Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH SEMINAR AKUTANSI KEUANGAN

PENGARUH PROFESIONALISME AKUNTAN PENDIDIK


DAN METODE PEMBELAJARAN TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN
MAHASISWA AKUNTANSI

Disusun Oleh :
Valentina Dinda Natalia
203403020006

UNIVERSITAS MPU TANTULAR


FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul "Pengaruh
Profesionalisme Akuntan Pendidik dan Metode Pembelajaran Terhadap Tingkat
Pemahaman Mahasiswa Akuntansi".
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari Bapak Maurits Sipahutar, S.E., M.M
Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca serta bagi penulis
sendiri.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Maurits Sipahutar, S.E., M.M, pada
kuliah Seminar Akuntansi Keuangan. yang sudah mempercayakan tugas ini kepada penulis,
sehingga sangat membantu penulis untuk memperdalam pengetahuan pada bidang studi yang
sedang ditekuni.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi
pengetahuannya kepada penulis, sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan
dari makalah ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan semoga dapat memberikan manfaaat.

Jakarta, 23 November 2023

Valentina Dinda Natalia

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 6
1.3 Tujuan ................................................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 7
2.1 Teori Motivasi Prestasi ......................................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian teori motivasi prestasi ...................................................................... 7
2.1.2 Teori Harapan ..................................................................................................... 7
2.1.3 Teori Jalur-Tujuan House-Mitchell (House-Mitchell-Goal-Theory) ................. 9
2.1.4 Teori Lain ......................................................................................................... 10
2.2 Profesionalisme ................................................................................................................... 11
2.2.1 Pengertian Profesionalisme .............................................................................. 11
2.2.2 Pengetahuan (Knowledge) ................................................................................ 13
2.2.3 Keahlian ( Skill ) .............................................................................................. 14
2.2.4 Karakter ( Character ) ....................................................................................... 15
2.3 Profesionalisme Akuntan Pendidik ..................................................................................... 16
2.3.1 Profesi Akuntan ................................................................................................ 16
2.3.2 Akuntan Pendidik............................................................................................................ 18
2.3.3 Profesionalisme Akuntan Pendidik .................................................................. 20
2.4 Metode pembelajaran mahasiswa akuntansi ....................................................................... 21
2.5 Metode pembelajaran diskusi kelompok .......................................................... 21
2.6 Tingkat Pemahaman Akuntansi .......................................................................................... 23
2.6.1 Akuntansi ......................................................................................................... 23
2.6.2 Pemahaman Akuntansi ..................................................................................... 23
2.6.3 Profesionalisme Akuntan Pendidik Berpengaruh Positif Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi Mahasiswa. ................................................................................ 24
2.6.4 Metode Pembelajaran Berpengaruh Positif Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi Mahasiswa ..................................................................................................... 25
BAB III KESIMPULAN .................................................................................................................... 26
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 30

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu sarana untuk menumbuh kembangkan kualitas sumber
daya manusia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar
yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Pentingnya
pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena
berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan
sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.
Pendidikan yang bermutu cenderung dipengaruhi oleh profesionalisme dosen dalam
mendidik mahasiswa karena objektivitas dalam pembelajaran yang komunikatif oleh
dosen terhadap mahasiswa yang menggambarkan profesionalisme dosen secara teoretis
akan memudahkan transfer ilmu dan pengetahuan yang bermuara pada peningkatan
prestasi mahasiswa dalam dunia pendidikan.
Pada tingkat perguruan tinggi, mahasiswa merupakan orang-orang yang sedang
mengikuti pendidikan yang tentunya mempunyai harapan akan keberhasilan studi demi
masa depannya. Salah satu tolak ukur keberhasilan mahasiswa adalah 2 memperoleh nilai
yang tinggi dihitung berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Menurut Nadsiruddin
dalam Diminarni (2010) menyatakan sebagai berikut Indeks prestasi kumulatif merupakan
angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif
mulai dari semester pertama sampai dengan semester yang paling akhir ditempuh. Namun
antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lainnya berbeda dalam pencapaian
prestasi belajar.
Ada yang mampu mencapai prestasi tinggi, namun ada juga mahasiswa yang rendah
prestasi belajarnya. Banyak faktor yang memengaruhi kontribusi terhadap pencapaian
Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa, salah satunya profesionalisme akuntan pendidik.
Paradigma baru prestasi belajar mahasiswa memberikan peluang dan tantangan yang besar
bagi perkembangan profesionalisme, baik pada preservice dan inservise akuntan pendidik.
Seorang pengajar akuntansi yang baik seharusnya memerlukan profesionalisme yang
tinggi sesuai dengan disiplin ilmu yang di terapkan. Kemudian dapat dikatakan bahwa
tingkat pendidikan dosen akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap peningkatan
prestasi mahasiswa yang nantinya akan berdampak di ruang lingkup pekerjaan sehingga
menciptakan lulusan yang memiliki integritas dan independensi yang menjunjung tinggi
nilai dan etika.

