Anda di halaman 1dari 25

EFEKTIVITAS PROGRAM GURU PENGGERAK DAN DUKUNGAN

SISTEM LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN


PROFESIONALISME GURU

“Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan”

Dosen Pengampu : Dr. Niswanto, M.Pd

Disusun Oleh :

Fitrah Tamimi 2209200050033

Hannah-Charis Walker 2209200050035

Reni Elfian 2209200050001

Irma Suryani 2209200050013

Cut Defa Putri Yonasda 2209200050002

Yosef Satria 2209200050020

MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya

sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini terdiri dari pokok

pembahasan mengenai “Efektivitas Program Guru Penggerak dan Dukungan

Sistem Lembaga Pendidikan dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru”. Setiap

pembahasan dibahas secara sederhana sehingga mudah dimengerti.

Dalam penyelesaian Makalah ini, kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan

mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang

bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Banda Aceh, 21 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................4
Efektivitas Program Guru Penggerak dan Dukungan Sistem Lembaga Pendidikan
dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru
A. Konsep Profesionalisme Guru...........................................................................................4
1.1.................Definisi profesionalisme guru dan unsur-unsur yang mencirikan guru yang
professional..................................................................................................................4
1.2......................Pentingnya pengembangan profesional guru dalam meningkatkan mutu
Pendidikan...................................................................................................................7
B. Peran Program Guru Penggerak:.....................................................................................10
2.1..............................................Mengidentifikasi karakteristik program Guru Penggerak
...................................................................................................................................10
2.2..................................Menyajikan literatur terkait keberhasilan program serupa dalam
meningkatkan kinerja guru........................................................................................12
C. Dukungan Sistem Lembaga Pendidikan..........................................................................14
3.1........................Menjelaskan peran lembaga pendidikan dalam memberikan dukungan
kepada guru...............................................................................................................14
3.2.......................Menyajikan teori dan konsep pendukung tentang bagaimana dukungan
institusional dapat mempengaruhi profesionalisme guru..........................................15

BAB III PENUTUP...................................................................................................................19


A. Kesimpulan......................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan sebuah inisiatif inovatif terbaru

yang dikenal sebagai "EduTech 2023" dengan tujuan untuk meningkatkan mutu

pendidikan di seluruh wilayah negara. Pengumuman program ini dilakukan oleh

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam sebuah acara peluncuran yang

dihadiri oleh para pejabat pemerintah, ahli pendidikan, dan stakeholder terkait.

EduTech 2023 bertujuan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam proses pembelajaran, dengan maksud untuk meningkatkan

aksesibilitas, efisiensi, dan mutu pendidikan di Indonesia. Program ini melibatkan

berbagai aspek, termasuk pengembangan infrastruktur digital, pelatihan bagi para

guru, konten pendidikan digital, dan peningkatan akses internet di berbagai

sekolah.

Salah satu aspek kunci dari program ini adalah pengembangan

infrastruktur digital. Pemerintah berencana untuk meningkatkan akses internet di

semua sekolah di seluruh negara, bahkan di daerah-daerah terpencil. Langkah ini

akan memungkinkan siswa dan guru untuk mengakses beragam sumber belajar

online dan memfasilitasi pembelajaran jarak jauh bila diperlukan.

Selain itu, program ini juga akan menyelenggarakan pelatihan bagi para

guru agar dapat memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Dalam

beberapa tahun ke depan, guru-guru akan menerima pelatihan yang intensif terkait

penggunaan platform pembelajaran digital, pembuatan konten interaktif, dan

1
pemanfaatan alat-alat teknologi di dalam kelas. Perpustakaan Pusat Universitas

Brawijaya, 2023, 21 Mei).

Berdasarkan Artikel berita yang diterbitkan Data Indonesia oleh Sadya, S.

(2023, 3 Mei) mengenai Jumlah Guru di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS)

mencatat, ada 3,37 juta guru di Indonesia pada tahun ajaran 2022/2023. Jumlah

tersebut naik 2,70% dibandingkan pada tahun ajaran sebelumnya yang sebanyak

3,28 juta orang. Dapat disimpulkan bahwa jumlah Guru di Indonesia Meningkat

pada 2022/2023.

Sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas guru, sejak pertengahan

bulan Juli 2020, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

(Kemendikbud-Ristek) meluncurkan Program Guru Penggerak (PGP). Pada bulan

Oktober 2021, program tersebut telah membuka penerimaan angkatan kelima

calon guru penggerak. Melalui PGP ini, pendidik memiliki kesempatan untuk

meningkatkan kompetensinya sebagai pemimpin pembelajaran yang berfokus

pada siswa. (Muthiah, N., 2021: 7).

Menurut penelitian Aditiya, N., & Fatonah, S. (2023) mengenai Upaya

Mengembangkan Kompetensi Guru Penggerak di Sekolah Dasar Pada Kurikulum

Merdeka Belajar, Peneliti menyimpulkan bahwa dalam konteks kurikulum

Merdeka Belajar, upaya untuk meningkatkan kompetensi guru penggerak

melibatkan usaha untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran yang

mencerminkan karakter Pancasila kepada peserta didik. Guru penggerak perlu

mengembangkan kompetensi dengan melakukan inovasi dalam perencanaan

pelaksanaan pembelajaran yang mencakup karakter Pancasila. Selain berperan


2
dalam mencapai tujuan Merdeka Belajar, guru penggerak juga berperan dalam

meningkatkan kualitas guru dengan mengakomodasi pengalaman, bakat, dan

minat mereka. Meskipun demikian, guru penggerak menghadapi kendala dalam

pelaksanaan kegiatan pelatihan yang terbatas oleh waktu yang singkat. Aktivitas

pelatihan dilakukan secara daring, yang pada gilirannya menyulitkan guru untuk

mengembangkan indikator pembelajaran serta melaksanakan implementasinya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu: Bagaimanakah

Tingkat Efektivitas Program Guru Penggerak dan Dukungan Sistem Lembaga

Pendidikan dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu: Untuk Mengetahui

Tingkat Efektivitas Program Guru Penggerak dan Dukungan Sistem Lembaga

Pendidikan dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Profesionalisme Guru

1.1. Definisi profesionalisme guru dan unsur-unsur yang mencirikan guru

yang profesional.

a. Definisi Profesionalisme Guru

Profesionalisme guru merujuk pada tingkat keterampilan, pengetahuan,

dan etika yang dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya

sebagai pendidik. Ini mencakup komitmen terhadap pembelajaran siswa,

kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, dan keterlibatan dalam

pengembangan profesional sepanjang karier mereka.

Profesionalitas yang erat kaitannya dengan sikap dan perilaku anggota

pada suatu profesi terhadap profesinya. Dan tingkat pengetahuan dan keahlian

yang dimiliki untuk dapat melakukan pekerjaannya. (Mudhofir 2012). Dalam

(Sukenda 2019) juga mendefenisikan bahwa Profesionalisme berasal dari kata

profesi yang artinya adalah pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang, dan juga

merupakan suatu pekerjaan atau jabatan tertentu yang diharuskan memiliki

pengetahuan dan keterampilan khusus yang didapatkan dari pendidikan

akademis dan intensif yang telah ditempuh.

Menurut Kristiawan and Rahmat (2018) Profesionalisme merupakan

kebutuhan yang harus dimiliki, persaingan yang semakin ketat di era

globalisasi ini semakin sulit sehingga diperlukan peningkatan profesionalisme

4
bagi seorang guru. Dalam Sudarman (2013), Soetjipto dan Raflis Kosasi

mengatakan bahwa profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut

keahlian dan etika khusus serta baku (standar) layanan.

Sudarman Danim dalam ((Hanafi 2018) mengemukakan syarat-syarat

guru professional diantaranya: Mampu mengembangkan kepribadiannya,

menguasai landasan pendidikan, menguasai bahan pelajaran, menyusun

program pengajara, melaksanakan program pengajaran, menilai hasil dan

proses belajar mengajar, menyelenggarakan program bimbingan,

menyelenggarakan administrasi sekolah, kerjasama dengan guru dan

masyarakat serta menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan

pengajaran.

