance Acid Gas Incinerator (AGI) dilakukan di Tangguh


LNG Plant pada Area Utility. Berdasarkan Tangguh Health Risk Visualization
yang sudah dilakukan oleh tim Industrial Hygine, diketahui bahwa pada Area
Utility (Area Kode : 31) terdapat beberapa risiko kesehatan yang sudah
teridentifikasi sepeti dapat dilihat pada bagan dibawah ini ;

19
Pekerjaan Pemeliharaan dan perbaikan Acid Gas Incinerator (AGI)
merupakan suatu pekerjaan kritikal karena pekerja harus masuk ke dalam ruang
terbatas (confined space) untuk melakukan pekerjaannya. Dengan
teridentifikasinya risiko kesehatan pada area kerja dan juga kritisnya pekerjaan ini
maka sebelum melakukan tugas, harus dilakukan Risk Assessment terhadap
pekerjaan Maintenance Acid Gas Incinerator (AGI) untuk mencegah terjadinya
kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja.

Jumlah pekerja yang melakukan pekerja ini berjumlah sekitar 15 orang


dengan masa kerja selama 1 bulan, dengan jam kerja pukul 6 pagi-6 malam.

Adapun urutan pekerjaan nya adalah sebagai berikut :

Sub-Task Activity Description


No. Uraian Aktifitas
1 Membuka Manhole dan Memasuki ruangan terbatas untuk pertama kali oleh AGT 1
2 Pemasangan Penerangan dan Ventilasi
3 Memasuki ruang terbatas (confined space) untuk memulai pekerjaan
4 Bekerja di Ketinggian
5 Pemasangan dan Modifikasi Scaffolding
6 Chipping dan pekerjaan refractory
7 Pekerjaan Pengeboran
8 Penggerindaan dan Pengelasan untuk penambahan anchor, perbaikan baffle plate, penggantian
retainer plate
9 Pembersihan dan penutupan ruang terbatas

3.2 MANAJEMEN RISIKO PEKERJAAN MAINTENANCE ACID GAS


INCINERATOR

3.2.1 PERSIAPAN

Kegiatan Penilaian Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada


pekerjaan Maintenance Acid Gas Incinerator dipersiapkan dengan melakukan hal-
hal dibawah ini :

 Menentukan ruang lingkup kegiatan manajemen resiko

20
 Menyiapkan tim penilaian risiko keselamatan dan kesehatan kerja
 Menyiapkan prosedur dan mekanisme pelaporan
 Menyiapkan Dokumentasi

3.2.2 IDENTIFIKASI BAHAYA

Berdasarkan urutan pekerjaan, maka bahaya yang dapat teridentifikasi


pada setiap langkah urutan pekerjaan adalah sebagai berikut ;

Sub- Activity Description Hazard Description/ Hazard Type


Task Penjelasan Bahaya
No.

Uraian Aktifitas (What, How & detail) Jenis Bahaya


Potensial

1 Membuka Manhole Terdeteksi Kimia


dan Memasuki Hydrocarbon, gas
ruangan terbatas beracun, gas asam dan
untuk pertama kali BTX
oleh AGT 1
Kegagalan sistem BA Fisik

Tersandung, Ergonomi (work


Tergelincir dan Jatuh design)

2 Pemasangan Tersengat arus listrik Fisik


Penerangan dan dan adanya potensi
Ventilasi percikan api

Tersandung, Ergonomi (work


Tergelincir dan Jatuh design)

21
3 Memasuki ruang Terdeteksi Kimia
terbatas (confined Hydrocarbon, gas
space) untuk beracun, gas asam dan
memulai pekerjaan BTX

Temperature lebih Fisik


tinggi dibanding
temperatur sekitar

Tersandung, Ergonomi (work


Tergelincir dan Jatuh design)

Gangguan Komunikasi Ergonomi (work


kerja di ruang terbatas design)

4 Bekerja di Tersandung, Ergonomi (work


Ketinggian Tergelincir dan Jatuh design)

Pencahayaan yang Fisik


kurang

5 Pemasangan dan Tersandung, Ergonomi (work


Modifikasi Tergelincir dan Jatuh design)
Scaffolding
Pencahayaan yang Fisik
kurang

6 Chipping dan Tersengat arus listrik Fisik


pekerjaan refractory dan adanya potensi
percikan api

Partikel terbang dan Fisik dan Kimia


debu dari materi
refrakter

Tersandung, Ergonomi (work

22
Tergelincir dan Jatuh design)

Pencahayaan yang Fisik


kurang

Bahaya dari refractory Fisik dan Kimia

7 Pekerjaan Tersengat arus listrik Fisik


Pengeboran dan adanya potensi
percikan api

8 Penggerindaan dan Percikan dari Fisik


Pengelasan untuk penggerindaan dan
penambahan anchor, pengelasan
perbaikan baffle
Welding Fumes, Kimia dan Fisik
plate, penggantian
partikel terbang dan
retainer plate
permukaan panas

