Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI
TIPE C SOEKARNO - HATTA

Standar Operasional Prosedur


Pelayanan Pemberian Ijin Impor Kembali
atas Barang yang Telah Diekspor (Reimpor)
Nomor SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi ke-
- JuLi 2022
1. Deskripsi:
a. Standar Operasional Prosedur (SOP) ini menjelaskan layanan pemberian ijin
impor kembali barang yang telah diekspor (reimpor) yang dimulai sejak
permohonan diterima lengkap dan benar sampai dengan
persetujuan/penolakan permohonan .
b. Impor Kembali Barang yang telah diekspor atau impor kembali adalah pemasukan kembali
ke dalam daerah pabean atas barang yang sebelumnya telah diekspor :
1) dalam kualitas yang sama;
2) untuk keperluan perbaikan;
3) untuk keperluan pengerjaan; atau
4) untuk keperluan pengujian.
c. Ekspor Sementara adalah ekspor yang diinaksudkan untuk dilakukan Impor
Kembali dalam jangka waktu tertentu
d. Dalam Kualitas yang Sama adalah suatu kondisi dimana barang tidak mengalami proses
pengerjaan atau penyempurnaan apapun di luar daerah pabean.
e. Perbaikan adalah penanganan yang dilakukan di luar daerah pabean atas barang yang
rusak, usang, atau tua untuk mengembalikan barang tersebut ke keadaan semula tanpa
mengubah sifat hakikinya.
f. Pengerjaan adalah penanganan yang dilakukan di luar daerah pabean atas barang yang
selain mengembalikan ke keadaan semula juga mengakibatkan peningkatan mutu dan
peningkatan harga barang tersebut dari segi ekonomis tanpa mengubah sifat hakikinya.
g. Pengujian adalah penanganan yang dilakukan di luar daerah pabean atas barang yang
meliputi pemeriksaan dari segi teknik, mutu, serta kapasitas sesuai standar yang ditetapkan.
h. Pejabat yang berwenang menandatangani surat persetujuan reimpor adalah
Kepala Kantor atau pejabat yang ditunjuk.
i. Pelaksana SOP ini adalah Seksi Fasilitas Pabean dan Cukai pada Bidang
Pelayanan dan Fasilitas Pabean dan Cukai (PFPC).
2. Dasar Hukum:
a. Undang-Undang nomor 10 tahun 1995 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang nomor 17 tahun 2006 tentang Kepabeanan.
b. Peraturan Menteri Keuangan nomor 106/PMK.04/2007 tentang Pembebasan
Bea Masuk dan/atau Cukai atas Impor Kembali Barang yang telah Diekspor
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor
175/PMK.04/2021 tentang Pembebasan Bea Masuk Kembali atas Barang yang
Telah Dieskpor.
c. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor PER-04/BC/2022 tentang
Pemberian Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Kembali Barang Yang Telah
Diekspor
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 198/PMK.010/2019 tentang Perubahan
Ketujuh Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 231/KMK.03/2001 Tentang
Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
Atas Impor Barang Kena Pajak Yang Dibebaskan Dari Pungutan Bea Masuk
e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.010/2018 tentang Pemungutan
Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran Atas
Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di
Bidang Lain
3. Ketertautan:
SOP ini memiliki ketertautan dengan pengawasan dan pelayanan.
4. Pihak-Pihak yang Terlibat:
a. Importir
b. Kepala Bidang Pelayanan Fasilitas Pabean dan Cukai