Menurut Najmi (2021) sebagaimana dikutif Soetjipto dan Kosasi (2009)

Mengemukakan ciri-ciri guru sebagai profesi, yaitu : Adannya komitmen dari

para guru bahwa jabatan itu mengharuskan pengikutnya Menjunjung tinggi

martabat kemanusiaan lebih dari pada mencari keuntungan diri sendiri, suatu

profesi mensyaratkan orangnya mengikuti persiapan profesional dalam jangka

waktu tertentu, harus selalu menambah pengetahuan agar terus menerus

berkembang dalam jabatannya, memiliki kode etik jabatan, memiliki

kemampuan intelektual menjawab masalah-masalah yang dihadapi, melalui

ingin belajar terus-menerus mengenai bidang keahlian yang ditekuni, menjadi

anggota dari suatu organisasi profesi, dan jabatan itu dipandang sebagai suatu

karir hidup.

5
b. Unsur-Unsur Profesionalisme Guru

- Kompetensi Akademis dan Profesional: Guru profesional memiliki

pemahaman yang mendalam tentang mata pelajaran yang mereka ajarkan

dan tetap terkini dengan perkembangan dalam bidang tersebut.

- Kemampuan Mengajar yang Efektif:

Guru yang profesional mampu merancang dan memberikan pembelajaran

yang efektif, memahami kebutuhan siswa, dan menggunakan berbagai

metode pengajaran.

- Etika dan Integritas: Profesionalisme guru mencakup etika dan integritas

yang tinggi, seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab dalam

hubungan dengan siswa, rekan kerja, dan orang tua.

- Kemampuan Beradaptasi: Guru profesional dapat beradaptasi dengan

perubahan dalam kurikulum, teknologi, dan metode pengajaran untuk

memenuhi kebutuhan beragam siswa.

- Pengembangan Profesional Berkelanjutan: Guru profesional terlibat dalam

kegiatan pengembangan diri dan belajar sepanjang karier mereka untuk

tetap relevan dan berkembang.

- Kemampuan Berkomunikasi yang Efektif: Guru yang profesional dapat

berkomunikasi dengan jelas dan efektif, baik dalam berinteraksi dengan

siswa, rekan kerja, maupun orang tua.

- Keterlibatan dalam Masyarakat Pendidikan: Guru yang profesional aktif

terlibat dalam kegiatan komunitas pendidikan, berkontribusi pada

pengembangan kurikulum, dan mendukung inisiatif pendidikan.


6
- Keterampilan Manajemen Kelas: Guru profesional memiliki keterampilan

manajemen kelas yang baik, menciptakan lingkungan belajar yang positif

dan mendukung.

- Sikap Positif dan Keterlibatan Emosional: Profesionalisme guru mencakup

sikap positif terhadap siswa dan keterlibatan emosional yang sehat dalam

mendukung perkembangan mereka.

- Refleksi Diri: Guru profesional melakukan refleksi terus-menerus atas

praktik pengajaran mereka, mencari cara untuk meningkatkan kinerja dan

hasil pembelajaran siswa.

Kombinasi dari unsur-unsur ini menciptakan gambaran seorang guru yang

profesional, berdedikasi, dan efektif dalam memimpin proses

pembelajaran.

1.2. Pentingnya pengembangan profesional guru dalam meningkatkan

mutu pendidikan.

Pengembangan profesional guru memiliki peran krusial dalam

meningkatkan mutu pendidikan. Berikut adalah beberapa poin yang

menjelaskan pentingnya pengembangan profesional guru:

- Peningkatan Keterampilan Pengajaran: Melalui pengembangan

profesional, guru dapat mengakses pengetahuan terbaru, strategi

pengajaran inovatif, dan metodologi terkini. Ini membantu mereka

meningkatkan keterampilan pengajaran dan menyediakan pengalaman

pembelajaran yang lebih efektif bagi siswa.

7
- Pemahaman yang Lebih Mendalam tentang Materi Pelajaran: Melalui

kegiatan pengembangan profesional, guru dapat memperdalam

pemahaman mereka tentang materi pelajaran. Ini memungkinkan mereka

memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan mendalam kepada

siswa.

