Oleh :
JIBISAEL RAMBING
19704080
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah diterima dan disetujui oleh Tim Pembimbing untuk di ajukan pada
NIM 19704080
Menyetujui :
Pembimbing Akademik
NIP. 198404272015042003
NIP. 199107242015042002
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sangat besar serta cedera akibat Kecelakan kerja dapat dicegah. Dengan cara
berkontribusi dari sisi pencegahan kematian atau cedera serta penyakit yang
Health (ICOH) menunjukkan bahwa setiap tahun ada 2,9 juta kematian yang
disebabkan oleh kecelakaan oleh kecelakaan akibat kerja. Dari data, 80 % dari
karena cedera akibat kerja dan 402 juta orang mengalami cedera yang sifatnya
non-fatal di dunia.
Jumlah tersebut naik 5,65% dari tahun sebelumnya yang sebesar 221.740
kasus. Jumlah kasus kecelakaan kerja di Indonesia terus tumbuh dalam lima
tahun terakhir.
tahu. Industri tahu merupakan industri rumahan di mana pada proses produksi
ini cukup digemari oleh semua kalangan masyarakat, selain itu tahu juga dapat
diolah dengan mudah tanpa harus memerlukan keahlian khusus dari seseorang
84.000 unit usaha, dengan kapasitas produksi lebih dari 2,56 juta ton per tahun
kerja yang optimal untuk mendapatkannya. Satu tantangan yang besar untuk
khusus dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Risiko bahaya yang timbul
pada proses pembuatan tahu dapat berupa cidera pada tenaga kerja maupun
Setiap tahap kerja yang terdapat dalam proses produksi di pabrik memiliki
terdapat dua orang pekerja saja tanpa APD dalam enam proses produksi tahu.
Dengan durasi kerja selama delapan jam per hari. Dan beberapa risiko dalam
digunakan.
B. Identifikasi Masalah
C. Fokus Masalah
Tondano”
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko pada setiap proses
b. Tujuan Khusus
F. Manfaat Penelitian
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi kebijakan
c. Bagi Mahasiswa
KAJIAN TEORI
kesehatan dan keselamatan mental serta sosial bagi setiap pekerja pada semua
macam risiko kerja yang merugikan keselamatan dan kesehatan kerja bagi
dengan segala daya upaya. K3 menjadi suatu aturan yang menjadi teknologi
makmur dan sejahtera. Dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja, ada tiga
spesifik. Kesehatan kerja adalah upaya – upaya dalam aturan kesehatan kerja
pekerjaan yang dilakukan. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemberi kerja atau
tempat kerja wajib menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan sehat
hidup ditempat kerja demi mewujudkan proses produksi berjalan lancar dan
et al., 2019).
Perkembangan industri nonformal ini kurang mendapatkan perhatian
khusus dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Risiko bahaya yang timbul
pada proses pembuatan tahu dapat berupa cidera pada tenaga kerja maupun
Pabrik Tahu di Desa Suka Jadi, Sumatera Utara pada 26 Desember 2016 yaitu
meledaknya mesin boiler pada pabrik tahu sehingga mengakibatkan dua orang
rentan terhadap kecelakaan kerja. Industri tahu merupakan salah satu jenis
B. Kecelakaan kerja
ringan hingga betar, kerugian material, dan penderitaan baik bagi pekerja,
kejadian tak terduga dan tidak diharapkan.Tak terduga, oleh karena dibelakang
sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik
waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam
suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).
Kecelakaan kerja merupakan risiko yang dihadapi oleh setiap tenaga kerja
yang melakukan pekerjaan dengan kerugian tidak hanya korban jiwa dan
materi bagi pekerja, serta pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
1. Terjatuh
2. Tertimpa benda
tanah)
6. Penyebab lain yang belum masuk tersebut di atas
1. Patah tulang
2. Dislokasi (keseleo)
5. Amputasi
6. Luka di permukaan 24
8. Luka bakar
9. Keracunan-keracunan mendadak
11. Lain-lain
1. Kepala
2. b. Leher
3. Badan
4. Anggota atas
5. Anggota bawah
6. Banyak tempat
mencakup aspek fisik, mental, dan sosial untuk kesejahteraan seluruh pekerja
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat nmeningkatkan efisiensi
itu barang maupun jasa. Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang
yang bekerja.Keselamatan adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja
pelindung diri (APD), perawatan mesin, serta pengaturan jam kerja yang
manusiawi.
