Anda di halaman 1dari 39

USULAN PENELITIAN SKRIPSI

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN


MATA PADA KARYAWAN PENGGUNA KOMPUTER
DI PT ANGKASAPURA II PADANG
TAHUN 2015

Oleh :

SYEFRINALDI
No. BP. 1110333093

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan


Penelitian Skripsi Sarjana Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2015
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA


PADA KARYAWAN PENGGUNA KOMPUTER
DI PT ANGKASAPURA II PADANG
TAHUN 2015

Oleh :
SYEFRINALDI
No. BP : 1110333093

Usulan penelitian skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk
dipertahankan dihadapan tim penguji proposal penelitian skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang, 15 Februari 2015


Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Masrizal Dt.Mangguang SKM, M.Biomed DR. Sumihardi,SKM, M.kes


NIP. 197902062008122002 NIP. 19640608197031002
PERNYATAAN PENGESAHAN

DATA MAHASISWA:
Nama Lengkap : Syefrinaldi
Nomor Buku Pokok : 1110333093
Tanggal Lahir : 25 September 1992
Tahun Masuk : 2011
Peminatan : Kesehatan Lingkungan &
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Nama Pembimbing Akademik : dr. Azwar Hijar, MSc
Nama Pembimbing I : Masrizal Dt. Mangguang SKM, M.Biomed
Nama Pembimbing II : DR. Sumihardi, SKM, M.Kes
Nama Penguji I : Syafrawati, SKM, M.Comm.Health, Sc
Nama Penguji II : dr. Husna Yetti, Ph.D

JUDUL PENELITIAN:
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA
PADA KARYAWAN PENGGUNA KOMPUTER DI PT ANGKASAPURA II
PADANG TAHUN 2015

Menyatakan bahwa yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan akademik dan

administrasi untuk mengikuti ujian usulan penelitian skripsi Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Andalas.

Padang, 15 Februari 2015

Menyetujui, Mengesahkan,
Dekan FKM UNAND Ketua Prodi IKM

Prof.dr.Nur Indrawati Lipoeto,M.Sc,Ph.D, Sp.GK Defriman Djafri, SKM, MKM, Ph.D


NIP. 196305071990012001 NIP. 198008052005011004
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama Lengkap : Syefrinaldi


Nomor Buku Pokok : 1110333093
Tanggal Lahir : 25 September 1992
Tahun Masuk : 2011
Peminatan : Kesehatan Lingkungan &
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Nama Pembimbing Akademik : dr. Azwar Hijar, MSc
Nama Pembimbing I : Masrizal Dt. Mangguang SKM, M.Biomed
Nama Pembimbing II : DR. Sumihardi, SKM, M.Kes
Nama Penguji I : Syafrawati, SKM, M.Comm.Health, Sc
Nama Penguji II : dr. Husna Yetti, Phd

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan usulan
skripsi saya yang berjudul :
“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA
KARYAWAN PENGGUNA KOMPUTER DI PT ANGKASAPURA II PADANG
TAHUN 2015”
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Padang, 15 Februari 2015

Materei Rp. 6000

Syefrinaldi
No.BP:1110333093
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Korelasi Antara Usia dan Daya Akomodasi...........................................14


Tabel 2.2 Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja.................................................20
Tabel 2.3 Telaah Sistematik Faktor-Faktor Kelelahan Mata...................................21

i
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERNYATAAN PENGESAHAN

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iv

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN .......................................................................... v

BAB 1 : PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 4

1.3.1 Tujuan Umum................................................................................................. 4

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................. 7

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 8

2.1.1 Sifat Melihat (Visibiltas) ................................................................................ 8

2.1.2 Kelelahan mata ............................................................................................... 8

2.1.3 Gejala-Gejala Kelelahan mata ...................................................................... 11

ii
2.1.4 Pengukuran Kelalahan Mata ........................................................................ 12

2.2 Faktor Penyebab Kelelahan Mata .................................................................... 13

2.3 Keaslian Penelitian ........................................................................................... 21

2.4 Kerangka Teori................................................................................................ 23

2.5 Kerangka Konsep ............................................................................................. 23

2.6 Hipotesis...........................................................................................................25

BAB 3 : METODE PENELITIAN ......................................................................... 25

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 25

3.2 Waktu dan Tempat ........................................................................................... 25

3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................................ 25

3.4 Definisi Operasional......................................................................................... 27

3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 28

3.6 Teknik Pengolahan Data .................................................................................. 29

3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram kerangka teori faktor kelelahan mata................................... 22


Gambar 2.2 Diagram konsep faktor yang berhubungan dengan kelelahan mata.....23

iv
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN

1. CVS : Computer Vision Syndrome


2. NIOSH : The National Institute of Occupational Safety and Health
3. VDT : Video Display Terminal
4. OSHA : Occupational Safety & Health Administration
5. BIM : Bandara Internasional Minangkabau
6. UNAND : Universitas Andalas
7. FKM : Fakultas Kesehatan Masyarakat
8. BUMN : Badan Usaha Milik Negara
9. PT : Perseroan Terbatas
10. WHO : World Health Organization
11. AOA : The American Optometric Association

v
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi menuntut

manusia untuk berhubungan dengan komputer.(1) Umunya 80% pekerjaan kantor

diselesaikan dengan memanfaatkan komputer.(1) Peran komputer yang sangat luas

dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin popular menyebabkan para

pekerja menghabiskan waktunya di depan komputer sedikitnya 3 jam sehari.(1)

Kelelahan mata sering terjadi pada pekerja yang menggunakan komputer dalam

melakukan aktifitas pekerjaanya sehari-hari.(2) Undang-undang no 36 tahun 2009

tentang Kesehatan, pasal 164 mengenai kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi

pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk

yang diakibatkan oleh pekerjaan. Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi pekerjaan sektor formal dan informal.(3)

Faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan mata menurut Occupational

Health and Safety Administration (OSHA) adalah faktor perangkat kerja (ukuran

objek pada layar dan tampilan layar), desain kerja (karakteristik dokumen, durasi

kerja), lingkungan kerja (cahaya dilingkungan sekitar) dan karakteristik individu