- Pemahaman Terhadap Kebutuhan Siswa yang Beragam: Pengembangan

profesional membantu guru untuk memahami kebutuhan beragam siswa,

termasuk gaya belajar yang berbeda, tingkat kemampuan yang bervariasi,

dan kebutuhan pendukung khusus. Hal ini memungkinkan guru

memberikan pendekatan yang lebih inklusif dan diferensial dalam

pembelajaran.

- Penggunaan Teknologi Pendidikan: Dalam era digital, pengembangan

profesional memungkinkan guru untuk mengintegrasikan teknologi

pendidikan dalam proses pengajaran. Penguasaan teknologi membantu

menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis dan sesuai

dengan perkembangan zaman.

- Pengelolaan Kelas yang Efektif: Melalui pengembangan profesional, guru

dapat memperoleh keterampilan manajemen kelas yang lebih baik. Hal ini

mencakup strategi untuk menjaga disiplin, menciptakan lingkungan belajar

yang positif, dan menangani tantangan yang mungkin muncul di kelas.

- Keterlibatan dalam Praktik Terbaik: Pengembangan profesional

memungkinkan guru terlibat dalam pertukaran praktik terbaik dengan

8
rekan-rekan sejawatnya. Ini memfasilitasi kolaborasi yang mendukung

peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran.

- Pemberdayaan Guru sebagai Pemimpin Pembelajaran: Guru yang terlibat

dalam pengembangan profesional cenderung memainkan peran lebih aktif

sebagai pemimpin pembelajaran. Mereka dapat menjadi agen perubahan

dalam meningkatkan budaya pembelajaran di sekolah.

- Peningkatan Kualitas Evaluasi dan Penilaian: Pengembangan profesional

membantu guru untuk mengembangkan keterampilan penilaian yang lebih

baik. Mereka dapat merancang evaluasi yang lebih valid dan relevan untuk

mengukur pemahaman dan kemajuan siswa.

- Kepuasan dan Kesejahteraan Guru: Guru yang terlibat dalam

pengembangan profesional sering mengalami tingkat kepuasan dan

kesejahteraan yang lebih tinggi karena mereka merasa didukung dan terus

berkembang dalam profesi mereka.

- Peningkatan Reputasi Sekolah: Sekolah dengan guru yang terlibat dalam

pengembangan profesional sering kali memiliki reputasi yang lebih baik.

Ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan kepuasan orang tua

terhadap mutu pendidikan yang disediakan.

Dengan demikian, pengembangan profesional guru bukan hanya investasi

dalam perkembangan individual guru, tetapi juga investasi dalam

peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

9
B. Peran Program Guru Penggerak

2.1. Mengidentifikasi Karakteristik Program Guru penggerak

Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mampu

menerapkan kemerdekaan dalam belajar dan ikut serta menggerakkan

ekosistem dunia pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat

pada peserta didik melalui program guru penggerak, dibekali berbagai

pelatihan dan lokarya yang tentunya akan dapat meningkatkan kualitas guru

di Indonesia (Sijabat et al., 2022). Program guru penggerak menjadi bagian

dari proses reformasi pendidikan ke arah perubahan yang lebih baik, dan

memiliki peran yang fundamental dalam implementasi merdeka belajar

(Satriawan et al., 2021). Guru penggerak menjadi bagian dari perubahan

dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh guru

dengan adanya hal terseuh terciptalah inovasi pembelajaran yang lebih baik

dengan meningkatkan kualitas yang dimilik oleh seorang guru.

Guru penggerak menjalankan perannya sebagai penggerak komunitas

belajar bagi para guru di sekolah/wilayah, sebagai fasilitator praktik mengajar

untuk para guru, sebagai pendorong dan memfasilitator kepemimpinan bagi

para siswa, berdiskusi dan bekerjasama dengan rekan-rekan guru dan

berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pembelajaran, sebagai pemimpin

pembelajaran yang memfasilitasi kebaikan komunitas pendidikan (Wijaya et

al., 2020). Program guru penggerak memaksa guru untuk berubah dan lalu

perubahan yang berjalan panjang akan menghasilkan budaya baru. Budaya

tersebut kemu-dian menjadi sebuah kompetensi yang diharapkan pemerintah,


10
guru Penggerak yang diinginkan oleh pemerintah memiliki karakteristik yang

serupa dan selaras dengan karakter guru Pemimpin (Sugiyarta SL et al.,

2020). Tujuan dari guru penggerak menjadikan karakter guru dengan jiwa

kepemimpinan yang lebih baik sebagai fasilitator dalam kegiatan

pembelajaran.

