Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tak lupa juga kami ucapakan salawat kepada Nabi
Muhammad SAW semoga kita selalu berada di jalan yang diridhai Allah SWT. Makalah ini
berjudul “Sistem Manajemen K3”. Tujuan dari makalah ini adalah agar kami bisa dapat
memperluas ilmu tentang K3 dan bagaimana cara mengimplemenasikannya di kehidupan
sehari hari.
Dalam pembuatan makalah, kami menghadapi hambatan, namun dengan semangat
dari teman teman kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mohon maaf apabila ada
kesalahan baik dari data maupun penulisan makalah. Semoga makalah ini dapat
dimanfaatkan.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
A. Kesimpulan ...........................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
iii
dilaksanakan oleh pengurus atau tempat kerja dengan menyediakan sumber daya
iv
manusia yang mempunyai kualifikasi dan sarana dan prasarana yang memadai.
Dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pekerja pada Ketinggian menjelaskan bahwa segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Secara khusus
perusahaan berkewajiban memeriksa kesehatan badan, mental dan kemampua
fisik pekerja, serta pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri dengan
tepatdan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan kerja agar pekerja dapat
bekerja secara optimal. Kewajiban menggunakan alat pelindung diri terdapat
dalam Permenaker No Per.08/MEN/VII/ 2010 Tentang Alat Pelindung Diri.
Ada beberapa bengkel seperti bengkel produksi, bengkel las, bengkel
otomotif, bengkel listrik dan elektronika, bengkel bangunan serta bengkel
komputer. Dalam praktik sehari-hari, Sistem Manajemen K3 guna meminimalisir
kecelakaan serta menjamin kesehatan dan keselamatan bagi siswa praktik dan
guru/instruktur ketika di bengkel.
Terjadinya kecelakaan saat bekerja sangat memungkinkan, mengingat jenis
pekerjaan, tempat bekerja dan alat pelindung diri yang dipakai saat bekerja. Maka
dari itu pemerintah menerapkan beberapa peraturan yang telah dijelaskan di atas.
Ketika peraturan ini dikeluarkan, maka dunia industri, bengkel ataupun sekolah
harus menerapkannya karena ini adalah salah satu cara meminimalisir angka
kecelakaan kerja.
Dari penjelasan di atas, dapat kita lihat betapa pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja di berbagai tempat, khususnya di bengkel yang menjadi perhatian
kita semua ketika berlangsungnya kegiatan praktik atau kerja lapangan. Tenaga
kerja atau pelaku praktik memiliki peran penting saat melakukan pekerjaanya atau
praktik di bengkel, karena mengingat betapa pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja. Maka daripada itu, kita harus menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja ketika berada di lapangan dan tempat praktik.
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Manajemen K3
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola risiko K3. Sistem
Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan
yang dibutuhkan bagi pengembangan ,penerapan,pencapaian,pengkajian dan
pemeliharaan kewajiban K3, dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,efisien dan produkatif.
Sistem manajemen K3 Berdasarkan permenker No.5 Tahun 1996 adalah bagian
dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi
,perencanaan , tanggung jawab,pelaksanaan,prosedur,proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan,penerapan,pencapaian,pengkajian dan pem,eliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif (defenisi tempat kerja: darat/perairan/udara/dalam tanah,ada kegiatan usaha,
ada tenaga kerja yang bekerja, ada sumber bahaya).
B. Tujuan Manajemen K3
Secara umum, tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 seperti yang tertuang
pada pasal 2 PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3
yaitu untuk menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Tarwaka, 2016).
Menurut Ramli (2013) dalam bukunya yang berjudul “Smart Safety: Panduan
Penerapan SMK3 yang Efektif”, tujuan SMK3 dapat dibagi menjadi:
1. Sebagai Alat Ukur Kinerja K3 dalam Organisasi Sistem Manajemen K3 digunakan
untuk menilai dan mengukur kinerja penerapan K3 dalam organisasi. Dengan
membandingkan pencapaian K3 organisasi dengan persyaratan tersebut, organisasi
dapat mengetahui tingkat pencapaian K3. Pengukuran ini dilakukan melalui audit
sistem manajemen K3.
2. Sebagai pedoman penerapan K3 dalam suatu organisasi, Sistem Manajemen K3
dapat dijadikan pedoman atau acuan dalam pengembangan Sistem Manajemen K3.
Berbagai bentuk sistem manajemen K3 dijadikan acuan. Contoh: Pedoman K3L
ILO, Pedoman K3LL API, Pedoman K3L Forum Produsen Minyak dan Gas Bumi
(OGP), Sistem Pemeringkatan Keamanan Internasional “ISRS”. Dari DNV dan
lainnya.
3. Sebagai dasar pengakuan: Sistem Manajemen K3 juga menjadi dasar pemberian
penghargaan K3 atas pencapaian kinerja K3. K3 Awards diberikan oleh 10 instansi
pemerintah dan badan independen lainnya. Penghargaan K3 diberikan atas
pencapaian outcome K3 sesuai tolok ukur masing-masing.