4
Hal tersebut didasari karena tingkat pendidikan dosen merupakan salah satu standar
penilaian kapasitas dan kredibilitas dosen sebagai tenaga pengajar. Kemampuan akuntan
pendidik menjadi satu hal yang penting dan mendasar untuk dapat mewujudkan tujuan
pendidikan, karena pada aspek ini akuntan pendidik dituntut untuk dapat melakukan
perubahan-perubahan yang mendasar agar mahasiswa lebih kreatif dan berprestasi.
Foster dan Cyntia (2000:68-71) juga 3 mengemukakan bahwa untuk menghantarkan
mahasiswa sukses di masa depan, diperlukan tiga kompetensi utama yaitu functional,
personal, dan broad business perspective. Lebih lanjut bahwa penguasaan dan pelaksanaan
dalam knowledge, skill, dan character menjadi acuan untuk menghadapi perubahan yang
terjadi dalam dunia akuntansi. Terdapat berbagai skandal keuangan di beberapa
perusahaan dunia termasuk Indonesia yang juga melibatkan akuntan, maka tuntutan akan
perubahan yang diarahkan kepada profesi akuntan baik secara langsung maupun tidak
langsung telah menuntut pula dunia pendidikan akuntansi sebagai pencetak tenaga-tenaga
akuntan untuk berbenah.
Pendidikan akuntansi di Indonesia memiliki peran dan tanggung jawab besar untuk
mencetak lulusan mahasiswa menjadi seorang akuntan yang professional dan beretika
dalam bidangnya. Contoh kasus pelanggaran etika yang dilakukan akuntan yaitu kasus
Enron Inc yang mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus makin
terungkap sampai tahun 2002. Dalam proses pengusutan sebab -sebab kebangkrutan itu
Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing.
Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta,
dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar.yang melibatkan salah satu
Kantor Akuntan Publik (KAP) terbesar di dunia, yakni Arthur Anderson yang merekayasa
keuangan Enron Inc. selama beberapa periode. Selain itu kasus pelanggaran etika yang
dilakukan oleh seorang akuntan pajak di Indonesia dengan dugaan perekayasaan pajak
dari 151 perusahaan besar yang berada di Indonesia, yakni Gayus Tambunan. 4 Berbagai
pelanggaran etika di atas seharusnya tidak terjadi apabila setiap akuntan mempunyai
pengetahuan, pemahaman, kemauan untuk menerapkan nilai-nilai moral dan etika secara
memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesinya.
Oleh karena itu, pendidikan akuntansi harus memiliki akuntan pendidik yang dapat
menyampaikan makna etika melalui perilaku yang sesuai etika profesinya agar para
mahasiswa calon akuntan tersebut pun kelak akan menjalankan profesi akuntannya sesuai
dengan etika profesi akuntan yang berlaku. Keberhasilan pendidikan dan kualitas
produktivitas dari perguruan tinggi, juga ditentukan peran dan fungsi akuntan pendidik
5
dalam mengelola kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual. Hal ini menjadi alasan
mengapa profesionalisme akuntan pendidik dituntut agar terus berkembang sesuai dengan
perkembangan jaman.
Selain faktor profesionalisme akuntan pendidik, faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi mahasiswa yaitu metode pembelajaran. Metode pembelajaran adalah salah satu
faktor yang menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Pemilihan dan
penggunaan metode yang tepat sesuai dengan tujuan kompetensi sangat diperlukan.
Karena metode adalah cara yang digunakan oleh akuntan pendidik untuk mengadakan
hubungan dengan mahasiswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Untuk itu
akuntan pendidik sebagai pengarah dan pembimbing tidak hanya pandai dalam memilih
metode pembelajaran namun usaha akuntan pendidik untuk mengoptimalkan komponen
pembelajaran diperlukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar.
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Profesionalisme Akuntan Pendidik Dan Metode Pembelajaran Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi Mahasiswa”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, diperoleh
beberapa rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu teori motivasi prestasi
2. Pengertian dari profesionalisme
3. Apa itu profesionalisme akuntan pendidik
4. Apa saja metode pembelajaran mahasiswa akuntansi
5. Bagaimana tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi

1.3 Tujuan
Mengacu pada latar belakang, dan rumusan masalah terdapat beberapa tujuan
yang ingin dicapai sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa pengaruh profesionalisme akuntan pendidik
terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa
2. Untuk mengetahui metode pembelajaran apa saja yang dilakukan pada proses
belajar mengajar dalam kelas sehinggal berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa itu sendiri

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Motivasi Prestasi
2.1.1 Pengertian teori motivasi prestasi
McClelland menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi,
karena orang yang berhasil dalam bisnis dan industri adalah orang yang
berhasil menyelesaikan segala sesuatu. Ia menandai tiga motivasi
utama yaitu
1. Penggabungan
2. Kekuatan
3. Dan Prestasi
Tidak seperti Maslow, McClelland tidak mengklasifikasikan
motivasi di dalam hierarki, tetapi sebagai keragaman diantara orang
berkedudukan. Ia menandai sifat-sifat dasar dari orang awam berikut
dengan kebutuhan pencapaian yang tinggi yaitu :
1. Selera akan keadaan yang menyebabkan seseorang dapat
bertanggungjawab secara pribadi
2. Kecenderungan menentukan sasaran-sasaran yang pantas (sedang)
dan memperhitungkan resikonya
3. Keinginan untuk mendapatkan umpan balik yang jelas atas kinerja
Terhadap manajemen dan pengembangan para manajer,
pengaruhnya adalah motivasi prestasi dapat dikembangkan. Orang-
orang belajar cepat dan lebih baik apabila mereka sangat termotivasi
untuk mencapai sasarannya, mereka selalu mau menerima nasihat dan
saran tentang cara meningkatkan kinerjanya

2.1.2 Teori Harapan


Teori harapan didasarkan pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi
oleh perasaan mereka tentang gambaran hasil Tindakan mereka.
Contohnya, orang yang menginginkan kenaikan pangkat akan
menunjukan kinerja yang baik kalua mereka menganggap kinerja yang
tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat.
Vroom mengembangkan sebuah teori yang didasarkan pada apa
yang ia gambarkan sebagai kemampuan bersenyawa (Valence), alat
perantara (Instrumentaly) dan harapan (expentacy). Kemampuan
7
bersenyawa adalah pilihan lebih baik seseorang akan tercapainya hasil
tertentu. Hasil tersebut misalnya, produktivitas tinggi. Namun, itu pun
hanya dinilai pada suatu batas yang dapat membantu orang tersebut
mencapai hasil-hasil lain, seperti kenaikan gaji atau kenaikan pangkat.
Sejauh mana hasil keduanya dapat dicapai, dirumuskan sebagai alat
perantara. Terakhir, harapan berhubungan dengan kekuatan
kepercayaan orang itu bahwa kegiatan-kegiatan tertentu membawa
hasil tertentu.
Untuk para manajer, pengaruhnya adalah hubungan antara imbalan
dan Upaya yang harus dibuat jelas, serta imbalan itu sejauh mungkin
harus memenuhi kebutuhan masing-masing pegawai. Masalahnya tentu
saja kebutuhan dan harapan setiap orang berbeda. Walaupun beberapa
orang mungkin terdorong semangatnya oleh imbalan keuangan dan
pengembangan pribadi.
Teori Vroom dikembangkan lebih jauh oleh porter dan lawler ,
mereka menunjukan, kenaikan Upaya tidak perlu menyebabkan kinerja
yang lebih tinggi, karena terdapat sejumlah variable lain yang
diperhitungkan. Termasuk:
a. Anggapan orang yang bersangkutan akan nilai imbalan
b. Sejauh mana orang mengharapkan hasil tertentu dan arah Tindakan
tertentu
c. Jumlah Upaya yang dikerahkan oleh orang yang bersangkutan
d. Kemampuan, perangai dan keahlian tertentu yang memengaruhi
cara seseorang melakukan pekerjaan dengan baik
e. Bagaimana orang memandang perannya di dalam organisasi dan
apa yang mereka anggap sebagai perilaku yang layak
f. Perasaan tentang imbalan adil untuk Upaya yang dilakukan
g. Kepuasan orang itu mengenai pekerjaan dan organiasi

