KEDOKTERAN KERJA
“KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PABRIK TAHU
OLEH :
Pembimbing :
PUSKESMAS SIKUMANA
KUPANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Laporan Kasus Kedokteran Kerja ini diajukan oleh:
Laporan Kasus ini telah disusun dan dilaporkan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat pada bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran
PEMBIMBING KLINIK
Ditetapkan di : Kupang
ii
LEMBAR KONSULTASI TUGAS KEDOKTERAN KERJA
iii
LEMBAR KONSULTASI TUGAS KEDOKTERAN KERJA
iv
LEMBAR KONSULTASI TUGAS KEDOKTERAN KERJA
v
DAFTAR ISI
Contents
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...................................................ii
LEMBAR KONSULTASI TUGAS KEDOKTERAN KERJA........................iii
LEMBAR KONSULTASI TUGAS KEDOKTERAN KERJA........................iv
LEMBAR KONSULTASI TUGAS KEDOKTERAN KERJA..........................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.4 Tujuan..........................................................................................................4
1.5 Manfaat........................................................................................................5
1.5.1 Bagi Penulis.................................................................................................5
1.5.2 Bagi Pekerja.................................................................................................5
1.5.3 Pemilik Pabrik Tahu CV Sumber Kata Rejeki.............................................5
1.5.4 Bagi Puskesmas............................................................................................6
1.5.5 Bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7
2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja...............................................................7
2.2 Potensi Bahaya dan Faktor Risiko Pekerja..................................................9
2.3 Alat Pelindung Diri....................................................................................11
2.4 Penyakit Akibat Kerja................................................................................15
2.5 Standar Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)...................19
2.6 Protokol Kesehatan di Tempat Kerja di Era New Normal.........................20
BAB 3 LAPORAN KUNJUNGAN....................................................................25
3.1 Profil Usaha................................................................................................25
3.2 Gambaran Situasi Lingkungan Kerja.........................................................25
3.3 Proses Pembuatan Tahu di Pabrik Tahu CV. Amkoli................................27
3.4 Alur Kerja Pembuatan Tahu.......................................................................28
vi
3.5 Identifikasi Faktor Resiko Di Tempat Kerja..............................................29
3.6 Identifikasi Tenaga Kerja dan Status Kesehatan Tenaga Kerja.................32
BAB 4 PEMBAHASAN......................................................................................46
4.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja.............................................................46
4.2 Faktor Risiko Pekerja.................................................................................47
4.3 Alat Pelindung Diri Bagi Pekerja...............................................................48
4.4 Gangguan Kesehatan Akibat Kerja............................................................52
4.5 Adaptasi Kebiasaan Baru Era Pandemi COVID-19 di Lingkungan Pabrik
55
BAB 5 PENUTUP................................................................................................57
5.1 Kesimpulan................................................................................................57
5.2 Saran...........................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................60
LAMPIRAN..........................................................................................................63
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
kerja atau Occupational Safety and Health adalah meningkatkan dan memelihara
derajat tertinggi semua pekerja baik secarafisik, mental, dan kesejahteraan sosial
diakibatkan oleh pekerjaan, melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko
dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan (2).
Jika tempat kerja aman dan sehat, setiap orang dapat melakukan pekerjaan mereka
secara efektif dan efisien. Sebaliknya, jika tempat kerja tidak terorganisir dan
bagi perusahaan. Meskipun para pengusaha di seluruh dunia telah secara hati-hati
Menurut ILO, setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat
kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja.
Terlebih lagi 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat
terjadi peningkatan kasus penyakit akibat kerja dari tahun 2011-2013dan menurun
pada tahun 2014. Jumlah kasus penyakit akibat kerja pada tahun 2011 sebanyak
57.929 kasus, tahun 2012 sebanyak 60.322 kasus, tahun 2013 sebanyak 97.144
kasus. Pada tahun 2014 terjadi penurunan kasus menjadi 40.694 kasus. Jumlah
Jumlah kasus kecelakaan kerja pada tahun 2011 sebanyak 9.891 kasus, tahun 2012
sebanyak 21.735 kasus, tahun 2013 sebanyak 35.917 kasus. Pada tahun 2014
makanan sumber protein yang bermutu tinggi karena banyak terdapat asam amino
esensial. Tahu memiliki kandungan protein nabati yang lebih baik dibandingkan
protein hewani yang bersumber dari daging, susu maupun telur dan tahu memiliki
protein yang hampir setara dengan daging.Berdasarkan data yang diperoleh dari
1
Biro Pusat Statistik dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (2002), tingkat konsumsi
dan 13,9 kg/kapita/tahun di wilayah pedesaan. Jumlah ini lebih dari empat kali
lipat jika dibandingkan dengan tingkat konsumsi daging ayam dan daging sapi
yang merupakan sumber protein hewani. Hal tersebut juga disebabkan karena
3
harga tahu dan tempe jauh lebih terjangkau jika dibandingkan dengan harga
daging serta tahu dan tempe selalu tersedia setiap tahun (setiap musim)(5).
kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja di pabrik tahu CV Sumber Kata
Sumber Kata Rejeki ini telah memiliki Sertifikat Laik Sehat sehingga berarti telah
memenuhi syarat kesehatan bagi suatu tempat usaha, memiliki karyawan yang
banyak untuk sebuah pabrik tahu sehingga mempunyai faktor risiko kecelakaan
akibat kerja bagi karyawan cukup tinggi dan juga karena pabrik tahu ini memiliki
kesehatan kerja di tempat kerja, sebagai bagian penting dari tim keselamatan dan
Kedokteran Kerja untuk mengetahui potensi faktor risiko, status kesehatan dan
temuan mengenai masalah kesehatan dan keselamatan kerja untuk para pekerja di
Kata Rejeki.
3. Apa saja masalah kesehatan yang dapat dialami oleh pekerja di wilayah
1.4 Tujuan
1. Mengetahui faktor risiko pekerjaan yang dapat mempengaruhi kesehatan
Rejeki.
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Penulis
Menambah informasi dan pengetahuan penulis mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja serta hal-hal terkait lainnya, khususnya di wilayah kerja Pabrik
d. Mengetahui penyakit apa saja yang dapat dialami oleh pekerja di wilayah
pekerjaannya.
dengan hal-hal yang ada pada wilayah kerja industri makanan Sima Indah. 1
Kata Rejeki.
keselamatan kerja.
bagi para pekerja khususnya para pekerja di lingkungan kera Pabrik Tahu 1
keselamatan dan kesehatan kerja maka diharapkan tenaga kerja dapat melakukan
pekerjaan dengan aman dan nyaman serta mencapai ketahanan fisik, daya kerja,
dan tingkat kesehatan yang tinggi. Tujuan K3 adalah untuk: (a) melindungi tenaga
keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut, dan (c)
memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien(1,7).
timbulnya penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja. Dengan keselamatan dan
kesehatan kerja diharapkan tenaga kerja dapat mencegah kecelakaan kerja dan
maka tenaga kerja perlu mengetahui apa saja potensi bahaya dan risiko dari 1
yang berakibat pada kerugian. Potensi bahaya kesehatan dan keselamatan kerja
dan keselamatan kerja harus cukup sensitif dalam mengidentifikasi dan membuat
ketentuan terhadap situasi ini. Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu
8
kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya kejadian tersebut. Risiko yang
ditimbulkan dapat berupa berbagai konsekuensi dan dapat dibagi menjadi empat
Tabel 2.1 Potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja didasarkan pada
dampak korban
Kategori A Kategori B Kategori C Kategori D
Potensi bahaya yang Potensi bahaya Risiko terhadap Potensi bahaya
jangka panjang pada kesehatan menimbulkan kesehatan sehari-hari risiko pribadi dan
pada keselamataN
Bahaya faktor kimia ( Debu, Kebakaran Air minum Pelecehan,
yang lama)
pada perusahaan di
masyarakat
Sumber : International Labour Organization, 2013(8)
menimbulkan risiko akibat kerja pada proses produksi. Beberapa potensi bahaya
Banyak bahan kimia yang memiliki sifat beracun dapat memasuki aliran
darah dan menyebabkan kerusakan pada sistem tubuh dan organ lainnya.
Bahankimia berbahaya dapat berbentuk padat, cairan, uap, gas, debu, asap atau
kabut dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara utama antara lain: (a)
atau kontak invasif. Dampak kesehatan dari beberapa bahan kimia bisa secara
Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara 1
lain kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra
ungu.
a. Kebisingan
dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
b. Penerangan
kualitas dan produktivitas. Bila penerangan kurang sesuai, para pekerja terpaksa
tidak nyaman dan dapat menyebabkan masalah pada punggung dan mata pada
c. Getaran
atas dan ke bawah atau ke belakang dan kedepan. Hal tersebut dapat berpengaruh
d. Iklim Kerja
Ketika suhu berada di atas atau di bawah batas normal, keadaan ini
yaitu indoor air quality, banyak menghadapi berbagai penyakit yang disebabkan
virus, bakteri.