kerja dapat diminimalisasi dengan banyak metode yang telah tersedia dari
berbagai referensi. Selain itu, identifikasi risiko kerja diperlukan sebelum
ialah satu peristiwa yang tidak disangka, tidak diinginkan serta dapat
upaya utama dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman, nyaman serta
yang sehat, selamat serta bekerja tinggi. Sebatas tahu serta mengerti arah yang
akan diraih, tiada melakukan tindakan nyata dalam faktor higiene perusahaan,
C. Risiko
risiko yang berkaitan dengan sumber bahaya yang timbul dalam aktivitas
kerja. Risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak
tingkat paparan dan konsekuensi tinggi, bersifat akut, dan jika terjadi
manusia.
tidak tepat, karena tidak semua resiko ada di luar jangkauan kendali
organisasi / perusahaan.
resiko. Hal seperti ini adalah suatu yang mustahil dikerjakan, karena
mengandung resiko.
D. Bahaya
atau cidera pada manusia, kerusakan, maupun gangguan lainnya yang bersifat
yang tepat terhadap bahaya tersebut sehingga dapat meminimalisir akibat yang
dapat ditimbulkan. Menurut KBBI bahaya adalah segala sesuatu yang dapat
mendatangkan bencana, kecelakaan, kesengsaraan, dan kerugian.Menurut
dan sebagainya
mesin, pesawat uap, pesawat angkat, alat angkut, tangga dan lain
(Ramli, 2010).
5) Bahaya psikologi, antara lain yaitu beban kerja berat, hubungan dan
a. Identifikasi Bahaya
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang timbul ditempat kerja.
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang timbul di tempat kerja.
b. Penilaian Risiko
Penilaian risiko adalah upaya untuk menghitung besarnya suatu risiko dan
menetapkan apakah risiko tersebut dapat diterima atau tidak. Penilaian risiko
ini sangat penting karena dapat membentuk opini atau persepsi terhadap suatu
dan keparahan bila risiko tersebut terjadi. Banyak teknik yang dapat
kuantitatif.
dalam bentuk rentang dari risiko paling rendah sampai risiko tertinggi.
Menurut standar AS/NZS 4360, kemungkinan atau likelihood diberi
rentang antara suatu risiko yang jarang terjadi sampai dengan risiko tang dapat
t Terhadap Standar
eksternal
satndar eksternal
produks
pada manusia
kelangsungan usaha
pada manusia
sebgai berikut :
Probabilitas Konsekuensi
1 2 3 4 5
5 H H E E E
4 M H H E E
2 L L M H E
1 L L M H H
Dari tabel diatas maka peringkat peluang dan akibat debri nilai antara 1-5.
adalah standar AS/NZS 4360 yang membuat peringkat risiko sebagai berikut.
Tingkat Risiko (TR) = P x S (Probability x Severity)
c. Pengendalian Risiko
dan evaluaasi risiko dapat ditentukan apakah risko dapat diterima atau tidak.
berikut.
ini sangat efektif karena bahaya eleminasi sehingga potensi risiko dapat
prosedur yang berbahaya dengan yang lebih aman atau lebih rendah
Sumber bahaya biasnaya berasal dari peralatan atau sarana teknis yang ada
Manual)
dengan mengatur jadwal kerja, istirahat, cara kerja atau prosedur kerja
earplug dll.)
Menurut Suma‟mur (2014) Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang
akibat kerja dan kecelakaan kerja.Menurut ILO (2013) Alat Pelindung Diri
dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di
tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik,
mekanik dan lainnya. Alat pelindung diri bukan untuk mencegah kecelakaan
dengan sifat bahaya. Oleh karena itu, pemilihan alat keselamatan harus
diperlakukan sebgai pilihan terakhir. Alat pelindung diri (APD) adalah suatu
fungsinya mengisolasi sebagai atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempa
kerja.
pasal 14C Undang – undang keselamatan kerja No1 tahun 1970, pengusaha
bahaya. Oleh karena itu, pemilihan alat keselamatan kerja harus dilakukan
benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam. Jenis alat pelindung mata
face shield ), masker selam, tameng muka dan kacamata pengaman dalam
pelindung telinga terdiri dari sumbattelinga (ear plug)dan penutup telinga (ear
muff).
breathing apparatus.
berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu
bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus,
bakteri) dan jasad renik. JenisJenis pelindung tangan terdiri dari sarung
tanganyang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain ataukain berpelapis,
atau berbenturan dengan benda benda berat, tertusuk benda tajam, terkena
cairan panas ataudingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan
kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir. JenisJenis Pelindung kaki berupa
bahaya listrik, tempat kerja yang basah ataulicin, bahan kimia dan jasad renik,
f. Pakaian pelindung
seluruh bagian badan dari bahayatemperatur panas atau dingin yang ekstrim,
pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairandan
logam panas, uap panas, benturan (impact) denganmesin, peralatan dan bahan,
Jacket, dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh bagian
badan.