Nilai prinsip bagi guru penggerak antara lain: 1) menjadikan hasil

evaluasi sebagai pangkal perubahan, 2) memiliki prinsip kebebasan berpikir,

dan 3) memiliki sikap terbuka dalam ide- ide kamajuan. Namun demikan, ada

nilai prinsip yang tetap dijaga yakni kebenaran akidah selalu dipegang

sebagai kebenaran sejati. Jika nilai prinsip bagi guru pengerak di

implementasikan maka tercipta guru pengerak yang revolutif, berubah

mengikuti perkembangan zaman dan tidak lagi terbelenggu pada

keterbelakangan namun tetap memiliki jati diri sebagai guru Indonesia (Nagri

et al., 2020). Prinsip yang dijalani oleh guru penggerak jika diimpeletansikan

dengan baik maka akan melahirkan guru yang dengan perubahan dalam setiap

aspek pendidikan baik kualitas yang dimiliki, kualitas pendidikan, dan

kualitas dalam kegiatan pembelajaran. Dengan hal tersebut terciptalah siswa

yang berkualitas dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut Peraturan Mendikbudristek nomor 26 tahun 2022 tentang

Pendidikan Guru Penggerak, yang dimaksud dengan guru penggerak adalah

guru yang mempunyai kompetensi dalam: 1) membuat perencanaan,

imelakukan pembelajaran, melakukan asesmen, dani merefleksikan

pembelajarani yang sesuaii dengan kebutuhan siswa; 2) bekerja sama dengan


11
orang tua, temani sejawat, dan komunitas untuk mengembangkani visi, misi,

dan program sekolah; 3) meningkatkanikompetensi secara mandiri dan

berkesinambungan berdasarkan hasili refleksi terhadap praktik pembelajaran;

dan 4) menumbuhkembangkan ekosistem pembelajaran melaluiiolah rasa,

olah karsa, olah raga, dan olah pikiribersama dengan temanisejawat dan

komunitas belajar secara suka hati (Kemdikbudristek, 2022)

Adapun beberapa karakteristik guru penggerak menurut (Sugiyarta SL

et al., 2020) adalah sebagai berikut: Guru Terampil, Guru Inspirator, Guru

pemimpin.

2.2. Menyajikan Literatur Terkait Keberhasilan Program Serupa dalam

Meningkatkan Kinerja Guru

Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 1177/M2020 mengenai Pedoman Penyelenggaraan Program

Sekolah penggerak, dikatakan bahwa tujuan program ini adalah untuk

peningkatan kompetensi dan karakter yang sesuai dengan profil pelajar

Pancasila, menjamin pemerataan kualitas pendidikan melaui peningkatan

kapasitas yang ada pada kepala sekolah guna untuk memimpin satuan

pendidikan dalam pencapaian pembelajaran yang berkualitas, ekosistem yang

kuat, serta menciptakan iklim kolaboratif pada lingkup sekolah, pemerintah

daerah maupun pusat bagi para pemangku kepentingan di bidang pendidikan

tersebut. Sejatinya Program Sekolah Penggerak ini masih secara bertahap

dilaksanakan dan masih memerlukan pendampingan yang terstruktur kepada

12
Sekolah yang dinyatakan lulus menjadi sekolah penggerak. Namun, kalangan

peneliti dan pengamat pendidikan, program ini sudah banyak

diperbincangkan (Ineu dkk, 2022).

Dalam hal ini, tuntutan yang diemban guru penggerak tidak hanya

mampu mengajar dan mengola kelas saja secara efektif tetapi juga dituntut

untuk mampu membangun hubungan yang efektif dengan peserta didik dan

komunitas sekolah, serta dalam bentuk peningkatan mutu, guru penggerak

harus mampu menggunakan teknologi serta terus menerut harus merefleksi

pembelajaran. Kreatiff, inovatif dan terampil dalam pembelajaran dan energik

dalam melayani peserta didik, mampu membangun dan mengembangkan

hubungan antara guru dan sekolah dengan komunitas yang lebih luas, serta

menjadi pembelajar sekaligus agen penggerak perubahan di sekolah

merupakan ciri khas dari guru penggerak itu sendiri (Tsuraya dkk, 2022).