8
Semua faktor yang dicantumkan oleh porter dan lawler saling
tumpeng tindih dan tergantung. Walapun mungkin semua faktor
memengaruhi motivasi seseorang, sulit untuk menetapkan penyebab
pengaruh yang jelas. Model porter dan lawler memang membantu
melukiskan bahwa mendorong minat pegawai dan mencapai kinerja
yang lebih tinggi bukanlah soal yang lugas dan dipengaruhi oleh
variabel. Yang dapat dikerjakan oleh para manajer adalah sadar tentang
semua keragaman tersebut dan memperhitungan waktu merancang
sistem-sistem kerja dan mempertimbangkan pemberian imbalan.

2.1.3 Teori Jalur-Tujuan House-Mitchell (House-Mitchell-Goal-


Theory)
Menurut teori ini adalah bahwa merupakan tugas seorang pemimpin
untuk membantu bawahannya dalam mencapai tujuan mereka dan
untuk memberi pengarahan yang perlu atau dukungan guna
memastikan tujuan mereka sesuai dengan sasaran keseluruhan. Tingkah
laku pemimpin dianggap efektif apabila dia mampu mempengaruhi
bawahan sehingga mereka menjadi terdorong giat bekerja,
meningkatkan semangat kerja serta mereka merasa puas dan bangga
terhadap pekerjaannya. Teori ini disebut jalur-tujuan karena
menitikberatkan pada bagaimana pemimpin mempengaruhi pandangan
bawahan akan tujuan pribadi mereka (bawahan) sebagai jalur/jalan
menuju tercapainya tujuan organisasi sebagai keseluruhan. Lebih lanjut
House mengidentifikasi empat model perilaku kepemimpinan ini,
yaitu;
1. Kepemimpinan direktif, pemimpin memberitahukan kepada
bawahannya yang diharapkan dari mereka, bagaimana cara
tugas yang dihadapi dilaksanakan, memberi bimbingan
bagaimana menyelesaikan tugas-tugas.
2. Kepemimpinan suportif, dimana pemimpin bersifat ramah,
menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan, berupaya
membuat pekerjaan agar lebih menyenangkan, bersahabat dan
mudah diajak bicara.

9
2.1.4 Teori Lain
Ada sejumlah teori lain tentang motivasi dalam pekerjaan, yaitu :
a. Teori keadilan (equity) – Teori ini menonjolkan kenyataan
bahawa motivasi seseorang mungkin dipengaruhi oleh
perasaan seberapa baikkah mereka diperlakukan didalam
organisasi apabila dibandingkan dengan orang lain.
Kalau orang merasa diperlakukan orang-orang terhadapnya
tidak sebaik perlakuan orang-orang itu terhadap orang lain
yang dianggap sebanding, kemungkinan besar orang itu
kurang terdorong untuk menyajikan kinerja yang baik
b. Teori Sasaran (goal) – teori ini didasarkan pada kepercayaan
bahwa sasaran yang benar-benar jelas memang membantu
mendorong minat orang dan hal itu cenderung untuk
mendorong organisasi berupaya mengembangkan rencana
konerja manajemen yang lengkap
c. Teori perlambang (attribution)–teori ini menyatakan bahwa
motivasi tergantung pada faktor-faktor internal, seperti
atribut pribadi seseorang dan faktor-faktor luar yang
mungkin berupa kebijakan organisasi, derajat kesulitan
pekerjaan yang dtangani dan sebagainya

10
2.2 Profesionalisme
2.2.1 Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme adalah tingkat penguasaan dan pelaksanaan
terhadap tiga hal, yaitu knowledge, skill, dan, character . Menurut
Novin dan Tucker dalam Wulansari, (2008). Seorang yang profesional
akan mempunyai tingkat tertentu pada ketiga bidang tersebut. Seorang
pengajar akuntansi sangat mutlak memerlukan profesionalisme yang
cukup. Menurut Tjiptohadi (2003), profesionalisme dari segi bahasa
memiliki beberapa makna, yaitu sebagai berikut:
Profesionalisme berarti suatu keahlian, mempunyai kualifikasi
tertentu, berpengalaman sesuai dengan bidang keahliannya, atau
memperoleh imbalan karena keahliannya. Oleh karena itu, seseorang
biasa dikatakan professional bila ia telah mengikuti pendidikan tertentu
yang menyebabkan ia mempunyai keahlian atau kualifikasi tertentu..
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental
dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk
senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.
Seorang dosen yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan
tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan
dan peningkatan kualitas profesional melalui berbagai cara dan strategi.
Ia akan selalu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman sehingga keberadaannya senantiasa memberikan
makna profesional. Biasanya dipahami sebagai suatu kualitas yang
wajib dipunyai oleh setiap eksekutif yang baik. 10 Biasanya dipahami
sebagai suatu kualitas yang wajib dipunyai oleh setiap eksekutif yang
baik.
Ciri-ciri profesionalisme menurut Widyastuti (2003) yaitu:
1. Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta
kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan
bidangnya.
2. Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam
menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi

11
cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan
terbaik atas dasar kepekaan.
3. Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan
mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di
hadapannya.
4. Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan
pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat
orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri
dan perkembangan pribadinya
Indikator profesionalisme para akuntan pendidik (dosen)
adalah sebagai berikut. Tabel 2.2.1
Sumber: Adel M Novin dan John M Tucker dalam
Wulandari, (2008)