9 Pembersihan dan Tersandung, Ergonomi (work


penutupan ruang Tergelincir dan Jatuh design)
terbatas

3.2.3 PENILAIAN RISIKO (RISK ASSESSMENT )

Penilaian risiko merupakan inti dari proses manajemen risiko. Penilaian


risiko perlu dilakukan seobjektif mungkin berdasarkan data yang ada. Maksud
dari penilaian risiko adalah untuk mendapatkan suatu estimasi tingkatan risiko
yang dapat digunakan untuk membantu mengambil keputusan dan mendapatkan
informasi wawasan dalam mengendalikan risiko.

Risiko dinilai melalui estimasi kemungkinan (frekuensi) dan konsekuensi


(keparahan) dimana hazard terjadi..5

23
Dalam bentuk sederhana, penilaian risiko dapat digambarkan sebagai berikut :

RR of Occurance X Severity
Resiko (Risk) = Likelihood

Cara penilaian risiko yang akan digunakan pada penilaian risiko kali ini
adalah dengan menggunakan metode semi-kuantitatif dengan menggunakan
matriks berikut ini ;

24
SEVERITY HEALTH
The potential for 200 or more fatalities (or onset of life threatening
A
health effects)

The potential for 50 or more fatalities (or onset of life threatening


B
health effects)

The potential for 10 or more fatalities (or onset of life threatening


C
health effects)

* The potential for 3 or more fatalities (or onset of life threatening


health effects)
D
* 30 or more health effects to BP workforce, either permanent or
requiring hospital treatment for more than 24 hours.

* 1 or 2 fatalities, acute or chronic, actual or alleged.


E * 10 or more health effects to BP workforce, either permanent or
requiring hospital treatment for more than 24 hours.

* Permanent partial disability(ies)


F
* Several non-permanent injuries or health impacts.

G * Single or multiple health effects from common source/event.

* First aid
H * Single or multiple over-exposures causing noticeable irritation but
no actual health effects

25
3.2.3.1 PENILAIAN R ISIKO K ESELAMATAN

Hazard Safety
Activity Description Existing Control Measures /
Description/ Hazard Effect
Initial Risk/ Risiko
Awal
Sub-Task
Penjelasan Efek Bahaya
No. Uraian Aktifitas Pengendalian Kontrol yang ada saat ini
Bahaya Keselamatan

(What, How &


detail) S P R

1a Membuka Manhole dan Terdeteksi Kebakaran a. Menggunakan perlengkapan Breathing E 4 7


Memasuki ruangan terbatas Hydrocarbon, dan Ledakan Apparatus (BA)
untuk pertama kali oleh AGT 1 gas beracun, gas b. Dilakukan oleh orang yang kompeten
asam dan BTX c. Mengikuti Prosedur pengetesan gas
1c Tersandung, Cidera Penggunaan APD Standar H 4 4
Tergelincir dan
Jatuh Dilakukan oleh orang kompeten
2a Pemasangan Penerangan dan Tersengat arus Cidera Dilakukan oleh orang yang berkompeten F 4 6
Ventilasi listrik dan
adanya potensi Kebakaran
percikan api
2b Tersandung, Cidera Penggunaan APD Standar H 4 4
Tergelincir dan
Jatuh Dilakukan oleh orang kompeten

26
3a Memasuki ruang terbatas Terdeteksi Kebakaran pembersihan setelah pengoperasian E 4 7
(confined space) untuk Hydrocarbon, dan Ledakan dengan ventilasi alami dan isolasi positif
memulai pekerjaan gas beracun, gas
asam dan BTX
3c Tersandung, Cidera Penggunaan APD Standar H 4 4
Tergelincir dan
Jatuh Dilakukan oleh orang kompeten
3d Gangguan Cidera Adanya prosedur kerja yang baik H 4 4
Komunikasi
kerja di ruang
terbatas
4a Bekerja di Ketinggian Tersandung, Cidera Penggunaan APD Standar F 4 6
Tergelincir dan
Jatuh Dilakukan oleh orang kompeten

Ikuti Prosedur bekerja di Ketinggian


4b Pencahayaan Cidera Cukup Cahaya dari Luae H 4 4
yang kurang
5a Pemasangan dan Modifikasi Tersandung, Cidera Penggunaan APD Standar F 4 6
Scaffolding Tergelincir dan
Jatuh Dilakukan oleh orang kompeten

