Anda di halaman 1dari 28

EVALUASI FUNGSI PENERAPAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE


HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESMENT, AND RISK
CONTROL, (HIRARC)

(STUDI KASUS PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR,


TBK DIVISI PACKAGING BIC EXPANSION)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja

Oleh :

Alfi Febrizal 191151123

Intan Hamidah 191151158

Maria Ulfah 191151185

Regyawan Maydi Syafei Putra 191151193

Yogi Lesmana 191151224

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WASTUKANCANA

PURWAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya. Karena berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tema tentang “EVALUASI
FUNGSI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARD IDENTIFICATION, RISK
ASSESMENT, AND RISK CONTROL, (HIRARC)” tepat pada waktunya kami
sangat mengharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman dan acuan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak terutama
kepada Bapak Haris Sandi Yudha, S.T.,M.T. selaku dosen mata kuliah Keselamatan
dan Kesehatan Kerja sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari penyusunan, hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami
susun ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Purwakarta, 1 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat penulisan .................................................................................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 5
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ......................................................................................... 5
2.2 Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................................................................ 6
2.3 Lingkungan Kerja di Tempat Kerja ....................................................................................... 6
2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja ...................................................... 7
2.5 HIRARC ................................................................................................................................ 8
2.6 Hazard Identification ............................................................................................................. 8
2.7 Penilaian Risiko (Risk Assessment) ...................................................................................... 9
2.8 Pengendalian Risiko (Risk Control) ...................................................................................... 9
2.9 Faktor faktor penyebab bahaya .............................................................................................. 9
2.10 OHSAS 18001:2007 ........................................................................................................... 10
2.11 Manfaat OHSAS 18001:2007 ………………………………………………….……......11

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................................. 12


3.1 Penelitian Pendahuluan ........................................................................................................ 12
3.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................... 12
3.3 Pengumpulan Data ............................................................................................................... 13
3.4 Teknik Pengolahan Data ...................................................................................................... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 17
4.1 Identifikasi Bahaya (Hazard Identification) ......................................................................... 17
4.2 Penilaian Risiko .................................................................................................................. 19
4.3 Potensi Bahaya..................................................................................................................... 20
4.4 Pengendalian Risiko ............................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP ......................................................................................................................... 24
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Packaging BIC Expansion
merupakan perusahaan yang bergerak dalam memproduksi berbagai macam
kemasan packaging. Dalam pelaksanaan K3 perusahaan ini tidak lepas dari risiko
timbulnya kecelakaan akibat kerja. Hal itu dapat dilihat seperti aktivitas disekitar
gudang Raw Material. Berdasarkan data yang diperoleh dari Poliklinik perusahaan,
kecelakaan kerja masih sering ditemui pada wilayah produksi dengan 3 kejadian
yaitu dibagian laminasi. Jumlah kejadian kecelakaan kerja di perusahaan pada bulan
Januari sampai Juni mencapai 3 kasus kecelakaan. Kasus kecelakaan ini sangat
berdampak pada kerugian yang dialami pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur,
Tbk Divisi Packaging BIC Expansion .

Selama ini pihak Panitia Pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja (P2K3)


perusahaan telah mengupayakan pencegahan kecelakaan kerja dan mengurangi
dampak risiko yang ditimbulkan baik bagi pekerja maupun perusahaan. P2K3 juga
mengupayakan audit dan sosialisasi secara rutin namun belum maksimal. Hal ini
disebabkan masih adanya pekerja yang lalai, kurangnya tingkat kewaspadaan,
kurang memerhatikan prosedur keselamatan kerja serta rambu-rambu K3, dan
kejadian yang tidak dapat diprediksi diluar aktivitas perusahaan. Untuk membahas
lebih lanjut fungsi penerapan K3 yang dilaksanakan oleh perusahaan, penelitian ini
menggunakan metode HIRARC. Dimana metode HIRARC itu menggambarkan
dan menjelaskan penggolongan identifikasi bahaya, penilaian risiko, serta
pengendalian risiko kecelakaan kerja yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk
mengurangi kecelakaan kerja serta menciptakan lingkungan kerja yang ramah dan
aman bagi pihak perusahaan maupun masyarakat diluar perusahaan.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah deskriptif ruang lingkup yang akan dibahas. Berikut
ini adalah rumusan masalah dari makalah ini:

1. Apa saja potensi bahaya yang ada di perusahaan PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk Divisi Packaging BIC Expansion ?
2. Apa saja pencegahan yang harus dilakukan untuk meminimalisir bahaya di
perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Packaging BIC
Expansion ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yang telah dijelaskan berdasarkan latar
belakang dan rumusan masalah adalah:
1. Untuk mengetahui potensi potensi bahaya yang ada di perusahaan PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Packaging BIC Expansion.
2. Untuk mengetahui pencegahan yang harus dilakukan untuk meminimalisir
potensi bahaya di perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Divisi Packaging BIC Expansion.