Secara garis besar cara pembuatan tahu dimulai dengan cara pemilihan
a. Perendaman
Cara pembuatan tahu yang pertama, yaitu perendaman tahu. Proses
itu, struktur sel yang lunak tersebut juga mempermudah pengekstrakan sari
dari ampas. Perendaman ini dilakukan dengan waktu sekitar 3 hingga 4 jam
untuk kedelai impor. Sementara itu, untuk kedelai lokal diperlukan waktu
b. Penggilingan
Cara pembuatan tahu yang kedua, yaitu penggilingan. Pada tahapan ini biji
c. Pemasakan
pemasakan bubur kedelai akan berpengaruh pada kualitas tahu yang akan
dihasilkan. Jika suhu wajan terlalu tinggi, maka endapan bubur akan
mengerak. Kerak tersebut akan meninggalkan bau sangit dan bau tersebut
akan terbawa sampai proses pencetakan. Oleh karena itu, proses pemasakan
ini perlu memperhatikan suhu wajan dan jangan sampai menimbulkan kerak
Cara pembuatan tahu selanjutnya, yaitu penyaringan. Pada tahap ini bubur
kedelai yang sudah dimasak nantinya akan disaring untuk mendapatkan sari
kedelai. Proses penyaringan ini bisa dilakukan dengan cara meletakkan bubur
kedelai diatas kain belacu maupun kain sifon yang telah diletakan diatas bak
kedelainya.
e. Fermentasi
asam yang ditanamkan bibit. Dimana bibit adalah bahan asam sisa proses
Pada tahapan ini bubur kedelai yang telah menggumpal, nantinya dicetak
menjadi tahu. Pada tahapan ini dapat dilakukan dengan memakai teknik cetak
bungkus dengan bantuan alat berupa pres yang memiliki cetakan. Tahu yang
akan dicetak ini terlebih dahulu dibungkus dengan menggunakan kain belacu
PENELITI PENENILITIAN
DAN TAHUN
Pengendalian risiko
rambu K3 (keselamatan
kesehatan kerja)
sekaligus menambah
rambu-rambu K3
(keselamatan kesehatan
kerja), penambahan
pada proses
penggilingan.
(17,3%), 3 potensi
Sedangkan dari 82
produksi terdapat 24
risiko rendah (29,6%),
27 risiko sedang
pengendalian bahaya
meliputi engginering
control, administratif
Pengendalian yang
diperlukan yaitu
meningkatkan
pengetahuan tentang
terhadap pekerja.
pada potensi
meledaknya boiler.
tinggi. 2) Industri
Mataram belum
menggunakan sistem
manajemen K3. 3)
Analisis penerapan
sistem K3 di industri
Mataram dengan
menggunakan metode
dapat mengetahui
muncul dilakukan
berfungsi untuk
memastikan kontrol
agar dapat
mengidentifikasi potensi
meminimalkan tingkat
K3 berdasarkan analisis
Mataram harus
menerapkan sistem
keselamatan dan
kesehatan kerja. -
Mengadakan seminar
keselamatan dan
mewaspadai segala
risiko kerja. -
Mengadakan meeting
keselamatan dan
kerja. - Menggunakan
Dan memperhatikan
ruang produksi.
(59,1%). Berdasarkan
Namun, terdapat
condition dengan
METODE PENELITIAN
KEMUNGKINAN PROBABILITAS
PENGENDALIAN RISIKO
dalam proses produksi tahu dengan cara mengidentifikasi risiko pada setiap
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Metode
C. Subyek/Informan Penelitian
2003:129). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pabrik tahu
merupakan salah satu jenis subjek penelitian tertentu yang meskipun dalam
jumlah sedikit tetapi dapat memberikan informasi kunci tetang berbagai aspek
tahu SEDAP.
di lokasi penelitian.