Ikuti Prosedur bekerja di Ketinggian


5b Pencahayaan Cidera Cukup Cahaya dari Luae H 4 4
yang kurang

27
6A Chipping dan pekerjaan Tersengat arus Cidera Dilakukan oleh orang yang berkompeten E 4 7
refractory listrik dan
adanya potensi Kebakaran
percikan api
6b Partikel terbang Cidera Penggunaan APD Standar H 4 4
dan debu dari
materi refrakter Dilakukan oleh orang kompeten
6c Tersandung, Cidera Penggunaan APD Standar H 4 4
Tergelincir dan
Jatuh Dilakukan oleh orang kompeten
6d Pencahayaan Cidera Cukup Cahaya dari Luae H 4 4
yang kurang
6e Bahaya dari Cidera MSDS H 4 4
refractory
7a Pekerjaan Pengeboran Tersengat arus Cidera Dilakukan oleh orang yang berkompeten E 4 7
listrik dan
adanya potensi Kebakaran
percikan api
8a Penggerindaan dan Percikan dari Kebakaran Prosedur pekerjaan panas dan dilakukan E 4 7
Pengelasan untuk penggerindaan dan Ledakan oleh orang yang berkompeten
penambahan anchor, dan pengelasan
perbaikan baffle plate,
penggantian retainer plate

28
8b Welding Fumes, Cidera Blower untuk sirkulasi udara F 4 6
partikel terbang
dan permukaan
panas
9a Pembersihan dan penutupan Tersandung, Cidera Penggunaan APD Standar H 4 4
ruang terbatas Tergelincir dan
Jatuh Dilakukan oleh orang kompeten

29
Prioritisasi Risiko Keselamatan

Berdasarkan hasil penilaian risiko keselamatan tersebut, maka dapat


dilakukan prioritisasi bahaya dengn risiko keselamatan yang tinggi, sebagai
berikut :

Activity Hazard Safety Existing Control


Description Description/ Hazard Effect Measures /
Initial Risk/
Risiko Awal
Pengendalian
Uraian Penjelasan Efek Bahaya
Sub- Kontrol yang ada
Aktifitas Bahaya Keselamatan
Task saat ini
No.
(What, How &
detail)

S P R

1a Membuka Terdeteksi Kebakaran a. Menggunakan E 4 7


Manhole dan Hydrocarbon, dan Ledakan perlengkapan
Memasuki gas beracun, gas Breathing
ruangan asam dan BTX Apparatus (BA)
terbatas untuk b. Dilakukan oleh
pertama kali orang yang
oleh AGT 1 kompeten
c. Mengikuti
Prosedur
pengetesan gas

3a Memasuki Terdeteksi Kebakaran pembersihan E 4 7


ruang terbatas Hydrocarbon, dan Ledakan setelah
(confined gas beracun, gas pengoperasian
space) untuk asam dan BTX dengan ventilasi
memulai alami dan isolasi
pekerjaan positif

6A Chipping dan Tersengat arus Cidera Dilakukan oleh E 4 7


pekerjaan listrik dan orang yang
refractory adanya potensi Kebakaran berkompeten
percikan api
7a Pekerjaan Tersengat arus Cidera Dilakukan oleh E 4 7
Pengeboran listrik dan orang yang
adanya potensi Kebakaran berkompeten
percikan api

30
8a Penggerindaan Percikan dari Kebakaran Prosedur E 4 7
dan penggerindaan dan Ledakan pekerjaan panas
Pengelasan dan pengelasan dan dilakukan
untuk oleh orang yang
penambahan berkompeten
anchor,
perbaikan
baffle plate,
penggantian
retainer plate

2a Pemasangan Tersengat arus Cidera Dilakukan oleh F 4 6


Penerangan listrik dan orang yang
dan Ventilasi adanya potensi Kebakaran berkompeten
percikan api
4a Bekerja di Tersandung, Cidera Penggunaan APD F 4 6
Ketinggian Tergelincir dan Standar
Jatuh
Dilakukan oleh
orang kompeten

Ikuti Prosedur
bekerja di
Ketinggian

5a Pemasangan Tersandung, Cidera Penggunaan APD F 4 6


dan Modifikasi Tergelincir dan Standar
Scaffolding Jatuh
Dilakukan oleh
orang kompeten

Ikuti Prosedur
bekerja di
Ketinggian

8b Penggerindaan Welding Fumes, Cidera Blower untuk F 4 6


dan partikel terbang sirkulasi udara
Pengelasan dan permukaan
untuk panas
penambahan
anchor,
perbaikan
baffle plate,
penggantian
retainer plate

