Revisi : Tanggal :
DASAR HUKUM :
DESKRIPSI :
1. SOP ini menjelaskan proses pembayaran tagihan belanja pegawai yang dibebankan
kepada APBN yang dimulai dari penyampaian tagihan oleh Petugas Pengelolaan
Administrasi Belanja Pegawai (PPAB) sampai dengan diterbitkannya Surat Perintah
Membayar-Langsung (SPM-LS) oleh Pejabat Penandatangan SPM (PP-SPM).
2. Belanja Pegawai adalah belanja kompensasi baik dalam bentuk uang maupun barang yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat
negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang
belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali
pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
3. Pengguna Anggaran (PA) / Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah Menteri/Pimpinan
Lembaga atau kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada
Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA
untuk mengambil keputusan dan / atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
atas beban belanja negara.
5. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PP-SPM) adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas Surat Permintaan Pembayaran
dan menerbitkan Surat Perintah Membayar.
6. Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai (PPAB) adalah pembantu KPA yang
diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola pelaksanaan belanja pegawai.
7. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara(KPPN) adalah instansi vertikal Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
8. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh PPK
dan disampaikan kepada PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja
untuk selanjutnya diteruskan kepada PP-SPM berkenaan.
9. Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) adalah dokumen permintaan
pembayaran yang dibuat/diterbitkan oleh PPK yang dibayarkan langsung kepada
Bendahara Pengeluaran / Penerima Hak atas dasar kontrak kerja, surat keputusan, surat
tugas atau surat perintah kerja lainnya.
10. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan/digunakan oleh PA/KPA
atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau
dokumen lain yang dipersamakan.
11. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) adalah SPM langsung kepada Bendahara
Pengeluaran/Penerima Hak yang diterbitkan oleh PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk
atas dasar kontrak kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya.
12. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja negara dalam rangka pelaksanaan belanja APBN pada Kementerian
Negara/Lembaga dan/atau Satker.
13. Penerima Hak adalah pejabat negara/pegawai negeri/pihak ketiga/pihak lain yang berhak
menerima pembayaran atas pelaksanaan kegiatan/tugas yang membebani APBN.
14. Arsip Data Komputer (ADK) adalah arsip data dalam bentuk softcopy yang disimpan dalam
media penyimpanan digital.
15. SOP ini dilaksanakan oleh Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran.
PERSYARATAN :
1. Bukti-Bukti pengeluaran untuk belanja pegawai antara lain:
a.Daftar Penerimaan Gaji Pegawai
b.Daftar Potongan Gaji Pegawai (sewa rumah dinas)
2. SPM-LS akan diterbitkan apabila SPP-LS telah diuji kebenarannya.
BIAYA :
Tidak dipungut biaya.
Mengetahui,
Sekretaris Direktorat Jenderal
-ttd-
Iyan Rubiyanto
NIP 19660927 199103 1 002
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 032/SOP-BC/KPP MP C/2013
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
TANGGAL : 1 JULI 2013
KPPBC TIPE MADYA PABEAN C
REVISI :
TANGGAL :
STANDAR PROSEDUR OPERASI
PELAKSANAAN URUSAN GAJI
(PENYELESAIAN SPP LS S.D. SPM LS BELANJA PEGAWAI)
1 PPABP menyampaikan
tagihan dan dokumen START
pendukung SPP-LS yang
lengkap dan benar
kepada PPK
MENYAMP
AIKAN
TAGIHAN DAN
DOKUMEN
PENDUKUNG
3 PP-SPM melakukan
pengujian SPP-LS.
Apabila SPP-LS dan MENELITI
dokumen pendukung
tidak lengkap dan benar,
PP-SPM
mengembalikannya
kepada PPK secara LENGKAP&
tertulis paling lambat 2 BENAR?
(dua) hari kerja setelah
diterimanya SPP-LS
tersebut.
MENANDA
PP-SPM menerbitkan
TANGANI
SPM-LS paling lambat 5
(lima) hari kerja setelah
SPP-LS beserta dokumen
pendukung diterima SPM-LS,
lengkap dan benar dari DOKUMEN
PPK. PENDUKUNG
Mengetahui
Sekretaris Direktorat Jenderal
-ttd-
Iyan Rubiyanto
NIP 19660927 199103 1 002