data tentang persepsi dan sikap pekerja terkait K3. Dan triangulasi sumber
interaktif dan saling berkaitan. Tiga hal utama, reduksi data, penyajian data
Ketiga tahapan tersebut harus saling memiliki korelasi antar data yang
model alir, yaitu analisis dengan melalui tiga kegiatan yang terdiri dari reduksi
A. Gambaran Umum
tahu ‘SEDAP’ ini pada tahun 2019 pabrik ini mengalami kabakaran
hingga saat ini. Produksi pada pabrik tahu ‘SEDAP’ ini masih
1) Luas Wilayah
2) Fasilitas
a) Air bersih
b) Listrik
c) Bak
3) Alat trasportasi
a) Motor
4) Peralatan mekanik
a) Kunci inggris
5) Prasaran Produksi
a) Sepatu safety
6) Gudang
a. Perendaman Kedelai
sekitar dua jam apabila menggunakan air dingin dan hanya satu
b. Penggilingan kedelai
Dalam proses ini dilakukan penggilingan kedelai yang sudah
c. Perebusan kedelai
dimasukan satu demi satu wadah kedalam bak perebusan agar tidak
d. Penyaringan
fermentasi.
e. Fermentasi
Dalam proses ini adalah proses pemisahan antara tahu dan air,
tahap ini harus dilakukan secara perlahan dan lembut agar bisa
mendapatkan tahu yang padat. Tahu yang sudah jadi dari hasil
f. Cetak
Dalam proses ini tahu yang masih belum berbentuk di angkat dan
B. Hasil Penelitian
a. Hasil Observasi
seperti :
pekerja tidak memakai sama sekali alat pelindung diri pada saat
b. Hasil wawancara
1. Identifikasi bahaya
Apa saja bahaya yang dapat timbul pada saat proses pekerjaan
api dan air mendidih. Dan lantai yang licin yang bisa
melakukan pekerjaan?
2. Penilaian risiko
itu menggunakan air maka itu yang menjadi salah satu risiko
tahu ini?
ketumpahan air atau api yang panas dan tergores benda tajam.
3. Pengendalian risiko
lainnya.
tahu.
Tahu
tahun 2023.
Identifikasi Bahaya
licin
ergonomis pada
saat
mengangkat
beban kedelai
an
KEDELAI perebusan
3. Terpeleset Cidera 2 3
akibat
lingkungan
yang licin
mendidih yang
dipindahkan
dari tempat
perebusan
2. terpeleset Cidera 2 3
lingkungan
yang licin
terluka akibat
cuka
kedelai yang
direbus
akibat papan
cetak yang
disusun
saat memotong
tahu
3. terjepit dengan
tahu yang
disusun
perebusan dan penyaringan, dan risiko kategori Low Risk saat aktifitas
yaotu peluang dan akibat. Penentuan nilai risiko ini dilakukan peneliti
diterima ataupun ditolak. Jika risiko dinilai tidak dapat diterima harus
Hasil penialain risiko pada proses produksi tahu pada pekerja di pabrik
K P Tingkat
risiko
PERENDAMAN 1. Terpeleset 2 3 M
licin
2. Posisi tidak 1 2 L
ergonomis pada
saat
mengangkat
beban kedelai
di mesin
4. Kebakaran 4 1 H
akibat listrik
KEDELAI perebusan
5. Percikan api 2 2 L
6. Terpeleset 2 3 M
akibat
lingkungan
yang licin
PENYARINGAN 3. terpancar/ 1 1 L
ketumpahan air
mendidih yang
dipindahkan
dari tempat
perebusan 2 3 M
4. terpeleset
lingkungan
yang licin
terluka akibat
cuka
5. terpeleset akibat 2 3 M
lingkungan licin
kedelai yang
direbus
akibat papan
cetak yang
disusun
5. tergores pada 1 2 L
saat memotong
tahu
6. terjepit dengan 1 1 L
papan cetak
tahu yang
disusun
Ketrengan :
P : peluang K : konsekuensi
Pengendalian Risiko
. Kerja Risiko
(safety
Shose)
mengangka
t beban
kedelai
n luka membuat
luka
listrik, dan
pabrik tahu
sudah
pernah
keakaran
akibat
listrik
mendorong
bahan bakar
(safety an APD
Shose)
dipindahkan dari
tempat perebusan
(safety pekerja
Shose)
gloves dan
safety shoes0
(safety untuk
Shose) pekerja
direbus (wearpack)
Gloves)
Gloves)
C. Pembahasan
pengangkut eletal
an
licin
yang tajam
pada mesin
penggiling
Mengganti
kabel yang
rusak
tungku api
Tempat 3 2 M Memakai
licin
Bak Memar 2 1 L Belum ada
perebusan
yang panas
pada saat
pemindahan
hasil
rebusan
licin
si langsung tubuh
fermentasi
kedelai yang
direbus
cetak yang
disusun
saat
memotong
tahu
yang
disusun
aman dalam proses produksi tahu. Saat ditanya kenapa pekerja tidak
bahakan 90% tahu itu adalah air yang menyebabkan lingkungan kerja jadi
Untuk mengetahui lebih lanjut hasil penelitian yang diperoleh mulai dari
a. Identifikasi bahaya
hanya mengatasi semua sendiri apabila terjadi pegal, luka, dan memar
1. Proses perendaman
2. Proses penggilingan
listrik.
