Email: yudhiprasettya92@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang penilaian risiko K3 pada aktivitas produksi di PT Harita Panca Utama project
site Sekayan, Kalimantan Utara tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai risiko K3
pada setiap aktivitas produksi di PT Harita Panca Utama. Penelitian ini mengacu pada standar AS/NZS
4360:2004 dengan menggunakan analisis risiko semikuantitatif dan perhitungan nilai risiko dengan metode dari
W.T. Fine. Penelitian ini menggunakan Job Hazard Analysis (JHA) untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko.
Nilai risiko merupakan hasil perkalian dari nilai consequences, probability, dan exposure. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa aktivitas produksi di PT Harita Panca Utama memiliki 133 risiko K3.
Kata Kunci :
Penilaian risiko, aktivitas produksi, consequences, probability, exposure
Abstract
This study describe risk assessment of occupational health and safety in PT Harita Panca Utama project site
Sekayan, North Kalimantan 2014. The objective of this study is to get health and safety level of risk in every
production activity in PT harita Panca Utama. This study referred to AS/NZS 4360:2004 standard with semi-
quantitative analysis, and mathematics method from W.T. Fine. This study used Job Hazard Analysis (JHA) for
hazard and risk identification. Risk score is determined by multiplication of consequences, probability, and
exposure. This result of this study showed that production activity in PT Harita Panca Utama has 133
occupational health and safety risk.
Key words:
Risk assessment, production activity, consequences, probability, exposure
Pendahuluan
Berdasarkan data dari Bureau of Labor Statistics (BLS, 2013), terjadi 4.551 kasus kematian
di Amerika Serikat akibat kecelakaan kerja pada tahun 2009, 4.690 kasus pada tahun 2010,
4.693 kasus pada tahun 2011, dan 4.383 kasus pada tahun 2012. Jika kita melihat tren
kecelakaan dari data tersebut, pada tahun 2009 sampai 2011 terjadi peningkatan kasus
kematian akibat kecelakaan kerja dan terjadi penurunan kurang lebih 7% pada tahun 2012.
Akan tetapi, penurunan tersebut tidak signifikan dan angka kematian akibat kecelakaan kerja
masih tinggi.
Industri pertambangan khususnya batubara merupakan industri yang memiliki tingkat risiko
keselamatan dan kesehatan kerja yang tinggi. Menurut U.S. Departemen of Labor, Mine
Safety and Health (2012), terdapat 3.832 kasus kecelakaan kerja dan 10 kasus fatalitas di
Amerika Serikat pada tahun 2009, 3.712 kasus kecelakaan kerja dan 44 kasus fatalitas pada
tahun 2010, 3.872 kasus kecelakaan kerja dan 14 fatalitas pada tahun 2011, dan 3.396 kasus
Sedangkan di Indonesia sendiri, fatalitas kecelakaan kerja sektor pertambangan mineral dan
batubara juga masih tinggi. Tercatat pada tahun 2010 terdapat 15 jiwa, tahun 2011 terdapat
22 jiwa, tahun 2012 terdapat 29 jiwa, dan tahun 2013 terdapat 45 jiwa. Selain jumlahnya
yang masih tinggi, terlihat tren yang terus meningkat pula sejak tahun 2010-2013 (Lestari,
2014).
Menurut L. Meily Kurniawidjaja (2010) dalam bukunya Teori dan Aplikasi Kesehatan kerja,
inti dari upaya K3 ialah manajemen risiko, yang didalamnya terdapat proses identifikasi
bahaya dan penilaian risiko. Selain itu, dalam PP No. 50 Tahun 2012 juga telah disebutkan
terkait kewajiban setiap perusahaan untuk melakukan identifikasi bahaya dan penilaian
risiko. Manajemen risiko merupakan salah satu upaya perusahaan dalam melakukan
pengendalian bahaya serta meminimalisir risiko. Dengan adanya proses identifikasi bahaya
dan penilaian risiko maka dapat diketahui bahaya dan risiko apa saja yang ada di tempat kerja
sehingga dapat dilakukan tindakan pengendalian.