(riwayat penyakit).(2) Gejala visual menurut OSHA juga dapat diakibatkan dari

pencahayaan yang tidak sesuai, cahaya yang silau dari monitor, ukuran objek dari

layar monitor yang sulit dibaca, dan pola istirahat mata.(2) Usia pekerja juga

mempengaruhi kelelahan mata, selain itu faktor yang mempengaruhi antara lain

kemampuan individual itu sendiri, jarak penglihatan ke objek, pencahayaan, durasi,

ukuran objek, kesilauan, dan kekontrasan.(4)

1
2

Sejumlah peneliti telah menunjukkan bahwa gejala penglihatan muncul pada

75-90% pengguna komputer.(5) Bausch dan Lomb melaporkan bahwa hampir 60 juta

orang menderita masalah mata atau penglihatan karena pekerjaan menggunakan

komputer dan 1 juta kasus baru dilaporkan setiap tahunnya.(5) Sedangkan menurut

data organisasi kesehatan dunia (WHO) angka kejadian astenopia (kelelahan mata)

berkisar 40% sampai 90%, WHO juga menambahkan bahwa paada tahun 2006

diperkirakan 153 juta penduduk dunia mengalami gangguan visus mata / kelainan

pada mata.(5)

Gangguan penglihatan yang disebabkan karena penggunaan komputer, oleh

The American Optometric Association (AOA) dinamakan Computer Vision

Syndrome (CVS) yaitu suatu gejala yang dapat menyebabkan berbagai keluhan

antara lain mata lelah dan kering, sakit kepala, pandangan buram, dan sensitif

terhadap cahaya, survei AOA tahun 2004 membuktikan bahwa 61% masyarakat

Amerika sangat serius dengan permasalahan mata akibat kerja dengan komputer

dalam waktu yang lebih dari 3 jam sehari.(2) Sedangkan menurut Pheasant bahwa

pekerja yang bekerja menggunakan komputer secara berulang-ulang dan terus

menerus memiliki prevalensi 70-90% menderita kelelahan mata dibandingkan

pekerja yang tidak menggunakan komputer yaitu hanya 45% yang mengalami

kelelahan mata.(5)

Pada berbagai penelitian yang dilakukan di United States, didapatkan bahwa

computer vision syndrome atau kelelahan mata ditemukan berkaitan dengan

penggunaan monitor atau video display terminal secara terus menerus.(6) Data

menurut eyecare technology (1995) dalam endit (2003) didapatkan bahwa terdapat

60 juta orang yang menderita gangguan penglihatan karena video display terminal

untuk penggunaan 3 jam atau lebih dalam sehari, sedangkan menurut NIOSH,
3

dilaporkan bahwa 88% orang yang berinteraksi dengan komputer lebih dari 3 jam

per hari akan mengalami gangguan kelelahan mata.(6)

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1990) kelelahan mata

dapat menyebabkan iritasi seperti mata berair, dan kelopak mata berwarna merah,

penglihatan ragkap, sakit kepala, ketajaman mata merosot, dan kekuatan korvegensi

serta akomodasi menurun.(7) Di indonesia kelelahan mata merupakan salah satu

gejala yang sering karena adanya interkasi mata secara terus menerus dengan

penggunaan komputer.(8) Hasil penelitian yang dilakukan di rumah sakit X pada

tahun 2004 didapatkan angka prevelansi kelelahan mata pada pekerja komputer

sebesar 95,8%.(9) Penelitian pada operator komputer di Graha Telkom BSD

Tanggerang pada tahun 2009 didapatkan bahwa banyaknya keluhan mengenai

kelelahan mata yakni 60,8%.(10) Sementara itu penelitian oleh Tri Putri Yundiarti di

DOK Perkapalan Surabaya tahun 2011 keluhan kelelahan mata mencapai angka

94,4%.(11) Dan penelitian yang dilakukan oleh Irhamni Yusri di 3 Bank yang ada di

Bukittinggi yakni Bank BCA, Bank BNI dan Bank Mandiri Tahun 2013 hampir

sebagian pekerja pengguna komputer mengalami kelelahan mata yakni pada angka

76%.(1)

Bandar Udara Internasional Minangkabau atau biasa disingkat BIM adalah

bandar udara bertaraf internasional utama di provinsi Sumatera Barat yang

melayani penerbangan-penerbangan dari dan ke Kota Padang. PT Angkasapura II

Bandara Internasional Minangkabau cabang Padang Pariaman merupakan Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang paling bertanggung jawab untuk mengelola

sistem transportasi di Bandar Udara Internasional Minangkabau ini, untuk itu

perusahaan ini memiliki tenaga kerja yang cukup banyak dan untuk menunjang

pekerjaanya karyawan atau pekerja pada perusahaan ini banyak menggunakan


4

komputer dalam melakukan pekerjaanya yakni didapatkan data dari 197 orang

tenaga kerja, 70 orang diantaranya menggunakan komputer pada saat melakukan

pekerjaanya.

1.2 Perumusan Masalah


Dalam proses studi pendahuluan pada pekerja pengguna komputer di PT

Angkasapura II Bandar Udara Internasional Minangkabau cabang Padang Pariaman

ditemukan indikasi bahwa dari 10 orang yang diwawancarai 7 orang diantaranya

mengeluh dengan sakit mata atau gangguan pada mata akibat melakukan aktivitas

pekerjaan dengan menggunakan komputer. Untuk itu berdasarkan teori dan data-

data diatas peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan kelelahan mata pada karyawan pengguna komputer di PT

Angkasapura II Cabang Padang Pariaman Tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan mata pada

karyawan pengguna komputer di PT Angkasapura II Bandara Internasional

Minangkabau Cabang Padang Pariaman.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Diketahuinya distribusi frekuensi kelelahan mata pada pekerja pengguna

komputer di PT Angkasapura II Bandara Internasional Minangkabau Cabang

Padang Pariaman.

2. Diketahuinya distribusi frekuensi faktor karakteristik pekerja (usia, kelainan

refraksi, dan istirahat mata) pada pekerja pengguna komputer di PT


5

Angkasapura II Bandara Internasional Minangkabau Cabang Padang

Pariaman.

3. Diketahuinya distribusi frekuensi faktor karakteristik pekerjaan yaitu durasi

kerja pada pekerja pengguna komputer di PT Angkasapura II Bandara

Internasional Minangkabau Cabang Padang Pariaman.

4. Diketahuinya distribusi frekuensi faktor perangkat kerja yaitu jarak monitor

pada pekerja pengguna komputer di PT Angkasapura II Bandara Internasional

Minangkabau Cabang Padang Pariaman.

