Anda di halaman 1dari 5

1.

1 LATAR BELAKANG

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan permasalahan yang

sangat sering terjadi di perusahaan kecil ataupun besar. Keselamatan dan kesehatan kerja

(K3) merupakan salah satu bentuk perhatian dari perusahaan yang diberikan kepada pekerja

nya untuk upaya melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatan dalam menjalankan

pekerjaan yang dilakukan.

Pada lainnya semakin berkembangnya teknologi modern dalam proses pembuatan

gula dari tebu dengan menggunakan mesin-mesin yang canggi merupakan salah satu

kemudahan yang didapatkan pekerja, namun resiko dari alat-alat modern seperti mesin-mesin

tersebut yang bisa membahayakan pekerja dalam bekerja. Dalam pengoperasian mesin

pengolahan gula yang modern akan terdapat sumber bahaya selain bahaya dari lingkungan

kerja yang lainnya. Pada saat pengoperasian tersebut, pekerja harus membutuhkan

konsentrasi dan kewaspadaan yang tinggi juga dalam mengoperasikan alat tersbebut.

Kecelakaan kerja menjadi salah satu permasalahan yang sangat besar di perusahaan

yang dapat merugikan karyawan maupun perusahaan itu sendiri. Badan dunia International

Labour Organization (ILO) mengatakan bahwa penyebab kematian yang berhubungan

dengan dunia pekerjaan sebesar 34% adalah penyakit kanker, 25% kecelakaan, 21 %

penyakit saluran pernapasan, 15 % penyakit kardiovaskuler, dan 5 % disebabkan oleh faktor

yang lain. (Fahmi, 2012)

Pasal 86 ayat 2 Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa upaya

keselamatan dan kesehatan kerja dimaksud untuk memberikan jaminan keselamatan dan

meningkatan derajat kesehatan para pekerja atau buruh dengan cara pencegahan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya ditempat kerja, promosi, kesehatan,

pengobatan, dan rehabilitasi.

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tidak akan berjalan dengan baik

tanpa adanya perlakuan dari manajemen berupa upaya dan pencegahan serta pengelolahan

yang baik terhadap perusahaan itu sendiri. Perawatan yang tidak memadai dapat

mengakibatkan kehacuran fasilitas dan mesin yang sangat merugikan bagi perusahaan

tersebut, bukan hanya biaya dalam perbaikan yang mahal, namun kerugian dalam produksi

serta bias mengakibatkan kecelakaan kerja bagi pekerja dan orang lain disekitarnya. Dengan

angka kecelakaan kerja di Indonesia yang masih tinggi. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Ketenagakerjaan mencatat terjadi 147.000 kasus kecelakaan kerja sepanjang 2018,

atau 40.273 kasus setiap hari. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.678 kasus (3.18 persen)

berakibat kecacatan dan 2.575 (1,75 persen) kasus berakhir dengan kematian.

Pada umumnya kecelakaan terjadi arena kurangnya pengetahuan dan pelatihan,

kurangnya pengawasan, keorganisasian yang semuanya mempengaruhi kinerja keselamatan

dalam industry. Kecelakaan ditempat kerja merupakan penyebab utama penderitaan

perorangan dan penurunan produktvitas. Kecelakaan tidak terjadi secara kebetulan,

melainkan ada penyebab dari kecelakaan itu sendiri. Oleh karena itu kecelakaan sebenarnya

bias dicegah asalkan kita tahu cara manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang baik

untuk mengurangi kecelakaan tersebut.

Pabrik gula PTPN 7 Cinta Manis merupakan perusahaan BUMN yang mengelolah

pembuatan gula. Mesin, alat dan area lingkungan kerja yang banyak terdapat bahaya nya

perlu dilakukan penilaian resiko bahaya yang bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan

kerja bagi pekerja yang terjadi di Pabrik Gula PTPN 7 Cinta Manis ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Di dalam produksi gula di Pabrik Gula PTPN 7 Cinta Manis, Ogan Ilir, peristiwa

kecelakaan kerja bisa terjadi baik kecelekaan kerja kategori kecil maupun besar dan semua

itu sudah menjadi resiko yang harus di terima oleh pekerja di Pabrik ini. Tergores, tergiling

mesin, hingga tertimpa material barang merupakan salah satu resiko yang harus di tanggung

pekerja saat bekerja di manapun dan kapanpun. Kecelakaan-kecelakaan kerja tersebut dapat

menjadi berbahaya bahkan menghilangkan nyawa pekerja jika tidak adanya upaya

pencegahan dan pengurangan bahaya. Namun kecelakaan kerja tersebut sering tidak

diindahkan oleh pekerja sehingga pekerja sering mengabaikan keselamatan dalam bekerja

dan alat pelindung bekerja yang digunakan saat bekerja. Dengan tingginya resiko bahaya

yang ada maka perlunya diadakan identifikasi bahaya, penilaian resiko dan kemudian

dilakukan upaya pengendalian yang baik. Oleh karena itu, bagaiamanakah proses manajemen

resiko yang ada di Pabrik Gula PTPN 7 di Cinta Manis?

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

Menganilisis proses manajemen resiko kecelakaan kerja pada Pabrik Gula PTPN 7 di

Cinta Manis

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menetapkan konteks (Internal, Eksternal, manajemen resiko dan kreteria resiko)

pada Pabrik Gula PTPN 7 di Cinta Manis.

2. Mengidentifikasi bahaya keselamatan kerja pada Pabrik Gula PTPN 7 di Cinta

Manis.

3. Menganalisis resiko pada Pabrik Gula PTPN 7 di Cinta Manis.


4. Mengevaluasi resiko pada Pabrik Gula PTPN 7 di Cinta Manis.

5. Memberikan rekomendasi pengendalian resiko pada Pabrik Gula PTPN 7 di

Cinta Manis.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Sebagai bahan informasi dan referensi dalam penelitian selanjutnya, khususnya

dibidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

1.4.2 Bagi Pabrik Gula PTPN 7

Sebagai kontribusi pemikiran kepada pihak Pabrik Gula PTPN 7 di Cinta Manis

untuk meningkatkan pemberdayaan sumber daya manusia, meningkatkan

produktivitas kerja dan keamanan bekerja baik secara individu, unit kerja maupun

organisasi.

1.4.3 Bagi Mahasiswa

Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman dalam hal kegiatan

penelitian tentang manajemen resiko di Pabrik Gula PTPN 7 di Cinta Manis.

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN

1.5.1 Lingkup Lokasi

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Pabrik Gula PTPN 7 di Cinta Manis,

Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.

1.5.2 Lingkup Waktu

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan januari 2020.

1.5.3 Lingkup Materi


Penelitian ini akan berhubungan dengan bahaya dan resiko yang bias mengakibatkan

kecelakaan kerja yaitu manajemen resiko dengan melakukan identifikasi bahaya,

penilaian resiko dan kemudian dilakukan upaya pengendalian yang baik.

Anda mungkin juga menyukai