Disusun Oleh :
Valentina Dinda Natalia
203403020006
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul "Pengaruh
Profesionalisme Akuntan Pendidik dan Metode Pembelajaran Terhadap Tingkat
Pemahaman Mahasiswa Akuntansi".
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari Bapak Maurits Sipahutar, S.E., M.M
Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca serta bagi penulis
sendiri.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Maurits Sipahutar, S.E., M.M, pada
kuliah Seminar Akuntansi Keuangan. yang sudah mempercayakan tugas ini kepada penulis,
sehingga sangat membantu penulis untuk memperdalam pengetahuan pada bidang studi yang
sedang ditekuni.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi
pengetahuannya kepada penulis, sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan
dari makalah ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan semoga dapat memberikan manfaaat.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu sarana untuk menumbuh kembangkan kualitas sumber
daya manusia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar
yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Pentingnya
pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena
berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan
sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.
Pendidikan yang bermutu cenderung dipengaruhi oleh profesionalisme dosen dalam
mendidik mahasiswa karena objektivitas dalam pembelajaran yang komunikatif oleh
dosen terhadap mahasiswa yang menggambarkan profesionalisme dosen secara teoretis
akan memudahkan transfer ilmu dan pengetahuan yang bermuara pada peningkatan
prestasi mahasiswa dalam dunia pendidikan.
Pada tingkat perguruan tinggi, mahasiswa merupakan orang-orang yang sedang
mengikuti pendidikan yang tentunya mempunyai harapan akan keberhasilan studi demi
masa depannya. Salah satu tolak ukur keberhasilan mahasiswa adalah 2 memperoleh nilai
yang tinggi dihitung berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Menurut Nadsiruddin
dalam Diminarni (2010) menyatakan sebagai berikut Indeks prestasi kumulatif merupakan
angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif
mulai dari semester pertama sampai dengan semester yang paling akhir ditempuh. Namun
antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lainnya berbeda dalam pencapaian
prestasi belajar.
Ada yang mampu mencapai prestasi tinggi, namun ada juga mahasiswa yang rendah
prestasi belajarnya. Banyak faktor yang memengaruhi kontribusi terhadap pencapaian
Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa, salah satunya profesionalisme akuntan pendidik.
Paradigma baru prestasi belajar mahasiswa memberikan peluang dan tantangan yang besar
bagi perkembangan profesionalisme, baik pada preservice dan inservise akuntan pendidik.
Seorang pengajar akuntansi yang baik seharusnya memerlukan profesionalisme yang
tinggi sesuai dengan disiplin ilmu yang di terapkan. Kemudian dapat dikatakan bahwa
tingkat pendidikan dosen akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap peningkatan
prestasi mahasiswa yang nantinya akan berdampak di ruang lingkup pekerjaan sehingga
menciptakan lulusan yang memiliki integritas dan independensi yang menjunjung tinggi
nilai dan etika.
4
Hal tersebut didasari karena tingkat pendidikan dosen merupakan salah satu standar
penilaian kapasitas dan kredibilitas dosen sebagai tenaga pengajar. Kemampuan akuntan
pendidik menjadi satu hal yang penting dan mendasar untuk dapat mewujudkan tujuan
pendidikan, karena pada aspek ini akuntan pendidik dituntut untuk dapat melakukan
perubahan-perubahan yang mendasar agar mahasiswa lebih kreatif dan berprestasi.
Foster dan Cyntia (2000:68-71) juga 3 mengemukakan bahwa untuk menghantarkan
mahasiswa sukses di masa depan, diperlukan tiga kompetensi utama yaitu functional,
personal, dan broad business perspective. Lebih lanjut bahwa penguasaan dan pelaksanaan
dalam knowledge, skill, dan character menjadi acuan untuk menghadapi perubahan yang
terjadi dalam dunia akuntansi. Terdapat berbagai skandal keuangan di beberapa
perusahaan dunia termasuk Indonesia yang juga melibatkan akuntan, maka tuntutan akan
perubahan yang diarahkan kepada profesi akuntan baik secara langsung maupun tidak
langsung telah menuntut pula dunia pendidikan akuntansi sebagai pencetak tenaga-tenaga
akuntan untuk berbenah.