5. Diketahuinya hubungan usia dengan kelelahan mata pada pekerja komputer

di PT Angkasapura II Bandara Internasional Minangkabau Cabang Padang

Pariaman.

6. Diketahuinya hubungan kelainan refraksi dengan kelelahan mata pada

pekerja komputer di PT Angkasapura II Bandara Internasional Minangkabau

Cabang Padang Pariaman.

7. Diketahuinya hubungan istirahat mata dengan kelelahan mata pada pekerja

komputer di PT Angkasapura II Bandara Internasional Minangkabau Cabang

Padang Pariaman

8. Diketahuinya hubungan durasi kerja dengan kelelahan mata pada pekerja

komputer di PT Angkasapura II Bandara Internasional Minangkabau Cabang

Padang Pariaman.

9. Diketahuniya hubungan jarak monitor responden dengan kelelahan mata

pada pekerja komputer di PT Angkasapura II Bandara Internasional

Minangkabau Cabang Padang Pariaman.


6

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian diharapkan dapat berguna memberikan pengetahuan dan

informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan mata.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan

mengenai faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kelelahan mata

pada pekerja sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan agar pekerja

merasa nyaman dengan pekerjaanya.

2. Bagi peneliti lain

Hasil dari penelitian diharapkan dapat berguna sebagai referensi dan

informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan kelelahan mata.

3. Bagi institusi

Menambah bahan kepustakaan dan bahan pengembangan keilmuwan bagi

civitas akademik terutama mengenai faktor-faktor kelelahan mata.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer ditinjau dari karakteristik

pekerja, karakteristik pekerjaan dan perangkat kerja. Penelitian ini perlu dilakukan

karena sebagian besar pekerja setiap harinya bekerja dengan menggunakan alat bantu

komputer sehingga pekerja tidak lepas dari risiko terjadinya kelelahan mata.
7

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAND

Padang. Sasaran penelitian adalah pekerja pengguna komputer di PT Angkasapura

II Bandara Internasional Minangkabau Cabang Padang Pariaman.

Penelitian dilaksanakan pada bulan November tahun 2014 sampai dengan

April 2015. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross

sectional. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yang diperoleh dengan cara pengisian kuesioner dan pengukuran jarak mata terhadap

monitor. Sedangkan sumber data sekunder yaitu profil dan laporan tahunan PT

Angkasapura II Bandara Internasional Minangkabau cabang Padang Pariaman.


BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Sifat Melihat (Visibiltas)


Mata dapat melihat sesuatu kalau mendapatkan rangsangan dari gelombang

cahaya dan sebaliknya benda disekitar kita dapat terlihat apablia memancarkan

cahaya, baik cahaya dari benda tersebut maupun dari cahaya pantulan yang datang

dari sumber cahaya lain yang mengenai benda tersebut.(12) Proses kerja mata manusia

diawali dengan masuknya cahaya melalui kornea, yang kemudian dibiaskan oleh

aqueus humor ke arah pupil.(12) Pada bagian pupil jumlah cahaya yang masuk ke

dalam mata dikontrol secara otomatis, dimana untuk jumlah cahaya yang banyak,

bukaan pupil akan mengecil sedangkan untuk jumlah cahaya yang sedikit bukaan

pupil akan membesar. Pupil akan meneruskan cahaya ke bagian lensa mata.(12) Oleh

lensa, cahaya di fokuskan ke vitreuos humor.(12) Cahaya ataupun objek yang telah

difokuskan pada retina, merangsang sel saraf batang dan kerucut untuk bekerja dan

hasil kerja ini diteruskan ke serat saraf optik (otak) kemudian otak bekerja untuk

memberi tanggapan sehingga menghasilkan penglihatan.(12)

2.1.2 Kelelahan mata


Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan oleh

penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan

untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya disertai dengan kondisi

pandangan yang tidak nyaman.(13) Sedangkan menurut Suma’mur (1996) kelelahan

mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap otot-

8
9

otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti atau terhadap

retina sebagai akibat ketidaktepatan kontras.(8)

Kelelahan mata disebabkan oleh stress yang terjadi pada fungsi penglihatan.

Stres pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang berupaya untuk melihat

pada obyek yang berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu yang lama.

Pada kondisi demikian, otot-otot mata akan bekerja secara terus menerus dan lebih

dipaksakan.(13) Ketegangan otot-otot pengakomodasi (otot-otot siliar) makin besar

sehingga terjadi peningkatan asam laktat dan sebagai akibatnya terjadi kelelahan

mata, stress pada retina dapat terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan dalam

lapangan penglihatan dan waktu pengamatan yang cukup lama.(13)

Kelelahan mata dapat menimbulkan gangguan fisik seperti sakit kepala,

penglihatan seolah ganda, penglihatan silau terhadap cahaya di waktu malam, mata

merah, radang pada selaput mata, berkurangnya ketajaman penglihatan, dan berbagai

masalah penglihatan lainnya.(14) Terjadinya kelelahan otot mata dan kelelahan saraf

mata sebagai akibat tegangan yang terus nenerus pada mata, walaupun tidak

menyebabkan kerusakan mata secara permanen, tetapi menambah beban kerja,

mempercepat lelah, sering istirahat, kehilangan jam kerja dan mengurangi kepuasan

kerja, penurunan mutu produksi, meningkatkan frekuensi kesalahan, menganggu

konsenterasi dan menurunkan produktivitas kerja.(14) Dampak lain dari kelelahan

mata di dunia kerja adalah hilangnya produktivitas, meningkatnya angka kecelakaan,

dan terjadinya keluhan-keluhan penglihatan.(15) Menurut departemen kesehatan

kelelahan mata dapat menyebabkan iritasi seperti mata berair, dan kelopak mata

berwarna merah, penglihatan rangkap, sakit kepala, ketajaman mata merosot, dan

kekuatan konvergensi dan akomodasi menurun.(7)


10

Penggunaan komputer dalam waktu lama berisiko terkena astenopia atau

lelah mata. Menurut dr Edi Supiandi Affandi SpM dari bagian ilmu penyakit mata

FKUI keluhan penderita astenopia antara lain mata tak nyaman, iritasi, panas, sakit,

cepat lelah, mengantuk, merah dan berair. Penglihatan mata terasa buram, ganda,

kemampuan melihat menurun. Gejala itu diikuti sakit kepala, bahu, punggung dan

pinggang, vertigo serta kembung.(16) (17)

