Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS KECELAKAAN

SEORANG PEKERJA PT SEMEN INDONESIA


DI TUBAN TEWAS TERTIMPA MESIN PALET

Disusun oleh :
Ignatius Andhika Pandu Setiawan
3.29.21.2.04

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2023/2024
1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya perkembangan dan pertumbuhan suatu bangsa baik saat ini
maupun yang akan datang tidak dapat lepas dari peranan proses industrialisasi.
Sedangkan maju mundurnya suatu industri sangat ditunjang oleh peranan tenaga
kerja. Untuk membangun tenaga kerja yang produktif, sehat dan berkualitas perlu
adanya manajemen yang baik khususnya yang berkaitan dengan masalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

K3 yang termasuk dalam suatu wadah Higene Perusahaan Kesehatan


(Hiperkes) terkadang terlupakan oleh para pengusaha. Padahal K3 mempunyai
tujuan pokok dalam upaya memajukan dan mengembangkan proses industrialisasi
terutama dalam mewujudkan kesejahteraan para buruh karena tujuan dari
manajemen K3 itu sendiri adalah sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan
tenaga kerja setinggi-tingginya dan sebagai upaya pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu, K3
merupakan modal utama kesejahteraan tenaga kerja secara keseluruhan.

Gambar 1.1 Departemen Warehousing and Railroad Section PT Semen Indonesia

Berdasarkan hasil terdapat departemen Warehousing and Railroad Section PT


Semen Indonesia Logistik khusunya biro Pallet Operasional hanya menggunakan
satu vendor penyedia pallet yaitu dari PT MAD. Ruang lingkup kerja PT MAD
sebagai vendor meliputi penyedia pallet baru, repair pallet rusak, menyediakan
workshop dan pengiriman pallet ke user antara lain PT Semen Indonesia plant

II
Tuban, Rembang, Narogong, Ciwandan dan PT Solusi Bangun Indonesia plant
Tuban, Cilacap dan Narogong. Menurut Standar Nasional Indonesia pallet
merupakan papan dengan ukuran tertentu yang disusun searah disela balok
melintang yang telah dipaku dan berbentuk segi empat digunakan untuk
menumpuk barang agar tidak rusak dan dapat diangkat sekaligus, serta
memudahkan pemindahan. Pallet pada umumnya terbuat dari bahan kayu dan
palstik. Dalam menjalankan aktivitas operasional, pekerja langsung berhadapan
dengan proses produksi dengan mesin mekanik, panas, dan tajam sehingga
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi lebih penting.

Oleh karena itu, laporan kasus ini dibuat dengan tujuan untuk melakukan
analisis penyebab masalah yang terjadi di departemen Warehousing and Railroad
Section penyedia Pallet. Hal ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang
menyebabkan kecelakaan kerja, agar dapat memahami hal-hal yang menyebabkan
risiko terjadinya kecelakaan kerja sehingga dapat dicegah dan dikendalikan agar
prevalensi kejadian kecelakaan kerja menurun.

2.1 Kasus Kecelakaan

Gambar 2.1 Ilustrasi Kecelakaan Pekerja

Seorang pekerja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, tewas tertimpa mesin


palet yang ada di Pabrik Tuban 4 Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek,

III
Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Pekerja yang tewas tersebut bernama Nur Ahmad
Fatkhan (30), asal Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban. Kasi
Humas Polres Tuban Iptu Jamhari mengatakan, kecelakaan kerja yang
menewaskan seorang pekerja itu terjadi pada Senin (19/6/2023) sekira pukul
06.00 WIB.

Saat itu, korban yang bekerja sebagai mekanik sedang memperbaiki mesin
palet yang mengalami kerusakan tidak bisa naik-turun bersama dua rekannya.
Ketiga pekerja tersebut secara bergiliran memukul bearing yang macet dari arah
bawah mesin palet agar bisa normal dan berfungsi kembali. "Saat giliran korban,
bearing tersebut longgar dan tiba-tiba mesin palletizer itu turun dan menimpa
korban, sehingga korban terjepit," kata Iptu Jamhari saat dikonfirmasi
Kompas.com, Kamis (22/6/2023).