31
1c Membuka Tersandung, Cidera Penggunaan APD H 4 4
Manhole dan Tergelincir dan Standar
Memasuki Jatuh
ruangan Dilakukan oleh
terbatas untuk orang kompeten
pertama kali
oleh AGT 1

2b Membuka Tersandung, Cidera Penggunaan APD H 4 4


Manhole dan Tergelincir dan Standar
Memasuki Jatuh
ruangan Dilakukan oleh
terbatas untuk orang kompeten
pertama kali
oleh AGT 1

3c Memasuki Tersandung, Cidera Penggunaan APD H 4 4


ruang terbatas Tergelincir dan Standar
(confined Jatuh
space) untuk Dilakukan oleh
memulai orang kompeten
pekerjaan

3d Memasuki Gangguan Cidera Adanya prosedur H 4 4


ruang terbatas Komunikasi kerja yang baik
(confined kerja di ruang
space) untuk terbatas
memulai
pekerjaan

4b Bekerja di Pencahayaan Cidera Cukup Cahaya dari H 4 4


Ketinggian yang kurang Luae
5b Pemasangan Pencahayaan Cidera Cukup Cahaya dari H 4 4
dan Modifikasi yang kurang Luae
Scaffolding
6b Chipping dan Partikel terbang Cidera Penggunaan APD H 4 4
pekerjaan dan debu dari Standar
refractory materi refrakter
Dilakukan oleh
orang kompeten
6c Chipping dan Tersandung, Cidera Penggunaan APD H 4 4
pekerjaan Tergelincir dan Standar
refractory Jatuh
Dilakukan oleh
orang kompeten

32
6d Chipping dan Pencahayaan Cidera Cukup Cahaya dari H 4 4
pekerjaan yang kurang Luae
refractory
6e Chipping dan Bahaya dari Cidera MSDS H 4 4
pekerjaan refractory
refractory
9a Pembersihan Tersandung, Cidera Penggunaan APD H 4 4
dan Tergelincir dan Standar
penutupan Jatuh
ruang terbatas Dilakukan oleh
orang kompeten

Visualisasi evaluasi risiko keselamatan pada matriks penilaian risiko dapat


dilihat pada bagan berikut ini :

33
3.2.3.2 PENILAIAN R ISIKO K ESEHATAN

Hazard
Activity Description Health Hazard Effect Existing Control Measures /
Description/ Initial Risk/ Risiko
Awal
Sub-Task
Penjelasan Pengendalian Kontrol yang
No. Uraian Aktifitas Efek Bahaya Kesehatan
Bahaya ada saat ini
(What, How &
detail) S P R

1a Membuka Manhole dan Memasuki Terdeteksi Intoksikasi bahan kimia a. Menggunakan E 4 7


ruangan terbatas untuk pertama kali Hydrocarbon, (gangguan pencernaa, perlengkapan Breathing
oleh AGT 1 gas beracun, gas gangguan pernafasan, Apparatus (BA)
asam dan BTX gangguan penglihatan) b. Dilakukan oleh orang
yang kompeten
c. Mengikuti Prosedur
pengetesan gas

1b Kegagalan Gangguan Pernafasan Dilakukan oleh orang yang F 4 6


sistem BA berkompeten
2a Pemasangan Penerangan dan Ventilasi Tersengat arus Gangguan Irama Jantung Dilakukan oleh orang yang F 4 6
listrik dan berkompeten
adanya potensi
percikan api
3a Memasuki ruang terbatas (confined Terdeteksi Intoksikasi bahan kimia pembersihan setelah E 4 7
space) untuk memulai pekerjaan Hydrocarbon, (gangguan pencernaa, pengoperasian dengan
gas beracun, gas gangguan pernafasan, ventilasi alami dan isolasi
asam dan BTX gangguan penglihatan) positif

34
3b Temperature Dehidrasi dan Fatigue Blower untuk sirkulasi F 2 4
lebih tinggi udara
dibanding
temperatur
sekitar
4a Bekerja di Ketinggian Tersandung, Vertigo Penggunaan APD Standar F 4 6
Tergelincir dan
Jatuh Dilakukan oleh orang
kompeten

Ikuti Prosedur bekerja di


Ketinggian

5a Pemasangan dan Modifikasi Tersandung, Vertigo Penggunaan APD Standar F 4 6


Scaffolding Tergelincir dan
Jatuh Dilakukan oleh orang
kompeten

Ikuti Prosedur bekerja di


Ketinggian

6A Chipping dan pekerjaan refractory Tersengat arus Gangguan Irama Jantung Dilakukan oleh orang yang E 4 7
listrik dan berkompeten
adanya potensi
percikan api