Sedangkan untuk mengurangi munculnya kelelahan mata akibat penggunaan

komputer menganjurkan untuk melakukan “3B” yaitu Blink, Breath, Break. Adapun

penjelasan dari “3B” adalah sebagai berikut:(18)

1. Blink, mengedipkan mata, dalam keadaan normal dalam satu menit mata akan

mengedip 12-15 kali. Frekuensi mengedip akan bertambah bila dalam

keadaan gembira, terangsang, berbicara, melakukan aktivitas fisik. Frekuensi

berkurang bila sedang membaca, berfikir, dan sedang konsenterasi dalam

pekerjaan. Melihat tanpa berkedip akan melelahkan mata. Dengan berkedip

mata akan beristirahat walaupun hanya sesaat dan akan terjadi proses

pembersihan mata serta proses pembassahan ulang pada mata sehingga

penglihatan akan tetap jelas. Oleh karena proses mengedip ini merupakan

proses yang otomatis maka pada tahap awal harus tetap disadari bahwa

mengedip adalah penting.(18)

2. Breath yaitu bernafas. Apabila dalam keadaan stress, ada tendensi untuk

menahan nafas. Keadaan ini akan menyebabkan otot-otot menjadi tegang

tanpa disadari. Bernafas secara benar dan teratur akan menyebabkan relaksasi

otot termasuk otot mata.(18)


11

3. Break yaitu istirahat. Apabila pekerjaan di komputer memerlukan

konsenterasi yang tinggi maka diperlukan adanya istirahat singkat untuk

memberikan waktu pemulihan.(18)

2.1.3 Gejala-Gejala Kelelahan mata


Menurut Pheasant (1990) gejala-gejala seseorang mengalami kelelahan mata

antara lain (5)

1. Nyeri atau terasa berdenyut di sekitar mata

2. Pandangan kabur

3. Pandangan ganda

4. Sulit dalam memfokuskan penglihatan

5. Mata perih

6. Mata merah

7. Mata berair

8. Sakit kepala

9. Pusing disertai mual

Tanda-tanda tersebut terjadi bila iluminasi tempat kerja berkurang dan

pekerja yang bersangkutan menderita kelainan refraksi mata yang tidak dikoreksi.

Bila persepsi visual mengalami stress yang hebat tanpa disertai efek lokal pada otot

akomodasi atau retina maka keadaan ini akan menimbulkan kelelahan syaraf.

General nervus fatique ini terutama akan terjadi bila pekerjaan yang dilakukan

seseorang memerlukan konsenterasi, kontrol otot dan gerakan-gerakan yang sangat

tepat.(5)
12

2.1.4 Pengukuran Kelalahan Mata


Pengukuran kelelahan mata dapat dilakukan antara lain :(19)

1. Photostress Recovery Test

Kelelahan mata dapat diukur dengan menggunakan Photostress Recovery Test

yaitu suatu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi fungsi adaptasi retina sesudah

suatu perubahan mendadak. Pengukuran yang dilakukan didasarkan pada reaksi

fotokimia yang terjadi pada retina terhadap rangsangan cahaya tergantung pada

metabolisme aktif sel retina dan hubungan sel photoreceptor dan retinal pigmen

ephithelium. Faktor utama yang menentukan keadaan adaptasi terang dan gelap di

retina adalah peristiwa pemucatan dan resintesa pigmen penglihatan. Efek cahaya

pada retina adalah memucatkan pigmen kelihatan.(19)

2. Tes Frekuensi Kelipan Mata (Flicker Fusion Eye Test).

Frekuensi kerlingan mulus (flicker fusion frequency) dari mata adalah

kemampuan mata untuk membedakan cahaya berkedip dengan cahaya continue. Tes

dilakukan dengan cara menguji responden melalui kemampuan kedipan yang dimulai

dari lambat (frekuensi rendah), kemudian perlahan-lahan dinaikkan semakin cepat

dan cahaya tersebut dianggap bukan cahaya kedipan lagi, melainkan sebagai cahaya

yang continue (mulus). Frekuensi ambang batas dari kelipan itulah disebut “frekuensi

kelipan mulus”. Jika seseorang dalam keadaan tidak lelah, frekuensi ambang itu 2

Hertz jika memakai cahaya pendek atau 0,6 Hertz jika memakai cahaya siang (day

light). Sedangkan, jika seseorang dalam keadaan lelah, maka angka frekuensi

berkurang dari 2 Hertz atau 0,6 Hertz. Pada seseorang yang lelah sekali atau setelah

menghadapi pekerjaan monoton, angka frekuensi kerling mulus bias antara 0,5 Hertz

atau lebih dibawah frekuensi kerling mulus dari orang yang sedang dalam keadaan

tidak lelah.(19)
13

2.2 Faktor Penyebab Kelelahan Mata


2.2.1 Faktor Karakteristik Pekerja
1. Usia

Daya Akomodasi Mata adalah kemampuan lensa mata untuk menebal

(cembung) atau menipis (pipih) sesuai dengan jarak benda dilihat agar bayangan

jatuh tepat di retina. Titik terdekat tang dapat dilihat dengan jelas oleh mata

berakomodasi maksimum disebut titik dekat mata atau punctum proximum. Titik

terjauh yang dapat dilihat jelas oleh mata dengan tidak berakomodasi disebut titik

jauh mata atau punctum remotum.(20)

Guyton (1991) menjelaskan bahwa semakin tua seseorang, lensa semakin

kehilangan kekenyalan sehingga daya akomodasi makin berkurang dan otot-otot

semakin sulit dalam menebalkan dan menipiskan mata. Daya akomodasi menurun

pada usia 45-50 tahun. Hal ini disebabkan setiap tahun lensa semakin berkurang

kelenturannya dan kehilangan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Sebaliknya

semakin muda seseorang, kebutuhan cahaya akan lebih sedikit dibandingkan dengan

usia yang lebih tua dan kecendrungan mengalami kelelahan mata lebih sedikit, maka

peralihan antara muda dan tua dapat dikatakan pada umur pertengahan yakni di usia

45 tahun.(21)
14

Korelasi antara daya akomodasi dan usia dapat dilihst dalam tabel 2.1 berikut :(12)

Tabel 2.1

Korelasi antara Usia dan Daya Akomodasi

Umur (Tahun) Titik Dekat (cm)

10 7

20 10

30 14

40 22

50 40

60 200

Sumber : (Ilyas, 2008)

2. Kelainan Refraksi

Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk paada retina.

