Financial Distress dapat terjadi jika pencampuran aset berjalan baik sedangkan
struktur keuangan berjalan buruk dengan liquidity constraints. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa perusahaan dapat bertahan dalam jangka panjang tetapi
mungkin tidak dapat bertahan atau bangkrut dalam jangka pendek.
3. Corporate governance model
Financial Distress dapat terjadi jika kebangkrutan memiliki campuran aset dan
struktur keuangan yang baik namun dikelola dengan cara yang buruk. Hal ini
dapat mendorong perusahaan menjadi out of the market sebagai akibat dari
masalah dalam tata kelola perusahaan yang tidak terdapat jalan keluarnya. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa Financial Distress dapat terjadi jika pengelolaan
perusahaan buruk walaupun aset perusahaan stabil.
sangat bervariasi di berbagai industri. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui rumus
Financial Distress dengan menggunakan model altman modifikasi, sebagai berikut:
Aset Tetap
Struktur As et (SA)=
Total Aset
Sumber:(Christine et al., 2019)
periode tertentu. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui rumus arus kas operasi
sebagai berikut:
Arus KasOperasi
Arus KasOperasi ( AKO)=
Total Kewajiban
Sumber: (Theresa & Pradana, 2022)
industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 3
tahun berturut yaitu 2016 - 2018. Sampel yang digunakan adalah purposive
sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 90 perusahaan. Hasil studi ini
menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh positif terhadap
financial distress; likuiditas variabel, leverage, dan Arus Kas Operasi bebas
tidak mempengaruhi kesulitan keuangan; dan variabel ukuran perusahaan
berpengaruh negatif terhadap financial distress.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian Arrum dan
Wahyono (2021). Persamaannya terdapat pada variabel dependen yaitu
Financial Distress dan variabel independen yaitu Profitabilitas yang diproksikan
oleh Return on Asset. Perbedaannya terdapat pada variabel independen yaitu
Ukuran Komite Audit, Firm Size, Operating Capacity, Kepemilikan Manajerial,
dan Ukuran Dewan Direksi. Perbedaan lainnya terletak pada metode penelitian,
perusahaan yang diteliti dan periode penelitian.
Alat &
Nama
No Vaiabel Penelitian Sampel Hasil Penelitian
Peneliti
Penelitian
1. Aurellie
Hasil penelitian ini
Zulfa variabel independen :
menunjukkan bahwa
Islamy , Return on asset (ROA), Analisis
profitabilitas
Unggul Operating cash flow ratio regresi
berpengaruh negatif
Purwohedi , (OCFR), dan Kepemilikan logistic
terhadap Probabilitas
Rida Prihatni manajerial (MAN)
financial distress.
(2021)
Universitas
Negeri Arus Kas Operasi
Jakarta aktivitas operasi
berpengaruh terhadap
Variabel dependen : probabilitas financial
probabilitas financial distress, dan
distress kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh
terhadap financial
distress.
2. Rizka Vidya
Analsis
Dwi Giarto,
purposive
and Hasil penelitian ini
variabel independen : sampling,
Fachrurrozie menunjukan bahwa
leverage, sales growth, statistik
dan cash flow deskripsi leverage dan Arus Kas
dan regresi Operasi berpengaruh
logistik signifikan terhadap
financial distress, serta
Universitas corporate governance
Negeri Bursa Efek hanya mampu
Semarang Indonesia memoderasi pengaruh
2013 - 2017 leverage dan
variabel dependen :
sektor dasar pertumbuhan penjualan
financial distress
dan Kimia , terhadap financial
69 sample distress.
perusahaan
28
Alat &
Nama
No Vaiabel Penelitian Sampel Hasil Penelitian
Peneliti
Penelitian
3. Syamsul Variabel Independen : ROA
Bachri, , D/E Ratio, Agency Fees, Uji Regresi
Juhasdi Inflation rate, Interest rate Logistik
Susono, votality.
Mayang
Alethea, St Perusahaan
properti Agency Fees, Inflation
Habibah, dan
dan real rate, Interest rate
Ihsan Darwis
estat yang votality berpengaruh
(2020)
terdaftar di terhadap Financial
Variabel Dependen : Distress
Bursa Efek
Financial distress.