risiko kesehatan kerja. Risiko ini dapat dilihat dari kesesuaian posisi pada saat
bekerja, misalnya berdiri terlalu lama, duduk terlalu lama, membungkuk terlalu
lama, jongkok, membawa beban yang terlalu berat, dan menahan beban yang
terlalu berat. Kondisi seperti ini apabila berlangsung dalam jangka waktu yang
cukup lama tanpa adanya pemeriksaan akan menimbulkan penyakit akibat kerja
5. Risiko trauma fisik akibat kontak dengan alat dan material yang bisa
menggunakannya. Kecelakaan kerja yang dapat ditemui yaitu luka bakar, luka
bekerja sesuai dengan bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan tenaga
kerja itu sendiri maupun orang lain di tempat kerja. Penggunaan atau pemakaian
alat pelindung diri merupakan cara terakhir guna menanggulangi bahaya yang 1
terjadi di tempat kerja. Alat pelindung diri ini sangat disesuaikan dengan jenis
kimia berbahaya dan beracun, serta bahan-bahan yang mudah terbakar dan
lainnya. Oleh karena itu alat pelindung diri atau personal protection equipment
12
sangat diperlukan untuk melindungi pekerja dari paparan bahaya yang ada di
melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat
helmet), untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur oleh benda tajam atau
1
keras yang dapat menyebabkan luka gores, potong atau tusuk, bahaya kejatuhan
bernda-benda, panas, radiasi, api dan percikan bahan kimia. Topi pengaman harus
tahan terhadap pukulan atau benturan, perubahan cuaca, dan pengaruh bahan
kimia. Topi pengaman harus terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tidak
dalam mata serta mencegah iritasi mata akibat pemaparan uap panas.Selain itu
mata(7).
Alat pelindung telinga yang digunakan dapat terdiri dari sumbat telinga (ear
plug) atau penutup telinga (ear muff). Alat pelindung ini berfungsi untuk
melindungi telinga dan kebisingan atau tekanan yang terjadi di tempat kerja(7).
untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan darisuhu panas, suhu dingin, bahan
Penggunaan alat pelindung kaki (safety shoes) pada pekerja berfungsi untuk
tertusuk benda tajam, terkena bahan kimia berbahaya, terkena bahan yang bersuhu
yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau pekerjaan. Penyakit ini mempunyai
penyebab secara spesifik atau mempunyai hubungan yang kuat dengan pekerjaan.
Ada dua elemen dalam mengidentifikasi penyakit akibat kerja yaitu: (1) adanya
hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit dan (2) adanya fakta
bahwa frekuensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih tinggi daripada
masyarakat umum. Pajanan sumber bahaya yang berasal dari lingkungan kerja 1
bisa bersumber dari faktor fisik, kimia, biologis dan ergonomi psikologi(1).
Penyakit akibat kerja yang dapat diderita oleh pekerja Pabrik Tahu CV.
Sumber Kata Kerja adalahmyalgia,low back pain (LBP), luka bakar dan
1. Myalgia
16
Myalgia atau nyeri otot adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak
berbagai bagian tubuh seperti bagian pinggang, leher, bahu, siku, lengan, dan
nyeri otot adalah gerakan berulang, gerakan dengan tenaga yang kuat, penekanan,
posisi kerja yang menetap atau tidak ergonomis, dan getaran. Myalgia dapat
dialami dalam waktu singkat, misalnya otot kram, atau berlanjut sampai beberapa
myalgia(10,11).
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu
penyakit akibat kerja yang timbul karena posisi statis dalam bekerja dan bersifat
continue. Nyeri punggung bawah adalah sindroma klinik yang ditandai dengan
gejala utama berupa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang
punggung bawah. Nyeri punggung bawah yang timbul karena posisi statis dalam
1
bekerja dan bersifat continue dapat mengakibatkan kehilangan jam kerja sehingga
diantaranya usia, jenis kelamin, masa kerja, sikap dan posisi kerja. Sekitar 90%
dari seluruh kasus low back pain disebabkan oleh faktor mekanik, yaitu low back
pain pada struktur anatomi normal yang digunakan secara berlebihan atau akibat
17
sekunder dari trauma atau deformitas, yang menimbulkan stress atau strain pada
otot, tendon dan ligament. Selain itu, dapat disebabkan karena adanya kelainan
pada spine (ruas tulang belakang). Sikap kerja atau kondisi kerja yang tidak
pada sistem muskuloskeletal. Beberapa cara kerja yang sesuai dengan ergonomi
sedekat mungkin dengan tubuh. Mengangkat beban harus bertumpuan pada kaki
dan paha, dan bukan bertumpuan pada punggung sehingga tidak menciderai
sebagai berikut:
Kayu. Beban angkat ditetapkan dengan dasar perhitungan 5/7 kg berat badan(15,16).
c. Posisi bekerja
hanya sampai dua pertiga putaran. Jika bekerja pada posisi berdiri, 1
otot kaki(14).
3. Luka Bakar
Luka bakar merupakan kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh trauma
panas atau trauma dingin (frost bite). Penyebabnya adalah api, air panas, listrik,
kimia, radiasi dan trauma dingin (frost bite). Kerusakan ini dapat menyertakan
19
jaringan bawah kulit. Luka bakar dapat menyebabkan kerusakan dan peningkatan
parah dapat menyebabkan gangguan serius pada paru-paru, ginjal, dan hati.
