Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN


KEBAKARAN
PRAKTIKUM SELF CONTAINED BREATHING
APARATUS

Oleh :
Nama : Imam Bukhori
Kelas : K3 – 4A

NRP : 0517040016
Kelompok :3

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk hidup yang membutuhkan oksigen untuk
hidup sehari-hari. Tanpa adanya oksigen, tubuh manusia tidak dapat
melakukan proses oksidasi atau pembakaran untuk menghasilkan energi.
Selain itu bila tubuh manusia kekurangan suplai oksigen dalam tubuhnya atau
biasa disebut hipoksia akan menyebabkan pendarahan pada otak dan organ
tubuh lainnya, hal ini disebabkan oleh adanya sel-sel pada organ tubuh
tersebut yang mati akibat tidak adanya oksigen yang masuk. Menurut Al-
Fajar & Tania (2018), hanya butuh waktu 4 menit dari keadaan nol oksigen
sama sekali sampai bisa menyebabkan kerusakan otak permanen. Hal inilah
yang menyebabkan pentingnya suplai oksigen bagi tubuh kita.
Namun bagaimana bila suatu kondisi dapat menyebabkan lingkungan
menjadi kurang akan oksigen. Tentunya bila manusia berhadapan dengan
kondisi tersebut, akan kecil sekali kemungkinan manusia tersebut selamat.
Namun dengan perkembangan teknologi yang pesat, manusia telah
menciptakan sebuah alat yang dapat mengatasi hal tersebut. Teknologi
tersebut dinamakan Self Contained Breathing Aparatus (SCBA), sebuah alat
bantu pernapasan pada manusia bila terjadi kondisi lingkungan yang memiliki
kadar oksigen rendah. Penggunaan SCBA telah banyak kita jumpai pada
kehidupan sehari-hari, salah satu contoh penggunaan SCBA ini adalah
sebagai alat pernafasan saat melakukan penyelaman di laut. Tentunya SCBA
ini sangat bermanfaat sekali bagi manusia.
Pada bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, SCBA ini digunakan
sebagai alat bantu pernafasan saat terjadi sebuah kondisi/Accident yang
menyebabkan kondisi oksigen menjadi rendah. Salah satu contoh
kondisi/Accident tersebut adalah kebakaran. Saat terjadi kebakaran pada
sebuah ruangan, oksigen pada tempat tersebut akan semakin berkurang.
Apalagi dengan timbulnya asap hasil pembakaran yang sangat reaktif sekali
dengan hemoglobin kita, tentu akan semakin memperparah suplai oksigen ke
tubuh kita. Oleh karena itu dengan adanya SCBA akan memudahkan atau
bahkan menyelamatkan manusia dari kondisi/Accident tersebut.
Namun dibalik sangat bergunanya SCBA sebagai alat bantu pernafasan
yang penting bagi manusia, ternyata juga memiliki kekurangan. Kekurangan
dari SCBA adalah tidak mampu digunakan dalam waktu yang lama dan tidak
bisa digunakan oleh semua orang tanpa adanya keahlian dalam
penggunaanya. Daya tahan penggunaan SCBA berbeda-beda sesuai dengan
kegunaanya masing-masing, namun normalnya penggunaan SCBA dapat
bertahan maksimal 1 jam bergantung dari tingkat dan seberapa besar pemakai
SCBA tersebut bernafas. Selain itu dengan berat dan rumitnya SCBA juga
menyulitkan orang untuk menggunakanya bila tidak dibekali dengan cara
penggunaanya terlebih dahulu.
Hal inilah yang menyebabkan pada Mata Kuliah Praktikum Sistem
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran ini, mahasiswa diajarkan
bagaimana cara menggunakan SCBA yang baik dan benar. Hal tersebut
bertujuan agar mahasiswa saat bekerja dimasa depan nanti dapat
mengoperasikan SCBA secara nyata. Oleh karena itu dalam praktikum ini,
para mahasiswa akan mempelajari bagaimana prosedur pemakaian SCBA
dengan benar.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mampu mengaplikasikan teori penggunaan breathing apparatus.
2. Mampu memahami tentang prosedur pemakaian breathing apparatus dan
dapat memakai breathing apparatus.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah dari praktikum ini adalah :
1. Bagaimana cara mengaplikasikan teori penggunaan breathing apparatus?
2. Bagaimana cara memahami prosedur pemakaian breathing apparatus
dan bagaimana cara memakai breathing apparatus?
1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Dapat mengaplikasikan teori penggunaan breathing apparatus.
2. Dapat memahami tentang prosedur pemakaian breathing apparatus dan
bagaimana cara memakai breathing apparatus.