PT Harita Panca Utama (HPU) sebagai salah satu perusahaan tambang di Indonesia yang
berada di bawah naungan regulasi di Indonesia sudah seharusnya menerapkan program dan
sistem manajemen K3 di tempat kerja. Berdasarkan data dari Departemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, serta Lingkungan Hidup (K3LH) PT HPU project site Sekayan, Kalimantan
Utara, tingkat kecelakaan masih cukup tinggi. Pada tahun 2012 terdapat 16 kasus dan tahun
2013 terdapat 34 kasus. Hal tersebut menunjukkan peningkatan yang sangat siginifikan lebih
dari 100%. Dan dari 16 kasus yang terjadi pada tahun 2012, 12 kasus terjadi pada
Departemen Produksi dan dari 34 kasus pada tahun 2013, 29 kasus terjadi pada Departemen
Produksi. Berdasarkan data tersebut, menjadi latar belakang penulis melakukan penelitian
terkait penilaian risiko pada aktivitas produksi PT Harita Panca Utama project site Sekayan,
Kalimantan Utara pada tahun 2014.
Tinjauan Teoritis
Menurut Kurniawidjaja (2010), bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan
kerugian, baik dalam bentuk cidera atau gangguan kesehatan pada pekerja maupun kerusakan
Menurut AS/NZS 4360:2004, risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang dapat
menimbulkan dampak, dan dapat diukur berdasarkan kombinasi dari kosekuensi dan peluang
terjadinya seuatu hal yang dapat menimbulkan kerugian. OHSAS 18001:2007 mendefinisikan
risiko sebagai gabungan dari kemungkinan (likelihood) kejadian dari keadaan atau pajanan
berbahaya dan keparahan dari kecelakaan atau penyakit yang dapat disebabkan oleh kejadian
atau pajanan.
Menurut OHSAS 18001:2007, manajemen risiko adalah suatu proses untuk mengelola risiko
yang ada dalam setiap pekerjaan. Manajemen risiko juga menyangkut budaya, proses, dan
struktur dalam mengelola suatu risiko secara efektif dan terencana dalam suatu sistem
manajemen yang baik. Manajemen risiko adalah bagian dari proses manajemen yang berjalan
dalam perusahaan atau lembaga (AS/NZS 4360:2007).
Identifikasi bahaya dan risiko bertujuan untuk mengidentifikasi semua kemungkinan bahaya
atau risiko yang mungkin terjadi di lingkungan kegiatan dan seberapa besar dampak atau
keparahan terjadi. Identifikasi bahaya merupakan dari program pencegahan kecelakaan atau
pengendalian risiko. Tanpa mengenal bahaya, maka risiko tidak dapat ditentukan, dan upaya
pencegahan serta pengendalian risiko ridak dapat dijalankan. (Ramli, 2010). Identifikasi
bahaya dan risiko harus dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan prosedur yang
sistematis dan terstruktu agar mendapatkan hasil analis yang akurat. Salah satu metode
identifikasi bahaya yaitu Job Hazard Analysis (JHA).
Analisis risiko merupakan proses menentukan bentuk, dimensi, dan karakteristik risiko
(Kolluru, 1996). Menurut Ramli (2010), analisis risiko adalah proses menentukan besaran
risiko dengan melihat besarnya kemungkinan dan keparahan yang ditimbulkannya. Ada
beberapa hal yang diperhatikan dalam menentukan analisis risiko, sumber risiko, dampak
(consequences), dan kemungkinan (probability). Kolluru (1996) menjelaskan bahwa terdapat
tiga jenis analisis risiko, yaitu analisis kualitatif, semi kuantitatif, dan kuantitatif.
Metode semi kuantitatif lebih baik dalam mengungkapkan tingkat risiko disbanding dengan
teknik kualitatif (Ramli, 2010). Perbedaannya dengan teknik kualitatif, analisis semi
kuantitatif menggunakan besaran dalam bentuk angka atau nilai. Tujuan analisis ini adalah
agar skala risiko yang dihasilkan dapat lebih luas, walaupun nilai yang dihasilkan masih
bersifat relatif. Teknik analisis risiko yang digunakan menggunakan perhitungan risiko
berdasarkan matematika W. T. Fine (1971). Pada formula matematika Fine tersebut, terdapat
tiga komponen yang digunakan dalam melakukan penghitungan nilai risiko, yaitu dampak
(consequences), kemungkinan terjadinya kecelakaan (probability), dan frekuensi terjadinya
kejadian (exposure). Rumus penilaian risiko yang digunakan dalam teknik ini ialah :
Tabel
Error!
No
text
of
specified
style
in
document..
Penilaian
kemungkinan
(probability)
pada
teknik
semi
kuantitatif
Deskripsi Nilai
Level
Almost Certain Kejadian yang paling sering terjadi 10
Likely Kesempatan terjadi kecelakaan 50 – 50 6
Unusual but Tidak biasa terjadi tetapi memiliki kemungkinan besar untuk 3
Possible terjadi.