Secara umum, terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan pada mata sehingga

menghasilkan bayangan yang kabur.(22) Sinar tidak dapat dibiaskan tepat pada retina,

tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan tidak terletak pada satu titik fokus.

Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan kelengkungan kornea dan

lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang sumbu bola mata.(4) Penderita

kelainan refraksi biasanya mengalami keluhan sakit kepala terutama di daerah

tengkuk atau dahi, mata berair, cepat mengantuk, mata terasa pedas, pegal bola mata,

dan penglihatan kabur.(22)

Sebuah penelitian di Amerika Serikat menganjurkan untuk menghindari

penggunaan lensa kontak atau kacamata saat bekerja di depan komputer. Jika

operator komputer menggunakan lensa kontak, kelelahan mata akan lebih cepat
15

terasa. Hal ini dapat terjadi karena mata yang dalam keadaan memfokuskan layar

monitor akan jarang berkedip, sehingga bola mata cepat menjadi kering. Bola mata

yang kering menyebabkan timbulnya gesekan antara lensa dan kelopak mata. Ruang

berpendingin (AC) akan lebih memperparah gesekan tersebut, karena udara ruangan

ber-AC akan kering, sehingga air mata akan ikut menguap.(23)

Bagi pengguna kacamata, gunakanlah kacamata khusus seperti yang

dianjurkan oleh ahli masalah mata (Optemetrist) Dr. Jay Schlanger mengatakan

beberapa perusahaan kini mulai membuat lensa yang bagian atasnya dirancang untuk

melihat komputer, dan bagian bawahnya untuk membaca. Penggunaan kacamata anti

radiasi juga dapat membantu memberikan filter bagi radiasi yang masuk ke dalam

mata selama berinterkasi dengan komputer. Selain bisa dibawa kemanapun kita

bekerja, kacamata ini tidak hanya berguna saat kita bekerja di depan monitor, namun

juga melindungi mata dari cahaya lampu mobil, radiasi TV, dan sebagainya.

Faktanya lapisan anti-radiasi pada kacamata tersebut, sangat berguna bagi mata kita

karena lapisan tersebut secara otomatis mengurangi efek nyeri di mata akibat radiasi

cahaya yang berlebih.(23)

3. Istirahat Mata

Menurut NIOSH, disebutkan bahwa kondisi kerja sangat berperan terhadap

gangguan kesehatan pekerja, dan dapat mempengaruhi secara langsung terhadap

keselamatan dan kesehatan pekerja termasuk beban kerja, waktu kerja yang lama dan

kurangnya istirahat. NIOSH juga menjelaskan bahwa keluhan mata berkurang secara

bermakna pada pekerja yang mengambil 5 menit istirahat selama 4 kali sepanjang

waktu bekerja mereka tanpa menurunkan produktivitas kerja. Beristirahatlah sekitar

2-3 menit setiap 15-20 menit bekerja di depan komputer, atau 5 menit istirahat

setelah bekerja selama 30 menit, atau 10 menit istirahat untuk 1 jam berkutat dengan
16

komputer dan seterusnya.(24) Suma’mur (1999) berpendapat bahwa istirahat yang

pendek tetapi sering atau banyak adalah lebih baik daripada satu kali istirahat dengan

durasi yang panjang. Karena sebenarnya pengaturan waktu istirahat yang tepat akan

berpengaruh positif terhadap tingkat produktivitas pekerja.(8)

Pendapat tersebut juga diperkuat oleh David L. Goestch (2002) yang

mengatakan bahwa operator komputer seharusnya melakukan banyak istirahat-

istirahat pendek namun sering dan teratur, selain itu juga disarankan pekerja atau

operator tersebut tidak terus menerus berhadapan dengan komputer tetapi diselingi

dengan melakukan pekerjaan yang tidak menggunakan komputer.(23)

Istirahat mata bagi operator komputer memang sangat diperlukan, karena

mengingat bahwa mata operator tersebut digunakan untuk melihat dalam jarak yang

cukup dekat sehingga mata mereka selalu berakomodasi dan terfokus pada layar

monitor.(18) Ada tiga jenis istirahat bagi pengguna komputer :

1. Micro break : istirahat 10 detik setiap 10 menit bekerja, yaitu dengan cara

melihat jauh (minimal 6 meter) diikuti dengan bernafas dan mengedipkan

mata dengan relaks.(18)

2. Mini break : dilakukan setiap setengah jam selama 5 menit dengan cara

berdiri dan meregangkan tubuh. Lakukan juga melihat jauh dengan objek

yang berbeda-beda.(18)

3. Maxi break : termasuk disini meminum kopi atau teh dan makan siang.

Bangun dan jalan-jalan.(18)

Menurut NIOSH menjelaskan keluhan mata berkurang secara bermakna pada

pekerja yang mengambil 5 menit istirahat selama 4 kali sepanjang waktu bekerja

mereka tanpa menurunkan produktivitas pekerja. Beristirahatlah sekita 2-3 menit

setiap 15-20 menit bekerja di depan komputer, atau 5 menit istirahat setelah bekerja
17

selama 30 menit, atau 10 menit istirahat untuk 1 jam berkutat dengan komputer dan

seterusnya.(24)

Sedangkan menurut peraturan Health Care and Residential Facilities, dikatakan

bahwa jika seorang pekerja bekerja menggunakan Video Display Terminal untuk

jangka waktu yang cukup lama atau secara terus menerus selama satu jam atau lebih,

maka pekerja tersebut harus melakukan isitirahat mata dari melihat VDT setidaknya

setiap lima menit sekali setiap jamnya.(22)

Salah satu contoh metode istirahat mata yang disarankan oleh beberapa ahli yaitu

dengan melihat suatu benda atau objek dengan fokus yang berbeda dan disarankan

dengan jarak yang jauh dibandingkan dengan jarak monitor ke mata. Caranya yaitu

jika bekerja selama 20 menit, lihatlah suatu objek dengan jarak minimal 20 kaki (6

meter) selama kira-kira 20 detik, kemudian mengedip-ngedipkan mata lalu

memejamkan mata dalam-dalam dan buka mata secara perlahan-lahan.(23)

2.2.2 Faktor Karakteristik Pekerjaan (Durasi Kerja)


Waktu kerja bagi seseorang menentukan efisiensi dan produktivitasnya, dan

lamanya seseorang bekerja sehari yang baik pada umumnya adalah 6-8 jam.