1.5 Ruang Lingkup


Batasan dari praktikum ini adalah :
1. Praktikum dilakukan di area Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
2. Praktikum ini menggunakan peralatan breathing apparatus.
3. Praktikum ini menggunakan Alat Pelindung Diri seperti Baju praktikum
dan Safety Shoes.
4. Praktikum ini dilakukan pada 14 Juni 2019
BAB II
DASAR TEORI

2.1 SCBA (Self Contained Breathing Apparatus)


SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) atau yang biasa disebut
breathing apparatus adalah alat bantu pernafasan dimana supply udara atau
oksigen diperoleh dari silinder atau tabung lain yang merupakan bagian dari
peralatan tersebut. Penggunaan SCBA ini adalah sendiri-sendiri dan tidak
dapat digunakan secara bersama-sama saat kejadian kebakaran berlangsung.
SCBA biasanya digunakan oleh pekerja yang bekerja pada area kerja yang
terdapat gas beracun, dan area yang terjadi kebakaran. Para pekerja yang
menggunakan SCBA dalam pekerjaanya seperti pemadam kebakaran harus
dibelaki dengan pelatihan akan tata cara penggunaan alat bantu pernafasan
SCBA yang baik dan benar sehingga dengan pelatihan tersebut akan
menyebabkan pekerja tersebut dapat melakukan pekerjaannya dengan benar
dan tidak membahayakan dirinya sendiri.

2.2 Jenis-jenis SCBA


Telah dijelaskan pada latar belakang, bawasannya penggunaan SCBA
dibedakan berdasarkan dengan kegunaan alat tersebut. Namun selain aspek
penggunaan, SCBA juga dapat dibedakan lagi bila ditinjau dari beberapa
aspek. Berdasarkan fungsinya, SCBA dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a. SCBA Rescue Unit


Jenis SCBA rescue unit adalah SCBA yang digunakan sebagai alat
bantu pernafasan pada waktu melakukan proses pertolongan atau
penyelamatan yang digunakan pada waktu melakukan pekerjaan di
lingkungan yang terpapar gas berbahaya seperti kebakaran. SCBA ini
dapat digunakan secara optimal sekitar 30 menit.
Gambar 2.1 SCBA Rescue Unit
(Sumber : http://www.fdmadison.org/public-education/history-of-the-fire-service)

b. SCBA Work Unit


Jenis SCBA ini pada prinsipnya hanya dapat digunakan selama
sekitar 10 menit, tetapi SCBA ini dilengkapi dengan peralatan
sambungan khusus (quick coupling) yang dapat disambungkan dengan
cadangan udara dalam botol-botol yang berkapasitas besar, sehingga
dapat membantu pernafasan sampai lebih dari 30 menit.

Gambar 2.2 SCBA Work Unit


(Sumber : https://www.ace-technik.com/product/set-draeger-pas-colt-kurzzeit-
arbeits-fluchtgeraet-en-137-g26-3-gruppe-inkl-flasche-gefuellt.6854858.html)
c. SCBA Escape Unit
Sesuai dengan jenisnya, maka SCBA ini berfungsi untuk membantu
pernafasan pada waktu meninggalkan lokasi paparan menuju tempat
aman dengan waktu penggunaan sekitar 10 menit. SCBA ini dapat
digunakan secara cepat, karena model maskernya mudah digunakan.
Pada prakteknya SCBA jenis ini juga digunakan untuk membantu
pernafasan pada korban paparan gas pada saat evakuasi dan sebelum
mendapat pertolongan medis, sehingga SCBA ini juga disebut dengan
ELSA (Emergency Life Support Apparatus).

