Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PENERAPAN TAKTIK DAN STRATEGI


PEMADAMAN KEBAKARAN
DI TBBM BOYOLALI

Rafli Fauzan Wdiatmoko


R0216077

PROGRAM DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era sekarang ini, untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
banyak berdiri industri – industri yang menghasilkan banyak barang kebutuhan
manusia. Banyaknya industri yang berdiri tentu terdapat tenaga kerja
didalamnya yang perlu dijamin keselamatan dan kesehatan kerjanya mengingat
terdapat banyak faktor dan potensi bahaya yang terdapat dalam tempat kerja.
Untuk itu perlu peningkatan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
tempat kerja untuk menekan angka kecelakan kerja maupun penyakit akibat
kerja.
Dengan penerapan K3 yang baik, maka akan dapat juga meningkatkan
produktivitas. Produktivitas yang tinggi akan menghasilkan keuntungan yang
banyak pula untuk perusahaan. Untuk itu, perlu diketahuinya faktor dan potensi
bahaya di tempat kerja. Sebelum mengetahui dan mengidentifikasi faktor dan
resiko bahaya ditempat kerja, terlebih dahulu harus mengetahui proses
produksi suatu perusahaan untuk agar dapat menganalisa bahaya apa saja yang
kemungkinan terjadi.
Dalam penerapan K3, terdapat sistem tanggap darurat untuk mengatasi
keadaan darurat yang mungkin terjadi di dalam suatu perusahaan. Keadaan
darurat dapat didefinisikan sebagai sebuah sub rangkaian dari semua kejadian-
kejadian yang mengancam jiwa manusia, kesehatan, harta benda dan/atau
lingkungan dan dengan demikian menciptakan sebuah kebutuhan untuk
ditanggapi dan diatasi. Tanggung jawab utama dari tanggap darurat adalah
merencanakan suatu tindakan menuju ke arah pencegahan sebelum terjadinya
peningkatan ke kondisi krisis. Tidak akan ada waktu untuk merencanakan
detail tindakan ketika terjadinya keadaan darurat (Pertamina (Persero)), 2010).
Dalam pelaksanaannya, diperlukan pembentukan Tim tanggap darurat.
Tim tanggap darurat merupakan tim yang terdiri dari orang-orang yang terlatih
dan terampil dibidangnya agar dapat mengatasi keadaan darurat dengan baik.
Tim tanggap darurat perlu diberikan pelatihan agar dapat menekan kerugian
akibat terjadinya keadaan darurat.
Ruang lingkup perusahaan minyak dan gas banyak mengandung
potensi bahaya kebakaran dan peledakan. Dimana memiliki konsekuensi
apabila terjadi kondisi kebakaran atau peledakan, akan mempengaruhi semua
proses produktifitas dan aktivitas perusahaan. Kegagalan dalam
mengendalikan potensi-potensi bahaya diindustri minyak dan gas akan
menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap fasilitas yang ada maupun
jiwa manusia jika sistem keselamatan perusahaan tidak optimal (Pertamina,
2015).
PT Pertamina TBBM Boyolali adalah perusahaan yang merupakan
Badan Usaha Milik Negara dan bergerak dibidang penyimpanan minyak dan
gas dalam jumlah besar. Penyimpanan bahan minyak dan gas dalam jumlah
besar itulah yang dapat memperbesar potensi terjadinya keadaan darurat.
Keadaan darurat yang mungkin terjadi adalah tumpahan minyak, bencana
alam, huru hara, dan yang paling besar resiko nya adalah kebakaran. Disinilah
diperlukan sistem atau prosedur tanggap darurat yang baik dri perusahaan agar
dapat menekan resiko yang diakibatkan oleh adanya keadaan darurat yang
mungkin akan terjadi.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui profil dari PT Pertamina TBBM Boyolali.
2. Untuk mengetahui keadaan darurat yang dapat terjadi di PT Pertamina
TBBM Boyolali.
3. Untuk mengetahui sistem atau prosedur tanggap darurat yang diterapkan
di PT Pertamina TBBM Boyolali.
BAB II
HASIL