Pendidikan akuntansi di Indonesia memiliki peran dan tanggung jawab besar untuk
mencetak lulusan mahasiswa menjadi seorang akuntan yang professional dan beretika
dalam bidangnya. Contoh kasus pelanggaran etika yang dilakukan akuntan yaitu kasus
Enron Inc yang mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus makin
terungkap sampai tahun 2002. Dalam proses pengusutan sebab -sebab kebangkrutan itu
Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing.
Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta,
dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar.yang melibatkan salah satu
Kantor Akuntan Publik (KAP) terbesar di dunia, yakni Arthur Anderson yang merekayasa
keuangan Enron Inc. selama beberapa periode. Selain itu kasus pelanggaran etika yang
dilakukan oleh seorang akuntan pajak di Indonesia dengan dugaan perekayasaan pajak
dari 151 perusahaan besar yang berada di Indonesia, yakni Gayus Tambunan. 4 Berbagai
pelanggaran etika di atas seharusnya tidak terjadi apabila setiap akuntan mempunyai
pengetahuan, pemahaman, kemauan untuk menerapkan nilai-nilai moral dan etika secara
memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesinya.
Oleh karena itu, pendidikan akuntansi harus memiliki akuntan pendidik yang dapat
menyampaikan makna etika melalui perilaku yang sesuai etika profesinya agar para
mahasiswa calon akuntan tersebut pun kelak akan menjalankan profesi akuntannya sesuai
dengan etika profesi akuntan yang berlaku. Keberhasilan pendidikan dan kualitas
produktivitas dari perguruan tinggi, juga ditentukan peran dan fungsi akuntan pendidik
5
dalam mengelola kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual. Hal ini menjadi alasan
mengapa profesionalisme akuntan pendidik dituntut agar terus berkembang sesuai dengan
perkembangan jaman.
Selain faktor profesionalisme akuntan pendidik, faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi mahasiswa yaitu metode pembelajaran. Metode pembelajaran adalah salah satu
faktor yang menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Pemilihan dan
penggunaan metode yang tepat sesuai dengan tujuan kompetensi sangat diperlukan.
Karena metode adalah cara yang digunakan oleh akuntan pendidik untuk mengadakan
hubungan dengan mahasiswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Untuk itu
akuntan pendidik sebagai pengarah dan pembimbing tidak hanya pandai dalam memilih
metode pembelajaran namun usaha akuntan pendidik untuk mengoptimalkan komponen
pembelajaran diperlukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar.
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Profesionalisme Akuntan Pendidik Dan Metode Pembelajaran Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi Mahasiswa”.
1.3 Tujuan
Mengacu pada latar belakang, dan rumusan masalah terdapat beberapa tujuan
yang ingin dicapai sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa pengaruh profesionalisme akuntan pendidik
terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa
2. Untuk mengetahui metode pembelajaran apa saja yang dilakukan pada proses
belajar mengajar dalam kelas sehinggal berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa itu sendiri
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Motivasi Prestasi
2.1.1 Pengertian teori motivasi prestasi
McClelland menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi,
karena orang yang berhasil dalam bisnis dan industri adalah orang yang
berhasil menyelesaikan segala sesuatu. Ia menandai tiga motivasi
utama yaitu
1. Penggabungan
2. Kekuatan
3. Dan Prestasi
Tidak seperti Maslow, McClelland tidak mengklasifikasikan
motivasi di dalam hierarki, tetapi sebagai keragaman diantara orang
berkedudukan. Ia menandai sifat-sifat dasar dari orang awam berikut
dengan kebutuhan pencapaian yang tinggi yaitu :
1. Selera akan keadaan yang menyebabkan seseorang dapat
bertanggungjawab secara pribadi
2. Kecenderungan menentukan sasaran-sasaran yang pantas (sedang)
dan memperhitungkan resikonya
3. Keinginan untuk mendapatkan umpan balik yang jelas atas kinerja
Terhadap manajemen dan pengembangan para manajer,
pengaruhnya adalah motivasi prestasi dapat dikembangkan. Orang-
orang belajar cepat dan lebih baik apabila mereka sangat termotivasi
untuk mencapai sasarannya, mereka selalu mau menerima nasihat dan
saran tentang cara meningkatkan kinerjanya
8
Semua faktor yang dicantumkan oleh porter dan lawler saling
tumpeng tindih dan tergantung. Walapun mungkin semua faktor
memengaruhi motivasi seseorang, sulit untuk menetapkan penyebab
pengaruh yang jelas. Model porter dan lawler memang membantu
melukiskan bahwa mendorong minat pegawai dan mencapai kinerja
yang lebih tinggi bukanlah soal yang lugas dan dipengaruhi oleh
variabel. Yang dapat dikerjakan oleh para manajer adalah sadar tentang
semua keragaman tersebut dan memperhitungan waktu merancang
sistem-sistem kerja dan mempertimbangkan pemberian imbalan.
