Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tak lupa juga kami ucapakan salawat kepada Nabi
Muhammad SAW semoga kita selalu berada di jalan yang diridhai Allah SWT. Makalah ini
berjudul “Sistem Manajemen K3”. Tujuan dari makalah ini adalah agar kami bisa dapat
memperluas ilmu tentang K3 dan bagaimana cara mengimplemenasikannya di kehidupan
sehari hari.
Dalam pembuatan makalah, kami menghadapi hambatan, namun dengan semangat
dari teman teman kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mohon maaf apabila ada
kesalahan baik dari data maupun penulisan makalah. Semoga makalah ini dapat
dimanfaatkan.

Padang, November 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................................ iii
PENDAHULUAN .............................................................................................................. iii
A. Latar Belakang ....................................................................................................... iii
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................6
BAB II................................................................................................................................7
PEMBAHASAN .................................................................................................................7
A. Sistem Manajemen K3 ............................................................................................7
B. Tujuan Manajemen K3 ............................................................................................7
C. Manfaat Sistem Manajemen K3 .................................................................................... 8
a) Mengetahui Pemenuhan Perusahaan Terhadap Peraturan Perundang Undangan Di
Bidang K3 ..................................................................................................................................... 8
b) Mendapatkan Bahan Umpan Balik Bagi Tinjauan Manajemen K3............................... 8
c) Mengetahui Efektivitas, Efisiensi Dan Kesesuaian Dari Implementasi SMK3 ............. 8
d) Mengetahui Kinerja K3 Di Perusahaan. ........................................................................ 8
e) Meningkatkan Image Dan Daya Saing Perusahaan ....................................................... 9
f) Meningkatkan Kepedulian Dan Pengetahuan K3 .......................................................... 9
g) Terpantaunya Faktor Bahaya dan Resiko Di Perusahaan. ............................................. 9
D. Merencanakan Sistem Manajemen K3 ....................................................................9
E. Penerapan Sistem Manajemen K3 ........................................................................10
F. Penerapan Sistem Manajemen K3 menurut Undang-Undang di Indonesia ...........11
G. Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia.................................................11
H. Penilaian (audit) Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia ......................13
BAB III.............................................................................................................................15
PENUTUP .......................................................................................................................15

ii
A. Kesimpulan ...........................................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti


sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar di tingkat regional
maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif.
Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang di mana setiap
manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu membatu
tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan.
Melihat kondisi ini, penerapan sistem manajemen pada industri atau
bengkel sangatlah penting, untuk menghindari dan mengurangi angka kecelakaan
kerja serta mengurangi risiko kerugian fisik atau material yang selalu mengintai.
Risiko inilah yang harus dihindari bagi pekerja dan suatu instansi guna terciptanya
lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif.
Dalam konteks ini, sorotan penting adalah penerapan sistem manajemen
K3, pelaksanaan praktik kerja dan pengguanaan alat pelindung diri (APD) saat
berada dilingkungan kerja. Selain itu, yang penting dalam kegiatan praktik atau
pekerjaan di lapangan adalah pengetahuan K3, keterampilan dan kompetensi, serta
dibutuhkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam melaksanakan
praktik dibutuhkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja, sistem jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja ini sangat diperhatikan, karena masih tingginya
angka kecelakaan kerja dalam kehidupan sehari-hari. Sistem ini bertujuan untuk
menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegritas dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit yang diakibatkan oleh
pekerjaan. Penerapan sistem ini dilakukan dengan harapan terciptanya lingkungan
kerja yang aman, efisien dan produktif.
Dalam Undang-undang Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dijelaskan bahwa K3 harus

