Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dwi Akhmad Lubis

NPM :
Topik Atau Judul Artikel : Financial Distress
ABSTRAK
Perusahaan memiliki tujuan salah satunya yaitu mencari laba semaksimal mungkin. Apabila
perusahaan yang tidak mampu menunjukkan kinerja keuangan yang baik, maka perusahaan tersebut dapat
terindikasi mengalami kondisi kesulitan keuangan (Financial Distress).
Artikel ini di buat bertujuan agar semua pihak harus mengindentifikasi kondisi perusahaan, karena
dampak terburuk dari dibiarkannya kondisi yang menurun terus-menerus maka perusahaan akan Bankruptcy
(pailit) ataupun pihak manajemen akan memanipulasi laporan keuangan agar tidak terjadi kebangkrutan.
Hal ini dilakukan untuk mempertahankan para investor agar tetap menginvestasikan uang mereka di
perusahaan yang dikelola.
Ada dua metode untuk memprediksi financial distress, Springate dan Zmijewski. Metode yang paling
baik menurut penuils yaitu Zmijewski.
I. Pendahuluan
Financial Distress adalah penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya
kebangkrutan, mulai dari ketidakmampuan suatu perusahaan untuk membayar atau melunasi
kewajiban jangka panjang ataupun jangka pendek, dan mendapatkan kerugian dari kegiatan
operasional perusahaan (Fahmi, 2017:93). Financial Distress atau kesulitan keuangan sangat
berdampak bagi kinerja perusahaan, salah satunya yaitu hilangnya kepercayaan investor akan
perusahaan yang terkena financial distress. Hal ini dapat mengakibatkan perusahaan melakukan
kecurangan agar tidak kehilangan kepercayaan investor. Oleh sebab itu pihak manajemen harus
benar-benar memikirkan cara agar perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan, salah satunya
dapat memikirkan strategi jangka panjang dan jangka pendek, bisa saja strategi yang lama untuk
menunjang kinerja keuangan perusahaan sudah tidak efektif.
Ketika perusahaan mengalami Financial Distress maka perusahaan akan melakukan segala cara untuk
memperbaiki kinerja keuangan perusahaan, walaupun hal itu melanggar hukum seperti manipulasi laporan
keuangan yang dalam hal ini memanipulasi agar laporan keuangan terlihat baik. Contoh perusahaan yang
mengalami yaitu PT Garuda Indonesia yang telah memanipulasi laporan keuangan 2018 dengan mengganti
akun yang awalnya utang dari PT Mahata Aero Teknologi menjadi keuntungan bagi PT Garuda Indonesia (
https://www.wartaekonomi.co.id/read227903/ini-kata-iapi-soal-masalah-laporan-keuangan-garuda )
Meneliti lebih jauh di tahun 2017 PT Garuda Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp 2.891.457.877.558
(telah di jadikan kurs rupiah dari dolar) sumber dari Laporan keuangan PT Garuda Indonesia (
www.idnfinancial.com ).
Penulis termotivasi untuk membuat artikel tentang Financial Distress untuk mengedukasi
mahasiswa dan khususnya internal perusahaan ataupun investor yang akan melakukan kegiatan
investasi. Internal perusahaan harus selalu memperhatikan kinerja keuangan perusahaan, bisa di
rekap setiap bulan, triwulan ataupun per 6 (enam) bulan sekali agar perusahaan mengetahui kinerja
perusahaan tersebut, dan dapat memperbaiki disisa bulan berikutnya. Mahasiswa juga kelak akan
menjadi atasan di perusahaan dan diharapkan memperhatikan kinerja keuangan perusahaan. Agar
tidak terjadi manipulasi laporan keuangan.
II. Tinjauan Pustaka
Menurut Fahmi (2017:93) bahwa financial distress adalah penurunan kondisi keuangan yang
terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan, mulai dari ketidakmampuan suatu perusahaan untuk
membayar atau melunasi kewajiban jangka panjang ataupun jangka pendek, dan mendapatkan
kerugian dari kegiatan operasional perusahaan.
Eka & Rizal (2018) menyatakan bahwa ada dua kriteria yaitu stock-based insolvency suatu
kondisi dimana laporan posisi keuangan perusahaan mengalami ekuitas negatif dan flow-based
insolvency kondisi dimana arus kas operasi tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban lancar
perusahaan. Menurut Brahmana (2007) dalan penelitian Zhafirah & Majidah (2019) perusahaan
dapat diindikasikan sedang mengalami kesulitan keuangan apabila memiliki laba bersih negatif.
Terdapat 2 (dua) metode pengukuran atau memprediksi financial distress Model Springate dan
Model Zmijewski:
a) Model Springate dibuat pada tahun 1978, springate memilih 4 rasio yang dipercaya dapat
membedakan antara perusahaan yang mengalami financial distress dan yang tidak
mengalami financial distress dengan rumus Z=A + B + C + D.
A = Working Capital / Total Assets.
B = Net profit before interest and taxes / total assets
C = Net profit before taxes / current liabilities
D = Sales / total Assets
b) Model Zmijewski dibuat tahun 1984, zmijewski menggunakan analisis rasio yang
mengukur kinerja, leverage dan likuiditas suatu perusahaan. Dengan rumus Z=X1 + X2
