Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

PENGANTAR KEPABEANAN DAN CUKAI

Dosen Pengampu :
Merry Triani, S.ST., M.AK.

Disusun Oleh :
Syarifah Nabila Nur Hafizah ( 4201814093 )

JURUSAN AKUNTANSI
PRODI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
TAHUN 2020
1. Sebutkan dasar hukum cukai dan kepabeanan ?
JAWAB :
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 (UU No.17 Tahun 2006) tentang Kepabeanan
dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (terbaru UU No. 39 Tahun
2007).
2. Jelaskan antara impor untuk dipakai dan impor sementara ?
JAWAB :
a) Impor untuik di pakai :
- Dimiliki dikuasai oleh orang yang berdomisili di indonesia
- Tidak dimaksudkan diekspor kembali
- Permanen
- BM dan PDRI dilunasi
- Tidak dalam pengawasan pabean
b) Impor sementara :
- Tidak dimiliki/dikuasai oleh orang yang berdomisili di Indonesia
- Dimaksudkan untuk diekspor kembali
- Jangka waktu tertentu
- Seluruh sebagian B/M dan PDRI ditangguhkan
- Dalam pengawasan pabean

3. Sebutkan barang apa saja yang mendapat pembebasan bea masuk dalam impor
sementara ?
JAWAB :
1) Barang untuk keperluan pameran selain di tempat penyelenggaraan pameran
berikat.
2) Barang untuk keperluan seminar.
3) Barang untuk keperluan peragaan atau demonstrasi.
4) Barang untuk keperluan tenaga ahli.
5) Barang untuk keperluan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan.
6) Barang untuk keperluan perlombaan di bidang olah raga.
7) Kemasan yang digunakan untuk pengangkutan barang impor atau ekspor secara
berluang-ulang.

2
8) Barang keperluan contoh atau model.
9) Kendaraan atau sarana pengangkut yang digunakan sendiri oleh wisatawan
manca negara.
10) Kendaraan atau sarana pengangkut yang masuk melalui lintas batas dan
penggunaannya tidak bersifat regular.
11) Barang untuk diperbaiki, direkondisi, diuji, dan dikalibrasi.
12) Binatang hidup untuk keperluan pertunjukan umum, olah raga, perlombaan,
pelatihan, pejantan, dan penanggulangan gangguan keamanan.
13) Peralatan khusus yang digunakan untuk penanggulangan bencana alam,
kebakaran, dan gangguan keamanan.
14) Kapal niaga yang diimpor oleh perusahaan pelayaran niaga nasional.
15) Pesawat dan mesin pesawat yang diimpor oleh perusahaan penerbangan
nasional.
16) Barang yang dibawa penumpang dan akan dibawa kembali ke luar negeri.
17) Barang pendukung proyek pemerintah yang dibiayai dengan pinjaman dari luar
negeri.
4. Bagaimana cara melakukan Registrasi Kepabeanan ?
JAWAB :
Cara melakukan Registrasi Kepabeanan adalah sebagai berikut :
 Pengguna Jasa melakukan pendaftaran USER ID melalui
: http://www.beacukai.go.id

Setelah melakukan pendaftaran maka akan memperoleh USER NAME dan


PASSWORD (dikirim ke pengguna jasa melalui surat elektronik (email) yang
dicantumkan pada saat pendaftaran user id)

 Pengguna Jasa masuk (login) ke Sistem Aplikasi Registrasi Kepabeanan, melalui


: http://www.beacukai.go.id

Menggunakan user name dan password yang telah dimiliki

 Pengguna Jasa mengisi Formulir Isian Registrasi Kepabeanan sesuai dengan jenis
Registrasi Kepabeanan yang diajukan.
 Pengguna Jasa melampirkan salinan dokumen secara elektronik melalui sistem
aplikasi registrasi kepabeanan.

3
Bagi Importir :

- NPWP
- SKD
- API
- Identitas Pimpinan
- Surat Pernyataan
- Surat Kuasa

Bagi Eksportir:

- NPWP
- SKD
- SIUP / TDP
- Identitas Pimpinan
- Surat Pernyataan
- Surat Kuasa

Bagi PPJK:

- NPWP
- SKD
- NPPJK
- SIUP/SIUJPT
- Identitas Pimpinan
- Surat Pernyataan
- Surat Kuasa

Bagi Pengangkut:

- NPWP
- SKD
- Surat Ijin Usaha Pengangkutan
- Identitas Pimpinan
- Surat PernyataanSurat Kuasa

4
Dokumen Pelengkap :

- SPPKP
- Dokumen Penguasaan tempat usaha
- NPWP Pabrik/Gudang/Perkebunan/Peternakan/Cabang/lain-lain
- DokumenPabrik/Gudang/Perkebunan/Peternakan/Cabang/lain-lain
- Akte pendirian Perusahaan dan pengesahannya
- Akte perubahan terakhir perusahaan dan pengesahannya
- Sertifikat ISO
- KTP/KITAS/KITAP/Paspor Komisaris Perusahaan
- Bukti keanggotaan asosiasi
- Bagan Struktur Organisasi
- Laporan Keuangan
- Rekening Koran atas nama perusahaan
- Laporan Audit KAP, Pajak, dan Bea dan Cukai
- Ijazah kualifikasi kepala bagian/manajer pembukuan (akuntansi)
- KTP/KITAS/KITAP/PAspor penandatangan PIB
- Surat yang memuat EDI number
- Sertifikat Ahli Kepabeanan
- Surat Keputusan Fasilitas yang dimiliki
- Surat ijin komoditas utama ekspor
- Bkti kepemilikan sarana pengangkut

