Anda di halaman 1dari 5

I.

PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN - GU


Berdasarkan PerMendagri No 13 Tahun 2006 Pasal 1 ayat (67), pengertian SPP GU
adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pengganti uang
persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung
Pengajuan SPP GU dilakukan pada saat uang persediaan telah terpakai bendahara
pengeluaran, sehingga bendahara dapat mengajukan SPP Ganti Uang Persediaan (GU) dengan
besaran sejumlah penggunaan uang persediaan yang telah disahkan. SPP-GU tersebut
disampaikan untuk beberapa kegiatan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Contoh :
suatu SKPD mendapatkan alokasi Uang Persediaan pada tanggal 4 Januari sebesar
Rp100.000.000. Pada tanggal 20 Januari telah terlaksana 2 (dua) kegiatan yang menghabiskan
uang UP sebesar Rp.80.000.000, maka pada tanggal 21 Januari dapat mengajukan SPP-GU
sebesar Rp.80.000.000. Jenis Belanja dalam SPP GU adalah Belanja Pegawai dan Belanja
Barang Dan Jasa.

A. ALUR PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN - GU


1. Pengguna anggaran menyerahkan SPD kepada Bendahara dan PPK SKPD (Pejabat
Penatausahaan Keuangan - Satuan Kerja Perangkat Daerah)
2. Berdasarkan SPD (Surat Penyediaan Dana) dan SPJ (Surat Pertanggungjawaban), Bendahara
mempersiapkan dokumen SPP-GU yang diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP
GU.
Berdasarkan Permendagri no 13 pasal 200 ayat (2), d okumen SPP-GU terdiri dari :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Surat pengantar SPP - GU


Ringkasan SPP - GU
Rincian SPP GU (jenis belanja)
Surat Pengesahan SPJ atas penggunaan SPP GU sebelumnya
Salinan SPD
Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
Lampiran Lain yang diperlukan.
Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan
Bukti-bukti belanja yang lengkap dan sah

3. Bendahara Menyerahkan SPP GU beserta dokumen lain kepada PPK-SKPD


4. PPK-SKPD meneliti kelengkapan SPP-GU berdasarkan SPD dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran-SKPD

5. apabila SPP-GU dinyatakan lengkap maka PPK-SKPD membuat rancangan SPM (Surat
Perintah Membayar), paling lambat dua hari kerja sejak SPP diterima
6. PPK-SKPD menyerahkan SPM kepada pengguna anggaran untuk diotorisasi
7. Jika SPP-GU dinyatakan tidak lengkap, PPK-SKPD akan menerbitkan surat penolakan SPM .
penolakan SPM paling lambat diterbitkan satu hari kerja sejak SPP-GU diterima
8. Surat Penolakan Penerbitan SPM ini diberikan PPK-SKPD kepada Pengguna Anggaran untuk
diotorisasi
9. Surat Penolakan Penerbitan SPM ini kemudian diberikan kepada bendahara, agar bendahara
melakukan penyempurnaan SPP-GU

II. PENERBITAN SP2D - GU


Berdasarkan PERMENDAGRI No 13 Tahun 2006 Pasal 1 ayat (75) SP2D adalah Surat Perintah
Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar
pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD (Bendahara Umum Daerah) berdasarkan SPM (surat
perintah membayar)
Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPMGU adalah
dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan
SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD yang dananya dipergunakan untuk mengganti uang
persediaan yang telah dibelanjakan
SP2D dapat diterbitkan jika :
Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran DPA-SKPD dan SPD yang tersedia
mencukupi.
Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan perundangan.
B. ALUR PENERBITAN SP2D-GU
1. Pengguna Anggaran menyerahkan SPM kepada kuasa BUD (Bendahara Umum Daerah)
2. Kuasa Bendahara Umum Daerah memeriksa kelengkapan SPM, Pengujian berikutnya adalah
Kuasa BUD melihat kesesuaian dengan DPA-SKPD yang terkait serta batasan jumlah dalam
SPD yang tersedia. Apabila telah dinyatakan lengkap, maka kuasa BUD akan membuat
rancangan SP2D.
3. Bila SPM GU dinyatakan lengkap, maka Kuasa BUD menerbitkan SP2D paling lambat 2 hari
kerja sejak diterima pengajuan SPM GU.
Kelengkapan dokumen SPM-GU untuk penerbitan SP2D yaitu (pasal 216 ayat 3):
- Surat pernyataan tanggung jawab Pengguna Anggaran
- Surat Pengesahan SPJ Bendahara Pengeluaran periode sebelumnya
- Ringkasan pengeluaran per rincian objek disertai bukti pengeluaran yg sah & lengkap
- Bukti atas penyetoran PPN/PPh
4. Kuasa BUD menerbitkan SP2D yang terdiri atas empat rangkap untuk selanjutnya diserahkan
kepada pihak pihak yang terkait :
Lembar 1 : Bank yang ditunjuk
Lembar 2 : Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
Lembar 3 : Arsip Kuasa BUD
Lembar 4 : Arsip rekanan/pihak ketiga