Selanjutnya, dua rekannya itu melaporkan kejadian tersebut ke kantor


perusahaan untuk mendapatkan pertolongan dari petugas keselamatan kerja yang
berjaga di kawasan pabrik. Korban dievakuasi dalam kondisi sudah meninggal
setelah petugas penyelamatan berhasil mengangkat mesin palet yang
menimpanya. "Korban tergencet dan meninggal di tempat kejadian," tuturnya.
Pihak kepolisian juga datang ke lokasi kejadian dan telah melakukan olah tempat
kejadian (TKP) di lokasi kecelakaan kerja tersebut. "Korban tewas murni karena
kecelakaan kerja, hasil medis tidak ada tanda penganiayaan," ujarnya. Sementara
itu, Senio r Manager of Corporate Communication PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk, SIG GhoPO Tuban, Setiawan Prasetyo masih belum menjawab saat
dikonfirmasi Kompas.com terkait kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban
tewas tersebut. (Sumber :
https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/22/131842778/seorang-pekerja-pt-
semen-indonesia-di-tuban-tewas-tertimpa-mesin-palet )

Tanggapan Perusahaan

Sementara itu, perusahaan BUMN tersebut belum memberikan keterangan


terkait kejadian tersebut apakah ada kelalaian dari penerapan K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) di tempat kerjanya. PT Semen Indonesia Tuban
menyampaikan rasa bela sungkawa.

IV
“Kami menyampaikan rasa bela sungkawa yang sedalam dalamnya kepada
keluarga korban yang ditinggalkan. Semoga diberikan ketabahan, kekuatan, dan
kesabaran,” ungkap Senior Manager Of Corporate Communication SIG GHoPO
Tuban Setiawan Prasetyo.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa perusahaan sangat menyayangkan


hal itu terjadi pada saat korban menjalankan pekerjaannya. Perusahaan tidak henti
hentinya untuk terus meningkatkan kualitas keselamatan kerja (safety first) bagi
seluruh karyawan maupun mitra yang bekerja di areanya, baik di seluruh bidang,
baik produksi maupun supporting.

“Perusahaan beserta mitra telah memberikan santunan kepada keluarga


korban. Dan semoga kejadian ini, menjadi pelajaran berharga bagi seluruh
pekerja, serta menjadi konsen seluruh tenaga kerja di lingkungan kerja
perusahaan,” pungkasnya. ( Sumber :
https://www.liputan6.com/surabaya/read/5323952/pekerja-tewas-tert impa-besi-
di-pabrik-semen-tuban-polisi-sebut-murni-kecelakaan-kerja?page=2 )

3.1 Analisis Tugas


3.1.1 Bahaya dan Resiko Kerja

Filosofi penerapan K3 tidak hanya dilakukan ditempat kerja, tapi


secara tidak kita sadari sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dimanapun kita berada. Hal ini terbukti dalam pergaulan kita sehari-hari
dimana kita selalu mengucapkan salam misalnya: selamat pagi, selamat
siang, selamat malam, selamat makan,ataupun ucapan selamat lainnya.
Pertanyaan mendasar adalah “Kenapa katakata selamat yang selalu
terucap?”. Jika kita selami lebih dalam ucapan selamat ini sebetulnya
menandakan setiap orang selalu berharap untuk keselamatan dirinya
sendiri dan juga orang lain yang ditemuinya termasuk lingkungan
disekitarnya. Sedangkan jika kita berbicara mengenai bahaya, tidak bisa
kita pungkiri dimanapun kita berada selalu dikelilingi oleh bahaya dan
resiko. ( Anita Dewi, 2011 )

V
Dalam menentukan pengendalian resiko atas bahaya yang kita
identifikasi, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Apakah telah ada
control/ pengendalian resiko yang telah lalu? Jika telah ada, apakah
kontrol tersebut telah memadai atau belum? Jika belum memadai, tentukan
tindakan pengendalian baru untuk menghilangkan atau menekan resiko
sampai pada tingkat serendah mungkin. (UNY Keselamatan & Kesehatan
Kerja, 2014)