iii
dilaksanakan oleh pengurus atau tempat kerja dengan menyediakan sumber daya

iv
manusia yang mempunyai kualifikasi dan sarana dan prasarana yang memadai.
Dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pekerja pada Ketinggian menjelaskan bahwa segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Secara khusus
perusahaan berkewajiban memeriksa kesehatan badan, mental dan kemampua
fisik pekerja, serta pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri dengan
tepatdan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan kerja agar pekerja dapat
bekerja secara optimal. Kewajiban menggunakan alat pelindung diri terdapat
dalam Permenaker No Per.08/MEN/VII/ 2010 Tentang Alat Pelindung Diri.
Ada beberapa bengkel seperti bengkel produksi, bengkel las, bengkel
otomotif, bengkel listrik dan elektronika, bengkel bangunan serta bengkel
komputer. Dalam praktik sehari-hari, Sistem Manajemen K3 guna meminimalisir
kecelakaan serta menjamin kesehatan dan keselamatan bagi siswa praktik dan
guru/instruktur ketika di bengkel.
Terjadinya kecelakaan saat bekerja sangat memungkinkan, mengingat jenis
pekerjaan, tempat bekerja dan alat pelindung diri yang dipakai saat bekerja. Maka
dari itu pemerintah menerapkan beberapa peraturan yang telah dijelaskan di atas.
Ketika peraturan ini dikeluarkan, maka dunia industri, bengkel ataupun sekolah
harus menerapkannya karena ini adalah salah satu cara meminimalisir angka
kecelakaan kerja.

Dari penjelasan di atas, dapat kita lihat betapa pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja di berbagai tempat, khususnya di bengkel yang menjadi perhatian
kita semua ketika berlangsungnya kegiatan praktik atau kerja lapangan. Tenaga
kerja atau pelaku praktik memiliki peran penting saat melakukan pekerjaanya atau
praktik di bengkel, karena mengingat betapa pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja. Maka daripada itu, kita harus menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja ketika berada di lapangan dan tempat praktik.

5
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:


a. Apa pengertian Sistem Manajemen K3?
b. Apa tujuan dari Sistem Manajemen K3?
c. Bagaimana manfaat dari adanya Sistem Manajemen K3?
d. Bagaimana cara merencanakan Sistem Manajemen K3?
e. Bagaimana penerapan Sistem Manajemen K3 pada dunia kerja?
f. Bagaimana penerapan Sistem Manajemen K3 menurut Undang-Undang di
Indonesia.?
g. Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:


1. Dapat memahami pengertian sistem manajemen K3
2. Dapat mengetahui tujuan dari sistem manajemen K3
3. Dapat mengetahui manfaat dari sistem manajemen K3
4. Dapat mengetahui cara merencanakan sistem manajemen K3
5. Dapat menerapkan sistem manajemen K3 pada dunia kerja
6. Dapat mengetahui penerapan Sistem Manajemen K3 menurut Undang-Undang
di Indonesia

7. Dapat mengetahui penilaian penerapan Sistem Manajemen K3 menurut


Undang-Undang di Indonesia

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Manajemen K3

SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola risiko K3. Sistem
Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan
yang dibutuhkan bagi pengembangan ,penerapan,pencapaian,pengkajian dan
pemeliharaan kewajiban K3, dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,efisien dan produkatif.
Sistem manajemen K3 Berdasarkan permenker No.5 Tahun 1996 adalah bagian
dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi
,perencanaan , tanggung jawab,pelaksanaan,prosedur,proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan,penerapan,pencapaian,pengkajian dan pem,eliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif (defenisi tempat kerja: darat/perairan/udara/dalam tanah,ada kegiatan usaha,
ada tenaga kerja yang bekerja, ada sumber bahaya).

