Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Alat pelindung diri (untuk selanjutnya disingkat dengan APD) merupakan alat yang

digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh tubuh atau sebagian tubuh terhadap

kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja (Safety, 2008). Penggunaan APD

menjadi bentuk pengendalian resiko terakhir untuk melindungi tenaga kerja dari bahaya

keselamatan kerja. Menerapkan kepatuhan menggunakan APD penting dilakukan sebagai

tanggung jawab perusahaan untuk melindungi tenaga kerja dari bahaya keselamatan kerja dan

kesehatan kerja.Islam mengajarkan kita sebagai manusia agar dalam melakukan pekerjaan

harus mementingkan penggunaan alat pelindung diri dan berperilaku yang baik agar dalam

bekerja jangan tergesah-gesah (QS. Al-Isra : 11).

Setiap pekerjaan selalu mengandung potensi resiko bahaya dalam bentuk kecelakaan

kerja. Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut tergantung dari jenis produksi,

teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan lingkungan bangunan serta

kualitas manajemen dan tenaga-tenaga pelaksana. Sebelum tahun 2014 ada peningkatan

jumlah kasus kecelakaan akibat kerja dari 9.891 menjadi 35.917 kasus kecelakaan kerja.

Tahun 2010 Jamsostek mencatat terjadi kasus kecelakaan kerja sebanyak 98.711 kasus

(Menakertrans, 2011). Provinsi dengan jumlah kasus kecelakaan akibat kerja tertinggi pada

tahun 2011 adalah Provinsi Jawa Timur. Untuk jumlah kasus penyakit akibat kerja sebelum

tahun 2014 terjadi peningkatan dari 57.929 menjadi 97.144 kasus. Kesimpulannya adalah

Provinsi dengan jumlah kasus penyakit akibat kerja tertinggi pada tahun 2011 dan 2014

adalah Provinsi Jawa Timur(Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia

  1
2

meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat

kerja. Di tahun sebelumnya (2012) ILO mencatatat angka kematian dikarenakan kecelakaan

dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. Lebih lanjut dr.

Muchtaruddin mengungkapkan, dari hasil laporan pelaksanaan kesehatan kerja di 26 Provinsi

di Indonesia tahun 2013, jumlah kasus penyakit umum pada pekerja ada sekitar 2.998.766

kasus, dan jumlah kasus penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan berjumlah 428.844 kasus.

Berdasarkan data ILO dari Indonesia mulai November 2013 hingga Februari 2015

angka pekerja selalu meningkat. Ini berarti sebagian besar dari jumlah penduduk Indonesia

adalah masyarakat pekerja, oleh karena itu perlu peningkatan kesehatan dan keselamatan

pada pekerja. Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat

penting dalam rangka mengembangkan dan memajukan industri. Oleh sebab itu pekerja

harus diberi perlindungan melalui usaha-usaha peningkatan dan pencegahan yaitu dengan

APD. Tingginya resiko terhadap gangguan kesehatan dari beberapa pekerja yang tertinggi

angka terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja adalah bidang industri salah satunya

pekerja di pabrik rokok, maka perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan terhadap kejadian

penyakit atau traumatic akibat lingkungan kerja dan faktor manusianya. Salah satu

diantaranya adalah kepatuhan penggunaan APD. Banyak beberapa faktor yang menjadi

penyebab tenaga kerja tidak patuh menggunakan APD meskipun perusahaan telah

menyediakan APD. Risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang

mungkin terjadi karena pekerjaan membuat perusahaan tidak cukup hanya menyediakan

APD dan mewajibkan tenaga kerja menggunakan APD ketika bekerja. Perusahaan juga harus

menciptakan kepatuhan tenaga kerja untuk menggunakan APD. Tahap paling dasar untuk

menumbuhkan kesadaran tenaga kerja supaya patuh menggunakan APD yaitu dengan

pembentukan motivasi untuk keselamatan menggunakan APD.


3

Menurut teori Geller pada teori safety triad, kepatuhan (compliance) merupakan salah

satu faktor pada komponen behavior yang dipengaruhi oleh interaksi faktor pada komponen

person dan environment. Penelitian tentang kepatuhan menggunakan APD terdahulu telah

meneliti faktor yang menyebabkan kepatuhan menggunakan APD berdasarkan karakteristik

tenaga kerja (Aziz, 2010). Menurut Teori Gibson bahwa ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi prilaku dan prestasi kerja dari seorang pegawai, salah satunya adalah faktor

psikologis (persepsi, sikap, kepribadian dan motivasi), faktor psikologis banyak dipengaruhi

oleh latar belakang keluarga, lingkungan dan pengalaman kerja sebelumnya. Motivasi juga

mempengaruhi penerapan universal precaution. Menurut Heidjrachman dan Husnan (2008)

motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat didalam diri seseorang yang

menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya.Pekerja di pabrik

rokok yang mempunyai motivasi sangat tinggi, muncul suatu keinginan untuk memenuhi

kebutuhan pencegahan universal. Jika motivasi karyawan tersebut tinggi maka dia akan

cenderung lebih patuh dalam penggunaan alat pelindung diri dibandingkan dengan karyawan

yang bermotivasi rendah.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan penelitian di Perusahaan Rokok