Penyebab tersering dari luka bakar adalah api (53,1%), air panas (19,1%), listrik
2008. Hal ini dimaksudkan agar pada saat para pekerja mengalami kecelakaan
akibat kerja, dapat ditangani dengan cepat (pertolongan pertama) sehingga risiko
12. Pinset 1 1 1
13. Lampu senter 1 1 1
14 Gelas untuk 1 2 3
. cuci mata
15. Kantong 1 1 1
plastik bersih
16. Aquades (100 1 1 1
ml lar. Saline)
17. Povidon iodin 1 1 1
(60 ml)
18. Alkohol 70% 1 1 1
19. Buku panduan 1 1 1
P3K di tempat
kerja
20. Buku catatan. 1 1 1
Daftar isi
kotak
Sumber : Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER. 15/MEN/VIII/2008
selama perjalanan dari dan ke tempat kerja serta setiap keluar rumah.
tetap diberikan.
21
f. Pada kondisi tertentu jika diperlukan, tempat kerja yang memiliki sumber
www.covid19.go.id.
dan tangga, tombol lift, peralatan kantor yang digunakan bersama, area
udara dan sinar matahari masuk ruangan kerja, pembersihan filter AC.
pemasangan pembatas atau tabir kaca bagi pekerja yang melayani pelanggan, dan
lain lain.
1
i. Satu hari sebelum masuk bekerja dilakukan Self Assessment Risiko
COVID-19 pada seluruh pekerja untuk memastikan pekerja yang akan masuk
kerja dalam kondisi tidak terjangkit COVID-19. Tamu diminta mengisi Self
Assessment.
yaitu :
22
membawa virus.
physical distancing.
mengingatkan.
o Penggunaan lift: batasi jumlah orang yang masuk dalam lift, buat
penanda pada lantai lift dimana penumpang lift harus berdiri dan
untuk naik dan untuk turun, usahakan agar tidak ada pekerja yang
tangga, pisahkan jalur tangga untuk naik dan jalur tangga untuk
turun.
23
demam/batuk/pilek.
BAB 3
LAPORAN KUNJUNGAN
3.1 Profil Usaha
Jenis usaha : Pabrik Tahu
Oepura, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tempat usaha 1
ini didirikan pada tahun 2015 (5 tahun) dan memiliki 9 orang tenaga kerja. Usaha
ini merupakan tempat produksi tahu yang mengolah dan memasarkan tahu. Pabrik
Tahu CV. Sumber Kata Rejeki buka setiap hari kecuali hari minggu dan hari libur
bersama. Pabrik ini dioperasikan dari pukul 05.00 WITA sampai 13.00 WITA
Pabrik Tahu CV. Sumber Kata Rejeki berdiri diatas lahan seluas kurang
lebih 5m x 20 m yang terdiri dari rumah pemilik pabrik tahu di lantai 2 dan
ruangan yang terdiri dari : satu kamar tidur karyawan dengan 2 tempat tidur, satu
ruang perebusan air, satu ruang pengolahan, satu ruang pencetakan, satu ruang
penjualan, satu tempat pembuangan limbah, satu teras, dan satu kamar mandi.
mencetakan tahu, dan melayani pelanggan yang membeli tahu. Semua tenaga
kerja berjenis kelamin laki-laki, bekerja selama delapan jam tanpa pembagian
shift kerja. Pekerja mendapatkan jam istirahat siang selama satu jam (bisa
tahu. Setiap pekerja mendapat gaji sesuai dengan lamanyadia bekerja dengan
kisaran gaji yaitu Rp.700.000 tiap bulannya untuk pekerja yang baru sedangkan
pekerja yang lama digaji Rp. 1.000.000 tiap bulannya. Selain gaji, pekerja juga
lebih Rp. 100.000-200.000 per minggu. Setiap hari, pabrik tahu memproduksi±
120-150 kg. Di masa pandemi virus corona, pabrik tahu CV. Sumber Kata Kerja
1
kurang menerapkan protokol-protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran
virus corona, diantaranya: (1) menyiapkan sarana cuci tangan tetapi sabun untuk
cuci tangan tidak ada lalu dari pemeriksaan didapatkan adanya air yang tergenang
di bawah tempat cuci tangan sehingga banyak sekali jentik-jentik nyamuk yang
hidup, (2) para pekerja tidak menggunanakan masker saat bekerja, dan (3) kurang
Berdasarkan hasil wawancara pada tenaga kerja dan pemilik tempat ini,
tidak ada syarat khusus untuk dapat berkerja di Pabrik Tahu CV. Sumber Kata
Kerja serta diketahui bahwa pekerja jarang sekali memakai alat pelindung diri
(APD) seperti masker, dan sarung tangan. APD yang disediakan hanyalah sepatu
boot saja. APD seperti masker dimiliki oleh semua orang tetapi jarang digunakan
oleh pekerja karena merasa tidak nyaman, mengganggu selama bekerja karena
sesak napas maupun panas, dan tidak leluasa untuk bergerak.Menurut para
alat pelindung diri, sehingga mereka juga tidak merasa mengalami gangguan
APD.
