Anda di halaman 1dari 4

UAS - Academig Writing – Semester Ganjil 2021

Nama : Nabila Aprilia Aldama


NPM : 1402174048
Topik Atau Judul Artikel : Financial Distress
ABSTRAK
Financial distress merupakan kondisi di mana perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang akan
menuju kepada kebangkrutan. tujuan dari didirikan sbeuah perusahaan sendiri untuk memperoleh laba yang
maksimal, jadi dapat memanfaatkan prediksi financial distress untuk menilai kondisi keuangan perusahaan
karena financial distress dapat digunakan sebagai early warning atau peringatan awal untuk perusahaan
sehingga perusahaan dapat menghindari permasalahan keuangan tersebut sebelum terlambat.
Banyak variabel yang dapat mempengaruhi kondisi financial distress, diantaranya ada rasio
keuangan dan corporate governance. Selain variabel banyak juga teknik yang dapat digunakan untuk
mengukur financial distress dianataranya ada univariat, multivariat, regresi logistik, regresi linear berganda
dan analisis survival. Banyak penelitian yang telah menggunakan variabel serta teknik tersebut untuk
menguji financial distress.
Financial distress memiliki manfaat untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, sehingga dapat
membantu perusahaan dalam hal pengambilan keputusan dan memberikan informasi kepada pihak investor
untuk menentukan pilihan akan berinvestasi atau tidak. Untuk penelitian selanjutnya yang akan meneliti
mengenai financial distress disarankan untuk menggunakan variabel yang lebih beraneka ragam supaya
dapat mengetahui variabel baru yang dapat mempengaruhi kondisi financial distress.

Key word: financial distress, early warning, rasio keuangan, analisis regresi logistik.
I. Pendahuluan
Financial distress adalah kondisi di mana perusahaan mengalami keadaan keuangan yang
tidak sehat atau krisis (Moleong, 2019). Menjaga kestabilan kinerja keuangan sangat penting
karena hal tersebut untuk menjaga keberlangsungan hidup perusahaan, jika tidak mampu menjaga
kestabilan kinerja keuangan dapat menyebabkan kerugian operasional maupun kerugian berish
pada tahun berjalan dan perusahaan dapat menuju keadaan financial distress (Tyaga dan Kristanti,
2020).
Kondisi financial distress selain dijadikan sebagai pengukuran kinerja keuangan juga dapat
digunakan sebagai early warning, kondisi tersebut dapat dilihat pada earning per share perusahaan
tahun berjalan, apabila mengalami earning per share negatif dapat diartikan bahwa perusahaan
tersebut mengalami kondisi financial distress seperti yang dikatakan oleh Kristanti (2020) apabila
EPS negatif terjadi dalam 3 tahun berturut-turut ataupun lebih perusahaan akan dapat mengarah ke
keadaan default atau kebangkrutan.
Prediksi financial distress sangat penting dilakukan untuk membantu perusahaan dalam
menghindari kebangkrutan dan tujuan awal didirikan sebuah perusahaan adalah mencapai laba
maksimal (Zhafirah dan Madjidah, 2019), seperti yang sudah dijelaskan di atas financial distress
dapat dijadikan sebagai peringatan awal untuk memperbaiki ataupun menjaga kestabilan keuangan
perusahaan supaya perusahaan dapat menghasilkan laba yang maksimal. Motivasi penulisan ini
untuk membantu perusahaan dalam meprediksi kondisi financial distress supaya terhindar dari
kebangkrutan, hal tersebut dapat membantu perekonomian negara, karena indistri yang ada di
Indonesia berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
II. Tinjauan Pustaka
Financial distress kondisi perusahaan yang mengalami keuangan yang tidak sehat atau krisis
(Moleong, 2018). Definisi lainnya yaitu seperti yang dikatakan (Platt dan Platt, 2002) financial
distress merupakan kondsi penurunan keuangan sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi.
Financial distress dapat dijadikan sebagai early warning atau peringatan awal pada perusahaan
untuk menjaga kestabilan kinerja keuangannya sehingga dapat menghindari kebangkrutan,
Beberapa variabel yang dapat memengaruhi prediksi financial distress menurut (Ktistanti,
2020) diantaranya ada, rasio keuangan, corporate governance, dan terdapat variabel khusus
lainnya seperti salah satunya yaitu inflasi. Financial distress dapat diukur dengan menggunakan
beberapa teknik, diantaranya univariat, multivariat, regresi logistik, regresi linear berganda dan
analisis survival (Tyaga, 2020).
Banyak penelitian yan telah menggunakan berbagai teknik yang ada, seperti (Tyaga dan
Kristanti, 2020) menggunakan teknik analisis survival, Pertiwi (2018) menggunakan teknik regresi
logistik, (Rohiman dan Damayanti, 2019) menggunakan teknik regresi linear berganda, (Almilia,
2006) menggunakan teknik multivariat, dan (Patunrui dan Yati, 2017) menggunakan teknik
ultivarait dalam penelitiannya.
Salah satu pengimplementasian teknik analisis financial distress yang dilakukan oleh Pertiwi
(2018) yaitu analisis regresi logistik dengan program SPSS. Pertama dilakukan perhitungan
financial distress dengan menggunakan EPS jika perusahaan mengalami financial distress ditandai
dengan 1, apabila tidak dalam kondisi financial distress ditandai dengan 0. Lalu menilai overall fit,
ketiga menilai koefisian determinasi, keempat melakukan uji kesesuaian model, kelima membuat
matriks klasifikasi, terakhir menguji estimasi parameter dan interpretasinya.
III. Pembahasan
Prediksi financial distress dilakukan untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan suatu
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2018) yang menggunakan variabel likuiditas,
leverage, sales growth, size, profitability, dan inflasi menunjukkan hasil bahwa profitabilitas dan
inflasi berpengaruh negative terhadap financial distress, sedangkan likuiditas, leverage, sales
growth, dan size tidak memiliki pengaruh terhadap financial distress penelitian pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2012-2016.
Dengan hasil yang telah dijelaskan pada penelitian Pertiwi (2018) dapat diketahui bahwa
perusahaan harus memperhatikan nilai ROA dan inflasi untuk menghindari kondisi financial
distress. Sedangkan untuk investor sebelum berinvestasi harus melihat nilai ROA perusahaan
untuk membuat keputusan, apabila nilai ROA suatu perusahaan tinggi maka perusahaan tersebut
tidak dalam keadaan financial distress. Selain ROA, investor juga harus memperhatikan tingkat
inflasi, karena inflasi dapat memengaruhi kondisi financial distress.
Dengan dilakukannya prediksi financial distress dapat diambil banyak manfaat baik bagi
perusahaan maupun bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi perusahaan seperti investor
dan pemerintah untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Apabila tidak dilakukan prediksi
financial distress maka akan susah untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dan akan
memengaruhi ketika pengambilan keputusan.
IV. Kesimpulan dan Saran
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari artikel kali ini yaitu prediksi financial distress diperlukan baik bagi
perusahaan untuk menilai kestabilan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menghindari
kebangkrutan yang akan terjadi pada perusahaan. Selain untuk perusahaan penting juga dilakukan
bagi pemakai informasi perusahaan, seperti investor untuk membantu dalam proses pengambilan
keputusan ketika akan berinvestasi. Banyak indikator dan teknik yang dapat digunakan untuk
memprediksi financial distress, salah satunya yaitu teknik analisis regresi logistik.
4.2. Saran
Saran ditujukan kepada peneliti yang akan meneliti mengenai financial distress supaya
melakukan penelitian dengan variabel yang lebih banyak dan bervariasi supaya dapat
menghasilkan prediksi yang lebih maksimal dan lebih akurat, selain itu juga supaya lebih
mengetahui apakah variabel yang akan memengaruhi prediksi financial distress. Financial distress
itu sendiri juga akan membantu pihak lain seperti perusahaan itu sendiri maupun pihak yang akan
menggunakan informasi perusahaan seperti investor.