B. Tujuan Manajemen K3
Secara umum, tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 seperti yang tertuang
pada pasal 2 PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3
yaitu untuk menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Tarwaka, 2016).
Menurut Ramli (2013) dalam bukunya yang berjudul “Smart Safety: Panduan
Penerapan SMK3 yang Efektif”, tujuan SMK3 dapat dibagi menjadi:
1. Sebagai Alat Ukur Kinerja K3 dalam Organisasi Sistem Manajemen K3 digunakan
untuk menilai dan mengukur kinerja penerapan K3 dalam organisasi. Dengan
membandingkan pencapaian K3 organisasi dengan persyaratan tersebut, organisasi
dapat mengetahui tingkat pencapaian K3. Pengukuran ini dilakukan melalui audit
sistem manajemen K3.
2. Sebagai pedoman penerapan K3 dalam suatu organisasi, Sistem Manajemen K3
dapat dijadikan pedoman atau acuan dalam pengembangan Sistem Manajemen K3.
Berbagai bentuk sistem manajemen K3 dijadikan acuan. Contoh: Pedoman K3L
ILO, Pedoman K3LL API, Pedoman K3L Forum Produsen Minyak dan Gas Bumi
(OGP), Sistem Pemeringkatan Keamanan Internasional “ISRS”. Dari DNV dan
lainnya.
3. Sebagai dasar pengakuan: Sistem Manajemen K3 juga menjadi dasar pemberian
penghargaan K3 atas pencapaian kinerja K3. K3 Awards diberikan oleh 10 instansi
pemerintah dan badan independen lainnya. Penghargaan K3 diberikan atas
pencapaian outcome K3 sesuai tolok ukur masing-masing.

7
4. Dapat juga digunakan sebagai Sertifikasi Sistem Manajemen K3 untuk
mensertifikasi penerapan Manajemen K3 pada suatu organisasi. Sertifikasi
dilakukan oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi.

C. Manfaat Sistem Manajemen K3


Agar penerapan manajemen K3 berjalan efektif, maka perusahaan harus
mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung untuk mencapai kebijakan,
tujuan dan sasaran K3. Adapun manfaat penerapan SMK3di Indonesia meliputi
Beberapa aspek berikut:
a) Mengetahui Pemenuhan Perusahaan Terhadap Peraturan Perundang Undangan
Di Bidang K3
Dengan mengimplementasikan SMK3 maka perusahaan telah mematuhi peraturan
perundangan pemerintah Indonesia. Perusahaan yang tidak melaksanakan SMK3
akan diberikan sangsi oleh pemerintah, hal ini dikarenakan perusahaan dianggap
lalai dalam melindungi pekerja.

b) Mendapatkan Bahan Umpan Balik Bagi Tinjauan Manajemen K3


Adanya penerapan SMK3 dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan, maka akan
didapatkan hasil atau umpan balik dari tinjauan manajemen yang mengatur program
K3. Hal ini bertujuan sebagai bahan perbaikan yang berkesinambungan untuk
kemajuan suatu perusahaan.

c) Mengetahui Efektivitas, Efisiensi Dan Kesesuaian Dari Implementasi SMK3

efektivitas perlindungan K3 yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi


akan meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan di suatu perusahaan. Dengan
adanya SMK3 maka akan memudahkan perusahaan mengetahui tingkat efektivitas,
efisiensi, kesesuaian serta kekurangan dari sistem K3 yang telah diterapkan.

d) Mengetahui Kinerja K3 Di Perusahaan.

SMK3 di perusahaan bertugas mengatur, mengelola, serta mengevaluasi suatu


program K3 yang diterapkan. Dengan demikian adanya SMK3 akan memudahkan
mengetahui efektivitas kinerja K3 yang diterapkan di perusahaan tersebut.

8
e) Meningkatkan Image Dan Daya Saing Perusahaan

Jika SMK3 di suatu perusahaan di nilai bagus, maka otomatis akan meningkatkan
image positif bagi perusahaan tersebut. Selain itu, hal ini juga akan meningkatkan
daya saing perusahaan dengan perusahaan lainnya.

f) Meningkatkan Kepedulian Dan Pengetahuan K3

Adanya SMK3 pada sebuah perusahaan akan meningkatkan kepedulian terhadap


K3. Selain itu, sistem ini juga akan meningkatkan kinerja tenaga kerja atau
meningkatkan produktivitas perusahaan.

g) Terpantaunya Faktor Bahaya dan Resiko Di Perusahaan.

Dalam suatu SMK3 mencakup tentang mengidentifikasi faktor, pencegahan maupun


pengendalian terhadap resiko bahaya atau penyakit yang di sebabkan oleh suatu
pekerjaan. Dengan demikian adanya SMK3, otomatis akan terpantaunya resiko
bahaya apa saja yang ada di perusahaan tersebut termasuk cara penanganan yang
berkesinambungan.