kacang kedelai dan santan. Kacang kedelai dibeli dari Pasar Inpres. Kacang
kedelai selanjutnya dicuci, kemudian direndam dalam air biasa hangat kurang
diatas air. Kacang kedelai tersebut kemudian digiling menjadi bubur kedelai.
mendidih dalam hal ini harus sampai 3 kali mendidih dengan waktu masing-
masing mendidih selama 30-45 menit. Bubur kedelai dicampur dengan santan
agar menghilangkan bau pada tahu. Bubur kedelai yang telah dimasak kemudian
dengan penambahan sejumlah air cuka untuk mendapatkan sari kedelai yang
tahu. Endapan tahu selanjutnya dituang kedalam cetakan yang sudah dibungkus
dengan kain sebelumnya. Endapan tahu tersebut dipress agar kandungan air
keluar. Setelah itu tahu dipotong sesuai dengan ukuran yang akan dipasarkan.
1
3.5 Identifikasi Faktor Resiko Di Tempat Kerja
Tabel 3.1 Identifikasi Faktor Risiko di Tempat Kerja
No Urutan Bahaya potensial Gangguan kesehatan Solusi/ pencegahan
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikologi
proses yang mungkin terjadi
kerja
1. Persiapan Jatuh - - Salah dalam Hubungan 1. Kifosis Beristirahat saat
kedelai dan
santan
2. Mencuci - Air limbah - Salah posisi Hubungan 1. Dermatitis kontak Memakai APD (sarung
kedelai dan rendaman rekan kerja 2. Low back pain Lakukan peregangan
direndam 3. Myalgia
selama 3 – 4
129
jam
3. Menggiling Tangan Benda - Postur berdiri Hubungan 1. Ketulian Berhati-hati dalam
kacang terjepit atau suhu tinggi yang lama dengan 2. Dehidrasi heat stress bekerja
bubur mesin
kedelai penggiling
4. Merebus, Terkena api Asap - Berdiri Hubungan 1. Luka berat Berhati-hati dalam
kedelai (±80°C -
menjadi 100°C)
1
endapan
tahu
5. Mencetak Bahan - - Berdiri Hubungan 1. Luka berat Menggunakan APD
tahu bekerja
Peregangan
1
31
Pada anamnesis, Tn. NR mengeluhkan sering susah tidur. Dari hasil pemeriksaan
Pada anamnesis, Tn. RN tidak terdapat keluhan dan dari hasil pemeriksaan fisik
Pada anamnesis, Tn. AT mengeluhkan sering susah tidur dan dari hasil
Pada anamnesis, Tn. TM tidak terdapat keluhan dan dari hasil pemeriksaan fisik
Pada anamnesis, Tn. SB tidak terdapat keluhan dan dari hasil pemeriksaan fisik
Pada anamnesis, Tn. WR mengeluhkan adanya nyeri dada yang terasa seperti
berumur 16 tahun dan masih diteruskan hingga saat ini. Dalam sehari, ia biasanya
Pada anamnesis, Tn. RL mengeluhkan adanya nyeri pada kedua tangan dan gatal
pada sela-sela jari tangan. Dari hasil pemeriksaan fisik, ditemukan adanya lesi
berlokasi di sela-sela jari tangan kanan dan kiri, sehingga berdasarkan hasil
manum.
Pada anamnesis, Tn. WT mengeluhkan adanya keram pada tangan kiri dan dari
hasil pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 140/80 mmHg, sehingga dari
derajat I.
1
Tabel 3.2 Status Kesehatan Tenaga Kerja
No Nama/ Tanda- Keluhan Pemeriksaan fisik Diagnosis Terapi
Leher : konsultasi ke
Pulmo : mengatasi
1
a. Inspeksi : Pergerakan dada simetris insomnia
-/-, Rh -/- PO
Cor :
Abdomen :
abdomen.
Ekstremitas :
1
21 tahun mmHg a. Kedudukan bola mata simetris Hipertensi - Istirahat cukup
RR : 20 THT : - Menggunakan
Leher : konsultasi ke
Pulmo : mengatasi
1
-/-, Rh -/- PO
Cor :
Abdomen :
abdomen.
Ekstremitas :
25 tahun mmHg merasakan adanya a. Kedudukan bola mata simetris hipertensi - Istirahat cukup
1
RR : THT : - Menggunakan
Pembesaran KGB(-) PO
-/-, Rh -/-
Cor :
1
Abdomen :
abdomen.