Indonesia
dan
Malaysia
dari 2014-
2018
4 Angela Variabel Independen: RoA, Return on Asset
Dirman Uji Regresi
Current Ratio, D/E Ratio, berpengaruh pada
(2020) Berganda
Firm size, Free Cash Flow. Financial Distress
Perusahaan
manufaktur
sektor
industri
dasar dan
Variabel Dependen :
kimia yang
Financial distress.
terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
tahun 2016-
2018
5 Rudiyanto, Rudiyanto,
Rizkya Variabel Independen: Return on assets
Rizkya
Nuranisa ROA, ROE, dan Debt berpengaruh negatif
Nuranisa
(2021) Ratio. dan signifkan.
(2021)
Return on equity
berpengaruh positif.
29
Alat &
Nama
No Vaiabel Penelitian Sampel Hasil Penelitian
Peneliti
Penelitian
6 Amrizah hubungan antara rasio
Kamaluddin, solvabilitas dan
Norhafizah kesulitan keuangan dan
Ishak, Nor Variabel Independen: hubungan signifikan
Farizal Uji Regresi
Rasio Arus Kas Operasi negatif antara rasio
Mohammed Berganda ,
Solvabilitas dan profitabilitas dab
(2019) Altman Z
Profitabilitas, Likuiditas, financial distress,
score
dan Rasio Efisiensi. sedangkan rasio
efisiensi tidak memiliki
hubungan dengan
financial distress.
Perusahaan
pada
Industri
konsumen
dan produk
Variabel Dependen :
yang
Financial distress.
terdaftar di
Bursa
Malaysia
tahun 2014-
2015
7. Tama Annisa Operating Capacity,
Arrum dan Variabel independen: Kepemilikan
Uji Regresi
Wahyono Operating Capacity, Manajerial, Ukuran
Logistik
(2021) Profitability, Mekanisme Dewan Direksi tidak
Ordinal
Corporate, Firm Size berpengaruh pada
financial distress.
Perusahaan
Properti,
Real
Estate¸
Profitability, Ukuran
Konstruksi
Komite Audit, Firm
Variabel dependen: Bangunan
Size berpengaruh
Financial Distress yang
terhadap kondisi
terdaftar di
Financial Distress
Bursa Efek
Indonesia
periode
2017-2020
30
Alat &
No Nama Peneliti Vaiabel Penelitian Sampel Hasil Penelitian
Penelitian
8 Anita 1.Profitabilitas (ROA)
Variabel independen:
Antoniawati dan Likuiditas (CR)
Profitabilitas (ROA), Uji Regresi
dan tidak berpengaruh
Likuiditas (CR), Logistik
Purwohandok terhadap Financial
Leverage (DAR)
o Distress
Purwohandok Perusahaan
o (2022) Transportasi
yang
2. Leverage (DAR)
Variabel dependen: terdaftar di
berpengaruh terhadap
Financial Distress Bursa Efek
Financial Distress
Indonesia
periode
2018-2020
9 Miranda Putri, Variabel independen: 1. Return on Equity dan
Mohamad Uji Regresi
Return on Equity, Current Ratio tidak
Zulman Linier
Current Ratio dan Debt berpengaruh terhadap
Hakim, dan Berganda
to Asset Ratio Financial Distress
Dirvi Surya
Perusahaan
Abbas (2021)
Agriculture
yang
2. Debt to Asset Ratio
Variabel dependen: terdaftar di
berpengaruh terhadap
Financial Distress Bursa Efek
Financial Distress
Indonesia
periode
2016-2019
10 Salsabyla Variabel independen: 1. Leverage (DAR),
Azky, Embun Profitabilitas (ROA), Likuiditas (CR), dan
Suryani, Nur Uji Regresi
Leverage (DAR), Aktivitas (TATO) tidak
Aida Arifah Logistik
Likuiditas (CR), berpengaruh terhadap
Tara (2021) Aktivitas (TATO) Financial Distress
Perusahaan
Sub sektor
Hotel,
Restoran,
dan 2.+B10:F15Profitabilitas
Variabel dependen: Pariwisata (ROA) berpengaruh
Financial Distress yang terhadap Financial
terdaftar di Distress
Bursa Efek
Indonesia
periode
2015-2019
31
Alat &
Nama
No Vaiabel Penelitian Sampel Hasil Penelitian
Peneliti
Penelitian
11 Dita Desria Firm Growth secara
Kanzha, parsial tidak
Muhamad berpengaruh terhadap
Variabel independen:
Muslih Financial Distress. Arus
Arus Kas Operasi Operasi, Regresi
(2020) Kas Operasi Operasi
Leverage (DAR), Firm Data Panel
secara parsial
Growth
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Financial Distress.