D. Merencanakan Sistem Manajemen K3


Perencanaan dilakukan pada sistem manajemen K3 sesuai OHSAS 18001. OHSAS
18001 mengharuskan organisasi untuk menetapkan prosedur perencanaan yang tepat.
Tanpa adanya perencanaan maka hasil sistem tidak akan maksimal. Rencana ini
merupakan kelanjutan dan penjabaran dari kebijakan K3 yang ditetapkan oleh
manajemen puncak dengan memperhatikan hasil audit yang dilakukan dan masukan
dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk hasil pengukuran kinerja K3.
Hasil dari rencana ini akan dimasukkan ke dalam penerapan dan pengoperasian
K3. Rencana K3 yang baik dimulai dengan mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan
menetapkan pengendalian. Hal ini memerlukan pertimbangan terhadap berbagai
persyaratan hukum K3 yang berlaku pada organisasi Anda, serta persyaratan lain seperti
standar industri, peraturan, dan pedoman yang relevan atau berlaku pada organisasi
Anda.
Hasil rencana ini digunakan untuk menentukan tujuan K3 yang ingin dicapai dan
program kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pelatihan K3 untuk seluruh
karyawan, pelatihan K3 disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kelompok dalam
organisasi perusahaan Anda. Fungsinya untuk memperlakukan individu dengan
perilaku tertentu agar berperilaku sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sebelumnya
sebagai produk akhir pelatihan. Pelaksanaan program K3 sesuai ketentuan yang berlaku,
meliputi:
a) Pemeriksaan kesehatan petugas (pelatihan, reguler dan khusus),
b) Penyediaan alat pelindung diri dan keselamatan kerja,
c) Untuk pencegahan

9
d) pengobatan terhadap pekerja yang sakit;
e) pemeliharaan sanitasi lingkungan kerja secara berkala dengan melakukan
pemantauan lingkungan kerja terhadap bahaya yang ada;
f) Melaksanakan pemantauan biologis
g) Melaksanakan pemantauan kesehatan pekerja

E. Penerapan Sistem Manajemen K3


Penerapan Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
melibatkan serangkaian langkah-langkah dan praktek-praktek tertentu untuk
memastikan bahwa organisasi mencapai standar keselamatan yang tinggi. Berikut
adalah beberapa langkah yang dapat diambil dalam penerapan sistem ini:
a) Penetapan Kebijakan K3:
• Organisasi harus menetapkan kebijakan resmi terkait K3 yang mencakup
komitmen pimpinan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
b) Penilaian Risiko:
• Identifikasi potensi risiko dan bahaya di lingkungan kerja.
• Lakukan penilaian risiko untuk menentukan tingkat keparahan dan frekuensi
potensi risiko tersebut.
c) Perencanaan Tindakan Korektif:
• Buat rencana tindakan korektif untuk mengatasi potensi risiko dan bahaya.
• Tentukan langkah-langkah konkret untuk mengurangi atau menghilangkan
risiko yang telah diidentifikasi.
d) Pelibatan Karyawan:
• Dukung partisipasi aktif karyawan dalam identifikasi risiko dan
implementasi langkah-langkah keselamatan.
• Bangun budaya di mana keselamatan menjadi tanggung jawab bersama.
e) Pelatihan dan Kesadaran:
• Berikan pelatihan K3 kepada semua karyawan untuk meningkatkan
kesadaran terhadap risiko dan praktik-praktik keselamatan yang baik.
f) Membuat Prosedur K3:
• Membuat alur kerja dan kebijakan K3 yang jelas dan mudah dipahami.
• Memastikan setiap karyawan memahami dan mengikuti prosedur.
g) Audit dan Evaluasi:
• Melakukan audit internal secara berkala untuk memverifikasi kepatuhan
terhadap prosedur K3 dan efektivitas sistem.
• Mengevaluasi hasil audit dan menentukan tindakan perbaikan yang
diperlukan.
h) Manajemen Insiden dan Investigasi:
• Tentukan prosedur untuk melaporkan insiden dan kecelakaan segera setelah
terjadi.
• Lakukan investigasi menyeluruh untuk memahami penyebab insiden dan
ambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai.
i) Komunikasi Efektif:
• Berkomunikasi secara terbuka tentang isu K3 kepada seluruh organisasi.
• Memastikan informasi risiko dan keamanan diperbarui secara berkala.
j) Pemantauan dan Pengukuran Kinerja:
10
• Memantau indikator kinerja K3 seperti tingkat kecelakaan, cuti sakit, dan
tingkat kepatuhan terhadap prosedur K3.
• Gunakan data ini untuk mengevaluasi efektivitas sistem Anda dan
mengidentifikasi peluang perbaikan.
k) Komitmen Kepemimpinan:
• Pemimpin organisasi harus menunjukkan komitmen terhadap K3 dengan
mendukung implementasi dan alokasi sumber daya yang memadai.
l) Perbaikan Berkelanjutan :
• Memperbaiki sistem K3 secara terus menerus melalui siklus PDCA (Plan-
Do-Check-Act). K3 Penerapan sistem manajemen bukanlah proses yang
dilakukan satu kali saja, melainkan upaya berkelanjutan yang melibatkan
seluruh organisasi. Keterlibatan dan partisipasi seluruh pemangku kepentingan
memungkinkan organisasi mencapai dan mempertahankan standar keamanan
yang tinggi.