Tantangan yang dialami guru penggerak yaitu melakukan akselerasi terhadap

perkembangan informasi dan komunikasi. peningkatan fleksibilitas

dipengaruhi oleh kemauan teknologi informasi dalam pemerolehan ilmu

pengetahuan bagi setiap individu baik guru maupun peserta didik, termasuk

bisa dilakukan daring (Fajriana & Aliyah, 2019).

13
C. Dukungan Sistem Lembaga Pendidikan

3.1. Menjelaskan Peran Lembaga Pendidikan dalam Memberi Dukungan

Pada Guru

Lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam memberikan

dukungan kepada guru melalui penyediaan pelatihan, sumber daya, dan

lingkungan pembelajaran yang kondusif. Mereka dapat menyelenggarakan

workshop, seminar, atau program pengembangan profesional untuk

meningkatkan keterampilan dan pengetahuan guru. Selain itu, lembaga

pendidikan juga bertanggung jawab dalam menyediakan fasilitas dan materi

pembelajaran yang mutakhir agar guru dapat memberikan pendidikan yang

berkualitas kepada siswa.

Peran lembaga pendidikan dalam memberikan dukungan kepada guru

melibatkan:

a. Pelatihan dan Pengembangan Profesional: Menyelenggarakan program

pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan pemahaman

konsep pendidikan terkini.

b. Pemberian Sumber Daya: Menyediakan akses kepada guru terhadap

sumber daya pendidikan, termasuk buku, materi ajar, dan teknologi

pembelajaran.

c. Mengelola Lingkungan Pembelajaran: Menciptakan lingkungan

pembelajaran yang mendukung, termasuk fasilitas fisik dan teknologi yang

diperlukan.

14
d. Mentoring dan Pendampingan: Menyediakan dukungan melalui program

mentor atau pendampingan agar guru dapat berkonsultasi dan berbagi

pengalaman.

e. Evaluasi dan Umpan Balik: Melakukan evaluasi kinerja guru secara

berkala dan memberikan umpan balik konstruktif untuk meningkatkan

kualitas pengajaran.

f. Menyediakan Ruang Kolaborasi: Mendorong kolaborasi antar guru, baik

dalam tim atau melalui platform daring, untuk berbagi ide dan praktik

terbaik.

g. Penerapan Kebijakan Pendidikan: Mengimplementasikan kebijakan

pendidikan yang mendukung perkembangan profesional guru dan kualitas

pembelajaran.

Semua peran ini bersama-sama bertujuan untuk menciptakan

lingkungan yang mendukung perkembangan dan keberhasilan para guru

dalam memberikan pendidikan yang bermutu.

3.2. Menyajikan Teori dan Konsep Pendukung tentang Bagaimana

Konsep Dukungan Institusional Dapat Mempengaruhi Guru

Teori dan konsep pendukung tentang bagaimana dukungan institusional

mempengaruhi profesionalisme guru melibatkan beberapa dimensi. Salah

satunya adalah Teori Sosial Konstruktivisme, yang menekankan

pembelajaran kolaboratif dan pertukaran pengetahuan antara guru. Dukungan

15
institusional dapat memberikan platform untuk kolaborasi ini, memperkaya

pengetahuan guru dan meningkatkan profesionalisme.

Konsep "Kepemimpinan Transformasional" juga relevan, di mana

dukungan institusional yang kuat dari para pemimpin sekolah dapat

memotivasi guru untuk mengembangkan keterampilan baru, meningkatkan

motivasi, dan berinovasi dalam pembelajaran.

Selain itu, Model Pembelajaran Profesional (Professional Learning

Communities) menekankan pentingnya kolaborasi terus-menerus di antara

guru untuk meningkatkan praktik pengajaran. Dukungan institusional dapat

menciptakan kondisi yang mendukung terbentuknya komunitas pembelajaran

profesional ini.