Gambar 2.3 SCBA Escape Unit


(Sumber : https://www.pacificsafetywear.com.au/item.jsp?item=3359735)

Selanjutnya ditinjau dari segi jenisnya, SCBA dibagi menjadi 3 jenis,


yaitu:
a. Berdasarkan isi botol
1. Gas asam (oksigen)
2. Udara bertekanan (compressed air)

b. Berdasarkan konstruksi
1. Berdiri sendiri (self contained)
2. Tidak berdiri sendiri (non self contained)
c. Berdasarkan cara kerja
1. Rangkaian terbuka (open circuit)
Tipe open circuit adalah suatu tipe SCBA yang berisi udara
bertekanan. Aliran udara atau oksigen diatur oleh pernafasan
pemakai apabila ia menarik nafas, katup pengatur membuka dan
persediaan udara atau oksigen mengalir sesuai dengan kebutuhan.
2. Rangkaian tertutup (close circuit)
Aliran pernafasan disimpan di dalam respirator untuk
selanjutnya CO2 dan moisture yang ada ditangkap dan diolah di
absorber menjadi O2. Proses tersebut akan berjalan terus sampai
dengan bahan kimia yang ada dalam absorber tidak dapat lagi
mengubah CO2 dan menjadi O2. Close Circuit memiliki durasi 4 jam
dan biasanya digunakan oleh tim rescue tambang bawah tanah
(underground mine rescue)

2.3 Bagian-bagian SCBA


Untuk memahami fungsi dari bagian-bagian SCBA, dapat terlebih
dahulu melihat bentuk dari SCBA pada Gambar 2.4 berikut ini:

Gambar 2.4 Bagian-bagian SCBA


(Sumber: http://arffsyamsudinnoor.blogspot.com/2017/12/alat-bantu-
pernafasan-breathing.html)
Adapun bagian-bagian penting dari SCBA, yaitu:
a. Backpack plate, berfungsi untuk mengakomodasi tabung udara
(cylinder).
b. Reducer valve, berfungsi untuk menurunkan tekanan dalam tabung udara
(cylinder) dari tekanan tinggi menjadi tekanan rendah. Tekanan dalam
tabung bervariasi berkisar 150 Bar / 200 Bar / 300 Bar menjadi tekanan
rendah yaitu menjadi 8 Bar.
c. Lung demand valve (LDV), berfungsi sebagai bagian penting mengatur
komsumsi pemakaian udara dari tabung dan dihirup melalui masker
tertutup (full face mask).
d. Full face mask, berfungsi sebagai penutup wajah dan hidung untuk
terhindar dari tekanan udara bebas yang terkontaminasii gas beracun atau
jumlah oksigen (O2) kurang dari ambang batas minimal.
e. Pressure gauge (pengukur tekanan), berfungsi untuk mengetahui tekanan
dalam tabung udara.
f. Warning whistle (Alarm), pluit penanda sebagai peringatan bahwa
tekanan udara dalam tabung sudah menipis, untuk memperingatkan
pemakai segera meninggalkan tempat berbahaya pada tempat aman.
Warning visual, bisa berbentuk vibrasi (getaran) atau sound (bunyian)
kisaran 110 dB pada jarak 100 cm sehingga mudah untuk didengar atau
dirasakan oleh pemakai.
g. Cylinder (tabung udara), sesuai dengan perkembangan teknologi, tabung
udara memiliki banyak variasi dengan besar dan kecilnya volume udara
dalam tabung. Dan terbuat dari bermacam bahan mulai dari alloy
(Alumunium), steel (Baja) dan fiber composite. Kapasitas dalam tabung
biasanya berkisar: 2 L, 3 L, 4 L, 5 L, 6 L, 6.8 L, atau 9 L Tekanan dalam
tabung berkisar; 150 Bar, 200 Bar, 300 Bar.