(untuk selanjutnya disingkat dengan PR) Putra Masa Depan pada tanggal 3 Februari 2018

didapatkan data jumlah karyawan tenaga kerja sebesar 135 karyawan pekerja yang tidak

mematuhi penggunaan APD menunjukkan 78% atau 105 karyawan dari 135 karyawan, dan

22% atau 30 karyawan dari 135 karyawan yang mematuhi penggunaanAPD sesuai aturan di

PR. Putra Masa Depan. Hasil wawancara beberapa karyawan yang tidak mematuhi

penggunaan APD dengan benar mengatakan mereka tidak ingin menggunakan sebagian

APD terutama masker, sarung tangan dan ear plug pada saat bekerja dikarenakan tidak

terbiasa atau sudah kebal dan susah bernafas. Disisi lain karyawan juga mengeluh karena
4

ruangannya yang terlalu panas dan tidak ada kipas ataupun AC didalam ruangan tersebut.

Dan hasil wawancara dari manager PR. Putra Masa Depan juga mengatakan bahwa sudah

memberikan pengarahan secara lisan tentang kepatuhan penggunaan APD saat bekerja tetapi

banyak karyawan yang mengabaikannya.

Selanjutnya Hasil wawancara supervisor yg dilakukan di PR. Putra Masa Depan

didapatkan pengawasan terhadap kepatuhan penggunaan APD dilakukan secara langsung

oleh pihak manager ataupun penanggung jawab tiap shift. Pada karyawan pelaksana yg tidak

mematuhi penggunaan APD saat bekerja kadang-kadang masih harus diingatkan. Didapatkan

data bahwa di PR. Putra Masa Depan tidak ada peraturan yang tertulis, untuk wajib

mematuhi dalam penggunaan APD pada saat bekerja dan tidak ada pemberian sanksi bagi

karyawan yg tidak mematuhi penggunaan APD dengan lengkap. Untuk p3k (pertolongan

pertama pada kecelakaan) disediakan tetapi tidak lengkap. Dari hasil observasi disana pernah

ada beberapa karyawan bagian mesin yang mengalami kecelakaan akibat kerja.

Permasalahan yang terkait dengan motivasi karyawan di PR. Putra Masa Depan : 1)

Fasilitas yang dimiliki pabrik rokok masih kurang lengkap dan memadai, 2) Belum adanya

peraturan secara tertulis untuk memperkuat kepatuhan penggunaan APD, 3) Adanya

pengawasan kurang aktif karena kesibukan hanya ada satu pengawas dengan mengawasi

banyaknya karyawan, 4) Belum adanya penghargaan untuk karyawan yang dapat

meningkatkan motivasi melainkan penghargaan untuk pabrik rokoknya sendiri.

Dampak dari potensi bahaya yang ditimbulkan saat proses produksi sangatlah besar

selain menggunakan mesin – mesin berat, bahan baku dan bahan pembantu berupa bahan

kimia juga menggukan tenaga manusia., misal kecelakaan yang mungkin terjadi saat produksi

: pencampuran zat dalam tembakau, atau proses penggilingan kemungkinan untuk terjepit,

dan Kecelakaan kerja yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh karyawan tidak memenuhi
5

aturan kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan pemerintah. Selama ini penerapan

keselamatan dan kesehatan terhadap kinerja karyawan kurang dari perhatian karyawan itu

sendiri seperti karyawan tidak memakai alat pelindung diri, menggunakan standart

keselamatan kerja, dan alat pelindung diri.

Latar belakang diatas mendasari penulis untuk melakukan penelitian tentang

hubungan motivasi dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri di PR. Putra Masa

Depan yang terletak di Dsn Jegles, Ds Getas, Kec Pace, Kab Nganjuk.

1.2. Rumusan Masalah

Adakah hubungan motivasi dengan kepatuhan penggunaan APD di PR. Putra Masa

Depan Nganjuk?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi dengan kepatuhan

penggunaan alat pelindung diri (APD) di PR. Putra Masa Depan Nganjuk.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi motivasi petugas atau karyawan di PR. Putra Masa Depan.

2. Mengidentifikasi kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada karyawan pekerja di PR.

Putra Masa Depan Nganjuk.

3. Menganalisis hubungan motivasi dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri

(APD) di PR. Putra Masa Depan Nganjuk.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Manfaat yang di peroleh dari hasil penelitian ini berguna bagi perkembangan ilmu

kesehatan khususnya pada bidang keperawatan komunitas/masyarakat (public health) dalam


6

meningkatkan peran tenaga kesehatan komunitas/masyarakat yang utama yaitu pelayanan

promotif dan preventif secara berkesinambungan salah satunya adalah dengan meningkatkan

motivasi atau kesadaran akan kepatuhan terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD) di

PR. Putra Masa Depan Nganjuk.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan pengetahuan peneliti dan dapat memberikan informasi tentang

bagaimana hubungan motivasi dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri di PR.