Leverage (DAR) secara
Perusahaan
partial berpengaruh
Sektor
negatif signifikan
Pertanian
terhadap Financial
yang
Variabel dependen: Distress. Arus Kas
terdaftar di
Financial Distress Operasi Operasi,
Bursa Efek
Leverage (DAR), Firm
Indonesia
Growth secara simultan
periode
berpengaruh terhadap
2015-2018
Financial Distres.
12 Alien
Akmalia 1.Struktur Modal tidak
(2020) berpengaruh terhadap
Variabel independen:
Financial Distress.
Leverage (DER), Struktur Uji Regresi
2.Leverage (DER)
Modal, Struktur Aset, Logistik
berpengaruh positif
Profitabilitas (ROA)
signifikan terhadap
Financial Distress.
Perusahaan
Manufaktur
Sektor
3.Struktur Aset dan
Industri
Profitabilitas (ROA)
Variabel dependen: yang
berpengaruh negatif
Financial Distress terdaftar di
signifikan terhadap
Bursa Efek
Financial Distress
Indonesia
periode
2014-2017
bukti pengaruh antara Return on Asset, Debt to Asset Ratio, Struktur Aset dan Arus
Kas Operasi terhadap Financial Distress.
Menurut (Oktariyani, 2019) teori sinyal didasarkan untuk memanfaatkan
laporan keuangan dalam memberikan sinyal positif maupun negatif kepada
pemakainya. Jika perusahaan memiliki kualitas yang baik akan memberikan sinyal
kepada pihak eksternal. Kualitas yang dimaksud memiliki beberapa arti seperti untuk
keperluan investasi atau pengembangan perusahaan dimasa yang akan datang.
Perusahaan yang mengalami Financial Distress maka perusahaan mempunyai
informasi yang tidak diharapkan oleh pihak luar, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut
cenderung membuat perusahaan yang mengalami Financial Distress tidak ingin
untuk memberikan informasi kepada pihak luar seperti investor dan kreditur.
Informasi tersebut padahal berguna bagi pihak luar seperti investor dan kreditur
sehingga mereka tidak mengambil keputusan yang merugikan. Laporan keuangan
yang memiliki nominal pada laba bersih positif berturut-turut dalam jangka pendek
maupun jangka panjang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan
sehat. Manager harus bersikap transparan dalam menyajikan laporan keuangan
perusahaan agar tidak terjadi kecurangan dalam melaporkan laporan keuangan dan
memudahkan untuk mengetahui kondisi kesehatan perusahaan.