2.4 Pengecekan SCBA


Setiap alat tentunya memiliki batas penggunaanya masing-masing tidak
terkecuali SCBA. Untuk memanjangkan masa umur penggunaan SCBA harus
selalu dilakukan pengecekan untuk dapat memastikan SCBA tersebut tetap
berfungsi dengan baik serta dapat digunakan pada keadaan darurat kapanpun.
Pengecekan SCBA dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:
a. Pengecekan rutin dan pengecekan sebelum digunakan meliputi semua
kelayakan yang berhubungan dengan semua bagian SCBA, seperti:
harness, cylinder, full face mask, dll. Segala bentuk kecacatan pada
SCBA berkontribusi untuk membahayakan pemakainya. Untuk cylinder,
kelayakan diukur juga dengan menggunakan hydrostatic test. Tekanan
cylinder harus selalu normal. Sabuk-sabuk pada harness harus diatur
pada keadaan yang terpanjang.
b. Pengecekan SCBA pada saat akan digunakan adalah dengan melihat
tekanan cylinder. Jika layak, cylinder dapat segera digunakan. Pada saat
semua telah terpakai, harness terpasang dengan mantap dan nyaman pada
badan, bernafas dapat dilakukan secara normal, dan dilakukan tes
tekanan negatif dan positif. Tekanan negatif akan memastikan tertutup
rapatnya full face mask pada wajah. Tes tekanan positif akan memastikan
bahwa tekanan di dalam full face mask besar dari tekanan atmosfir.

2.5 Pengisian Ulang SCBA


Pengisian botol SCBA dilakukan dengan menggunakan air breathing
compressor bertekanan tinggi yang dilengkapi dengan filter-filter khusus
untuk menyaring udara dan mengurangi kadar air. Udara yang dihasilkan
compressor ini secara berkala dilakukan uji kandungan, yang bertujuan untuk
memastikan kondisi dan komposisi udara yang dihasilkan. Selain itu, botol
SCBA juga secara berkala dilakukan hidrotest untuk memastikan kondisi dan
kekuatan botol terhadap tekanan.
Gambar 2.5 Breathing Air Compressor
(Sumber : https://www.indiamart.com/proddetail/breathing-air-compressor-
13947140191.html)

2.6 Perhitungan Waktu Penggunaan SCBA


SCBA digunakan dalam keadaan yang sangat darurat seperti saat
terjadinya kebakaran ataupun kebocoran gas beracun. Oleh karena itu,
diperlukan analisa dengan cara menghitung waktu oksigen di dalam tabung
tersebut akan habis untuk menghindari habisnya oksigen ketika masih berada
di dalam zona bahaya. Berikut perhitungan waktu dalam penggunaan SCBA:
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 (𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟) × 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑢𝑟𝑒 (𝑏𝑎𝑟)
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 =
40 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
40 liter/menit adalah kebutuhan rata-rata seseorang pada saat bekerja berat.
Contoh: Bila diketahui volume botol = 6 liter dan tekanannya = 200 bar,
maka waktu penggunaan SCBA adalah:
6 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 × 200 𝑏𝑎𝑟
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 = = 30 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
40 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Waktu penggunaan SCBA secara optimum adalah hasil perhitungan
dikurangi 10 menit sebagai waktu sebelum pemakaian masker dan 10 menit
waktu cadangan, sehingga dari contoh tersebut diatas, maka waktu
optimumnya adalah 10 menit. SCBA akan mengeluarkan bunyi seperti peluit
sebagai tanda bahwa tekanan udara dari dalam botol sudah hampir habis dan
segera mengevakuasi diri ke tempat yang aman.
2.7 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Perawatan dan Penggunaan SCBA
Menurut Rifky (2017), terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
perawatan dan penggunaan SCBA, antara lain :
a. Pastikan SCBA selalu dalam kondisi siap digunakan.
b. Pastikan tekanan udara dalam kondisi penuh atau sesuai dengan
kapasitasnya.
c. Tempatkan SCBA dalam posisi:
 Mudah dijangkau.
 Terhindar dari suhu udara yang panas, karena akan mengakibatkan
pemuaian pada botol sehingga tekanan udara akan naik.
 Terhindar dari kotoran.
d. Pakailah SCBA dengan benar dan cepat, mengingat fungsi SCBA
sebagai peralatan bantu pernafasan pada kondisi darurat karena paparan
gas berbahaya.
e. Lakukan perawatan rutin, jika terdapat kebocoran atau kerusakan segera
laporkan untuk diperbaiki dan dilakukan pengisian ulang.
f. Proses pengisian ulang SCBA akan mengakibatkan botol menjadi
panas,karena perubahan tekanan pada ruang tertutup akan berbanding
lurus dengan perubahan suhu, sehingga lakukan peredaman panas dengan
merendam botol selama proses pengisian, tujuannya adalah untuk
keselamatan kerja dan mempertahankan kondisi botol tetap dalam suhu
stabil, sehingga ketika pengisian selesai dan botol menjadi dingin,
tekanan udara tetap.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