Tabel 2 1 Indikator profesionalisme para akuntan pendidik (dosen)

Knowledge Skill Caracter

• General • Problem Solving Skill • Ethics


Knowledge •Speaking Skill
• Accounting
Education
• Writing and
Knowledge
Research Skill
• Micro Computer
and Quantitative Skill

12
2.2.2 Pengetahuan (Knowledge)
1. General Knowledge
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. Pengetahuan terdiri atas kepercayaan tentang
kenyataan (reality). Salah satu cara untuk mendapat pengetahuan pada
umumnya adalah dari tradisi atau dari yang berwenang di masa lalu.
Cara lain untuk mendapat pengetahuan adalah dengan pengamatan dan
eksperimen (Novin dan Tucker dalam Wulandari 2008). Seorang dosen
yang profesional harus memiliki pengetahuan umum yang luas.
Sehingga dosen tidak hanya menguasai satu jalur pengetahuan saja
yang sesuai dengan jurusannya.
Pengetahuan umum yang harus dimiliki oleh dosen akuntansi seperti
pengetahuan mengenai kondisi keuangan negara, berita politik, dan
pengetahuan umum lainnya.
2. Accounting Education Knowledge
Pengetahuan akuntansi adalah ilmu informasi yang mencoba
mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara
melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan akibatnya yang
dikelompokkan kedalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti
aktiva, utang, modal, hasil, biaya dan laba. Adapun pengetahuan
akuntansi yang diajarkan sesuai dengan kurikulum yang ada seperti
akuntansi keuangan, auditing, akuntansi biaya, akuntansi manajemen,
komputerisasi akuntansi, teori akuntansi, dan sebagainya.
Pengetahuan akuntansi bagi seorang akuntan pendidik yang
profesional seperti dapat menjelaskan perkembangan standar
akuntansi, perkembangan teori akuntansi, menguraikan akuntansi
kontemporer, menyisipkan kasus-kasus dalam dunia bisnis yang
melibatkan peran akuntan, etika profesi akuntan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, dalam setiap mengajar sebaiknya akuntan pendidik
juga harus memberikan pengetahuan tentang bidang akuntansi secara
luas seiring dengan perkembangan pengetahuan.

13
2.2.3 Keahlian ( Skill )
Problem solving skill Merupakan bagian dari pemikiran. Pemecahan
masalah telah digambarkan sebagai higher-order proses teori yang
memerlukan kendali keahlian yang lebih rumit dan pokok. Problem solving
skill dalam meningkatkan profesionalisme akuntan pendidik misalnya,
akuntan pendidik memberikan kasus- kasus yang berhubungan dengan
kuliah yang diberikan, akuntan pendidik memberikan pekerjaan rumah
kepada mahasiswanya, memberikan kuis secara rutin untuk melatih
mahasiswa,meminta mahasiswa untuk maju ke depan dalam memecahkan
masal dalam diskusi, dan lain sebagainya. Problem solving skill ditujukan
agar seorang akuntan pendidik dapat mendidik mahasiswanya dengan baik
dan agar mahasiswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
1. Speaking Skill
Keterampilan berbicara (speaking skill) adalah kemampuan
mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau
kelompok secara lisan, baik berhadapan ataupun dengan jarak jauh.
Adapun speaking skill akuntan pendidik pada waktu proses belajar
misalnya seberapa jauh akuntan pendidik dapat mempresentasikan materi
kuliah dengan kata-kata maupun kalimat yang mudah dipahami oleh
mahasiswa baik dalam bahasa indonesia maupun bahasa asing, mampu
menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa,
memberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempresentasikan
makalahnya, dan memberikan waktu khusus untuk berdiskusi di kelas.
2. Writing Skill dan Research Skill
Writing skill adalah kemampuan spesifik yang membantu penulis
menaruh pikiran mereka dalam kata-kata dan bentuk yang bermakna di
mana mental berinteraksi melalui pesan. Writing skill bagi akuntan
pendidik yang profesional mislanya dengan memberikan tugas makalah
sesuai materi kuliah, karena pemberian tugas dalam bentuk makalah akan
dapat melatih mahasiswa dalam keahlian menulis serta mengkoreksi
penulisan makalah tersebut. Sedangkan dalam bidang Research Skill, dosen
harus aktif dalam penelitian di mana mahasiswa dilibatkan di dalamnya dan
akuntan pendidik melalukan penelitian secara kontinyu dan dapat
dipublikasikan (Ramendra dan Sri, 2007:19).
14
3. Micro-Computer Skill dan Quantitative Skill
Kemampuan dasar komputer perlu diberikan secara baik sehingga
mampu untuk mengoperasikannya kepada mahasiswa di ruangan. Micro-
Computer Skill yang dibutuhkan akuntan pendidik yang profesional adalah
akuntan pendidik harus mampu menjelaskan tentang program-program
komputer yang terbaru, dan juga dalam setiap memberikan tugas, akuntan
pendidik mewajibkan mahasiswanya untuk menggunakan komputer.
Untuk itu akuntan pendidik harus menguasai program aplikasi komputer.
Sedangkan quantitative skill bagi akuntan pendidik adalah akuntan
pendidik mampu memberikan contoh-contoh perhitungan, memberikan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang bersifat kuantitatif secara lancar
dan mampu melakukan footing dan cross-footing secara tepat tanpa alat
bantu.

2.2.4 Karakter ( Character )


1. Ethics
Etika kerja merupakan roh profesionalisme, karena pekerjaan
yang dilakukan sesuai dengan etika memungkinkan
terselenggaranya hubungan yang menghargai dan meningkatkan
harkat dan martabat sebagai manusia. Tanpa etika, profesionalisme
tidak ada, sebab perilaku kerja yang tidak etis mereduksi
kemanusiaan dengan menjadikan manusia hanya sekedar binatang
ekonomi, mesin produksi, sapi perah, atau benda yang dapat
diperlakukan seenaknya, tanpa profesionalisme orang bekerja tanpa
rasa tanggung jawab atau kepeduliaan sosial, mengeksploitasi
sumber daya alam dan sumber daya manusia demi memenuhi
kebutuhan dan ambisi liar.