Ekstremitas :
4. Tn. WR/ TD : 125/70 Nyeri dada seperti Mata : Myalgia Non- medikamentosa :
RR : THT : - Hindari
1
b. Mukosa bibir kering (-) - Menggunakan
-/-, Rh -/-
Cor :
Abdomen :
1
teraba, perkusi timpani seluruh regio
abdomen.
Ekstremitas :
16 tahun mmHg tangan, dan gatal a. Kedudukan bola mata simetris Tinea - Istirahat
RR : 20 THT : - Menggunakan
x/menit a. Otorhea (-), Nyeri tekan tragus(-), Deviasi APD berupa sarung
1
Pembesaran KGB(-) setelah bekerja
Pulmo : Medikamentosa :
Abdomen :
abdomen.
Ekstremitas :
1
Kulit : Tampak lesi hipopigmentasi multiple,
21 tahun mmHg tangan kiri a. Kedudukan bola mata simetris Hipertensi - Istirahat
17x/menit a. Otorhea (-), Nyeri tekan tragus(-), Deviasi - Diet rendah garam
Leher : Medikamentosa :
1
a. Inspeksi : Pergerakan dada simetris - Amlodipin 1x5 mg
Cor :
Abdomen :
abdomen.
Ekstremitas :
1
beraturan di sela-sela jari kedua tangan
1
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan ilmu pengetahuan dan
disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. K3 ditujukan untuk mencegah semua
jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja, melindungi
tenaga kerja atas hak keselamatannya dengan usaha-usaha promotif, preventif dan kuratif,
dan lingkungan pekerja. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan tenaga
kerja dapat mencegah kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan.
Untuk mencegah kecelakaan kerja maka tenaga kerja perlu mengetahui apa saja potensi
memiliki budaya kesehatan dan keselamatan dalam bekerja. Keterampilan praktik kerja
dalam produksi dan penggunaan alat sangat diperlukan dalam kesehatan dan keselamatan
kerja. Selain itu, kemampuan interpesona seperti sikap dan kebiasaan akan mendukung
produktivitas dalam bekerja. Pekerja di Pabrik Tahu CV. SKR mendapatkan pelatihan
sebelum bekerja. Pelatihan keterampilan praktik kerja didapatkan pekerja dari pekerja
Kasus kesehatan dan keselamatan kerja di Pabrik Tahu CV. Sumber Kata Rejeki
ditemukan beberapa potensi bahaya dalam lingkungan kerja ini, diantaranya bahaya
fisikseperti risiko jatuh, terkena air panas/uap panas, kebisingan akibat penggunaan alat-
46
alat yang menimbulkan bunyi bising dan getaran yang berasal dari alat-alat yang
digunakan.Potensi bahaya biologi seperti bakteri dan jamur dari lingkungan kerja yang
dapat menyebabkan terjadinya dermatomikosis. Potensi bahaya kimia yaitu air cucian
bahaya ergonomi antara lain posisi tubuh dalam melakukan pekerjaan dan mengangkat
Sedangkan bahaya psikologi antara lain adanya interaksi dengan sesama maupun
pelanggan yang dapat menganggu psikologis dari pekerja. Dengan demikian berdasarkan
faktor atau potensi kerja yang dimiliki, maka dapat digolongkan bahwa pabrik tahu CV.
Sumber Kata Rejeki berdasarkan klasifikasi potensi bahaya keselamatan dan kesehatan
kerja termasuk dalam kategori A yang mana dapat menimbulkan risiko dampak jangka
panjang pada kesehatan sehingga para pekerja perlu dilakukan edukasi dan sosialiasi
a. Risiko lingkungan kerja ialah tempat kerja yang licin sehingga para pekerja
mudah tergelincir dan jatuh. Serta iklim kerja yang cukup panas dapat menurunkan
produktivitas pekerjaan. 1
risiko kesehatan kerja di Pabrik Tahu CV. SKR. Risiko ergonomik dilihat dari kesesuaian
posisi pada saat bekerja, misalnya berdiri terlalu lama, duduk terlalu lama, membungkuk
terlalu lama, jongkok, membawa beban yang terlalu berat, dan menahan beban yang
terlalu berat. Kondisi seperti ini apabila berlangsung dalam jangka waktu yang cukup
lama tanpa adanya pemeriksaan akan menimbulkan penyakit akibat kerja seperti
d. Risiko trauma fisik akibat kontak dengan alat dan material yang bisa
menggunakannya. Kecelakaan kerja yang sering ditemui yaitu luka gores, luka bakar,
dipakai atau dipegang oleh seseorang di tempat kerja yang dapat melindunginya dari
salah satu atau lebih risiko terhadap keselamatan dan kesehatannya. Upaya mencegah
penyakit khususnya pada tenaga kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara
Penggunaan atau pemakaian alat pelindung diri merupakan cara terakhir guna
menanggulangi bahaya yang terjadi di tempat kerja(7). Alat pelindung diri yang dapat
1. Celemek
48
akibat, diantaranya yaitu, bahaya panas yang sangat kuat dan percikan cairan panas.
akibat kerja(7).