F. Penerapan Sistem Manajemen K3 menurut Undang-Undang di Indonesia


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
sebagaimana diatur dalam Konstitusi diatur oleh beberapa peraturan pemerintah dan
undang-undang di Indonesia. Di bawah ini adalah beberapa informasi yang relevan.
• Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 mengatur tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). SMK3 merupakan bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dengan tujuan untuk mengendalikan
risiko yang terkait dengan aktivitas kerja untuk menciptakan tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
• Undang-Undang Keselamatan Kerja Nomor 1 Tahun 1970 juga menjadi landasan
hukum penerapan K3 di tempat kerja.
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 1996 mengatur tentang sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Peraturan ini menetapkan
persyaratan penerapan SMK3 berdasarkan jumlah pekerja dan tingkat risiko di
tempat kerja.
Penerapan sistem manajemen K3 diatur dengan peraturan pemerintah dan
undang-undang yang mencakup aspek kebijakan K3, perencanaan K3, perencanaan
pelaksanaan K3, pemantauan dan evaluasi kinerja K3, serta peninjauan dan peningkatan
kinerja SMK3. Ini termasuk sistem manajemen K3 di Indonesia didasarkan pada landasan
hukum untuk mengatur aspek keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja.

G. Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia


Berdasarkan rencana K3 yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaannya pengusaha
didukung oleh SDM di bidang K3, sarana dan prasarana. SDM yang dimaksud harus
memiliki:
a) Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat
b) Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan ijin kerja dan/atau surat
penunjukan dari instansi yang berwenang
Sarana dan prasana yang dimaksud minimal harus terdiri:
a) Organisasi atau unit yang bertanggungjawab di bidang K3

11
b) Anggaran yang memadai
c) Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasianInstruksi
kerja
Syarat minimal kegiatan pelaksanaan rencana K3 harus meliputi:
a) Tindakan pengendalian
b) Perancangan dan rekayasa
c) Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
d) Prosedur dan instruksi kerja
e) Pembelian/pengadaan barang dan jasa
f) Produk akhir
g) Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri serta rencana
pemulihan keadaan darurat (dilaksanakan berdasarkan potensi bahaya, investigasi,
dan analisa kegiatan)
Pelaksanaan rencana K3 berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko.
Pelaksaanaan kegiatan oleh pengusaha harus:
a) Menunjuk SDM yang berkompeten dan berwenang di bidang K3.
b) Melibatkan seluruh pekerja
c) Membuat petunjuk K3 yang harus dipatuhi oleh semua penghuni perusahaan
d) Membuat prosedur informasi yang harus dikomunikasikan ke semua pihak dalam
perusahaan dan pihak luar yang terkait
e) Membuat prosedur pelaporan yang terdiri:
1. Terjadinya kecelakaan di tempat kerja
2. Ketidaksesuaian dengan peraturan perundang-undangan dan/atau standar
3. Kinerja K3
f) Identifikasi sumber bahaya
g) Dokumen lain yang diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
h) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang dilakukan terhadap:
1. Peraturan perundang-undangan dan standar di bidang K3
2. Indikator kinerja K3
3. Izin kerja
4. Hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko
5. Kegiatan pelatihan K3
6. Kegiatan inspeksi, kalibrasi, dan pemeliharan
7. Catatan pemantauan data
8. Hasil pengkajian kecelakaan di tempat kerja dan tindak lanjut
9. Identifikasi produk terhadap komposisinya
10. Informasi pemasok dan kontraktor
11. Audit dan peninjauan ulang SMK3
12. Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap
pemenuhan
13. kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan.

