DAFTAR ISI
Daftar Isi
Statement of Authorship
Bab I
Pendahuluan
Bab II
Tinjauan Teori
Bab III
Pembahasan
Bab IV
Kesimpulan
Daftar Pustaka
2
3
6
8
20
21
Statement of Authorship
Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain
yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk
makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa
saya/kami menyatakan dengan jelas menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Ajaran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sektor industri merupakan salah satu tulang punggung dari pembangunan
dan perekonomian Indonesia. Persaingan pasar sector industry tidak dipungkiri
semakin ketat diantar pelaku bisnis, sehingga membuat perusahaan berlombalomba untuk menciptakan profit setinggi-tingginya untuk menjaga persaingan.
Dengan demikian secara tidak langsung perusahaan berlomba-lomba untuk
menarik perhatian para investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan guna
meningkatkan dan mengembangkan scope bisnis perusahaan demi going concern
perusahaan dalam persaingan bisnis.
Laporan keuangan mempunyai peranan penting bagi terciptanya suatu
komunikasi
antara
pihak
manajemen
dengan
pihak
lain
yang
berbagai
elemen
dalam
pelaporan
tersebut
seiring
dengan
perkembangan bisnis dan tuntutan para stakeholder. PT United Tractor Tbk adalah
salah satu perusahaan di Indonesia yang mencoba untuk menerapkan integrated
reporting dan memperoleh beberapa penghargaan terkait pelaporan keuangan.
Atas hal uraian tersebut untuk meningkatkan informasi atas pemanfaatan
pelaporan keuangan, maka diperlukan suatu analisis pelaporan keuangan yang
dapat menambahkan informasi bagi stakeholders.
1.2.
Profil Perusahaan
United Tractors (UT) adalah distributor peralatan berat terbesar dan
terkemuka di Indonesia yang menyediakan produk-produk dari merek ternama
dunia seperti Komatsu, UD Trucks, Scania, Bomag, Tadano, dan Komatsu Forest.
UT didirikan pada 13 Oktober 1972, UT melaksanakan penawaran umum saham
perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada 19 September 1989
menggunakan nama PT United Tractors Tbk (UNTR), dengan PT. Astra
International Tbk sebagai pemegang saham mayoritas. Penawaran umum saham
perdana ini menandai komitmen United Tractors untuk menjadi perusahaan kelas
dunia berbasis solusi di bidang alat berat, pertambangan dan energi guna memberi
manfaat bagi para pemangku kepentingan.
Saat ini jaringan distribusi perusahaan mencakup 19 kantor cabang, 22
kantor pendukung, dan 11 kantor perwakilan di seluruh penjuru Indonesia. Tidak
puas hanya menjadi distributor peralatan berat terbesar di Indonesia, UT juga
memainkan peran aktif di bidang kontraktor penambangan dan baru-baru ini telah
memulai usaha pertambangan batu bara. UT menjalankan berbagai bisnisnya
melalui tiga unit usaha yaitu Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan dan
Pertambangan.
Visi
Menjadi perusahaan kelas dunia berbasis solusi di bidang alat berat,
pertambangan dan energi, untuk menciptakan manfaat bagi para pemangku
kepentingan.
Misi
Menjadi perusahaan yang :
-
lingkungan.
Memberi sumbangan yang bermakna bagi kesejahteraan bangsa.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.
Tinjauan Teori
Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis
laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan
teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang
berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam
analisis
penggunaan
hasil
analisis
tersebut
dapat
dengan
mudah
untuk
BAB III
PEMBAHASAN
Penurunan ini dikarenakan buruknya iklim aktivitas di sektor sektor terkait seperti
kontraktor pertambangan dan usaha pertambangan yang terus menurun akibat daru
turunnya harga komoditas. Namun, perusahaan mengambil inisiatif dengan menambah
segmen bisnis keempat yaitu perusahaan di bidang jasa konstruksi dengan mengakuisisi
PT Acset Indonusa Tbk, selama tahun 2015 ACST membukukan pendapatan bersih
sebesar Rp1,4 trilyun.