1) Pengguna Jasa mengirimkan Isian Registrasi Kepabeanan


2) Direktur Jenderal atau Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian kelengkapan
lampiran permohonan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak
permohonan terkirim.
3) Jika isian registrasi dan dokumen yang dilampirkan lengkap, Pengguna Jasa
menerima tanda terima permohonan Registrasi Kepabeanan yang dikirim
melalui Sistem Aplikasi Registrasi Kepabeanan.
4) Dalam hal hasil penelitian menunjukkan lampiran permohonan tidak lengkap (isian
registrasi tidak sesuai dengan dokumen yang dilampirkan, salinan dokumen tidak
jelas, dan/atau tidak berlaku), permohonan Registrasi Kepabenan tidak dapat

5
diproses. Pengguna Jasa akan menerima tanda pengembalian permohonan
Registrasi Kepabeanan melalui Sistem Aplikasi Registrasi Kepabeanan.

5. Menurut anda, jelaskan seberapa penting peranan Bea Cukai di Indonesia !


JAWAB :
Sangat penting karena Bea dan cukai memiliki tugas dan fungsi yang berkaitan erat
dengan pengelolaan keuangan negara yang berfungsi untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan melindungi Indonesia dari masuknya barang-barang yang
terkena larangan dan pembatasan (lartas). Sebagaimana yang telah kita ketahui
penerimaan terbesar negara didapatkan dari sektor perpajakan yang didalamnya
terdapat bea masuk dan cukai yang dikelola bea dan cukai. Selain itu, bea cukai juga
berfungsi untuk mengawasi kegiatan ekspor dan impor, dan peredaran barang kena
cukai. Seiring dengan perkembangan zaman, bea dan cukai berfungsi untuk
memfasilitasi perdagangan dengan memberikan fasilitas di bidang kepabeanan dan
cukai. Bea dan cukai yang dikenal saat ini merupakan instansi yang dapat dipercaya
masyarakat dalam pelayanan maupun pengawasan. Hal tersebut didukung dengan
adalah pelayanan prima (Service Level Agreement). Bea dan cukai telah banyak
melakukan perbaikan baik dari dalam instansi sendiri atau dari luar instansi seperti
pengaduan masyarakat.

STUDI KASUS :

a. Keberatan di bidang kepabeanan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK)


Nomor 217/PMK.04/2010 tentang Keberatan di bidang Kepabeanan. PMK ini
diturunkan dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai (Perdirjen) Nomor PER-
1/BC/2011 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Di Bidang
Kepabeanan. Perdirjen ini juga sudah diubah dengan dikeluarkannya Perdirjen Nomor
PER-09/BC/2016. Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006,
keberatan dan banding di bidang kepabeanan diatur dalam Bab XIII tentang
Keberatan dan Banding, yang memuat Pasal 93, Pasal 93A, Pasal 94 dan Pasal 95.
Direktur Keberatan Banding dan Peraturan, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala
KPUBC, atas nama Direktur Jenderal, memutuskan keberatan dalam jangka waktu

6
paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal tanda terima permohonan
keberatan. Keputusan atas keberatan yang di ajukan oleh PT. ABC dapat berupa
mengabulkan atau menolak. Jika dalam jangka waktu tersebut tidak diputuskan, maka
keberatan dianggap dikabulkan.
Dalam hal permohonan keberatan diterima tentunya jaminan dikembalikan, atau bila
barang belum dikeluarkan, maka akan diterbitkan SPPB untuk pengeluaran barang.
Sedangkan bila keberatan ditolak, maka jaminan dicairkan dan menjadi penerimaan
negara. Bila jaminan tidak mencukupi dalam hal ditetapkan lain, maka keputusan atas
keberatan dapat dijadikan dasar untuk pelunasan kekurangan tagihan dalam jangka
waktu 60 hari sejak tanggal keputusan keberatan.
b. berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang
Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2000, Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000
tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa,
Peraturan Pemerintah Nomor 136 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penjualan Barang
Sitaan Yang Dikecualikan Dari Penjualan Secara Lelang Dalam Rangka Penagihan
Pajak Dengan Surat Paksa, dan Peraturan Pemerintah Nomor 137 Tahun 2000 tentang
Tempat Dan Tata Cara Penyanderaan, Rehabilitasi Nama Baik Penanggung Pajak,
Dan Pemberian Ganti Rugi Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa,
diatur mengenai tata cara penagihan pajak dengan surat paksa. Apabila PT. ABC tidak
melunasi pembayaran maka perusahaan tersebut terpaksa harus ditutup.

Anda mungkin juga menyukai