ABSTRAK
Latar belakang: PT. Kabana Textile Industri, yang berlokasi di Jalan Raya Spait km
10, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, merupakan perusahaan pemintalan di
Pekalongan yang menekankan manajemen mutu sesuai standar ISO 9001. Fokus
produksi melibatkan berbagai jenis benang, termasuk polyster, rayon, dan benang
campuran tetiron, dengan kapasitas produksi sebanyak 4.000 bale per bulan. Unit
spining 1 dilengkapi dengan peralatan canggih, namun penggunaannya membawa
potensi bahaya, seperti cedera atau bahkan kematian. Oleh karena itu, dilakukan
analisis potensi bahaya dan risiko menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA),
mengidentifikasi beberapa langkah pekerjaan dengan risiko tinggi, seperti luka
serius dan patah tulang. Upaya pengendalian, termasuk pelatihan prakerja dan
penggunaan alat pelindung diri (APD), diperlukan untuk meminimalisir risiko
tersebut.Kata Kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Risiko Kecelakaan Kerja;
Job Safety Analysis (JSA)
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
di tempat kerja semakin meningkat. Meskipun penggunaan alat dan mesin canggih
memudahkan proses kerja dan meningkatkan produktivitas, perkembangan
teknologi juga membawa dampak negatif yang signifikan. Menurut data Health and
Safety Executive tahun 2019 di Inggris, total kecelakaan kerja mencapai 69.208
kasus, dengan sektor manufaktur menyumbang 2.130 kasus. Data dari BPJS
Ketenagakerjaan juga menunjukkan fluktuasi angka kecelakaan kerja setiap
tahunnya.Pada tahun 2015, terdapat 110.285 kasus kecelakaan kerja dengan 2.308
kematian. Tahun 2016 mencatat 101.367 kasus kecelakaan dengan 2.382 kematian.
Jumlah kasus kecelakaan mencapai 114.148 pada tahun 2018, sedangkan pada
tahun 2019 terjadi 77.295 kasus. Pada tahun yang sama, total kasus kecelakaan
kerja mencapai 155.327. Tahun 2020 mencatat 153.044 kecelakaan (2).Kecelakaan
kerja merujuk pada kejadian yang terkait dengan hubungan kerja dan
perusahaan,melibatkan faktor manusia, situasi, atau lingkungan. Urgensi
keselamatan dan kesehatan kerja dalam industri batik penting untuk mengurangi
risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sesuai dengan UU 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja yang mengatur keselamatan kerja di berbagai lingkungan.
METODE
Penelitian ini menerapkan metode JSA dengan analisis univariat. Besaran sampel
ditentukan menggunakan rumus perhitungan sampel oleh Lemeshow, berdasarkan
jumlah populasi 155 pekerja di 8 bagian di unit spining 1. Sampel terdiri dari 10
pekerja dari setiap bagian dan penanggung jawab produksi di area unit spining 1,
menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Penelitian menggunakan
lembar Job Safety Analysis (JSA) untuk menganalisis potensi bahaya dan menilai
risiko. Evaluasi dilakukan terhadap kasus kecelakaan kerja melalui observasi,
wawancara, dan kuisioner yang disajikan dalam bentuk tabel.
HASIL
Analisis Univariat
Legalitas dari aspek hukum diatur dalam UU RI No 1 Tahun 1970, di mana karyawan
diwajibkan mentaati petunjuk keselamatan kerja dan menggunakan alat
perlindungan diri. Hak dan kewajiban pekerja juga diatur oleh pasal 12 dalam UU
tersebut.
Dari perspektif ekonomi, penerapan Job Safety Analysis (JSA) dapat mencegah
kecelakaan kerja yang dapat merugikan perusahaan dan menyebabkan penurunan
nilai saham. Supervisor yang memberikan pelatihan aman dan efisien serta
memberikan instruksi kepada pekerja baru dapat memitigasi risiko bahaya di ruang
produksi.
Hasil analisis JSA menunjukkan bahwa area carding dan drawing finisher memiliki
tingkat risiko tertinggi, dengan nilai risk rating mencapai 9. Kecelakaan akibat kerja
di industri batik dapat melibatkan berbagai situasi, seperti terjepit, tergores,
terpeleset, atau kontak kulit dengan cairan berbahaya.
Dari perspektif hak asasi manusia, perlindungan terhadap hak dasar individu,
termasuk hak selamat.. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif
mendukung hak asasi manusia dengan menciptakan lingkungan kerja yang aman
dan sehat bagi semua pekerja.
HAK PEKERJA
● Hak mendapatkan upah
● Hak mendapatkan perlakuan dan kesempatan yang sama
● Hak mendapatkan pelatihan
● Hak penempatan tenaga kerja
● Hak memiliki waktu yang manusiawi
● Hak mendapatkan kesehatan dan keselamatan kerja
● Hak atas jaminan sosial
● Hak kebebasan berserikat
● Hak untuk melaksanakan ibadah
● Hak untuk istirahat cuti
KEWAJIBAN PEKERJA
● Kewajiban ketaatan
● Kewajiban konfidensialitas
● Kewajiban loyalitas
● Kewajiban
2. Data-data yang digunakan merupakan data primer yang berupa data hasil survei
melalui penyebaran kuesioner dan wawancara terhadap para pekerja pada industri
textile yang menjadi objek kajian.
3. Objek kajian dalam penelitian adalah PT. Kabana textile industri dalam pekerjaan
perencanaan pembuatan benang
KESIMPULAN
Studi ini menyatakan bahwa pada tahun 2022, ruang produksi departemen spining I
PT. Kabana Textile Industries Kabupaten Pekalongan mengidentifikasi 11 potensi
bahaya dan 11 risiko yang berasal dari 8 area, seperti Blowing, Carding, Drawing
Braker, Drawing finisher, Roving, Ring frame, Winding, dan Packing. Evaluasi risiko
menunjukkan bahwa dari 11 risiko tersebut, 4 berada dalam kategori low risk, 5
dalam kategori moderate risk, dan tingkat risiko keseluruhan adalah 45% low risk,
54% medium risk, dengan kategori high risk mencapai 0%.
Hasil analisis Job Safety Analysis (JSA) menunjukkan bahwa risiko tertinggi terdapat
pada area carding dan drawing finisher dengan nilai risk rating sebesar 9,
disebabkan oleh cidera yang dapat menyebabkan cacat tetap dan menimbulkan
kerugian finansial yang sedang.
SARAN
agar perusahaan melakukan pengendalian risiko melalui pelatihan untuk pekerja
dan inspeksi keselamatan berkala terhadap peralatan operasional. Organisasi
pekerjaan juga perlu diperhatikan, dengan memberikan kesempatan pekerja untuk
mengikuti pelatihan, melakukan inspeksi keselamatan secara rutin, serta
menerapkan pergantian shift setiap 15–30 menit untuk mengurangi kecacatan
produk dan menghindari kecelakaan akibat kelelahan pekerja.
DAFTAR PUSTAKA