2. Masker
partikel debu, asap dan pencemaran oleh gas atau uap. Masker juga berfungsi untuk
mencegah droplet dari pekerja saat pembuatan tahu sehingga penyebaran virus corona
bisa terhenti(7).
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan
4. Sepatu boot
terpercik air panas, dan mencegah jatuh. Penggunaan sepatu boot melindungi pekerja dari
1
50
gerakkan tubuh atau anggota tubuh secara berirama tanpa mempertahankan posisi
diri dari kebutuhan otot dalam persiapan untuk suatu sesion latihan, menurunkan
sebanyak mungkin potensi untuk cedera, serta menaikkan suhu badan. Sedangkan untuk
mengakhiri latihan peregangan, perlu pula dilakukan pendinginan atau warm-down yang
1
51
kunjungan kasus kedokteran kerja didapatkan beberapa penyakit pada pekerja di Pabrik
Tahu CV. Sumber Kata Kerja seperti myalgia, dermatofitosis, hipertensi, dan insomnia.
Selain gangguan diatas, ada pula beberapa risiko penyakit yang mungkin dialami
1
oleh pekerja di Pabrik Tahu CV. Sumber Kata Kerja, namun tidak ditemukan saat
neurogenik, spondilogenik, miogenik dan psikogenik. Menurut Harsono salah satu faktor
risiko LBP adalah posisi saat mengangkat bebat yang kurang baik. Beberapa cara kerja
yang sesuai dengan ergonomi, yaitu dengan menghindari kegiatan melekukkan kepala
melekukkan badan kedepan (membungkuk), hindari gerakan memutar dan asimetrik. Jika
harus berputar usahakan hanya sampai dua pertiga putaran. Jika bekerja pada posisi
berdiri, usahakan dapat sesekali duduk pada waktu senggang untuk relaksasi otot
kaki(12,13).
1. Myalgia
yang berlebihan sehingga otot mengalami kekurangan oksigen. Penyebab myalgia adalah
Pekerja ditempat ini sering menglami myalgia karena menggunakan posisi yang sama
dalam durasi yang lama ketika bekerja dimana pekerja bekerja setiap hari(10,11).
2. Trauma Tajam
permukaan tubuh oleh benda-benda tajam seperti pisau, gunting, silet, dan lainnya. Luka
1
yang terjadi akibat trauma tajam berupa luka sayat, luka tikam, dan luka bacok. Luka
karena irisan senjata tajam yang menyebabkan luka terbuka dengan pinggir rata,
menimbulkan perdarahan.
yang terjadi secara langsung tanpa didahului proses sensitisasi. Penyebab DKI antara lain
bahan yang bersifat iritatif seperti bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, alkali,
dan serbuk kayu. Penatalaksanaan pasien dengan dermatitis ialah dengan menghindari
pajanan terhadap iritan, memakai APD bagi penderita yang terpapar dan mengatasi
dengan menggunakan kortikosteroid topikal. Pada kasus diatas, tidak ditemukan adanya
DKI pada pekerja bisa disebabkan karenapekerja sudah mengetahui mengenai kejadian
iritasi pada dirinya sehingga dapat menghindari, dan pekerja juga mungkin saya sudah
sempat menderita kelainan ini, namun saat diperiksa sudah terjadi penyembuhan(22).
4. Kifosis
Kifosis merupakan salah satu bentuk kelainan yang terjadi pada tulang
belakang manusia yang membungkuk. Kifosis ringan mungkin belum disadari karena
nyaris tak menimbulkan keluhan kecuali rasa lelah, punggung nyeri, serta kaku yang
awalnya dianggap ajar akibat kegiatan harian. Dengan perubahan paling banyak terjadi
pada tulang belakang meliputi condong kedepan, peningkatan kurva kifosis thorakalis,
dan kurva lumbal yang mendatar serta penurunan ketebalan diskus intervertebra sehingga
tinggi badan berkurang. Ada beberapa faktor penyebab kifosis antara lain terjadi secara
kongenital, faktor sikap tubuh yang salah saat bekerja, serta kesalahan tubuh saat
beraktivitas seperti duduk, berdiri dengan tubuh membungkuk dalam waktu lama dan
1
statis(23).
5. ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan
organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Salah satu
54
penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran bahan bakar kayu yang biasanya
digunakan untuk memasak. Asap bahan bakar kayu ini terdapat di lingkungan kerja
pabrik tahu. Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari,
sehingga terkadang pekerja mengeluh batuk, sesak nafas dan sulit untuk bernafas saat
untuk mencegah penyebaran penyakit ini, termasuk di lingkungan Pabrik Tahu CV.
