Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI
TIPE MADYA PABEAN C
Standar Operasional Prosedur
Penyelesaian Permohonan Penundaan Pembayaran Utang
Bea Masuk, Bea Keluar, dan/atau Sanksi Administrasi
Berupa Denda
Nomor SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi Ke-
2/TMPC/2018 31 Juli 2018

1. Deskripsi
a. SOP ini menjelaskan proses dan prosedur penyelesaian permohonan
penundaan pembayaran bea masuk, bea keluar, dan/atau sanksi
administrsi berupa denda pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
dan Cukai Tipe Madya Pabean C yang dimulai dari pemohon
menyampaikan surat permohonan sampai dengan diterbitkannya surat
jawaban.
b. Penanggung utang adalah orang yang berutang atas bea masuk, bea
keluar, dan/atau sanksi administrasi berupa denda.
c. Penundaan dapat diberikan kepada penanggung bea masuk atas tagihan
kekurangan pembayaran bea masuk, bea keluar, dan/atau sanksi
administrasi berupa denda sebagai akibat dari:
1) penetapan Pejabat bea dan cukai;
2) penetapan kembali Direktur Jenderal atas penetapan Pejabat bea dan
cukai; atau
3) keputusan Direktur Jenderal atas keberatan.
d. Penundaan dapat berupa:
1) pengunduran jangka waktu pembayaran tagihan kekurangan
pembayaran bea masuk, bea keluar, dan/atau sanksi administrasi
berupa denda; atau
2) pembayaran secara bertahap tagihan kekurangan pembayaran bea
masuk, bea keluar, dan/atau sanksi administrasi berupa denda.
e. Permohonan penundaan pembayaran diajukan secara tertulis, dengan
ketentuan untuk nilai tagihan sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah), permohonan penundaan pembayaran diajukan kepada
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanana Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean C.
f. Penundaan dapat diberikan untuk jangka waktu paling lama 12 (dua
belas) bulan terhitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran tagihan.
g. Atas penundaan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan,
bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh, terhitung sejak tanggal
jatuh tempo pembayaran tagihan.
h. Perhitungan bunga didasarkan pada:
1) pokok utang dalam hal pengunduran jangka waktu pembayaran;
atau
2) sisa utang dalam hal pembayaran secara bertahap.
i. Unit pelaksana SOP ini adalah Seksi Perbendaharaan.
2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2006.
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.04/2017 tentang
Penundaan Pembayaran Utang Bea Masuk, Bea Keluar dan/atau Sanksi
Administrasi Berupa Denda.

3. Ketertautan
SOP ini memiliki ketertautan dengan prosedur penyelesaian permohonan
penundaan pembayaran utang bea masuk, bea keluar, dan/atau sanksi
administrasi berupa denda.

4. Pihak-Pihak yang Terlibat


a. Pemohon.
b. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean C.
c. Kepala Seksi Perbendaharaan.
d. Kepala Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian.
e. Pelaksana pada Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian.

5. Persyaratan dan Perlengkapan


a. Pemohon mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C dengan memberikan
alasan-alasan yang kuat, selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari
sebelum jatuh tempo penetapan kekurangan pembayaran utang bea
masuk, bea keluar, dan/atau sanksi administrasi berupa denda. Dengan
dilampiri:
1) Fotokopi penetapan;
2) Laporan keuangan perusahaan satu tahun terakhir yang telah
diaudit oleh akuntan publik;
3) Skema rencana penundaan yang memuat paling sedikit jangka waktu
pengunduran atau jumlah besaran pembayaran secara bertahap; dan
4) Surat pernyataan yang menyatakan akan memenuhi semua
ketentuan di bidang kepabeanan di atas kertas bermaterai Rp6000,00
(enam ribu rupiah).
b. Penanggung utang memenuhi kriteria:
1) yang bersangkutan mengalami kesulitan likuiditas, namun mampu
untuk melunasi kekurangan pembayaran utang bea masuk, bea
keluar, dan/atau sanksi administrasi berupa denda; dan
2) yang bersangkutan memiliki kredibilitas yang baik.

6. Keluaran (Output)
a. Surat Persetujuan Pemberian Penundaan Pembayaran.
b. Keputusan Persetujuan Pemberian Penundaan Pembayaran.
c. Surat Penolakan.
7. Jangka Waktu Penyelesaian
Jangka waktu penyelesaian SOP ini adalah paling lama 15 (lima belas) hari
sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar oleh Kepala Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C.

8. Perhatian
SOP ini bermanfaat bagi kinerja Seksi Perbendaharaan, Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C untuk memberikan
standar dalam prosedur penyelesaian permohonan penundaan pembayaran
utang bea masuk, bea keluar, dan/atau sanksi administrasi berupa denda.
Dalam hal SOP ini tidak terlaksana dengan baik, maka penyelesaian
permohonan tidak berjalan dengan optimal.