1. SCBA
2. Stopwatch

3.2 Prosedur Kerja

START

Menyambungkan selang penyalur udara yang


ada pada topeng dengan yang ada pada harness

Menarik tali pada pundak ke bawah kea rah pinggul


hingga tabung di belakang terlihat menonjol

Menghubungkan ikat pinggang dengan menekan pengunci

Memeriksa petunjuk tekanan dan memutar kerangan


tabung untuk menjamin adanya udara

A
A

Menurunkan pelindung muka (full face mask) dengan


mengalungkan tali ke leher

Memeriksa perapat (seal) dan periksa peluit sebagai


peringatan tekanan udara bekerja dengan benar

Memeriksa saluran pernafasan pada posisi positif

Melepaskan ikat pinggang dan perangkat silinder dengan


posisi terlentang pada lantai

END
3.3 Penjelasan Flowchart
1. Menyambungkan/menghubungkan selang penyalur udara yang ada pada
topeng pelindung muka dengan yang ada pada harnest dengan cara
memasukkan serta menekan sambungan yang ada, kemudian angkat tali
pundak ke pundak kiri dan kanan dengan hati-hati untuk melindungi
muka.

2. Tali pundak ditarik kebawah kearah pinggul sampai silinder/tabung


dibelakang kelihatan menonjol keatas.

3. Menghubungkan ikat pinggang dengan menekan/memasukkan


pengunci, kemudian pada posisi mengunci atur/seimbangkan tali ikat
pinggang disebelah kanan untuk mendapatkan tegangan secara benar
dan enak pemakaiannya.

4. Menurunkan pelindung muka/face mask dengan mengalungkan tali


keleher selanjutnya periksa kerangan pengatur pernafasan dan atur pada
posisi minus.

5. Untuk menjamin udara yang ada pada silinder/tabung sebelum


memasang ke face mask/topeng pelindung. Ambil penunjuk tekanan
dengan tangan kiri dan waktu yang bersamaan taruhlah tangan kanan
pada kerangan silinder serta putarlah kerangan silinder dengan jari dan
ibu jari. Putaran harus penuh sehingga terasa putaran terasa tertahan.
Silinder tidak boleh digunakan apabila isinya kurang dari 80% yang
mana kira-kira pada posisi petunjuk menunjukkan posisi jam 12. Periksa
dan atur tali kepala sampai seimbang serta membentuk lingkaran.
Rambut harus disisir/diatur kebelakang kemudian pasang topeng
pelindung/face mask ke muka anda. Tarik tali kepala kebelakang sampai
kencang. Yakinkan bahwa tali tersebut sudah ditarik kebelakang dan
tidak kendor.

6. Memeriksa apakah seal/perapat sudah tepat dan memuaskan serta


apakah peluit sebagai peringatan tekanan udara bekerja dengan benar.
Cara melakukan tindakannya adalah : memegang penunjuk tekanan
dengan tangan kiri dan meletakkan tangan kanan anda pada kerangan
silinder, selanjutnya mematikan silinder dengan memutar kerangan
searah dengan diri anda, kemudian bernafaslah perlahan-lahan. Peluit
akan berbunyi pada tekanan udara 45-50 bar terus menerus sampai
angka penunjuk tekanan pada angka nol dan bernafaslah sekali lagi. Bila
seal/perapat memuaskan dan dalam kondisi baik, maka topeng akan
melekat pada muka anda.

7. Memeriksa sistem saluran pernafasan pada posisi positif. Membuka


silinder dengan penuh bersamaan dengan itu memutar pengatur
pernafasan ke posisi positif kemudian hembuskan pernafasan kedalam
dan keluar sebanyak 3 (tiga) kali. Bernafaslah dan mendengarkan
kebocoran, apabila tidak bocor serta tidak dapat didengar “pekerjaan
anda dapat dimulai”.

8. Apabila anda belum mendapatkan udara segar, maka anda dapat


memutar kembali pengaturan saluran pernafasan keposisi negative agar
mendapatkan udara segar dari silnder dan mengembalikan ke posisi
positif saat anda akan memulai pekerjaan.