Sumber Kata Rejeki. Perubahan perilaku ini dengan mengutamakan protokol kesehatan
berupa mencuci tangan, menggunakan masker dan jaga jarak. Hal ini tertuang dalam
pencegahan dan pengendalian corona virus disease 2019 (COVID-19) di tempat kerja
pandemi(19).
panduan bekerja selama PSBB, sosialisasi dan edukasi pekerja mengenai COVID-19,
panduan kerja pasca PSBB baik untuk pekerja maupun bagi tempat kerjanya.
Berdasarkan panduan tersebut, tempat kerja dan para pekerja Pabrik Tahu CV. Sumber 1
Para pekerja tidak menggunakan masker selama di tempat kerja dan juga setiap
Tidak memiliki ruangan tersendiri untuk observasi pekerja dengan gejala terkait
COVID-19.
Tidak menerapkan higiene dan sanitasi lingkungan secara baik. Pabrik tidak
memiliki desinfektan.
Tidak memiliki sirkulasi udara dan sinar matahari yang cukup di ruang kerja.
Berdasarkan hal tersebut, menjadikan lingkungan kerja CV. Sumber Kata Rejeki
berpotensi menyebarkan COVID-19 baik diantara pekerja maupun kepada tamu dan
pembeli.
1
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Faktor risiko pekerjaan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
pekerja di lingkungan kerja Pabrik Tahu CV. Sumber Kata Rejekipada proses
pembuatan tahu memiliki potensi dari bahaya fisik seperti suhu panas, benturan,
dan gesekan dari lingkungan kerja, kimia dari air rendaman kacang kedelai,
biologi dari infeksi bakteri dan virus yang berasal dari interaksi dengan
lingkungan maupun sesama, bahaya ergonomi dari postur tubuh pekerja, dan
psikologis.
2. Status kesehatan para pekerja di lingkungan kerja Pabrik Tahu CV. Sumber Kata
dermatofitosis.
3. Masalah kesehatan yang dapat dialami oleh pekerja di lingkungan kerja Pabrik
dan dermatitofitosis.
5.2 Saran
1. Bagi Pemilik Pabrik Tahu CV Sumber Kata Rejeki
Pemeriksaan kesehatan bagi para pekerja secara rutin (dalam satu tahun
minimal 2 kali pemeriksaan) terutama bagi para pekerja yang sudah mulai
yaitu Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, Menjaga jarak dan
menggunakan Masker.
untuk mencuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air mengalir,
Perusahaan Listrik Negara dan pihak terkait lainnya. Papan informasi tersebut 1
Menjaga kebersihan tubuh serta selalu mencuci tangan sesudah dan sebelum
Bagi pekerja yang sedang merasa sakit harus segera melaporkan diri kepada
pelindung diri seperti masker, sarung tangan, celemek, dan ear plug serta
Pemadam Api Ringan (APAR), diperlukan juga alur evakuasi yang baik jika
1
DAFTAR PUSTAKA
2013;
6. Kurniawidjaja, L Meily et al. Peran IDKI Membina Dokter Pelayanan Primer dan
2013.
11. Tana L, Delima, Tuminah S. Hubungan lama kerja dan posisi kerja dengan
1
keluhan otot rangka leher dan ektremitas atas pada pekerja darmen perempuan di
12. Natosba J, Jaji. Pengaruh posisi ergonomis terhadap kejadian low back pain pada
60
13. Tho I La. Kejadian Low Back Pain (LBP) Pada Petugas Penanganan
14. Schultz K, Galante JJ. Ergonomic guidelines for manual material handling. 8th
15. Rachmawati S. Hubungan Antara Berat Beban, Frekuensi Angkat Dan Jarak
Angkut Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Pada Buruh Angkut Di Stasiun Tawang.
Skripsi. 2006;1–67.
16. Indriyani R. Hubungan Mengangkat Beban dan Frekuensi Angkat dengan Keluhan
Nyeri Punggung pada Pekerja Pengangkut Buah di Pasar Johar Semarang. Fak
18. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pertolongan Pertama Pada
20. Ismara KI, Suharjono A, Roga AU. Dasa Gita Laksana : A Strategy of Indonesian
2020;29(5):13300–10.
61
21. F S. Perbedaan Pengaruh Hasil Latihan Peregangan Statis dan Dinamis Terhadap
Kelentukan Togok Menurut Jenis Kelamin Anak Kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar. J
22. Siregar R. Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit Edisi 3. EGC; 2019.
23. Novianti H. Hubungan antara beban kerja dengan kejadian postural kifosis pada
84.
24. WHO. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi
1
62
LAMPIRAN
1
65
Perlengkapan P3K
1
66
1
67
1
68