KELOMPOK I
1. Drs. Bachrul Ulum, M.PPO., Psikolog
2. Tatok Winarto, A.Md.Kep.
3. Andi Nur Asyiq,S.Sos
4. Taufik Holis. S.Pd
5. Lambang Prianggodo. Amd
6. Donny Agustiyan Riyadi, S.Sos
PENYELENGGARA
PT LENTERA DISFITA PERSADA
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
BAB I...............................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan...........................................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup..................................................................................................................2
1.4 Dasar Hukum....................................................................................................................2
1.4.1 Dasar Hukum K3 secara Umum................................................................................2
1.4.2 Lingkungan Kerja & Bahan Berbahaya dan Kesehatan Kerja.......................................3
1.4.3 Kesehatan Kerja..............................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
2.1 Gambaran Umum Perusahaan...............................................................................................6
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan.......................................................................................6
2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan..........................................................................................6
2.1.3 Kebijakan Mutu Perusahaan......................................................................................7
2.2 Temuan Hasil Observasi........................................................................................................7
2.2.1 Temuan Positif Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya..............................................7
2.2.2 Temuan Positif Kesehatan Kerja....................................................................................7
2.2.3 Temuan Negatif Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya............................................8
2.2.4 Temuan Negatif Kesehatan Kerja...................................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................10
3.1 Analisis Temuan Positif.......................................................................................................10
3.1.1 Analisis Temuan Positif Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya.............................10
3.1.2 Analisis Temuan Positif Kesehatan Kerja....................................................................12
3.2 Analisis Temuan Negatif.....................................................................................................13
3.2.1 Analisis Temuan Negatif Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya............................13
3.2.2 Analisis Temuan Negatif Kesehatan Kerja...................................................................17
BAB IV..........................................................................................................................................22
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................22
4.2 Saran....................................................................................................................................22
i
REFERENSI..................................................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah perusahaan dapat dikatakan aman ketika perusahaan tersebut teratur dan
terpelihara dengan maksimal, serta memiliki citra baik sebagai tempat naungan buruh dalam
kurun waktu yang signifikan. Hal tersebut tak luput dari adanya berbagai program, salah satunya
ialah program keselamatan kerja. Dimana program ini juga memiliki tolak ukur yang spesifik.
Memiliki program terpadu dengan kegiatan yang rutin, sehingga sukar untuk dipisahkan satu
sama lain merupakan aspek yang dapat mengapresiasi suatu perusahaan dalam poin keselamatan
kerja. Hal ini dimaksudkan untuk memberi bimbingan ke arah pencegahan kecelakaan pada saat
kita bekerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan lain-lain.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengungkapkan bahwa
sampai dengan November 2022, angka kecelakaan kerja 265.334, hal ini meningkat jika
dibandingkan tahun 2021 yaitu 234.370, sehingga terjadi kenaikan sebanyak 13.21%.
Meningkatnya angka kecelakaan kerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya
kerugian perusahaan baik dari segi waktu, biaya dan tenaga, serta penurunan produktivitas
perusahaan. Salah satu alasan inilah yang mendorong penulis untuk melakukan observasi dan
penulisan karya ilmiah berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Prof. Dr. Wilson Bangun dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia
mengatakan bahwa, “Keselamatan kerja adalah perlindungan atas keamanan kerja yang dialami
pekerja baik fisik maupun mental dalam lingkungan pekerjaan” (2012:377). Keselamatan kerja
juga erat hubungannya dengan peralatan, tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Arti dan tujuan keselamatan kerja ini guna menjamin keadaan, keutuhan serta
kesempurnaan baik jasmani dan rohani manusia maupun hasil karya dan budaya. Berdasarka
Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (PerMenakertrans RI)
Nomor. PER.08/MEN/VII/2010
Pasal 1 ayat 1, tentang Alat Perlindung Diri (APD) yang berbunyi, “Alat Pelindung Diri
selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat
kerja.