1.4 Manfaat penulisan

Manfaat merupakan dampak dari tercapainya tujuan secara akurat. Pada


pembuatan makalah ini tentunya ada manfaat yang dapat diperoleh. Manfaat dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Suatu Peruahaan dan mengetahui faktor bahaya dan potensi bahaya
di suatu produksi di perusahaan.
2. Bagi Dosen

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam mengajar mata kuliah


Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan masukan dan evaluasi mengenai


penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan tersebut.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dapat diuraian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN.

Pada bab ini penulis akan menguraikan gambaran umum dari


penilitian yang dilakukan, meliputi latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan membahas (teori-teori) yang berkaitan dengan


masalah yang akan dibahas, sebagai dasar untuk menyelesaikan
permasalahan yang akan dipecahkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini, akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang


menggambarkan urutan kegiatan yang akan dilakukan penyusun,
pendekatan perumusan dan pemecahan masalah yang akan
diterapkan juga pengolahan data untuk mendapatkan solusi optimal
permasalahan yang dihadapi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang terdiri
dari sejarah singkat perusahaan, lokasi perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, proses produksi, serta menyajikan analisis
4

data yang dilakukan peneliti dimana perhitungan yang dilakukan


oleh perusahaan dibangdingkan dengan perhitungan yang sesuai
dengan kajian teori.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran yang


diambil terkait dengan analisis dan pembahasan mengenai
permasalahan yang ada.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya kita untuk


menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi
probabilitas kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian yang mengakibatkan
demotivasi dan dan defisiensi produktivitas kerja. Menurut UU Pokok Kesehatan
RI No. 9 Th. 1960 Bab I Pasal II, Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi Kesehatan
yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat Kesehatan setinggi-
tingginya, baik jasmani ,rohani maupun social, dengan usaha pencegahan dan
pengobatan terhadap penyakit atau gangguan Kesehatan yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.

Menurut H. W Heinrich dalam Notoadmodjo (2007), penyebab keselamatan


kerja yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88 % dan kondisi
lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedual hal tersebut terjadi secara
bersamaan.

Keselamatan dan kesehatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk
menciptakan keadaan lingkungan kerja yang sehat, aman bebas dari kecelakaan.
Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak
disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa
manusia.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau
sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja. Keselamtan kerja adalah
menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah
manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat
pada umumnya dan manusia pada khususnya. Maksud dan tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja perusahaan adalah melindungi pekerja dan masyarakat sekitar suatu

5
6

perusahaan atau industri dari resiko bahaya khususnya faktor fisik, kimiawi dan
biologis yang mungkin timbul oleh karena beroperasinya suatu proses produksi.

2.2 Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.2.1 Beban Kerja

Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban dimaksud


mungkin fisik, mental, dan atau social. Seorang tenaga kerja yang secara
fisik bekerja berat seperti halnya buruh bongkar muat barang
dipelabuhan, memikul lebih banyak beban fisik dari pada beban mental
maupun sosial. Berlainan dari itu adalah beban kerja seorang pengusaha
atau manjemen, tanggung jawabnya merupakan beban mental yang relati
jauh lebih besar dari beban fisik yang dituntut oleh pekerjaannya.

2.2.2 Kapasitas Kerja

Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan


yang lainnya dan sangat bergantung kepada motivasi kerja, pengalaman,
latar belakang pendidikan, keahlian, ketrampilan, kesesuaian terhadap
pekerjaan, kondisi kesehatan, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan
ukuran antropometri tubuh serta reaksi kejiwaan.

2.3 Lingkungan Kerja di Tempat Kerja

Lingkungan kerja yang sering di temukan di tempat kerja adalah :

• Lingkungan Fisik: suhu, ekosistem, tekanan udara, noise, penerangan,


getaran, dan radiasi.
• Lingkungan Kimia: Debu, uap, gas, larutan kimia, fume, mist/kabut, awan,
dsb.
• Lingkungan Biologi: virus, bakteri, jamur, protozoa, cacing, serangga, dll.
7

• Lingkungan Fisiologis: Kesalahan kontruksi, tata letak mesin, sikap badan


yang kurang baik sehingga menyebabkan kelelahan atau kecelakaan kerja.
• Lingkungan Mental psikologis: kondisi yang membosankan, hubungan
kerja yang tidak baik sehingga menimbulkan gangguan psikis (gangguan
emosional, batin, atau neorosis), faktor kepemimpinan yang tidak baik,
kondisi materil dan psikologis kerja yang kurang baik, lingkungan sosial
yang tidak baik.