15
2.3 Profesionalisme Akuntan Pendidik
2.3.1 Profesi Akuntan
Menurut Daulay (2016), akuntan adalah sebutan dan gelar
profesional yang diberikan kepada seorang sarjana yang telah
menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi pada
suatu universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk). Menurut International Federation
Accountants (IFAC), akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang
menggunakan bidang keahlian akuntansi, yang termasuk dalam
bidang akuntan sendiri meliputi akuntan publik, akuntan intern yang
bekerja pada perusahaan atau swasta, akuntan pemerintahan, dan
akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan ialah
lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan
publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan akuntansi, audit, pajak,
dan konsultan manajemen.
Profesi akuntan dianggap menjadi profesi yang
membanggakan dan memiliki kedudukan yang tinggi serta
keberadaannya sangat tergantung atas pengakuan dan kepercayaan
masyarakat. Tingkat kepercayaan masyarakat sangat tergantung
bagaimana seorang akuntan dapat bertindak dan menaati etika
profesinya. Oleh karena itu, akuntan dalam menjalankan tugas dan
fungsinya harus tunduk dan menjunjung tinggi pada kode etik profesi
yang telah ditetapkan yaitu Kode Etik Akuntan Indonesia (Lubis,
2017). Berdasarkan dari jenis profesi yang dipilih oleh sarjana
akuntansi menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi yang telah
menyelesaikan jenjang strata satunya (S1) dapat mengambil bidang
profesi akuntansi lainnya. Menurut Suwardjono (2002), Konsep
pendidikan akuntan dan penjenjangan yang harus ditempuh sebagai
seorang akuntan sebagaimana dilukiskan pada

16
Departemen Profesi: IAI atau IAPI Departemen

Pendidikan Nasional Keuangan

Akuntan Publik
S3
(APB/CPA)

Akuntan Manajemen
(AMB)

S2 Akuntan Pemerintah
Akuntan Pendidik
Ijin Praktik
Sertifikasi

S1

Program Studi Pendidikan Profesi Pengawasan


Akuntansi Akuntansi praktik akuntansi

Gambar 2. 1 Arah Dan Penjenjangan Pendidikan Akuntansi


Sumber: Suwardjono, 2002
Berdasarkan gambar 2.3.1 menunjukkan bahwa lulusan
sarjana akuntansi dapat memilih berbagai bidang alternatif profesi
akuntansi baik sebagai akuntan publik maupun akuntan non publik
apabila sudah menempuh pendidikan profesi akuntansi dan
dinyatakan lulus ujian sertifikasi profesi akuntansi. Selanjutnya,
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 216/PMK.01/2017 tentang Akuntan Beregister Pasal 1
menyatakan bahwa seseorang yang telah terdaftar pada akuntan
beregister dan telah lulus ujian sertifikasi akuntan profesional yang
diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan akan mendapatkan gelar
akuntan. Seorang akuntan yang telah memperoleh sertifikasi lulus
ujian pendidikan akuntansi dapat melakukan pengawasan praktik
akuntansi atau pengalaman dalam memberikan jasa asurans untuk
memperoleh ijin praktik dari departemen keuangan.

17
2.3.2 Akuntan Pendidik
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat
memerlukan kepercayaandari masyarakat yang dilayaninya. Profesi
akuntansi merupakan sebuah profesi yangmenyediakan jasa atestasi
maupun non atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etikyang
ada. Seseorang yang berkompeten di suatu profesi tertentu,
disebut profesional. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, seseorang haruslah profesional, agar apa yang mereka
kerjakan mendapatkan hasil yang bernilai tinggi dan dapat
dipertanggungjawabkan. Yang dimaksud dengan profesi akuntan
adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di
bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik,akuntan
intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang,
akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.
Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang
dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya
terdiridari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.
Di Indonesia, salah satu peraturan yang mengatur masalah profesi
akuntan publik adalah PP No 20 tahun 2015 tentangPraktik Akuntan
Publik. Didalam Peraturan Pemerintah tersebut dijelaskan bahwa
ProfesiAkuntan Publik merupakan profesi yang memiliki peran
strategis dalam mendukung perekonomian yang sehat dan
efisien, serta meningkatkan kualitas dan kredibilitas informasi
keuangan. Dalam hal ini profesi Akuntan Publik menjadi salah satu
pilar dalam upaya peningkatan transparansi dan akuntabilitas.
Meskipun tujuan utamanya adalah perlindungan publik,
Undang- undang tersebut juga bertujuan untuk melindungi profesi
Akuntan Publik.
 Peraturan Pemerintah ini mengatur ketentuan lebih lanjut
mengenai:
 Ujian profesi Akuntan Publik;
 Pendidikan Profesional Berkelanjutan;

18
 Penyusunan dan penetapan Standar Profesional Akuntan
Publik;
 Pembatasan jasa audit;
 Persyaratan dan tata tata cara pengunduran diri Akuntan Publik;
 Laporan;
 Kerjasama KAP dengan KAPA atau OAA; dan
 Sanksi administratif.
Jika dilihat dari Bab yang ada didalam Peraturan Pemerintah
tersebut,Terlihat
jelas bahwa profesionalisme seorang akuntan publik benar-
benar harus dijaga dan dikembangkanseiring perkembangan jaman.
Yang diatur dalam peraturan tersebut adalah mulai
dari bagaimana seseorang untuk bisa menjadi akuntan publik,
bagaimana setelah
menjadiakuntan publik, dan bagaimana mengundurkan diri dari akunt
an publik.
Bahkan di akhir peraturan tersebut mengatur mengenai sanksi
administratif yang akan diberikan kepada akuntan public yang
melanggar regulasi yang ada. Di samping Peraturan Pemerintah,
asosiasi profesi dalam hal ini IAI juga telangmenyusun Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia
dijabarkan dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur
perilaku akuntan yangmenjadi anggota IAI yang berpraktik dalam
profesi akuntan publik. Kode Etik IAI dibagimenjadi empat:
(1) Prinsip Etika,
(2) Aturan Etika,
(3) Interpretasi Aturan Etika,
(4) Tanya dan jawab.
Dalam hal ini seorang akuntan dapat berlaku hanya sebagi
profesi yaitu dengan hanyamelaksanakan pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian akuntansi atau berlaku sebagai profesioanal agar
pekerjaan yang dilakukan mendapatkan hasil yang bernilai tinggi dan

19
dapat di pertanggungjawabkan dengan memenuhi kode etik dan
peraturan yang berlaku.