Dalam konteks ini, teori-teori dan konsep-konsep ini menunjukkan

bahwa dukungan institusional yang baik menciptakan lingkungan di mana

guru merasa didukung, termotivasi untuk meningkatkan keterampilan, dan

dapat terlibat dalam proses pembelajaran profesional yang berkelanjutan. Ini

pada gilirannya mempengaruhi profesionalisme guru dengan meningkatkan

kualitas pengajaran dan pelayanan pendidikan yang diberikan.

Beberapa teori dan konsep dari ahli yang mendukung hubungan antara

dukungan institusional dan profesionalisme guru meliputi:

a. Teori Sosial Konstruktivisme:

Konsep:

Dukungan institusional dapat menciptakan lingkungan yang

mendukung pertukaran pengetahuan antar guru.


16
Implikasi:

Kolaborasi dan pembelajaran bersama dapat meningkatkan

profesionalisme guru.

b. Teori Kepemimpinan Transformasional:

Konsep:

Kepemimpinan yang mendukung dan memberdayakan guru dapat

merangsang perubahan positif dalam praktik pengajaran.

Implikasi:

Dukungan institusional yang kuat dari pemimpin sekolah dapat

meningkatkan motivasi dan inovasi guru.

c. Model Pembelajaran Profesional (Professional Learning

Communities):

Konsep:

Kolaborasi terus-menerus di antara guru untuk meningkatkan

praktik pengajaran.

Implikasi:

Dukungan institusional dapat menciptakan kondisi untuk

terbentuknya komunitas pembelajaran profesional.

d. Teori Pengembangan Profesional Continuum (Guskey):

Konsep:

Pengembangan profesional yang berkesinambungan melalui

dukungan institusional dapat meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan guru.
17
Implikasi:

Institusi memberikan dukungan yang berkelanjutan untuk

pengembangan profesional guru.

e. Teori Perubahan Organisasi (Fullan):

Konsep:

Dukungan institusional perlu mengakomodasi perubahan dalam

organisasi untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.

Implikasi:

Institusi harus bersedia beradaptasi untuk meningkatkan

profesionalisme guru.

Teori-teori ini memberikan landasan untuk memahami bagaimana

dukungan institusional dapat membentuk dan meningkatkan profesionalisme

guru melalui aspek-aspek seperti kolaborasi, kepemimpinan, dan

pengembangan profesional berkelanjutan.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam mengakselerasi perubahan di dunia pendidikan, dukungan dari

institusi pendidikan, pemerintah, dan lembaga terkait memiliki peran penting.

Institusi pendidikan harus melibatkan program-program pengembangan guru yang

terstruktur dan berkelanjutan. Pemerintah perlu memberikan regulasi yang

mendukung, alokasi anggaran yang memadai, serta perhatian nyata terhadap

peningkatan kualitas pendidikan. Lembaga terkait juga bisa memberikan pelatihan

dan bimbingan kepada guru penggerak agar mereka dapat menghadapi tantangan

dengan lebih siap dan percaya diri.

Peran guru penggerak dapat memberikan arahan kepada peserta didik guna

meningkatkan diri dengan menyeluruh dan mempunyai pemikiran yang kreatif

dan inovatif. Guru penggerak memiliki tugas ganda sebagai pemimpin yang

menerapkan kemerdekaan dalam belajar, tidak hanya menyiapkan rencana

program pembelajaran (RPP) dan menjelaskan isinya, namun seorang guru

penggerak harus memiliki kemauan dan kapasitas untuk memimpin, berinovasi,

dan melakukan perbaikan.

Dalam era perubahan yang cepat, pendidikan guru penggerak memiliki

peran sentral dalam membentuk masa depan pendidikan. Namun, peran ini tidak

dapat terwujud dengan baik tanpa dukungan yang tepat. Melalui dukungan

institusi yang kokoh, metode pembelajaran inovatif, kolaborasi lintas sektor,


19
kurikulum yang praktis, evaluasi berkelanjutan, pemanfaatan teknologi, serta

peningkatan keterampilan sosial, pendidikan guru penggerak dapat menjadi pilar

utama dalam merumuskan solusi terhadap tantangan pendidikan masa depan. Mari

bersama-sama mewujudkan pendidikan guru penggerak yang berkualitas untuk

menciptakan masa depan pendidikan yang lebih baik

20
DAFTAR PUSTAKA

Aditiya, N., Fatonah, S. (2023). Upaya Mengembangkan Kompetensi Guru


Penggerak di Sekolah Dasar Pada Kurikulum Merdeka Belajar. Scholaria:
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 13(2), 108-116. Tersedia:
https://ejournal.uksw.edu/scholaria/article/view/8008/2434