2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja di tempat kerja,
yaitu :

2.4.1 Penerangan

Penerangan memiliki manfaat yang sangat besar bagi karyawan


yaitu untuk proses kelancaran kerja, karena penerangan (cahaya) yang
kurang cukup terang dapat mengganggu penglihatan karyawan manjadi
tidak jelas pada saat bekerja.

2.4.2 Kebisingan

Kebisingan yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Maksud


tidak dikehendaki di sini yaitu karena dengan adanya kebisingan maka
konsentrasi dalam bekerja akan terganggu, sehingga pekerjaan yang
dilakukan akan mengalami banyak kesalahan atau rusak.

2.4.3 Kebersihan

Kebersihan lingkungan kerja sangat perlu diperhatikan, karena


lingkungan kerja yang bersih akan menimbulkan rasa nyaman dan
semangat kerja yang tinggi bagi karyawan.

2.4.4 Pertukaran Udara

Pertukaran udara yang baik akan menyehatkan badan dan


menimbulkan kesegaran, sehingga dapat menimbulkan semangat kerja
seseorang. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman
8

disekitar tempat kerja. Dengan cukupnya oksigen di sekitar tempat kerja,


ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman di
sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan
kesegaran pada jasmani.

2.4.5 Bau-bauan

Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai


pencemaran, dan bau-bauan yang terjadi terus-menerus dapat
mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian “air condition” yang
tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menghilangkan bau-bauan yang menggannggu di sekitar tempat kerja.

2.5 HIRARC

Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) adalah


metode yang digunakan sebagai dasar untuk mengidentifikasi bahaya, peniliaian
resiko berdasarkan kemungkinan terjadinya dan besar dampak yang ditimbulkan
dari bahaya itu, serta cara mengendalikan bahaya tersebut dari tingkatan resiko
yang paling tinggi sampai terendah atau yang sudah terkendali. Tujuan HIRARC
adalah menghindari terjadinya kecelakaan dengan cara mengambil tindakan yang
tepat pada tenaga kerja, lingkungan, mesin dan peralatan, agar tenaga kerja
memiliki rencana terhadap keselamatan kerja dan kesehatan kerja dapat terjamin.

2.6 Hazard Identification

Hazard identification (identifikasi bahaya) merupakan tahap awal dalam


mengembangkan manajemen risiko K3. Identifikasi yang dilakukan adalah upaya
sistematis untuk mengetahui adanya bahaya dalam aktivitas perusahaan.
Identifikasi bahaya merupakan landasan dari program pencegahan kecelakaan atau
pengendalian risiko. Tanpa mengenal bahaya, maka resiko tidak dapat ditentukan
sehingga upaya pencegahan dan pengendalian resiko tidak dapat dijalankan.
9

2.7 Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Setelah semua potensi bahaya pada kecelakaan kerja dapat teridentifikasi,


maka dilakukan penilaian risiko melalui analisa dan evaluasi risiko. Analisa risiko
dimaksudkan untuk menentukan besarnya resiko dengan mempertimbangkan
kemungkinan terjadinya dan besar akibat bahaya yang ditimbulkan. Hasil analisa
yang diperoleh dapat ditentukan peringkat risiko, sehingga dilakukan pemilahan
risiko yang memiliki dampak besar, ringan, ataupun dapat diabaikan berdasarkan
pertimbangan perusahaan.

2.8 Pengendalian Risiko (Risk Control)

Tahap pengendalian risiko dilakukan setelah penilaian risiko dilakukan


berdasarkan potensi bahaya, aktivitas, serta indikasi level bahaya dari tertinggi
sampai terendah. Dari hasil penilaian itu maka diketahui bagaimana strategi upaya
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi dampak kerugian akibat
penyakit serta kecelakaan kerja. Adapun pengendalian dilakukan terhadap
pencegahan bahaya kecelakaan kerja diantaranya adalah pemberitahuan instruksi
cara kerja, instruksi standard operasional permesinan, pemasangan rambu-rambu
K3, penyediaan peralatan pencegahaan kecelakaan seperti fire protection safety
patrol dan APAR, pemakaian alat pelindung diri seperti wearpack, sarung tangan,
masker, helm, dan lain-lain.

2.9 Faktor faktor penyebab bahaya

1. Faktor manusia yang dipengaruhi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.


2. Faktor material yang memiliki sifat dapat memunculkan kesehatan atau
keselamatan pekerja.
3. Faktor sumber bahaya yaitu:
• Perbuatan berbahaya, hal ini terjadi misalnya karena metode kerja yang
salah, keletihan/kecapekan, sikap kerja yang tidak sesuai dan sebagainya.
• Kondisi/keadaan bahaya, yaitu keadaan yang tidak aman dari keberadaan
mesin atau peralatan, lingkungan, proses produksi.
10

4. Faktor yang dihadapi, misalnya kurangnya pemeliharaan/perawatan


mesin/peralatan sehingga tidak bisa bekerja dengan sempurna.