1
Pada Undang-Undang (UU) Nomor. 13 Tahun Bab 1 Pasal 1 ayat 2, tentang
Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat disebut dengan Tenaga Kerja (TK). Dalam hal ini setiap individu yang masuk dalam
usia produktif (17- 60 tahun) dan memiliki aktivitas baik di dalam maupun di luar hubungan
kerja, dengan tujuan menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
tergolong sebagai Tenaga Kerja. Sedangkan tempat kerja secara harfiah merupakan suatu ruang
atau lapangan, tertutup maupun terbuka, bergerak atau tetap, yang digunakan untuk tenaga kerja
melakukan aktivitas yang menghasilkan suatu produk berupa barang maupun jasa.
Menyadari pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja, pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang bertujuan
melindungi tenaga kerja dan orang lain yang ada di tempat kerja. Serta Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
Mengacu pada pentingnya keamanan peterja terhadap potensi bahaya serta risiko
maupun potensi terjadinya kecelakaan kerja pada sektor industri manufaktur, maka dibuatlah
kegiatan berupa Praktek Kerja Lapangan Online (PKLO) yang dilakukan di PT. Surabaya
Marine. Kegiatan ini bertujuan untuk menganalisa seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan
perusahaan tersebut mengenai temuan positif dan negatif yang mencangkup lingkungan kerja,
bahan berbahaya, dan kesehatan kerja. Oleh sebab itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
sangat diperlukan demi keberlangsungan setiap Perusahaan/Organisasi.Mengacu pentingnya
perhatian dan observasi terhadap adanya potensi bahaya serta risiko maupun potensi kecelakaan
kerja pada sektor industri manufaktur, maka pada Praktik Kerja Lapang Online (PKLO) ini
dilakukan di PT Surabaya Marine. Dalam kegiatan PKLO ini diwajibkan menganalisa temuan-
temuan positif dan negatif dengan cakupan mengenai lingkungan kerja, bahan berbahaya, dan
kesehatan kerja. PT Surabaya Marine saat ini mengembangkan sayapnya bergerak dalam bidang
Aluminium Boat Builder, Marine Equipment Manufacture, Shipbuilding, dan Marine Supplier.
Berdasarkan rangkaian proses produksi di PT Surabaya Marine, maka tidak terlepas dari
tingginya potensi bahaya dan risiko yang diterima oleh tenaga kerja. Oleh sebab itu perlu
menerapkan K3 di perusahaan tersebut agar pekerjaan menjadi efektif
2
dan efisien serta dapat meningkatkan produktifitas perusahaan. Selain itu, dengan menerapkan
K3 maka pekerja yang merupakan aset perusahaan dapat terlindungi dan merasa aman saat
bekerja.
4
7. Kepmenaker No.187/ MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
di Tempat Kerja.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 Tentang SMK3.
9. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 5 tahun 2018 Tentang K3
Lingkungan Kerja.
10. Permenaker No. 5 tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan
Kerja.
11. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2010 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan.
12. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 8 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Mempersiapkan Pembentukan Rancangan Undang-Undang, Rancangan 4
Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Peraturan Presiden Serta Pembentukan
Rancangan Peraturan Menteri di Kementerian Ketenagakerjaan.
13. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pengawasan Ketenagakerjaan.
14. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Sampah Spesifik.
1.4.3 Kesehatan Kerja
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada Pasal 86.
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
4. Undang-Undang No. 1Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Memuat
Ketentuan Ketentuan antara lain tentangPenyakit Akibat Kerja, Keracunan,Suhu,
Debu, Kotoran, Asap/Uap/Gas, Angin, Cuaca, Sinar, Radiasi, Getaran,
Kebersihan.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI Nomor 15 tahun 2008
tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02 Tahun1980 tentang Pemeriksaan
Kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja. – Harus
melakukan pemeriksaan kesehatan - Sebelum kerja - Berkala (minimal 1 tahun
sekali) - Khusus.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03 Tahun 1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja.
5
8. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan TransmigrasiNo. 01 Tahun 1979 tentang
: Kantin dan ruang makan.
9. Peraturan Menteri No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja.
10. Kepmen Kes. No 145/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
11. Permenaker 01 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan bagi Tenaga
Kerja dengan mamfaat lebih baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
12. Surat Edaran Direktur BPNKK No. 44 Tahun 1989 tentang laporan rutin
kegiatan dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja.
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01 Tahun 1976 tentang Kewajiban Latihan
Hyperkes Bagi Paramedis Perusahaan.
14. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01 tahun 1978 →
N.A.B. tentang : Kebisingan/kegaduhan , Iklim kerja.
15. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 02 Tahun 1978 →
N.A.B. tentang : Kadar bahan kimia di udara lingkungan kerja.
16. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01 Tahun 1979 tentang
: Kantin dan ruang makan.
17. Keputusan Direktur Jenderal Binawas Depnaker No. 157/1989 tentang Tata Cara
dan Bentuk Laporan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.
6
BAB II
KONDISI UMUM PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT Surabaya Marine didirikan oleh Ir. Sutrisno pada 26 Februari 2011 dan
berlokasi di Jalan Raya Kedung Asem 90 Surabaya. Awalnya, PT Surabaya Marine bergerak
dalam bidang Marine Consultan. Seiring perkembangannya, PT Surabaya Marine saat ini
mengembangkan bisnisnya yang bergerak dalam bidang Aluminium Boat Builder, Marine
Equipment Manufacture, Shipbuilding, dan Marine Supplier.
Dengan mempertahankan hubungan yang baik dan kepercayaan dari setiap pemilik
maupun pembeli dan pelanggan, serta memberikan pelayanan yang optimal dan memuaskan,
PT Surabaya Marine mengembangkan diri menjadi perusahaan bisnis dalam bidang marine
di Indonesia, serta banyak yang menjadikan produk-produknya sebagai produk unggulan
Indonesia. Karena di samping berbisnis, PT Surabaya Marine juga mempunyai tanggung
jawab moral yang besar dalam memajukan dunia maritim Indonesia.
7
Dan dalam mewujudkan visi tersebut, PT Surabaya Marine memiliki misi sebagai
berikut: “Menjaga Keunggulan Kualitas Produk dari Setiap Bidang”
2.1.3 Kebijakan Mutu Perusahaan
Sebagai langkah perwujudan visi dan misi perusahaan serta memuaskan
pelanggan dan pihak –pihak berkepentingan di dalam perusahaan, maka PT Surabaya
Marine dalam menghasilkan produk/jasa menetapkan kebijakan mutu yaitu :
a. Pemenuhan persyaratan pelanggan dan peraturan perundangan
b. Penyerahan tepat waktu
c. Operasi kerja yang efektif dan efisien sesuai manajemen mutu secara
berkesinambungan
d. Pencapaian sasaran mutu menjadi tanggung jawab kami
e. Mengupayakan perbaikan untuk mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan
8
f. Perusahaan telah melakukan sosialisasi APD pada pekerja
9
i. Tidak mempunyai fasilitas poliklinik di dalam perusahaan. Ada MoU dengan
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat (tidak bisa menunjukkan MoU-nya)_
j. Perusahaan tidak memiliki dokter perusahaan yang menetap dan jaga di
perusahaan. Selain itu, perusahaan juga tidak menunjuk petugas P3K untuk
menangani kondisi apabila terjadi emergency.
1
0
BAB III
ANALISIS
3.1 Analisis Temuan Positif
11
Peraturan Manfaat/Potensi
No. Temuan Rekomendasi/Pengendalian Dokumentasi
Perundangan Bahaya
2. Jumlah toilet Peraturan Menteri Kebutuhan Melakukan pembersihan secara
yang sudah Tenaga Kerja Nomor 5 sanitasi pekerja rutin pada toilet pekerja.
sesuai dengan Tahun 2018 tentang terpenuhi
jumlah pekerja. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja
(Pasal 34 Ayat 1-2)
12
3.1.2 Analisis Temuan Positif Kesehatan Kerja
Peraturan Manfaat/Potensi
No. Temuan Rekomendasi/Pengendalian Dokumentasi
Perundangan Bahaya
1. PT Surabaya Peraturan Menteri Pekerja dapat Memberikan tempat yang lebih
Marine Tenaga Kerja Nomor sewaktu-waktu layak dalam meletakkan air
menyediakan 5 Tahun 2018 mengambil air minum bagi pekerja agar tidak
air minum tentang Keselamatan untuk menganggu area kerja dan
bagi pekerja dan Kesehatan Kerja diminum pekerja lebih mudah dalam
sehingga Lingkungan Kerja ketika merasa mengambil air.
pekerja tidak (Pasal 9 Ayat 5 Poin haus sehingga
mengalami E) dapat terhindar
dehidrasi. dari dehidrasi.