Fajriana, A. W., & Aliyah, M. A. (2019). Tantangan Guru Dalam Meningkatan


Mutu Pendidikan Agama Islam Di Era Melenial. Nazhruna: Jurnal
Pendidikan Islam, 2(2), 246–265. https://doi.org/10.31538/nzh.v2i2.324

Hanafi, Halid. 2018. Profesionalisme Guru Dalam Pengelolaan Kegiatan


PembelajaranDiSekolah.deepublish.

Ineu, S., Teni, M., Yadi, H., Asep, H. H., & Prihantini. (2022). Analisis
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak. Jurnal
Basicedu, 6(5), 8248–8258.

Kristiawan, Muhammad, and Nur Rahmat. 2018. “Peningkatan Profesionalisme


Guru Melalui Inovasi Pembelajaran.” Jurnal Iqra’: Kajian Ilmu Pendidikan
3 (2): 373–90

Muthiah, N. (2021). Evaluasi Program Guru Pengerak. Jakarta: The Indonesian


Institute: Center for Public Policy Research.

Mudhofir, Ali. 2012. “Pendidik Profesional: Konsep, Strategi, Dan Aplikasinya


Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Indonesia.”

Nagri, K. S., Muqawim, Radjasa, Munastiwi, E., & Santika, R. (2020). Menggali
Prinsip Dasar Guru Penggerak Melalui Rekonstruksi Pemikiran Nurcholis
Madjid. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699.

Najmi, Aulia. 2021. “Konsep Profesionalisme Guru Dalam Pendidikan.” Preprint.


Open Science Framework. https://doi.org/10.31219/osf.io/85bj4.

Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya. (2023, 21 Mei). (Indonesia)


Pemerintah Meluncurkan Program Inovatif “EduTech 2023” untuk
Meningkatkan Pendidikan di Seluruh Negeri.
https://lib.ub.ac.id/en/news/indonesia-pemerintah-meluncurkan-program-
inovatif-edutech-2023-untuk-meningkatkan-pendidikan-di-seluruh-negeri/

Sadya, S. (2023, 3 Mei). Jumlah Guru di Indonesia Meningkat pada 2022/2023.


Data Indonesia. Tersedia:

21
https://dataindonesia.id/pendidikan/detail/jumlah-guru-di-indonesia-
meningkat-pada-20222023

Satriawan, W., Santika, I. D., Naim, A., Tarbiyah, F., Raya, B., Selatan, L.,
Timur, L., Bakoman, A., & Panggung, P. (2021). Guru Penggerak Dan
Transformasi Sekolah. Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam Volume,
11(1), 1–12.

Sugiyarta SL, Ardhi Prabowo, Tsabit A. Ahmad, & Aji Purwinarko M.B. S.
(2020). Identifikasi Kemampuan Guru Sebagai Guru Penggerakdi
Karesidenan Semarang. Jurnal Profesi Keguruan, 6(2), 215–221.

Sudarman, Momon. 2013. PROFESI GURU ( Dipuji, Dikritisi Dan Dicaci). PT


RajaGrafindoPersada.

Sukenda, Asep. 2019. “Profesionalisme Guru.” Profesi Kependidikan,83.

Sijabat, O. P., Manao, M. M., Situmorang, A. R., Hutauruk, A., & Panjaitan, S.
(2022). Mengatur Kualitas Guru Melalui Program Guru Penggerak.
Journal of Educational Learning and Innovation (ELIa), 2(1), 130–144.
https://doi.org/10.46229/elia.v2i1.404

Tsuraya, F. G., Azzahra, N., Azahra, S., & Maharani, S. P. (2022). Implementasi
Kurikulum Merdeka dalam Sekolah Penggerak. Jurnal Pendidikan, Bahasa
dan Budaya, 1(1), 179–188. https://doi.org/10.55606/jpbb.v1i1.860

22

Anda mungkin juga menyukai