2.3.3 Profesionalisme Akuntan Pendidik


Menurut Daulay (2016) akuntan pendidik adalah akuntan yang
berprofesi sebagai tenaga edukatif kepada masyarakat melalui lembaga-
lembaga pendidikan untuk menghasilkan para akuntan terampil dan
profesional. Menurut Manoma (2019) Akuntan pendidik adalah akuntan
yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan
pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan
akuntansi di perguruan tinggi.
Seiring dengan perkembangan perekonomian yang pesat, maka
dibutuhkan akuntan pendidik yang semakin banyak pula (Daulay, 2016).
Permasalahan inilah yang menjadikan pemenuhan kebutuhan akan tenaga
akuntan pendidik menjadi sangat penting. Menurut Suwardjono (2002)
akuntan pendidik hendaknya memiliki pendidikan yang tinggi, mampu
menguasai pengetahuan tekonolgi informasi akuntansi, serta mengabdikan
diri kepada masyarakat.
Seorang akuntan pendidikan memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat, pendidikan, sehat jasmani dan rohani, dan
memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan Pendidikan tinggi
tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidik nasional. Menurut Manoma (2019) Kewajiban seorang akuntan
pendidikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya adalah :
a. Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
b. Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai
dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
c. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan
kode etik, serta nilai-nilai agama dan etika.

20
Persyaratan untuk menjadi akuntan pendidik tidak jauh beda
dengan persyaratan profesi akuntan lainnya yaitu seseorang berhak
menyandang gelar Akuntan bila telah memenuhi syarat antara lain:
Pendidikan Sarjana jurusan Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Perguruan
Tinggi yang telah diakui menghasilkan gelar Akuntan atau perguruan
tinggi swasta yang berafiliasi ke salah satu perguruan tinggi yang telah
berhak memberikan gelar Akuntan. Selain itu, bisa mengikuti Ujian
Nasional Akuntansi (UNA) yang diselenggarakan oleh konsorsium
Pendidikan Tinggi Ilmu Ekonomi yang didirikan dengan SK Mendikbud
RI tahun 1976.

2.4 Metode pembelajaran mahasiswa akuntansi


Metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah
dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran. Metode
pembelajaran biasanya disusun berdasarkan prinsip atau teori sebagai
pijakan dalam pengembangannya.

Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip


pendidikan, teori-teori psikologis, psikiatri, analisis sistem, atau teori-
teori lain. Metode-metode pembelajaran yang diterapkan dalam kelas
akan berkaitan dengan otuput pembelajaran yang dihasilkan.

2.5 Metode pembelajaran diskusi kelompok


Diskusi ialah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang
berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan
atau sasaran yang sudah ditentukan melalui cara tukar informasi,
mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah. Menurut Killen
dalam Sanjaya (2006:154) mendefinisikan metode diskusi sebagai
berikut. Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.

Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu


permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat keputusan. Metode diskusi

21
dapat digunakan mahasiswa untuk mencari alternatif pemecahan
masalah dengan anggota kelompoknya.

2.5.1 Metode Pembelajaran Ceramah


Menurut Sanjaya (2006:147) mengartikan “metode ceramah sebagai
cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan
langsung kepada sekelompok siswa”. Metode ceramah merupakan metode
yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Ada
beberapa alasan mengapa ceramah sering digunakan, yaitu:
Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk
dilakukan;
1. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas
2. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu
ditonjolkan
3. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas,oleh karena
sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang
memberikan ceramah

2.5.2 Metode Pembelajaran Tugas Terstruktur


Tugas terstruktur merupakan tugas yang wajib dikerjakan oleh
peserta didik guna mendalami dan memperluas penguasaan materi
yang ada kaitannya dengan materi pembelajaran yang sudah dikaji.
Tugas terstruktur bisa berupa.
Makalah individu, yaitu tugas kepada mahasiswa untuk
membuat karangan bebas yang ada hubungannya dengan mata
kuliah. Makalah individu ini isinya seperti:
1) pendahuluan yang berisi latar belakang;
2) perumusan masalah;
3) pembahasan masalah; dan
4) simpulan.
Makalah kelompok ini dipresentasikan dalam diskusi kelas.
Pada saat presentasi, bisa saja kelompok penyaji dalam sekali prsentasi
lebih dari satu kelompok, tergantung banyak kelompok.
Tema disesuaikan dengan pokok bahasan yang ada dalam buku
22
pelajaran atau mahasiswa secara berkelompok diskusi untuk
menentukan tema, kemudian diajukan kepada dosen. Metode tugas
terstruktur memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan berbagai literatur, yang
nantinya hasil kerja peserta didik akan di periksa oleh akuntan pendidik
untuk mengetahui tingkat kebenaran jawaban peserta didik.

2.6 Tingkat Pemahaman Akuntansi


2.6.1 Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas,
mengelola, dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang
berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang
yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan
suatu keputusan serta tujuan lainnya. Rudianto (2012:4) menjelaskan
bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi
keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
ekonomi dari kondisi suatu perusahaan. Berikutnya bersumber dari
Warren, et.all (2014:3), Akuntansi adalah sistem informasi yang
menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai
aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Defenisi akuntansi dari IAI
adalah pengindentifikasian, pencatatan, dan melaporkan informasi
ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian-penilaian dan
keputusan yang jelas serta tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
akuntansi adalah suatu sistem proses pencatatan yang menghasilkan
informasi keuangan kepada pihak lain yang berkepentingan mengenai
aktivitas dan kondisi suatu perusahaan.