Memperpanjang waktu kerja lebih dari batasan tersebut pada umumnya tidak diikuti

dengan efisiensi yang tinggi, bahkan biasanya terlihat penurunan produktivitas serta

kecenderungan untuk timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakaan.(8)

Secara umum, semakin panjang wakru kerja seseorang maka makin besar

kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan atau bersifat negatif. Hal ini

berkaitan dengan potensi bahaya atau risiko yang mungkin muncul dari pekerjaan

atau material yang pekerja hadapi saat bekerja, sehingga semakin lama mereka

terpapar bahan atau hazard tersebut maka semakin besar kemungkinan mereka akan

mendapatkan dampak buruk dari hazard tersebut.(8)


18

Seseorang pekerja yang bekerja menggunakan peralatan komputer tentunya

juga akan mengalami suatu risiko karena mata operator komputer akan selalu

berinterkasi dan berhadapan dengan monitor dalam jangka waktu yang cukup lama.

Oleh karena itu, pekerjaan mata yang selalu berulang atau terus menerus akan

membuat mata tersebut selalu berupaya untuk memfokuskan pandangan pada bidang

layar monitor.(22) Durasi kerja bagi seseorang pekerja pengguna komputer

menentukan tingkat efisiensi dan produktifitas kerja. Lamanya seseorang bekerja

sehari secara baik pada umumnya 0-4 jam. Memperpanjang jam kerja lebih dari

kemampuan tersebut biasanya tidak disertai efisiensi yang tinggi, bahkan biasanya

terlihat penurunan produktifitas serta kecenderungan untuk timbulnya kelelahan,

penyakit atau kecelakaan.(8)

Durasi atau lamanya mata digunakan untuk melihat komputer juga menjadi

salah satu faktor dalam mempercepat terjadinya gangguan atau kelelahan mata. Hal

ini diperkuat dalam dengan hasil penelitian yang dilakukan Rey dan Meyer (1980)

terhadap pengguna monitor yang bekerja selama 6-9 jam per hari dengan mereka

yang bekerja kurang dari 4 jam per hari.(23)

2.2.3 Faktor Perangkat Kerja


1. Jarak Monitor

Jarak mata terhadap monitor merupakan hal yang perlu mendapat perhatian

karena turut menentukan kenyamanan pandang mata pekerja, terutama untuk melihat

jarak dekat dalam waktu yang cukup lama sesuia tipikal kerja perkantoran.(2)Jarak

mata terhadap layar monitor saat bekerja menggunakan komputer sekurang-

kurangnya adalah 20-40 inch atau 50-100 cm.(2) Hal ini sesuai dengan penyebab

utama terjadinya kelelahan mata yaitu jarak mata terlalu dekat dengan monitor,

sehingga mata dipaksa bekerja untuk melihat dari jarak yang cukup dekat dalam
19

jangka waktu yang cukup lama, sedangkan fungsi mata sendiri sebenarnya tidak

diikhususkan untuk melihat dari jarak yang dekat.(2)

2. Ukuran objek

Ukuran objek berkaitan dengan kemampuan penglihatan, semakin besar

ukuran suatu objek kerja maka semakin rendah kemampuan mata yang diperlukan

untuk melihat objek tersebut.(5) Sedangkan untuk ukuran objek kerja yang kecil

diperlukan kemampuan mata yang lebih untuk dapat melihat dengan fokus, akibatnya

ketegangan akomodasi konvergensi akan bertambah sehingga akan meninbulkan

kelelahan visual.(5)

3. Tampilan Monitor

Ketika monitor dalam keadaan hidup atau beroperasi dan digunakan untuk

berkerja, maka tampilan dari layar atau kekontrasan layar juga menentukan

terjadinya kelelahan mata.(6) Kontras secara sederhana dapat didefinisikan sebagai

perbedaan ketajaman atau tampilan antara dua hal atau image, dalam hal ini yaitu

antara karakter (huruf) pada layar monitor dengan warna latar itu sendiri.(6)

Kesalahan dari pengaturan kontras akan semakin memperbesar kemungkinan

untuk timbulnya kelelahan mata pada pekerja.(22) Secara ideal, tingkat kontras dari

tampilan yang baik adalah tingkat kontrasnya tepat, yaitu perpaduan antara warna

teks dengan latar belakang tinggi.(22) Dan dalam hal ini yang paling ideal adalah teks

atau karakter berwarna gelap dan latar belakang layar berwarna terang (dark letters

on a light background), contohnya seperti huruf berwarna hitam dengan layar

berwarna putih, karena tampilan seperti inilah yang dapat dikatakan paling nyaman

untuk mata pekerja yang menggunakan komputer dalam jangka waktu yang cukup

lama.(22)
20

2.2.4 Faktor Lingkungan Kerja


Tingkat Pencahayaan

Pencahayaan yang cukup dan diatur dengan baik merupakan salah satu faktor

untuk mendapatkan keadaan lingkungan kerja yang nyaman dan aman. Dengan

pencahayaan yang cukup, objek penglihatan akan terlihat jelas sehingga dengan

demkian akan membantu pekerja untuk melaksanakan pekerjaanya dengan lebih

mudah. Kurangnya pencahayaan di tempat kerja dapat mengakibatkan kelelahan

mata, sebab pekerja akan lebih mendekatkan matanya ke objek guna memperbesar

ukuran benda. Hal ini akan membuat proses akomodasi mata lebih dipaksa dan dapat

menyebabkan penglihatan rangkap atau kabur.(24)

Tingkat pencahayaan menurut Granjean dapat dilihat pada tabel 2.2 :(20)

Tabel 2.2 Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja

Keadaan pekerja Tingkat pencahayaan ( lux )

Kegiatan komputer dengan sumber dokumen 300

yang terbaca jelas

Kegiatan komputer dengan sumber banyak 400-500

dokumen yang tidak terbaca jelas

Tugas memasukan data 500-700

Sumber : (Grandjean, 1988)


