PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang landasan teori mengenai Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) dan metode Fault Tree Analysis (FTA).
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai langkah-langkah dalam melakukan
penelitian
ini
berupa
metode-metode
yang
digunakan
dalam
BAB V
KESIMPULAN
Bab ini akan membahas hasil dari penelitian ini dengan menjawab tujuan
penelitian sebagai kesimpulan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan
lingkungan serta terhadap penyakit umum. (Sumamur, 1996)
Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan memberikan ketentuan
mengenai kesehatan kerja dalam Pasal 23, menyebutkan bahwa kesehatan kerja
dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan yang baik
tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau masyarakat, dan supaya mereka dapat
mengoptimalkan produktivitas kerja mereka sesuai dengan program perlindungan
tenaga
kerja.
yang cukup didalam melaksanakan pekerjaan serta jumlah tenaga kerja yang
menangani pekerjaan harus tepat. (Rumondang,1995)
Pencegahan kecelakaan dipandang dari aspek manusia harus bermula
pada hari pertama ketika semua karyawan mulai bekerja. Setiap karyawan harus
diberitahu secara tertulis uraian mengenai jabatannya yang mencakup fungsi,
hubungan kerja,wewenang, tugas dan tanggung jawab serta syarat-syarat
kerjanya. (Rumondang,1995)
Segi aspek manusia, gejala penyebab kecelakaan biasanya disebabkan
kurang trampil, kurang bergairah, terganggu emosinya. Hal-hal yang bisa
mencegah terjadinya kecelakaan kerja:
a. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman dan penuntun yang
diberikan.
b. Setiap peraturan dan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja haras
dilaksanakan semaksimal mungkin.
c. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan
kepada
d. atasan.
e. Semua karyawan harus bersedia saling mengisi atau mengingatkan atas
perbutan yang dapat menimbulkan bahaya.
f. Peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja harus
dipakai atau digunakan.
Manusia adalah tenaga kerja merupakan "alat produksi" yang sangat
tidak efisien ditinjau dari aspek tenaga, keluaran, ketahanan fisik dan mental.
Seorang tenaga kerja tidak mampu dibebani lebih dari 30% dari tenaga
maksimumnya selama 8 (delapan) jam sehari. Beban yang berlebihan atau
lingkungan kerja yang kurang nyaman bagi manusia normal harus diimbangi
dengan pengurangan jam kerja dan istirahat lebih lama untuk mengembalikan
tenaganya.
2. Unsur peralatan
Keselamatan berawal pada perencanaan terutama dalam mendesain
peralatan atau lokasi yang dapat menimbulkan atau mencegah kecelakaan kerja.
Unsur peralatan merupakan salah satu factor penting dalam perencanaan agar
dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Peralatan berdasarkan
kondisi harus dijadikan azas pemeliharaan semua peralatan guna mendeteksi
sedini mungkin bagian-bagian tersebut dan bukan menurut waktu pemakaian.
Peralatan berdasarkan kondisi harus dijadikan azas pemeliharaan semua
peralatan guna mendeteksi sedini mungkin bagian-bagian mesin yang dapat
menimbulkan bahaya. Tanpa peralatan yang teratur, keadaan mesin berubah
menjadi salah satu factor bahaya yang tersebut diatas, maka peralatan yang tidak
teratur adalah perbuatan yang berbahaya karena dapat menimbulkan keadaan
berbahaya. (Sumakmiir, 1994)
Alat yang digunakan untuk pekerja untuk menjaga kesehatan dan
keselamatan kerja diriya adalah Alat Pelindung Diri (APD). Alat Pelindung Diri
adalah alat yang digunakan untuk melindungi seseorang dalam bekerja dan
berfungsi untuk mengisolasi diri tubuh pekerja dari bahaya tempat kerja. Jenis
jenis alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pekerja untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja antara lain :
a. Alat pelindung kepala
b. Alat pelindung mata
c. Alat pelindung telinga
d. Alat pelindung pernapasan (masker(
e. Alat pelindung tangan
f. Alat pelindung kaki
3. Unsur metoda.
Keselamatan kerja juga dipengaruhi oleh metode seorang pekerja
melakukan pekerjaannya. Setiap pekerja bertujuan agar dapat melakukan
pekerjaan sebaik mungkin dan secepat mungkin agar dapat mencapai target yang
telah di tetapkan perusahaan. Untuk mencapai ttarget tersebut seorang pekerja
membutuhkan teknik dan taktik yang tepat sesuai dengan pekerjaannya.
merupakan
pengetahuan yang kurang atau mencakup sifat seseorang, seperti keras kepala.
2. Kesalahan manusia
Kelalaian manusia meliputi, motivasi rendah, stres, konflik, masalah
yang berkaitan dengan fisik pekerja, keahlian yang tidak sesuai, dan lain-lain.