Remotely Kejadian yang kecil kemungkinannya untuk terjadi. 1
Possible
Conceivable Tidak pernah terjadi kecelakaan selama bertahun – bertahun 0,5
pemajanan tapi mungkin saja terjadi
Practically Sangat tidak mungkin terjadi 0,1
Impossible
Sumber : Fine, 1971
Status Tindakan
Risiko
>350 Very High Aktivitas dihentikan sampai risiko dapat direduksi hingga
batas aman
181 – 350 Priority 1 Perlu dilakukan perbaikan secepatnya
71 – 180 Substantial Membutuhkan perbaikan teknis
21 – 70 Priority 3 Membutuhkan pengawasan selama aktivitas dilakukan
≤ 20 Acceptable Kegiatan yang menimbulkan risiko dikurangi seminimal
mungkin
Sumber : Fine, 1971
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu yaitu mulai tanggal 16 Januari – 9 Maret 2014.
Lokasi dilakukannya penelitian ini di PT Harita Panca Utama project site Sekayan,
Kalimantan Utara. Dan Objek dari penelitian ini adalah bahaya dan risiko keselamatan dan
kesehatan kerja yang terdapat pada aktivitas produksi.
Pengumpulan data terkait bahaya dan risiko K3 pada aktivitas produksi yang dilakukan di PT
Harita Panca Utam project site Sekayan, Kalimantan Utara, dilakukan dengan mengambil
data primer atau data yang diperoleh langsung dari hasi observasi dan wawancara pekerja
serta data sekunder diperoleh dari data operasional perusahaan.
Pada tahap analisis data, langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi
aktivitas produksi yang ada di perusahaan. Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi bahaya
dan risiko yang ada dengan menggunakan tabel Job Hazard Analysis (JHA), observasi, dan
wawancara. Setelah itu, analisis risiko K3 dilakukan dengan metode semi kuantitatif dengan
menggunakan matriks penilaian risiko dari W.T. Fine (1971), dengan cara mengalikan
consequences, probability, dan exposure untuk mendapatkan nilai risiko.
Hasil Penelitian
Aktivitas produksi di PT Harita Panca Utama project site Sekayan, Kalimantan Utara yaitu:
Gambar 2. Aktivitas Produksi di PT Harita Panca Utama project site Sekayan, Kalimantan Utara
1. Bahaya Mekanik
Bahaya mekanik terdapat pada kondisi tanah yang mudah amblas, tidak rata, dan berupa
tanjakan, serta turunan. Selain itu berasal dari mesin-mesin dan unit yang sedang
beroperasi, contohnya : excavator, dozer, dan dump truck.
2. Bahaya Fisika
Bahaya fisika berasal dari mesin-mesin unit yang sedang beroperasi yaitu berupa getaran
dan bising. Selain itu, berasal dari panas matahari, debu dari tanah dan batubara yang
dikeruk dan terlindas oleh unit.
3. Bahaya Biologi
Bahaya biologi berupa serangga dan binatang buas, seperti lebah, anjing hutan, dan ular.
Mengingat aktivitas produksi dilakukan di area dekat hutan.
4. Bahaya Ergonomi
Pembahasan
Penilaian risiko dilakukan pada 10 aktivitas produksi di PT Harita Panca Utama project site
Sekayan, Kalimantan Utara. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat 133 risiko
K3 yang teridentifikasi. Aktivitas produksi dengan jumlah risiko terbanyak yaitu pada
aktivitas top soil removal yaitu 16 risiko yang teridentifikasi dan aktivitas dengan jumlah
risiko terendah yaitu pada aktivitas manuver dan parkir, serta dumping batubara. Grafik dan
data selengkapnya ditampilkan pada gambar di bawah ini.
16
AkHvitas
Produksi
Land
clearing
(excavator)
0
Dumping
batubara
AkMvitas
Produksi
Berdasarkan hasil penilaian risiko, pada level basic risk, yaitu tingkat risiko sebelum ada
pengendalian, terdapat 91 risiko dengan kategori very high, 28 risiko dengan kategori priority
1, dan 14 risiko dengan kategori substantial. Bahaya yang dominan dengan kategori very
high yaitu pada bahaya mekanik dan bahaya perilaku.