2.10 OHSAS 18001:2007

OHSAS 18001:2007 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja)


ialah penilaian untuk sistem manajemen keselamatan dan kesehatan yang bertujuan
membantu sebuah organisasi untuk mengontrol resiko kesehatan dan keselamatan
kerja. OHSAS 18001 memberikan unsur-unsur sistem manajemen keselamatan
yang efektif yang dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen lainnya dan
organisasi mampu mencapai kesehatan kerja dan kinerja keselamatan dan tujuan
ekonomi yang lebih baik.

OHSAS 18001:2007 menetapkan persyaratan untuk membantu organisasi


mengembangkan dan menerapkan kebijakan dan tujuan,membantu
memperhitungkan persyaratan hukum dan informasi tentang resiko keselamatan
dan kesehatan kerja. Standar ini berlaku untuk semua jenis dan ukuran organisasi
yang memuat kondisi geografis, budaya dan sosial yang beragam.

OHSAS 18001:2007 dapat disejajarkan dengan ISO 9001, ISO 14001 dan
sistem manajemen lainnya. Secara umum banyak organisasi mulai dengan sistem
manajemen mutu, kemudian menambahkan persyaratan manajemen lingkungan.
Banyak organisasi menerapkan semua 3 standar ISO sekaligus yang dapat
meminimalkan biaya dan gangguan. Standar ISO dapat diintegrasikan dengan
menggunakan standar seperti PAS 99.

OHSAS 18001:2007 disusun berdasar pada metode PDCA (Plan-Do-Check-


Act) dengan penjelasan sebagai berikut :
11

• Plan (Perencanaan) : membangun tujuan serta proses yang diperlukan suatu


organisasi untuk memberikan hasil yang sesuai dengan Kebijakan K3.
• Do (Pelaksanaan) : Menerapkan proses yang telah direncanakan.
• Check (Pemeriksaan) : Memantau dan mengukur proses organisasi terhadap
Kebijakan K3.
• Act (Tindakan) : Melakukan tindakan untuk peningkatan kinerja K3 secara
berkesinambungan.

2.11 Manfaat menerapkan OHSAS 18001:2007

1. Melindungi pekerja dari segala macam bahaya kerja dan juga yang bisa
menganggu kesehatan saat bekerja. Dengan melindungi pekerja maka
perusahaan otomatis akan mendapat manfaat lebih karena meningkatkan
produktivitas pekerja.

2. Mematuhi peraturan pemerintah Indonesia. Perusahaan yang tidak


menerapkan OHSAS 18001 akan diberikan sangsi oleh pemerintah karena
dianggap lalai dalam melindungi pekerja.

3. Membuat kepercayaan konsumen. Ketika perusahaan sudah menerapkan


OHSAS 18001:2007 dalam memproduksi suatu produk, konsumen bisa
meyakini prosedur produksi telah bagus dan dapat menjamin proses yang
aman, tertib dan bersih sehingga bisa meningkatkan kualitas dan
mengurangi produk cacat.

4. Semua tindakan terdokumentasi dengan baik, dengan adanya dokumen


yang lengkap memudahkan manajemen untuk melakukan tindakan
perbaikan jika ada alur kerja yang tidak sesuai.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Penelitian Pendahuluan

Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan penelitian


pendahuluan berupa pengamatan pada potensi bahaya dan pengendalian resiko
kecelakaan kerja yang telah diterapkan perusahaan berdasarkan prosedur
keselamatan kerja. Dari sini penulis mengerti bagaimana sistem pengendalian
resiko kecelakaan kerja dan beberapa aktifitas yang dapat menimbulkan potensi
bahaya dilingkungan kerja.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui permasalahan tersebut secara


langsung di tempat penelitian. Adapun wilayah yang diteliti adalah wilayah
departemen produksi yang meliputi wilayah tahapan proses produksi dari awal
sampai akhir. Selain wilayah departemen produksi, bagian departemen yang
juga diteliti adalah wilayah ruangan penyimpanan raw material.

3.2.2 Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk membandingkan kondisi nyata lapangan


dengan ilmu teori-teori yang telah didapatkan saat dibangku perkuliahan. Pada
studi pustaka, penulis mencari beberapa referensi pustaka yang dapat
membantu penulis dalam mengidentifikasikan data dan informasi apa saja yang
diperlukan serta metode penyelesaian terbaik dalam menyelesaikan
permasalahan.