Pada tahun 2015 jumlah penghasilan komprehensif lain setelah pajak menigkat
522% atau menjadi Rp519,4 milyar dari sebelumnya Rp435,9 milyar, penghasilan ini
berasal dari selisih kurs penjabaran laporan keuangan. Laba yang didistribusikan
perusahaan ke pemilik entitas induk turun 7% menjadi Rp6,4 trilyun dibanding tahun
2014 sebesar Rp5,9 trilyun, hal ini dikarenakan penurunan nilai properti pertambangan
dan aset lainnya.
3.2 Pengakuan pendapatan (PSAK 23 dan 34)
PT UT mengakui pendapatan pada saat jumlah pendapatan dapat diketahui dengan
handal, besar kemungkinan manfaat ekonomis masa depan akan mengalir ke entitas dan
terpenuhinya beberapa kriteria :
o Penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan telah
berpindah ke pelanggan.
o Transaksi bill dan holding diakui jika kemungkinan besar pengiriman akan
terjadi, produk telah diidentifikasi dan siap dikirim,kontrak penjualan jelas
menunjukan untuk menunda pengiriman dan syarat pembayaran berlaku
umum,
o pendapatan jasa diakui pada saat jasa telah selesai dikerjakan
o Penerimaan dari kontrak penerimaan penuh menggunakan metode percentage
of completion sesuai dengan PSAK 34
3.3 Liabilitas
Pada akhir tahun 2015, Perseroan membukukan total liabilitas sebesar Rp22,5
triliun, meningkat 3% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp21,8 triliun. Peningkatan
liabilitas terutama karena peningkatan utang usaha yang masuk dalam kategori liabilitas
jangka pendek sebesar 12% dibanding tahun sebelumnya. Sementara, liabilitas jangka
panjang turun sebesar 24% dibandingkan tahun 2014.
Liabilitas PT UT yang terbesar berasal dari Liabilitas jangka pendek seperti yang
diuraikan gambar berikut ini :
Liabilitas jangka pendek meningkat 12% dibanding 2014, hal ini terkait
pembelian barang jadi untuk dijual kembali yang memiliki fasilitas waktu jatuh tempo
yang lebih panjang, selain itu juga dikontribusi oleh peningkatan uang muka pelanggan
sebesar 330% bila dibandingkan tahun 2014.
3.4 Aset
Per 31 Desember 2015, aset Perseroan tercatat sebesar Rp61,7 triliun, meningkat
2% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp60,3 triliun. Peningkatan aset terutama karena
peningkatan kelompok aset lancar sebesar 17% dibandingkan tahun 2014 menjadi Rp39,3
triliun. Sementara aset tidak lancar dan aset tetap mengalami penurunan masing-masing
sebesar 25% dan 7% dibandingkan tahun 2014.
Aset terbesar PT UT berasal dari aset lancar seperti yang diuraikan oleh gambar
berikut :
Peningkatan aset lancar pada tahun 2015 dikarenakan peningkatan kas dan setara
kas sebesar 53% dibanding tahun 2014, selain itu juga karena meningkatnya persediaan
sebesar Rp558,7 milyar dibanding tahun 2014, peningkatan juga terjadi di pos pajak
dibayar dimuka sebesar Rp505,4 milyar.
Depresiasi aset
Depresiasi aset tetap kecuali tanah PT UT, disusutkan sampai dengan nilai
sisanya menggunakan metode garis lurus selama estimasi masa manfaat sebagai berikut :
Metode penyusutan yang digunan PT UT sudah Sesuai dengan PSAK 16, lalu
untuk penyusutan pabrik dan peralatan dimasukan ke biaya konversi dari persediaan
(PSAK 14). Selain itu penyusutan untuk aktivitas pengembangan dimasukkan dalam
biaya perolehan aset tak berwujud (PSAK 19). Dalam menentukan apakah suatu aset
mengalami penurunan nilai maka entitas menerapkan PSAK 48.
10
berada dalam naungan grup UT, Perseroan optimis akan mampu mengoptimalkan kinerja
di masa-masa yang akan datang.