c. Kepala Seksi Fasilitas Pabean dan Cukai
d. Pelaksana pada Seksi Fasilitas Pabean dan Cukai
5. Persyaratan dan Perlengkapan:
a. importir mengajukan surat permohonan kepada Kepala Kantor, surat
permohonan diajukan oleh pimpinan dari instansi atau perusahaan
pemohon atau kuasa yang ditunjuk dan dibuktikan dengan surat kuasa yang
ditandatangani di atas meterai.
b. Surat permohonan paling sedikit memuat data mengenai:
a. Identitas importir;
b. Rincian jenis, jumlah, spesifikasi, identitas, dan perkiraan nilai barang yang dimintakan
pembebasan bea masuk;
c. Tujuan barang untuk diekspor;
d. Kantor Pabean tempat pengeluaran barang ekspor; dan
e. Nomor dan tanggal pemberitahuan pabean ekspor atau bukti ekspor.
c. Permohonan harus dilampiri dengan dokumen pendukung paling sedikit berupa:
a. dokumen ekspor yang terdiri dari:
1. pemberitahuan pabean ekspor, meliputi:
a) pemberitahuan ekspor barang;
b) nota pelayanan ekspor;
c) laporan hasil pemeriksaan dalam hal dilakukan pemeriksaan fisik pada saat
ekspor; dan
d) laporan surveyor ekspor, jika ada; atau
2. bukti lain telah dilakukan ekspor bagi yang·tidak wajib menyampaikan pemberitahuan
ekspor barang, seperti consignment note atau pemberitahuan pembawaan barang
untuk dibawa kembali (BC 3.4)
b. dokumen yang menjelaskan tentang:
a) perkiraan nilai barang seperti invoice atau kontrak pembelian; dan
b) spesifikasi dan/ atau identitas barang seperti katalog atau brosur;
c. dokumen yang menunjukkan tujuan pengiriman barang ekspor, yang dapat
berupa kontrak, kesepakatan, atau dokumen sejenis lainnya;
d. surat pernyataan dari importir yang menyatakan bahwa barang Impor
Kembali merupakan barang yang sama dengan barang yang telah
diekspor;
e. dokumen pengangkutan pada saat ekspor dan impor, berupa bill of lading,
sea way bill/ air way bill, atau dokumen pengangkutan lainnya seperti
outward manifest pada saat ekspor;
f. invoice yang mencantumkan harga bagian yang diganti dan/ atau biaya
perbaikan, dalam hal barang Impor Kembali merupakan barang yang
sebelumnya telah diekspor untuk keperluan Perbaikan;
g. invoice yang mencantumkan harga bagian yang ditambahkan dan/ atau
biaya pengerjaan, dalam hal barang Impor Kembali merupakan barang
yang sebelumnya telah diekspor untuk keperluan Pengerjaan;
h. dokumen atau surat keterangan dari pihak terkait di luar daerah pabean
mengenai:
1. hasil pengujian; dan
2. pernyataan tidak ada penggantian dan/atau penambahan bagian, dalam
hal barang Impor Kembali merupakan barang yang sebelumnya telah
diekspor untuk keperluan Pengujian;
i. keterangan dari pihak terkait di luar daerah pabean, seperti prinsipal/mitra
dagang, penyelenggara pameran, atau kepala perwakilan Republik
Indonesia, yang menjelaskan alasan barang tersebut dilakukan lmpor
Kembali, dalam hal barang Impor Kembali Dalam Kualitas yang Sama.
6. Keluaran (Output):
SKEP Pembebasan Bea Masuk dan / atau Cukai atas Impor Kembali
Barang yang Telah Diekspor
7. Jangka Waktu Penyelesaian:
Jangka waktu pelayanan pemberian ijin impor kembali barang yang telah
diekspor (reimpor) ini paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak dokumen
diterima secara lengkap dan benar sampai dengan diterbitkannya
keputusan pemberian atau penolakan ijin reimpor.