3. Sikap dan kondisi tidak aman
Sikap/ tindakan tidak aman, seperti kecerobohan, tidak mematuhi
prosedur kerja, tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), tidak mematuhi
rambu-rambu di tempat kerja, tidak mengurus izin kerja berbahaya sebelum
memulai pekerjaan dengan risiko tinggi, dan sebagainya. Sedangkan, kondisi
tidak aman, meliputi pencahayaan yang kurang, alat kerja kurang layak pakai,
tidak ada rambu-rambu keselamatan kerja, atau tidak tersedianya APD yang
lengkap.
4. Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja, seperti terpeleset, luka bakar, tertimpa benda di tempat
kerja terjadi karena adanya kontak dengan sumber bahaya.
5. Cedera
Dampak kerugian bisa berupa:
a. Pekerja: cedera, cacat, atau meninggal dunia
b. Pengusaha: biaya langsung dan tidak langsung
c. Konsumen: ketersediaan produk
Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika satu
kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh
secara bersama. Kejadian ini akan memicu peristiwa beruntun yang menyebabkan
robohnya bangunan lain.
Menurut Heinrich, kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan
menghilangkan sikap dan kondisi ptidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor
penyebab kecelakaan. Menurut penelitian yang dilakukannya, tindakan tidak aman ini
menyumbang 98% penyebab kecelakaan.
Pencegahan kecelakaan kerja pada umumnya adalah upaya untuk mencari
penyebab kecelakaan bukan mencari siapa yang salah. Dengan mengetahui dan
mengenal penyebab kecelakaan maka dapat disusun suatu rencana pencegahannya, hal
ini merupakan program K3. Untuk membuat program K3 dalam rangka pencegahan
kecelakaan kerja, beberapa tahap yang harus dipahami dan dilalui yaitu :
1. Identifikasi masalah dan kondisi tidak aman.
2. Model kecelakaan
3. Penyelidikan kecelakaan
4. Azas-azas pencegahan kecelakaan
5. Perencanaan dan pelaksanaan
(Manullang, et al, 2007)
Berdasarkan teori penyebab kecelakaan kerja maka dapat dirancang berbagai
upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja, antara lain :
1. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Di Tempat Kerja :
a. Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.
Dari teori di atas bisa disimpulkan bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh
kecelakaan kerja diawali oleh lemahnya kontrol sehingga memunuculkan sebab dasar
kecelakaan lalu sebab langsung dari kecelakaan. Ini artinya apabila salah satu dari kartu
domino sebelum kerugian diambil, maka tidak akan muncul kerugian.
Fault Tree Analysis menggunakan prinsip ini untuk mengetahui penyebab dasar
dari sebuah kecelakaan. Literatur FTA banyak menyebutkan tentang simbol-simbol
penyebab serta gerbang penghubung (Gates) yang terdiri dari Gerbang Dan serta
Atau.
Adapun hal-hal penting yang perlu diperhatikan dari Analisa Fault Tree
Sederhana ini adalah:
1.
2.
Kotak paling kanan adalah kotak yang menggambarkan kerugian yang didapat
3.
Setiap kotak dihubungkan oleh garis yang berarti kotak di sebelah kanan
disebabkan oleh kotak di sebelah kiri
4.
Apabila ada 1 kotak di kanan yang disebabkan oleh lebih dari 1 kotak di kiri
maka hubungan antara kotak-kotak itu adalah dan. Sebagai contoh: Kotak
Pekerja terpeleset di tangga disebabkan 4 hal yaitu:
a. Pekerja tidak menggunakan sepatu anti slip
b. Pekerja berjalan di tangga
c. Terdapat ceceran air di lantai
d. Pekerja tidak memegang handrail tangga
Jika seperti di atas, maka itu berarti ke-4 penyebab harus ada untuk bisa
menghasilkan Pekerja terpeleset di tangga. Ini juga berarti jika salah 1 dari ke-4
penyebab itu hilang, maka Pekerja terpeleset di tangga tidak akan terjadi.
Kelebihan dari analisa kecelakaan melalui metode fault tree analysis adalah:
1. Secara gamblang menjelaskan semua perbedaan interaksi penyebab untuk
menghasilkan kerugian
2. Penyebab dasar dan logis dalam penyebab kerugian bisa dimengerti
3. Dapat membuat tindakan pencegahan yang tepat untuk mengeliminir penyebab
dasar sehingga kerugian yang sama tidak akan muncul lagi
4. Dapat menghitung evaluasi kualitatif dan kuantitaif dari kerugian
(Vesely, et al, 1981)
BAB III
METODE PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
Anton, T,J. 1989. Occupational Safety and Health Management. Occupational Safety
Metode Fault Tree Analysis (Studi Kasus : PT. Wijaya Karya). Palembang :
Universitas Bina darma.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar).
Jakarta : Rineka Cipta
Pandey, M. 2005. Fault Tree Analysis. Waterloo : Diktat University of Waterloo.
Sumamur P. K. 1993. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : Haji
Masagung.
Simanjuntak, Payaman J., 1994. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta
: HIPSMI.
Sumamur, P,K. 1995. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Kerja, Jakarta:
PT Toko Gunung Agung.
Tarwaka. 2008, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Surakarta: Harapan Press
Vesely, W.E, et al. 1981. Fault Tree Handbook. Washington D.C: U.S. Nuclear
Regulatory Commision