35
6b Partikel terbang Gangguan Pernafasan Penggunaan APD Standar H 4 4
dan debu dari
materi refrakter Dilakukan oleh orang
kompeten
6e Bahaya dari Gangguan Pernafasan MSDS H 4 4
refractory
7a Pekerjaan Pengeboran Tersengat arus Gangguan Irama Jantung Dilakukan oleh orang yang E 4 7
listrik dan berkompeten
adanya potensi
percikan api
8a Penggerindaan dan Pengelasan untuk Percikan dari Luka bakar Prosedur pekerjaan panas E 4 7
penambahan anchor, perbaikan baffle penggerindaan dan dilakukan oleh orang
plate, penggantian retainer plate dan pengelasan yang berkompeten
8b Welding Fumes, Gangguan Pernafasan, Blower untuk sirkulasi F 4 6
partikel terbang Luka Bakar udara
dan permukaan
panas

36
Prioritisasi Risiko Kesehatan

Berdasarkan hasil penilaian risiko kesehatan tersebut, maka dapat


dilakukan prioritisasi bahaya dengn risiko kesehatan yang tinggi, sebagai berikut :

Activity Hazard Existing Control


Health Hazard Effect
Description Description/ Measures /
Initial Risk/
Sub-
Risiko Awal
Pengendalian
Task Penjelasan Efek Bahaya
No.
Uraian Aktifitas Kontrol yang ada
Bahaya Kesehatan
saat ini
(What, How &
detail) S P R

1a Membuka Terdeteksi Intoksikasi bahan a. Menggunakan E 4 7


Manhole dan Hydrocarbon, kimia (gangguan perlengkapan
Memasuki gas beracun, pencernaa, Breathing
ruangan terbatas gas asam dan gangguan Apparatus (BA)
untuk pertama BTX pernafasan, b. Dilakukan oleh
kali oleh AGT 1 gangguan orang yang
penglihatan) kompeten
c. Mengikuti
Prosedur
pengetesan gas
3a Memasuki ruang Terdeteksi Intoksikasi bahan pembersihan E 4 7
terbatas Hydrocarbon, kimia (gangguan setelah
(confined space) gas beracun, pencernaa, pengoperasian
untuk memulai gas asam dan gangguan dengan ventilasi
pekerjaan BTX pernafasan, alami dan isolasi
gangguan positif
penglihatan)

6A Chipping dan Tersengat arus Gangguan Irama Dilakukan oleh E 4 7


pekerjaan listrik dan Jantung orang yang
refractory adanya potensi berkompeten
percikan api
7a Pekerjaan Tersengat arus Gangguan Irama Dilakukan oleh E 4 7
Pengeboran listrik dan Jantung orang yang
adanya potensi berkompeten
percikan api
8a Penggerindaan Percikan dari Luka bakar Prosedur E 4 7
dan Pengelasan penggerindaan pekerjaan panas
untuk dan pengelasan dan dilakukan
penambahan oleh orang yang

37
anchor, berkompeten
perbaikan baffle
plate,
penggantian
retainer plate
1b Membuka Kegagalan Gangguan Dilakukan oleh F 4 6
Manhole dan sistem BA Pernafasan orang yang
Memasuki berkompeten
ruangan terbatas
untuk pertama
kali oleh AGT 1
2a Pemasangan Tersengat arus Gangguan Irama Dilakukan oleh F 4 6
Penerangan dan listrik dan Jantung orang yang
Ventilasi adanya potensi berkompeten
percikan api
4a Bekerja di Tersandung, Vertigo Penggunaan APD F 4 6
Ketinggian Tergelincir dan Standar
Jatuh
Dilakukan oleh
orang kompeten

Ikuti Prosedur
bekerja di
Ketinggian
5a Pemasangan dan Tersandung, Vertigo Penggunaan APD F 4 6
Modifikasi Tergelincir dan Standar
Scaffolding Jatuh
Dilakukan oleh
orang kompeten

Ikuti Prosedur
bekerja di
Ketinggian
8b Chipping dan Welding Gangguan Blower untuk F 4 6
pekerjaan Fumes, partikel Pernafasan, Luka sirkulasi udara
refractory terbang dan Bakar
permukaan
panas
3b Memasuki ruang Temperature Dehidrasi dan Blower untuk F 2 4
terbatas lebih tinggi Fatigue sirkulasi udara
(confined space) dibanding
untuk memulai temperatur
pekerjaan sekitar

38
6b Chipping dan Partikel Gangguan Penggunaan APD H 4 4
pekerjaan terbang dan Pernafasan StandarDilakukan
refractory debu dari oleh orang
materi kompeten
refrakter
6e Chipping dan Bahaya dari Gangguan MSDS H 4 4
pekerjaan refractory Pernafasan
refractory