12
13

3.2.3 Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan kepadai pihak perusahaan yang memiliki


ilmu serta pengalaman pelaksanaan K3 dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi yang bermanfaat bagi penelitian dan mengetahui pendapat para
pekerja dari berbagai departemen perusahaan menegenai aktifitas pekerjaan
yang berpotensi mengalami kecelakaan kerja serta penanggulangan yang telah
dilakukan pihak perusahaan.

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan


dalam penelitian. Data-data yang diperlukan antara lain aktifitas kegiatan produksi,
data alat proteksi perusahaan, data identifikasi bahaya di lingkungan kerja, safety
sign inspection, fire protection safety patrol, data pengendalian resiko perusahaan,
data kecelakaan kerja, dan lain-lain.

3.4 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penyusunan penelitian ini antara lain:

3.4.1 Identifikasi Bahaya

Pada tahapan ini, langkah awal yang dilakukan adalah mendata semua jenis
bahaya yang terdapat pada aktivitas lingkungan kerja produksi dan raw
material. Proses penjabaran identifikasi dilakukan dengan mengurai pekerjaan
menjadi sub-sub kegiatan atau proses dan dimulai pada awal produksi hingga
akhir selesai produksi. Dalam mengidentifikasi bahaya, peneliti melakukan
pengamatan pada beberapa faktor utama bahaya yang memiliki kaitan dengan
faktor fisik, kimia, dan biologi dimana faktor-faktor tersebut berpotensi dalam
peneyebab kecelakaan kerja.
14

3.4.2 Penilaian Risiko

Penilaian resiko adalah Penentuan besarnya resiko dengan


mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dan besar akibat bahaya yang
ditimbulkan. Sehingga perumusan penilaian resiko dapat dilihat:
Risiko = Likelihood x Severity
• Likelihood adalah kemungkinan terjadinya bahaya/kecelakaan.
• Severity adalah dampak besar akibat bahaya. Nilai dari Likelihood dan
severity digunakan untuk menentukan risk rating. Risk rating adalah
nilai yang menunjukkan resiko yang ada dalam posisi pada tingkat
rendah, menengah, tinggi, atau pada tingkat paling ekstrim. Setelah
menentukan tingkat resiko pekerjaan maka dilakukan
mengklasifikasikan resiko yang ada dan dimulai dari tingkatan paling
rendah sampai tingkatan tinggi. Dimana pada setiap tingkat
pengendalian pekerjaannya dapat disesuaikan dengan pengendalian
resiko yang ada. Dalam penentuan tingkat nilai Likelihood, Severity,
dan klarisifikasi resiko. Nilai rating diperoleh dari ASN/NZ 4360.
Sehingga Likelihood dan Severity dijelaskan melalui Tabel 3.1 dan
Tabel 3.2.
Tabel 3.1 Likelihood

Deskripsi Kemungkinan Score


Rare Hampir tidak pernah,
1
Sangat jarang terjadi
Unlikely
Jarang terjadi 2
( 2-5 Tahun sekali )
Possible
Dapat terjadi sekali-kali 3
( 1-2 Tahun Sekali
Likely
Sering terjadi 4
( 6 Bulan Sekali )
Almost Certain Dapat terjadi pada
5
( Sebulan Sekali ) setiap saat
Sumber : AS/NZS 4360
15

Tabel 3.2 Severity


Deskripsi Tingkat Keparahan Nilai
Tidak ada luka atau luka sementara
Insignificant tetap dapat bekerja tanpa 1
pengobatan dokter
Luka ringan, tetap dapat bekerja
Minor 2
dengan pengobatan dokter
Terluka, hilangnya jam kerja dan
Moderate 3
perlu pengobatan dokter
Luka berat/cacat ringan (tidak ada anggota
tubuh yang hilang atau tidak berfungsi,
Major 4
hilang atau tidak berfungsi, hilang jam
kerja, perlu pengobatan dokter
Fatal, cacat permanen atau kematian.
Catastrophic kerugian berdampak besar dan 5
sangat luas

Sumber : AS/NZS 4360

Setelah penentuan nilai likelihood dan severity, tahap berikutnya melakukan


tingkat keparahannya beserta penilaian rating berdasarkan tabel 3.3 dan 3.4.