8. Perhatian:
SOP ini bermanfaat bagi kinerja Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai
Tipe C Soekarno Hatta dalam memberikan layanan kepada pengguna
jasa. Dalam hal SOP ini tidak terlaksana dengan baik, maka penerbitan
keputusan pemberian atau penolakan ijin reimpor menjadi terhambat.
9. Matriks RASCI:

Kepala
Pelayanan Bidang Kepala Seksi Pelaksana pada
Pemberian Pelayanan Fasilitas Seksi Fasilitas
Pengguna
Ijin Impor Fasilitas Pabean dan Pabean dan
Jasa
Pabean Cukai Cukai
Kembali atas
dan Cukai
Barang yang
Telah
Diekspor
Penerimaan
Permohonan R R

Penelitian
kelengkapa n
dokumen
dan R/A R/A R/A
Analisis
Konfirmasi Nota
Hasil Intelijen /
Penegahan atas R/A S
barang PEB

Penerbitan surat
penolakan/ surat
Keputusan
R/A S

Pengarsipan
I R
Berkas
10. Prosedur Kerja
a. Importir atau kuasanya mengajukan Permohonan Reimpor dilampiri
Dokumen Pelengkap Pabean yang dipersyaratkan, kepada Kepala
Kantor dengan mengirimkan melalui aplikasi Siap Terbang.
b. Sistem pada aplikasi Siap Terbang menerima, merekam dan
mengagendakan surat Permohonan Reimpor, kemudian meneruskannya
kepada Pelaksana pada Seksi Fasilitas Pabean dan Cukai.
c. Pelaksana pada Seksi Fasilitas Pabean dan Cukai menerima surat
permohonan dan meneliti kelengkapan dan kebenaran pengisian data.
 Dalam hal permohonan tidak lengkap, maka Pelaksana pada Seksi
Fasilitas Pabean dan Cukai menyampaikan permohonan dan
lampirannya untuk dilengkapi dengan memberikan respon
Permohonan Ditolak pada aplikasi Siap Terbang.
 Dalam hal permohonan lengkap dan tidak benar/sesuai, maka
Pelaksana mengonsep Surat Penolakan.
d. Pelaksana pada Seksi Fasilitas Pabean dan Cukai menerima surat
permohonan dan membuat konsep Surat Keputusan, serta melampirkan
surat permohonan dan dokumen pendukung pada aplikasi Nadine
Kemenkeu.
e. Kepala Seksi Fasilitas Pabean dan Cukai menerima dan meneliti Konsep
Surat Keputusan Pembebasan Reimpor atau Konsep Surat Penolakan,
beserta surat permohonan dan lampirannya pada aplikasi Nadine
Kemenkeu.
 Dalam hal terdapat perbaikan Konsep, Kepala Seksi Fasilitas Pabean
dan Cukai yang membawahi Reimpor mengembalikan kepada
Pelaksana untuk diperbaiki.
 Dalam hal Konsep Skep Pembebasan atau Konsep Surat Penolakan
disetujui, maka Seksi Fasilitas Pabean dan Cukai melakukan Tanda
Tangan Elektronik kemudian meneruskan konsep surat kepada
Kepala Bidang Pelayanan Fasilitas Pabean dan Cukai.
f. Kepala Bidang Pelayanan Fasilitas Pabean dan Cukai menerima dan
meneliti Konsep Skep Pembebasan atau Konsep Surat Penolakan,
beserta surat permohonan dan lampirannya pada aplikasi Nadine
kemenkeu.
 Dalam hal terdapat perbaikan Konsep, Kepala Bidang Pelayanan
Fasilitas Pabean dan Cukai yang membawahi Reimpor
mengembalikan kepada Pelaksana untuk diperbaiki.
 Dalam hal Konsep Skep Pembebasan atau Konsep Surat Penolakan
disetujui, maka Kepala Bidang Pelayanan Fasilitas Pabean dan Cukai
memberikan respon persetujuan dan memberi disposisi kepada Seksi
Fasilitas Pabean dan Cukai pada aplikasi Nadine Kemenkeu.
g. Pelaksana menerima disposisi surat berisi respon persetujuan beserta
Skep Pembebasan yang telah mendapat Tanda Tangan Elektronik pada
aplikasi Nadine dan selanjutnya mengirimkan Scan Salinan Surat Skep
pembebasan Bea Masuk dan/atau Cukai maupun Surat Penolakan
kepada Importir / Kuasanya melalui aplikasi Siap Terbang,
h. Pelaksana mencetak kembali Skep Pembebasan dan meminta tanda
tangan Kepala Bidang untuk keperluan arsip dan kemudian
mengarsipkan seluruh berkas.

Anda mungkin juga menyukai