Bekerja dalam industri atau perusahaan memang tidak terlepas dari


berbagai bahaya dan resiko yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu,
untuk meminimalkan bahaya dan risiko tersebut, perusahaan harus
menerapkan manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang
baik, menyediakan alat pelindung diri, melakukan pelatihan, dan
memastikan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Jenis-jenis bahaya
yang dapat membahayakan dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Bahaya mekanis. Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mesin


yang bergerak secara mekanis.
b. Bahaya listrik. Bahaya listrik berasal dari energi listrik.
c. Bahaya fisik. Sumber bahaya fisik ini misalnya kebisingan, getaran
mekanis, temperatur yang ekstrim, radiasi, tekanan udara.
d. Bahaya biologis. Sumber bahaya biologis ini bisa berupa keberadaan
virus, bakteri, jamur, protoza yang berada di lingkungan kerja.
e. Bahaya kimia. Sumber bahaya kimia adalah bahan-bahan kimia
dengan karakteristik yang dimiliki. Karakteristik bahaya bahan kimia
adalah korosif, mudah meledak, iritasi, mutagen, karsinogen. ( K3 FT
UNY, 2014)

Berasarkan analisa bahaya kecelakaan ini termasuk jenis bahaya


mekanis. Penyebabnya pada saat korban yang bekerja sebagai mekanik
sedang memperbaiki mesin palet yang mengalami kerusakan tidak bisa
naik-turun, karena bearing tersebut longgar dan tiba-tiba mesin palletizer
itu turun dan menimpa korban, sehingga korban terjepit.

VI
3.1.2 Alat Pelindung Diri saat Bekerja

Dalam menunjang keselamatan dan perlindungan tenaga kerja


terhadap Penyakit Akibat Kerja (PAK), bagian K3 PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk. Pabrik Gresik menyediakan Alat Pelindung Diri (APD)
secara lengkap.

Alat pelindung diri atau APD adalah seperangkat alat yang


digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya
terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD
dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja
apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat
dilakukan dengan baik atau tidak adekuat. Namun pemakaian APD
bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.

Alat pelindung diri ini sangat disesuaikan dengan jenis pekerjaan


yang sedang dilaksanakan dan potential hazard yang ada. Itulah salah satu
fungsi Hazard Assessment. Dengan mengetahui potensial hazard, maka
penentuan cara menghindari dan melindungi diri dari hazard tersebut
dapat dilakukan. Dalam dunia industri sangat banyak ditemukan potensi
bahaya. Potensi bahaya tersebut meliputi, ketinggian, temperatur tinggi,
tekanan tinggi, bahan kimia berbahaya dan beracun, serta bahan-bahan
yang mudah terbakar dan lainnya. Perlu diingat bahwa tubuh manusia
tidak sepenuhnya tahan dengan semua kondisi yang ada tersebut. Oleh
karena itu alat pelindung diri atau personal protection equipment sangat
diperlukan untuk melindungi pekerja dari paparan bahaya yang ada di
lingkungan kerja tersebut. ( Anita Dewi, 2011 )

Kecelakaan yang menewaskan seorang karyawan tersebut seharusnya


pihak perusahaan harus lebih memastikan setiap karyawan menggunakan
APD saat bekerja. Pihak perusahaan perlu juga memberikan pelatihan dan
perhatian kepada pekerja mengenai keselamatan kerja.

VII
Kemudian penyebab kecelakaan lain adalah kurangnya pengawasan
manajemen dalam bidang kesehatan, keselamatan dan keamanan pada
perusahaan tersebut. Sistem manajamen yang baik seharusnya lebih ketat
pengawasannya terhadap pekerjaan ini menyadari pekerjaan ini memiliki
resiko yang besar untuk menghasilkan kerugian.

3.1.3 Higiene Industri

Higiene Industri (industrial hygiene) adalah ilmu dan seni yang dalam
mengantisipasi, mengevaluasi dan pengendalian faktor atau tekanan
lingkungan yang timbul di tempat kerja yang dapat menyebabkan sakit,
menganggu kesehatan dan secara signifikan mempengaruhi
ketidaknyamanan pekerja. ( Anita Dewi, 2011 )

Untuk PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah menerapkan sistem


manajemen lingkungan pada semua unit kerja. Pada tahun 2008 PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk telah mendapatkan pengakuan atau sertifikasi
ISO 14001 mengenai manajemen lingkungan dan ISO 9001 menegenai
mutu. (Dwi Ismiyanti, 2010)

Sehingga memungkinkan jika manajemen lingkungan sudah


diterapkan pada PT Semen Indonesia Persero Tbk dapat terjamin
lingkungan kerja yang aman, bersih dan sehat.