SP2D diserahkan kepada Bank apabila melalui Bendahara Pengeluaran atau rekanan pihak ketiga
yang bukan penandatangan kontrak menggunakan Surat Kuasa untuk pengambilan SP2D yang
kemudian untuk dicairkan di Kas Umum Daerah pada Bank yang ditunjuk sebagai Kas Umum
Daerah.
5. Kuasa BUD sendiri harus mencatat SP2D dan Nota Debet (Dari Bank) pada dokumen
Penatausahaan, yang terdiri dari:
- Buku Kas Penerimaan
- Buku Kas Pengeluaran
6. Pengguna Anggaran menyerahkan SP2D kepada Bendahara.
7. Bendahara mencatat SP2D pada dokumen Penatausahaan, yang terdiri dari:
- BKU Pengeluaran
- Buku Pembantu Simpanan Bank
- Buku Pembantu Pajak
- Buku Pembantu Panjar
- Buku Rekapitulasi Pengeluaran Per Rincian Objek
8. Apabila SPM dinyatakan tidak lengkap, Kuasa BUD menerbitkan surat penolakan penerbitan
SP2D paling lambat 1 hari kerja sejak SPM diterima
9. Surat penolakan penerbitan SP2D ini diserahkan kepada Pengguna Anggaran agar dilakukan
penyempurnaan SPM

III. PEMBELANJAAN DANA GU


Pelaksanaan belanja yang dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan wajib
dipertanggungjawabkan oleh PPTK secara tepat waktu. Dalam mempertanggungjawabkan
pelaksanaan belanja tersebut, PPTK harus melampirkan dokumen-dokumen pendukung
penggunaan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan yang terkait. Dokumen penggunaan anggaran
diberikan kepada Bendahara Pengeluaran sebagai dasar bagi Bendahara Pengeluaran untuk
membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ).

C. ALUR PEMBELANJAAN DANA GU


1. Bendahara Pengeluaran menyerahkan SP2D kepada Bank.
2. Berdasarkan SP2D yang diterima, Bank mencairkan dana.
3. Bank kemudian menyerahkan uang kepada Bendahara Pengeluaran dan membuat Nota Debet.
Nota Debet ini kemudian diserahkan kepada Kuasa BUD
4. Bendahara Pengeluaran membuat Bukti Pembayaran dan menyerahkan uang serta Bukti
Pembayaran kepada Pihak Ketiga.
5. Setelah menerima uang dan Bukti Pembayaran, Pihak Ketiga menandatangani Bukti
Pembayaran kemudian mengembalikan Bukti Pembayaran kepada Bendahara Pengeluaran
Bendahara Pengeluaran berdasarkan dokumen yang diberikan oleh PPTK, mencatat pelaksanaan
belanja dalam:
a. Buku Kas Umum pengeluaran.
b. Buku pembantu pengeluaran per rincian obyek.
c. Buku pembantu kas tunai.
d. Buku pembantu simpanan/bank.
e. Buku pembantu panjar.
f. Buku pembantu pajak

Anda mungkin juga menyukai