Basic
Risk
100
80
91
Very
High
60 Priority 1
SubstanMal
40
Priority
3
20
28
14
0
0
Acceptable
0
Very
High
Priority
1
SubstanMal
Priority
3
Acceptable
Pengendalian tersebut dapat mengurangi tingkat risiko yang ada di tempat kerja. Berdasarkan
hasil penelitian, nilai risiko pada level existing risk atau residual risk atau nilai risiko setelah
ada pengendalian, terdapat 36 risiko dengan kategori very high, 38 risiko dengan kategori
priority 1, 15 risiko dengan kategori substantial, dan 44 risiko dengan kategori priority 3.
Rekomendasi pengendalian yang diberikan peneliti yaitu subtitusi dengan mengganti unit
yang masih belum berkabin atau terbuka agar berkabin (tertutup). Rekayasa teknik berupa
pemasangan pelindung pada kaca kabin, melindungi hoze agar tidak mudah bocor, memasang
bendera pada mobil-mobil yang lebih kecil, melindungi kabin bagian belakang dari runtuhan
material, membuat desain tambang sesuai standar, mengatur desain tambang untuk memecah
keramaian, melakukan perataan dan pengerasan jalan tambang, melakukan penyiraman untuk
minimalisasi debu, menggunakan kursi unit yang dapat diatur, ergonomis, dan bersuspensi,
serta memasang bantalan atau melapisi komponen unit yang bersentuhan dengan operator
untuk mengurangi getaran. Pengendalian administrasi berupa sosialisasi SOP dan JSA,
memasang rambu-rambu peringatan, memberikan program pelatihan, sosialisasi hasil survey
ergonomi, promosi kesehatan, melakukan pengukuran bahaya secara berkala, penyediaan air
minum di area tambang, P5M, P2H, meningkatkan pengawasan, memastikan operator
memiliki SIMPER, maintenance unit secara berkala, memastikan penyediaan radio
komunikasi, penyediaan APAR, memastikan housekeeping yang bagus di mess. Dan
penyediaan alat pelindung diri (APD) berupa helm, sarung tangan, safety shoes, seragam,
kaca mata, masker, dan ear plug.
Gambar 5. Perbandingan Risiko Level Basic Risk, Existing Risk, dan Predictive Risk
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa dari sepuluh aktivitas
produksi di PT Harita Penca Utama project site Sekayan, Kalimantan Utara, aktivitas top soil
removal merupakan aktivitas dengan jumlah risiko terbanyak. Bahaya dan risiko yang
muncul pada seluruh aktivitas produksi hampir sama. Bahaya dan risiko yang teridentifikasi
pada semua aktivitas produksi yaitu bahaya fisika berupa radiasi matahari, bahaya perilaku
berupa merokok, menggunakan HP, mengantuk, dan kelelahan ketika mengoperasikan unit.
Saran
Daftar Referensi
U.S. Departement of Labor, Mine Safety and Health. (2013). Injury Experience in Coal
Mining.
Lampiran
Nama :
Pekerjaan :
Jabatan :
PERTANYAAN UMUM
4. Apakah Anda mengetahui bahaya dan risiko apa saja yang ada dalam pekerjaan
5. Apakah Anda mengetahui bahaya dan risiko apa saja yang ada di sekeliling tempat
1. Apakah ada prosedur atau instruksi kerja untuk pekerjaan yang dilakukan?
5. Dalam melaksanakan pekerjaan Anda, fasilitas atau peralatan apa saja yang
digunakan?
11. Apakah ada safety sign di wilayah pekerjaan Anda? Jika iya, coba sebutkan!
12. Apakah Anda dan teman pekerja lain mematuhi safety sign tersebut?
13. Apakah dalam melaksanakan pekerjaan Anda sehari-hari disediakan alat pelindung
diri? Sebutkan?
14. Apakah Anda dan teman-teman Anda (sesuai pengamatan) selalu memakai alat
15. Apakah Anda sudah merasa cukup aman dalam melakukan pekerjaan Anda?
4. Bagaimana frekuensi Anda kontak dengan bahaya yang ada di tempat kerja?
1. Apa saja keluhan (berkaitan dengan gangguan keselamatan dan kesehatan) yang
2. Apakah Anda pernah mengalami insiden/kecelakaan kerja atau near miss (hampir
3. Apakah Anda pernah mengalami sakit akibat / terkait pekerjaan Anda selama 6
4. Bagaimana cara pengendalian yang Anda lakukan untuk menghindari diri dari
5. Bagaimana cara pengendalian yang Anda lakukan untuk menghindari diri dari
6. Apakah dalam area Anda bekerja pernah ada kecelakaan kerja baik yang
kesehatan kerja) yang merugikan perusahaan? Jika iya, jelaskan dan sebutkan