9. Cara melepas kembali perangkat breathing apparatus. Memutar


kerangan pengatur pernafasan ke posisi tanda minus pada posisi stop.
Memindahkan pelindung muka/face mask dengan melepasnya dari muka
anda. Melepaskan tali-tali kepala dengan jari-jari dan ibu jari dari
masing-masing buckle/gesper dari pangkal tali kemudian keujung tali.

10. Menutup kerangan pengatur pada silinder, mengambil penunjuk dengan


tangan kiri. Memutar pengatur pernafasan dan posisi positif untuk
memeriksa penunjuk tekanan secara benar dan menjamin penunjuk pada
posisi stop kemudian mengembalikan ke posisi negative.

11. Melepaskan ikat pinggang dengan melepas pengunci dan melepaskan


serta ulir tali pundak dengan jari dan ibu jari untuk menekan
pengencang tali pundak keatas. Selanjutnya melepaskan dan
menurunkan perangkat silinder dan kemudian meletakkannya dilantai
dengan posisi terlentang.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa
Pada praktikum penggunaan SCBA (Self Contained Breathing
Apparatus) kali ini, SCBA yang digunakan berjenis rescue unit dengan
kapasitas cylinder berkisar 6 kg. Dalam penggunaannya terdapat 2 metode
yang dapat digunakan, yaitu metode ransel dan metode overhead. Pemilihan
penggunaan metode ini tergantung pada kenyamanan masing-masing
pengguna yang diharapkan mampu digunakan dalam waktu singkat dan tepat
sesuai dengan prosedur.
Sebelum mulai melakukan praktikum ini, dilakukan pemberian
informasi mengenai prosedur kerja terlebih dahulu. Pemberian informasi ini
disampaikan secara langsung oleh dosen pembimbing mata kuliah SPPK.
Diharapkan para praktikan mampu menggunakan SCBA, kurang lebih seperti
apa yang telah disampaikan oleh dosen pembimbing di awal.
Berikut adalah prosedur penggunaan SCBA dengan metode ransel yang
telah dilakukan oleh praktikan:
1. Sebelum mulai digunakan, langkah awal yang harus dilakukan adalah
melakukan pengecekan pada bagian-bagian SCBA. Pastikan letak lung
demand valve (LDV) dan harness tidak saling berbelit serta longgarkan
safety belt dan tali pada full face mask agar mudah dikencangkan saat
pemakaian. Langkah awal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1
berikut ini:

Gambar 4.1 Melakukan pengecekan pada bagian-bagian SCBA


2. Mulai menggunakan SCBA dengan metode ransel yang dapat dilihat
pada Gambar 4.2. Agar mudah digunakan, pakailah salah satu sisi
carrying harness pada posisi berjongkok dilanjutkan mengenakan sisi
lainnya saat sudah berdiri. Pada langkah kedua ini ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu:
 Pastikan regulator pada cylinder berada di bagian bawah.
 Pastikan tumpuan awal saat menyelempangkan carrying harness
adalah bahu terkuat.
 Pada saat mengenakan carrying harness, pastikan tangan kiri tidak
terlilit selang pressure gauge.

Gambar 4.2 Menggunakan SCBA dengan metode ransel

3. Mengencangkan back plate pack senyaman mungkin dengan tubuh


dengan cara menarik kedua tali pada carrying harness secara bersamaan
dan pastikan tangan tetap mampu menjangkau regulator pada cylinder
yang berada di bawah. Langkah kerja tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.3 di bawah ini:
Gambar 4.3 Mengencangkan back plate pack

4. Jika posisi tabung telah sesuai, langkah selanjutnya adalah mengaitkan


safety belt di bagian pinggang yang dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Apabila dirasa masih terlalu longgar, kencangkan dan sesuaikan dengan
lingkar pinggang.

Gambar 4.4 Mengaitkan safety belt di bagian pinggang


5. Menyambungkan lung demand valve (LDV) dengan full face mask.
Untuk memudahkan dalam penyambungannya, full face mask dapat
dikalungkan di leher terlebih dahulu. Pastikan kedua bagian tersebut
benar-benar tersambung agar udara dari cylinder dapat mengalir untuk
membantu pernapasan pengguna SCBA. Langkah kerja tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini:

Gambar 4.5 Menyambungkan LDV dengan full face mask

6. Memasang full face mask, lalu kencangkan tali pengikatnya dan pastikan
tidak ada udara dari luar yang masuk ke dalam full face mask. Langkah
kerja tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.6 di bawah ini:

Gambar 4.6 Memasang full face mask


7. Membuka regulator pada cylinder (lihat Gambar 4.7) dan pastikan
terdapat udara yang keluar di full face mask. Tekanan udara yang
mengalir dapat dilihat pada pressure gauge yang berada pada sisi kiri
tubuh.