9
2.1.4 Teori Lain
Ada sejumlah teori lain tentang motivasi dalam pekerjaan, yaitu :
a. Teori keadilan (equity) – Teori ini menonjolkan kenyataan
bahawa motivasi seseorang mungkin dipengaruhi oleh
perasaan seberapa baikkah mereka diperlakukan didalam
organisasi apabila dibandingkan dengan orang lain.
Kalau orang merasa diperlakukan orang-orang terhadapnya
tidak sebaik perlakuan orang-orang itu terhadap orang lain
yang dianggap sebanding, kemungkinan besar orang itu
kurang terdorong untuk menyajikan kinerja yang baik
b. Teori Sasaran (goal) – teori ini didasarkan pada kepercayaan
bahwa sasaran yang benar-benar jelas memang membantu
mendorong minat orang dan hal itu cenderung untuk
mendorong organisasi berupaya mengembangkan rencana
konerja manajemen yang lengkap
c. Teori perlambang (attribution)–teori ini menyatakan bahwa
motivasi tergantung pada faktor-faktor internal, seperti
atribut pribadi seseorang dan faktor-faktor luar yang
mungkin berupa kebijakan organisasi, derajat kesulitan
pekerjaan yang dtangani dan sebagainya
10
2.2 Profesionalisme
2.2.1 Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme adalah tingkat penguasaan dan pelaksanaan
terhadap tiga hal, yaitu knowledge, skill, dan, character . Menurut
Novin dan Tucker dalam Wulansari, (2008). Seorang yang profesional
akan mempunyai tingkat tertentu pada ketiga bidang tersebut. Seorang
pengajar akuntansi sangat mutlak memerlukan profesionalisme yang
cukup. Menurut Tjiptohadi (2003), profesionalisme dari segi bahasa
memiliki beberapa makna, yaitu sebagai berikut:
Profesionalisme berarti suatu keahlian, mempunyai kualifikasi
tertentu, berpengalaman sesuai dengan bidang keahliannya, atau
memperoleh imbalan karena keahliannya. Oleh karena itu, seseorang
biasa dikatakan professional bila ia telah mengikuti pendidikan tertentu
yang menyebabkan ia mempunyai keahlian atau kualifikasi tertentu..
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental
dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk
senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.
Seorang dosen yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan
tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan
dan peningkatan kualitas profesional melalui berbagai cara dan strategi.
Ia akan selalu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman sehingga keberadaannya senantiasa memberikan
makna profesional. Biasanya dipahami sebagai suatu kualitas yang
wajib dipunyai oleh setiap eksekutif yang baik. 10 Biasanya dipahami
sebagai suatu kualitas yang wajib dipunyai oleh setiap eksekutif yang
baik.
Ciri-ciri profesionalisme menurut Widyastuti (2003) yaitu:
1. Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta
kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan
bidangnya.
2. Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam
menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi
11
cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan
terbaik atas dasar kepekaan.
3. Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan
mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di
hadapannya.
4. Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan
pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat
orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri
dan perkembangan pribadinya
Indikator profesionalisme para akuntan pendidik (dosen)
adalah sebagai berikut. Tabel 2.2.1
Sumber: Adel M Novin dan John M Tucker dalam
Wulandari, (2008)
12
2.2.2 Pengetahuan (Knowledge)
1. General Knowledge
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. Pengetahuan terdiri atas kepercayaan tentang
kenyataan (reality). Salah satu cara untuk mendapat pengetahuan pada
umumnya adalah dari tradisi atau dari yang berwenang di masa lalu.
Cara lain untuk mendapat pengetahuan adalah dengan pengamatan dan
eksperimen (Novin dan Tucker dalam Wulandari 2008). Seorang dosen
yang profesional harus memiliki pengetahuan umum yang luas.