9. Matriks RASCI

Penyelesaian
Permohonan Kepala
Penundaan Kantor
Pelaksana
Pembayaran Pengawasan
Kasubsi Seksi
Bea Masuk, dan
Pemohon Kepala Seksi Administrasi Administrasi
Bea Keluar, Pelayanan
Perbendaharaan Penagihan dan Penagihan
Dan/Atau Bea dan
Pengembalian dan
Sanksi Cukai Tipe
Pengembalian
Administrasi Madya
Berupa Pabean C
Denda

Penerimaan
Permohonan S R R R S

Penelitian
Dokumen
Permohonan,
Penelitian C R/A
Formal dan
Material

Penerbitan
Surat dan
Keputusan
R/A R R S
Persetujuan/
Surat
Penolakan
Penyampaian
serta
pengarsipan
Surat dan
I R
Keputusan
Persetujuan/
Surat
Penolakan

10. Prosedur Kerja


a. Pemohon mengajukan permohonan penundaan pembayaran utang bea
masuk, bea keluar, dan/atau sanksi administrasi berupa denda kepada
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean C.
b. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean C meneliti dan mendisposisi berkas permohonan kepada Kepala
Seksi Perbendaharaan untuk menyelesaikan permohonan dimaksud.
c. Kepala Seksi Perbendaharaan meneliti dan mendisposisi berkas
permohonan kepada Kepala Subseksi Administrasi Penagihan dan
Pengembalian.
d. Kepala Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian meneliti dan
mendisposisi berkas permohonan kepada Pelaksana pada Subseksi
Administrasi Penagihan dan Pengembalian.
e. Pelaksana pada Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian
melakukan penelitian formal yang meliputi:
1) Kesesuaian format surat permohonan penundaan pembayaran;
2) Kelengkapan dokumen pengajuan yang terdiri dari laporan keuangan,
skema penundaan, dan surat pernyataan bermaterai;
3) Jangka waktu pengajuan surat permohonan.
f. Pelaksana pada Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian
melakukan penelitian material, yang meliputi:
1) Melakukan analisis atas laporan keuangan yang telah dilampirkan
pemohon yang terdiri atas:
a) Rasio Likuiditas ≥ 0,50 (lebih besar dari atau sama dengan nol
koma lima) dalam 1 (satu) tahun terakhir;
b) Rasio Solvabilitas ≥ 0,50 (lebih besar dari atau sama dengan nol
koma lima) dalam 1 (satu) tahun terakhir;
c) Rasio Rentabilitas ≥ -2,00 (negatif dua koma nol nol) dalam 1
(satu) tahun terakhir (hanya berlaku untuk nilai ekuitas positif);
2) Melakukan penelitian atas kredibilitas pemohon, yang meliputi:
a) Pemohon tidak mempunyai kewajiban penundaan pembayaran
sebelumnya yang tidak dibayar sesuai dengan jumlah dan waktu
yang telah ditetapkan;
b) Pemohon tidak mempunyai tunggakan utang;
c) Pemohon tidak dalam status diblokir.
g. Pelaksana pada Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian,
berdasarkan hasil penelitian formal dan material membuat konsep surat
jawaban atas permohonan penundaan pembayaran.
1) Dalam hal permohonan disetujui, membuat konsep surat dan
keputusan persetujuan penundaan pembayaran.
2) Dalam hal permohonan ditolak, membuat konsep surat penolakan.
h. Pelaksana pada Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian
menyampaikan konsep surat jawaban kepada Kepala Subseksi
Administrasi Penagihan dan Pengembalian.
i. Kepala Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian menerima,
meneliti, dan memberikan paraf pada konsep surat jawaban permohonan
penundaan pembayaran kepada Kepala Seksi Perbendaharaan.
j. Kepala Seksi Perbendaharaan menerima, meneliti, dan memberikan paraf
pada konsep surat jawaban permohonan penundaan pembayaran,
kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C.
k. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean C menerima, meneliti, dan menandatangani surat jawaban
permohonan penundaan pembayaran, kemudian meneruskan kepada
Pelaksana pada Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian.
l. Dalam hal Keputusan Persetujuan Penundaan Pembayaran telah
disetujui, Pelaksana pada Subseksi Administrasi Penagihan dan
Pengembalian membuat salinan Keputusan Persetujuan Penundaan
Pembayaran.
m. Pelaksana pada Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian
menyampaikan salinan Keputusan Persetujuan Penundaan Pembayaran
dan surat persetujuan penundaan pembayaran atau surat penolakan
kepada yang bersangkutan.
n. Pelaksana pada Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian
melakukan pengarsipan dokumen keputusan dan surat persetujuan
penundaan pembayaran atau surat penolakan.
11. Bagan Alir (Flowchart)

KEPALA KPPBC TIPE


MADYA PABEAN C
SURAT PERMOHONAN KEP DAN SURAT PERSETUJUAN/
MENERIMA, SURAT PENOLAKAN
MENELITI DAN
MENELITI, DAN
MENDISPOSISI
MENANDATANGANI
MULAI

KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C

PERBENDAHARAAN
MENERIMA,
KASI

MENELITI DAN MENELITI, DAN


MENDISPOSISI MEMBERIKAN
PARAF
PENAGIHAN DAN
PENGEMBALIAN
KASUBSI ADM.

MENERIMA,
MENELITI DAN MENELITI, DAN
MENDISPOSISI MEMBERIKAN
PARAF
ADMINISTRASI PENAGIHAN DAN
PELAKSANA PADA SUBSEKSI

PENGEMBALIAN

MENYAMPAIKAN
KONSEP KEP DAN
YA
SURAT
PERSETUJUAN SALINAN KEP DAN
SURAT PERSETUJUAN/
SURAT PENOLAKAN
MELAKUKAN MEMBUAT SALINAN KEP MENGADMINISTRASIKAN
PENELITIAN DAN SURAT DAN
FORMAL DAN PERSETUJUAN/SURAT MENDISTRIBUSIKAN
MATERIAL PENOLAKAN
SELESAI
MEMENUHI
SYARAT MENYAMPAIKAN
TIDAK KONSEP SURAT
PENOLAKAN
PEMOHON

MENERIMA SALINAN
MENGAJUKAN KEP DAN SURAT
PERMOHONAN PERSETUJUAN/SURAT
PENUNDAAN PENOLAKAN

Disahkan Oleh:
Sekretaris Direktorat Jenderal,

ttd

Kushari Suprianto
NIP 19661002 199103 1 001

Anda mungkin juga menyukai