Gambar 4.7 Membuka regulator pada cylinder


8. SCBA dapat digunakan sebagaimana fungsinya.
9. Untuk melepas SCBA, mula-mula kendorkan terlebih dahulu tali
pengikat pada full face mask lalu melepasnya seperti terlihat pada
Gambar 4.8 berikut ini:

Gambar 4.8 Melepas full face mask


10. Melepas lung demand valve (LDV) yang tersambung dengan full face
mask lalu menutup regulator pada cylinder seperti pada Gambar 4.9
berikut ini :

Gambar 4.9 Melepas LDV dari full face mask

11. Melepas safety belt serta melonggarkan carrying harness untuk


memudahkan melepas SCBA.

12. Melepas SCBA dan meletakkan kembali seperti semula.

Prosedur penggunaan SCBA dengan metode Overhead adalah sebagai


berikut :
1. Sebelum mulai digunakan, langkah awal yang harus dilakukan adalah
melakukan pengecekan pada bagian-bagian SCBA. Pastikan letak lung
demand valve (LDV) dan harness tidak saling berbelit serta longgarkan
safety belt dan tali pada full face mask agar mudah dikencangkan saat
pemakaian. Langkah awal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.10
berikut ini:
Gambar 4.10 Melakukan pengecekan pada bagian-bagian SCBA

2. Mulai menggunakan SCBA dengan metode Overhead yang dapat dilihat


pada Gambar 4.11. Agar mudah digunakan, pakailah salah satu sisi
carrying harness pada posisi berjongkok dengan kaki terkuat dan
dilanjutkan mengenakan sisi lainnya saat sudah berdiri. Pada langkah
kedua ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
 Pastikan regulator pada cylinder berada di bagian bawah.
 Pada saat mengenakan carrying harness, pastikan tangan kiri tidak
terlilit selang pressure gauge.

Gambar 4.11 Menggunakan SCBA dengan metode ransel


3. Mengencangkan back plate pack senyaman mungkin dengan tubuh
dengan cara menarik kedua tali pada carrying harness secara bersamaan
dan pastikan tangan tetap mampu menjangkau regulator pada cylinder
yang berada di bawah. Langkah kerja tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.12 di bawah ini:

Gambar 4.12 Mengencangkan back plate pack

4. Cara selanjutnya sama seperti penggunaan SCBA dengan metode ransel.

4.2 Pembahasan
Setelah melakukan praktikum penggunaan SCBA (Self Contained
Breathing Apparatus) dengan menggunakan metode ransel dan Overhead
yang telah dilampirkan oleh praktikan terdapat beberapa kesalahan, yaitu
tidak dilakukannya pengecekan terlebih dahulu sebelum menggunakan SCBA
sehingga pada saat pemakaian, safety belt dan tali pada full face mask dalam
kondisi sempit ataupun terlilit. Hal tersebut dapat memperlambat pemasangan
SCBA karena seharusnya saat digunakan safety belt dan tali pada full face
mask hanya perlu dikencangkan saja tanpa harus dilonggarkan terlebih
dahulu.
Selain itu terdapat beberapa resiko bahaya yang ditimbulkan dalam
praktikum kali ini, yaitu:
1. Sakit pada bagian bahu apabila tumpuan awal yang digunakan untuk
menyelempangkan carrying harness bukan bahu terkuat.
2. Terjatuh ketika transisi dari posisi jongkok menjadi berdiri dikarenakan
tidak kuat menahan beban SCBA.
3. Kehabisan udara dikarenakan lupa membuka regulator pada cylinder.
4. Tangan terbelit jalur selang lung demand valve (LDV) dan pressure
gauge.
5. Terbentur cylinder apabila pada saat mengencangkan back plate pack
dengan cara menarik kedua tali pada carrying harness secara bersamaan
terlalu kuat.
6. Terhirup gas beracun dikarenakan lung demand valve (LDV) dengan full
face mask tidak benar-benar tersambung atau pada saat pemakaian full
face mask tidak mengencangkan tali pengikatnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum penggunaan SCBA (Self Contained Breathing
Apparatus) yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Jenis SCBA rescue unit dapat digunakan secara optimal sekitar 30 menit.
2. Terdapat 2 metode dalam penggunaan SCBA, yaitu: metode ransel dan
metode overhead. Pemilihan penggunaan metode ini tergantung pada
kenyamanan masing-masing pengguna yang diharapkan mampu
digunakan dalam waktu singkat dan tepat sesuai dengan prosedur.
3. Dalam penggunaan SCBA dengan metode ransel terdapat beberapa
resiko bahaya, yaitu: kesalahan pemilihan tumpuan awal saat pemakaian
carrying harness, terjatuh ketika transisi dari posisi jongkok menjadi
berdiri, lupa membuka regulator pada cylinder, terbelit jalur selang lung
demand valve (LDV) dan pressure gauge, terbentur cylinder, dan
terhirup gas beracun.
4. Hal yang harus diperhatikan pada saat penggunaan SCBA adalah waktu
pemakaiannya. SCBA harus digunakan dalam waktu yang singkat dan
sesuai prosedur yang benar.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan selama melakukan praktikum ini adalah:
1. Cylinder pada SCBA seharusnya dalam kondisi terisi oksigen, agar para
praktikan dapat melakukan praktikum sesuai dengan prosedur kerja yang
benar.
2. Tetap berhati-hati agar terhindar dari resiko bahaya.
DAFTAR PUSTAKA