Sehingga dosen tidak hanya menguasai satu jalur pengetahuan saja
yang sesuai dengan jurusannya.
Pengetahuan umum yang harus dimiliki oleh dosen akuntansi seperti
pengetahuan mengenai kondisi keuangan negara, berita politik, dan
pengetahuan umum lainnya.
2. Accounting Education Knowledge
Pengetahuan akuntansi adalah ilmu informasi yang mencoba
mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara
melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan akibatnya yang
dikelompokkan kedalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti
aktiva, utang, modal, hasil, biaya dan laba. Adapun pengetahuan
akuntansi yang diajarkan sesuai dengan kurikulum yang ada seperti
akuntansi keuangan, auditing, akuntansi biaya, akuntansi manajemen,
komputerisasi akuntansi, teori akuntansi, dan sebagainya.
Pengetahuan akuntansi bagi seorang akuntan pendidik yang
profesional seperti dapat menjelaskan perkembangan standar
akuntansi, perkembangan teori akuntansi, menguraikan akuntansi
kontemporer, menyisipkan kasus-kasus dalam dunia bisnis yang
melibatkan peran akuntan, etika profesi akuntan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, dalam setiap mengajar sebaiknya akuntan pendidik
juga harus memberikan pengetahuan tentang bidang akuntansi secara
luas seiring dengan perkembangan pengetahuan.
13
2.2.3 Keahlian ( Skill )
Problem solving skill Merupakan bagian dari pemikiran. Pemecahan
masalah telah digambarkan sebagai higher-order proses teori yang
memerlukan kendali keahlian yang lebih rumit dan pokok. Problem solving
skill dalam meningkatkan profesionalisme akuntan pendidik misalnya,
akuntan pendidik memberikan kasus- kasus yang berhubungan dengan
kuliah yang diberikan, akuntan pendidik memberikan pekerjaan rumah
kepada mahasiswanya, memberikan kuis secara rutin untuk melatih
mahasiswa,meminta mahasiswa untuk maju ke depan dalam memecahkan
masal dalam diskusi, dan lain sebagainya. Problem solving skill ditujukan
agar seorang akuntan pendidik dapat mendidik mahasiswanya dengan baik
dan agar mahasiswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
1. Speaking Skill
Keterampilan berbicara (speaking skill) adalah kemampuan
mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau
kelompok secara lisan, baik berhadapan ataupun dengan jarak jauh.
Adapun speaking skill akuntan pendidik pada waktu proses belajar
misalnya seberapa jauh akuntan pendidik dapat mempresentasikan materi
kuliah dengan kata-kata maupun kalimat yang mudah dipahami oleh
mahasiswa baik dalam bahasa indonesia maupun bahasa asing, mampu
menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa,
memberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempresentasikan
makalahnya, dan memberikan waktu khusus untuk berdiskusi di kelas.
2. Writing Skill dan Research Skill
Writing skill adalah kemampuan spesifik yang membantu penulis
menaruh pikiran mereka dalam kata-kata dan bentuk yang bermakna di
mana mental berinteraksi melalui pesan. Writing skill bagi akuntan
pendidik yang profesional mislanya dengan memberikan tugas makalah
sesuai materi kuliah, karena pemberian tugas dalam bentuk makalah akan
dapat melatih mahasiswa dalam keahlian menulis serta mengkoreksi
penulisan makalah tersebut. Sedangkan dalam bidang Research Skill, dosen
harus aktif dalam penelitian di mana mahasiswa dilibatkan di dalamnya dan
akuntan pendidik melalukan penelitian secara kontinyu dan dapat
dipublikasikan (Ramendra dan Sri, 2007:19).
14
3. Micro-Computer Skill dan Quantitative Skill
Kemampuan dasar komputer perlu diberikan secara baik sehingga
mampu untuk mengoperasikannya kepada mahasiswa di ruangan. Micro-
Computer Skill yang dibutuhkan akuntan pendidik yang profesional adalah
akuntan pendidik harus mampu menjelaskan tentang program-program
komputer yang terbaru, dan juga dalam setiap memberikan tugas, akuntan
pendidik mewajibkan mahasiswanya untuk menggunakan komputer.