2.6.2 Pemahaman Akuntansi


Menurut Budhiyanto dan Ika paskah (2004), tingkat pemahaman
akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa mengerti seorang
mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari yang dalam konteks ini
mengacu pada mata kuliah-mata kuliah akuntansi. Tanda seorang
mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditunjukkan dari nilai-
23
nilai yang di dapatkannya dalam mata kuliah, tetapi juga apabila
mahasiswa tersebut mengerti dan dapat menguasai konsep-konsep
yang terkait. Mahasiswa dapat dikatakan menguasai atau memahami
akuntansi apabila ilmu akuntansi yang sudah di perolehnya selama ini
dapat diterapkan dalam kehidupannya bermasyarakat atau dengan kata
lain dapat dipraktekkan didunia kerja. Akuntansi sebagai objek
pengetahuan diperguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi
sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktek dan teori. Bidang
praktek berkepentingan dangan masalah bagaimana praktek dijalankan
sesuai dengan prinsip akuntansi. Prinsip akuntansi merupakan suatu
pedoman dalam menyusun laporan keuangan yang secara umum dapat
diterima oleh semua pihak. 24 Dalam praktik-praktik bisnis biasanya
sering dijumpai bahwa laporan keuangan harus disusun dan disajikan
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU), atau di
Amerika Serikat disebut dengan GAAP (Generally Accepted
Accounting Principles). Bidang teori berkepentingan dengan
penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap melandasi praktek
akuntansi yang semuanya dicakup dalam suatu pengetahuan yang
disebut teori akuntansi. Dalam hal ini, pemahaman akuntansi akan
diukur dengan menggunakan nilai mata kuliah akuntansi yaitu
pengantar akuntansi 1, pengantar akuntansi2, akuntansi menengah 1,
akuntansi menengah 2, akuntansi keuangan lanjutan 1, akuntansi
keuangan lanjutan 2, auditing 1, dan auditing 2. Mata kuliah tersebut
merupakan mata kuliah yang unsur yang menggambarkan akuntansi
secara umum.

2.6.3 Profesionalisme Akuntan Pendidik Berpengaruh Positif Terhadap


Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa.
Profesionalisme dosen merupakan salah satu indikator yang
berpengaruh dan bersentuhan langsung pada prestasi mahasiswa
menurut Wulandari (2008). Hasil penelitian lain, Widyastuti (2003)
dan Wulandari (2008) tentang profesionalisme Profesionalisme
Akuntan Pendidik ( ( Metode Pembelajaran Tingkat Pemahaman

24
Akuntansi Mahasiswa (Y) 27 menyoroti bahwa akuntan pengajar
mutlak diperlukan penguasaan dan pelaksanaan atas knowledge, skill,
dan character.. Pada penelitian sebelumnya ( Mulyasari 2012) tentang
profesionalisme menyoroti profesionalisme akuntan pendidik dan
metode pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa. Hasil
analisis menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan
antara profesionalisme akuntan pendidik terhadap tingkat prestasi
mahasiswa.

2.6.4 Metode Pembelajaran Berpengaruh Positif Terhadap Tingkat


Pemahaman Akuntansi Mahasiswa
Metode pembelajaran adalah salah satu faktor yang menentukan
berhasil tidaknya proses pembelajaran. Peran proses pembelajaran
khususnya pemilihan metode pembelajaran yang diterapkan para
akuntan pendidik di dalam kelas tatap muka sangat penting guna
menciptakan akuntan-akuntan yang berkualitas. Keberhasilan seorang
mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan tidak lepas dari beberapa faktor
di atas adalah keterampilan dosen dalam memberikan variasi
pengajaran dapat menjadi sarana pembangkit hasil belajar mahasiswa.
Proses pembelajaran dan variasi mengajar dosen merupakan salah satu
variabel yang berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa. 28 Menurut
penelitian sebelumnya (Utami 2014) metode pembelajaran diskusi
kelompok berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
pemahaman dan prestasi mahasiswa akuntansi.

25
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Teori Motivasi Prestasi menurut McClelland merupakan menekankan
kebutuhan akan prestasi sebagai faktor motivasi utama. Dia mengidentifikasi tiga
motivasi utama: penggabungan, kekuatan, dan prestasi.
Karakteristik dari teori motivasi adalah orang yang memiliki kebutuhan
pencapaian yang tinggi cenderung memiliki karakteristik seperti keinginan
bertanggung jawab, menetapkan tujuan yang realistis, dan mendapatkan umpan balik
yang jelas atas kinerja mereka.
Teori Harapan (Teori Vroom) merupakan keyakinan individu tentang
hubungan antara usaha yang mereka berikan dan hasil yang mereka harapkan.
Komponen dari Vroom mengidentifikasi tiga elemen kunci: valensi (nilai hasil),
instrumentalitas (hubungan antara hasil dan tujuan lain), dan harapan (keyakinan akan
mencapai hasil tertentu).
Teori Jalur-Tujuan House-Mitchell Teori ini adalah menekankan peran
pemimpin dalam membantu bawahan mencapai tujuan pribadi mereka sekaligus
tujuan organisasi.
Teori Keadilan (Equity) adalah perlakuan adil terhadap individu dalam organisasi agar
motivasi tetap tinggi.
Teori Sasaran (Goal) adalah Mengemukakan bahwa tujuan yang jelas dan spesifik
dapat meningkatkan motivasi.
Teori Atribusi (Attribution): Menyatakan bahwa motivasi dipengaruhi oleh faktor
internal (atribut personal) dan eksternal (kebijakan organisasi, tingkat kesulitan
pekerjaan, dll).
Setiap teori memberikan wawasan yang berbeda tentang motivasi dalam
konteks pekerjaan dan bagaimana pengaruhnya dapat dimengerti dan dikelola oleh
manajer. Hal ini memungkinkan manajemen untuk merancang sistem kerja yang lebih
efektif dan mempertimbangkan kebutuhan individu dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Profesionalisme dalam konteks pengajar akuntansi adalah menyangkut


penguasaan dan implementasi knowledge, skill, dan character. Menurut berbagai
sumber yang disebutkan:

26
Knowledge: Memiliki pengetahuan yang luas dan spesifik dalam
bidangnya, diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman.
Skill: Menguasai keterampilan khusus yang dibutuhkan dalam
melaksanakan tugasnya dengan efektif, termasuk penggunaan peralatan
dan analisis masalah.
Character: Memiliki sikap mental yang menunjukkan komitmen,
orientasi ke depan, kemandirian, serta kemampuan dalam mengambil
keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan berbagai perspektif.
Seorang pengajar akuntansi yang profesional harus memiliki ketrampilan
teknis dalam akuntansi, memahami perkembangan terkini dalam bidang
tersebut, serta mampu mengajar dengan cara yang sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan zaman. Profesionalisme juga melibatkan
sikap terbuka terhadap pendapat orang lain sambil tetap memiliki
kecermatan dalam memilih solusi terbaik untuk perkembangan pribadi
dan profesionalnya.
Ciri-ciri profesionalisme yang disebutkan oleh Widyastuti (2003)
menyoroti keterampilan, kecerdasan analitis, orientasi masa depan, dan kemampuan
untuk mandiri serta terbuka terhadap berbagai pandangan.
Profesionalisme bagi seorang dosen akuntansi tidak hanya mencakup
kemahiran teknis dalam bidangnya, tapi juga kemampuan untuk terus belajar,
mengikuti perkembangan terkini, dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang
terus berlangsung.

3. Profesionalisme akuntan pendidik


Dapat disimpulkan bahwa seorang akuntan pendidik merupakan akuntan yang
mengedukasi, mengembangkan, dan menciptakan para akuntan yang kompeten dan
profesional melalui lembaga-lembaga pendidikan. Mereka tidak hanya mengajar,
tetapi juga terlibat dalam penelitian, pengembangan kurikulum, dan berkontribusi
pada peningkatan ilmu pengetahuan akuntansi.
Seorang akuntan pendidik diharapkan memiliki kualifikasi akademik yang
tinggi, kompetensi yang baik, sertifikat yang diperlukan, pendidikan yang relevan,
kesehatan baik secara jasmani maupun rohani, dan memenuhi standar kualifikasi yang

27
ditetapkan oleh lembaga pendidikan di mana mereka bekerja. Selain itu, mereka juga
diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.
Tanggung jawab utama seorang akuntan pendidik mencakup melakukan
pendidikan, penelitian, serta memberikan kontribusi kepada masyarakat,
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, mengukur dan mengevaluasi
hasil pembelajaran, serta terus meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi
mereka sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Metode pembelajaran mahasiswa akuntansi


Metode pembelajaran mahasiswa akuntansi adalah Kombinasi Optimal
Komponen untuk Kualitas Pembelajaran: Metode pembelajaran merupakan suatu
sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang digabungkan secara optimal untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Metode ini biasanya dibangun berdasarkan
prinsip-prinsip pendidikan dan teori-teori psikologis, yang akan berpengaruh pada hasil
pembelajaran.
Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok : Diskusi kelompok adalah proses
interaksi verbal antara beberapa individu untuk membahas suatu tujuan atau masalah
tertentu. Tujuan utamanya adalah memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, dan
meningkatkan pemahaman siswa melalui tukar informasi dan pendapat. Hal ini
memungkinkan mahasiswa untuk mencari alternatif pemecahan masalah dengan
anggota kelompoknya.
Metode Pembelajaran Ceramah: Ceramah adalah cara penyajian pelajaran
secara lisan kepada sekelompok siswa. Meskipun sering digunakan karena kemudahan
dan keefektifannya dalam menyampaikan materi yang luas, metode ini juga
memungkinkan pengontrolan situasi kelas oleh guru/instruktur.
Metode Pembelajaran Tugas Terstruktur: Tugas terstruktur merupakan tugas
yang mesti diselesaikan oleh peserta didik untuk mendalami materi yang dipelajari.
Tugas ini dapat berupa pembuatan makalah individu atau kelompok yang relevan
dengan mata pelajaran, memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengeksplorasi literatur dan kemudian hasilnya dievaluasi oleh akuntan pendidik.

28
5. Tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi
Pemahaman Akuntansi Mahasiswa adalah tingkat pemahaman mahasiswa
terhadap akuntansi tidak hanya tercermin dalam nilai yang diperolehnya di mata kuliah,
tetapi juga dalam kemampuannya untuk memahami dan menguasai konsep-konsep
yang terkait. Pemahaman ini dinyatakan dengan kemampuan menerapkan ilmu
akuntansi dalam kehidupan bermasyarakat atau di dunia kerja.
Dua Bidang Kajian Akuntansi dalam lingkungan perguruan tinggi, akuntansi
dipandang sebagai dua bidang kajian: bidang praktek dan bidang teori. Bidang praktek
berkaitan dengan implementasi prinsip-prinsip akuntansi dalam menyusun laporan
keuangan yang dapat diterima secara umum. Prinsip-prinsip ini menjadi pedoman
dalam penyusunan laporan keuangan yang harus sesuai dengan standar yang berlaku
(misalnya, GAAP di Amerika Serikat). Sementara bidang teori fokus pada penjelasan,
deskripsi, dan argumen yang mendukung praktek akuntansi, yang semuanya tercakup
dalam teori akuntansi.
Jadi, pemahaman mahasiswa terhadap akuntansi diukur bukan hanya dari nilai
yang diperolehnya, tetapi juga dari kemampuan mereka dalam menerapkan konsep-
konsep akuntansi dalam konteks kehidupan bermasyarakat atau dunia kerja. Mata
kuliah tertentu digunakan sebagai indikator dalam mengukur pemahaman ini karena
menggambarkan berbagai aspek fundamental dari ilmu akuntansi.

29
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd 2023. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. nama penerbit : Bumi Aksara.

Bastian, Indra 2006. Akuntansi PENDIDIKAN. Yogyakarta, erlangga.

Budhiyanto, Ika Paskah. 2004. Pemahaman Akuntansi. Andi. Jakarta

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi pembelajaran berorientasi proses pendidikan. Jakarta : Prenada Media
Grup

Lusiana, Surya. Pengaruh Profesionalisme Akuntan Pendidik, Metode pembelajaran terhadap


tingkat akuntansi mahasiswa. 2016. Lampung

Kamayati, Ari. 2019. Akuntansi Keprilakuan : Telaah Role Play, Latihan dan Desain Riset
(Pembelajaran Dialogis). Jakarta : Peneleh

30

Anda mungkin juga menyukai