Visualisasi risiko kesehatan pada matriks penilaian risiko dapat dilihat


pada bagan berikut ini :

39
3.2.4 PENGENDALIAN RISIKO

Hazard Health Safety Existing Control Control Measures


Activity Description
Description/ Hazard Effect Hazard Effect Measures / Required /
Initial Risk/ Residual Risk/
Risiko Awal Risiko Residu
Pengendalian
Penjelasan Efek Bahaya Efek Bahaya Tindak Kontrol
Uraian Aktifitas Kontrol yang ada
Bahaya Kesehatan Keselamatan Yang diperlukan
Sub-Task saat ini
No. (What, How & (What, How &
detail) detail)
Eliminate –
Subtitute –
S P R S P R
Engineering –
Isolation –
Administrative -
PPE
1a Membuka Manhole dan Terdeteksi Intoksikasi Kebakaran a. Menggunakan E 4 7 a. Hentikan semua F 2 4
Memasuki ruangan terbatas Hydrocarbon, bahan kimia dan Ledakan perlengkapan aktivitas dan
untuk pertama kali oleh AGT 1 gas beracun, gas (gangguan Breathing ungsikan dari
asam dan BTX pencernaa, Apparatus (BA) vessel jika ada gas
gangguan b. Dilakukan oleh terdeteksi ADM
pernafasan, orang yang b. Masuk ke dalam
gangguan kompeten vessel hanya bila
penglihatan) c. Mengikuti temperatur
Prosedur dibawah 40
pengetesan gas derajat (dilihat
dari monitor
temperatur) ADM

40
1b Kegagalan Gangguan N/A Dilakukan oleh F 4 6 Pastikan semua F 2 4
sistem BA Pernafasan orang yang sistem BA
berkompeten diinspeksi sebelum
digunakan dan
dimonitor secara
terus menerus
oleh Emergency
Response Team
APD

1c Tersandung, N/A Cidera Penggunaan APD H 4 4 Pengidentifikasian H 2 2


Tergelincir dan Standar bahaya dan
Jatuh pengarahan
Dilakukan oleh sebelum
orang kompeten memasuki vessel
(Toolbox Talk) ADM

Penggunaan
Lampu Senter IS
ENG

2a Pemasangan Penerangan dan Tersengat arus Gangguan Cidera Dilakukan oleh F 4 6 Pastikan semua F 2 4
Ventilasi listrik dan Irama orang yang peralatan listrik
adanya potensi Jantung Kebakaran berkompeten sudah diinspeksi
percikan api dan diberi label
yang tepat ADM

41
2b Tersandung, N/A Cidera Penggunaan APD H 4 4 Jaga Akses tetap H 2 2
Tergelincir dan Standar aman dan baik ADM
Jatuh
Dilakukan oleh Hanya akses yang
orang kompeten disetujui yang
akan digunakan
ADM

Akses harus bebas


dari peralatan dan
material ADM

3a Memasuki ruang terbatas Terdeteksi Intoksikasi Kebakaran pembersihan E 4 7 Pengecekan F 2 4


(confined space) untuk Hydrocarbon, bahan kimia dan Ledakan setelah oksigen di awal
memulai pekerjaan gas beracun, gas (gangguan pengoperasian dan setelah
asam dan BTX pencernaa, dengan ventilasi istirahat (hanya
gangguan alami dan isolasi sebelum masuk)
pernafasan, positif level normal yang
gangguan disetujui adalah
penglihatan) 20.8% ADM

Pengecekan gas di
awal dan setelah
jeda/istirahat
dengan level LEL
yang disetujui 0%
EL

42
Pastikan ventilasi
udara selalu hidup
ENG

Pendeteksi gas
personal untuk
semua ruangan
bagi semua yang
akan masuk ENG

Gas Monitoring
dilakukan setiap
saat (dititik
masuknya
udara/blower) ADM

Jaga semua
bukaan seperti
manhole dan
selalu terbuka ADM

Gunakan
respirator (masker
debu) APD

43
3b Temperature Dehidrasi N/A Blower untuk F 2 4 Pastikan blower H 2 2
lebih tinggi dan Fatigue sirkulasi udara selalu hidup ketika
dibanding ada orang di
temperatur dalam eng
sekitar
3c Tersandung, N/A Cidera Penggunaan APD H 4 4 Jaga Akses tetap H 2 2
Tergelincir dan Standar aman dan baik ADM
Jatuh
Dilakukan oleh Hanya akses yang
orang kompeten disetujui yang
akan digunakan
ADM