Untuk itu akuntan pendidik harus menguasai program aplikasi komputer.
Sedangkan quantitative skill bagi akuntan pendidik adalah akuntan
pendidik mampu memberikan contoh-contoh perhitungan, memberikan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang bersifat kuantitatif secara lancar
dan mampu melakukan footing dan cross-footing secara tepat tanpa alat
bantu.
15
2.3 Profesionalisme Akuntan Pendidik
2.3.1 Profesi Akuntan
Menurut Daulay (2016), akuntan adalah sebutan dan gelar
profesional yang diberikan kepada seorang sarjana yang telah
menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi pada
suatu universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk). Menurut International Federation
Accountants (IFAC), akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang
menggunakan bidang keahlian akuntansi, yang termasuk dalam
bidang akuntan sendiri meliputi akuntan publik, akuntan intern yang
bekerja pada perusahaan atau swasta, akuntan pemerintahan, dan
akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan ialah
lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan
publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan akuntansi, audit, pajak,
dan konsultan manajemen.
Profesi akuntan dianggap menjadi profesi yang
membanggakan dan memiliki kedudukan yang tinggi serta
keberadaannya sangat tergantung atas pengakuan dan kepercayaan
masyarakat. Tingkat kepercayaan masyarakat sangat tergantung
bagaimana seorang akuntan dapat bertindak dan menaati etika
profesinya. Oleh karena itu, akuntan dalam menjalankan tugas dan
fungsinya harus tunduk dan menjunjung tinggi pada kode etik profesi
yang telah ditetapkan yaitu Kode Etik Akuntan Indonesia (Lubis,
2017). Berdasarkan dari jenis profesi yang dipilih oleh sarjana
akuntansi menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi yang telah
menyelesaikan jenjang strata satunya (S1) dapat mengambil bidang
profesi akuntansi lainnya. Menurut Suwardjono (2002), Konsep
pendidikan akuntan dan penjenjangan yang harus ditempuh sebagai
seorang akuntan sebagaimana dilukiskan pada
16
Departemen Profesi: IAI atau IAPI Departemen
Akuntan Publik
S3
(APB/CPA)
Akuntan Manajemen
(AMB)
S2 Akuntan Pemerintah
Akuntan Pendidik
Ijin Praktik
Sertifikasi
S1
17
2.3.2 Akuntan Pendidik
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat
memerlukan kepercayaandari masyarakat yang dilayaninya. Profesi
akuntansi merupakan sebuah profesi yangmenyediakan jasa atestasi
maupun non atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etikyang
ada. Seseorang yang berkompeten di suatu profesi tertentu,
disebut profesional. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, seseorang haruslah profesional, agar apa yang mereka
kerjakan mendapatkan hasil yang bernilai tinggi dan dapat
dipertanggungjawabkan. Yang dimaksud dengan profesi akuntan
adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di
bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik,akuntan
intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang,
akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.
Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang
dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya
terdiridari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.
Di Indonesia, salah satu peraturan yang mengatur masalah profesi
akuntan publik adalah PP No 20 tahun 2015 tentangPraktik Akuntan
Publik. Didalam Peraturan Pemerintah tersebut dijelaskan bahwa
ProfesiAkuntan Publik merupakan profesi yang memiliki peran
strategis dalam mendukung perekonomian yang sehat dan
efisien, serta meningkatkan kualitas dan kredibilitas informasi
keuangan. Dalam hal ini profesi Akuntan Publik menjadi salah satu
pilar dalam upaya peningkatan transparansi dan akuntabilitas.
Meskipun tujuan utamanya adalah perlindungan publik,
Undang- undang tersebut juga bertujuan untuk melindungi profesi
Akuntan Publik.
Peraturan Pemerintah ini mengatur ketentuan lebih lanjut
mengenai:
Ujian profesi Akuntan Publik;
Pendidikan Profesional Berkelanjutan;
18
Penyusunan dan penetapan Standar Profesional Akuntan
Publik;
Pembatasan jasa audit;
Persyaratan dan tata tata cara pengunduran diri Akuntan Publik;
Laporan;
Kerjasama KAP dengan KAPA atau OAA; dan
Sanksi administratif.