Tabel 3.3 Risk Level

Tingkat Bahaya/Risk Level


1-2 Low
3-6 Medium
7-12 High
>12 Extreme
Sumber : AS/NZS 4360

Tabel 3.4 Risk Rating HIRARC


Frekuensi Keparahan (Severity)
(Likelihood) Insignificant (1) Minor (2) Moderate (3) Major (4) Catastrophic (5)
Rare (1) 1 2 3 4 5
Unlikely (2) 2 4 6 8 10
Possible (3) 3 6 9 12 15
Likely (4) 4 8 12 16 20
Almost Certain (5) 5 10 15 20 25
16

3.4.3 Pengendalian Risiko

Tahap pengendalian risiko dilakukan setelah penilaian risiko telah


dilakukan berdasarkan potensi bahaya, aktivitas, serta indikasi level bahaya.
Sebelum itu, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan kejadian
kecelakaan yang terparah atau perlu dilakukan pencegahan yang diketahui dari
risk level. Selanjutnya dilakukan penentuan risk agents dengan melihat
beberapa tindakan dan kondisi tidak aman terhadap risiko bahaya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka beberapa faktor-faktor


bahaya yang terdapat di lingkungan perusahaan terbagi atas 4 kategori yaitu bahaya
fisik, kimia, biologi, dan psikologi pekerja. Tabel identifikasi bahaya yang
diperoleh dari pihak perusahaan dan pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Identifikasi Bahaya

LEMBAR
IDENTIFIKASI BAHAYA
FISIK KIMIA
Mengangkat dan memikul beban Cairan kimia
Gerakan berulang-ulang Bahan mudah terbakar meledak
Wilayah aktifitas kerja Bahan beracun
Kebisingan Type
Pencahayaan Debu
Suhu Uap
Getaran Dan lain-lain
Kekerasan ditempat kerja
Arus listrik
Dan lain-lain

BIOLOGI PSIKOLOGI
Virus Kondisi pekerjaan
Jamur Kelelahan
Bakteri Stress
Air limbah Lupa
Binatang (serangga atau hewan pengerat Dan lain-lain
Dan lain-lain

Sumber: PT.Indofood CBP Sukses Makmur

17
18

4.1.1 Identifikasi bahaya di bagian fisik diantaranya :


1. Kebisingan

Sumber kebisingan itu berasal dari boiler dan mesin pres bagian making
yang bisa mengakibatkan ketulian.

2. Pencahayaan

Untuk memenuhi kebutuhan pencahayaan di PT. ICBPSM


menggunakan sumber penerangan lampu berjenis LED dan buatan
(jendela), warna dinding pada ruang produksi berwarna putih. Untuk
pencahayaan sendiri disesuaikan dengan pencahayaan matahari.

Tabel 4.2 Laporan Hasil Pengecekan Intensitas Cahaya


Meja QC di printing bawah
Standar Hasil Status
Min 800 1330 P
1544 P
1550 P
1260 P

Meja QC Printing SPV


Standar Hasil Status
Min 800 1735 P
2240 P
2210 P
1860 P

Meja QC Printing di Lab


Standar Hasil Status
Min 800 2080 P
2180 P
2200 P
2040 P

3. Suhu (Tekanan Panas/Suhu Tinggi)

Sumber tekanan panas selain berasal dari lingkungan BIC yang


panas, namun juga berasal dari proses produksi, yaitu pada bagian Blow
film dan Exstrusion yang bisa menyebabkan terjadinya heat cramp, heat
19

exhaustion, dan heat stroke. Namun perusahaan telah melakukan


pencegahan untuk meminimalisir panas pada setiap ruangan produksi
dengan memakai AC disetiap ruangan produksi.

4. Getaran Lokal

Sumber getaran berasal dari mesin printing dan di bagian making, yang
bisa menyebabkan terjadinya reynaud’s disease, dan polineuntis, namun
perusahaan telah melakukan penyuluhan perbaikan atau pengecekan di
setiap tahun dan dalam keadaan normal.

4.1.2 Identifikasi di bagian kimia seperti :


1. Debu

Sumber debu berasal dari hasil printing cat kering dusting tinta yang
bisa menyebabkan terjadinya penyakit ISPA (Infeksi Saluran Atas).

2. Cairan Kimia
Solvent Isopropyl Alkohol, Solvent Etil Asetat, Solvent Ethyl
Ketone, Solvent Touluene, Cairan Tinta, Cairan Adhesive, dan Cairan
Mica. Efek terhadap tubuh jika terkena oleh cairan kimia tersebut
yaitu iritasi, alergi, korosif, asphyxia, keracunan sistemik, kanker,
kerusakan/kelainan janin, pneumoconiosis, efek bius (narkose),
danpengaruh genetik.
3. Uap
Sumber uap berasal dari uap solvent dan uap resin yang bisa
menyebabkan terjadinya iritasi dan inflamasi pada paru.