1.3.4 Aturan K3 sudah diterapkan

Sistem manajemen K3 telah diatur menurut Peraturan Menteri Tenaga


Kerja Republik Indonesia, yaitu Permenaker No.05/MEN/1996, yang
dinyatakan bahwa: Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) adalah merupakan bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan, yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan
bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan

VIII
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
pengendalian risiko yang yang terjadi seminimal mungkin berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman efisien
dan produktif. (UNY Keselamatan & Kesehatan Kerja, 2014)

Pada Kasus ini, Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin)


Kabupaten Tuban selalu mengingatkan semua perusahaan di daerahnya
untuk meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan K3 dalam kegiatan
operasional.

Apalagi, selama ini Disnakerperin Kabupaten Tuban telah melakukan


pembinaan, pengawasan dan monitoring. Hal ini termasuk melakukan
penilaian dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di
perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Tuban.

Penerapan K3 di lingkungan kerja untuk melindungi keselamatan bagi


pekerja. Jadi, semua pihak yang terlibat di dunia kerja untuk selalu disiplin
dalam penerapan prosedur K3.

Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Provinsi Jawa Timur (Jatim)


mengutarakan dari laporan kecelakaan kerja yang diterimanya kematian
Nur Ahmad Fatkhan akibat unsafe condition.

Pihaknya mengaku pembinaan sudah dilakukan ke perusahaan di


Kabupaten Tuban tentang pelaksanaan Undang-Undang (UU) Nomor 1
Tahun 1970. Dari hal itu jika persyaratan keselamatan pekerja belum
terpenuhi, maka pekerja bisa menolak melakukan kerja. Perusahaan juga
harus menghentikan pekerjaan kepada pekerja. Bahkan, pekerja dilarang
bekerja. Sehingga, perusahaan dapat meminimalisir potensi bahaya bagi
pekerja.

Walaupun, potensi ini tidak dapat dihilangkan, tapi ini dapat


dikendalikan perusahaan dan pekerja dengan memperkirakannya. (Sumber
Berita : https://isafetymagazine.com/semen-indonesia-sudah-terapkan-k3-
tapi-mengapa-pekerja-alami-kematian/ )

IX
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan informasi yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa perusahaan


telah menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan kerjanya.
Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang
aman dan sehat bagi para pekerja, perusahaan juga telah menerapkan manajemen
lingkungan kerja yang baik. Ini berarti perusahaan telah melakukan identifikasi,
penilaian, dan pengendalian terhadap risiko-risiko yang ada di tempat kerja, para
pekerja juga telah mengetahui risiko dan bahaya yang mungkin timbul saat
bekerja. Ini merupakan hal yang penting agar pekerja dapat waspada dan berhati-
hati dalam melakukan pekerjaan.

Namun, meskipun hal-hal di atas telah diterapkan, terdapat satu aspek yang
masih kurang, yaitu penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh para pekerja.
Penggunaan APD yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko terjadinya
kecelakaan kerja, seperti yang terjadi pada kasus pekerja yang tertimpa pallet.

Kesimpulannya, perusahaan telah menerapkan upaya-upaya K3 dan


manajemen lingkungan kerja yang baik, tetapi masih perlu meningkatkan
pengawasan dan disiplin penggunaan APD oleh para pekerja agar dapat
meminimalisir risiko kecelakaan kerja di masa mendatang.

X
DAFTAR PUSTAKA

UNY. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )

Dewi PS, Anita. 2012. Dasar- Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )

Ismiyanti, Dewi. 2010. Magang Tentang Penerpan Keselamatan dan Kesehatan


Kerja di PT. Semen Gresik ( Persero ) Tbk. Pabrik Tuban Jawa Timur

https://isafetymagazine.com/semen-indonesia-sudah-terapkan-k3-tapi-mengapa-
pekerja-alami-kematian/

https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/22/131842778/seorang-pekerja-pt-
semen-indonesia-di-tuban-tewas-tertimpa-mesin-palet

https://www.liputan6.com/surabaya/read/5323952/pekerja-tewas-tert impa-besi-
di-pabrik-semen-tuban-polisi-sebut-murni-kecelakaan-kerja?page=2

XI

Anda mungkin juga menyukai