13
3.2 Analisis Temuan Negatif
3.2.1 Analisis Temuan Negatif Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya
Peraturan Manfaat/Potensi
No. Temuan Rekomendasi/Pengendalian Dokumentasi
Perundangan Bahaya
1. 5S Peraturan Menteri Mengganggu 1. Mengadakan program K3
Ketenagakerjaan mobilitas tenaga ysitu budaya 5S di tempat
1. Kendaraan di RI No. 5 Tahun kerja saat kerja
area parkir 2018 tentang beraktivitas di area 2. Memasang poster tentang 5S
yang tidak Keselamatan dan tersebut, 3. Mensosialisasikan materi
tertata rapi Kesehatan Kerja berpotensi menjadi tentang 5S saat toolbox
2. Terdapat helm Lingkungan sarang rodent meeting
yang sehingga 4. Melakukan housekeeping
diletakkan menimbulkan PAK secara rutin
pada tabung
oksigen.
3. Area
workshop 1
dan 2 tidak
menerapkan
5S dengan
baik
14
Peraturan Manfaat/Potensi
No. Temuan Rekomendasi/Pengendalian Dokumentasi
Perundangan Bahaya
2. Perusahan Permenaker No 5 1. Mengakibatkan 1. Melaksanakan pengukuran
belum pernah Tahun 2018 PAK seperti lingkungan kerja terkait
malakukan tentang Lingkungan gangguan kebisingan, pencahayaan,
pengujian Kerja. pendengaran iklim kerja
lingkungan akibat 2. Menambah sumber
kerja terkait kebisingan pencahayaan, baik alami atau
Nilai Ambang 2. Mengakibatkan buatan
Batas pada PAK seperti 3. Memasang poster potensi
operasional risiko mata bahaya akibat faktor fisika
perusahaan lelah akibat 4. Pengecekan mesin produksi
khususnya kurangnya secara rutin
kebisingan, pencahayaan 5. Memakai APD berupa
getaran, 3. Terganggunya earplug/earmuff
temperatur/iklim komunikasi
kerja dan antar pekerja
pencahayaan 4. Produktifitas
kerja kurang
maksimal
5. Tingkat
kecelakaan
meningkat
akibat
kurangnya
pencahayaan
15
Peraturan Manfaat/Potensi
No. Temuan Rekomendasi/Pengendalian Dokumentasi
Perundangan Bahaya
3. Belum memiliki Kepmenaker No Tenaga kerja tidak Memasang LDKB pada tabung
LDKB pada 187 Tahun 1999 mengetahui gas oksigen dan acethylene
tabung gas tentang potensi bahaya
oksigen dan Pengendalian terkait bahan kimia
acethylene Bahan Kimia yang digunakan
Berbahaya di
Tempat Kerja
16
Peraturan Manfaat/Potensi
No. Temuan Rekomendasi/Pengendalian Dokumentasi
Perundangan Bahaya
oksigen dan
acethylene
Perusahaan
dengan
penggunaan
bahan kimia
lebih kecil dari
NAK
dikategorikan
perusahaan
dengan potensi
bahaya
menengah
Catatan :
perusahaan ini
penyimpanan
tabung gas
oksigen dan
acethylene
kurang dari 10
ton
17
Peraturan Manfaat/Potensi
No. Temuan Rekomendasi/Pengendalian Dokumentasi
Perundangan Bahaya
pengecatan
seperti eyewash
dan safety
shower
2. Isi dari kotak Peraturan Menteri Tidak lengkapnya Melengkapi isi dari kotak P3K,
P3K yang tidak Tenaga Kerja isi dari kotak yaitu kasa steril, perban 5 cm
sesuai dengan Nomor 15 Tahun dapat dan 10 cm, plester lebar,
kriteria. 2008 tentang menyebabkan mitella, gunting, peniti, sarung
Pertolongan terganggunya tangan, masker, pinset, senter,
Pertama pada proses P3K pada gelas cuci mata, kantong
Kecelakaan di pekerja. plastik, aquades, alkohol 70%,
Tempat Kerja buku panduan P3K, buku
(Pasal 10 Poin B catetan, dan daftar isi kotak. Isi
dan Lampiran II) kotak P3K harus yang tipe B
sebanyak 1 kotak atau boleh
18
Peraturan Manfaat/Potensi
No. Temuan Rekomendasi/Pengendalian Dokumentasi
Perundangan Bahaya
tipe A tapi harus 2 kotak.