21

2.3 Keaslian Penelitian

Tabel 2.3 Telaah Sistematik Faktor-Faktor Kelelahan Mata

No Nama Peneliti Judul Desain Penelitian Variabel Keterangan


1 Siti Maryamah Faktor-Faktor yang Cross Sectional Usia,Kelainan Refraksi, Istirahat Mata (p=0,047,
Berhubungan dengan Tingkat Pencahayaan, OR=4,17
Keluhan Kelelahan Mata Istirahat Mata, Jarak Tingkat Pencahayaan
pada Pengguna Komputer Monitor, dan Durasi Kerja (p=0,003, OR=9,544)
di Bagian Outbound Call
Gedung Graha Telkom
Bumi Sepong Damai
(BSD) Tanggerang Tahun
2011
2 TriPutri Yundiarti Faktor yang Berhubungan Deskriptif Usia, lama kerja, masa Usia (p=0,004)
Keluhan Subyektif Operasional kerja, jenis pekerjaan, Lama kerja(p=0,03)
Kelelahan Mata Pada dengan kelainan refraksi, dan lama
Operator Komputer di PT. pendekatan cross istirahat
DOK dan Perkapalan sectional
Surabaya (PERSERO)
Tahun 2011
3 Irhamni Yusri Faktor-Faktor yang Cross Sectional Usia, Kelainan Refraksi, Istirahat Mata (p=0,017)
Berhubungan dengan Durasi Penggunaan Kelainan refraksi
Keluhan Kelelahan Mata Komputer, Istirahat Mata, (p=0,038)
Pekerja Penggguna Jarak Monitor Usia (p=1,000)
Komputer Bank BCA, Jarak monitor (p=0,240)
Bank BNI, dan Bank
Mandiri Bukittinggi Tahun
2013
4 Hermawan Ady Intensitas Pencahayaan Cross Sectional Intensitas cahaya, kelainan Intensitas Cahaya
Prayoga Dan Kelainan Refraksi refraksi (p=0,011)
Mata Terhadap Kelelahan Kelainan Refraksi
mata di RSUD dr.Soediran Mata(p=0,018)
Mangun Sumarso Wonigiri

5 I Made Rai Riski Faktor-Faktor yang Metode analitik Usia,durasi lama paparan, Usia dengan kelelahan
Berhubungan dengan dengan jarak pandang, intensitas mata tidak ada hubungan
gejala keluhan kelelahan pendekatan crosss cahaya (p=0,464)
mata pada karyawan sectional Durasi lama paparan ada
pengguna komputer di hubungan dengan
grapari tekomsel Kendari kelelahan mata(p=0,001)
tahun 2014 Intensitas
cahaya(p=0,03)
Jarak pandang(p=0,346)

Adapun perbedaan dalam penelitian ini adalah :

1. Lokasi untuk penelitian ini diduga tepat untuk membuktikan faktor-faktor

apa saja yang berhubungan dengan kelelahan mata.

2. Dalam penelitian ini melakukan studi pendahuluan dengan proses observasi

dan wawancara langsung serta mengumpulkan data-data awal pendukung

mengenai kejadian kelelahan mata di tempat kerja.


22

2.4 Kerangka Teori

Kelelahan mata yang terjadi ditempat kerja beserta faktor-faktor yang

mempengaruhinya secara komprehensif telah diuraikan oleh Guyton dan OSHA.

Dalam teori yang mereka ungkapkan kelelahan mata dapat terjadi karena berbagai

faktor yaitu faktor karakteristik pekerja, karakteristik pekerjaan, perangkat kerja dan

lingkungan itu sendiri.(2)(21)

Faktor Karakteristik Pekerjaan :

Durasi Kerja

Faktor Karakteristik
Faktor Perangkat Kerja :
Pekerja :
1. Jarak Monitor
1. Usia
Kelelahan 2. Ukuran objek
2. Kelainan
Mata 3. Tampilan
refraksi
monitor
3. Istirahat mata

Faktor Lingkungan Kerja :

Tingkat Pencahayaan

Gambar 2.1 Diagram Kerangka Teori


Sumber : Guyton dan OSHA
23

2.5 Kerangka Konsep


Berdasarkan kerangka teori yang merupakan dari hasil penelitian didapatkan

variabel yang diduga mempunyai hubungan kuat dengan faktor kelelahan mata yang

dapat digambarkan dalam diagram di bawah ini:

Variabel Independen

Usia

Kelainan

Refraksi

Variabel

Istirahat Mata Dependen

Kelelahan Mata

Durasi Kerja

Jarak Monitor

Gambar 2.2 Diagram Konsep Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan


Mata
24

2.6 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah :

1. Terdapat hubungan usia responden dengan kelelahan mata pada responden

yang bekerja di PT. Angkasapura II Cabang Padang Pariaman.

2. Terdapat hubungan istirahat mata responden dengan kelelahan mata pada

responden yang bekerja di PT. Angkasapura II Cabang Padang Pariaman.

3. Terdapat hubungan kelainan refraksi responden dengan kelelahan mata pada

responden di PT. Angkasapura II Cabang Padang Pariaman.

4. Terdapat hubungan jarak monitor responden dengan kelelahan mata pada

responden di PT. Angkasapura II Cabang Padang Pariaman.

5. Terdapat hubungan durasi kerja dengan kelelahan mata pada responden di

PT. Angkasapura II Cabang Padang Pariaman.


25

BAB 3 : METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross

sectional atau potong lintang, dimana pengumpulan data serta pengukuran variabel

independen dan variabel dependen diambil pada waktu yang bersamaan.(25)

3.2 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan April

2015 di PT Angkasapura II cabang Bandara Internasional Minangkabau Padang

Pariaman provinsi Sumatera Barat.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pengguna komputer di PT

Angkasapura II cabang Bandara Internasional Minangkabau Padang Pariaman yang

berjumlah 70 orang.