+X3
X1 = Roa (Return on Asset)
X2 = Leverage (Debt Ratio)
X3 = Likuiditas (Current Ratio)
Menurut penulis metode yang lebih cocok digunakan yaitu metode Zmijewski karena menurut
penulis rasio yang digunakan. Mulai dari ROA yang membandingkan antara Laba bersih dengan
Total Aset agar kita mengetahui seberapa efektifnya aset yang digunakan untuk menunjang
keuntungan perusahaan. Kedua yaitu Leverage yang membandingkan antara total hutang dengan
total aset yang menggambarkan tentang kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh
kewajiban dengan aset perusahaan. Ketiga yaitu likuiditas yang membandingkan antara aktiva
lancar dengan hutang lancar. Metode ini sangat efektif untuk memprediksi financial distress dan
hal ini juga di dukung oleh penelitia Eka & Rizal (2018) yang menyatakan bahwa zmijewski telah
mengukur akurasi modelnya sendiri dan mendapatkan nilai akurasi 94,9%. (Sari, E. R., &
Yulianto, M. R. (2018))
III. Pembahasan
Memprediksi perusahaan yang akan mengalami financial distress akan memperkecil resiko
perusahaan mengalami penurunan kinerja keuangan dan dapat segera mengevaluasi kinerja agar
dapat memperbaiki hal yang kurang efektif. Ketika perusahaan tidak dapat memprediksi kinerja
keuangan perusahaan saat terjadi hal yang tidak diinginkan mereka tidak siap akan hal tersebut.
Paling fatal ketika perusahaan tidak siap dengan perubahan strategi pemasaran maka perusahaan
dapat mengalami bankruptcy (pailit) ataupun pihak manajemen akan memanipulasi agar dapat
terlihat selalu baik kinerja perusahaan yang mereka jalankan, hal ini dilakukan agar dapat selalu
dipercaya oleh para investor dan tetap aman posisi yang mereka duduki.
Keunggulan perusahaan saat berhasil memprediksi kinerja perusahaan untuk satu tahun
kedepan yaitu mereka dapat mengevaluasi strategi yang dianggap kurang efektif untuk perusahaan.
Diharapkan untuk melakukan rutin agar dapat beradaptasi dengan pasar.
Metode Zmijewski dengan atribut ROA, Leverage dan Likiditas. Ketiga rasio ini diharapkan
dapat evaluasi oleh perusahaan, karena keputusan untuk mempertimbangkan strategi yang akan
diterapkan agar perusahaan tetap memiliki kinerja yang baik.
Bagi orang-orang yang tidak ada waktu untuk melakukan perhitungan metode Zmijewski
karena hanya ingin mengetahui kinerja selama satu tahun perusahaan tersebut bagaimana untuk
keputusan investasi bisa juga dengan melihat laba bersih perusahaan, menurut Brahmana (2007)
dalam Zhafirah & Majidah (2019) jika laba bersih negatif maka perusahaan tersebut sedang
mengalami financial distress.
IV. Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari artikel yang penulis buat yaitu Financial Distress adalah masalah yang tidak
boleh di anggap biasa saja bagi perusahaan, karena perusahaan dapat memitigasi suatu resiko
kerugian agar perusahaan tetap menjaga kepercayaan para investor dan dapat menarik investor
baru. Banyak cara untuk memitigasi resiko mengalami financial distress, seperti melakukan
evaluasi setiap bulan, triwulan dan semester hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui
apakah strategi yang diterapkan berjalan dengan efektif sehingga ketika kinerja perusahaan tidak
sesuai dengan yang diinginkan maka pihak manajemen dapat mengevaluasi hal apa saja yang
mempengaruhi penurunan kinerja perusahaan. Ketika perusahaan mengalami penurunan kinerja
keuangan maka manajemen akan mendapatkan tekanan untuk memperbaiki kinerja perusahaan, hal
ini dapat menyebabkan manajemen melakukan manipulasi laporan keuangan agar tetap mendapat
kepercayaan investor.
4.2 Saran
Penulis membuat artikel ini ditujukan untuk 3 (tiga) pihak yaitu Mahasiswa, Perusahaan dan
Investor.
a) Bagi mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dampak dan mengidentifikasi yang terjadi
ketika perusahaan mendapatkan penurunan kinerja keuangan, karena mahasiswa adalah
calon penerus memimpin di suatu perusahaan nantinya.
b) Bagi perusahaan dapat menerapkan evaluasi yang efektif agar perusahaan dapat
menerapkan strategi yang sesuai di lapangan, untuk terhindar dari kerugian yang terjadi.
c) Bagi investor diharapkan dapat membuat keputusan yang sesuai untuk melakukan kegiatan
investasi yang dapat menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, I. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: ALFABETA BANDUNG.

www.wartaekonomi.co.id/read227903/ini-kata-iapi-soal-masalah-laporan-keuangan-garuda

https://ejournal.upi.edu/index.php/JRAK/article/view/15497/9441

Sari, E. R., & Yulianto, M. R. (2018). Akurasi Pengukuran Financial Distress Menggunakan
Metode Springate dan Zmijewski pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2015. Jurnal Manajemen dan Bisnis Indonesia, 5(2), 276-285.
Link Artikel yang telah diunggah ke google:

Anda mungkin juga menyukai