Putra Masa Depan Nganjuk.

2. Bagi PR. Putra Masa Depan Nganjuk

Sebagai informasi baru tentang resiko pekerja di perusahaan sehingga meningkatkan safety

pada pegawainya dan juga peningkatan kualitas kerja dengan meningkatnya penerapan SOP

penggunaan alat pelindung diri yang sesuai standart kesehatan para pegawainya. Dan dapat

dijadikan sebagai masukan terhadap upaya penanganan K3 sehingga dapat meminimalisasi

tingkat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dan sebagai acuan untuk lebih

meningkatkan K3 diPR. Putra Masa Depan Nganjuk

3. Bagi pekerja Perusahaan rokok

Bagi pekerja sebagai pengetahuan tentang pentingnya dalam penggunaan alat pelindung

diri di pabrik rokok, sehingga pekerja dapat mencegah terjadinya penyakit akibat kerja agar

produktivitas tercapai secara optimal dan pekerja bisa lebih waspada terhadap penyakit-

penyakit yang akan terjadi karena terlalu sering menghirup tembakau rokok di perusahaan

rokok tersebut.

4. Bagi Institusi Pendidikan


7

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dan diskusi dalam bidang mata

kuliah keperawatan komunitas, khususnya peningkatan penggunaan alat pelindung diri untuk

mencegah terjadinya penyakit akibat kerja.

5. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan informasi atau sarana bagi penelitian lain

yang akan mengembangkan atau menerapkan topik yang berkaitan dengan penggunaan APD

serta untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dibidang K3.

1.5. Keaslian Penelitian

1.5.1. Penelitian Sri Hayulita, Frenky Paija

Sri Hayulita dan Frenky Paija (2014) meneliti tentang “hubungan motivasi dengan

penggunaan alat pelindung diri oleh perawat pelaksana di ruangan rawat inap rsi ibnu sina

bukittinggi tahun 2014”. Jenis penelitian ini non eksperimental dengan metode deskriptif

kolerasi dan pendekatan crosssectional Populasi dalam penelitian ini adalah 30 orang perawat

yang terdiri dari 15 orang perawat interne dan 15 orang perawat bedah. Sample yang diambil

sejumlah 30 orang yang diperoleh dengan menggunakan quota sampling. Perbedaan

penelitian di atas dengan yang akan peneliti lakukan adalah pada variablenya yaitu variable

dependen pada penelitian diatas meneliti tentang penggunaan alat pelindung diri oleh

perawat pelaksana di ruang rawat inap RSI IBNU SINA BUKITTINGGI tahun 2014

sedangkan variable dependen pada penelitian ini adalah kepatuhan menggunakan alat

pelindung diri di PR. Putra Masa Depan.

1.5.2. Penelitian Sebsibe Tadesse1, Temesgen Kelaye dan Yalemzewod Assef

Sebsibe Tadesse1, Temesgen Kelaye dan Yalemzewod Assef (2016) meneliti tentang

“Utilization of personal protective equipment and associated factors among textile factory

workers at Hawassa Town, Southern Ethiopia”. Penelitian ini menggunakan pendekatan


8

crossectional dengan pengambilan sampel secara bertahap diikuti dengan teknik simple

random sampling digunakan untuk memilih 660 peserta penelitian. Perbedaan ada pada

variable independen variabel dependen dan teknik samplingnya. Variable independen pada

penelitian diatas adalah pemanfaatan alat pelindung diri, variable dependennya faktor terkait

antara pekerja pabrik tekstildi Hawassa Town, Suthern Eutopia. Sedangkan dari penelitian ini

variable independennya hubungan motivasi, variable dependennya kepatuhan menggunakan

alat pelindung diri di PR. Putra Masa Depan. Untuk teknik samplingnya menggunakan quota

sampling pada penelitian ini.

1.5.3. Penelitian Kartika Dyah Sertiya Putri

Kartika Dyah Sertiya Putri, (2014) meneliti tentang “Analisi faktor yang berhubungan

dengan kepatuhan menggunakan alat pelindung diri“. Penelitian ini bersifat observasional

analitik, dengan desain cross sectional. Subyek penelitian ini adalah total populasi yaitu 114

tenaga kerja. Data yang tersedia disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabulasi

silang kemudian dianalisis secara statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar tenaga kerja patuh menggunakan APD di tempat kerja. Hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa pendidikan dan sikap terhadap kebijakan sebagai faktor yang

berhubungan signifikan dengan kepatuhan menggunakan APD dan memiliki kuat hubungan

rendah. Umur masa kerja, pengetahuan, motivasi, kepribadian, pelatihan, komunikasi dan

ketersediaan APD tidak berhubungan dengan kepatuhan menggunakan APD. Perbedaan ada

pada variable independen, desain penelitian dan analisa data. Variable independen pada

penelitian diatas analisis faktor sedangkan variable independen pada penelitian ini hubungan

motivasi, desain penelitian ini menggunakan correlation analitik, dan untuk analisa datanya

menggunakan Uji Spearman Rank.  

Anda mungkin juga menyukai