4.2 Penilaian Risiko

Penilaian Risiko dilakukan setelah identifikasi terhadap beberapa faktor-faktor


bahaya telah dilakukan atau ditemukan. Setelah itu, tahap yang akan dilakukan
adalah mengumpulkan aktifitas kerja yang mempunyai potensi risiko kecelakaan
kerja dalam bentuk Job Safety Analysis (JSA).
20

Tabel 4.3 Analisis Bahaya Proses Produksi Di PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk Divisi Packaging BIC Expansion

Identifikasi Potensi Bahaya Level Risk Kontrol


bahaya Bahaya Assesment
Area RM 1. Uap Solvent 7-12 1. Tinggi 1. Masker
Printing 2. Kebakaran 1-2 2. Rendah 2. APAR
3. Pakaian Kerja
4. Sepatu Safety
Area -Uap Solvent, 7-12 1. Tinggi 1. Masker
Produksi -Kebakaran, 3-6 2. Sedang 2. APAR
Printing -Tersayat 1-2 3. Rendah 3. Sarung Tangan
-Static (kesetrum) 1-2 4. Rendah anti Sayat
4. Pengecekan rutin
5. Pakaian Kerja
6. Sepatu Safety
Area 1. Radiasi Nuklir 1-2 1. Rendah 1. Pengecekan rutin
Lamination 2. Kebakaran 3-6 2. Sedang 2. APAR
3. Statik 1-2 3. Rendah 3. Pengecekan rutin
4. Bau cairan 3-6 4. Sedang 4. Masker
5.Adhesive (lem)
Area Sliting 1. Tangan Kesayat 1-2 1. Rendah 1. Sarung tangan anti
sayat
Area Bag 1. Tangan Terjepit 3-6 1. Sedang 1. Training
Making 2. Kebakaran 1-2 2. Rendah 2. APAR
Area 1. Tertimpa 1-2 1. Rendah 1. Sepatu Safety
Warehouse 2. Tertabrak Alat 3-6 2. Rendah 2. Training dan
angkut (Forklif) waspada

4.3 Potensi Bahaya

Potensi bahaya yang ada di PT. ICBPSM dapat bersumber dari bahan kimia
dan dari bahaya fisik.

4.3.1 Potensi bahaya yang bersumber dari bahan kimia antara lain:

1. Kebakaran

Sumber potensi bahaya yang menyebabkan kebakaran dapat berasal


dari konsleting listrik, dan cairan tinta.
21

2. Static

Static disini adalah kondisi dimana tersetrum di film setelah barang nya
di produksi
3. Radiasi Nuklir

Tak hanya menimbulkan gejala keracunan, radiasi nuklir juga berdampak


buruk terhadap kesehatan tubuh dan bahkan dapat meningkatkan risiko
terjadinya berbagai masalah kesehatan.

4. Uap
• Uap Solvent

Merupakan proses pengeringan cairan kimia yang sudah menempel pada


film.

• Uap Resin

Merupakan proses pemanasan dari biji plastik menjadi film plastik yang
disesuaikan dengan ketebalan order tersebut.

4.3.2 Potensi Bahaya dari sumber fisik :


1. Tangan Kejepit

Yang dapat menimbulkan bahaya terjepit misalnya pada bagian produksi


(terjepit dengan mesin produksi bagian making).

2. Tangan Kesayat

Yang dapat menimbulkan tangan tersayat misalnya pada bagian


penggantian pisau mesin.

3. Hernia Akibat Mengangkat Beban Berat

Karena sistem kerja pada setiap operator produksi ada kegiatan rutin
mengangkat barang yang berat.

4. Tertabrak

Dalam proses produksi tidak lepas dari kegiatan alat pengangkat


barang/produk untuk itu PT. ICBPSM menyediakan saran berupa
22

forklift, loader, lorry dan truk untuk kegiatan distribusi. Sarana ini
berpotensi menimbulkan kecelakaan terhadap tenaga kerja dan orang lain
yang berada dilingkungan perusahaan yaitu tertabrak.

4.4 Pengendalian Risiko

PT. ICBPSM sangat memperhatikan keselamatan kerja tenaga kerjanya.


Untuk melindungi tenaga kerjanya dari faktor bahaya di tempat kerja agar tidak
menyebabkkan kecelakaan, maka perusahaan memiliki sistem pencegahan
kecelakaan kerja dengan menyediakan :