Pemilik perusahaan dan manajemen harus bekerjasama dalam menganalisis
laporan keuangan untuk mengetahui kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan
sehat dan demi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Altman (1995) dalam
(Adnyana & Firdaus, 2020) ada tiga kriteria yang digunakan untuk mengukur
Financial Distress yaitu jika nilai Z lebih kecil dari 1,10 maka perusahaan
dinyatakan bangkrut, jika nilai Z diantara 1,11 sampai 2,60 maka perusahaan
dinyatakan pada zona abu-abu, dan jika nilai Z lebih besar dari 2,61 maka
perusahaan dinyatakan sehat. Nilai ini menjadi tolak ukur investor dalam
menyalurkan dananya. Jika perusahaan terdeteksi kondisi keuangan yang kurang
baik maka perusahaan harus melakukan perbaikan lebih awal agar tetap
mendapatkan kepercayaan investor dan terhindar dari Financial Distress. Menurut
(Curry et al., 2018) Financial Distress adalah kondisi keuangan perusahaan dalam
keadaan tidak sehat atau krisis atau krisis atau mengalami penurunan sebelum
terjadinya kebangkrutan atau likuidasi. Menurut (Sutra & Mais, 2019) Financial
Distress adalah keadaan perusahaan yang gagal atau tidak mampu lagi memenuhi
segala kewajiban pemberi pinjaman (debitur) karena perusahaan kekurangan dana
33
Ada tiga komponen Arus Kas yang terdapat pada laporan keuangan yaitu
Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan. Penelitian ini
menggunakan arus kas yang diproksikan dari arus kas operasi. Menurut Sudaryanti
& Dinar (2019) dalam (Kurnia, 2021) jika rasio Arus Kas Operasi yang diproksi dari
kegiatan pendanaan operasi dapat digunakan sebagai indikator penentu perusahaan
dalam kondisi Financial Distress. Menurut Kieso, dkk (2011) dalam (Kurnia, 2021)
Arus Kas Operasi adalah aktivitas transaksi-transaksi yang berpengaruh terhadap kas
dalam penentuan laba bersih. Pihak kreditor membutuhkan informasi arus kas
operasi untuk mengetahui bagaimana perusahaan tersebut dalam melakukan
pembayaran hutangnya. Apabila arus kas operasi suatu perusahaan jumlahnya besar,
maka pihak kreditor mendapatkan keyakinan pengembalian atas kredit yang
diberikan. Jika arus kas operasi suatu perusahaan bernilai kecil, maka kreditor tidak
mendapat keyakinan atas kemampuan perusahaan dalam membayar hutang.
Berdasarkan pemaparan singkat penjelasan diatas, maka untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada kerangka pemikiran gambar berikut:
Return on Asset
H 1 ( -)
Struktur Aset H 3 ( -)
H4 (-)
Arus Kas Operasi
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran
Sumber: Diolah Penulis, 2022
terhadap Financial Distress, pengaruh Struktur Aset terhadap Financial Distress dan
pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Financial Distress. Secara lebih rinci, hipotesis
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
perusahaan mengalami kebangkrutan akan semakin besar. Hal ini dapat diartikan jika
Return on Asset semakin tinggi maka menurunkan risiko terjadinya financial
distress. Sebaliknya, jika Return On Asset semakin rendah maka meningkatkan
terjadinya financial distress. Dari penjelasan ini dapat dihasilkan hipotesis sebagai
berikut :
H1: Return on Asset berpengaruh negatif terhadap Financial Distress
perusahaan semakin tidak sehat kondisi keuangannya bahkan bila mencapai kurang
dari nilai 1,10 maka perusahaan terancam bangkrut. Sebaliknya jika nilai Debt to
Asset Ratio semakin rendah maka financial distress semakin rendah pula sehingga
perusahaan semakin sehat kondisi keuangannya. Dari penjelasan ini dapat dihasilkan
hipotesis sebagai berikut:
Jika struktur aset semakin tinggi maka semakin besar pula nilai Z-
Score sehingga perusahaan semakin sehat kondisi keuangannya. Sebaliknya
bila struktur aset semakin rendah maka semakin kecil pula nilai Z-Score
sehingga perusahaan semakin kurang sehat kondisi keuangannya bahkan bila
mencapai nilai lebih rendah dari 1,1 dapat mengalami kebangkrutan. Dengan
38
Dengan demikian semakin tinggi arus kas operasi maka semakin kecil
Financial Distress sehingga perusahaan semakin sehat kondisi keuangannya.
Sebaliknya bila arus kas operasi semakin rendah maka semakin besar
perushaan mengalami Financial Distress sehingga perusahaan semakin
kurang sehat kondisi keuangannya bahkan bila Z-Score mencapai nilai lebih
rendah dari 1,1 dapat mengalami kebangkrutan. Dari penjelasan ini dapat
dihasilkan hipotesis sebagai berikut: