Anda di halaman 1dari 20

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS DAN PENGGUNAAN LAPORAN KEUANGAN


PT. UNITED TRACTORS Tbk.

PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
2016

DAFTAR ISI
Daftar Isi

Statement of Authorship
Bab I
Pendahuluan
Bab II
Tinjauan Teori
Bab III
Pembahasan
Bab IV
Kesimpulan
Daftar Pustaka

2
3
6
8
20
21

Statement of Authorship
Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain
yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk
makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa
saya/kami menyatakan dengan jelas menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Ajaran

: Analisis dan Penggunaan Laporan Kuangan

Judul Makalah/Tugas : Analisis Laporan Keuangan PT. United Tractors Tbk.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Sektor industri merupakan salah satu tulang punggung dari pembangunan
dan perekonomian Indonesia. Persaingan pasar sector industry tidak dipungkiri
semakin ketat diantar pelaku bisnis, sehingga membuat perusahaan berlombalomba untuk menciptakan profit setinggi-tingginya untuk menjaga persaingan.
Dengan demikian secara tidak langsung perusahaan berlomba-lomba untuk
menarik perhatian para investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan guna
meningkatkan dan mengembangkan scope bisnis perusahaan demi going concern
perusahaan dalam persaingan bisnis.
Laporan keuangan mempunyai peranan penting bagi terciptanya suatu
komunikasi

antara

pihak

manajemen

dengan

pihak

lain

yang

berkepentinganseperti investor, issuer, dan penjamin emisi. Laporan keuangan


dapat dipandang sebagai sarana untuk mempertanggung jawabkan segala sesuatu
yang dilakukan manajer atas sumber daya pemilik. Dengan demikian laporan
keuangan merupakan media untuk mengukur kinerja suatu perusahaan yang
diharapkan dapat menyediakan informasi bermanfaat bagi pihak berkepentingan
dalam mengevaluasi keberhasilan perusahaan.
Praktik pelaporan keuangan bukanlah praktik yang bersifat statis tetapi
praktik yang bersifat dinamis yang melibatkan aspek sosial, kultur, bahasa dan
penyusun serta pihak yang mengkonsumsi laporan yang dihasilkan. Pelaporan
keuangan memiliki aspek retorika yaitu bagaimana laporan tersebut didesain oleh
perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari para stakeholder.
Akuntansi dalam hal ini bukan sekedar menyajikan angka, akan tetapi
merupakan media untuk mengakui eksistensi perusahaan di dalam industri.
Pelaporan keuangan seharusnya dipahami dari perspektif yang terintegrasi yang
melibatkan

berbagai

elemen

dalam

pelaporan

tersebut

seiring

dengan

perkembangan bisnis dan tuntutan para stakeholder. PT United Tractor Tbk adalah
salah satu perusahaan di Indonesia yang mencoba untuk menerapkan integrated
reporting dan memperoleh beberapa penghargaan terkait pelaporan keuangan.
Atas hal uraian tersebut untuk meningkatkan informasi atas pemanfaatan
pelaporan keuangan, maka diperlukan suatu analisis pelaporan keuangan yang
dapat menambahkan informasi bagi stakeholders.

1.2.

Profil Perusahaan
United Tractors (UT) adalah distributor peralatan berat terbesar dan
terkemuka di Indonesia yang menyediakan produk-produk dari merek ternama
dunia seperti Komatsu, UD Trucks, Scania, Bomag, Tadano, dan Komatsu Forest.
UT didirikan pada 13 Oktober 1972, UT melaksanakan penawaran umum saham
perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada 19 September 1989
menggunakan nama PT United Tractors Tbk (UNTR), dengan PT. Astra
International Tbk sebagai pemegang saham mayoritas. Penawaran umum saham
perdana ini menandai komitmen United Tractors untuk menjadi perusahaan kelas
dunia berbasis solusi di bidang alat berat, pertambangan dan energi guna memberi
manfaat bagi para pemangku kepentingan.
Saat ini jaringan distribusi perusahaan mencakup 19 kantor cabang, 22
kantor pendukung, dan 11 kantor perwakilan di seluruh penjuru Indonesia. Tidak
puas hanya menjadi distributor peralatan berat terbesar di Indonesia, UT juga
memainkan peran aktif di bidang kontraktor penambangan dan baru-baru ini telah
memulai usaha pertambangan batu bara. UT menjalankan berbagai bisnisnya
melalui tiga unit usaha yaitu Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan dan
Pertambangan.
Visi
Menjadi perusahaan kelas dunia berbasis solusi di bidang alat berat,
pertambangan dan energi, untuk menciptakan manfaat bagi para pemangku
kepentingan.
Misi
Menjadi perusahaan yang :
-

Bertekad membantu pelanggan meraih keberhasilan melalui pemahaman

usaha yang komprehensif dan interaksi berkelanjutan.


Menciptakan peluang bagi insan perusahaan untuk dapat meningkatkan status

sosial dan aktualisasi diri melalui kinerjanya.


Menghasilkan nilai tambah yang berkelanjutan bagi para pemangku
kepentingan melalui tiga aspek berimbang dalam hal ekonomi, sosial dan

lingkungan.
Memberi sumbangan yang bermakna bagi kesejahteraan bangsa.

Tonggak Sejarah PT. United Tractors Tbk.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.

Tinjauan Teori
Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis
laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan
teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang
berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam
analisis

bisnis (Wild, Subramanyam. 2010:4). Analisis laporan keuangan

mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan


keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan analisis
yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar
laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu,
5

penggunaan

hasil

analisis

tersebut

dapat

dengan

mudah

untuk

menginterpretasikannya. Terdapat dua metode analisis laporan keuangan yang


biasa dipakai menurut Kasmir, (2008:69) yaitu sebagai berikut :
1. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis vertical merupakan analisis yang dilakukan terhadap
hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara
pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya
untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan ke periode
selanjutnya. Disebut metode vertikal karena membandingkan antara
pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama.
Disebut metode statis karena metode ini hanya membandingkan pospos laporan keuangan pada tahun (periode) yang sama. Teknik-teknik
analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik
analisis persentase per komponen (common size), analisis ratio dan
analisis impas.
2. Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan
membandingkan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis
ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke
periode yang lain. Disebut analisis horizontal karena analisis ini
membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda. Disebut
metode analisis dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun
(periode). Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi
metode ini antara lain teknik analisis perbandingan, analisis trend
(index), analisis sumber dan penggunaan dana, analisis perubahan laba
kotor.
Agar diperoleh hasil yang optimal, maka analisis terhadap laporan
keuangan harus mempunyai fokus yang jelas. Analisis laporan keuangan harus
difokuskan pada lima analisis yaitu untuk menilai likuiditas, struktur modal,
return on investment, pemanfaatan aktiva, dan kinerja operasi. Analisis terhadap
laporan keuangan dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis
tersebut, dan yang telah difokuskan pada area analisis yang jelas akan
menghasilkan dua informasi penting yaitu informasi mengenai kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.
6

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pendapatan Bersih


Pada tahun 2015 , pendapatan bersih perseroan mengalami penurunan sebesar 7%

Penurunan ini dikarenakan buruknya iklim aktivitas di sektor sektor terkait seperti
kontraktor pertambangan dan usaha pertambangan yang terus menurun akibat daru
turunnya harga komoditas. Namun, perusahaan mengambil inisiatif dengan menambah
segmen bisnis keempat yaitu perusahaan di bidang jasa konstruksi dengan mengakuisisi
PT Acset Indonusa Tbk, selama tahun 2015 ACST membukukan pendapatan bersih
sebesar Rp1,4 trilyun.
Pada tahun 2015 jumlah penghasilan komprehensif lain setelah pajak menigkat
522% atau menjadi Rp519,4 milyar dari sebelumnya Rp435,9 milyar, penghasilan ini
berasal dari selisih kurs penjabaran laporan keuangan. Laba yang didistribusikan
perusahaan ke pemilik entitas induk turun 7% menjadi Rp6,4 trilyun dibanding tahun

2014 sebesar Rp5,9 trilyun, hal ini dikarenakan penurunan nilai properti pertambangan
dan aset lainnya.
3.2 Pengakuan pendapatan (PSAK 23 dan 34)
PT UT mengakui pendapatan pada saat jumlah pendapatan dapat diketahui dengan
handal, besar kemungkinan manfaat ekonomis masa depan akan mengalir ke entitas dan
terpenuhinya beberapa kriteria :
o Penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan telah
berpindah ke pelanggan.
o Transaksi bill dan holding diakui jika kemungkinan besar pengiriman akan
terjadi, produk telah diidentifikasi dan siap dikirim,kontrak penjualan jelas
menunjukan untuk menunda pengiriman dan syarat pembayaran berlaku
umum,
o pendapatan jasa diakui pada saat jasa telah selesai dikerjakan
o Penerimaan dari kontrak penerimaan penuh menggunakan metode percentage
of completion sesuai dengan PSAK 34
3.3 Liabilitas
Pada akhir tahun 2015, Perseroan membukukan total liabilitas sebesar Rp22,5
triliun, meningkat 3% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp21,8 triliun. Peningkatan
liabilitas terutama karena peningkatan utang usaha yang masuk dalam kategori liabilitas
jangka pendek sebesar 12% dibanding tahun sebelumnya. Sementara, liabilitas jangka
panjang turun sebesar 24% dibandingkan tahun 2014.
Liabilitas PT UT yang terbesar berasal dari Liabilitas jangka pendek seperti yang
diuraikan gambar berikut ini :

Liabilitas jangka pendek meningkat 12% dibanding 2014, hal ini terkait
pembelian barang jadi untuk dijual kembali yang memiliki fasilitas waktu jatuh tempo
yang lebih panjang, selain itu juga dikontribusi oleh peningkatan uang muka pelanggan
sebesar 330% bila dibandingkan tahun 2014.

3.4 Aset
Per 31 Desember 2015, aset Perseroan tercatat sebesar Rp61,7 triliun, meningkat
2% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp60,3 triliun. Peningkatan aset terutama karena
peningkatan kelompok aset lancar sebesar 17% dibandingkan tahun 2014 menjadi Rp39,3
triliun. Sementara aset tidak lancar dan aset tetap mengalami penurunan masing-masing
sebesar 25% dan 7% dibandingkan tahun 2014.
Aset terbesar PT UT berasal dari aset lancar seperti yang diuraikan oleh gambar
berikut :

Peningkatan aset lancar pada tahun 2015 dikarenakan peningkatan kas dan setara
kas sebesar 53% dibanding tahun 2014, selain itu juga karena meningkatnya persediaan
sebesar Rp558,7 milyar dibanding tahun 2014, peningkatan juga terjadi di pos pajak
dibayar dimuka sebesar Rp505,4 milyar.
Depresiasi aset
Depresiasi aset tetap kecuali tanah PT UT, disusutkan sampai dengan nilai
sisanya menggunakan metode garis lurus selama estimasi masa manfaat sebagai berikut :

Metode penyusutan yang digunan PT UT sudah Sesuai dengan PSAK 16, lalu
untuk penyusutan pabrik dan peralatan dimasukan ke biaya konversi dari persediaan
(PSAK 14). Selain itu penyusutan untuk aktivitas pengembangan dimasukkan dalam
biaya perolehan aset tak berwujud (PSAK 19). Dalam menentukan apakah suatu aset
mengalami penurunan nilai maka entitas menerapkan PSAK 48.

3.5 Solvency Ratio and Collectibility Ratio


Perusahaan memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengelola seluruh
likuiditasnya sehingga mampu memenuhi semua kewajiban jangka pendek. Bila dihitung
dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar maka perusahaan berada pada
level yang sama dengan tahun lalu yaitu 2,1. Hal ini menunjukan tingkat likuiditas yang
sehat, sedangkan kemampuan perusahaan membayar hutang pun tergolong baik, terlihat
dari perbandingan antara total utang terhadap total aset sebesar 0,04.
Sementara, jika dibandingkan dengan modal yang dimiliki (Debt to Equity),
seluruh utang Perseroan hanya sebesar 0,06 dari total modal Perseroan. Hal ini
menunjukkan bahwa Perseroan memiliki kemampuan permodalan yang baik sehingga
ketergantungan terhadap utang untuk membiayai operasi bisnis terhitung sangat
kecil.total utang hanya sebesar 0,04 dari total aset yang dimiliki.
Tingkat kolektibilitas Perseroan pada tahun 2015 adalah 85 hari atau lebih baik
dibandingkan tahun 2014 sebesar 90 hari. Perseroan menerapkan kebijakan piutang yang
cukup ketat dan secara berkala melakukan review atas kualitas kredit dan kemampuan
pelanggan untuk membayar kewajibannya.

ROA dan ROE

10

3.6 Laporan Auditor Independen


Laporan keuangan konsolidasian PT. United Tractors Tbk dan entitas anaknya
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan yang
merupakan anggota jaringan global PricewaterhouseCoopers. KAP memberikan opini
terhadap laporan keuangan konsolidasian PT. United Tractors Tbk. dan entitas anaknya
untuk periode 31 Desember 2014 dan 2015 bahwasannya laporan keuangan konsolidasian
disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, serta kinerja keuangan dan arus
kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut telah sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
3.7 Analisis Domestic Market Shares
Pada tahun 2015, berdasarkan riset internal, Perseroan berhasil mempertahankan
pangsa pasar produk alat berat Komatsu sebesar 36% atau market leader di penjualan alat
berat. Perseroan berkomitmen untuk terus mempertahankan pangsa pasar dan menjadi
market leader alat berat di Indonesia. Melalui sinergi dengan seluruh perusahaan yang
11

berada dalam naungan grup UT, Perseroan optimis akan mampu mengoptimalkan kinerja
di masa-masa yang akan datang.

3.7.1

Perubahan Kebijakan Akuntansi yang Diterapkan Perseroan pada Tahun Buku


2015
Perseroan melakukan penerapan standar akuntansi dan interpretasi baru/revisi

yang berlaku efektif pada tahun 2015. Perubahan kebijakan akuntansi Perseroan telah
dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing
standar dan interpretasi. Penerapan standar dan interpretasi baru/revisi berikut, yang
relevan dengan operasi Perseroan dan menimbulkan dampak terhadap laporan keuangan
konsolidasian, terdiri dari:

1. PSAK No. 1 Penyajian Laporan Keuangan


PSAK No. 1 memberikan penyesuaian dalam penyajian penghasilan
komprehensif lain. Perubahan yang utama adalah persyaratan untuk mengelompokkan
hal-hal yang disajikan sebagai penghasilan komprehensif lain berdasarkan apakah halhal tersebut berpotensi untuk direklasifikasi ke laporan laba rugi di masa yang akan
datang.
2. PSAK No. 24 (Revisi 2013) Imbalan Kerja
Penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2013), Imbalan Kerja mengakibatkan
perubahan kebijakan akuntansi Perseroan sebagai berikut:
-

Seluruh biaya jasa lalu diakui langsung di laporan laba rugi. Sebelumnya,
biaya jasa lalu diakui berdasarkan metode garis lurus sepanjang periode
vesting jika perubahan bersifat kondisional terhadap sisa jasa pekerja untuk
periode waktu tertentu (periode vesting).

12

Biaya bunga dan imbal hasil yang diharapkan dari aset program diganti
dengan nilai bunga bersih yang dihitung berdasarkan tingkat diskonto terhadap

kewajiban (aset) imbalan pasti bersih.


Revisi standar ini juga mensyaratkan pengungkapan yang lebih ekstensif.
Sesuai dengan ketentuan PSAK No. 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi dan Kesalahan, perubahan pengakuan biaya jasa lalu
tersebut dipertimbangkan sebagai perubahan kebijakan akuntansi. Grup telah
membukukan saldo biaya jasa lalu yang belum diakui sebagai beban dengan
nilai bersih sebesar Rp39,1 miliar (setelah pajak) pada saldo laba ditahan awal
tahun 2014 dan penambahan biaya jasa lalu selama tahun 2014 dengan nilai
bersih sebesar Rp7,9 miliar (setelah pajak) dalam laporan laba rugi untuk
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014. Akibatnya, saldo liabilitas
imbalan kerja dan aset pajak tangguhan pada 31 Desember 2014 meningkat
masing-masing sebesar Rp61,8 miliar dan Rp14,7 miliar. Mempertimbangkan
jumlah penyesuaian yang tidak material, Perseroan memutuskan untuk tidak
menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada posisi awal periode terdekat
sebelumnya sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum
yang disyaratkan dalam PSAK No. 1 Penyajian Laporan Keuangan.

3. PSAK No. 46 (Revisi 2014) Pajak Penghasilan


Berdasarkan PSAK No. 46 (Revisi 2014), terdapat perubahan ruang lingkup
pajak penghasilan untuk menekankan bahwa konsep laba fiskal adalah berdasarkan
jumlah bersih kena pajak bukan berdasarkan jumlah bruto kena pajak. Hal ini
mempengaruhi penilaian dasar obyek pajak yang digunakan dalam menghitung pajak
final. Perseroan telah melakukan reklasifikasi beban pajak final, yang berada di luar
ruang lingkup standar, pada tahun 2014 sebesar Rp104,5 miliar dari beban pajak
penghasilan ke beban lain-lain.

3.9 Analisis Komitmen dan Kontinjensi Perusahaan

Perseroan membayar dividen kas minimum 10% dari laba bersih setelah pajak setiap
tahunnya sejak tahun buku 2003 dan akan tetap mempertahankan kebijakan dividen tersebut
dengan tetap memperhatikan keputusan rapat umum pemegang saham, kondisi keuangan,
tingkat keuntungan dan kebutuhan kas Perseroan di masa mendatang
13

I. Perjanjian Distribusi
2014
Pihak Perjanjian
Komatsu Ltd, Jepang

Jangka waktu
Agustus 2006 - Agustus 2012 dan telah
diperpanjang sampai Juni 2017.

Beban yang
terjadi dalam 1
Tahun
Rp 8.391.526

Komatsu sebagai pemasok alat berat menunjuk KMSI sebagai pemasok suku cadang untuk
Perseroan secara eksklusif. Perseroan telah diberikan hak ekslusif untuk menjual suku cadang
yang izinnya dimiliki oleh Komatsu di Indonesia.
PT Komatsu Indonesia
perpanjangan dilakukan secara otomatis, kecuali
Rp.2.949.772
salah satu pihak memutuskan untuk tidak
memperpanjang perjanjian ini.
Perseroan telah diberikan hak ekslusif untuk menjual alat berat yang izinnya dimiliki oleh PT
Komatsu Indonesia di Indonesia.
2015
Pihak Perjanjian
Komatsu Ltd, Jepang

Jangka waktu
Agustus 2006 - Agustus 2012 dan telah
diperpanjang sampai Juni 2017.

Beban yang
terjadi dalam 1
Tahun
Rp 8.488.273

Komatsu sebagai pemasok alat berat menunjuk KMSI sebagai pemasok suku cadang untuk
Perseroan secara eksklusif. Perseroan telah diberikan hak ekslusif untuk menjual suku cadang
yang izinnya dimiliki oleh Komatsu di Indonesia.
PT Komatsu Indonesia
perpanjangan dilakukan secara otomatis, kecuali Rp.1.312.206
salah satu pihak memutuskan untuk tidak
memperpanjang perjanjian ini.
Perseroan telah diberikan hak ekslusif untuk menjual alat berat yang izinnya dimiliki oleh PT
Komatsu Indonesia di Indonesia.
Pada perjanjian Distribusi tidak terdapat perubahan komitmen antar pihak pihak yang
melakukan perjanjian, perubahan hanya terjadi pada total beban yang terjadi dalam setahun
1. perjanjian dengan Komatsu Ltd, jepang mengalami kenaikan beban sebesar Rp. 96.747
2. perjanjian dengan PT Komatsu Indonesia mengalami penurunan sebesar Rp. 1.637.566

14

II. Perjanjian Kerja Sama


1. Perjanjian Kerjasama Penambangan dan Jual Beli Batubara dengan Perusahaan Daerah
Baramarta (Baramarta)
(2014) Pamapersada mempunyai perjanjian kerjasama penambangan dengan Baramarta,
dimana Pamapersada ditunjuk sebagai kontraktor untuk melaksanakan operasi penambangan
batubara dalam area penambangan tertentu di Kalimantan Selatan dan PMM mempunyai
kontrak pembelian batubara dengan Baramarta. Kedua perjanjian tersebut berlaku selama 23
tahun terhitung mulai tanggal 2 Januari 2009
(2015) Pamapersada mempunyai perjanjian kerjasama penambangan dengan Baramarta,
dimana Pamapersada ditunjuk sebagai kontraktor untuk melaksanakan operasi penambangan
batubara dalam area penambangan tertentu di Kalimantan Selatan dan perjanjian tersebut
berlaku sampai dengan tahun 2018. PMM juga mempunyai kontrak pembelian batubara
dengan Baramarta, dan perjanjian tersebut berlaku sampai dengan tahun 2019.
Terdapat perbedaan masa berlaku perjanjian dengan Baramarta pada laporan 2014 yang
disebut berlaku selama 23 tahun terhitung mulai tanggal 2 januari 2009 yang berarti berakhir
pada tahun 2032. Dan pada laporan tahunan 2015 disebut berakhir pada 2018 untuk operasi
penambangan dan 2019 untuk kontrak pembelian batubara.

2. Kontrak Jasa Penambangan (2014/2015)


Grup mempunyai beberapa kontrak jasa pertambangan signifikan. Berdasarkan
kontrak kontrak tersebut, Grup memberikan jasa penambangan batubara di beberapa lokasi di
Kalimantan. Jangka waktu kontrak bervariasi dan berakhir sampai dengan 2021.
Tidak ada perubahan komitmen pada kontrak jasa penambangan di pada tahun 2014-2015

3. Komitmen Sewa Operasi


(2014) Grup menyewa berbagai peralatan berat, kendaraan, dan peralatan kantor dari
berbagai pihak dengan perjanjian sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan. Masa sewa antara
satu sampai dua tahun dengan mayoritas perjanjian sewa dapat diperbarui pada akhir periode
sewa sebesar harga pasar.
Jumlah pembayaran sewa minimum di masa depan dalam perjanjian sewa operasi yang tidak
dapat dibatalkan adalah sebagai berikut 364.999
Pada laporan tahunan 2015, UT mengungkapkan pihak yang berkait dengan
komitmen sewa operasi. Pihak-pihak yang mengadakan perjanjian sewa dengan Grup
adalah :PT Roda Pratama,PT Sayap Garuda Indah PT Bagong. Masa berlaku perjanjian sewa

15

adalah antara 2015 sampai dengan 2018 dengan jumlah pembayaran sewa minimum
mengalami kenaikan dari 364.999 menjadi 376.492

4. komitmen perolehan barang modal


Per 31 Desember 2014, Perseroan mempunyai komitmen pembelian barang modal
untuk perolehan alat-alat berat, mesin, dan prasarana senilai Rp30,2 miliar.
Per tanggal 31 Desember 2015, Grup mempunyai komitmen pembelian barang modal dengan
berbagai pihak untuk perolehan alat-alat berat, mesin, dan prasarana senilai Rp 616,3 miliar
Terjadi peningkatan yang signifikan pada komitmen perolehan barang modal dengan
kenaikan sebesar Rp. 586,1 miliar

5. Fasilitas Foreign Exchange Contract


Pada tanggal 31 Desember 2014, Grup memiliki fasilitas foreign exchange contract
yang diperoleh dari berbagai bank berjumlah USD 43,0 juta dan EUR 5,0 juta atau setara
dengan Rp 610,6 miliar
Pada tanggal 31 Desember 2015, Grup memiliki fasilitas foreign exchange contract yang
diperoleh dari berbagai bank berjumlah USD94,0 juta dan EUR 5,0 juta atau setara dengan
Rp 1.372,1 miliar
Pada tahun 2015 terjadi penambahan fasilitas Foreign Exchange Contract sebesar USD 51
juta

6. Fasilitas Letter of Credit


Pada tanggal 31 Desember 2014, Grup memiliki fasilitas letter of credit yang diperoleh dari
berbagai bank berjumlah USD 1.073,0 juta atau setara dengan Rp 13.348,1 miliar
Pada tanggal 31 Desember 2015, Grup memiliki fasilitas letter of credit yang diperoleh dari
berbagai bank berjumlah USD 1.021,0 juta atau setara dengan Rp 14.084,7 miliar
Pada tahun 2015 terjadi penurunan jumlah fasilitas Letter of Credit sebesar USD 52 juta.

7. Perjanjian Pembiayaan
16

(2014) Dimulai tanggal 11 April 2014, Perseroan menandatangani perjanjian dengan


PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF), pihak berelasi, dimana SANF setuju untuk
memberikan fasilitas pembiayaan kepada pelanggan dari Perseroan untuk pembelian alat
berat dengan fasilitas sebesar Rp 1,0 triliun. Perjanjian ini akan berakhir sampai jika ada
penghentian dari salah satu pihak secara tertulis.Fasilitas tersebut terbagi atas risiko yang
ditanggung oleh Perseroan dan SANF dengan kesepakatan bersama apabila apabila
pelanggan mengalami gagal bayar.
Eksposur maksimum risiko kredit terhadap Perseroan dari perjanjian ini pada tanggal 31
Desember 2014, jika pelanggan mengalami gagal bayar adalah sejumlah Rp 743,5 miliar
yang akan jatuh tempo antara tahun 2016 dan 2017
(2015) Eksposur maksimum risiko kredit terhadap Perseroan dari perjanjian ini pada tanggal
31 Desember 2015, jika pelanggan mengalami gagal bayar adalah sejumlah Rp 1.232,6
miliar,yang akan jatuh tempo antara tahun 2016 sampai dengan 2018
Per Desember 2015, kontinjensi dari eksposur maksimum resiko kredit terhadap Perseroan
dari perjanjian pembiayaan dengan SANF jika pelanggan mengalami gagal bayar meningkat
sebesar Rp 489.1 miliar.
8. Kontrak Engineering, Procurement and Construction (EPC)
Pada tanggal 22 mei 2015 Grup mengadakan perjanjian EPC dengan PT Pusaka Jaya
International (PJI), Shandong Sino Tech Power Engineering Co. Ltd. (STPE), PT
Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PP),dan PT Tridasa Prawira (TDP) dengan nilai
kontrak sebesar USD 49,5 juta atau setara dengan Rp 682,9 miliar. Selama 2015 sudah
terdapat pembayaran uang muka sebesar USD9,9 juta atau setara dengan Rp 136,6 miliar.
Sisa nilai kontrak sebesar USD 39,6 juta atau setara dengan Rp 546,3 miliar merupakan
bagian dari komitmen yang ada di Catatan 31h.
9. Perjanjian Kerja Sama Operasi
Pada tanggal 31 Desember 2015, Grup memiliki kerjasama dengan Daewoo
Engineering & Construction Co. Ltd. untuk melakukan pekerjaan konstruksi di District 8 Lot
13 & 28 SCBD, Indonesia dengan nilai kontrak sebesar Rp 800,8 miliar. Grup memiliki
bagian 60,0% dalam operasi bersama dimana Grup menyediakan dana, sumber daya dan
teknologi untuk operasi bersama.
10. Kontrak Konstruksi
Grup memiliki beberapa kontrak konstruksi yang berada di bawah masa
pemeliharaan. Masa pemeliharaan adalah antara 6-12 bulan setelah selesainya pekerjaan
konstruksi. Berdasarkan kontrak, Grup bertanggung jawab atas segala kerusakan yang
diakibatkan dari pekerjaan konstruksi dan pelanggan berhak untuk menahan piutang retensi

17

Grup hingga pemenuhan persyaratan sebagaimana diatur dalam kontrak atau hingga
kerusakan telah diperbaiki

Liabilitas kontinjensi yang diakui sesuai dengan PSAK 57


BAB IV
KESIMPULAN

Perusahaan memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengelola seluruh


likuiditasnya sehingga mampu memenuhi semua kewajiban jangka pendek. Hal ini
menunjukan tingkat likuiditas yang sehat, sedangkan kemampuan perusahaan membayar
hutang pun tergolong baik. Sementara itu, Perseroan memiliki kemampuan permodalan
yang baik sehingga ketergantungan terhadap utang untuk membiayai operasi bisnis
terhitung sangat kecil.
Tingkat

kolektibilitas

Perseroan

menunjukkan

peningkatan

lebih

baik

dibandingkan tahun 2014. Perseroan menerapkan kebijakan piutang yang cukup ketat
dan secara berkala melakukan review atas kualitas kredit dan kemampuan pelanggan
untuk membayar kewajibannya.

18

DAFTAR PUSTAKA
Annual report United Tractor 2014
Annual report United Tractor 2015
http://www.unitedtractors.com/id/company-profile

19

Anda mungkin juga menyukai