12
H. Penilaian (audit) Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia
Penilaian hasil Audit SMK3 terdiri dari 3 kategori yaitu:
1. Kategori Tingkat awal Perusahaan yang memenuhi 64(enam puluh empat)
kriteria, kriteria tersebut sebagaimana tercantum dalam kolom 3 pada Tabel 1.
2. Kategori Tingkat Transisi Perusahaan yang memenuhi 122 (seratus dua puluh
dua) kriteria, kriteria tersebut sebagaimana tercantum dalam kolom 3 dan kolom 4
pada Tabel 1.
3. Kategori Tingkat Lanjutan Tingkat penilaian penerapan SMK3 ditetapkan sebagai
berikut:
a. Untuk tingkat pencapaian penerapan 0-59% termasuk tingkat penilaian
penerapan kurang.
b. Untuk tingkat pencapaian penerapan 60-84% termasuk tingkat penilaian
penerapan baik.
c. Untuk tingkat pencapaian penerapan 85-100% termasuk tingkat penilaian
penerapan memuaskan.
Tabel 1. Tingkat Penilaian Penerapan SMK3
Kategori Tingkat Pencapaian
Perusahaan Penerapan
0-59% 60-84% 85-100%
Kategori tingkat Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian
awal (64 kriteria) Penerapan Kurang Penerapan Baik Penerapan
Memuaskan
Kategori tingkat Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian
transisi (122 Penerapan Kurang Penerapan Baik Penerapan
kriteria) Memuaskan
Kategori tingkat Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian
lanjutan (166 Penerapan Kurang Penerapan Baik Penerapan
kriteria) Memuaskan

Selain penilaian terhadap tingkat pencapaian penerapan SMK3, juga dilakukan


penilaian terhadap perusahaan berdasarkan kriteria yang menurut sifatnya dibagi atas 3
(tiga) kategori, yaitu:
1. Kategori Kritikal Temuan yang mengakibatkan fatality/kematian.
2. Kategori Mayor
i. Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan;
ii. Tidak melaksanakan salah satu prinsip SMK3; dan
iii. Terdapat temuan minor untuk satu kriteria audit di beberapa lokasi.
3. Kategori Minor
Ketidakkonsistenan dalam pemenuhan persyaratan peraturan perundangundangan,
standar, pedoman, dan acuan lainnya. Dalam hal penilaian perusahaan termasuk kategori
kritikal atau mayor, maka dinilai belum berhasil menerapkan SMK3 dan penilaian tingkat
penerapan SMK3 tidak mengacu pada Tabel 1.

13
14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disebut SMK3
adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian , pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman.
Perencanaan Sistem Manajemen K3 yang baik, dimulai dengan melakukan
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penentuan pengendaliannya. Dalam melakukan hal
tersebut, harus diperimbangkan berbagai persyaratan perundangan K3 yang berlaku bagi
organisasi serta persyartan lainnya seperti standar, kode, atau pedoman industri yang terkait
atau berlaku bagi organisasi.
Pelaksanaan dan Penilaian (Audit )Sistem Manajemen K3 di Indonesia sudah diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatana dan Kesehatan Kerja (SMK3).

15

Anda mungkin juga menyukai