1. Penanggulangan Kebakaran

Di PT. ICBPSM potensi terhadap timbulnya kebakaran cukup tinggi, maka


kewaspadaan terhadap potensi bahaya kebakaran merupakan prioritas utama.
Penanggulangan kebakaran dilakukan dengan pemasangan alat pemadam
kebakaran yakni sensor cahaya, sensor panas, sensor asap, hydrant (pilar dan
valve) dan APAR. Hydrant dipasang disetiap area yang berpotensi
menimbulkan bahaya. Hydrant valve dipasang didalam gedung sedangkan
hydrant pilar serta siames connection berada dihalaman. Sumber energi
hydrant berasal dari energi diesel pump, electric pump dan jockey pump.
Sedangkan alat pemadam kebakaran jenis APAR diletakkan di titik rawan
kebakaran, dengan tinggi pemasangan maksimal 120 cm dan jarak terendah 15
cm dari permukaan tanah. Hal ini agar tabung APAR tidak mudah korosi.
Jenis-jenis APAR yang dipergunakan sebagai pemadam bahannya berupa dry
chemical, CO2, BCF, AF 11 dan HFC 227. Pemeriksaan APAR dilakukan
setiap 2 minggu sekali yang meliputi pemeriksaan segel, pen pengaman, batas
expired, tekanan bar, No. APAR, area atau lokasi APAR, berat APAR dan jenis
APAR. Sedangkan pemeriksaan kesiapan hydrant dilakukan 3 bulan sekali
meliputi pengecekan tekanan air hydrant, kondisi atau kejernihan air hydrant
serta pengecekan nozzle dengan kopling hose.
23

Tabel 4.4 Tahapan Memadamkan Api di Area Cluster Printing

No Tingkat Resiko Tahapan


01 Kebakaran Kecil Padamkan dengan APAB 23 kg Co2
02 Kebakaran i. Tekan Fire Break Glass Terdekat
Besar ii. Pastikan Karyawan Cluster sudah keluar dari
cluster
iii. Cari manual release LPCO2 sistem sesuai
dengan mesin yang terbakar (dorong dengan
jari dan tarik kebawah)
iv. Evakuasi ke titik kumpul terdekat

2. Alat Pelindung Diri

Dalam penyediaan APD departemen GAS bertugas dalam pembeliannya,


penggantian APD dilakukan dalam 1 tahun sekali atau saat APD sudah tidak
berfungsi lagi (rusak). Perawatan APD dilakuakn oleh masing-masing bagian
atau karyawan. APD yang disediakan oleh PT. ICBPSM adalah :

1). Masker Kain

Digunakan oleh tenaga kerja bagian printing karena banyak menggunakan


tinta dan bahaya dari uap solvent dan uap resin

2). Sarung tangan

Digunakan oleh tenaga kerja bagian Sliting, printing dan lamination untuk
proses penggantian pisau mesin

3). Sepatu safety

Berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan, misalnya bagian gudang,


produksi, supply, operator forklift dan semua karyawan produksi.

4). Pakaian Kerja

Digunakan pada semua karyawan PT.Indofood.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Potensi – potensi bahaya yang ada di perusahaan PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk Divisi Packaging BIC Expansion yaitu :
• Potensi bahaya kimia diantaranya : kebakaran, static (tersetrum), radiasi
nuklir, uap solvent, dan uap resin.
• Potensi bahaya fisik diantaranya : tangan kejepit, tangan kesayat, hernia
akibat mengangkat beban berat, dan tertabrak oleh alat/mesin pengangkut
barang/produk.
2. Pencegahan yang harus dilakukan agar dapat meminimalisir bahaya yang
ada di perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Packaging
BIC Expansion yaitu :
• Penanggulangan kebakaran : Penanggulangan kebakaran dilakukan
dengan pemasangan alat pemadam kebakaran yakni sensor cahaya, sensor
panas, sensor asap, hydrant (pilar dan valve) dan APAR.

Selanjutnya melakukan training penanganan pemadam kebakaran.

• Alat pelindung diri : Dalam penyediaan APD departemen GAS bertugas


dalam pembeliannya, penggantian APD dilakukan dalam 1 tahun sekali
atau saat APD sudah tidak berfungsi lagi (rusak). Perawatan APD
dilakuakn oleh masing-masing bagian atau karyawan APD yang
disediakan oleh PT. ICBPSM adalah : masker kain, sarung tangan, sepatu
safety, dan pakaian kerja.

24
DAFTAR PUSTAKA

Irawan Shandy, Togar Panjaitan, dan Liem Yenny, 2015. Penyusunan Hazard
Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) di PT. X.
Surabaya

Koreawan Oky Agus, Minto Basuki, 2019. Identifikasi Bahaya Bekerja dengan
Pendekatan Hazard Identification, Risk Asssessment, and Risk Control
(HIRARC) di PT. Prima Alloy Steel Universal. Surabaya: Institut
Teknologi Adhi Tama

Nqa, 2009. OHSAS 18001 Guide to Implementing a Health & Safety Manajemen
System. United Kingdom

Syahrul Ahmad, (6 Desember 2021). OHSAS 18001.


https://isoindonesiacenter.com/antara-ohsas-dan-smk3

iii

Anda mungkin juga menyukai