AceInstruments. 2017. SET: Dräger PAS Colt Kurzzeit-Arbeits- & Fluchtgerät EN


137 (G26-3 Gruppe) inkl. Dalam https://www.ace-technik.com/product/set-
draeger-pas-colt-kurzzeit-arbeits-fluchtgeraet-en-137-g26-3-gruppe-inkl-
flasche-gefuellt.6854858.html. Diakses pada 21 Mei 2019

Al-Fajar, Kemal & Tania Savitri. 2018. Apa Akibatnya Jika Tubuh Kehabisan
Oksigen Sama Sekali? (Tidak Cuma Sulit Bernapas, Lho!). Dalam
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/anoksia-adalah-tubuh-
kehabisan-oksigen/. Diakses pada 21 Mei 2019

Dunnings, J Thomas. 2017. History Of The Fire Service. Dalam


http://www.fdmadison.org/public-education/history-of-the-fire-service.
Diakses pada 21 Mei 2019

Edy. 2017. Alat Bantu Pernafasan (Breathing Apparatus Set / BA Set). Dalam
http://arffsyamsudinnoor.blogspot.com/2017/12/alat-bantu-pernafasan-
breathing.html. Diakses pada 22 Mei 2019
Handoko, Lukman. 2013. Modul Praktikum: Sistem Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran. Surabaya: PPNS
Indiamart.com. 2008. Breathing Air Compressor. Dalam
https://www.indiamart.com/proddetail/breathingaircompressor13947140191.h
tml. Diakses pada 22 Mei 2019
PacificSafetyWear. 2016. Respiratory Protection. Dalam
https://www.pacificsafetywear.com.au/item.jsp?item=3359735. Diakses pada
21 Mei 2019

Rifky, Andy. 2017. Cara Menggunakan SCBA Breathing Apparatus. Dalam


http://jualalatsafety.net/index.php/en/artikel/alat-safety/item/82-kegunaan-
breathing-apparatus
Lampiran

Gambar 4.1 Melakukan pengecekan pada bagian-bagian SCBA

Gambar 4.2 Menggunakan SCBA dengan metode ransel


Gambar 4.3 Mengencangkan back plate pack

Gambar 4.4 Mengaitkan safety belt di bagian pinggang


Gambar 4.5 Menyambungkan LDV dengan full face mask

Gambar 4.6 Memasang full face mask


Gambar 4.7 Membuka regulator pada cylinder

Gambar 4.8 Melepas full face mask


Gambar 4.9 Melepas LDV dari full face mask

Gambar 4.10 Melakukan pengecekan pada bagian-bagian SCBA


Gambar 4.11 Menggunakan SCBA dengan metode ransel

Gambar 4.12 Mengencangkan back plate pack

Anda mungkin juga menyukai