7
4. Dapat juga digunakan sebagai Sertifikasi Sistem Manajemen K3 untuk
mensertifikasi penerapan Manajemen K3 pada suatu organisasi. Sertifikasi
dilakukan oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi.
8
e) Meningkatkan Image Dan Daya Saing Perusahaan
Jika SMK3 di suatu perusahaan di nilai bagus, maka otomatis akan meningkatkan
image positif bagi perusahaan tersebut. Selain itu, hal ini juga akan meningkatkan
daya saing perusahaan dengan perusahaan lainnya.
9
d) pengobatan terhadap pekerja yang sakit;
e) pemeliharaan sanitasi lingkungan kerja secara berkala dengan melakukan
pemantauan lingkungan kerja terhadap bahaya yang ada;
f) Melaksanakan pemantauan biologis
g) Melaksanakan pemantauan kesehatan pekerja
11
b) Anggaran yang memadai
c) Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasianInstruksi
kerja
Syarat minimal kegiatan pelaksanaan rencana K3 harus meliputi:
a) Tindakan pengendalian
b) Perancangan dan rekayasa
c) Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
d) Prosedur dan instruksi kerja
e) Pembelian/pengadaan barang dan jasa
f) Produk akhir
g) Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri serta rencana
pemulihan keadaan darurat (dilaksanakan berdasarkan potensi bahaya, investigasi,
dan analisa kegiatan)
Pelaksanaan rencana K3 berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko.
Pelaksaanaan kegiatan oleh pengusaha harus:
a) Menunjuk SDM yang berkompeten dan berwenang di bidang K3.
b) Melibatkan seluruh pekerja
c) Membuat petunjuk K3 yang harus dipatuhi oleh semua penghuni perusahaan
d) Membuat prosedur informasi yang harus dikomunikasikan ke semua pihak dalam
perusahaan dan pihak luar yang terkait
e) Membuat prosedur pelaporan yang terdiri:
1. Terjadinya kecelakaan di tempat kerja
2. Ketidaksesuaian dengan peraturan perundang-undangan dan/atau standar
3. Kinerja K3
f) Identifikasi sumber bahaya
g) Dokumen lain yang diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
h) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang dilakukan terhadap:
1. Peraturan perundang-undangan dan standar di bidang K3
2. Indikator kinerja K3
3. Izin kerja
4. Hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko
5. Kegiatan pelatihan K3
6. Kegiatan inspeksi, kalibrasi, dan pemeliharan
7. Catatan pemantauan data
8. Hasil pengkajian kecelakaan di tempat kerja dan tindak lanjut
9. Identifikasi produk terhadap komposisinya
10. Informasi pemasok dan kontraktor
11. Audit dan peninjauan ulang SMK3
12. Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap
pemenuhan
13. kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan.
12
H. Penilaian (audit) Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia
Penilaian hasil Audit SMK3 terdiri dari 3 kategori yaitu:
1. Kategori Tingkat awal Perusahaan yang memenuhi 64(enam puluh empat)
kriteria, kriteria tersebut sebagaimana tercantum dalam kolom 3 pada Tabel 1.
2. Kategori Tingkat Transisi Perusahaan yang memenuhi 122 (seratus dua puluh
dua) kriteria, kriteria tersebut sebagaimana tercantum dalam kolom 3 dan kolom 4
pada Tabel 1.
3. Kategori Tingkat Lanjutan Tingkat penilaian penerapan SMK3 ditetapkan sebagai
berikut:
a. Untuk tingkat pencapaian penerapan 0-59% termasuk tingkat penilaian
penerapan kurang.
b. Untuk tingkat pencapaian penerapan 60-84% termasuk tingkat penilaian
penerapan baik.
c. Untuk tingkat pencapaian penerapan 85-100% termasuk tingkat penilaian
penerapan memuaskan.
Tabel 1. Tingkat Penilaian Penerapan SMK3
Kategori Tingkat Pencapaian
Perusahaan Penerapan
0-59% 60-84% 85-100%
Kategori tingkat Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian
awal (64 kriteria) Penerapan Kurang Penerapan Baik Penerapan
Memuaskan
Kategori tingkat Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian
transisi (122 Penerapan Kurang Penerapan Baik Penerapan
kriteria) Memuaskan
Kategori tingkat Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian
lanjutan (166 Penerapan Kurang Penerapan Baik Penerapan
kriteria) Memuaskan
13
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disebut SMK3
adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian , pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman.
Perencanaan Sistem Manajemen K3 yang baik, dimulai dengan melakukan
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penentuan pengendaliannya. Dalam melakukan hal
tersebut, harus diperimbangkan berbagai persyaratan perundangan K3 yang berlaku bagi
organisasi serta persyartan lainnya seperti standar, kode, atau pedoman industri yang terkait
atau berlaku bagi organisasi.
Pelaksanaan dan Penilaian (Audit )Sistem Manajemen K3 di Indonesia sudah diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatana dan Kesehatan Kerja (SMK3).
15