3.7.1
yang berlaku efektif pada tahun 2015. Perubahan kebijakan akuntansi Perseroan telah
dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing
standar dan interpretasi. Penerapan standar dan interpretasi baru/revisi berikut, yang
relevan dengan operasi Perseroan dan menimbulkan dampak terhadap laporan keuangan
konsolidasian, terdiri dari:
Seluruh biaya jasa lalu diakui langsung di laporan laba rugi. Sebelumnya,
biaya jasa lalu diakui berdasarkan metode garis lurus sepanjang periode
vesting jika perubahan bersifat kondisional terhadap sisa jasa pekerja untuk
periode waktu tertentu (periode vesting).
12
Biaya bunga dan imbal hasil yang diharapkan dari aset program diganti
dengan nilai bunga bersih yang dihitung berdasarkan tingkat diskonto terhadap
Perseroan membayar dividen kas minimum 10% dari laba bersih setelah pajak setiap
tahunnya sejak tahun buku 2003 dan akan tetap mempertahankan kebijakan dividen tersebut
dengan tetap memperhatikan keputusan rapat umum pemegang saham, kondisi keuangan,
tingkat keuntungan dan kebutuhan kas Perseroan di masa mendatang
13
I. Perjanjian Distribusi
2014
Pihak Perjanjian
Komatsu Ltd, Jepang
Jangka waktu
Agustus 2006 - Agustus 2012 dan telah
diperpanjang sampai Juni 2017.
Beban yang
terjadi dalam 1
Tahun
Rp 8.391.526
Komatsu sebagai pemasok alat berat menunjuk KMSI sebagai pemasok suku cadang untuk
Perseroan secara eksklusif. Perseroan telah diberikan hak ekslusif untuk menjual suku cadang
yang izinnya dimiliki oleh Komatsu di Indonesia.
PT Komatsu Indonesia
perpanjangan dilakukan secara otomatis, kecuali
Rp.2.949.772
salah satu pihak memutuskan untuk tidak
memperpanjang perjanjian ini.
Perseroan telah diberikan hak ekslusif untuk menjual alat berat yang izinnya dimiliki oleh PT
Komatsu Indonesia di Indonesia.
2015
Pihak Perjanjian
Komatsu Ltd, Jepang
Jangka waktu
Agustus 2006 - Agustus 2012 dan telah
diperpanjang sampai Juni 2017.
Beban yang
terjadi dalam 1
Tahun
Rp 8.488.273
Komatsu sebagai pemasok alat berat menunjuk KMSI sebagai pemasok suku cadang untuk
Perseroan secara eksklusif. Perseroan telah diberikan hak ekslusif untuk menjual suku cadang
yang izinnya dimiliki oleh Komatsu di Indonesia.
PT Komatsu Indonesia
perpanjangan dilakukan secara otomatis, kecuali Rp.1.312.206
salah satu pihak memutuskan untuk tidak
memperpanjang perjanjian ini.
Perseroan telah diberikan hak ekslusif untuk menjual alat berat yang izinnya dimiliki oleh PT
Komatsu Indonesia di Indonesia.
Pada perjanjian Distribusi tidak terdapat perubahan komitmen antar pihak pihak yang
melakukan perjanjian, perubahan hanya terjadi pada total beban yang terjadi dalam setahun
1. perjanjian dengan Komatsu Ltd, jepang mengalami kenaikan beban sebesar Rp. 96.747
2. perjanjian dengan PT Komatsu Indonesia mengalami penurunan sebesar Rp. 1.637.566
14
15
adalah antara 2015 sampai dengan 2018 dengan jumlah pembayaran sewa minimum
mengalami kenaikan dari 364.999 menjadi 376.492
7. Perjanjian Pembiayaan
16
17
Grup hingga pemenuhan persyaratan sebagaimana diatur dalam kontrak atau hingga
kerusakan telah diperbaiki
kolektibilitas
Perseroan
menunjukkan
peningkatan
lebih
baik
dibandingkan tahun 2014. Perseroan menerapkan kebijakan piutang yang cukup ketat
dan secara berkala melakukan review atas kualitas kredit dan kemampuan pelanggan
untuk membayar kewajibannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Annual report United Tractor 2014
Annual report United Tractor 2015
http://www.unitedtractors.com/id/company-profile
19