3. Proses perebusan
Probabilitas dengan kriteria angka 2 yang menyebabkan cidera
ringan adalah akibat dari suhu yang panas, pericikan api, dan
terpeleset.
4. Proses penyaringan
5. Proses fermentasi
ringan adalah akibat dari terluka, terpeleset dan suhu yang panas.
6. Proses Cetak
1. Proses perendaman
2. Proses penggilingan
cidera ringan adalah akibat dari anggota tubuh yang terluka. Dan
4. Proses penyaringan
5. Proses fermentasi
cidera ringan adalah akibat anggota tubuh yang terluka dan suhu
yang panas.
6. Proses cetak
meja dan wadah yang lebih kecil agar lebih nyaman dan postur tubuh
terluka dan tergores peekerja mengatakan bahwa hal itu di atasi sendiri
oleh para pekerja. Dan ada juga pengendalian dengan alat pelindung
diri karena lingkungan kerja yang licin untuk para pekerja yaitu
penggilingan.
mekanik dan ergonomi. Bahaya fisik berupa cidera ringan hingga berat
serta iritasi kulit dan mata. Bahaya mekanik berupa terpeleset, terjepit
dipengaruhi oleh kondisi lantai yang licin, layout kerja, peralatan dan
lingkungan kerja.
b. Penilaian Risiko
dalam bentuk rentang dari risiko paling rendah sampai risiko tertinggi.
dan fatal lebih satu orang kerugian sangat besar dampak luas yang
jika kemungkinan terjadinya suatu risko sngat tinggi, serta akibat yang
1. Proses perendaman
dan risiko dengan kriteria Low Risk ada pada postur tubuh pekerja
2. Proses penggilingan
Rsiko dengan kriteria Low Risk ada pada anggota tubuh pekerja
yang terluka akibat ujung kawat pada mesin penggiling. Dan risiko
listrik.
3. Proses perebusan
Risiko dengan kriteria Medium Risk ada pada pekerja yang
terpeleset akibat lantai yang licin. Dan risiko dengan kriteria Low
Risk ada pada percikan api dari tungku api dan suhu yang panas
4. Proses penyaringan
terpeleset akibat lantai yang licin. Dan risiko dengan kriteria Low
5. Proses fermentasi
lantai yang licin. Dan risiko dengan kriteria Low Risk ada pada
anggota tubuh pekerja terluka akibat cuka dan suhu yang panas
6. Proses Cetak
Risiko dengan kriteria Low Risk ada pada pekerja tertimpah papan
cetak yang disusun untuk mencetak dan tergores pisau pada saat
ditimbulkan belum sampi kethap yang lebih parah dan dapat ditangani
sendiri.
c. Pengendalian Risiko
potensi akibat harus dikelola dengan tepat, efektif dan ssuai dengan
penggilingan :
terkena percikan api dan air mendidih, tangan terluka dan memar
akibat panas, kaki tertimpah benda papan cetak tahu dan terjepit.
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, A. K., Larasati, G., Ardiani, R. F., Sumardiyono, S., Wijayanti, R., &
BANDUNG. Sistemik: Jurnal Ilmiah Nasional Bidang Ilmu Teknik, 9(1), 23-27.
Alpan, D. B. (2017). Hazard Identification Risk Assessment Risk Control pada
Tahap Pemasangan Precast Fasade di WIKA CAKRA KSO Tahun 2017 (Doctoral
Basir, M. A., & Fatoni, R. (2021). Analisis Aspek K3 Terhadap Potensi Bahaya
URECOL, 98-104.
Setiawan, A. dan Rusdjijati, R., (2014), Peningkatan Kualitas Biogas Limbah Cair
Artiyani, A. dan Sujianto, (2008), Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada
Januari: 22-33.
Yogyakarta.