Jika dilihat dari Bab yang ada didalam Peraturan Pemerintah
tersebut,Terlihat
jelas bahwa profesionalisme seorang akuntan publik benar-
benar harus dijaga dan dikembangkanseiring perkembangan jaman.
Yang diatur dalam peraturan tersebut adalah mulai
dari bagaimana seseorang untuk bisa menjadi akuntan publik,
bagaimana setelah
menjadiakuntan publik, dan bagaimana mengundurkan diri dari akunt
an publik.
Bahkan di akhir peraturan tersebut mengatur mengenai sanksi
administratif yang akan diberikan kepada akuntan public yang
melanggar regulasi yang ada. Di samping Peraturan Pemerintah,
asosiasi profesi dalam hal ini IAI juga telangmenyusun Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia
dijabarkan dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur
perilaku akuntan yangmenjadi anggota IAI yang berpraktik dalam
profesi akuntan publik. Kode Etik IAI dibagimenjadi empat:
(1) Prinsip Etika,
(2) Aturan Etika,
(3) Interpretasi Aturan Etika,
(4) Tanya dan jawab.
Dalam hal ini seorang akuntan dapat berlaku hanya sebagi
profesi yaitu dengan hanyamelaksanakan pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian akuntansi atau berlaku sebagai profesioanal agar
pekerjaan yang dilakukan mendapatkan hasil yang bernilai tinggi dan
19
dapat di pertanggungjawabkan dengan memenuhi kode etik dan
peraturan yang berlaku.
20
Persyaratan untuk menjadi akuntan pendidik tidak jauh beda
dengan persyaratan profesi akuntan lainnya yaitu seseorang berhak
menyandang gelar Akuntan bila telah memenuhi syarat antara lain:
Pendidikan Sarjana jurusan Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Perguruan
Tinggi yang telah diakui menghasilkan gelar Akuntan atau perguruan
tinggi swasta yang berafiliasi ke salah satu perguruan tinggi yang telah
berhak memberikan gelar Akuntan. Selain itu, bisa mengikuti Ujian
Nasional Akuntansi (UNA) yang diselenggarakan oleh konsorsium
Pendidikan Tinggi Ilmu Ekonomi yang didirikan dengan SK Mendikbud
RI tahun 1976.
21
dapat digunakan mahasiswa untuk mencari alternatif pemecahan
masalah dengan anggota kelompoknya.
24
Akuntansi Mahasiswa (Y) 27 menyoroti bahwa akuntan pengajar
mutlak diperlukan penguasaan dan pelaksanaan atas knowledge, skill,
dan character.. Pada penelitian sebelumnya ( Mulyasari 2012) tentang
profesionalisme menyoroti profesionalisme akuntan pendidik dan
metode pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa. Hasil
analisis menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan
antara profesionalisme akuntan pendidik terhadap tingkat prestasi
mahasiswa.
25
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Teori Motivasi Prestasi menurut McClelland merupakan menekankan
kebutuhan akan prestasi sebagai faktor motivasi utama. Dia mengidentifikasi tiga
motivasi utama: penggabungan, kekuatan, dan prestasi.
Karakteristik dari teori motivasi adalah orang yang memiliki kebutuhan
pencapaian yang tinggi cenderung memiliki karakteristik seperti keinginan
bertanggung jawab, menetapkan tujuan yang realistis, dan mendapatkan umpan balik
yang jelas atas kinerja mereka.
Teori Harapan (Teori Vroom) merupakan keyakinan individu tentang
hubungan antara usaha yang mereka berikan dan hasil yang mereka harapkan.
Komponen dari Vroom mengidentifikasi tiga elemen kunci: valensi (nilai hasil),
instrumentalitas (hubungan antara hasil dan tujuan lain), dan harapan (keyakinan akan
mencapai hasil tertentu).
Teori Jalur-Tujuan House-Mitchell Teori ini adalah menekankan peran
pemimpin dalam membantu bawahan mencapai tujuan pribadi mereka sekaligus
tujuan organisasi.
Teori Keadilan (Equity) adalah perlakuan adil terhadap individu dalam organisasi agar
motivasi tetap tinggi.
Teori Sasaran (Goal) adalah Mengemukakan bahwa tujuan yang jelas dan spesifik
dapat meningkatkan motivasi.