1. Keadaan Darurat
Keadaan darurat yang dapat terjadi di PT Pertamina TBBM Boyolali
adalah kebakaran, bencana alam, tumpahan minyak, dan huru-hara.
2. Proses produksi
Kegiatan operasional di TBBM Boyolali meliputi :
a. Penerimaan BBM/ BBK
BBM/ BBK diterima dari supply Cilacap dengan moda transportasi pipa
Cilacap.
b. Penimbunan BBM/ BBK
BBM/ BBK ditimbun dalam tangki. TBBM Boyolali memiliki 11 tangki
timbun dengan kapasitas total kurang lebih 100.000 kL. Jenis bahan
bakar yang ditimbun yaitu premium, solar, dan pertamax.
c. Distribusi BBM/ BBK
Pengisian bahan bakar ke mobil tangki dengan sistem new gantry system.
Dengan sistem tersebut, setiap pos pengisian dapat mengisi berbagai
jenis bahan bakar. Distribusi bahan bakar dilakukan dengan moda
transportasi mobil tangki. Area distribusi TBBM Boyolali adalah Jawa
Tengah bagian tengah dan timur dan sebagian Jawa Timur bagian barat.
3. Sistem tanggap darurat
a. Sarana proteksi kebakaran aktif dan pasif
Adanya potensi bahaya berupa kebakaran mewajibkan pengurus untuk
menerapkan fire safety management. Hal ini dilakukan untuk mencegah
dan menganggulangi potensi bahaya kebakaran. Sarana proteksi
kebakaran aktif dan pasif yang dimiliki oleh TBBM Boyolali, antara
lain :
1) Alat pemadam api ringan (APAR)
2) Alat pemadam api (APA)
3) Sistem deteksi alarm
4) Fix monitor
5) Fire truck
6) Hydrant
7) Foam chamber
8) Water sprinkler
b. Sistem tanggap darurat
1) Emergency Response Commander (ERC)
a) Mendeklarasikan level emergency 1, 2, dan 3
b) Mencari informasi penting dari incident/ support/ general
commander, yaitu :
(1) Jumlah orang di lapangan/ TKP
(2) Kondisi orang di lapangan/ TKP
(3) Kondisi plant dan peraltan
(4) Kondisi fasilitas
(5) Pertimbangan lingkungan
(6) Pengembangan yang diharapkan di lapangan
(7) Rencana awal untuk dilaksanakan oleh incident
commander (IC)
(8) Support segera dari tim manajemen dan tim support
c) Memerintahkan log keeper mencatat semua informasi
penting
d) Membagikan semua informasi dengan anggota tim
emergency dan tim support yang relevan
e) Melanjutkan mengupdate ERC dengan permintaan atau
tindakan yang dilakukan oleh IC
f) Memastikan white board membuat catatan kronologis
emergency dengan bahasan yang mudah dipahami
g) Sebagai orang kedua dari sistem komando, yakinkan selalu
berkomunikasi lebih intens dengan ERC bertindak pro-aktif
dan berpikir ke depan
2) Incident commander (IC)
a) Memastikan level emergency dan diinfokan ke deputi ERC
untuk di-declare
b) Memberikan komando, mengerti situasi dengan kondisi dan
informasi yang ada
c) Mencari informasi penting yaitu jumlah orang di TKP,
kondisi peralatan penanggulangan, pengembangan yang
diharapkan dari on scene commander
d) Memerintahkan evakuasi dan meyakinkan berjalan dengan
baik
e) Mengupdate informasi ke deputi ERC, support dan general
commander
f) Mendelegasikan tugas pada tim sesuai dengan bagan
organisasi emergency system untuk mencapai sasaran
g) Mengumumkan api sudah dapat dikuasai/ aman sesuai
informasi dari on scene commander
h) Melakukan review secara terus-menerus dan melakukan
perbaikan jika diperlukan
BAB III
PEMBAHASAN

1. Kebijakan
PT Pertamina TBBM Boyolali telah menerapkan kebijakan mengenai
aspek keselamatan, kesehatan kerja, dan lindungan lingkungan (K3LL) serta
pengamanan perusahaan. Dalam kebijakan tersebut, PT Pertamina TBBM
Boyolali berkomitmen untuk mengutamakan aspek K3LL serta pengamanan
perusahaan, mengurangi risiko serendah mungkin dengan identifikasi,
evaluasi, pengendalian, dan pemantauan potensi bahaya dan ancaman, dan
meningkatkan kesadarkan dan kompetensi pekerja dan mitra kerja melalui
pelatihan. Dibuktikan dengan adanya bendera emas untuk program POSE dan
mendapat kan Proper berwarna hijau.
2. Prosedur keadaan darurat
Penerapan sistem tanggap darurat di PT Pertamina TBBM Boyolali
mengacu pada Prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat. Dalam prosedur
tersebut dijelaskan mengenai keadaan darurat yang dapat terjadi, struktur
organisasi tanggap darurat, tugas dan kewajiban, dan tingkatan keadaan
darurat.
PT Pertamina TBBM Boyolali telah menetapkan organisasi keadaan
darurat. Organisasi keadaan darurat di PT Pertamina TBBM Boyolali dapat
diklasifikasikan menjadi :
a. Emergency Response Commander (ERC)
b. Log Keeper dan Telephone Responder
c. General commander
d. Incident commander
3. Prasarana keadaan darurat
PT Pertamina TBBM Boyolali telah menyiapkan prasarana keadaan
darurat berupa sarana proteksi kebakaran aktif dan pasif serta sarana
penanggulangan tumpahan minyak. Sarana penanggulangan kebakaran yaitu
APAR, APA, alarm, fix monitor, hidran, foam chamber, dsb. Sarana
penanggulangan tumpahan minyak yaitu ban wall, ring wall, dll.
4. Pembinaan dan pelatihan
PT Pertamina TBBM Boyolali telah menyelenggarakan pelatihan yang
berkaitan dengan kesiapsiagaan dan tanggap darurat. PT Pertamina TBBM
Boyolali juga dilakukan simulasi tanggap darurat secara rutin untuk
mempersiapkan diri jikalau kejadian yang sebenarnya terjadi.
5. Komunikasi
Komunikasi telah diatur dalam Prosedur Partisipasi dan Konsultasi.
PT Pertamina TBBM Boyolali menetapkan 2 bentuk komunikasi jikalau terjadi
keadaan darurat yaitu :
a. Internal : melalui early warning system (heat detector, smoke
detector, dan alarm)
b. Eksternal : menghubungi pihak terkait seperti DAMKAR, TNI/ Polri,
maupun masyarakat sekitar.

Anda mungkin juga menyukai