DAFTAR PUSTAKA
Almilia, L. S. (2006). Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go-Public dengan
Menggunakan Analisis Multinomial. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 12(1), 1–26.
Kristanti, F. . (2019). Financial Distress (Teori dan Perkembangannya dalam Konteks Indonesia).
Malang : Intelegensia Media.
Moleong, L. C. (2018). Pengaruh Real Interest Rate dan Leverage Terhadap Financial Distress.
Open Journal Systems, 30(1), 71–86.
Patunrui, K. I. A., & Yati, S. (2017). Analisis Penilaian Financial Distress Menggunakan Model
Altman ( Z- Score ) Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2015. Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis, 5(1), 55–71.
Pertiwi, D. A. (2018). Pengaruh Rasio Keuangan, Growth, Ukuran Perusahaan, dan Inflasi
Terhadap Financial Distress di Sektor Pertambangan Yang Terdaftar DI Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2012-2016. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 6(3), 359–366.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jim/article/view/24314
Platt, H. D., & Platt, M. B. (2002). Predicting corporate financial distress: Reflections on choice-
based sample bias. Journal of Economics and Finance, 26(2), 184–199.
https://doi.org/10.1007/bf02755985
Rohiman, S. F., & Damayanti, C. R. (2019). Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Dan Suku Bunga
Terhadap Financial Distress. Jurnal Administrasi Bisnis, 72(2), 186–195.
Tyaga, M. S., & Kristanti, F. T. (2020). Analisis Survival Dalam Memprediksi Kondisi Financial
Distress. Buletin Studi Ekonomi, 25(1), 112. https://doi.org/10.24843/bse.2020.v25.i01.p07
Zhafirah, A. (2019). Analisis Determinan Financial Distress. Analisis Determinan Financial Distress, 7(1),
195–202. https://doi.org/10.17509/jrak.v7i1.15497

Link Artikel yang telah diunggah ke google:

Anda mungkin juga menyukai