Akses harus bebas


dari peralatan dan
material ADM

44
3d Gangguan N/A Cidera Adanya prosedur H 4 4 Sertifikat Masuk H 2 2
Komunikasi kerja yang baik Ruang Terbatas
kerja di ruang valid dengan izin
terbatas kerja sesuai ADM

Penjaga ruang
terbatas
mengawasi
langsung dari luar
ruang terbatas dan
melakukan
komunikasi teratur
ADM

Hentikan semua
pekerjaan bila
hilang komunikasi
ADM

Toolbox talk
mengenai bahaya
dan kontrol yang
ada dalam
penilaian risiko
ADM

Pemberitahuan
pada ERT
mengenai kegiatan
ruang terbatas ADM

45
4a Bekerja di Ketinggian Tersandung, Vertigo Cidera Penggunaan APD F 4 6 Gunakan body F 2 4
Tergelincir dan Standar harness sesuai
Jatuh ketentuan APD
Dilakukan oleh
orang kompeten Amankan area dari
bahan sandungan
Ikuti Prosedur ADM

bekerja di
Ketinggian

4b Pencahayaan N/A Cidera Cukup Cahaya dari H 4 4 Senter dan lampu H 2 2


yang kurang Luae khusus di ruangan
ENG
5a Pemasangan dan Modifikasi Tersandung, Vertigo Cidera Penggunaan APD F 4 6 Gunakan body F 2 4
Scaffolding Tergelincir dan Standar harness sesuai
Jatuh ketentuan APD
Dilakukan oleh
orang kompeten Amankan area dari
bahan sandungan
Ikuti Prosedur ADM

bekerja di
Ketinggian

5b Pencahayaan N/A Cidera Cukup Cahaya dari H 4 4 Senter dan lampu H 2 2


yang kurang Luae khusus di ruangan
ENG

46
6A Chipping dan pekerjaan Tersengat arus Gangguan Cidera Dilakukan oleh E 4 7 Pastikan semua F 2 4
refractory listrik dan Irama orang yang peralatan listrik
adanya potensi Jantung Kebakaran berkompeten sudah diinspeksi
percikan api dan diberi label
yang tepat ADM
6b Partikel terbang Gangguan Cidera Penggunaan APD H 4 4 Gunakan masker H 2 2
dan debu dari Pernafasan Standar wajah dengan
materi refrakter certridge yang
Dilakukan oleh tepat APD
orang kompeten
6c Tersandung, N/A Cidera Penggunaan APD H 4 4 Jaga Akses tetap H 2 2
Tergelincir dan Standar aman dan baik ADM
Jatuh
Dilakukan oleh Hanya akses yang
orang kompeten disetujui yang
akan digunakan
ADM

Akses harus bebas


dari peralatan dan
material ADM
6d Pencahayaan N/A Cidera Cukup Cahaya dari H 4 4 Senter dan lampu H 2 2
yang kurang Luae khusus di ruangan
ENG

47
6e Bahaya dari Gangguan Cidera MSDS H 4 4 MSDS H 2 2
refractory Pernafasan dikomunikasikan
pada saat toolbox
ADM

Ikuti semua
ketentuan yang
ada pada MSDS
ADM
7a Pekerjaan Pengeboran Tersengat arus Gangguan Cidera Dilakukan oleh E 4 7 Pastikan semua F 2 4
listrik dan Irama orang yang peralatan listrik
adanya potensi Jantung Kebakaran berkompeten sudah diinspeksi
percikan api dan diberi label
yang tepat ADM

48
8a Penggerindaan dan Percikan dari Luka bakar Kebakaran Prosedur E 4 7 Peralatan F 2 4
Pengelasan untuk penggerindaan dan Ledakan pekerjaan panas penggerindaan
penambahan anchor, dan pengelasan dan dilakukan oleh dan pengelasan
perbaikan baffle plate, orang yang yang tepat ENG
penggantian retainer plate berkompeten
Pastikan penjaga
api dan APAR
standby APD

pastikan fire
blanket ada di
lokasi untuk isolasi
percikan api APD

Amankan area dari


bahan mudah
terbatas ADM

Monitor gas
secara terus
menerus El

Hentikan
pekerjaan
secepatnya ketika
ada gas terdeteksi
ADM

49
8b Welding Fumes, Gangguan Cidera Blower untuk F 4 6 Grinding PPE F 2 4
partikel terbang Pernafasan, sirkulasi udara Welding PPE PPE
dan permukaan Luka Bakar
panas Ventilasi dari titik
pengelasan harus
bebas ENG

9a Pembersihan dan penutupan Tersandung, N/A Cidera Penggunaan APD H 4 4 Jaga Akses tetap H 2 2
ruang terbatas Tergelincir dan Standar aman dan baik ADM
Jatuh
Dilakukan oleh Hanya akses yang
orang kompeten disetujui yang
akan digunakan
ADM

Akses harus bebas


dari peralatan dan
material ADM

Keterangan : Sub : Substitusi ; El : Eliminasi ; Eng : Engineering ; Adm : Administratid ; PPE : Alat Pelindung Diri

50
Setelah adanya rekomendasi untuk pengendalian risiko, maka diketahui
bahwa residual risk rating berada dikisaran 4 dan 2, dimana keadaan ini dinilai
aman sehingga pekerjaan Maintenance Acid Gas Incinerator dapat dilakukan
sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku.

Bagan dibawah ini menggambarkan residual risk rating setelah dilakukan


upaya mitigasi atau pengendalian risiko ;

1 2 3 4 5 6 7 8

A
8 9 10 11 12 13 14 15

B
7 8 9 10 11 12 13 14

C
6 7 8 9 10 11 12 13

D
5 6 7 8 9 # 11 12
1a 8a
3a
E 6a
7a
4 5 6 7 8 9 # 11
3b 1a 4a 7a 2a 5a
2a 5a 8a 4a 8b
F 3a 6a 8b 1b
1b
3 4 5 6 7 8 9 10

2 3 4 5 6 7 8 9
1c 4b 6d 1c 4b 6d
2b 5b 6e 2b 5b 6e
H 3b 6b 9a 3c 6b 9a
3c 6c 3d 6c
1 2 3d 3 4 5 6 7 8

3.2.5 DOKUMENTASI DAN PELAPORAN


Seluruh langkah dari proses manajemen risiko pada semua tingkatan perlu
direkam atau didokumentasikan sebagai praktek manajemen normal yang baik
sehingga apabila kejadian terburuk terjadi memungkinkan untuk dapat
menunjukkan bahwa prosedur yang ada telah diikuti

51
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

 Pekerjaan Maintenance Acid Gas Incinerator (AGI) di PT. B Indonesia,


merupakan pekerjaan kritikal pada proses produksi Liquified Natural Gas
(LNG), maka sebelum melakukan tugas, harus dilakukan Risk Assessment
terhadap pekerjaan Maintenance Acid Gas Incinerator (AGI) untuk
mencegah terjadinya kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja
 Pada proses identifikasi bahaya, ditemukan adanya bahaya Kimia
(Hidrokarbon, gas beracun, gas asam, BTX, Welding fume), bahaya Fisik
(Suhu tinggi, pencahayaan kurang, listrik, percikan api) dan bahaya
Ergonomis (bekerja di ketinggian, bekerja pada tempat tertutup)
 Pada penilaian risiko keselamatan dan kesehatan kerja dengan cara semi
kuantitatif (sebelum dilakukan pengendalian risiko) diketahui bahwa risk
rating pekerjaan ini cukup tinggi berkisar antara 4-7. Setelah dilakukan
rekomendasi pengendalian risiko, residual risk rating turun menjadi 2-4
dan menandakan bahwa pekerjaan ini aman untuk dilakukan.

4.2 SARAN

 Bagi Perusahaan : Setiap pekerjaan kritikal dan diidentifikasi memiliki


risiko tinggi terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja harus
dilakukan manajemen risiko yang baik
 Bagi Pekerja : Dalam melakukan tugas dan aktivitas pekerjaan sehari-hari
sedapat mungkin harus mengikuti prosedur dan ketentuan kerja yang
berlaku di perusahaan sebagai upaya untuk menjaga keselamatan dan
kesehatan kerja pekerja.

52
DAFTAR PUSTAKA

1. Budiono S. 2005. Manajemen Risiko dalam Hiperkes dan Keselamatan


Kerja. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan. Semarang.
2. Kamal, K. 2015. Penerapan Sistem Kesehatan di Industri Hulu Migas.
Balai Penerbit FK Universitas Indonesia. Jakarta.
3. Soputan, G.E, Sompie, B.F, Mandagi R.J. 2014. Manajemen Risiko
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) (Study Kasus Pada Pembangunan
Gedung SMA Eben Haezar). Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4,
Desember 2014 (229-238) ISSN: 2087-9334
4. 920-PRC-HS-2420 BP Indonesia Health Risk Assessment Guideline.
2014.
5. Hadipoetro, S. 2014. Manajemen Komprehensif Keselamatan Kerja. Patra
Tarbiyah Nusantara. Jakarta

53
LAMPIRAN FOTO

Pembahasan Level 2 Risk Assessment untuk persiapan TAR 7

54

Anda mungkin juga menyukai