Teori Atribusi (Attribution): Menyatakan bahwa motivasi dipengaruhi oleh faktor
internal (atribut personal) dan eksternal (kebijakan organisasi, tingkat kesulitan
pekerjaan, dll).
Setiap teori memberikan wawasan yang berbeda tentang motivasi dalam
konteks pekerjaan dan bagaimana pengaruhnya dapat dimengerti dan dikelola oleh
manajer. Hal ini memungkinkan manajemen untuk merancang sistem kerja yang lebih
efektif dan mempertimbangkan kebutuhan individu dalam mencapai tujuan organisasi.
26
Knowledge: Memiliki pengetahuan yang luas dan spesifik dalam
bidangnya, diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman.
Skill: Menguasai keterampilan khusus yang dibutuhkan dalam
melaksanakan tugasnya dengan efektif, termasuk penggunaan peralatan
dan analisis masalah.
Character: Memiliki sikap mental yang menunjukkan komitmen,
orientasi ke depan, kemandirian, serta kemampuan dalam mengambil
keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan berbagai perspektif.
Seorang pengajar akuntansi yang profesional harus memiliki ketrampilan
teknis dalam akuntansi, memahami perkembangan terkini dalam bidang
tersebut, serta mampu mengajar dengan cara yang sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan zaman. Profesionalisme juga melibatkan
sikap terbuka terhadap pendapat orang lain sambil tetap memiliki
kecermatan dalam memilih solusi terbaik untuk perkembangan pribadi
dan profesionalnya.
Ciri-ciri profesionalisme yang disebutkan oleh Widyastuti (2003)
menyoroti keterampilan, kecerdasan analitis, orientasi masa depan, dan kemampuan
untuk mandiri serta terbuka terhadap berbagai pandangan.
Profesionalisme bagi seorang dosen akuntansi tidak hanya mencakup
kemahiran teknis dalam bidangnya, tapi juga kemampuan untuk terus belajar,
mengikuti perkembangan terkini, dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang
terus berlangsung.
27
ditetapkan oleh lembaga pendidikan di mana mereka bekerja. Selain itu, mereka juga
diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.
Tanggung jawab utama seorang akuntan pendidik mencakup melakukan
pendidikan, penelitian, serta memberikan kontribusi kepada masyarakat,
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, mengukur dan mengevaluasi
hasil pembelajaran, serta terus meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi
mereka sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
28
5. Tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi
Pemahaman Akuntansi Mahasiswa adalah tingkat pemahaman mahasiswa
terhadap akuntansi tidak hanya tercermin dalam nilai yang diperolehnya di mata kuliah,
tetapi juga dalam kemampuannya untuk memahami dan menguasai konsep-konsep
yang terkait. Pemahaman ini dinyatakan dengan kemampuan menerapkan ilmu
akuntansi dalam kehidupan bermasyarakat atau di dunia kerja.
Dua Bidang Kajian Akuntansi dalam lingkungan perguruan tinggi, akuntansi
dipandang sebagai dua bidang kajian: bidang praktek dan bidang teori. Bidang praktek
berkaitan dengan implementasi prinsip-prinsip akuntansi dalam menyusun laporan
keuangan yang dapat diterima secara umum. Prinsip-prinsip ini menjadi pedoman
dalam penyusunan laporan keuangan yang harus sesuai dengan standar yang berlaku
(misalnya, GAAP di Amerika Serikat). Sementara bidang teori fokus pada penjelasan,
deskripsi, dan argumen yang mendukung praktek akuntansi, yang semuanya tercakup
dalam teori akuntansi.
Jadi, pemahaman mahasiswa terhadap akuntansi diukur bukan hanya dari nilai
yang diperolehnya, tetapi juga dari kemampuan mereka dalam menerapkan konsep-
konsep akuntansi dalam konteks kehidupan bermasyarakat atau dunia kerja. Mata
kuliah tertentu digunakan sebagai indikator dalam mengukur pemahaman ini karena
menggambarkan berbagai aspek fundamental dari ilmu akuntansi.
29
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd 2023. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. nama penerbit : Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi pembelajaran berorientasi proses pendidikan. Jakarta : Prenada Media
Grup
Kamayati, Ari. 2019. Akuntansi Keprilakuan : Telaah Role Play, Latihan dan Desain Riset
(Pembelajaran Dialogis). Jakarta : Peneleh
30