3.3.2 Sampel
Rumus besar sampel yang diambil untuk meneliti faktor kelelahan mata pada

karyawan pengguna komputer di PT Angkasapura II Bandara Internasional

Minangkabau cabang Padang Pariaman adalah menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Lameshow, dkk. Rumus tersebut adalah sebagai berikut :(26)

𝑍12 – α/2 . 𝑃(1 − 𝑃). 𝑁


𝑛=
𝑑 2 (𝑁 − 1) + 𝑍12 – α/2 . 𝑃(1 − 𝑃)

1,962 . 0,5(1 − 0,5). 70


𝑛=
0,12 (130 − 1) + 1,962 . 0,5(1 − 0,5)
26

124,852
𝑛=
2,25

𝑛 = 55,48 dibulatkan menjadi 55 orang


Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar Populasi

d = Tingkat kepercayaan/presisi 10%

P = Proposisi populasi (0,5)

𝑍12 – α/2 = Simpangan Baku (CI 95%, Z tabel = 1,96)

Adapun teknik pengambilan sampel penulis menggunakan simple random

sampling dengan memperkirakan cadangan sampel 10% jadi sampel dalam penelitian

ini sebanyak 61 orang, dimana setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama

untuk menjadi responden.

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


1. Inklusi

a. Karyawan pengguna komputer di PT Angkasapura II Bandara

Internasional Minangkabau cabang Padang Pariaman.

b. Karyawan yang bersedia di wawancarai pada saat dilaksanakan

penelitian.

2. Eksklusi

a. Karyawan yang tidak bersedia diwawancarai sesuai dengan kebutuhan

penelitian.

b. Karyawan yang tidak dapat ditemui setelah 3 kali berturut-turut saat

proses wawancara dilakukan.


27

3.4 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

1 Kelelahan Keluhan gangguan Kuesioner Wawancara 0 = Lelah : jika Ordinal

mata kesehatan mata yang mengalami ≥ 3

dirasakan pekerja setelah gejala kelelahan

menggunakan komputer. mata

Gejala Keluhannya berupa: 1 = Tidak Lelah

1.nyeri atau terasa :jika mengalami < 3

berdenyut disekitar mata gejala kelelahan

2.penglihatan kabur mata.(5)

3.pandangan ganda

4.sulit fokus

5.mata perih

6.mata merah

7.mata berair

8.sakit kepala

9.pusing disertai mual.(5)

2 Usia Lama hidup pekerja Kuesioner Wawancara 0 = Tua : Jika umur Ordinal

dihitung sejak tahun pekerja ≥ 45 tahun

kelahiran sampai saat 1 = muda: jika umur

dilakukan penelitian <45tahun.(21)

dengan pembulatan ke atas

apabila lebih dari enam

bulan dan pembulatan

kebawah apabila kurang

dari enam bulan.(21)

3 Kelainan Ada tidaknya gangguan Kuesioner Wawancara 0 = Ada kelainan : Ordinal

refraksi mata berupa gangguan jika pekerja

penglihatan seperti rabun mengalami

jauh, rabun dekat, dan kesulitan untuk

penglihatan rangkap.(1) fokus dalam melihat

1 = Tidak ada
28

kelainan : Jika

pekerja tidak

mengalami

kesulitan untuk

fokus dalam

melihat.(12)

4 Istirahat mata Kegiatan mengistirahatkan Kuesioner Wawancara 0= Tidak: jika Ordinal

mata dari layar monitor istirahat mata < 3

setiap satu jam sekali, kali dalam 15 menit

dengan cara mengalihkan 1=Ya : jika istirahat

pandangan dari monitor mata ≥ 3 kali dalam

melihat objek yang lain.(20) 15 menit.(21)

5 Durasi kerja Rata-rata lamanya Kuesioner Wawancara 0=Tidak Normal >4 Ordinal

penggunaan melakukan kerja dalam jam

komputer satu hari menggunakan 1=Normal≤4 jam(8)

komputer.(8)

6 Jarak monitor Jarak antara mata pekerja Mistar / Pengkuran 0=Tidak Baik <50 Ordinal

dengan layar monitor pada penggaris langsung cm

saat bekerja menggunakan diukur dari 1=Baik ≥50cm.(2)

komputer.(2) mata ke

bagian tengah

layar monitor

3.5 Teknik Pengumpulan Data


1. Data Primer

Data primer merupakan hasil pengamatan atau data yang diambil oleh

peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan wawancara

langsung oleh peneliti pada objek penelitian dan data hasil analisis yang dilakukan

oleh peneliti. Data dalam penelitian ini bersumber dari:


29

a. Data catatan pengamatan peneliti

Dalam proses pelaksanaan penelitian dengan mengamati ruangan kerja dan

posisi monitor karyawan pengguna komputer.

b. Kuesioner Wawancara

Saat proses penelitian dilakukan dengan wawancara dan pengisisan kuesioner

yang dibagikan pada tiap-tiap karyawan pegguna komputer.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data jumlah karyawan, arsip catatan, dan

seluruh dokumentasi perusahaan yang berhubungan dengan bahan penelititan serta

data dari literatur lain.

3.6 Teknik Pengolahan Data


Setelah kegiatan pengumpulan data, kemudian dilakukan pengolahan data

melalui beberapa tahapan, diantaranya:(25)

1. Editing, yaitu kegiatan untuk memeriksa kelengkapan, kejelasan,

kesinambungan, dan keseragaman data.

2. Coding (memberikan kode data), yaitu merupakan kegiatan mengubah data

berbentuk kalimat menjadi kode angka untuk mempermudah pemasukan dan

pengolahan data.

3. Entry data (memasukkan data), yaitu: jawaban dari masing-masing responden

yang dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam software komputer.

4. Cleaning (pembersihan data), yaitu: apabila semua data dari setiap sumber

data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan kode ataupun ketidaklengkapan data,

kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.


30

3.7 Teknik Analisis Data


Analisis data pada penelitian ini menggunakan software statistik pada

komputer dimana meliputi:

1. Analisis Univariat

Pada umumnya dalam analisis ini hanya menggunakan distribusi dan frekuensi

pada setiap variabel. Untuk mengetahui karakteristik masing-masing variabel yang

diteliti baik variabel dependen maupun variabel independen.

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisis yang dilakukan pada dua variabel yang

diduga berhubungan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan dua

variabel (variabel independen dan variabel dependen). Dalam penelitian ini, variabel

dependen adalah kelelahan mata, sedangkan variabel independen yang diteliti ialah

variabel usia, istirahat mata, kelainan refraksi, jarak monitor, dan durasi penggunaan

komputer. Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut digunakan uji chi square

dengan derajat kepercayaan 95% dan α = 0.05. Apabila nilai p<0,05 berarti terdapat

hubungan yang bermakna antara variabel yang diamati.

Anda mungkin juga menyukai