Sebagai tambahan apabila
tempat kerja berada pada
gedung bertingkat maka wajib
meletakkan 1 kotak P3K di
setiap lantai disesuaikan juga
dengan jumlah pekerja di lantai
tersebut
19
Peraturan Manfaat/Potensi
No. Temuan Rekomendasi/Pengendalian Dokumentasi
Perundangan Bahaya
Keselamatan
Kerja (Pasal 13
Ayat 2)
6. Tidak adanya Undang Undang 1. Tanah yang Diadakan tempat sampah untuk
tempat sampah No 1 Tahun 1970 tercemar B3, Organik Dan Anorganik
B3, Organik dan tentang limbah B3
Anorganik Keselamatan dapat
Kesehatan Kerja mengalami
K3 Poin H dan 1 penurunan.
Peraturan Menteri 2. Tenaga kerja
Ketenagakerjaan dapat
terganggu
kesehatannya
20
Peraturan Manfaat/Potensi
No. Temuan Rekomendasi/Pengendalian Dokumentasi
Perundangan Bahaya
7. Postur tubuh Peraturan Menteri Mengakibatkan Melakukan stretching sebelum
ganjal atau tidak Ketenagakerjaan PAK seperti nyeri bekerja dan setiap melakukan
ergonomis RI No. 5 Tahun otot dan tulang, kerja selama 30 menit
tenaga 2018 tentang dan sebagainya
kerja saat Keselamatan dan
melakukan Kesehatan Kerja
pengelasan Lingkungan
21
Peraturan Manfaat/Potensi
No. Temuan Rekomendasi/Pengendalian Dokumentasi
Perundangan Bahaya
10. Perusahaan tidak Peraturan menteri Memperparah Menunjuk 1 petugas P3K untuk
memiliki dokter tenaga kerja dan kondisi korban 44 orang pekerja
perusahaan yang transmigrasi no. yang perlu
menetap dan 15 tahun 2008 diberikan
jaga di tentang pertolongan
perusahaan. Pertolongan pertama saat
Selain itu, Pertama pada terjadi kecelakaan
perusahaan juga Kecelakaan di kerja maupun
tidak menunjuk Tempat Kerja sakit
petugas P3K
untuk menangani
kondisi apabila
terjadi
emergency
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi pada temuan positif dan temuan negatif di PT Surabaya
Marine pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan Online yang diselenggarakan oleh PT Lentera
Disfita Persada ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Perusahaan ini belum menerapkan program – program terkait lingkungan kerja, bahan
berbahaya, dan kesehatan kerja. Sehingga pada pelaksanaannya masih banyak ditemukan
penyimpangan terhadap norma – norma keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Banyak potensi kecelakaan yang disebabkan oleh unsafe condition dan kurangnya
kesadaran pekerja (unsafe action) untuk menjamin keselamatan.
4.2 Saran
Setelah mendapat kesimpulan-kesimpulan di atas, beberapa hal yang dapat disarankan
kepada PT Surabaya Marine yaitu:
a. Memfasilitasi atau mengadakan recruitment untuk Ahli K3 Umum mengingat terdapat
potensi bahaya tinggi pada perusahaan PT Surabaya Marine.
b. Mengadakan sosialisasi atau brieffing terkait K3 kepada pekerja.
c. Memperkerjakan pekerja yang ahli dalam bidang tertentu dan memiliki lisensi.
d. Manajemen limbah sisa produksi berbahaya harus lebih baik.
e. Penting bagi perusahaan untuk memastikan terlaksananya housekeeping di area kerja agar
limbah sisa produksi dan material tidak berantakan.
23
REFERENSI
1. Video PKL PT Surabaya Marine tahun 2022 oleh PT Lentera Disfita Persada
2. Wawancara bersama manageman PT Surabaya Marine
3. PT Surabaya Marine tahun 2022 Profil Perusahaan
4. Laman website surabayamarine.co.id/about
5. Modul Ahli K3 Umum PT Lentera Disfita Persada
6. Himpunan Peraturan Perundangan K3
24